Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014
IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Di Desa Tedunan 1
A. Khoirul Anam1*, Solikhul Hidayat1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Nahdlatul Ulama *Email:
[email protected] ABSTRAK
Artikel ini memaparkan hasil program IbM, dilatarbelakangi masalah yang dihadapi oleh kelompok usaha produksi Mentari dan Lestari, sebuah kelompok usaha yang bergerak dalam pengolahan kerupuk ikan. Masalah utama yang dihadapi adalah proses produksi, pengolahan dan manajemen bisnis yang masih sangat tradisional. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan meningkatkan motivasi wirausaha mitra; meningkatkan pemahaman mitra tentang teknik produksi dan pemasaran. Hasil dari kegiatan ini diantaranya pelatihan motivasi wirausaha untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship anggota KUP; pendampingan pengelolaan keuangan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan; program arisan bahan baku yang dikelola oleh pengurus KUP, untuk membantu permodalan utamanya pemenuhan kebutuhan bahan baku produksi. Program IbM sangat bermanfaat bagi masyarakat setidaknya beberapa warga Desa Tedunan yang awalnya merasa putus asa tidak lagi memproduksi kerupuk, dengan pelaksanaan pelatihan, motivasi dan bisnis melalui program IbM, motivasi dan semangat masyarakat untuk membuat kerupuk kembali lagi, selain itu dari yang belum membuat kerupuk ikut mencoba memproduksi kerupuk, serta adanya tekat dari pengurus KUP menjadikan Desa Tedunan sebagai sentra produksi kerupuk ikan. Keywods: IbM, pendampingan, kelompok usaha, kerupuk ikan
PENDAHULUAN Kabupaten Jepara merupakan daerah yang memiliki sumber daya ikan cukup besar. Sumber daya ikan tersebut berada di Laut Jawa yaitu sebelah barat dan utara wilayah Kabupaten Jepara, serta di perairan umum yang tersebar hampir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Jepara. Kedung merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Jepara yang memiliki potensi hasil penangkapan ikan cukup besar, hal ini dapat dilihat dari Potret Usaha Pertanian menurut Sub Sektor, hasil Sensus Pertanian tahun 2013, Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. Kegiatan penangkapan ikan di laut dan di perairan umum di Kedung terdapat sebanyak 3.595 rumah tangga usaha penangkapan ikan, sebanyak 3.449 rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut dan 153 rumah tangga pengusaha penangkapan ikan di perairan umum. Kecamatan Kedung merupakan Kecamatan dengan rumah tangga usaha penangkap ikan terbanyak yaitu sebanyak 965 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, Kecamatan Kedung merupakan Kecamatan yang memiliki potensi usaha penangkapan ikan laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut terbanyak, yaitu sebanyak 889 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 25,76 persen jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di Laut. Selain itu pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum, Kecamatan Kedung juga merupakan Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum terbanyak, yaitu sebanyak 82 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 53,59 persen jumlah rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum. Potensi ikan yang cukup besar perlu dikelola untuk dapat menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Usaha pengolahan hasil ikan yang berkembang di Kabupaten Jepara meliputi pengolahan hasil perikanan non pangan/konsumsi dan pangan konsumsi. Usaha pengolahan pangan konsumsi yang berkembang adalah pengasapan, pengasinan, pemindangan ikan, pembuatan kerupuk ikan dan olahan rumput laut. Sedangkan usaha pengolahan hasil perikanan non pangan/konsumsi yang berkembang adalah kerajinan kulit kerang. Potensi ikan yang cukup besar di Desa Tedunan, oleh masyarakat setempat telah diolah menjadi produk kerupuk ikan. Produksi pengolah kerupuk ini dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk