:,i.,
!"r+
5 r
-r.*
ffi,
PERPUSTAKAAN
IOMOR : Lzf TANGGAL:h'6.zott
ENSIKLOPEDI
I(APOLRI Jenderal Polisi
Drs. DibyoWidodo Kapolri ke : l3 Periode Tahun 1996 s.d. I 998
Diterbitkan Oleh: Panitia Penulisan Ensiklopedi Kapolri
)akarta 2007
E\SIKLOPEDI KAPOLRI JE\DER\I, POLISI Dns. Drnt'o Wrnoto
Diterbitkan Oleh: Panitia Penulisan Ensikiopedi Kapolri Jl. Citra Raya B Antapani, Bandung
Tim Penulis . Dr. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto (Koordinator) . prof. Dr. A.A. Gde putra Agung . Dr. Tadjoer Rizal Baidoeri . prof. Dr. Roesminingsih . Dr. pur-wadi ' Prof' Jacob sumardjo 'Nirwanto, M.A. . Agus setyo widodo, M.si. . T. May Rudi, M.sc., MIR. . Endang Purwaningsih, M.Si. . Benny yohanes M.Si. . Harry Wijaya, S.S. S.S. . Wijaya, S.Th. . Jamal Rahman, S.S.
. Ede Aulah,
Tim Pen''unting Bahasa . Jumariam, M.Ed. . Dra. Atika Sya,rani. Dhanu priyo prabowo, M.Hum.
Dokurnen . Ilia T. Cempaka, S.E. . RobbyWahy.Lrdi, S.E. . penny Warastuti, S.E. . Pramudjo . Indah Susanti . Brahma Hemera
Desain Grafis . Joni Hadi . Al
SUSI]NANPANITIA
Pelindung : Kepala Kepolisian Republik Penasihat : Deputi Sumdaman Kapolri
Ketua Sekretarisl
Indonesia
: Irjen Pol (purn) Drs. Dasoeki : NikenWulansari
Sekretaris II : Endang purwaningsih, M.Si. Bendahara I : AKp Supardjan (Staf Desumdaman Kapolri) Bendahara II : Soedarjati, S.H. Katalog dalam Terbitan Panitia Penulisan Ensiklopedi Kapolri Ensiklopedi Kapolri: Jenderal pohsi Drs. Dibyo Wiclodo, I(apolri ke_t3, Periode Tahun 1996 s.d. rgg8 Jakafta: Panitia penulisan Ensiklopedi Kapolri,
zooT
ISBN 978-979- t6296-o-7 Cetakan
I
2007
Percetakan PT Glamedia Jakarta Isi di luar tanggring jawab percetakan
Pnnmn PrruullsAN Eruslxr-opcnt Knpolnl
SAMBUTAN PANITIA
putra terbaik yang dimiliki oleh r,,,,'iibangsa Indonesia, mereka yang terpilih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), tidak dapat disangkal lagi, telah mendarmabaktikan seluruh :;:""'ebagai salah seorang
kemampuannya untuk tetap tegaknya Tri Brata dan Catur
Prasatga. Hasil karyanya ketika memimpin, mengelola, dan menjaga eksistensi Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri), tidak mungkin dilewatkan begitu saja, terutama dalam perjalanan bangsa Indonesia, terlebih di tengah era reformasi dewasa ini. Insan kepolisian dan institusinya, terutama para Kapolri, telah menorehkan sejarah lewat tinta emasnya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
para Kapolri mulai dari awal Indonesia merdeka hingga saat ini, telah turut memberikan andil di dalam membangun negara yang kita cintai ini. Di tengah segala keterbatasan fasilitas, sarana, dan prasarana yang dimiliki waktu itu
sampai saat ini, Polri tetap sigap dan tanggap untuk menunaikan tugasnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Kehadiran Polri sebagai salah
satu institusi penegak hukum dan bhayangkara negara sangat dibutuhkan. Situasi ini tentu saja membutuhkan manusia yang berkualitas untuk memimpin Polri. Sosok tersebut adalah Kapolri.
Timbul pertanyaan pada diri saya, apakah sosok Kapolri yang pernah memimpin Polri sejak pertama setelah proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia yang kita cintai, sampai saat ini, diketahui dan dikenal secara mendalam oleh seluruh insan Polri saat ini? Saya mencoba melakukan
Eq: r-opEDr KapoLRr !
JENDERAT
porrsr Dns. Dreyo Wroooo
Erembuktian untuk menjawab pertanyan saya tersebut. Saya melakukan tanya
ia*'ab kepada para perwira menengah polri sampai dengan perwira tinggi, \ ang sa\-a lakukan secara random, yang saat itu masih berdinas aktif. Hasilnya, boleh dikatakan seluruhnya tidak mengetahui dan mengenal secara mendalam pemimpinnya yang pernah atau yang saat ini memimpin porri. Apalagi, pemimpin Polri yang sudah purnawirawan atau yang sudah menghadap ke hariban Allah swt. Para pemimpin polri yang relatif jangka waktu pensiunnya masih muda dan juga yang saat ini sedang memimpin polri, mereka pun hanya dikenai secara sepintas saja. Berdasar kenyataan tersebut, saya sangat prihatin dan merasa terusik. Dari catatan dan ingatan saya, memang sangat sedikit buku dan tulisan yang
memuat para mantan Kapolri. Andaikata ada, hampir semua tulisan tersebut berbentuk biografi, yang sifatnya sangat subjektif.
Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kekuranglengkapan data dan informasi tentang diri para Kapolri, sewaktu memimpin polri? Jawabannya adalah saya harus membuat buku lengkap tentang diri pribadi para Kapolri, dari Kapolri pertama (Jenderal polisi Raden Said Soekanto
!okrodiatmodjo) sampai dengan Kapolri ke-r8 (Jenderal Polisi Drs. Sutanto). walaupun sudah purnatugas pada akhir tahun tggg, saya ingin memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi Polri dan bagi generasi Polri saat ini sampai dengan yang akan datang. Gagasan tersebut mungkin juga karena sudah menjadi kehendak Allah
swt, ternyata sama seide, ketika saya bertemu dengan Saudara Dr. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, selaku Ketua Yayasan Biografi Indonesia dan Koordinator
Akademi Kebangsaan yang telah menulis lebih dari belasan buku biografi tokoh Indonesia, bertandang bersilaturahmi ke rumah saya di Bandung pada bulan Juni zoo6. Pada saat itu, saudara Dr. Nurinwa sudah membawa contoh buku Jenderal Polisi Drs. Sutanto, hasil penelitian persnya serta hasil penelitian lapangan ke comal. Dari pertemuan tersebut saya bersemangat mendukung rencana penulisan buku mengenai Kapolri secara menyeluruh. Akhirnya, diputuskan membuat buku yang diberi judul Ensiklopedi Kapolri. Ketika gagasan tersebut dikemukakan kepada IGpolri melaiui Deputi Sumber Daya Manusia Kapolri (Irjen polisi Drs. Basyir Achmad Barmawi) pada awal bulan Juli zoo6. Di luar dugaan gagasan itu memperoleh sambutan dan dukungan yang besar dari Kapolri yang selanjutnya sebagai landasan/
dasar operasional tugas penulisan buku Ensiklopedi Kapolri, dengan
SlMeuraru PaNrrrA
dikeluarkanlah surat Kapolri No. Pol: BlzoTolIXlzoo6 dan No. Pol: BIzo7rIIXIzoo6ISde SDM Tanggal I8 September 2006, Perihal Ensiklopedi Kapolri. Dengan bekal amanah IGpolri tersebut, serta terinspirasi oleh semangat dan dedikasi para Kapolri yang pernah memimpin Polri ataupun Kapolri yang masih aktif memegang tampuk pimpinan Polri, dengan segala kerendahan hati, saya mencoba secara optimal menunjukkan betapa pentingnya kiprah, suka duka, dan keberhasilan para Kapolri untuk dituangkan dan ditulis dalam sebuah "Monumen" berbentuk sebuah buku yang lengkap serta komprehensif. Tentunya arti "Ensiklopedi" di sini dititikberatkan pada urutan ketika menjabat
Kapolri, sementara isinya lebih banyak dituntun dari data pers (media cetak) pada saat Kapolri sedang menjabat. Dengan kata lain, bahwa data pers tersebut
dijadikan penuntun dan menjadi dasar penulisan bagi para penulis, yang dilengkapi data dari buku-buku, majalah, dan wawancara, baik secara langsung ataupun tidak langsung maupun para mantan Kapolri khususnya yang belum pernah menerbitkan biografinya.
Dari uraian
di atas, saya dipaksa harus benar-benar
cermat untuk menelaah data. Harus diakui, terutama dari data pers, dari puluhan hingga ribuan judul tulisan atau pemberitaan di media cetak, tidak seluruhnya akurat menuliskan fakta dan kejadian sebenarnya. Oleh karena itu, perhatian saya harus benar-benar terfokus untuk mencerna ulang data media cetak (sebuah
refleksi) sehingga rentetan beritanya menjadi runtut serta menjadi sejarah, sekaligus sebagai "kesaksian" zaman.
Harus saya katakan dengan jujur bahwa dalam menyusun/menulis Ensiklopedi Kapolri ini, saya bersama tim penulis sangat lelah. Akan tetapi, saya merasa berada di puncak kebahagiaan melebihi pengabdian sewaktu masih berdinas aktif
di Polri.
Tantangan dan hambatan dalam
menyusun dan menulis buku ini ternyata tidak kecil, tetapi semua itu tidak
menjadikan saya berkecil hati. Justru sebaliknya, yang ada di benak saya adalah perasaan bangga dan puas serta dipacu untuk membuktikan dan menghadirkan buku yang belum pernah ada karena penulisannya bertitik
tolak dari fenomena ribuan data pers. Selain itu, mengarahkan penulisan yang disusun dan ditulis oleh beberapa orang profesor, doktor dan sarjana, ternyata merupakan seni tersendiri dalam membuat sebuah buku karena mengompilasikan serta memadukan data yang ada untuk menjadi satu pemikiran ternyata memerlukan proses panjang.
vil
EnsrrLopEDr KapoLRt *
Saya dan
JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
tim penulis sungguh-sungguh tidak diberi kesempatan untuk
bersantai barang sejenak. Selain akurasi fakta, kami juga harus berhadapan dengan masalah bagaimana menyajikan kembali pemikiran yang muncul di dalam berita pers itu dengan bahasa Indonesia yang memenuhi standar nilai yang baik. Rentang waktu dari tahun 1945 sampai dengan tahun 2oo6,ternyata bukan hanya masalah lamanya waktu, tetapi juga persoalan yang dihadapi dan yang terjadi di tubuh Polri. Untuk itu, saya secara hati-hati mencoba untuk senantiasa melakukan cross checkatas naskah ataupun tulisan yang sudah jadi,
misalnya tentang penulisan istilah yang berlaku di tubuh Polri. Hal tersebut tampak sebagai masalah kecil, tetapi akan menjadi masalah besar jika sampai ke tangan masyarakat karena seakan terdapat ketidakseragaman istilah untuk
para pimpinan Polri. Saya ingin menyajikan realita yang pernah terjadi di institusi Polri terutama Kapolrinya, selaras dengan sejarahnya. Tidak hanya itu, masalah yang berkaitan dengan foto-foto para Kapolri dan keluarga menjadi hal yang harus saya atasi. Foto-foto yang merupakan pendukung teks, ternyata amat penting sebagai penjelasan terhadap suasana dan nuansa setiap IQpolri. Kegiatan mengumpulkan foto-foto di awal revolusi dari para mantan Kapolri yang sudah almarhum tentu memerlukan keahlian tersendiri. Apabila dalam pencarian tersebut kurang, maka untuk mengatasinya, saya harus mengambil foto-foto dari buku-buku beliau yang pernah terbit. Semua hambatan yang ditemui menjadi suatu kegembiraan manakala saya mendapat dukungan dari para mantan Kapolri dan keluarga besarnya,
baik dalam bentuk saran atau kritik, maupun dalam bentuk dorongan moril. Terlebih dorongan dari yang terhormat Bapak Kapolri Jenderal Pblisi lrs.
Sutanto berupa dukungan dana/anggaran, baik anggaran operasional dan penelitian, maupun anggaran pencetakan buku. Hal tersebut lebih menyemangati saya untuk menyelesaikan buku Ensiklopedi
Kapolri. Dari
kerja tersebut, yang memakan waktu kurang lebih satu tahun yang dimulai dari kegiatan penggalian data pers lebih dari lima ribu berita, penulisan, penyuntingan, desain, koreksi, sampai dengan pencetakan, akhirnya buku ini terselesaikan lengkap delapan belas buku Ensiklopedi Kapolri, mulai dari
Kapolri pertama (zaman revolusi rg4il sampai dengan Kapolri ke-r8 (zaman reformasi 2oo6).
Untuk semua dukungan, dorongan dan saran yang telah diberikan perkenankanlah saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kapolri Jenderal Polisi Drs. Sutanto, Bapak-Bapak para mantan Kapolri dan keluarga,
VIII
Saveurar
PaNrrrA
tim penulis, tim desain, tim editor, tim korektor, tim Gramedia dan semua yang terlibat dalam penulisan buku Ensiklopedi Kapolri ini, tanpa dapat saya sebut satu per satu namanya. Dari Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, serta Saudara-
Saudaralah, buku ini hadir di hadapan pembaca. Tidak lupa saya mengaj ak pembaca untuk mengkritik buku ini dan melihat perbedaan dengan cinta, dan melihat buku ini dengan hati. Jadikan rasa cinta
dalam diri kita sebagai ajaran atau nyawa yang sangat berharga bagi jalan kita ke depan. Kita boleh tidak memiliki apa pun, tetapi bila kita setia pada nurani dan mau memperjuangkan itu, maka kita telah memulai perjalanan.
Seiebihnya "tiada gading yang tak retak", saya senantiasa menerima saran dan kritik demi lebih sempurnanya buku ini. Yang jelas buku ini ditulis
di samping untuk generasi Polri saat ini juga untuk generasi Polri yang akan datang agar mereka menjadi lebih baik di dalam memimpin Polri. Sebelum saya mengakhiri sambutan, saya ingin mengingatkan kepada
Bapak/Ibu/Saudara bahwa puncak keberanian seorang perwira/ksatria bukan saja harus berani dipenjara, dibunuh, dan mati, tetapi harus berani pula
untuk
dilupakan.
Jakarta, r Juli zooT Ketua oanitia
IX
A=
r.L':*
SAMBUTAN KAPOLRI
,r;*u$Tftfr:Sr=i'-r:-{.{Eii'
*'***
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian
arilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang :iuunu Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, dengan
f&5.;:{
' X
terbitnya buku Ensiklopedi Kapolri, sebagai salah satu rangkaian sejarah yang menguraikan tentang apa yang pernah diungkapkan, dilakukan, dan dituliskan oleh seorang Kapolri,
ketika masih kecil hingga beranjak dewasa, selama meniti kariernya menjadi anggota Polri dan pada saat memegang jabatan sebagai pucuk pimpinan tertinggi di tubuh Polri yang kita cintai ini.
Ensiklopedi Kapolri ini menjadi suatu informasi dan pengetahuan yang penting bagi Polri danjuga seluruh masyarakat Indonesia, mengingat sejakperjuangan
dalam melahirkan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ini, Kapolri melalui kepemimpinannya telah membawa Polri mengiringi dan ikut memberi warna pada dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara melalui tugas-tugasnya dalam memelihara kamtibmas, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.
Melalui kepemimpinan seorang Kapolri, kita bisa melihat bagaimana Polri berkiprah, berinteraksi dengan setiap aspek kehidupan masyarakat, mengalami berbagai perubahan dalam format kehidupan bernegara, dan lain sebagainya. Walaupun pergantian seorang IGpolri akan terus terjadi, gaya kepemimpinan ataupun kebijakan-kebijakan selama seseorang menjabat sebagai Kapolri akan tetap ada dan dikenang bersama Polri yang akan tetap hidup dan mewarnai kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara ini. Ada satu poin yang perlu dicermati berkaitan
XI
ErusrrLopEDr KapoLRt x
JENDERAT
portsr Dns. Dreyo Wroooo
dengan keberadaan Kapolri ini adalah apa yang telah dilakukan seorang Kapolri selama perjalanan hidupnya hingga akhir kariernya di Polri, akan menjadi pelajaran
dan memberikan inspirasi berharga bagi generasi muda. Oleh karena itu, dengan terbitnya buku ini, diharapkan hal tersebut tetap tertulis dengan rapi, mudah untuk dikenang dan dipahami serta dapat dijadikan referensi bagi seluruh anggota polri dan masyarakat.
Menurut pandangan saya, hal utama yang ingin disampaikan di dalam buku ini adalah di zaman apa pun dan siapa pun pucuk pimpinan Polri akan selalu berusaha keras menjadikan Polri makin maju dan makin baik lagi ke depan. Hal ini tentunya
dijiwai dari suatu keyakinan bahwa jabatan Kapolri adalah suatu amanah. Sebagai amanah, jabatan tersebut akan mengandung konsekuensi pertanggung-jawaban yang
besar, tidak saja kepada
diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun kepada hukum,
tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang Maha Mengetahui segala apa yang kita pikirkan dan kita lakukan.
Di
samping itu, buku ini juga ingin memberikan suatu makna yang mendalam dan pesan moral yang kuat bagi penerus polri dan masyarakat, bahwa bila kita menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita terima. Bila hari ini kita menanam kebaikan tersebut, maka yakinlah bahwa kebaikan pula yang akan kita terima pada esok hari. Namun, seandainya kita mungkin tidak merasakan kebaikan tersebut secara langsung, kita harus percaya bahwa ke depan anak, cucu, dan generasi penerus kita akan merasakan kebaikan itu. Komitmen kita semua untuk menjalankan pesan ini merupakan kunci utama membentuk ,,polri yang
bermoral, profesional, dan modern serta dipercaya masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugasnya". Demikianlah sambutan saya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi kita semua dalam melaksanakan tugas dan pengabdian kita untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sekian dan terima kasih Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Jakarla, r Juli zooT
LISIAN NEGARA INDONBSIA
ERAL POLISI
xii
DAFTAR
ISI
SAMBUTAN PANITIA
V
SAMBUTAN KAPOLRI
xi
xiii
DAFTAR ISI............. BAB
I
PROLOG
BAB
II
TATAR BEIAKANG KELUARGA DAN
.............. 2.1. Purwokerto, Kabupaten Banyrrmas 2.2. Pengaruh Keluarga dan Lingkungan ..............
MASA KANAK-KANAK
BAB
BAB
III
IV
17
t7
..
SEKOI-A,H 3.1. Sekolah Rakyat.......................: 3.2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3.3. Sekolah Menengah Atas MASA
DARI AKADEMI KEPOLISIAN SAMPAI
23
2J 24 25
KAPOLRI
4.r. Taruna Akpol, Mahasiswa PTIK Sekolah
t8
29
Staf dan
Lemhanas 4.2. Sebagai Wakil Kapolda Nusa Tenggara.......... Komando ABRI Bagian Kepolisian, serta
29 35
4.3. Sebagai Waka Polda dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro
BAB
V
Jaya..........
KAPOLRI 5.1. Pengembangan Kelembagaan...... SE,BAGAI
86
53 53
xilt
ErsrrLopEDt Kapor-nr r
JENDERAT
Porrsr Dns. Drevo Wtoooo
5.2. Konsolidasi ke Dalam dan Meningkatkan
Kesejahteraan Prajurit ................
5o
5.3. Meningkatkan Penampilan.........
59
5.4. Intensifikasi Kamtibmas ..............
6z
5.5. Berjuang dengan Pendanaan Terbatas.
65
5.o. Ganjalan atau Peristiwa Besar yang Dihadapi Polisi
67
5.7. Kelemahan
Internal
5.8. Prestasi dan Kerja Keras Polisi KATALOG MEDIA MASSA DAN KEPUSTAKAAN KAPOLRI
A. Media Massa B. Kepustakaan
xtv
8z 95
109 111
Lrg
*$t
\
,J
-l .,,
BAB
I
PROLOG
$
enderal Polisi Drs. Dibyo Widodo merupakan salah satu
terbaik bangsa Indonesia dan menjadi Kepala U$notru Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ke-r3. Mengawali kariernya di bidang kepolisian merupakan pilihan hidup karena sebeium diterima sebagai taruna Akademi Angkatan Kepolisian, ia telah diterima menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Baru tiga bulan kuliah, ia mendaftar ke Akademi
Angkatan Kepolisian (Akpol), dengan menggunakan surat keterangan yang tanda tangan ayahnya dipalsukan. Hal itu dilakukannya karena ayahnya tidak
memberikan dukungan atas keinginannya menjadi polisi. Namun, setelah lulus Akpol, ayahnyatidakdapatberbuatapa-apa, selainmemberikanrestunya. Sekali-
pun demikian, jika dirunut ke belakang pudu diri Dibyo mengalir deras darah polisi, yang didapat dari kakeknya pihak ayah serta pamannya pihak ibu. Taruna Akpol yang lulus tahun t968 dengan nomor urut 69 ini, kariernya
terus menanjak, dan untuk mencapai posisi puncak di jajaran Kepolisian Republik Indonesia, ia harus melewati 3z jenjang jabatan, mulai dari Kepala Kepolisian Sektor Medan Baru sampai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, serta Kepala Kepolisian Republik Indonesia.'