industri rumahan. Dalam kegiatannya, pengrajin kerupuk ini membuat Kelompok Usaha Pengolahan (KUP) Kerupuk guna mempermudah menjalankan usahanya. Pembentukan KUP ini berguna untuk membentuk pola pikir anggota kelompok agar dapat saling bekerjasama dalam mencapai keuntungan yang diharapkan. Kelompok tersebut diantaranya adalah KUP Kerupuk Ikan Lestari dan KUP Kerupuk Ikan Mentari yang menjadi mitra IbM ini. Keberadaan dan kondisi KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari merupakan representasi dari pengusaha kecil kerupuk ikan yang tersebar di Desa Tedunan yang jumlahnya puluhan unit. Jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha pembuatan kerupuk ikan ini antara 2-3 orang. Berdasarkan skalanya, usaha ini termasuk industri rumah tangga. Namun demikian melihat omset usaha maupun peluang pasarnya, usaha 145
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 kerupuk ikan ini mempunyai rantai panjang dan melibatkan banyak tenaga kerja, sehingga sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian masyarakat. Dalam menjalankan usahanya, KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari masih menerapkan manajemen tradisional. Rendahnya pengetahuan anggota KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari menjadi salah satu penyebabnya terutama dalam hal proses produksi dan pengolahan krupuk yang baik dan manajemen pengelolaan usaha. Padahal jika usaha pengolahan kerupuk ini dapat dikelola dengan baik dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Tedunan. Berdasarkan survei dan wawancara langsung terhadap anggota mitra, permasalahan yang dihadapi mitra yang tergabung dalam KUP dapat dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu aspek produksi, aspek kualitas, aspek manajemen usaha/pemasaran dan aspek permodalan, dimana keempat aspek ini saling terkait.
TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan kegiatan meningkatkan motivasi wirausaha mitra; meningkatkan pemahaman mitra tentang teknik produksi dan pemasaran.
METODE PELAKSANAAN Melalui kegiatan IbM ini ditawarkan solusi bagi permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan. Pendekatan yang ditawarkan bagi realisasi program IbM adalah model pemberdayaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan; 2) Tahap assesment; 3) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan; 4) Tahap pemformulasian rencana aksi; 5) Tahap pelaksanaan (Implementasi) program atau kegiatan; 6) Tahap evaluasi; serta 7) Tahap terminasi.
Tahap Persiapan
Tahap Assesment
Tahap Perencanaan Alternatif Program
Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
Tahap Terminasi
Tahap Evaluasi
Tahap Pelaksanaan
Gambar 1. Langkah-langkah Pelaksanaan Program Pelaksanaan program IbM dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan kelompok usaha dalam bidang kewirausahaan melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan yang menitikberatkan kepada pengembangan usaha. Metode pelaksanaan program yang akan dilakukan, adalah: 1) Pelatihan dan workshop teknik-teknik produksi kerupuk; 2) Praktik produksi kerupuk; 3) Penyerahan bantuan peralatan; 4) Entrepreneurship Motivation; 5) Pelatihan manajemen usaha dan pendampingan strategi pemasaran dan promosi; Pendampingan manajemen keuangan; 6) Pelatihan pengolahan produk pangan yang sehat dan halal, serta 7) Pendampingan. Sedangkan persoalan yang dirumuskan dari hasil observasi lapangan dapat dibedakan berdasarkan aspek produksi, aspek kualitas, aspek manajemen usaha dan pemasaran. Dari segi proses produksi, persoalan yang dihadapi adalah proses pembuatan adonan, pemasakan dan pemotongan. Guna meningkatkan pengetahuan utamanya dalam proses pembuatan adonan maka diperlukan praktik dan pendampingan pembuatan adonan kerupuk oleh tim ahli. Pemasakan yang tidak pas dan kapasitas yang terbatas, maka diperlukan kompor gas elpigi yang memadai, serta alat penanak daging yang cukup besar dan kompor yang sesuai standar dan memadai. Sementara untuk pengemasan yang selama ini sebagian besar pengusaha belum menerapkan alat vacum dalam pengemasan. Maka diperlukan alat vacum/packaging yang dapat digunakan dengan praktis. Alat