Dari deretan karier tersebut, ada bagian-bagian jabatan yang menjadi peranan besar dalam membentuk karakternya sebagai seorang polisi, tiga kali
memangku jabatan sebagai Komandan Satuan Reserse, yaitu
di
Komtabes
Medan, dua kali di Polda Sumatra Utara, sekali sebagai Wakil Komandan r BiodataTokoh,3 Mei zoo6.
ENstxLopEDr KapoLRr # JENDERAL PoLisr DRs. Drsvo Wtoooo
Satuan Reserse, dan Komandan Satuan Reserse. Sebagai seorang polisi, reserse tentu telah mendidiknya untuk tajam mata dan tajam telinga serta bergerak cepat. Sosok Dibyo Widodo dikenal sebagai polisi yar'g ngoAo, tidak sabaran
dan ingin cepat melihat hasil, pantang menyerah, serta tidak mau pulang jika
buruannya belum tertangkap. Pernah Dibyo tidak pulang selama tiga hari tiga malam ketika berdinas di Sumatra Utara.' Sosoknya yang tinggi besar, memang
mirip kesatria panenggak Pandowo Raden Bimoseno (Bima), yang pantang surut dan tidak mudah terkena bujuk rayrr, ketika ditugasi oleh gurunya Pandito Durno, untuk mencari air perwitasari (air kehidupan). Watak dan karakternya yang mirip Bima ini bisa jadi tidak pernah disadarinya, mengingat
bahwa Dibyo kurang mengenal budaya Jawa apalagi wayang. Namun, orang tuanya yang Jaua asli telah berhasil membentuk karakternya yang pantang menyerah.
Ia dikenal sebagai seorang yang inovatif dan suka mencari terobosanterobosan. Banyak hal yang membuatnya geregetan, yang semuanya ada plus
dan minusnya. Plusnya, apa yang dikehendakinya segera terwrrjud; kurang baiknya, cenderung mengabaikan norma.3 Prinsip hidupnya, manusia bukan sekadar daging yang diberi nyawa. Jadi, hidup itu haruslah memiliki arti bagi
diri
sendiri, bagi orang lain, bagi masyarakat, dan juga bagi bangsa serta negara.+
Ia dilahirkan pada z6 Mei t946 di Purwokerto. Informasi ini mengembangkan suatu asumsi bahwa Dibyo adalah uong Jotuo. Namun, ternyata bahwa
Purwokerto adalah kampung halaman ibunya, Ny. Toerniati. Dibyo hanya sekadar menumpang lahir. Beberapa bulan sesudah itu, ia pun diboyong ke Yogya, kampung halaman dan tempat ayahnya berdinas waktu itu. Namun, Dibyo
menghabiskan waktu sekolahnya
di Jakarta. Dalam bukunya, Dibyo
dengan
tems terang mengatakan, jangan menanyakan mengenai budaya ataupun filosofi Jarva yang menjadi pandangan orang Jawa karena dia sendiri merasa sebagai orang Betawi. Mengenai hal ini, dia mengat akan, "Wah repot nih, kita kan orang
Betawi! lt{amonllo doang pakei oo.."s Salah satu hal yang selalu dikenang orang, terutama anak buahnya
di Medan, ketika menjabat sebagai Kapolsek Medan Baru, Dibyo : 3 4 5
langsung
Lazuardi Sage, hlm. tgt. Jenderal Pohsi Drs. Dibyo Widodo: Pikiran, Ucapan dan Tindakan. Laznardi Sage, hlm. rzr. Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan. Lazuardi Sage. "Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo: Ucapan, Pikiran, dan Tindakan. Lrzu:Lrdi Sage, hlm. t 55. Jenderal Polisi Drs. Dibgo Widodo: Pikiran, Ucapan, dan Tbtdakan.
Bae I is! Pnoloc
memimpin anak buahnya untuk mengejar penjahat dengan menyeberangi Sungai Deli, dan masuk ke kampung-kampung ataupun dusun di daerah kawasan tugasnya.n
jadi, inilah yang menjadi titik awal yang menguntai benang merah berbagai jabatan yang diembannya sehingga sempat tiga kali menempati pos Bisa
di korps reserse.T Wajar jika akhirnya dia mengakui, tugas yang tidak pernah dilupakannya ialah ketika ia menjabat sebagai Kapolsek Medan Baru.
Ketika Dibyo dilantik menjadi Kapolda Metro Jaya, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Banurusman menyatakan, bahwa di masa mendatang tugas dan tanggung jawab Kapolda Metro Jaya akan makin berat dan kompleks, seiring dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas gangguan kamtibmas sebagai
dampak sampingan perkembangan lingkungan strategis, serta dihadapkan pada berbagai keterbatasan sumber daya manusia yang ada.8
Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Banurusman, wilayah hukum
Polda Metro Jaya selalu menduduki peringkat pertama di bidang kerawanan kriminalitas. Pada tahun 1994 jumlah kejahatan mencapai 6B.ooo kasus. Begitu
pula dengan kerawanan kecelakaan lalu lintas yang menduduki peringkat kelima. "Sebab itu, perlu sistem penanggulangan secara konsepsional dan terpadu dengan sentuhan-sentuhan mendasar, baik menyangkut supr astruktur
maupun infrastruktur." ujar Kapolri
o
Amanah Kapolri itu diembannya dengan sungguh-sungguh sehingga pada masa kepemimpinannya, Polda Metro Jaya benar-benar dibuat tidak pernah tidur dan seolah-oiah setiap jengkal tanah di wilayah Jabotabek ini selalu terdengar langkah anggota Polri berjalan seirama dengan detak jarum jam.'u Fakta itu selaras dengan pernyataannya ketika baru saja dilantik menjadi
Kapolda Metro Jaya. Ia mengatakan, bahwa pihaknya akan menuntaskan semua kasus yang belum terselesaikan dan menj adikan prioritas dalam penanganannya.
"Insya Allah, semuonAo akan kami tuntesken.""
6 Sinar Harapan, 6 Mei 1996. 7 Sinar Haropan, 6 Mei 1996. 8 Kompas,zB Januari 1995. g Kompas, zB Januari 1995. to Kapolri
rr
dari Masa ke Masa.
Kompos, zB Januari 1995.
EnsrrLopEDt KapoLRt x
JENDERAT
Portst Das. Dtsvo Wtoooo
Wajar jika aparat yang paling dibanggakannya adalah jajarannya di Polda Metro Jaya. Bersama mereka, Dibyo berhasil membuktikan janjinya ketika baru
dilantik sebagai Kapolda Metro Jaya, dengan mengurai misteri kasus-kasus besar di Ibu Kota Jakarta, antara lain kasus pembunuhan mahasiswa PTIK Lettu
Budi Prasetyo, pembunuhan Kapolsek Pademangan Mayor Polisi Drs. Noenang
I(ohar, perampokan disertai perkosaan keluarga Acan, dan pembantaian keluarga Rohadi."
Namun, semua orang juga tidak mengira akan secepat itu penyerahan tongkat komando dari Jenderal Polisi Drs. Banurusman kepada Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo sehingga masyarakat pun kembali dibuat seolah-olah seperti kejadian yang tiba-tiba.':
Karakter Dibyo yang menonjol adalah, bahwa ia seorang pemberani sejak muda. Seperti yang diungkapkan oleh Mayjen Polisi (Purn) Prof. Drs. Koesparmono Irsan, MBA, beberapa senior pernah datang kepadanya, mengomentari pelbagai sikap dan tindakan Dibyo, yang katanya, ngomongnya terlalu berani, nekad, terlalu progresif, dan cenderung sembarangan.l'r Lebih lanjut Koesparmono menambahkan bahwa sebuah organisasi diciptakan bukan hanya untuk seketika. " LQlu, kita juga menghadapi kendala yang paling kuat, pembentukcLn sumber daya manusia (SDM). Nah, ini yang
paling esensial. Kalaustrukturnyabaik,tetapisDM-nyakurang baik,hasilnya juga kurang baik. Nah, Pak Dibyo berani mengubah, seperti mengubah struk-
tur organisasi pendidikan, berani mengubah segala mclc(rm."'5 Mengenai kepribadian Dibyo, Koesparmono Irsan pribadi berpendapat,
"Memeng, kita mempunyai seorong pemimpin yang berani, apci lagi latar belakangnga ketika masih muda, yang tergolong orang di jalanan juga. Jadi, dia ngerti bagaimana trik-trik di jalanan. Berbeda dengan orong lain, yang tidak pernah tahu jalanan. Pak Dibyo ini orang Kebayoran Baru sini uaktu mudanya. Saya juga tahu, taaktu masih muda biasa berkelahi, sehingga ia
mempunAoikarakter Aang terbotua di dalam dirinya."'6 Ketika Dibyo memegang tampukpimpinan Polisi seluruh Indonesia, banyak masalah yang disandang Polri, baik internal maupun eksternal, di samping kasuskasus besar seperti, terbunuhnya wartawan Bernas di Yogyakarta, lepasnya taKompTs,18 Maret 1996 Kapolri dari Masa ke Masa. 74 Lazuardi Sage, h. r3r. Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo: Pikiran, Ucapan dan Thtdakan. 15 Lazuardi sage, h. t3t -r32. Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo: Pikiran, ucapan dan Tindakan. t6 Lazuardi Sage, h r3z. Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo: Pikiran, Ucapan dan Tindak1n.
12 13
Bee I x Pnoloc
hanan koruptor kelas kakap Eddy Tansil, merebaknya kasus narkoba, kejahatan dengan kekerasan yang makin meningkat jumlah dan kualitasnya, serta kondisi
internal Polri sendiri yang tidak menyenangkan. Selain itu, ada isu mengenai wereng coklat yang dikaitkan dengan Sabhara (samapta bhayangkara-Uniform potice) yang terjun ke jalanan, juga masalah jumlah personel Polri jauh dari memadai berdasarkan standar ideal yang ditentukan PBB.'7
Tidak terlepas dari hal-hal tersebut, ketika Dibyo menjabat sebagai Kapolri, terjadi kerusuhan z7 hli 1996, di Jakarta. Dalam hal ini, Brigjen Pol. Drs. M.A. Sambas, yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Intelpam Polri dan pernah menjabat Kapolda Sumatra Utara, "sewaktu terjadi /tcsus kerusuhan z7 Juli, beliau berada di lapangan bersama Kapolda Metro Jaya yang waktu itu dijabat oleh Mayjen Pol. Drs. Hamami Nata (alm) dan saya. Walaupun mengikuti lang sung di lapang an, tapi kegiatan peng endalian tetap sepenuhnya di tangan Kapolda. Beliau tidak mau mencompuri. Nah, dari sini
tampak, belieu dapat menerrytatkan diri sesu(ii dengan kedudukannya, dan memberi peluang kepada safuan bawahennya untuk berperen."'8
Inilah ciri khas seorang pemimpin yang ernpon-papon, yaitu tahu menempatkan diri sesuai dengan status dan fungsinya. Melakukan hal demikian tentu tidak mudah, mengingat seorang pimpinan yang merasa berada di puncak, biasanya terdorong untuk mengintervensi staf di bawahnya. Dengan karakter yang khas, disertai pengalaman yang panjang, Dibyo
menerima tongkat estafet kepemimpinan Kepolisian Republik Indonesia. Bertolak dari berbagai pengalaman tersebut, begitu menjejakkan kakinya di Jalan Trunojoyo, ia segera merealisasikan cita-'citanya, yang semuanya bertujuan
meningkatkan pengabdian polisi, antara lain melalui pembentukan Unit Reaksi Cepat (URC), meningkatkan penampilan Polri, serta mengembangkan polda dari t7 menjadi z7. Upaya pengembangan polda ini didasari oleh prinsip, agar setiap gubernur didampingi oleh seorang Kapolda, meski dengan kondisi yang serba terbatas, mulai dari personel, anggaran, serta sarana dan prasarana.
Lahirnya kebijakan ini bisa jadi berangkat dari pengalamannya ketika
menjadi Waka Polda di Nusa Tenggara, yang harus membawahkan Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur. Tidak jarang terjadi pelaksanaan tugas yang bersamaan di z provinsi atau lebih. Dalam 17
Kompas, zo Juni t-996; Pos Kota, 16 Mei tg96; Angkatan Bersenjata; Suara Karya; Buana t5 Mei 1996;
Merdeka,3 September 1996; Kornpas, z4 Desember 1996. Polki Drs. Dibyo Widodo: 'Pikiran, Ucapan dan Tindakan.
rB Lazuardi Sage. Jenderal
menentukan prioritas, Dibyo lebih melihat pada bobot dan kepentingan tugasnya. Dalam hal tertentu, tugas itu diserahkannya kepada kapolwil yang berada
di provinsi yang bersangkutan.'e Dengan demikian, efisiensi dan efektivitas kerja polisi menjadi kurang optimal.
Setelah menjabat sebagai Kapolri,
ia pun tetap konsisten
dengan
ucapannya untuk meinujudkan polisi yang dibanggakan dan dicintai masyarakat,
dengan jalan tetap mengejar pengedar obat-obat terlarang, termasuk mewaspadai penyelundupan melalui paket pos. Kemudian, bersama ABRI berupaya membersihkan perjudian, menangkap peiaku kej ahatan lingkungan,
serta kejahatan lainnya meskipun dengan kondisi yang serba terbatas, baik dalam ha1 sarana-prasarana maupun pendanaan. Mengenai kondisi minimnya
pendanaan ini, polisi bekerja sama dengan instansi lain daiam melakukan kegiatan operasionalnya. Misalnya, untuk penertiban yang berkaitan dengan
listrik, polisi bekerja sama dengan PLN. Untuk penertiban penambangan liar, polisi bekerja sama dengan Departemen Pertambangan dan Energi (sebelum berubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, seperti sekarang). Dana operasinya mereka yang menanggung.'n Sementara itu, untuk kebijakan ke dalam, Dibyo berusaha memperbaiki kinerja aparatnya, di samping berusaha juga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Penghargaan dan anugerah sebagai rmrjud pengabdian dan tanda jasa, adalah legalitas mengenai krida yang dilakukan oleh seseorang, bukan semata-
mata sebagai penyemangat dan ucapan terima kasih. Untuk itu, Dibyo telah merangkainya sehingga merupakan untaian panjang seperti berikut ini: Satya Lencana Penegak, Satya Lencana Kesetiaan B tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16
tahun, Satya Lencana Kesetiaan z4 tahun, Satya Lencana Dwija Siswa, Satya
Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Karya, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Pratama, Bintang Bhayangkara Utama, Lencana Manggala Karya I(encana, Lencana Ksatria Bhakti Husada Aditya, dan Bintang Mahaputera Adipradana.
Tidak pelak, Dibyo Widodo sebagai manusia memang berbeda dari lainnya, dalam arti memiliki keunggulan yang melebihi kekurangannya. Dengan
demikian, sebagai seorang kepala kepolisian Republik Indonesia, dia adalah
Wawancara langsung pada rzJanuari zooT 20 Forum Keodilan, Juni r996. 19
Bne I I Pnoloc
seorang inovator, sesuai dengan pernyataan yang Selalu diucapkannya, bahwa di mana pun setiap polisi harus mampu membuat inovasi. Dia juga seorang pekerja keras, pemberani, penuh tanggung jawab, tegas, dan konsisten.
ErusrrLopEDl Kapor_nr w JENDERAT porrsr Dns. Drgyo Wroooo
\\,4-''
rn
Bersama Menko PolkamJenderal TNI Feisal Tanjung, Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, Laksamana TNI Arief
Kusharyadi, Marsekal TNI Sutria Tubagus di lstana Negara
t0
l'.''/ I
'
s*
&
Bee I x Pnoroc
Memberikan ucapan selamat kepada Jenderal Besar Soeharto di lstana
Negara
Diwejang oleh Jenderal BesarTNl AD A.H. Nasution, di kediaman Jln.Teuku Umar,Jal<arta Pusat,tahun I 998
F."i**. 't ' 'g*q'J.i*
"'{d {,.$ '/- .4,F,,{
w il
EHsrrLopEDr
KapoLRr
& JENDERAT Portst
Drevo WrDoDo
Mendapat anugerah Bintang Maha Putera Adipradana dari Pemerintah Republil< lndonesia, di sematkan oleh Presiden BJ. Habibie
lbu DibyoWidodo diberi ucapan selamat oleh Presiden BJ. Habibie, setelah
penganugerahan Bintang Maha Putera Adipradana
t2
I x Pnoroc
Ayahanda dan lbunda tercinta.
Drs H. Sul<ardi dan Hajah Toerniati
t3
Mendapat anugerah Bintang Maha Putera Adipradana dari Pemerintah Republil< lndonesia, di sematl
lbu DibyoWidodo diberi ucapan selamat oleh Presiden BJ. Habibie, setelah penganugerahan Bintang Maha Putera Adipradana
t2
I s Pnoloc
F$
\w
Ayahanda dan lbunda tercinta. Drs H. Sukardi dan Hajah Toerniati
t3
W oooo
BAB
II
LATAR BELAKANG KELUARGA DAN MASA KANAK.KANAK
2. 1
Purwokerto, Kabupaten Ban5,'umas, 26 Mei tg 46."' ff%ada z6 Mei t946 di Purwokerto, Kabupaten BanS,rrmas, i! pasangan suami istri Drs. Soekardi dan Toerniati mendapatkan karunia dari Allah Yang Mahakuasa, dengan lahirnya putra pertama dari enam bersaudara, seorang bayi
Iakilaki yang diberi nama Dibyo Widodo." Di Purwokerto, kampung halaman ibunya, Dibyo kecil ternyata hanya numpang lahir. Beberapa bulan setelah itu, bersama ibunya ia diboyong lagi ke Yogyakarta, tempat berdinas ayahnya waktu itu.
Ayahnya, Drs. Soekardi (almarhum), semula adalah seorang tentara, te-
tapi kemudian berkarier di Departemen Pertanian. Mengenai perubahan karier
ini, Dibyo mengatakan tidak tahu apa alasan ayahnya pindah ke Departemen Pertanian. Namun, pada waktu itu, sekitar tahun so-an dan 6o-an, memang banyak tentara yang berprestasi diperbantukan ke berbagai departemen. Salah satu di antaranya adalah Drs. Soekardi. Sewaktu pensiun, jabatan terakhir yang diembannya adalah Direktur Jenderal dalam Kabinet Pembangunan III."3
Mengikuti ayahnya yang berpindah-pindah tugas, Dibyo dibesarkan di Jakarta, di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sebagai anak sulung dari enam bersaudara, banyak kenangan manis yang tercatat dalam hidupnya meskipun Dibyo sendiri menyebutnya tidak happa."Saye dibesarkan dengan zr Kompas,lB Maret 1996. zz Dalam daftar alumni Akademi Kepolisian Batalyon.
z3 Hasil wawancara tanggal rz Januari zoo7.
Tahun 1968, Sejarah Shrykat Akpol dan Da;ftar Nanna-Nanna
suosano Aong songat sederhana, bahkan bisa dibilang tidak heppy,"'+ Salah satu contoh, jika ibunya memiliki sebutir apel, maka harus dipotong meniadi 6,
untuk dibagi sama rata.
Di antara kesibukan rutinnya bersekolah, ia tidak boleh melupakan tugasnya sehari-hari, yaitu mencuci pakaian sekolah, membantu ibunya nrembereskan rumah serta memandikan 4 orang adiknya yang masih kecilkecil. Adik kedua sudah dapat mandi sendiri. Ibunya selalu mengingatkan,
jika malam harus belajar. Suatu titik awal menanamkan kedisiplinan, yang mampu membentuk kepribadiannya sehingga mudah menyesuaikan diri.
2.2 Pengaruh Keluarga dan Lingkungan Ibunya Toerniati, di samping melaksanakan tugas sehari-hari sebagaimana lavaknya seorang ibu rumah tangga, harus mengisi waktu luangnya dengan
men.rulam dan jahit-menjahit, untuk menambah penghasilan keluarga. Suatu
nodel keluarga tradisional, yang membentuk pola, bahwa pencari nafkah adalah seorang suami, sedangkan seorang istri bertugas di rumah mengasuh anak-anak. Dalam keluarga tradisional Jawa, sejak kecil kepada wanita Jawa
telah ditanamkan konsep diri sebagai pengikut.2s Namun, Toerniati bukan seorang istri yang pasif. Ia ikut gumregoh menggeliat bangkit, ikut berjuang sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya. Bahkan, kekerasan hidup itu
iuga diwarnai dengan usaha lain di samping sulam-menyrrlam, yaitu dengan membuat kecap, yang dijual kepada tetangga kiri-kanan. Dari sini terlihat, bahn'a suami-istri itu begitu giat dan keras menapaki kehidupannya untuk niembesarkan enam orang anak.
Dibyo sering memperhatikan ayahnya di pagi hari, yang selalu lelah dan mengantuk. Timbul berbagai pertanyaan yang bergulat dalam kepalanya, mengapa demikian. Belakangan baru diketahui, bahwa jika malam menjelang, sampingan untuk menambah penghasilan, dengan "mengompreng" menggunakan mobil tuanya, atau tegasnya mobil dinas, Wylliz ar ahnva melaksanakan tugas
atau Landrover, untuk menjemput atau mengantar penumpang ke Pamanukan.
Soekardi, di mata Dibyo sebagai ayah yang lembut dan sabar. Tidak pernah mengeluh dalam menjalani kehidupannya yang keras, tetapi sangat ber-
-: Hasil l'arrancara tanggal rz Januari zoo7. -: llateri Latihan Kepemimpinan Wanita yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Urusan
Peranan Wanita :ahun r9go, mengenai konsep diri wanita, ketika masih kecil ikut orang tua, setelah dern'asa ikut suami,
iirn setelah tua ikut anak.
r8
Bea I I x LATAn Belarllo
KELUARGA DAn Mnsa
KatAK-KANAK
tanggung jawab kepada keluarganya. Bahkan, kata-kata ayahnya yang selalu
diingat Dibyo adalah nasihatnya mengenai makna hubungan antarmanusia, khususnya pertemanan dalam kehidupan. Jika seseorang memiliki banyak teman, hati-hatilah, kata ayahnya seperti ditirukan oleh Dibyo, mungkin sebanyak itu pula musuhnya! Jika diberi makna yang lebih dalam, barangkali mengingatkan bahwa di dunia ini justru lebih banyak musuh terselubung dari pada musuh terang-terangan. Walaupun demikian, Dibyo dibesarkan dalam semangat keluarga yang selalu optimistis. Hal itu tersirat dalam pesan ayahnya, selama bapaknya masih bekerja, anak-anaknya harus tetap bersekolah. Suatu
optimisme untuk mendorong anak-anaknya rajin belajar dan bersekolah, sefta
tentu saja dalam menjalani kehidupan. Namun, Dibyo bers5,'ukur punya orang tua dengan karakteryang serasi. Ayahnyayang sabar, mengajarkan kelembutan
dan makna kehidupan. Ibunya yang keras (Dibyo menyebutnya "galak"), dan selaiu mengajarkan apa artinya disiplin, membuatnya mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan. Demikian juga ketika memasuki pendidikan militer di Akpol, Dibyo langsung larut begitu saja.
t9
BAB
III
MASA SEKOLAH
3.r Sekolah Rakyat fiyfl etika Dibyo memasuki usia 7 tahun, sama seperti halnya t\atrak-anak lainnya, pada tahun 1953 ia juga mulai memasuki lingkungan baru, yaitu sekolah rakyat (SR, setara dengan sekolah dasar zaman sekarang).
Dibyo lahir
di Purwokerto, Kabupaten
Banyumas
pada z6 Mei t946, tetapi ternyata bahwa Purwokerto, kampung halaman ibunya hanya sekadar untuk numpang lahir karena Dibyo hanya beberapa bulan saja menjadi penghuni kota itu.'6 Beberapa bulan kemudian, ia bersama ibunya, oleh ayahnya diboyong ke Yogyakarta tempat dinas dan sekaligus kampung halaman ayahnya. Bersama orang tuanya, mereka hijrah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di situlah Dibyo berkembang dengan menjaiani masa kanak-kanak, masa remaja, bahkan setelah dewasa. Sebelum masuk SR, sebagai anak "BeteLUi" yang tinggal di daerah elit,
Dibyo sempat menikmati menjadi siswa Taman Kanak-Kanak (TK) di Jalan Ciomas. Dengan sendirinya, ia tidak pernah mengalami bersekolah dengan kaki
tanpa sepatu, atau " ny dkbr"
Ia
bersekolah di SR Blok
I
Kebayoran Lama, Jakarta, tahun 1953 dan
lulus 1959. Karena Dibyo berasal dari daerah elit, sekolahnya juga termasuk elit, dan Dibyo menjalani masa sekolahnya juga dengan tertib.
z6 Kompas,lB Maret
1996.
23
ENsrxLopEDr KapoLRt
g*
jENDERAT
porrst DRs. Drsyo Wroooo
suasana sekolah tidak terlalu berkesan dalam kehidupannya, mengingat yang tersimpan dalam memorinya justru kehidupannya di rumah. Dibyo
menjalani proses belajar di sR mengalir begitu saja, tanpa melalui riak-riak ]-ang mengejutkan. setelah tugas hariannya selesai, yaitu memandikan 4 orang adiknya yang ketiga sampai ke enam, karena adik kedua sudah dapat mandi sendiri, kemudian Dibyo mencuci baju-bajunya yang kotor.
Malamnya, seperti yang selalu ditegaskan ibunya merupakan harga mati, yaitu bahwa semua anak yang bersekolah harus belaiar. Ini tidak boleh ditawar karena ibunya sangat ketat menerapkan disiplin.,z Apalagi, ayahnya selalu mengatakan bahwa selama dirinya masih ada, anak-anak harus tetap bersekolah. Dari rangkaian peristiwa ini, dapat disimpulkan bahwa Dibyo berasal dari keluarga terpelajar, yang sangat menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan seseorang.
3.2. Sekolah Menengah Pertama (SMp) Setelah menamatkan pendidikan SR Blok I di Kebayoran Lama Jakarta, tahun
t959, Dibyo melanjutkan sekolahnya di sMP r3 Jakarta, dan lulus tahun 1962.
Ketika menjalani proses pembelajaran di sMp r3, Dibyo sudah remaja. Tidak berbeda dari ketika bersekolah di sD, masa sekolah tidak begitu mengesankan dalam kehidupannya. Baginya, yang penting adalah tugas atau pekerjaan rumah (PR) harus selalu dikerjakan.
Tatkala menjalani proses pembelajaran
jika
ada
di sMp, sesuai dengan usia
perkembangannya sebagai remaja awal, atau menumt Soerjono Soekanto disebut
remaja muda, Dibyo menjalani suatu proses, yaitu hubungan dengan oiang tua menjadi agak renggang, dan mulai menjalin persahabatan dengan teman sebaya.,B Menurut Soerjono, salah satu ciri remaja awal adalah, pola sikap tindakyang diakuidandihargaiolehsesamaremaja(biasanyadalamkelompoksepermainanatau
play group dianggap sebagai suatu pengakuan terhadap nLperiorita.s). Pengakuan terhadap eksistensi (keberadaannya) sangat dipentingkan oleh para remaja. Pada saat itulah,
ia mulai berteman akrab dengan kawannya
sebava, yang kemudian menjadi sahabat karibnya, dan
terjalin sampai sMA.
\ama temannya tersebut adalah Purnomo Subagyo.
2- Hiisil rrawancara rz Januari zoo7. 2S
z4
yang
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, s.H., M.A. 1996. Mengenal dan Mennharni Masalah Remaja.
Bee lll
x Masa SeKoLAH
B.B Sekolah Menengah Atas Dibyo Widodo menempuh sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di SMA 6 Bulungan, Jakarta. Ia masuk tahun tg6z dan lulus tahun 1965, jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pemilihan jurusan
ini
tampaknya bukan sekadar nasib,
melainkan ada kecocokan bagi Dibyo yang dikenal suka dan pintar bicara. Tidakberbeda dari anak-anak SMAlainnya, Dibyo menjalani waktu sekolahnya juga melalui proses di"jalanan". Dibyo juga dikenal sebagai pemuda yang bisa "geluf' (Jawa) atau berkelahi. Sebagai pemuda, atau katakanlah remaja, pada umumnya selalu
melewatifaseini. Jikatidahterlalualim,sepertisayurtanpagaram.Justrrrkeberaniannya inilah yang memberikan ciri khas dalam menapaki kariemya sebagai polisi. Ia dikenal sebagai pemuda yang berani karena ia sangat menguasai
trik-trik
bagaimana harus menempatkan diri di jalanan. Dibyo, sebagai anak Kebayoran yang juga terampil "berkelahi". Hal ini, menurut Koesparmono Irsan, karakter serta kondisi masa muda tersebut, terbawa sampai dewasa dan berpengaruh dalam pembentukan
karakternya.,eApalagiiabersekolahdiBulungan,tempatmangkaldanberaktivitasnya banyak anak muda, yang berasal dari berbagai tempat dan golongan. Berkaitan dengan pembentukanpla y group ladi, saat menempuh pendidikan
di SMA, remaja itu sudah memasuki masa muda, yang salah satu cirinya adalah mencoba membuat ciri identitas sendiri, misalnya dengan mengembangkan bahasa khusus yang sulit dimengerti oleh kalangan bukan remaja. Kadang-kadang mereka berusaha menciptakan kebudayaan khusus melalui poia perilaku tertentu yang tidak sama dengan orang dewasa.3o Sebagai sesama remaja sebaya itulah, persahabatannya dengan Pumomo
Subagro makin erat. Apalagi, setelah diketahui, Bagro punya adik yang meskipun masih kecil, tampak sangat cantik sekali, Dewi Purnomo Aryanti. Meskipun selepas SMA mereka menempuh pendidikan yang berbeda, persahabatan itu tidak terputus,
bahkan kelak menjadi makin erat karena diikat oleh taii persaudaraan. Atau tepatnya, dulur temu gedhe, menjadi saudara setelah sama-sama dewasa. Dibyo menjalani pendidikannya mulai SD sampai SMA, dengan "mengalir saja". Apakah ada peristiwa atau gurunya yang terkesan olehnya sehingga mewamai kepribadiannya, Dibyo mengatakan semuanya dijalani dengan wajar-wajar
saj a. 3'
hlm. t-55. Jenderal Polesi Drs. Dibyo Widodo, "Pikiran, Llcapan dan Tindakan" Soekanto, SH, MA. t9g6. Mengenal dan memahani Masalah Rennja. Prof. Dr. Soerjono 3o 31 Wau'ancara langsung yang dilakukan oleh Tim Penulis Ensiklopedi pada rz Januari zooT 20 Lazuardi Sage,
25
BAB IV
DARI AKADEMI KEPOLISIAN SAMPAI KAPOLRI
4.1
Taruna Akpol, Mahasiswa PTIK, Sekolah Staf dan Komando ABRI Bagian Kepolisian, serta Lemhanas ii""i.:ada
i:
tahun 1965, di Akpol terjadi perubahan besar-besaran. paaa r Oktober 1965 Sekolah Angkatan Kepolisian Suka-
bumi berubah nama menjadi Akademi Angkatan Kepolisian, yang diresmikan oleh Menteri Panglima Angkatan Kepolisian,
\\
'qq'wr*L' '
Inspektur Jenderal Polisi M. Ng. Soetjipto Joedodihardjo.a,
Agar dapat menyesuaikan diri dengan akademi angkatan yang telah ada, kepolisian yang mempunyai macam-macam corak pendidikan di samping PTIK, mulai Juni 1965 mengadakan tindakan perubahan dalam peralihan sesuai dengan Surat Keputusan Men/Pangak No. Po. +68lSblIY l6SlM tanggal z5 Mei 1965. Sekolah Angkatan Kepolisian (SAK) sebagai pusat pendidikan kepolisian di Sukabumi beralih meniadi Akademi Angkatan Kepolisian (,4,\61.s:
Dalam suasana perubahan itulah, Dibyo masuk dan mendaftar ke
Akpol. Hal itu dilakukannya lebih disebabkan oleh pengaruh situasi dan lingkungan. Selepas SMA tahun t965, ia berhasil lulus seleksi dan diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Namun, baru menjalani kuliah sekitar 3 bulan, kemudian pecah G-3o-S/PKI. Hal ini menyebabkan iklim kuliah menjadi tidak kondusif. )c Sejarcrh singkat Akpol dan Daftor nonlo-nanta Batalyon, Semarang, Desember zoo6. Sejctrah singkat Akpol dan Daftar nanna-nanta Batalyon, Semarang, Desember zoo6.
ErusrrLopEDr KapoLRr e
JENDERAT
Polrst Dns. Dtavo Wroooo
Kemudian, Dibyo mendengar bahwa waktu itu ada penerimaan masuk
Akademi Kepolisian (Akpol). Ia pun mendaftar begitu saja. Dibyo mengaku masuk ke Akpol tanpa target dan beban, tetapi jika dirunut ke belakang ternyata darah polisi mengalir deras dalam dirinya. Kakeknya dari pihak ayah, adalah seorang polisi, dengan pangkat Komisaris atau setara dengan Mayor ketika
pensiun. Sedangkan adik ibunya, Drs. Sumarko, juga seorang polisi, dengan pangkat terakhir sebagai Inspektur Jenderal Polisi. Ketika Dibyo sudah menjadi
mahasiswa PTIK, Drs. Sumarko menjabat sebagai Paban Srena (perwira
diperbantukan seperti Perencanaan dan Anggaran) di bidang pen)'usunan SPPA (Sistem Peny.ursunan Program dan Anggaran), yang berpengaruh besar dalam pen)'usunan skripsi Dibyo ketika menyelesaikan program Doktoral di PTIK. Setelah Dibyo lulus Akpol dan diiantik menjadi Perwira, ayahnya meng-
amini dan memberikan restunya. Pada r Desember 1968 Dibyo Widodo mengawali kariernya sebagai Perwira Operasi di Komsek (Komando Sektor Kepolisian) rorz Kaliasin, Polres Surabaya, Komdak Jawa Timur, dengan pangkat Inspektur Polisi
Tingkat II. Tidak lama bertugas di Surabaya, untuk menunjang kariernya Dibyo
Widodo melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian(PTlK). Kemudian Dibyo menyelesaikan pendidikan di PTIK untuk tingkat Bakaloreat
lulus tahun t972, dan untuk tingkat Doktoral Angkatan XII lulus pada tahun t975.
Menurut orang bijak, seorang pemimpin
itu bukan diciptakan,
melainkan dilahirkan, dan seorang pemimpin yang baik selaiu memiliki visi ke depan. Hal ini dibuktikan oleh Kapten Polisi Mahasiswa PTIK Dibyo Widodo, yang mengawali kuliahnya di PTIK tingkat doktoral pada tahun 1972.
Sebagai seorang calon pemimpin yang memiliki pandangan jauh ke
depan, ketika menyelesaikan pendidikannya
di PTIK Dibyo menulis skripsi
yang berjudul, "Suatu Studi tentang Sistem Perencanaan Strategis Program dan
Anggaran di Kepolisian Republik Indonesia."
Dari judul skripsinya itu saja, telah diketahui bahwa Dibyo meminati atau punya perhatian pada hal-hal yang bersifat strategis, atau yang mengacu
ke masa depan. Yang kedua, sebagai seorang
polisi yang kelak menjadi
pemimpin, dia juga berusaha menguasai hal-hal yang bersifat administratif. Aspek administrasi dalam organisasi bukan sekadar sesuatu yang bersifat kom-
plementer atau pelengkap, melainkan seluruh proses manajemen itulah yang disebut administrasi.
30
Bla lV s DARr Araoevr
KEpoLrsrAN sArear KapoLnt
Alasan Dibyo memilih judul tersebut diuraikannya dengan gamblong, "Mengapa penulis mengambil judul "Sistem Perencanaan Strategi Program dan Anggaran," karena dewasa ini sistem perencanaan yang bersifat strategis yang sedang aktual di Polri adalah Sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran Hankam yang sedang dalam proses persiapannya di Polri." Dari alasan yang dikemukakan ini, tampak sekali Dibyo punya pandangan yang
jeli. Pertama, bahwa saat itu, sistem perencanaan strategis sedang menjadi
primadona karena merupakan teknikbaru dalam hal penyrrsunan perencanaan dan sekaligus anggaran, dan sedang diterapkan di Hankam. Kedua, seperti diakuinya dalam tujuannya menulis skripsi dengan
judul
tersebut adalah dengan bekal ilmu-ilmu dan pengetahuan yang didapatkan di PTIK dan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh para dosen ataupun para alumni, bahwa lulusan PTIK adalah calon-calon pimpinan Polri di masa datang.
s+
Denganjujur Dibyo menulis, bahwa dengan itu ia ingin mengembangkan
pikiran bagi organisasi Polri, khususnya di dalam sistem perencanaan strategis program dan anggaran di Polri dan melihat kekurangan-kekurangan dalam
pelaksanaannya serta mencoba memberikan saran-saran penanggulangannya.
Artinya, Dibyo tidak sekadar ingin meneliti pelaksanaan perencanaan strategis program dan anggaran itu untuk memenuhi tugasnya menulis skripsi, tetapi ada semacam tekad untuk mendalami dan menggelutinya.
Bertolak dari tata pikir tersebut, berikut disarikan ringkasan skripsi Dibyo Widodo, DetucLse ini Indonesia sedang delam keadaan membangun dan sudah
memasuki Pembangunan Lima Tahun (Pelito) tahap Kedua. Tahap-tahap
pembangunan sebagai tecermin
di dalam
Rencana Pembangunan Lima
Tahun perlu diadakan, mengingat bahwa macem dan besarnya kebutuhan
j auh melebihi kemampu an d an sumb
er - sumb
er y ang t er s e dia.
Dan memang, dalam kenyataannya Indonesia Aong sedang membangun ini dihadapkan pada keadoan kelangkaan sumber-sumber (scarcity of re-cources), tahap-tahap pembangunan mengandung faktorfaktor pembangunan terhadap opa A ong dapat dipenuhi menurut kemampuan dankecakapan. Kar ena dihadapkan pada kelangkaan sumber - sumber, meka harus di-
adakan seleksi dengan mengadakan pilihan-pilihan dan prioritas- prioritas, 34
Dibyo Widodo, "Sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran", skripsi di PTII( tahun 1976.
3l
ErsrrLopEDr Kapor-nr x
Por st Dns. Dtevo WrDoDo
JENDERAT
Aaitu menentukan mene Aong harus didehulukan. Oleh karena itu, dibutuhkan rencana-rencono aEor sumber Aong tersedia dan terbatos itu dapat dimanfaatkan semoksimal mungkin. Untuk mendapatkon rencona-rencono ter s ebut
dibutuhkan adany a suotu
p er
enconoon
y
ang b aik.
Di d(ilam pembangunan nasional itulah, Polri memiliki
peronon
Aang songat penting, Uong merupakan sebagian dari peranan ABRI, yang meliputi dua segi, sebagai peserta dalam Pelita, yang wajib menyukseskan P elit
a, s er t a s eb a g ai p eng aman P elit a y ang w aj ib menj ag a
ag
ar p el aks on o an
Pelita tidak mengalami gangguan. Sebagai peserta di dalam Pelita, Polri harus mengadakan pula pem-
bangunan dan pembinaan kekuatan
diri sendiri. Oleh karena ituloh di
dalam rangka pembangunan nasional, tahun t974-t978 merupakan Tahun Pembangunan Polri khususnya dan ABRI pada umumnya.
Di dalam pembangunan itu Polri juga dihadapkan pada keadaan kelangkaan sumber-sumber, yang sudah barang tentu harus iuga dilakukankan tindakan seleksi dan menentukan prioritas. Jadi, ogar sumber-sumber yang serba langka itu dapat dimanfaatken dcLlam rangka p emb ang
unan
P
olri, P olri pun
membutuhken r encano-r encona str at eg is,
yang hanya diperoleh dari sebu(th perencanaan yang baik.
Untuk ituloh, oleh Departemen Pertehanan Keamenan (Hankam) telah dikeluarkan sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran, Aong teloh diberlakukan untuk bagian organiknya, dengan Instruksi Menteri HANKAM/PANGAB Nomor INS/B/36/VIII/72 tanggal zB Agustus tg7z, tentang Implementasi Sistem Perencanaan Strategis ProQram dan Anggaran Honkom. Kemudian, dengan instruksi Kapolri Nomor Pol. INS/6t/X/t972 tonggol z4 Oktober 1922, tentang Penugasan Implementasi Buku Induk SPPA HANKAM bagi Polri dan rencana penyebarannAa, m(tka sistem perencanoan tersebut mulai diimplementasikan di Polri.
Di samping ringkasan tersebut, Kapten Pol. Dibyo juga membuat analisis yang kritis terhadap permasalahan yang ada, terutama mengenai peran penelitian, yang menurut pendapatnya, Peranan penelitian dan pengembangan (litbang) dalam pembangunen Polri juga sangat penting karena litbang tersebut dapat dimanfaatkan untuk melihat jauh ke depan, guno menyiapkan pola konsep-konsep Aong modern dan serasi, serte selalu memelihara kemutakhiran. Dengan demikian, progrom itu selalu ditinjau
ulang untuk kemudian menAusun program yang lebih sempurna.