146
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 ini penting untuk dimiliki pengusaha sehingga produk kerupuk ikan yang dihasilkan nantinya mempunyai daya tahan (tingkat keawetan) yang lebih lama dan penampilan yang lebih menarik. Dari segi kualitas penampilan, dapat diatasi dengan penerapan alat modifikasi pemotong, dimana tidak ada lagi kerupuk ikan yang rusak akibat alat pemotong yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Untuk mendapatkan kualitas rasa yang sesuai dengan selera konsumen, akan dilakukan uji kesukaan (hedonic skill tests), yaitu menguji beberapa resep, baik resep yang sudah ada atau hasil pengembangan kepada konsumen (minimal 25 responden). Dengan cara ini akan didapatkan rasa yang sesuai selera konsumen dan resep ini selanjutnya diterapkan untuk seluruh unit usaha mitra. Peningkatan kapasitas produksi dan kualitas perlu diimbangi dengan peningkatan pemasaran. Untuk meningkatkan pemasaran, dilakukan dengan beberapa strategi, antara lain: 1) peningkatan kualitas SDM pengusaha melalui pelatihan tentang manajemen usaha dan pemasaran, termasuk pembukuan keuangan; 2) Pembuatan desain kemasan yang lebih menarik, antara lain kemasan plastik dan dos; 3) Melakukan uji proksimat untuk mengetahui kadar gizi kerupuk, antara lain kadar protein, lemak, karbohidrat dan mineral yang nantinya dapat dicantumkan dalam kemasan; 4) Mengurus ijin P-IRT bagi pengusaha yang belum memiliki, dimana nomor ijin P-IRT ini nantinya dicantumkan dikemasan; 5) Melakukan promosi produk melalui berbagai cara: pembuatan leafet, spanduk dan mengikuti pameran-pameran; serta 6) Perluasan jaringan pemasaran dan segmen pasar, pemasaran produk tidak hanya untuk pasar tradisional tetapi juga untuk toko, pusat oleh-oleh, kantor-kantor, baik didalam maupun diluar Jepara. Dalam setiap kegiatan baik dalam penanganan aspek produksi, kualitas, maupun manajemen usaha dan pemasaran, perlu melibatkan peran serta mitra. Keterlibatan mitra bukan hanya pada aspek pelaksanaan, tetapi mulai dari komunikasi masalah, perencanaan program, serta pelaksanaan, sehingga ketercapaian target luaran dan kesinambungan program lebih terjamin.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan IbM diawali melalui pertemuan awal dengan perwakilan pengurus dan anggota KUP Krupuk Lestari dan KUP Krupuk Mentari. Rencana kegiatan pengabdian berupa kegiatan pelatihan produksi dan pelatihan manajemen usaha, jenis peralatan yang dibutuhkan serta mekanisme pelaksanaannya. Pelatihan berikutnya dalam bentuk praktik dan pendampingan, dengan menghadirkan seorang ahli dan pendamping dalam praktik produksi krupuk. Sedangkan pelatihan manajemen usaha dilakukan dengan materi manajemen pemasaran, manajemen keuangan, serta pengelolaan produksi yang higienis. Pelatihan teknik produksi dilakukan dengan mengajak anggota KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari berkunjung ke pusat produksi kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari” Musdhalifah Saripan Jepara. Mereka dikenalkan dan dilatih secara singkat setiap tahap pengolahan kerupuk yang lebih baik dibandingkan dengan teknik produksi yang telah biasa mereka lakukan. Mereka memperoleh pengetahuan tentang teknik memproduksi kerupuk mulai dari pemilihan bahan, pengupasan ikan, pembuatan adonan, pemasakan, penjemuran bahan, pemotongan, penjemuran kerupuk, penggorengan serta pengemasan. Dasar-dasar produksi yang telah mereka miliki dijadikan dasar penguasaan teknik produksi yang lebih baik. Pengalaman dan pengetahuan yang mereka terima dari mengikuti pelatihan teknik produksi ini sekaligus menepis anggapan sementara bahwa keterbatasan peralatan yang mereka miliki menjadi penyebab hasil produksi yang kurang baik, sekarang ini anggaran mereka telah berubah bahwa teknik dan kualitas