32
Bne lV x Danr Araoe vr KEpoLrsrAN savpar KapoLRr
Pada akhir laporan skripsinya, Dibyo menyimpulkannya sebagai berikut,
Jadi, secaro mutlok Polri haras meloksonakan Sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran karena Polri harus berhasil delem melaksanakan tugasnya, mengingot sistem tersebut berlaku bagi ABKI. Hal ini sesuoi dengan tujuan Sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran secara keseluruhan, og or pembang unan kekuatan Polri (H ankam) dap at tercap ai dengan tepat, ekonomis, dan berhasil dap
at dileks anakon
deng on
b
guna
sehingga tugas yang dibebonkon
aik, dalam r ong ko kelang sung an hidup neg ar o dan
bangsa. Dengan demikiankebutuhanterhadap sistematikakerja staf Polri secera Kapten Polisi Drs. DibyoWidodo sewaktu menlabat sebagai Kapolsek Medan Baru Kotabes 20 Medan dan sekitarnya (1e76-1e77)
b
erkelanjutan dap at dimanfaatkan oleh P olri dan
Dengan menyimak skripsinya
s
eg
enap j aj ar anny a.
itu, dapat disimpulkan bahwa
Dibyo
adalah seorang pemimpin yang memiliki visi ke depan amat tajam. Ia berusaha I
menguasai sistem manajemen dan administrasi di Hankam pada umumnya dan di Polri pada khususnya.
Setelah menempuh pendidikan
di PTII! Dibyo Widodo ditugaskan
menjadi Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Baru (1976-1978), kemudian sebagai Komandan Satuan Reserse (Dansatserse) Komtabes Medan (rgZB-rgBo). Dibyo Widodo melanjutkan Sekolah Staf dan Komando ABRI Bagian Kepolisian (Sekarang Sespim Polri) dan lulus tahun r.9Br. Setelah lulus, Dibyo
ditugaskan sebagai Wakil Komandan Resort (Wadanres) Tapanuli Tengah (r98t-t98z), Wakil Komandan Satuan Reserse Polda Sumatra Utara (tg8z), I(omandan Satuan Reserse (Dan Satserse) Polda Sumatra Utara (tg9z-tgB4), dan Kepala I(epolisian Resort Deli Serdang (r984-1986), Dibyo Widodo mengemban tugas di Medan, sekitar
11
tahun, dari ta-
hun 1975 sampai dengan 1986. Wajar, jika Medan merupakan tempat yang paling berkesan bagi Dibyo, dalam menjalani kariernya sebagai polisi. Namun, hal yang tidak dapat dilupakannya, ketika menjabat sebagai Kapolsek Medan Baru, adalah bahwa ia pernah mengejar penjahat dengan menyeberangi Sungai Deli.
Fakta
ini menjadi bukti
nyata, jika Dibyo memang terkenal sebagai
pimpinan yang tidak enggan untuk terjun ke lapangan. Hal-hal seperti itulah yang menjadi unsur mengapa ia amat dicintai oleh masyarakat Medan. Hal
ini dibuktikan dengan pemberian marga Karo-Karo oleh masyarakat Padang Bu1an.
33
EnsrrLopEDr Kapolnr n
JENDERAT
Ports Dns. Dtavo Wtoooo
Kapten Polisi Drs. DibyoWidodo, Kapolsel< Medan Baru Kotabes Medan dan sel
iir
Bagi Dibyo, Medan dan Sibolga merupakan tempat yang paling berkesan baginya. Sebagai bukti kecintaannya kepada Medan dan Sibolga, putri bungsunya diberinya nama Nauli Tri Widayanti, nama gadis Batak dan Jawa,
kebetulan Nauli lahir di Sibolga Tapanuli Selatan. Katanya mengomentari hal inr, " supaya tidak lupa dengan kota l\fsflen-l(tltt"ss
Di antara deretan karier tersebut, yang menonjol serta mengesankan bagi Dibyo pribadi adalah ketika menjadi Ajudan Presiden Soeharto, t9B6tg9z. Untuk menjadi ajudan presiden, seorang polisi harus memiliki pangkat kolonel. Padahal, waktu itu pangkat Dibyo baru letnan kolonel, usianya pun baru 39 tahun. Untuk menyandang pangkat kolonel, usia harus sudah 4o tahun. Namun, akhirnya Dibyo mendapat surat keputusan kenaikan pangkat menjadi kolonel, meskipun usianya baru 39 tahun. Menurut Dibyo, Pak Harto amat sederhana, sabar dan bijaksana.
Walaupun demikian, kewibawaan beliau cukup menggetarkan bagi perwira menengah seperti Dibyo. Bahkan, tokoh yang kepemimpinannya diteladani Dibyo adalah Pak Harto.36
Ketika pertama kali menghadap, Soeharto menyampaikan beberapa pertanyaan, yang akhirnya ditutup dengan,
Suara Pernbaruan, rr April 1996. 36 Hasil nawancara tz Januari zot-r7. .J5
34
Sumatra Utara, bersama Kasat Serse Kotabes Medan Letl
Bng lV
gx
Danr Araorvr
KEpoLtstAN sAvpnr KapoLRt
"Baiklah! Saya menAampoikon terima kasih kemu mou meniodi aj
ud
an
s
oA o.
Aj ud on itu
s
ep er
ti ker anj an g s omp ah, n omun j ik o m ou
b el
oj
ar,
di sinilah terryt atny a." " Siap
Jenderal!"tz
Yang dimaksud dengan keranjang sampah adalah menjadi sasaran, antara lain kemarahan presiden. Namun, kata Dibyo " Pak Horto itu sangat sabar! Ketika soAo menjadi
ajudannya selama 6 tahun, hanya sekali belictu agak marah.Yaitu ketika pada suatu hari Sabtu, Pak G. Du:ipayana minta uaktu menghadap k(trena ada tamu deri luer negeri yang ingin menghadap, sementera tuaktunya mepet. Ketika hal itu soAa sompaikan, Pak Harto agak marah."zs Kata Dibyo, sambil menggeleng-geleng, menyadari kepolosannya waktu itu. Sementara itu, menjadi ajudan sebagai media belajar, Dibyo mengakui benar akan hal itu. Semua surat masuk, dari Menteri Sekretaris Negara, sebelum diajukan kepada Presiden, selalu diagendakan oleh ajudan
dan disortir ajudan, mana yang akan diajukan ke Presiden. Demikian juga setelah diberi disposisi, kembali lagi ke ajudan. Hal itu merupakan proses
belajar yang efektif. Jadi, seorang ajudan tahu apa saja kebijakan seorang presiden dalam mengendalikan negara. Sebagai ajudan presiden selama
6 tahun, wajar jika Dibyo juga
menikmati kemurahan hati Soeharto, yang diwujudkan dengan pemberian berupa z unit rumah. Untuk itu, Dibyo menyampaikan syukurnya dan terima kasih.
Walaupun demikian, sebagai seordng abdi utama nusa dan bangsa, atau Rastra Sewakottama, salah satu dari Tri Brata yang harus selalu menjadi pedoman tindak polisi, rasa syukur itu lebih terfokus pada asumsi pada waktu
itu, ialah bahwa menjadi ajudan merupakan tugas prestisius. Dibyo Widodo kemudian mengikuti pendidikan reguler di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), yang merupakan pelatihan bergengsi bagi pejabat teras di lingkungan Pemerintah Pusat. Dibyo berhasil lulus Lemhanas tahun 1993.
J/
Wawancara tanggal rz Januari zoo7.
gB Wawancara langsung tanggal rz Januari zooT
35
EnsrrLopEDr Kapor-nr x
JENDERAT
Portst Dns. Dlgvo Wtoooo
4.2 Sebagai Wakil Kapolda Nusa Tenggara Setelah meniadi ajudan Presiden Soeharto selama 6 tahun, kemudi-
an Dibyo Widodo mengemban tugas sebagai Wakil Kapolda Nusa Tenggara. Prestasi Dibyo Widodo sebagai Wakil Kapolda Nusra sungguh sangat cemer-
lang, hal
ini tidak bisa
dilepaskan dari kariernya yang banyak
di
korps
reserse.
Salah satu komentar dilontarkan bekas anak buahnya waktu Dibyo
Widodo menjabat sebagai Waka Polda di Nusra, yaitu Kolonel Polisi Drs. Djuari Sis Ardianto (pensiunan Brigjen Polisi).eo "DiQ, termasuk pertuira
polisi yang peduli dengan pelbagai persoalan di kepolisicn." Bahkan, kata Djuari lebih lanjut, dia selalu kalah cepat dari Dibyo. Waktu itu, ada sebuah peristiwa kerusuhan sosial di Bali. Pagi sekali. Setelah mengontak Dibyo, Diuari buru-buru ke tempat kejadian. Agar segera sampai, Djuari mengendarai mobil sambil ngebut. Tetapi begitu tiba di tempat, dia kecele. Ternyata Dibyo sudah ada di tempat. Malah sudah bisa mengatasi suasana. Karena Dibyo lebih cepat, hal itu membuatnya malu. Dibyo bukan naik mobil menuju tempat kejadian, dia malah naik motor sendirian dan masih mengenakan celana tidur. "Saya pikir, waktu itu Pak Dibyo pasti juga ngebut naik motor." Demikian penutup komentar Djuari.+o
Bahwa Dibyo amat peka dengan pelbagai kejadian, sudah lama dikenal anak buahnya. Lebih-lebih yang menjadi bidang tugasnya. "Dia itu ngoyo sekali kerjanya. Kalau belum dapat buruannya, belum ketangkap, dan belum ketemu yang ia cari, belum mau dia pulang." komentar Sambas menambahkan.a'
4.8 Sebagai Waka Polda dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Setelah melaksanakan tugas sebagai Wakil Kapolda Nusa Tenggara.
Dibyo Widodo ditugaskan ke Jakarta, menjadi Wakil Kapolda Metro Jaya pada 13 September Tgg4.Ketika menjabat Wakil Kapolda Metro Jakarta Raya, banyak komentar yang dilontarkan, tetapi pada umumnya orang segera
memaklumi, bahwa Dibyo memang dipersiapkan sebagai putramahkota dan meniadi orang nomor satu di jajaran Kepolisian Polda Metro Jakarta Raya. 39 Lazuardi Sage, Jenderal Polisi Dibyo Widodo, Pikiran' Ucapan dan Tindaknn. (Jcapan dan Tindakan. 40 Lazuardi Sage, Jenderal Polisi Dibyo Widodo, Pikiran, 4t Lazuardi Sage, Jenderal Polisi Dibyo Widodo, Pikiran, Ucapan dan Tindakan.
36
Sewal
Metro
Jaya
Ble lV x Dlnr Arlorvr
KEpoLtstAN savpnr Kapolnl
:ada wakru masih (apolda Metro Jaya. Foto
le'sama para Manggala
3'7
dengan Kapolri
:^derai Polisi J:s. Banurusman tahun 995
Dibyo Widodo pada bulan Januari 1995 dilantik sebagai Kapolda Metro Jaya. Semasa menjabat Kapolda Metro Jaya banyak langkah taktis ataupun tindakan tegas dan keras dilakukan tanpa pandang bulu, yang acapkali membuat berdebar anak buahnya karena sikapnya yang menindak segala bentuk penyimpangan di lingkungan Polri ataupun dalam menghadapi
gangguan kamtibmas di ibu kota.a' Salah satu buktinya, pada
zt
Desember
1995 memecat lima orang anak buahnya dengan tidak hormat. Lima anggota
polisi yang selama ini bertugas di jajaran Polda Metro Jaya dipecat secara tidak hormat sebagai anggota polisi karena terlibat berbagai tindak pidana.
itu ditandai dengan melepaskan baju dinas dan semua atribut kelima orang itu dalam sebuah upacara 'jluar biasa" yang berlangsung di Pemecatan
Markas Polda (Mapolda) Metro Jaya.a3 Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Mayor Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo, usai melepas baju dinas kelima anggota polisi itu menegaskan, penindakan itu wujud dari tekad pimpinan Polri untuk bersikap tegas terhadap anggota yang melakukan penyimpangan karena itu sangat merusak citra kesatuan.
"Pemeceten ini pasti sangat berat dan memaluken bukan cume bagi yang bersangkutan, tapi juga bagi istri dan anak-anak mereka. Saya
sungguh sangat tidak berharop, untuk kembali menjatuhkan hukuman seperti ini kepada anak buah Aang sangat saya cintai dan banggakan. Namun, jika masih terjadi lagi penyimpongan-penyimpangan, opo boleh 4z 4g
Wikfitedia, B Januari 1996. Kornpcts, zz Desember 1995.
37
EnstrLopEDr KapoLRr e
JENDERAT
Porrsr Dns. Drsyo Wroooo
buat demi penegokon citra polisi di mate mosAorokat, soAo tetap akan mengombil tindakan keras den teges,"++ Pernyataan Kapolda
ini menunjukkan bahwa penerapan hukuman
sebagai alat mencegah penyimpangan selanjutnya meskipun anak buah
tersebut sangat dicintainya. Tindakan itu sebagai realisasi prinsip kerjanya yang menjunjung "reu)erd and punishment". Maka, sebagai imbangannya, seusai acara pemecatan, Dibyo
Widodo memberikan penghargaan kepada
seorang polisi yang dinilai "sangat berani" dalam menjalankan tugasnya. Penghargaan itu jatuh kepada Serma (Pol) Azwar Effendi (4o), anggota Polsek Koja, Jakut, yang dengan beraninya menghadapi sekelompok penjahat
walaupun berakibat dirinya luka-luka.+s Selain itu, empat warga sipil juga menerima penghargaan dari Polda Metro Jaya karena dinilai berperan besar dalam membantu penangkapan penjahat.
Di sisi yang lain, Dibyo juga kreatif menerapkan kebijakan-kebijakan yang bersifat inovatif. Untuk melayani dengan cepat segala keluhan masyarakat
muncullah gagasan pembentukan satuan Unit Reaksi Cepat atau lebih dikenal dengan singkatan URC. Dengan adanya
unit ini, setiap ada laporan dari
masyarakat, dalam tempo singkat satuan Polri segera tiba di tempat kejadian. Satuan khusus ini didukung oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan anggota yang terlatih dan andal sehingga mampu menjadi tulang punggung
kesatuan Polri dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas sehingga masyarakatbenar-benar merasa aman dan tenteram. Kehadiran URC di tempat kejadian perkara (TKP) dengan cepat pertama-tama adalah pengamanan TKP dengan memberikan pita kuning bertanda "dilarang melintesi gttris polisi" sehingga semua data, baik berupa sidik
jari maupun bukti-bukti
yang lain
belum terjamah oieh orang lain. Hal ini memudahkan petugas laboratorium forensik mengidentifikasi setiap bukti yang ada, dan dengan cepat pula bukti itu dianalisis untuk mengungkap kejadian guna pengusutan selanjutnya.+6
Dimulai dari kebijakan Dibyo Widodolah, ketika ia menjadi Kapolda Metro Jaya, yaitu penggunaanpolice linelpitakuning 'dilarang melintas garis polisi', sampai sekarang ini police /ine digunakan di setiap TKP. Demikian juga pendayagunaan laboratorium forensik (Labfor) dan identifikasi mulai digalakkan sebagai scienffic inuestigation yang diawali oleh Dibyo, 44 Kompas, zz Desember 1995. 45 Kompas. zz Desember r995. 46 Wawancara tertulis dengan Jenderal Pol (Purn) Dibyo Widodo, pada bulan Desember zoo6.
38
Bae lV x Danr Araoeur
KEpoLtstaN sAmpar Kapolnr
tetap dilaksanakan sampai sekarang. Hampir seluruh kasus yang terjadi di Jakarta
waktu itu terungkap, berkat pendayagunaan laboratorium forensik dan scientifi.c inuestigationyangintensif.4z Dibyoberpendapatbahwasemuaupayapembongkaran kasus, dimulai dari TKP (sesuai dengan pelajaranyang diterima diAkpol).
Pada masa kepemimpinannya, Polda Metro Jaya benar-benar dibuat
tidak pernah tidur dan seolah-olah setiap jengkal tanah di wilayah Jabotabek ini selalu terdengar langkah anggota Polri berjalan seirama dengan jarum jam.+a
Di samping hal-hal yang disebutkan di atas, pada masa kepemimpinan Dibyo Widodo, banyak kasus yang berhasil diungkapnya. Antara lain, kasus pembunuhan mahasiswa PTIK Lettu Budi Prasetyo, mahasiswa PTIK, terbunuh
di Blok M, dengan cara dikeroyok sepuluh preman, diinjak-injak, kemudian ditusuk dengan pisau lipat sedalam 8 sentimeter, pada minggu pertama bulan
Maret 1995, Pembunuhan Kapolsek Pademangan Mayor Polisi Drs. Noenang Kohar, perampokan disertai perkosaan keluarga Acan, dan pembantaian keluarga Rohadi. Setelah Lettu Pol Budi Prasetyo terbunuh, operasi penyisiran dipimpin
langsung oleh Mayor Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo. Aksi dilaksanakan malam itu juga, setelah mendapat kabar dari Arman (teman Budi Prasetyo, sesama mahasiswa PTIK). Empat tersangka pelaku berhasil diringkus, termasuk
Reza, seorang pelaku yang bersembunyi di belakang grup paduan suara Gereja
Effatha, yang sedang mengadakan kebaktian. Sementara itu, Franky, penusuk
korban, ditangkap di depan restoran Kentucky Fried Chicken Bogor. Mario, pemicu peristiwa pembunuhan tersebut, diciduk di Gunung Putri.+s
Terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Oki terhadap 3 orang di Los Angeles, yang salah satunya adalah adik kandungnya sendiri, berhasil diungkap oleh Polri. Waktu itu, Kapolda Metro Jaya Mayor Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo mengungkapkan, "Bereng buktiyang adakitarasa
sudah cukup untuk diberkaskan. Alhemdulillah, dalam bulan Juli ini kita sudah limpahkan ke Kejaksaan untuk diproses lebih lanjut."
HD alias Oki disangka melakukan pembunuhan terhadap Gina Sutan Azwar, Eri Triharto Darmawan (adik kandung Oki) dan seorang warga negara India, Suresh Mirchandani di Los Angeles
AS.su
47 I4rikipedia, B Januari zoo6. +B Gatra, tB Maret, 1995. 49 Kompas, z6 Mei 1995. 5o I(ompas, z6 J:uJi t995.
39
ErstrLopEDr KapoLRt
:t: JENDERAT
Porrsr Dns. Dtsyo W oooo
Tertangkapnya pembunuh Mayor Polisi Noenang Kohar, yang baru 4 hari menjabat Kapolsek Metro Pademangan (Jakarta Utara) tewas ditikam di Jalan wisma Jaya, tidakjauh dari RS Persahabatan Jakarta Timur, 14 J:Jitgg5. Noenang mengalami luka-luka pada bagian bawah perutnya, dan ususnya robek.
Polisi meringkus tersangka pelakunya di Jalan IGyu Tinggi Jakarta utara, rB Juli 1995 pukul o7.go. BW adalah seorang guru dan bekas I(epala SMEA. s' Kerja keras ratusan anggota polisi yang diterjunkan menggulung kom-
plotan perampok dan pemerkosa keluarga Acan di Kampung cimatis, Desa Jati Karya, Pondok Gede, Bekasi, kini membuahkan hasil. sepuluh tersangka, tiga di antaranya anak oknum ABRI tertangkap di Jakarta dan Bogor. Ke-ro tersangka tersebut resmi ditahan di Polres Metro Bekasi, setelah didukung berbagai bukti yang diperoleh, baik dari lapangan maupun dari puslabfor
(pusat laboratorium forensik). Demikian dikatakan Kapolda Metro Jaya Mayor Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo.s, Polisi juga berhasil menangkap pelaku pembantaian keluarga Herbin Hutagalung. seperti yang ditulis oleh harian Kompas, "Yon alias Gendut, tersangka pembantai keluarga Herbin yang ditangkap di Malaysia, dilaporkan sudah mengakui perbuatanrya."ss I(emudian, tersangka pembantai keluarga
Rohadi juga terungkap. Pria yang diduga pelaku pembantaian secara sadis atas keluarga Rohadi di kelurahan Bambu Apus, Kecamatan cipayung, Jakarta Timur, sudah berhasil diamankan petugas kepolisian.s+ Keberhasilan Dibyo dalam mengungkap kasus-kasus besar ini, antara lain dengan kiat selalu membuat inovasi di daerah tempatnya mengabdi. I(emu-
dian dia juga selalu hadir di lapangan jika ada kasus yang berkaitan dengan tugas Polisi. Dengan demikian, anak buahnya merasa mendapat dukungan, dorongan, dan keteladanan dari, bukan saja sekadar atasan, melainkan juga pemimpinnya. Dukungan ini punya pengaruh kepada anak buahnya untuk serius bekerja dan tekun membongkar kasus yang ditangani. Pada waktu itu, tahun 1995 Polda Metro Jaya (c.q. Polres Bekasi) mendapatkan anugerah dari Presiden, penghargaan Pelayanan Masyarakat Terbaik.
Tidak mengherankan jika Dibyo pernah menyatakan, bahwa anak buahnl'a di Polda Metro Jaya adalah yang paling dibanggakannya. saat itulah rl
Konpas, z5 Juli 1995. Kompas, 3 Agustus 1995.
,.] Kompas, z3 Oktober 1995. t-l Kompas, ,1 Oktober 1995.
40
BAe lV:;; Danr Araoevr
KEpoLrsrAN sAvpat Kapolnt
ia merasa seperti mendapat firasat, bahwa suatu saat kelak, ia akan mendapat
kesempatan untuk memimpin polisi seluruh Indonesia.ss Di samping kasuskasus penting tersebut, ketika Dibyo menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya,
pada 15 Januari 1996, Markas Besar I(epolisian Republik Indonesia, atau Mabes Polri, terbakar.s6
Gedung utama Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes
Polri) di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan hari Senin (r5 Januari tgg6) lantai z dan lantai 3 nya habis dilalap api. Peristiwa itu membuat banyak dokumen negara yang tersimpan di gedung itu hangus. Akibat lebih jauh, jaringan komunikasi dari gedung itu ke polda-polda di seluruh Indonesia
untuk sementara lumpuh. Kobaran api cepat menyebar ke bagian gedung besar yang sejak puluhan tahun lalu menjadi pusat kegiatan kerja Kapolri dan staf.
Direktur Binmas (Pembinaan Masyarakat) Polri Brigadir Jenderal Polisi Drs. Dasoeki di lokasi kebakaran mengatakan, asal api diperkirakan datang dari
ruang Puskodalops (Pusat Komando Pengendalian dan Operasi) di lantai 3, akibat terjadinya hubungan arus pendek listrik.sz Keesokannya, media juga menurunkan berita antara lain, "Walau
30 ruang terbakar dalam peristiwa itu, kegiatan sehari-hari Mabes Polri berlangsung seperti biasa, termasuk komunikasi dengan polda
di
seluruh
tanah air. Walaupun ruang Kapolri Jenderal Polisi Drs. Banurusman tidak bisa diselamatkan, tetapi bendera panji-panji Polri serta Merah Putih di dalamnya dapat diselamatkan.
"5B
Erat berkaitan dengan hal ini, berdasarkan wawancara tertulis dengan
Jenderal Pol (Purn) Dibyo Widodo dan ditambah oleh Irjen Pol (Purn) Dasoeki, diperoleh data sebagai berikut: Pada hari Senin, 15 Januari 1996, kurang lebih pukul 16.3o, Markas Besar Kepolisian terbakar, dan baru bisa dipadamkan pada pukul 2o.oo. Masih segar dalam ingatan Dibyo, yang waktu itu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, sekitar pukul t7.oo, dengan dibantu Letnan Pol Irawan
dan pemadam kebakaran, memadamkan api tersebut. Setelah api padam, 55 Wawancala langsung pada tanggal
tz Janriari zooT
Kompas, 16 Januari. 57 Kotnpas, r6,Ianuari r996. .1o
SB
Dalam l<esaksian ini, Irjen Pol (Purn) Dasoeki memberikan keterangan yang agak berbeda. Menurut Dasoeki, yang rnenyelamatkan panjipanii Polri adalah Letkol Po1. Drs. Basyir Achmat Barmarvi, yang u,al
4t
ENsrrLopEDr Kapor_nr x
JENDERAT
porisr Das. Dtayo Wroooo
yang pertama-tama dilakukannya adalah berusaha masuk ruang kerja Kapolri dan mengambil panji-panji polri RASTRA sEWAKorrAMA, yang tidak terbakar, dan dalam keadaan masih utuh. Dalam keterangan tersebut Dibyo tidak menyebut Sang Merah putih. I(enyataan ini dapat diberi berbagai makna. Mengenai sang Saka Merah Putih, sebagai lambang masih tegaknya NKRI (Negara Itesatuan Republik Indonesia) tidak cedera suatu apa, dan tetap aman. sementara itu, panji-panji yang melambangkan keberadaan Polri serta semangat dan jiwa polisi, harus dipertahankan dalam rangka penegakan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat. Panji-panji itu juga melambangkan semangat pantang menyerah dan tak akan
luntur oleh perusakan yang disebabkan oleh apa pun juga termasuk kebakaran. Tidak lepas dari hal-hal tersebut, Dibyo yang amat dikenal sebagai perwira yang suka turun ke lapangan, ternyata masih tetap melakukan kebiasaan itu, meskipun telah menjabat sebagai kapolda. Keberanian masuk ke gedung yang sedang terbakar merupakan nilai tersendiri bagi seorang kapolda yang tegar, sukangoyo, dan heroik tersebut. Mayor Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo dilantik menjadi Kapolri pada
hari Jum'at tanggal r5 Maret 1996. I(etika baru saja dilantik menjadi Kapolri, seorang wartawan Suara Pembaruan, bertanya demikian, Apakah Anda pernah berpikir, suatu saat bakal menjadi Kapolri? Dengan lugas Dibyo menjawab demikian , "setiap anggota porri harus
bercita-cita menjadi Kapolri. Masak tidak punya cita-cita tinggi. Dengan cita-cita itu, paling tidak memocu semengat dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. saya kira tidak eda salahnya kan, semua aparat
menggantungkan cita-citanya setinggi langit ogor termotiuasi dalam melaks anakan tug
a s ?" so
Suatu kejujuran seorang pemimpin, kejujuran seorang ksatria, yang selalu bicara apa adanya.6o Di samping itu, juga terkandung makna, bahwa secara
lahir batin, secara disadari dan kemudian diperjuangkan, Dibyo sudah
memprediksikan, bahwa kelak dirinya akan menjadi pemimpin. Bukan sekadar pemimpin polisi di tingkat sektor atau resort, tetapi pemimpin Polisi seluruh Indonesia.
59 Suarc Petnbttruan, rrApril
6o
42
1996.
Dalam kisah pa'w'ayangan, dikenal ksatria Panenggak Pandawa, Raden Bima Seno, yang tak bisa berbohong. x{aka tatkala perang Bharata Yuda pecah, ketika oleh Kresna disuruh mengatakan Aswatama mati, dia tetap mengatakan Hestitama mati.
Bes lV
:&
DaRr Araoerr
KEpoLrsraN sAupar Kapolnr
Pada suatu kesempatan lain, ketikabaru menjabat sebagai Kapolri, seorang
warlawan mewawancarainya dan bertanya, "Apakah seteloh menjabat sebagai Kapolri, Anda akan terjun lagi ke lapangan bila ada kcsus beser?", dijawabnya dengan spontan,
dari
"Jika saya memong mesti turun, Ao saAo akan turun. Itu tergantung kasusnya. Yang jelas, saAa tidak akan berubah sikap dalam
melaksanakan tugas. Walaupun soAa menjabat Kapolri, kalau memong mesti tttrttn, saya akan turun ke lapangan."6' Sejak saat itu, ia telah menorehkan garis-garis kebijakan yang tertuang
dalam butir-butir Sosialisasi Gerakan Disiplin Nasional, Pembentukan/ Kerja Sama Tim, Konsistensi Pendekatan Hukum, Pelayanan Terbaik, serta Amankan dan Sukseskan Pemilu tg77 dan Sidang Umum MPR 1998, yang diarahkan untuk mewuj udkan penampilan perorangan/individu, penampilan satuan, dan penampilan operasional.6'
Untuk menggambarkan krida Dibyo Widodo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia, ada baiknya juga jika diiatarbelakangi bagaimana situasi,
kondisi serta citra polisi ideal yang didambakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Brigadir Jenderal Polisi Budi Gunawan, Ph.D. dan Jen Z.A. Hans, ternyata masyarakat makin menuntut keberadaan polisi yang secara profe-
sional lebih mampu melayani kebutuhan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Peran polisi tidak lagi sekadar melakukan tindakan
kuratif
dan represtJ namun }uga preuentif dan preemtif. Selain sebagai stabilisator, dinamisator dan motivator keamanan serta ketertiban masyarakat, polisi juga harus mampu memainkan peran sebagai negbsiator.6: Sementara itu, Prof. Satjipto Rahardjo, pada Hari Bhayangkara r Juli 1998 menulis,o+ 4.tr*un mengutip rumusan polisi ideal
menurutBrifish Royal Commission on police, sebagai berikut, "The police should be pouerful but not oppressiue; they should be fficient but not offi"cious; they shouldform an impartialforce in the body politic."6s Jelas, tidak mudah mewrrjudkan polisi yang demikian ideal. Menurut Satjipto, pada mulanya polisi Indonesia sudah dibangun sesuai dengan 6t Suctra Pembarucn, rr April 1996. 6z Wikipedict Inckuresla, B Januari zoo6. 6J Budi Gunawan dan Jen Z.A. Hans "I(iat Sukses Polisi Masa Depan" Personal Development Training,
Jakarta zoo6. 64 Kornpas, r Juli 1998. o5 Kontpas, r Juli 1998.
43
EnsrrLopEDr KapoLRr x
JENDERAT
Porrs Dns. Dravo Wroooo
otonomi polisi modern sebagaimana layaknya suatu institusi spesialis. Apabila dihubungkan dengan hari Bhayangkara yang diperingati setiap
r Juli, maka
esensinya adalah lambang kemandirian Polri. Selanjutnya, tulis Satjipto, "Maka pada waktu Polri dimasukkan ke dalam ABRI terjadilah suatu langkah mundur.
Sejak
itu
pengembangan Polri sebagai institusi modern yang profesional
terhambat. Dalam struktur baru tersebut kita tidak begitu percaya bahwa Polri
mampu benar-benar merealisasikan cita-citanya yang oleh Polri disingkat menjadi PEEM, yaitu singkatan dari polisi yang profesional, efisien, efektif dan modern. Deskripsi mengenai kemunduran tersebut dibatasi pada z hal, yaitu dalam hal ihwal doktrin dan profesionalisme. Sementara itu ketika menjadi pembicara dalam seminar "Pertanggungjawaban Polisi" di Semarang,
Juii r996, Satjipto mengatakan Polisi Indonesia yang ideal adalah yang bekerja berdasarkan rumus "O2H", yaitu "Otak, Otot dan Hati nurani".
66
15
Gaya pemolisian Indonesia yang protagonis
ini di samping
pengetahuan hukum, juga masih diperlukan syarat lain seperti keberanian, kesabaran, dedikasi, dan komitmen kepada rakyat keci1.6z
Tanpa kesabaran dan dedikasi yang hanya terdapat di hati nurani yang paling dalam, niscaya polisi hanya mampu menampilkan
diri
sebagai
polisi yang represif karena hanya didukung oleh otot dan otak. Oleh karena
itu, dalam rangka pemantapan kedudukan, peran, dan fungsi Polri sebagai alat penegak hukum, pengayom dan pelindung masyarakat, maka dalam pen)'usunan undang-undang kepolisian dimasukkan aspek-aspek filosofis,
yuridis, dan sosiologis sehingga dapat memenuhi aspirasi masyarakat. Hal tersebut antara lain didasari oleh pertimbangan bahwa dalam mdnjalankan tugasnya kepolisian negara berlandaskan nilai, asas, dan kaidah yang bersumber pada ideologi negara. Selain itu Tri Brata juga dijadikan landasan etika profesi kepolisian.68 Di sisi yang lain, kepercayaan masyarakat pada polisi hampir mencapai
titik nadir, akibat perilaku dan kinerja Polri
selama
ini yang dipersepsikan
tidak baik oleh sebagian besar masyarakat.6e Walaupun demikian, agakberbeda dari pendapat tersebut, hubungan
antara Polri dan masyarakat bukan sekadar sebagai pengayom dan yang 66 Kompas, 16 Juli 1996. 6Z Kompas, 16
Juli 1996.
6B Sejarah Perkembang an Kepolisian di Indonesict.
69 Budi Gunawan, Ph.D. Brigadir Jenderal Polisi dan Jen Z.A. Hans.
44
ENsrrLopEDr KapoLRt
** JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
berprinsip, di mana kita bertugos, horus menciptokan inouasi atau hal baru s e hing g a ada keb an g g oon b og i ap ar ot P o lri b cthw a m er eko itu ang g o t a P olri.
Itu sebabnaa, selomo jadi Polisi, soaa banyak meninggalkan sesuatu aong diingat orong, baik semasa di hledan moupun di tempat lainnya. Di mana saya berada, anggota saya selalu bangga menjadi seorong polisi."ts Hal ini tentu menjadi bukti, bahwa ia memimpin tidak sekadar dengan ofof dan otak, melainkan juga dengan jiua, dengan hati nuram. Ia tahu benar, manusia yang bangga atas jabatan dan kedudukannya, dapat dipastikan akan terhindar dari perbuatan tercela yang menodai jabatan dan kedudukannya tersebut.
Pernah dalam suatu upacara yang berlangsung
di
dalam gedung Bhal.angkari Mabes Polri, Dibyo menegur keras dua anggota polri berpangkat brigadir jenderal dan memintanya maju ke depan sebelum upacara selesai. Kedua perwira tinggi polisi itu ditegur karena pada saat upacara berlangsung malah mengobrol. Baginya, disiplin adalah sesuatu yang tidak dapat ditawartawar, dan reuard and punishment merupakan ganjaran yang diberikan tanpa
pilih
kasih.z+ Perilaku memberikan hukuman tanpa
pilih kasih ini merupakan pencerminan teori kepemimpinan Jawa Hasta Brata, salah satunya adalah ibarat api, dalam membakar sesuatu tak pernah memilah dan memilih, yang pada gilirannya justru akan menimbulkan perasaan oaem dan tentrem, karena terbebas dari kejahatan.zs
Bertolak dari gaya kepemimpinannya yang menerapkan reward and punishmenf yang konsekuen dan konsisten tersebut, selama kepemimpinannva tercatat 296 anggota Polri yang diadili di Mahkamah Militer (Mahmil)
dan 294 lainnya terkena sanksi hukuman karena tindakan indisipliner (tahun 1996).Sementara itu, pada tahun tggT angka itu menurun drastis karena hanya 66 orang prajurit Polri yang diajukan ke Mahmil, sedangkan vang melanggar disiplin tercatat 47 orang.Ini membuktikan bahwa gebrakan
Dibyo untuk menindak segala penyimpangan dalam menegakkan disiplin nrenjadi shockteraphy yang ampuh. Fakta tersebut memberikan bukti nyata, bahwa Dibyo memiliki komitmen tinggi terhadap disiplin karena merupakan salah satu unsur penting untuk menjadi polisi yang sukses. Disiplin adalah kemampuan untuk
-3 -4 -;
46
Suora Pembaruan,
rrApril
1996.
lndoneslo, 5 Juli 1998. Pardr Suratno, "Sang Pemimpin menurut Asthabrata, Wulang Reh dan Dasa Darma Raja,,
Bi-sni.s
Bne lV ,t, DaRt AKADEMT KEpoLtstaN
m
el
okuk an op o A an g s eh ar
us
ny a
dilakukan,
ke
tik a kit e har
saNpar
u
s m el
KApoLRt
akukanny a
entoh kita suka melakukannya atau tidak. Disiplin adalah kualitas tunggal
terpenting untuk sukses dalam bidang apa pun.z6 Ketika memegang tampuk pimpinan ter.tinggi Kepolisian Republik Indonesia, Polri diterpa banyak gosip dan isu miring. Salah satu di antaranya adalah
mengenai sebutan yang menyakitkan, yaitu wereng coklat dan mahalnya biaya
untuk masuk ke Akademi Kepolisian atau pendidikan kepolisian. Hebatnya, Dibyo tidak mengelak atau mengingkari isu itu, bahkan berjanji akan memperbaikinya.
Demikian juga ketika terjadi beberapa kerusuhan seperti di Situbondo, Tasikmalaya, dan Sanggau Ledo, Kapolri Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo tidak mencari kambing hitam, tetapi mengakui bahwa terjadinya halhal tersebut karena Intel Polri dan lainnya belum berfungsi secara optimal.zz Selanjutnya, Kapolri mengatakan, munculnya berbagai kerusuhan besar adalah karena kurang berjalannya upaya memberikan peringatan dini (early
toarning), deteksi drni (early detection) dan analisis perkiraan situasi yang akan terjadi.
Sementara itu, mengenai kritikyang selama ini diarahkan kepada Polri,
Kapolri menanggapinya dengan j iwa besar, " Kritik dan kecaman itu seharusny a
menyadarkan kita, bahtua kita harus berusaha lebih ekstra membenahi diri, mulai dari yang paling bawah (bottom up)."78 Kemudian, bersamaan dengan itu kejahatan di bidang narkoba juga semakin merebak, baik melalui penjualan di masyarakat maupun melalui penyelundupan.
Mengantisipasi kenyataan
ini, ketika baru saja dilantik
menjadi
Kapolri, pada 15 Maret 7996, ia pun menyadari bahwa jabatannya yang strategis tidak pernah bergeser dari segala permasalahan yang muncul di masyarakat serta kasus-kasus lain yang senantiasa mewarnai kehidupan bangsa ini. Dengan serius ia memberikan pernyataan yang tegas dan tanpa
ragu-ragu, "Kita akan meningkatkan operasional kepolisian, Kita akan berantas semuanAa." Setengah berjanji ia menyatakan, akan mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki Polri untuk memberantas kejahatan.
I(ebijakan mendasar yang harus terwujud adalah bahwa keberadaan
Polri di tengah-tengah masyarakat mampu berperan sesuai dengan visi dan 76 Budi Gunawan dan Jen Z.A Hans,"Kiat sukses Polisi Masa Depan" 77 Kompcts, z3 .lanuari 1997. ZB
Kornpas, z3 Januari r997.
47
EustrLopEDr KapoLRt ,:
JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
misinya, yaitu sebagai penegak hukum, pelindung, pengayom, dan pelayan m asyaraka
t. " M i s alny a a an g s an g at
m
e
na
entuh masa or akot ed al ah m o s oloh
premanisme dan narkotika." Tutur Jenderal Polisi yang merintis karier dengan menjadi perwira polisi di dua daerah keras, surabaya dan Medan. Ibaratnya, sejak bayi ia telah berkenalan dengan kejahatan dan segala bentuk premanisme.Te Selama ini, catatan prestasinya memang cukup menonjol, dan namanya
makin melejit sejak Dibyo dipercaya mengemban tugas sebagai Kapolda Metro Jaya. Nyaris tidak ada kasus-kasus besar yang tidak terungkap.8o Hal penting yang tidak dapat dilupakan pada masa kepemimpinannya adalah terjadinya polemik mengenai tarik ulur status Polri. Di satu sisi ada wacana yang menginginkan Polri mandiri dan lepas dari ABRI, wacana yang lain menganggap Polri di ABRI sudah tepat. oleh sebab itu, terus
ditindaklanjuti dengan upaya Polri lepas dari ABRI, dibuktikan waktu penyerahan jabatan Kapolri kepada Roesmanhadi, Dibyo menyerahkan naskah keluarnya/pisahnya Polri dari ABRL
Menjawab pertanyaan tentang kinerja Polri yang kurang optimal, Kapolri mengemukakan, polisi adalah aparat negara penegak hukum yang dipersenjatai dan dilengkapi dengan pengetahuan dan teknologi modern guna menghadapi ancaman dan gangguan keamanan yang terus meningkat, baik kualitatif maupun kuantitatif. "Sebuah korps atau aparat negara yang dipersenjatai harus punAo atur an me nd a s ar y ang b erb e da den
g
an
or
ong
-o
r ong at au
s
atuan- s atuan sip il.
Karena itu kepolisian membutuhkan tata cara dan disiptin seperti militer. Kedudukan Polri makin kokoh sejak Orde Baru, yang mempertegas kedudukan ABRI dengan empat matra, yaitu TNI-AD, AL, AU dan polri, yang satu sama lain berdiri sejajar dan setara, tetapi dibedakan oleh tugas pokok dan profesionalisme.
"Polri memiliki keduduken yang unik di kalangan birokrasi negara karena mengemban tiga sistem (idministrasi sekaligus aong tidak dilakukcnt oleh fungsi eksekutif ataupun kalangan birokrasi yang lain, yaitu sisfenr administrasi negara, administrasi pertahenan keamanan, dan a dnini s tr asi p er adil an p idana." B, -9 IrLti Beritct, "Komitmen dan I(ebijakan Kapolri ,Ienderal Po1. Dibyo Widodo" :il Aornpas, 18 Maret 1996. :, Bi.sni-s Indonesia, r Juli 1997.
48
Bna lV x Danr Araorvr
KEpoLtstAN sAvpar KapoLnl
Dalam sistem administrasi negara, Polri tampil sebagai pelayan masya-
rakat terdepan karena tugas kepolisian sangat universal serta menyentuh langsung pada segala aspek kehidupan masyarakat. "polri selalu berurusan dengan masyereket."I' Polri pun dijadikan ujung tombak ABRI di tengah-tengah masyarakat dalam sistem administrasi pertahanan keamanan. "Kerene kewenangan tugas "kemetreen" sekaligus kemitraan, mou tidak mau polri harus mlnung g al deng an raky at." ss Sementara itu, dalam sistem administrasi peradilan pidana, polri juga
menjadi ujung tombak penegak hukum
di masyarakat dan negara
dengan
kewenangan mulai dari upaya pendahuluan (preempttue), preventif, sampai represif.sa
Dibyo menjelaskan, Polri lahir, tumbuh, dan berkembang tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakaat di masa perang,
Polri terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai operasi militer bersama-sama satuan Angkatan Bersenjata lainnya. Andil Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika mempertahankan kemerdekaan sangat besar karena dalam kekalutan rakyat atas ultimatum tentara sekutu akibat terbunuhnya Brigjen Malaby (sekutu) pasukan polisi berkonvoi dengan tank-tank dan panser serta persenjataan lain untuk mengobarkan semangat rakyat.
zr
Agustus 1945, eksistensi Polri makin diperkuat dengan pernyataan, bahwa pasukan polisi istimewa adalah Polisi Republik Indonesia. Pada
PelantikanJenderal R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo sebagai Kepala Kepolisian Negara pada z9 september 194s merupakan penegasan bahwa polri tidak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan RI.