bahan yang baik yang menghasilkan kualitas yang baik. Di pusat produksi kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari” memang tidak banyak menggunakan peralatan yang canggih, semua peralatan yang digunakan masih sederhana, bahkan beberapa peralatan dibuat dan dirancang sendiri, menggunakan teknologi tepat guna, tapi mampu menghasilkan produk yang berkualitas. Kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari” ini sangat terkenal sebagai kerupuk yang berkualitas baik di Kabupaten Jepara, bahkan Ibu Musdalifah selaku pemiliki dari pusat produksi ikan tengiri super “Agung Lestari” ini sering diundang oleh pemerintah daerah mengisi pelatihan-pelatihan dan workshop tentang teknik produksi kerupuk Tindak lanjut dari kunjungan ke pusat produksi kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari” yaitu melaksanakan praktik produksi kerupuk bertempat di tempat usaha ketua KUP Kerupuk Ikan Mentari di Tedunan, sebagai narasumber adalah pemilik dari pusat produksi kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari”, diikuti oleh seluruh anggota KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari. Pada pelatihan ini seluruh anggota KUP Kerupuk Lestari dan KUP Kerupuk Mentari diminta untuk mempraktekkan pembuatan kerupuk mulai dari pemrosesan ikan, pembuatan adonan serta pengukusan. Selain pelatihan produksi juga dilakukan pengarahan dari narasumber tentang teknik pengolahan kerupuk yang baik.
147
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Kegiatan berikutnya yaitu Entrepreneurship Motivation, ini dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan pelatihan manajemen usaha, pelatihan motivasi wirausaha dalam bentuk tukar pengalaman dengan wirausaha yang sukses untuk meningkatkan gairah wirausaha anggota KUP. Pemateri yang diundang adalah seorang wirausaha, dosen sekaligus motivator. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota. Output dari kegiatan untuk membangun mindset wirausaha bagi mitra usaha sehingga dapat menumbuhkan motivasi wirausaha dan pengembangan usaha KUP. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi interaktif guna mengungkap permasalahan dan potensi usaha yang dapat dikembagkan oleh KUP. Selain itu juga dilakukan pelatihan manajemen usaha, dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan pelatihan manajemen usaha, pelatihan ini untuk menambah wawasan tentang strategi merintis dan mengembangkan usaha bagi anggota KUP baik secara umum maupun secara khusus berkaitan dengan jenis usaha yang digeluti. Pelatihan lainnya yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan pelatihan manajemen usaha pelatihan manajemen pemasaran. Pemasaran merupakan aspek bisnis yang sangat penting. Aspek ini meliputi branding, differentiation, promotion, dan positioning. Selama ini promosi yang dilakukan anggota KUP masih bersifat defensive, mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan memberikan bekal pengetahuan tentang manajemen permasaran dan pendampingan terhadap proses pemasaran serta konsultansi terhadap setiap permasalahan yang dihadapi selama proses pemasaran. Kemampuan anggota KUP dalam mengelola keuangan sangat diperlukan agar proses pelaksanaan usaha dapat berjalan dengan efektif. Laporan keuangan dengan standar akuntansi barangkali belum terlalu mendesak bagi usaha kecil skala rumahan. Tapi kemampuan mengelola keuangan sangat diperlukan dalam kegiatan usaha paling tidak dapat mencatat arus kas dari proses usaha yang dilakukannya. Kegiatan ini dilakukan secara khusus untuk membina dan membekali anggota KUP agar mampu mengelola keuangan. Seluruh peserta diberikan pelatihan bagaimana menghitung harga pokok produksi serta melakukan pencatatan sederhana. Produk pangan olahan yang sehat dan halal menjadi salah satu perhatian utama dari kegiatan pengabdian ini. Guna memberikan pengetahuan mengolah produksi krupuk yang higienis serta hasil produksi yang standar, maka diselenggarakan pelatihan pengolahan produk