Walaupun demikian, pada detik-detik menjelang lengser dari kursi Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo justru bersemangat menggulir-
kan isu kemandirian Polri.ss Bahkan, dua hari sebelum menyerahkan jabatan Kapoiri kepada Letnan Jenderal Polisi Drs. Roesmanhadi, secara Bz
Bisnis Indonesia, g J:uJi t997.
B3 Bir-nrs lndonesia, zg ,Iu.lt tgg7. B4 Brsnrs fndonesia, z3 Jul'i 19977.
85 Bisnis Indonestz,
S
Juli rgg8.
49
ENsrrLopEDr Kapor-nr x
JENDERAT
Portst Dns. Dtavo Wtoooo
terang-terangan Dibyo mengatakan bahwa di tengah arus reformasi saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan kemandirian Polri. Namun, diujung kepemimpinannya, Dibyo melakukan pengkajian awal
untuk mewujudkan sosok Polri yang mandiri. Naskah konsep kemandirian tersebut telah disampaikan kepada penggantinya, yaitu Roesmanhadi, sebagai masukan. Tentu saja, Dibyo berharap konsep kajian itu akan ditindaklanjuti.s6 Dibyo mengungkapkan kemandirian Polri merupakan keinginan terakhir yang sangat kuat. Paling tidak Polri harus memiliki otonomi untuk menentukan sendiri tugas-tugas kepolisian, katanya. "Berilah kami (Polri)
I
I
otonomi untuk menentukan tugas kami sendiri, tugas penegakan hukum itu kan tidak boleh diganggu oleh siapa plln."ez Ternyata, harapan Dibyo itu selaras dengan harapan seluruh rakyat,
terbukti, empat tahun kemudian, cita-cita kemandirian Polri itu menjadi kenyataan, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor z tahun 2oo2 tentang Kepolisian Negara RI, yang menjadi landasan dan pegangan pelaksanaan tugas Polri. Pada Pasal z dirumuskan dengan tegas, fungsi kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.8s
Hal itu dipertegas dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun zooz tentang Pertahanan Negara, Pasal 10 tersebut menyebutkan bahwa, Ayat (r) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Ayat (z) Tentara Nasional Indonesia, teidiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.Bs Pasal ini secara tegas mengakui keberadaan Polri secara mandiri yang terpisah dari TNI.
86 Bisnis Indonesio, S Juli 1998. BZ Bisnis Indonesia, 5 Juli 1998. "Lumayan untuk nakut-nakuti nyamuk". BB Undang-undang No.z tahun 2oo2 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bg Undang-undang Nomor 3 Tahun 2oo2, tentang Pertahanan Negara.
50
I
BABV
SEBAGAI KAPOLRI
S.1
Pengembangan Kelembagaan
$
etnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo dilantik menjadi
&*fapolri
pada 15 Maret 1996. Serah terima jabatan antara
Letjen Polisi Drs. Dibyo Widodo dengan Jenderal polisi Drs. Banurusman Astrosemitro, dilaksanakan pada hari Senin tanggal rB Maret 1996 bertempat di lapangan upacara Akademi Kepolisian Semarang. Struktur organisasi polri hanya memiliki r7 polda, atau menampilkan struktur yang ramping. Dari segi pendanaan operasional serta penyediaan sumber daya dan sarana, memang lebih efisien. Namun, efisiensi itu tidak selalu menjamin tugastugas polisi dapat terseiesaikan secara efektif dan cepat. sebagai seorang yang pernah mendalami dan meneliti perencanaan strategis sewaktu menyelesaikan
doktoralnya di PTIK, Dibyo punya pandanganyang berbeda dari fakta ataupun kekuatan yang dihadapinya. Begitu ia menduduki jabatan sebagai tampuk pimpinan tertinggi polri,
maka pengembangan kelembagaan
ini merupakan kebijakan yang pertama-
tama digarapnya. Kebijakan ini dinilai strategis karena bertujuan untuk meningkatkan fungsi Polri sebagai pengayom masyarakat, di samping untuk mengantisipasi laju perubahan yang terjadi di masyarakat yang disertai dengan
kejutan-kejutan sosial budaya yang pada akhirnya akan mempengaruhi stabilitas nasional yang telah dicapai pada saat itu.
Sekitar tahun 7g7o-an karena kesulitan anggaran, pemerintah menciutkan jumlah polda, menjadi 17 saja. Penempatan polda diprioritaskan di daerah-daerah yang disusun sesuai dengan klasifikasi tingkat kerawanan sosial politiknya.
53
ErusrrLopEDt Kapornt
u; JENDERAT
Portst Dns. Dtsvo Wtoooo
Setelah Polri berusia setengah abad, tidak semua provinsi memiliki
wilayah polda sendiri. Di Sumatra misalnya, Polda Sumatra Bagian Selatan membawahkan 4 provinsi, yakni Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Model penggabungan serupa juga terjadi di wilayah Polda Jawa Tengah (membawahkan Jawa Tengah dan DIY), Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, serta Polda Nusa Tenggara yang melingkupi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, serta Polda Kalimantan Selatan dan Polda Kalimantan Tengah.oo Dengan pemekaran itu, provinsi yang masih bergabung masing-masing
memiliki polda sendiri. "Tujuan kami (maksudnya mengembangkan polda) gr adaloh mening katkan pelay anan kep ado mosA arokQt." Dengan jumlah poidayang tidak sesuai dengan jumlah provinsi memang
efisien dari segi pendanaan, tetapitidak efisien dari segi mekanisme pelaksanaan tugas. Kapolri tidak dapat memberikan instruksi langsung kepada provinsi yang
tidak ada poldanya, dan instruksi harus melaiui polda yang berada di provinsi lain. Bagi polisi yang menuntut kecepatan pelaksanaan tugas, hal seperti ini tidak efisien, dan karena itu, pencapaian hasilnya juga kurang efektif.
Ketika meresmikan 4 polda di Nusa Tenggara, Dibyo menegaskan prinsipnya, "HaI ini mertLpakan langkah yang songat strategis gul70 menunjang akselerasi pelaksonaon kebijakan pimpinan ABRI dalam rangka meuujudkan ABRI yang lebih mantop don mompu mengembon tugas ABRI."9' Mengenai kebijakannya untuk mengembangkan kelembagaan ini, wajar
jika pendahulunya, yaitu Jenderal Polisi (Purn) Drs. Kunarto memberikan komentarnya, "Mungkin Pemerintah sudcrh punya uang lagi, m^aka poldapolda itu dikembalikan ke setiap prouinsi."c'3 Di samping itu, I(apolri juga menegaskan bahwa setiap anggota Polri
dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan analisisnya sesuai dengan tuntutan masyarakat, makin besarnya pertentangan antarkepentingan dalam masyarakat, serta kualitas kejahatan akibat pesatnya perkembangan
dunia internasional berupa kejahatan terorganisasi. oleh karena itu, jajaran kepolisian menyandang beban yang berat karena polisi langsung bersentuhan dengan kehidupan nyata di masyarakat.ea go
FortLn'L
Utama, t5 Juli 1996.
gt Fortmt Utantz, r5 ,Iuli 1996. gz Kontpcrs, z7 September 1996. 93 Forum Utarna, r5 Juli 1996.
94
54
Kompas,zT Jtnitgg6.
Bne V .s Seeacat KnPornt
Untuk itu, Dibyo menetapkan kebijakan dengan mengembangkan jumlah polda yang semula hanya
17
menjadi 22, sesuai dengan jumlah provinsi waktu itu.
Prinsip Dibyo dalam upaya pengembangan polda ini adalah agar setiap gubernur didampingi oleh seorang kapolda meskipun dengan kondisi yang serba terbatas, mulai dari personel, anggaran, serta sarana dan prasarana. Di samping itu, jumlah kompi Brigade Mobil (Brimob) juga dikembangkan dari 49 kompi menjadi 56 kompi. Di sisi yang lain, juga diusulkan pembentukan
polisi wilayah (Polwil) di Bali dan peningkatan status Polres Badung menjadi polisi kota besar (Poltabes). untuk itu, Kapolri mengatakan bahwa upaya membentuk Polwil di Bali seperti halnya di tiga provinsi lainnya di wilayah hukum Polda NTB, NTT, dan Timor Timur, yang sudah terpikirkan sejak tahun rgg1:s
bukti bahwa Kapolri amat peka dengan kondisi dan tuntutan masyarakat, reserse Polri juga dikembangkan menjadi Korps Reserse Polri, Sebagai
antara lain dengan membentuk reserse di bidang ekonomi yang berkaitan dengan kejahatan monea laundering (pencucian uang) dan reserse lingkungan hidup,oo dan berhak menangani kasus-kasus korupsi (yang semula menjadi wewenang kejaksaan semata).
Tidak kalah pula pentingnya, berdasar bentuk organisasi, Dibyo juga mengadakan perubahan mendasar di bidang struktur organisasi di tubuh polri. Dari semula berbentuk Directory Staff System dikembalikan menj adi General
Staff System dengan modifikasi direktorat. Ketika hal ini diusulkan kepada Pangab, justru didukung oleh Pangab dan menjadi kebijakan di lingkungan ABRI karena Generel StaffSystem tersebut juga diterapkan di ketiga angkatan yang lain, AD, AL, dan AU, sampai saat ini.e7 Sementra itu, Polri sudah berubah sejak berpisah dari TNI.
Di samping hal-hal tersebut, Dibyo menambahkan, bahwa ketika dirinya menjadi Kapolri, Direktorat Serse Polri diubah menjadi Korps Reserse Polri yang dikomandani jenderal polisi berbintang z (mayor jenderal) yang saat ini menjadi Badan Reserse Kriminal (yang dikomandani oleh seorang Jenderal berbintang
tiga). Kemudian, Korps Brimob, yang semula dikomandani oleh seorang kolonel
polisi, ditingkatkan menjadi inspektur jenderal polisi. Dibyo pulalah yang menghidupkan kembali adanya resimen pelopor yang pernah dihapuskan, demikian juga dengan pasukan perintis Sabhara. 95 Angkatan Bersenjata, S April 1997.
96 Bisnis Indonesia, zg,Iu.Ii rgg7. 97 Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia.
55
Ersrr
JENDERAT
Por st Dns. D gvo WtDoDo
Konsolidasi ke Dalarn dan Meningkatkan Kesejahteraan Pra-
S.2
jurit Pertama kali yang dilakukannya untuk meningkatkan citra Polri yang sedang terpuruk, adalah Dibyo segera menFrsun langkah-langkah operasional,
dengan men)'usun butir-butir kebijakan, yang meliputi Sosialisasi Gerakan
Disiplin Nasional, Pembentukan/Kerja sama Tim, Konsistensi Pendekatan Hukum, Pelayanan Terbaik serta Amankan dan Sukseskan Pemilu tg77 dan Sidang LJmum MPR 1998, yang diarahkan untuk mewrrjudkan penampilan operasional.o8
Mengingat semua upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa pembinaan sumber daya, maka kebijakan Dibyo berikutnya adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) Polri, melalui berbagai pelatihan, antara lain
pelatihan SAR dan pelatihan lingkungan. Khusus pelatihan lingkungan, dilakukan sesuai dengan tekad Kapolri yang punya komitmen tinggi terhadap penyelamatan kekayaan alam Indonesia.
Kapolri Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo menegaskan, salah satu kelemahan penegakan hukum lingkungan adalah kondisi integritas moral aparat penegak hukum yang masih lemah. Faktor ini sangat berpotensi dalam mengakibatkan ketidakberhasilan penegakan hukum lingkungan.ee Dalam kesempatan pelantikan Kapolda Kaltim zTAgustus 1997, Kapolri
mengisyaratkan agar jajaran Polda Kaltim bertindak lebih serius dalam me-
nangani eksploitasi ilegal kekayaan alam Ifultim. Selanjutnya, Kapolri menegaskan, "Kasus-kasus pencurian kekayaan alam dan satwa yang dilindungi,
serta eksploitasi merupakan prioritas dalam agenda tantangan tugas Polda Kaltim."loo
Hal ini amat perlu dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat juga berdampak terhadap meningkatnya kejahatan. Pada hakikatnya, kriminalitas memang merupakan produk masyarakat, dan selalu membayangi setiap
tahap perkembangan peradaban kehidupan manusia. Makin berkembangnya masyarakat, berkembang pula kriminalitasnya, baik secara kuantitas maupun
kualitas. I(ondisi itu puia yang memaksa Polri untuk terus-menerus menempa
diri. 98
Kapolri Dari Masa Ke Masa Kompas, r9 Januari 1997. roo Kompas, 29 Agustus 1997.
gg
56
Bne V x Se ercat
Kapolnt
Oleh karena itu, untuk mengadakan pendekatan terhadap kasus-kasus
kriminal yang berkembang, polisi mendekatinya dengan metode Scientifi.c criminal inuestigation. Untuk mendukung program pendekatan itu, polri memi-
liki sarana pusat laboratorium forensik yang memiliki 4 cabang, di Surabaya, Medan, Semarang, dan Ujung Pandang. Pusat identifikasi polri (Pusident) juga
memberikan dukungan teknis dalam mengungkap berbagai kasus kriminal.'o' Membangun SDM adalah langkah strategis, maka harus berorientasi ke depan dengan mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Adanya tuntutan demikian, unsur-unsur
utama lembaga pendidikan dan latihan Polri harus dapat menemukan kendala
dan mencari peluang, untuk kemudian mengubah kendala menjadi peluang tanpa mengabaikan kelemahan dan kekuatan SDM Polri yang tersedia.
Ditegaskan pula, bahwa pembenahan juga dilakukan pada saat penerimaan murid-murid di sekolah polisi. "Buken rohosie lagi kalau masuk
harus membayar mahal. Hal seperti ini mulai kita kurangi, kita mencoba seobjektif mungkin. Ya sekarang memong masih ada yang ke sekolah polisi
memakai uong. tetapi yang objektif sudah Bo persen," tegas Kapolri.'o'
Kapolri Letnan
Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo mengimbau
masyarakat untuk mendukung pimpinan Polri membenahi mental para anggotanya. Pembinaan mental
itu,
tambahnya, merupakan bagian dari
pembenahan penampilan perorangan.
"Itu yang paling sulit, "
Kapolri
menegaskan.'o3
Pembenahan diri itu, tentu saja termasuk meningkatkan kesejahteraan
prajurit, seperti yang dikatakannya, "Kesejahteraan terus ditingkatkan. Misalnya dengan pembangunan kompleks-kompleks perumahan polisi yang baru,
untuk menggantikan perumahan lama yang banyak tidak berubah sejak zaman Belanda, seperti rumah-rumeh Polisi di Menteng, Jakarta PLtset."'o+ Sebagai konsekuensi dari kebijakannya tersebut, di samping mengadakan
konsolidasi aparat, juga ditempuh dengan memberikan kesejahteraan kepada
jajarannya. Salah satu bentuknya adalah berusaha menyediakan perumahan bagi prajurit Polri. Perumahan merupakan kebutuhan primer seorang prajurit. Oleh karena
itu, sektor perumahan harus mendapat perhatian serius. Demikian antara lain rot Republika, r Juli 1996. roz Kompas,rJulirggT. ro3 Konrpns, tJul'ir9g7. ro4 Kompas, t Juli tgg7.
57
EnstrLopEDr Kapornr *
JENDERAT
Porrsr Das. D svo Wroooo
dikatakan Kapolri Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo saat meresmikan perumahan Pondok Daru Permai di Desa Daru Tigaraksa, Tangerang. Saat ini baru 48r buah rumah yang terealisasi dari 1097 unit yang direncanakan Yayasan Brata Bhakti (YBB). Selain itu, juga meresmikan beberapa gedung antara lain gedung ICU (unit gawat darurat) berlantai empat di RS Soekanto, Kramat Jati, dan Gedung Pertemuan Graha Karang Setra, Bandung. Kapolri juga telah menandatangani prasasti perbaikan rumah tidak layak
huni di lingkungan Brimob, Polresta Bandar Lampung, dan Polres Lampung Utara dan Lampung Tengah.'os Komitmen Kapolri terhadap kesejahteraan jajarannya ini selanjutnya berkembang di tiap polda di seluruh Indonesia, dengan dana bantuan dari Presiden Soeharto. Sebagai Ketua Umum YBB,Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo
mengharapkan agar YBB Polri tetap berada dalam koridor yang ditentukan, yaitu membantu dinas dalam rangka meningkatkan kualitas dan kesejahteraan anggota Polri.'n6 Ha1 tersebut disampaikannya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-46 Yayasan Brata Bakti Polri di Wisma Anton Soedjarwo Kelapa Dua, Depok.
Menurut Kapolri, pengorbanan dan pengabdian yang tulus dari segenap pengurus dan personel yang mengawaki YBB untuk memberikan yang terbaik merupakan kebutuhan mutlakyang dipersyaratkan. Kebersamaan antara pengurus dan anggota YBB Polri harus terus ditingkatkan. Kebij akan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan seperti pening-
katan efisiensi dan efektivitas manajemen, pemberdayaan YBB Polri dengan organisasi non-struktural Polri lainnya seperti Ikoppol, Primkoppol, dan Yayasan Kemala Bhayangkari hendaknya ditindaklanjuti dengan menjabarkan
kebijakan tersebut dalam lngkahJangkah nyata yang bersifat teknis dan taktis.'oz
Peringatan Ulang Tahun YBB yang ke-46 itu, antara lain ditandai dengan peresmian Gedung dan Wisma Anton Soedjarwo. Seiain itu, juga dilaku-
kan pemberian penghargaan kepada para mantan Ketua dan Wakil Ketua YBB yang ditandai degan penyematan "Peniti Emas" oleh Kapolri. Juga dilakukan penyerahan piala kepada juara keroncong yang diadakan dalam rangka mem-
peringati HUT ke-46, pada tahun 1998. 105 Merdeke, z4
Jamari tgg7.
ro6 Merdeka, z4 Jantari rggT to7 Merdeka, z4 Januari 1997.
58
Bne V
$€
Seencnr Kapornl
Pada kesempatan tersebut Kapolri menyerahkan bantuan dari YBB Polri
kepada Kapolda Metro Jaya berupa Recouery Modul, yaitu bangunan dengan sistem knockdown (bongkar pasang, pen.) yang digunakan untuk pemulihan kesehatan, baik fisik maupun mental petugas lalu-lintas. Kapolri juga menerima
kenang-kenangan dari YBB berupa pisau komando yang merupakan produk dari PT Tansa Trisna, salah satu badan usaha di bawah naungan yBB, dan pem-
berian bantuan dari YBB Polri kepada Brimob berupa dua buah organ yang diserahkan langsung oleh Kapolri kepada Komandan Resimen I dan II Brimob Polri.
untuk memberdayakan Polri sesuai dengan arahan IGpolri tentang
3
penampilan Polri, dilakukan latihan terpadu Samapta Polri di Wisata Terpadu Tanjung Lesung, yang dilaksanakan r hari dan melibatkan kekuatan Polisi udara dengan 5 helikopter, Polisi perairan dengan r kapal tipe 5r5, jetski z buah, perahu karet 4 unit, kapal bulsi 4 unit, kapai peninjau z buah, sedangkan Subdit Satwa dengan anjing pelacak dan unit perintis sabhara (ups) dengan
kendaraan roda 2.'o8 Direktur Samapta Polri menjelaskan latihan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan suasana kebersamaan fungsional Samapta
Polri dan mengasah profesionalisme polri. Selain itu juga mencari metode/ pola operasi yang kesemuanya bisa dicapai dengan bekerja keras dan berlatih melalui operasi.
5.3 Meningkatkan Penampilan Penampilan merupakan indikator nujud secara fisik, tetapi di sana tercermin bagaimana suasana psikis serta kdsamaptaan Polri. Oleh karena itu, begitu Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo, menduduki jabatannya sebagai Kapolri, ia langsung tancap gas dan menerapkan kebijakan tiga penampilan, yaitu penampilan perorangan, penampilan kesatuan dan penampilan
operasional. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas anggota, baik perseorangan maupun kesatuan. semuanya untuk mencapai kondisi Polisi yang berwibawa dan dicintai masyarakat.
Berbagai penampilan yang harus ditingkatkan tersebut dirumuskan sebagai berikut, Penampilan perorangan yang merupakan pangkal dari penampilan yang lain mencakup aspek sikap mental kepribadian, aspek penampilan fisik, dan aspek kemampuan profesional. Aspek sikap mental kepribadian
t
oB Medta Indonesia, zzJanuari rgg8.
59
EHsrrLopEDr Knpor_nr t* JENDERAT porrst DRs. Dreyo Wtoooo
meliputi unsur-unsur yang lebih ditekankan pada sikap mental, moral, sikap dan perilaku, disiplin, loyalitas, kebanggaan, kehormatan prajurit, serta konsekuen,
dan konsisten. Aspek penampilan fisik meliputi unsur-unsur yang harus ditingkatkan, yaitu sikap fisik, postur, tampang, pakaian, atribut, perlengkapan dinas. Sementara itu, aspek kemampuan profesional yang meliputi unsur-unsur pengetahuan dan keterampilan, baik keterampilan dasar polri, keterampilan profesional, maupun keterampilan pribadi.'uo
Penampilan kesatuan, mencakup aspek markas komando dan aspek pembinaan manajerial. Aspek markas komando mencakup unsur-unsur markas komando, ruang jaga, ruang kerja, ruang tahanan, rumah dinas. yang berkaitan
dengan aspek pembinaan manajerial, mencakup peningkatan manajemen umum, pembinaan data, pembudayaan satuan, pembinaan materiil logistik, pembinaan kemampuan satuan dan kesiapan sarana kelengkapan.
sementara itu, aspek peningkatan penampilan yang terakhir, adalah penampilan operasional yang meliputi aspek sistem, aspek tugas operasional
dan aspek penyelenggaraan operasi. Aspek sistem meliputi unsur-unsur: penyempurnaan peranti lunak operasional, HTCK (hubungan tata cara kerja), untuk dan antar fungsi, penlusunan protap (prosedur tetap), consignes (tala
tertib yang harus dipatuhi dan bersifat mutlak) operasional serta pengkajiannya serta analisis dan evaluasi pelaksanaan tugas dan kendali untuk improvisasi tugas yang akan datang. Aspek tugas operasional, dengan unsur-unsur
yang harus ditingkatkan, turjawali (pengaturan, penjagaan, pengawaran patroli) bidang lalu lintas, bidang penyelidikan dan penyidikan, bidang intel pampol, bidang binmas, operasional pelayanan masyarakat dan pengendalian masyarakat. Aspek penyelenggaraan operasi meliputi latihan sesuai dengan praoperasi, latihan teknis profesional perorangan, dan latihan teknis profesional satuan.ttn
Penjabaran secara terperinci tersebut tentu diharapkan agar kebijakan
dapat diterapkan secara operasional karena semuanya diarahkan untuk mewujudkan profesionalisme dan integritas polri di masyarakat. upaya tersebut tidak bisa dilepaskan serta amat bergantung pada tiga komponen i'ang kait-mengait, yaitu unsur sumber daya manusia, sarana prasarana, serta kiprahnya di lapangan.
rctg Media Indonesia, zz Januari 1998. Lazuardi sage, "Jenderal Polui Drs. Dibyo wirlodo: pikiran, (Jcapan, den Tindakan".
iro
50
Ble V x Seeacar Kapornr
Dalam upaya meningkatkan penampilan, diadakan beberapa perubahan antara lain seragam PDU (pakaian dinas upacara) IV Polri diubah dengan PDU
IV baru yang menggunakan selempang dan sabuk hitam dari kulit. Sementara itu, Kesatuan Reserse menggunakan baret merah maron dan Sabhara menggunakan
baret coklat."'
Di samping itu, juga telah dibentuk pasukan perintis sebagai bagian dari Sabhara, di seluruh polda. Semua organisasi atau unit-unit baru tersebut dibentuk semata-mata dalam rangka menumbuhkan kebanggaan pada anggota Polri, yang akan berdampak pada pelayanan yang baik kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat juga akan bangga kepada Polri.
Upaya peningkatan penampilan kesatuan dilakukan
dengan
kemampuan fisik, serta penampilan yang lebih baik dan bersih. Erat berkaitan dengan kebijakan ini, banyak anggota Polri yang berusaha mendapat brevet
kemampuan yang dipasang pada atribut.
Di samping itu, kapolres ke atas diharuskan menggunakan tongkat komando. Ternyata, kebijakan itu masih berlangsung sampai sekarang, yang artinya kebijakan itu didukung dan tetap dipertahankan oleh pejabat Kapolri berikutnya. Ketika ada komentar wartawan mengenai hal ini, Dibyo memberikan pernyataan tegas, bahwa ia ingin Polisi tampil gagah. Inilah salah satu upayanya untuk mewujudkan Polisi yang dicintai dan dikagumi masyarakat
karena mampu memberikan perlindungan dan pelayanan yang baik. Menurut
Kapolri, citra polisi amat ditentukan oleh perilaku anggotanya di lapangan."" Di bidang penampilan operasional diadakan perubahan dengan dengan
mengembangkan Unit Reaksi Cepat (URC). Ketika Dibyo menjadi Kapolda
Metro Jaya URC telah dirintis di sana, selanjutnya dikembangkan untuk seluruh Indonesia. Sementara itu, satuannya juga dikembangkan, yang terdiri atas URC Reserse, URC Lantas, URC Binmas, URC Kompleks, IIRC Kesehatan,
serta URC dari Labfor (Laboratorium forensik) dan Identifikasi. Di samping dilaksanakan dalam bentuk kebijakan, dalam berbagai kesempatan Kapolri selalu mengingatkan, penampilan Polri harus optimal."r
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo menegaskan bahwa seluruh olah pikir dan olah fisik penampilan Polri baik, secara perorangan, kesatuan maupun operasional harus secara optimal dilakukan oleh setiap anggota Polri, 111
Lazuardi Sage, "Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo, Pikiran dan Tindakan"
ll2 Kompas, z9 Jdi rgg7. 113
Kompas, z9 J:uIi t997.
6t
Er,rsrr
DRs. Dreyo Wroooo
untuk membuktikan bahwa Polri mampu dikedepankan sebagaimana pimpinan negara dan pimpinan ABRI.
Menurut Kapolri, pekerjaan-pekerjaan kepolisian yang mengacu kepada management by objectiue (manajemen berdasar tujuan, yang pada praktiknya dilakukan melalui penlusunan program dan anggaran, hendaknya dapat dilaksanakan sebaik mungkin dengan kualitas pemikiran yang bersifat strategis, sehingga mampu benar-benar menyentuh link-up, antara perencanaan dan pelaksanaan operasional. Dengan demikian, sistem manajemen itu men-
jamin bahwa setiap yang direncanakan akan memberikan jaminan tertinggi untuk dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, pekerjaan kewasrikan (wasrik, pengawasan dan pemeriksaan) tampak jelas, tidak semata-mata hanya berorientasi pada pekerjaan yang bersifat operasional saja, tetapi juga menyentuh pekerjaan di bidang perencanaan.li,t
Kapolri lebih lanjut menekankan, agar jajaran Irjen polri meningkatkan kemampuan individu dalam keterampilan melaksanakan coaching, consultation and negotiation sebagai mitra pemberi petunjuk arah dan mitra penuntun berbagai kekurangan, kelemahan, dan bahkan penyimpangan yang terjadi. Erat berkaitan dengan peningkatan penampilan ini, sebagai konsekuensinya, Polri pun mengirimkan anggotanya belajar ke berbagai negara. Ada yang mengikuti pendidikan monea laundering, kejahatan hak
intelektual, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan dan tuntutan globalisasi. Karena modus operandi kej ahatan selalu berkembang. "s
5.4 Intensifikasi Kamtibmas Kamtibmas, atau keamanan dan ketertiban masyarakat, merupakan fokus pengabdian dan tugas Polri. Ketika Dibyo menjabat sebagai IGpolri, telah terdeteksi gangguan kamtibmas yang akan muncul dan perlu diantisipasi, yang meliputi: (a) gangguan kamtibmas konvensional sebagai gejala patologis yang selalu melekat, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat, (b) gangguan
kamtibmas konvensional berdimensi baru, yang dalam perkembangannya menunjukkan intensitas yang meningkat, baik kualitas maupun kuantitas, dari aspek sasaran, jumlah pelaku, serta peralatan yang digunakan; (c) gangguan
:1
,i
62
\rtclkatan Berserynra, to April 1996. \rtgkcttan Bersenjata, to April rg96.
Beg V * Seencnr Knpornr
kamtibmas sebagai dampak ikutan hasil pembangunan, misalnya pencemaran
lingkungan, kelompok massa destruktif (SARA), masalah perburuhan dan pertanahan, dan bencana massal; (d) gangguan kamtibmas berlatar belakang politis seperti demonstrasi, unjuk rasa, kerusuhan massal; (e) kejahatan internasional yang ditetapkan dalam konvensi internasional seperti narkotika, uang palsu, pembajakan di laut dan udara, terorisme, dan perdagangan wanita."6
Agar Polri mampu berperan sesuai dengan misinya sebagai penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, bukan hanya kualitasnya yang harus memadai, tetapi kuantitasnya juga harus mencukupi. Namun, kenyataannya, jumlah polisi di Republik Indonesia ini jauh dari kondisi yang
ideal, dengan jumlah peralatan yang jauh dari memadai. Di atas kertas, pada
tahun 1996 jumlah anggota Polri mencapai t79.g46 personel. Jika waktu itu jumlah penduduk 195 juta, ratio penduduk dibanding dengan polisi Indonesia mencapai 1 orang polisi dengan 1.1oo orang. Artinya, 1 orang polisi punya beban "menjaga" 1.1oo orang. Jumlah itu baru akan terasa memadai bila ditambah lagi 6g.oS+ orang hingga mencapai 248.ooo personel, atau dengan mencapai r: 787. Dengan demikian, tugas Polri tidak terlalu berat. Padahal dalam kenyataannya setiap tahun Polri baru mampu menambah anggotanya sebesar 11.ooo orang.117
Sementara
itu, jumlah personel Polri juga mengalami
peny.usutan
sekitar 5.ooo orang per tahun, baik karena pensiun maupun meninggal dunia. Jika jumlah penduduk juga mengalami peningkataan t,5%o per tahun, maka
kondisi ideal ratio antara jumlah polisi dan jumlah penduduk, seperti yang direkomendasikan PBB, yaitu I polisi dibdnding 3oo penduduk, tetap sulit dicapai."s
Di sisi yang lain, di bidang peralatan sebagai sarana operasional juga terkesan compang-camping. Dalam suatu kesempatan, Kapolri menandaskan, bahwa berbagai peralatan yang dimiliki jajarannya saat ini bukan saja tergolong minim, tetapi juga sudah ketinggalan zaman. Ia memberi contoh kasus meninggalnya seorang anggota Polsek Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu, akibat meledaknya senjata yang digunakan saat latihan, yang
merupakan produk Perang Dunia
II. Di samping itu, peralatan
canggih yang
dimiliki Polri masih terbatas pada tahap demonstrasi atau pameran saja, dan t-t6 Angktttan Bersenjata, ro April
rr7 Lazuardi Sage. "Jenderal t'r9 Republiktr. r Juli rqqo.
1996.
Polr.si Drs.
Dibyo Widodo, Pikiran, Ilcapan, dan Tindakan".
63
ENstxLopEDt
KapoLRt
e JENDERAL PoL st DRs. Dtevo WlDoDo
belum digunakan untuk operasional di lapangan. Gatso Meter, alat untuk mendeteksi mobil berkecepatan tinggi maupun peralatan uji gas emisi, (waktu itu) hanya ada dalam pameran.
"Ironis memeng, tetapi itulcrh kenyataan yang ada. Padahal untuk bisa memberikan pelayanan yang baik, tidak hanya dibutuhkan kesigapan, disiplin, komitmen, dan im(tn Aong montap, tetapi juga butuh serana dan prosorano pendukung Aang memedei."',s "Ini menjadi tantangon segenop jajaran Polri, untuk tetap setia memberikctn pelayanan kepada masyarakat d alem b erb ag ai ke t erb at a s annu o."
Jika kondisi di atas merupakan potret peralatan Polisi di darat, bagaimana kondisinya di perairan? Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo mengatakan, kapal yang dimiliki polisi perairan kini belum memadai, dan masih jauh dari standar yang dibutuhkan. "MeLr dibilang apa, kapal-kapal yang dimiliki
Polri ini sudah tidak
Iayak lagi untuk menongoni penyidikan berbagai kasus di perairan Indonesia
karena kapal-kapal yang ada sekarang ini kapal generasi tua dan banyak yang sudah rusak. Jadi, hanya disandarkan saja di dermaga." Mengenai jumlah ideal kapal yang dibutuhkan untuk operasional polisi perairan, setiap polda yang memiliki wilayah perairan harus punya kapal operasional. "
M inimal s etiap p olda punA o lima kap al
bes
ar untuk
op er
asional. Kit a
punAo z7 polda, padahal Mabes Polri hanya memiliki zt kapal besar dan 3t3 k ap al ke cil Jumlah ini ma sihj auh dari s t andar y ang memadai." P ers o alannya,
bukan polisi tidak berusaha untuk mengembangkan diri, melainkan berbagai usaha Polri selalu terbentur pada masalah dana yang terbatas, terutama untuk rnenambah kapal.'"o
Untuk mengatasi masalah ini, Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo rnemilih jalan yang masuk akal, yaitu memotivasi masyarakat untuk ikut serta atau berpartisipasi menjaga kamtibmas. Kebijakan tersebut dinilai cukup rasional, karena menurut Kapolri, Polisi menyadari bahwa keberhasilan yang
telah dicapai selama ini tidak terlepas dari adanya rasa kebersamaan dan berperan sertanya secara aktif semua pihak dan masyarakat luas.',' Kapolri Jenderal Pol. Drs. Dibyo Widodo, menegaskan: Lig
Kompas, z4 Desember 1996.
i:o Srzarc Pembaruan, z3 September 1997. ::r Suaro Pernbaruan, z Desember rgg7.
bz+
Bes V x Sraacar Knpolnr
"Jumlah oparot keamanan mosih songat terbatas, maka partisipasi dan peran serta segenap potensi masyarakat, khususnya satpam, merupakan kebutuhan mutlak, ogor secara bersama memelihara keamanan d.an ketertiban. untuk itu, koordinasi ontara satpam dan aparat keamanan harus terus dipupuk dan ditingkatkan, terutama dengan Kepolisian RI."p2 Namun demikian, Kapolri juga menyayangkan bahwa setiap tahun terkorban mati iadi sia-sia 1o.ooo orang, atau sekitar 3oo jiwa per hari, yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas karena tingkat disiplin masyarakat masih rendah.',s
5.5 Berjuang dengan Pendanaan Terbatas sesuai dengan tugas dan fungsinya, polisi menyelenggarakan keamanan,
ketenteraman, dan ketertiban masyarakat. Namun, karena keterbatasannya, tidak mungkin Polri berada di setiap tempat dan setiap saat. Salah satu fakta yang tidak dapat dielakkan adalah bahwa tugas dan fungsi polri yang demikian berat, belum didukung oleh anggaran yang memadai. Sejak awal, hal
ini sudah diketahui oleh Kapolri Jenderal polisi
Drs.
Dibyo widodo. Dalam skripsinya yang berjudul ,,suctu studi tentang sistem P er enc an aan s tr at e g i s pr o g r am dan Ang g ar an di K ep olisianRl, untuk me _ m
peroleh gelar sarjana kepolisian, dituliskan bahwa penlusun rencana strategis program dan anggaran, selalu dihadapkan pada kerangkaan sumber. Ketika ditanya oleh wartawan, tentang dana operasional polri sebenarnya berapa, Kapolri Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo menjawab dengan blak_ blakan, "wah, banyaklah, kira-kira satu iiliar rupiah dalam setehun.,,,,4 Dengan demikian, patutlah dimaklumi bahwa makna *benyek,sangat relatif. Terbukti pernyataan itu dilanjutkan dengan,,,yo., dengan cLana
itu, kami harus dapat menjalankan tugas. selah satu upaya untuk menekan itu (pembiayaan, pen.) adalah kemitraan. Misarnya, untuk penertiban yang berkaitan dengan listrik, kami bekerja sama dengan pLN. Juga penertiban penambangan liar, bekerja somo d.engan Departemen pertambangon. Dana operasinya mereka aang menanggung. Jadt bukan dari penggerebekan .JuQt.
"t
l.zz Kompas, z6
J:uni t996.
tz3 Kompas,3r Desember rgg7. rz4 Kompas, zgAgustus 1996. rz5
Fot'urtt Keadilan, Juni 1996.
65
ErstrLopEDr Kapor-nr
m JENDERAT
portsr Dns. Drsyo Wroooo
Kapolri mengemukakan hal tersebut sebagai reaksi atas pertanyaan wartawan, bahwa ada yang mengaitkan penggerebekan judi yang dilakukan Polda Metro Jaya sebenarnya tidak lebih untuk mengisi kekosongan kas anggaran. Begitu juga dengan pelemparan ekstasi kembali ke pasaran.',6 Memberikan komentarnya atas dugaan negatif tersebut, Kapolri menjawab spontan,
"wah kok tega banget. Itu isu yang kejam benar. Tekad kite itu pengabd.ian. Jadi, kalau ada yang melempar isu semacam itu berarti itikadnya keji, jelek dan buruklah. Tentang ekstasi, itujug a ng g ak benar. Kalau ada ang g ota polisi yang mati karena ekstasi, itu memang karena dia tukang minltm.,,,,z
Pada hakikatnya, seperti yang berkali-kali disampaikan, tugas polri adalah menjadi pengayom msyarakat. Daram kasus kemitraan seperti ini seandainya dana operasional Polri memadai dan dapatbergerak dengan dananya sendiri, tentu gengsi Polri makin meningkat, dan secara langsung maupun tidak langsung juga meningkatkan penampilan kesatuan.
Berangkat dari fakta seperti inilah yang bisa jadi menjadi penyebab mengapa beberapa anggota P olri " terg elincir" melakukan penyimpangan, mulai dari yang ringan sampai yang"mencoreng,'waiah polri. Polri juga pernah mendapat pertanyaan yang menludutkan, berkaitan dengan pengurusan sIM (surat izin mengemudi) yang naik berlibat ganda, atau sekitar ro kali. Menanggapi hal ini, IGpolri Letnan Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo menegaskan, akan meninjau kembali kerja sama pengelolaan administrasi Satpas SIM antara Polri dengan PT Citra Permata persada (Cpp) milik Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut). polri juga bertekad mempersiapkan
dan meningkatkan SDM kepolisian untuk menangani sendiri pengelolaan sIM' "Kifc tetap akan lihat lagi. Kaleu kita sud.ah mompu akan kita tangani sendiri," kata Kapolri kepada wartawan di BPMJ Mapolda Metro Jaya.',8 Menurutnya, untuk mengambil alih pengelolaan administrasi SIM tersebut, pihaknya membutuhkan tenggang waktu. Ia perlu mempersiapkan jajarannya mempelajari teknologi modern dan canggih yang diterapkan dalam proses administrasi sIM "Kerene serene d-an prasarananaa modern d.engan teknologi modern kite masih harus pakai mitra lah!,, I(arena pengalihan pengelolaan kembali itu membutuhkan waktu, maka untuk sementara Kapolri mengambil kebijakan meneruskan dulu pengelolaan rz6
Forurn Keadilan, Jtni tgg6.
rz7 Forwn Keadilan, J:uni t9g6. rz9 Forurn Keadilan, htni tgg6.
66
Bna V s{ Seencar Knpolnr
itu sampai kontrak yang telah disepakati berakhir. " Ken ede kontraknyo, nonti akan kita tinjau kembali. sudeh sekian lama tidak pernah naik itu." Menyinggung banyaknya keluhan masyarakat atas besarnya biaya pem-
buatan SIM dan desakan agar kontrak kerja sama segera ditinjau kembali, Kapolri berjanji akan menampung seluruh masukan dan mempelajarinya. ",soc1 penurunon harg a SIM akan ditampung . Masa gue harus turunin sekarang jug a. Pokoknya kita tangani dengan baik, melayani masyareket," tandasnya.',0 seperti diberitakan sebelumnya sejumlah pemohon sIM, yang ditemui di lingkungan Satpas SIM Kali Angke, Jakarta Barat dan polres Tangerang, Bekasi serta Depok, meminta agar tarif pembuatan SIM sebesar Rp5z.5oo,oo segera ditinjau kembali dan dibatalkan. Sementara itu, sumber di lingkungan
Polda Metro Jaya menyebutkan, kontrak administrasi dan pembuatan SIM antara Polri dan PT CPP dilaksanakan sekitar tahun tggz.
Namun, setelah berjalan kenyataannya jadi berbeda karena pr cpp tidak melakukan apa pun. Pihak swasta tak pernah menyediakan sarana dan prasarana yang dijanjikan. Bahkan pihak swasta hanya memanfaatkan seluruh tenaga dan fasilitas milik Polri. Demikian juga atas biaya yang dikeluarkan Satpas SIM, seperti telepon,
listrik, personel, dan sarana lainnya, seluruhnya menjadi beban Polri. Meski demikian, PT cpp tetap mampu beroperasi tanpa hambatan, padahal kontrak kerja sama itu sudah berakhir, oktober 2oo2. Dikaitkannya grup sinar Mas, dalam bisnis tersebut, karena salah seorang direksi PT cPP, Jimmy wijaya (bukan Franky wijaya), adalah salah seorang putra konglomerat Eka Cipta wijaya. Tetapi keikutsertaannya dalam bisnis itu sebagai pribadi, bukan di bawah bendera grup Sinar Mas.