pangan yang sehat dengan mengundang fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, penyelengaraan pelatihan ini juga dalam rangka pengajuan ijin PIRT bagi hasil usaha KUP. Mitra juga difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat halal dari BPOM MUI, dengan terlebih dahulu melaksanakan pelatihan dan sosialisasi sertifikasi halal dengan fasilitator dari Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Jepara. KESIMPULAN Dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan oleh tim pelaksana terhadap program IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk di Desa Tedunan dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa program IbM sangat bermanfaat bagi masyarakat setidaknya beberapa masyarakat Desa Tedunan yang pada awalnya merasa putus asa tidak mau lagi memproduksi kerupuk, dengan dilaksanakannya pelatihan, motivasi dan pendampingan usaha melalui program IbM, motivasi masyarakat dan semangat untuk membuat kerupuk kembali lagi, selain itu dari yang belum membuat kerupuk ikut mencoba memproduksi kerupuk, serta adanya tekat dari pengurus KUP menjadikan Desa Tedunan sebagai sentra produksi kerupuk ikan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan pelatihan motivasi wirausaha setidaknya mampu meningkatkan jiwa entrepreneurship anggota KUP. Kegiatan pelatihan, kunjungan ke pusat produksi kerupuk dan pendampingan usaha, telah meningkatkan kemampuan anggota KUP dalam melaksanakan operasional bisnisnya, serta kegiatan pendampingan pengelolaan keuangan telah meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan, yang awalnya belum dilakukan pencatatan, telah mulai dilakukan pencatatan meskipun masih sangat sederhana sebatas pada pencatatan arus kas. Pendanaan untuk kebutuhan keberlanjutan usaha maupun ekspansi usaha dari bank maupun lembaga keuangan lainnya belum diupayakan dengan baik, namun dengan program arisan bahan baku dan peralatan yang dikelola oleh pengurus KUP, dapat membantu permodalan utamanya pemenuhan kebutuhan bahan baku dan peralatan produksi. Sepanjang pengamatan dan evaluasi tim, program IbM Kelompok Usaha Pengolahan Kerupuk di Desa Tedunan bisa berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Tim IbM beserta anggota KUP yang telah diberikan pembinaan dapat memanfaatkan potensi ikan yang jumlahnya cukup melimpah sebagai sebuah kekuatan komparatif, sehingga lebih bernilai ekonomis. Anggota KUP kini memiliki pengetahuan dan ketrampilan baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha dan bahkan bisa mendorong terciptanya usaha baru dengan merencanakan membuka usaha bersama dalam bentuk koperasi. Model KUP Kerupuk di Desa Tedunan dapat dijadikan model pengembangan wirusaha yang berbasis pemberdayaan masyarakat. 148
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 UCAPAN TERIMAKASIH Ketercapaian progam ini tidak terlepas atas dukungan dan partisipasi dari seluruh pihak. Kami ucapkan terimakasih utamanya kepada: 1) DP2M Ditjen DIKTI yang telah menyediakan dana untuk terlaksananya kegiatan IbM; 2) LPPM UNISNU Jepara yang telah memfasilitasi kegiatan pengabdian mulai dari pengajuan sampai dengan pelaksanaan program; 3) Ibu Khamdanah ketua KUP Kerupuk Ikan Mentari Desa Tedunan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara beserta seluruh anggota KUP, yang telah berpartisipasi dan mengikuti kegiatan dengan baik; 4) Ibu Etik Lutfiati ketua KUP Kerupuk Ikan Lestari Desa Tedunan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara beserta seluruh anggota KUP, yang telah berpartisipasi dan mengikuti kegiatan dengan baik; 5) Ibu Musdalifah pemilik usaha kerupuk ikan tengiri super “Agung Lestari”, yang telah bersedia sebagai tenaga ahli dan tempat pelatihan bagi anggota KUP.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. 2013. Potret Usaha Pertanian Kabupaten Jepara Menurut Sub Sektor, Katalog BPS 5106006.3320 Badan Pusat Statistik kabupaten Jepara. 2013. Jepara Dalam Angka, Katalog BPS 1102001.3320
149