5.6 Ganjalan atau Peristiwa Besar yang Dihadapi polisi Dari berbagai ganjalan yang dihadapi Polisi semasa Letnan Jenderal Polisi Dibyo widodo, sebagai Kapolri ia menjawab antara lain, lepasnya Eddy Tansil dari Penjara cipinang, Kasus penembakan mahasiswa Trisakti, kasus terbunuhnya wartawan Bernas udin, kasus terbunuhnya Marsinah, serta kasus Trawl Medan. Belum genap 3 bulan Letnan Jenderal (pol) Dibyo widodo menjabat I(apolri, masyarakat dikejutkan oleh kaburnya Eddy Tansil dari Lp (Lembaga Pemasyarakatan) Cipinang, 4 Mei tgg6.13o rzg Merdeka, z9 Mei 1998. t3o Merdeka,:9 Mei rgg8.
67
EttslxLopEDr
KapoLRt
* JENDERAT por sr Dns. Drevo WtDoDo
Dalam jumpa pers akhir tahun tgg6 di wisma Kemala, Kepolisian Republik Indonesia optimis menghadapi tahun tgg7, Kapolri Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo mengungkapkan bahwa salah satu peristiwa besar yang
belum berhasil diungkap polisi adalah kaburnya Eddy Tansil dari Cipinang. Eddy Tansil adalah bos perusahaan Golden I(ey dan pemilik seribu nama dengan beberapa alias, yaitu Tan
lun
Fuan alias Tan Djoe Hong, telah melakukan
ucn-
prestasi ngemplang kredit Bapindo sebesar Rpr,3 triliun. Ia dijatuhi hukuman zo tahun penjara, tetapi ternyata berhasil kabur, dan belum berhasil dilacak di mana ia berada. Karena ia banyak menggunakan nama ini pula, dari 16 rumah yang digerebek petugas, ditemukan 5 KTp ganda milik Eddy.u' Mengenai masalah ini, sahala p. Sinaga, seorang anggota DPRD-DKI memberikan komentarnya sebagai berikut, "Mesalah KTp gand.a memong
sering terjadi akibat kecerobohan oknum eperet." Masalah KTp ganda ini bisa menjadi rawan jika disalahgunakan pemiliknya. Menanggapi kaburnya Eddy Tansil ini, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi III DpR, Dibyo menjelaskan status Hendra Rahardja (saudara Eddy Tansil) belum menjadi tersangka dalam kasus larinya Eddy Tansil.'s" Ketika menghadiri rapat kerja dengan Komisi III yang dipimpin Suhardi, Kapolri mengemukakan t7g negara yang tergabung dalam Interpol telah
menyatakan kesediaannya membantu polri untuk memburu dan menangkap Eddy Tansil kembali. Dalam kesempatan itu Kapolri mengungkapkan pula, sejumlah negara yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Eddy Tansii seperti Singapura, Hongkong, Beijing, dan Malaysia, setelah diselidiki, ternyata kemungkinannya sangat tipis.rse
Direktur Pengawasan dan penindakan Keimigrasian (wasdakim) Rahardi SP pernah mengatakan Eddy Tansil mungkin berada di Hongkong karena Menteri Kehakiman menerima telepon gelap yang menyebutkan Eddy berada di Hongkong. Kemudian, Imigrasi menghubungi kakaknya yang tertua bernama Cheen Shefu, tetapi hasilnya belum diketahui.'s+
Mengenai lokasi persembunyian Eddy di Hongkong, bisa saja ia main petak umpet ke Macao, yang jaraknya tidak jauh dari Hongkong. Namun,
jika benar ia di Macao yang masih dikuasai portugal, polri akan mengalami r3 r Kunrpus. 2o ,luni 1996. t3: Korrrpns. zo Jrrni rgg6.
r:<3 Koli/.os. zo Jurri r996. r
t-r
68
Abrriptrs.
zo,ltrni r996.
Bes V * Seeacar Kapolnr
kesulitan karena sejak Timor Timur bergabung dengan Indonesia, pemerintah RI tidak memiliki hubungan diplomatik dengan portugal. seandainya Eddy bersembunyi di Beijing, Polri harus minta bantuan Interpol karena RI belum memiliki perjanjian ekstradisi dengan china. Dalam upaya pencarian itu, kerabat serta saudara
tiri
Eddy yang bernama Melani juga dihubungi untuk dimintai keterangan, tetapi belum membuahkan hasil. Seperti diketahui, Melani lah yang sering menengok Eddy di cipinang, atau mengantar Eddy
jika mau kontrol ke dokter. '35 Beberapa media juga memberitakan bahwa dalam upaya menangkap Eddy Tansil, polisi tidak akan menggunakan jasa Mafia atau paranormal. Namun, jika mereka memberikan informasi, hukumnya wajib diterima.
upaya melacak perusahaan yang diperkirakan menjadi tempat mendompleng dana Eddy, seperti misalnya Ramayana Group, dilakukan mengingat bahwa istri Presiden Direkturnya adalah adik kandung Eddy Tansil, yang dulu tinggal di pecenongan 3s dan memiliki 6 orang anak. '36
Keenam orang anak itu diketahui telah membuat paspor di kantor Imigrasi Jakarta Pusat.137
Mantan Menteri Keuangan J.B. sumarlin mengungkapkan berbagai fitnah yang pernah dilontarkan oleh Eddy. yang pertama, Eddy mengaku pernah membawa Ny. JB Sumarlin yang menderita patah tulang kaki berobat ke China. Padahal, konfirmasi Sumarlin, ia membawa istrinya ke Saint Carolus, kemudian ke Amerika' Fitnah kedua, Eddy pernah membiayai anak-anak Sumarlin bersekolah ke AS. Kata Sumarlin, anak-anaknya ke Amerika dibiayai sendiri dari hasil menjual tanah.'s8
waktu itu kasus Eddy Tansil memang membuat geregetan masyarakat, bahkan sampai ada yang mau memberikan hadiah I miliar kepada yang berhasil menangkap Eddy. Menanggapi hal ini polri menegaskan bahwa hal itu bolehboleh saja, tetapi Polri bekerja tidak berdasar hadiah, dan tetap berusaha mengejar di mana pun Eddy Tansil bersembunyi.'so
Dalam waktu yang berdekatan dengan kaburnya Eddy Tansil, polisi juga melepaskan Eng san, tersangka pembunuh Nyo Beng seng karena kurang-
nya bukti yang tersedia, sehingga penahanannya ditangguhkan. Bersamaan dengan hal itu, Menko Polkam soesilo soedarman (waktu itu, sekarang sudah tSS Pos KotL, t6 Mei 1996.
t36
Buana,
15
Mei t996.
r37 Buana, 15 Mei 1996. r3B Buatlct, r5 Mei 1996.
t39 Buana,
15
Mei 1996.
69
ErstrLopEDt Kapor-nr x jENDERAT portsr Dns. Drayo Wroooo
Tukar-menukar tanda mata dengan Kepala
PolisiAustralia (Chief of AFP)
Berbincang-bincang dengan peiabat-pejabat AFP (Australia Federal Police)
70
Bee V x Seeacar Knpornl
Penerimaan Kenangkenangan dari Mr. Kho Bun Hui,
Commisioner Police of Singapore (Kepala Polisi Singapura)
Bersama istri bernyanyi
diiringi musik dari Kepolisian Singapura di Singapura
7t
ENstrLopEDr KapoLRr i,
JENDERAT
Por sr Dns. Drgyo W oooo
almarhum), menlurati Jaksa Agung, agar isu kolusi di balik penangguhan Eng San diusut.'+u
Mengomentari hal itu, Kapolri Letnan Jenderal Polisi Dibyo Widodo menegaskan, "Penehenan Eng San ditangguhkan karena penyidik terbentur
podo kurangnya bukti. Jadi tidekbisa diteruskan ke Penuntut (Jmum. Karene
penuntut umum sendiri belum terima, ya terpaksa kita tangguhkan." Memperjelas soal adanya isu kolusi dalam penangguhan penahanan Eng San, Kapolri mengatakan"Curiga soma saya atau polisinya? Sangat
nalf
dong kalau kita dituduh berkolusi karena kita justru berupaya keras untuk mengungkap siapa intellectual ector atau ektor intelektual pembunuhan lr{yo Beng Seng itu. Kalauberkolusitentukami diam saja."'+r Kapolri juga menegaskan bahwa dia dengan tegas menolak permohonan O.C. Kaligis pengacara Eng San, agar penyelidikan terhadap kliennya dihentikan.
Kapolri langsung menolaknya. Ganjalan berikut yang dihadapi polisi adalah terjadinya penembakan mahasiswa Universitas Trisakti. Pada rz Mei 1998, di Trisakti terjadi penembakan, yang menyebabkan empat mahasiswa perguruan tinggi swasta itu tewas
tertembak, dan sedikitnya 47 orang cedera berat dan ringan. Mereka ditembak di dalam kampus. Menurut ahli kedokteran forensik dr. Mun'im Idries, para mahasiswa ditembak dari iarak iauh.'+'
Menanggapihaltersebut, "Segeraakankami ajukanke MahkamahMiliter
(Mahmil) dan kasusnya akan digelar minggu depan," kata Wiranto, waktu itu di Markas Besar ABRI Jakarta, usai acara serah terima jabatan Komandan Sesko ABRI dari Letnan Jenderal TNI Arie J Kumaat kepada Letnan Jendbral TNI Prabowo Subianto.'a3
Jenderal TNI Wiranto mengatakan bahwa Mabes ABRI kini sedang menyatukan hasil temuan tim ABRI dengan temuan tim lainnya seperti dari Komnas HAM, kepolisian daerah (Polda), dan Universitas Trisakti. Setelah itu,
baru diajukan ke Mahmil.
Ia juga mengatakan, bahwa hasil penyelidikan kasus penembakan ini sudah membuahkan hasil, yakni adanya beberapa satuan dan sejumlah prajurit yang diduga sebagai pelaku yang menyebabkan jatuhnya korban. "Pelaku-pelaku
t4o
Buana, 15 Mei 1996.
t-qt Media Indonesia, t4 Mei 1996.
t4z
Media Indonesia, r4 Mei 1996.
t43 Kontpas, z9 Mei dan 3 Juni 1998.
72
Bae V !g Seeacal
KapoLnl
tersebut disinyalir telah melakukan kegiatan yang tidak disiplin, tindakan di luar batas kepatutan serta kegiatan di luar prosedur yang berlaku," kata wiranto. 'aa
sementara itu, Kepala pusat penerangan (Kapuspen) ABRI Brigjen TNI AW Mokodongan secara terpisah usai acara yang sama mengatakan, pihaknya melalui Puspom ABRI sudah mengeluarkan perintah agar rg aparat yang diduga terlibat dalam kasus Universitas Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti, dikenai tahanan militer, dan proses persidangannya segera
dilakukan. Namun demikian, Kapuspen menolak mengumumkan nama-nama dan dari kesatuan mana ke-rg pelaku penembakan tersebut. Namun, Mokodongan juga mengakui jika di antara ke-r9 anggota ABRI itu ada Komandan Kodim dan Kapolres Jakarta Barat.
Mengenai peluru tajam yang digunakan, Kapolri Jenderal polisi Drs. Dibyo Widodo menegaskan bahwa polisi dan Brimob tidak dibekali peluru tajam saat bertugas di Trisakti, rz Mei tahun r99B itu. "Karena itu, saya yakin anak buah saya tidak terlibat," katanya waktu itu.'45 I(asus terbunuhnya udin, wartawan Bernas, merupakan ganjalan yang dihadapi Polri berikutnya. Dalam jumpa pers akhir tahun 1996 di wisma Kemala,
I(epolisian Republik Indonesia optimistis menghadapi tahun :1997. Di samping menyampaikan optimisme menyambut tahun 7gg7, menurut Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo, perkara yang menonjol selama tahun tgg6, antara lain, kasus tewasnya wartawan Bernas Muhammad Fuad Syaffrudin pada tanggal 13 Agustus t996 di Yogyakarta; perampokan yang terjadi pada rr oktober 1996 di Jalan Tol Jagorawi Bogor, mengakibatkan tewasnya Zainuddin Lesmana;kaburnya terpidana Eddy Tansil dari Lembaga pemasyarakatan cipinang pada Mei 4 1996. Kemudian, juga kasus besar yang belum terselesaikan yaitu terbunuhnya bos perusahaan Irama Tara, Nyo Beng seng pada r5
April tggl,serta pembunuhan
keluarga Herbin Hutagalung di Bekasi pada 5 Januari 1994.'46 Kasus terbunuhnya wattawan Bernas ini termasuk mendapat perhatian luas dari masyarakat. Fuad Mohammad Syafruddin alias Udin, adalah wartawan Bernas Yogyakarta yang tinggal di Bantul. pada 13 Agustus tgg6, ra dianiaya orang tak dikenal di depan rumahnya, Bantul yogyakarta. Karena luka parah, ia
dirawat di RS Bethesda Yogyakarta sampai meninggal pada 16 Agustus. 144 Konrpas, z9 Mei dan 3 Juni 1998. 145 Kompas, zg Mei dan 3 Juni rg98.
r46 Kompas, z9 Mei dan 3 Juni rg98.
73
ErsrrLopEDr KlpoLRr a
JENDERAT
Porrsr Dns. Drevo Wroooo
Ada beberapa versi yang mencuat ke permukaan sebagai penyebab terbunuhnya Udin. Ada versi yang mengatakan bahwa karena berselingkuh dengan
istri Dwi Sumaji (DS atau Iwik). Namun,
ada juga versi lain, yang mengatakan
bahwa Udin menulis di Bernas, bahwa Bupati Bantul (waktu itu), yaitu Sri Roso Sudarmo, pernah menjanjikan kepada sebuah Yayasan di Jakarta, bahwa ia akan menyerahkan uang r miliar rupiah jika terpilih lagi menjadi bupati untukkedua kalinya.'+z Polisi sempat menangkap Iwik sebagai tersangka pembunuh Udin dan diadili. Namun, karena tidak didukung oleh bukti yang kuat, akhirnya Iwik
dilepaskan. Dengan demikian, juga tidak terbukti bahwa Udin menyeiingkuhi
istri Iwik. Peristiwa
itu kemudian menjadi berlarut-larut karena ada
Polisi
bernama Edy Wuryanto meminta barang bukti, berupa darah Udin, yang tidak
itu, kemudian Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan agar kepolisian memeriksa Sersan Mayor Edi sesuai dengan prosedur. Oleh karena
Wuryanto, anggota reserse Polres Bantul.'+8 Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo menanggapi serius masalah ini, dan memerintahkan Kapoida DI Yogyakarta untuk memeriksa Edi Wuryanto.
"Saya telah memerintahkan Kapolda DI Yogyakarta selaku atasan hukum untuk memeriksa Edi Wuryanto. Sekareng sedang diperiksa, ada kesalahan prosedur atau tidcLk. Tentunya kita akan melihat prosedur administrasinga, kemudian apakah melanggar disiplin atau melakukan tindak pidana. Kalau memang ada tindak pidana kita akan ajukan ke Mahmil,"'+o
Dalam perkembangannya, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo menanggapi surat-surat Wagiman Jenggot (ayah Udin). Intinya mbnyatakan
bahwa permintaan rehabilitasi keluarga Fuad
M. Syafruddin alias
Udin,
secara tidak langsung telah terpenuhi oleh putusan Pengadilan Negeri Bantul
bulan November tggT lalu. Kapolri mengakui dan menyadari bahwa masalah perselingkuhan merupakan masalah yang sangat sensitif, terutama bagi orang Timur.'so
Pada kasus terbunuhnya Udin massa. Menurut Dibyo, media
ini, tampak sekali pengaruh
media
itu bisa mempengaruhi atau tidak terhadap
para penegak hukum yang terlibat di dalamnya, yaitu polisi, jaksa dan hakim.
r47 Kompas, z4 Desember 1996. r4B Kompas,3Nov.1996,r3Desembertgg6,zJamari1997,z9Nov.1997,zrJanuarir99B.
t49 Kompas,3Nov.1996,13Desember1996,zJanuarttg97,z9Nov.1997,zrJanuarirg98. r5o Kompas,3 Nov. 1996, r3 Desember 1996, z Januari 1997, z9 Nov. 1997, zr Januari r9g8.
74
Bae V g, Segacar
Dengan gencarnya pemberitaan yang berpihak pada
udin dan Iwik,
KnpoLnl
saat
itu ada
kecenderungan jaksa dan hakim terpengaruh sehingga kasusnya terkatungkatung.'s' I(asus yang berlarut-larut ini akhirnya tidak terselesaikan sampai masa jabatan Kapolri Jenderal
polisi Drs. Dibyo widodo berakhir. Kasus terbunuhnya Marsinah, karyawan pr catur putra surya (produsen arloji), yang diketahui menjadi aktivis dalam organisasi buruh dan sampai Kapolri dijabat oleh Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo, belum terungkap
siapa pembunuhnya. sementara Mutiari, pegawai tata usaha di perusahaan yang sama, oleh Pengadilan negeri Sidoarjo telah dijatuhi hukuman z tahun penjara karena
terbukti ikut rapat gelap rencana pembunuhan Marsinah.,s. Richard wahyudi sH, mantan penasihat Hukum Mutiari yang juga dosen Fakultas Hukum universitas Airlangga surabaya, mengemukakan,
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo sebaiknya menjelaskan kepada umum tentang kematian Marsinah. Masyarakat ingin tahu yang sebenarnya, apakah kasus kematian Marsinah masih disidik atau sudah dihentikan penyidikannya oleh polisi.
Menurut wahyudi, Kapolri masih punya utang tentang masih belum berhasilnya mengungkap pelaku pembunuhan Marsinah yang harus dituntas-
kan. Belum terungkapnya pelaku pembunuhan Marsinah, akan merupakan beban moral bagi semua pihak terkait, khususnya pihak keamanan di negeri ini. " Kita harus menghormati prinsip hukum, bahtua setiap masyarakat sama terhadap hukum.",ss Menanggapi merebaknya isu bahwa contoh DNA Marsinah sampai sekarang belum dikirim karena kesulitan biaya, wahyudi mengatakan, bila isu itu benar, merupakan hal yang sangat rnengejutkan. Mestinya tidak ada alasan tidak mengirim DNA, karena tujuannya untuk mencari kejelasan.
wakil Ketua DPRD Tingkat I Jawa Timur
sS.umli sadeli, pernah mengjika ungkapkan, polisi kesulitan dana untuk menggelar kasus Marsinah, Dewan akan memberikan dukungan untuk dana. Keinginan ini sesuai dengan rencana
Komisi A DPRD untuk mengadakan dengar pendapat dengan seluruh instansi terkait untuk mengetahui sejauh mana kelanjutan penyidikan kasus kematian Marsinah.'s+
t5r Kontpas,3Nov.1996,r3Desember1996,zJanuariry97,zgNov.1997,zrJanuarit99g. r5z Hasil wawancara tertulis pada bulan Desember zoo6. t53 Kornpas, B September rg4 Kompas, B September
1997. 1997.
75
ErsrrLopEDr KapoLRr
ut JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
Padazz September lGpolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo membuat pernyataan, bahwa untuk sementara kasus Marsinah ditangguhkan karena hasil penelitian DNA Marsinah yang dikirim ke Inggris sudah terkontaminasi. "Nemlrn, kalau didapatkan bukti baru tidak menutup kemungkinan bahtua kcsus ini akan kita buka kembali. "
Menurut I(apolri, DNA Marsinah yang dikirim ke Inggris hasilnya negatif. Ini disebabkan sudah terkontaminasi selama dua tahun sehingga tidak bisa diadakan pemeriksaan.
Trimoelja D. Soerjado, mantan penasihat hukum terdakwa Yudi Susanto
(Direktur PT Catur Putra Surya, tempat bekerja Marsinah, kepada wartawan mengutarakan, dalam menangani kasus Marsinah Polri seharusnya iebih transparan, karena kasus itu menarik, baik bagi masyarakat nasional, maupun internasional.'ss Pernyataan Trimoeljo
ini sungguh mengherankan terutama
bagi orang awam, mengingat dia dulunya pengacara Yudi Susanto, yang bisa dianggap sebagai pihak yang berlawanan dengan Marsinah.
I(erusuhan Trawl di Medan, antara polisi dan nelayan, menimbulkan korban dari kedua belah pihak. Ketika itu,
19
April t998 petang, suasana Rumah
Sakit Polda Sumut di Jalan K.H. Wahid Hasyim, tampakbiasa meskipun Kapolri
Jenderal Pol. Drs. Dibyo Widodo hadir untuk menjenguk dua anggota satuan Polisi Air (Satpol Air) Polda Sumut Sertu (Pol) Jumadi dan Serda (Pol) Sunardi yang tengah dirawat.'s6 Keduanya menjalani rawat inap sejak Jumat pekan lalu
akibat amukan massa menyrrsul kesalahpahaman saat bersama anggota lainnya
bermaksud "menemui" tokoh nelayan di Desa Baganpercut, Kecamatan Percut Deli Serdang (zo km sebelah Timur Medan) sekitar pukul or.So WIB. I(esalahpahaman ini juga mengakibatkan dua nelayan tewas.
Sei Tuan,
Kedatangan Kapolri bersama Kapolda Sumut, Brigjen (Pol) Drs. M.A. Sambas, yang mengenakan pakaian sipil, tidak dihiraukan oleh para penjenguk pasien.'57
"Bagaimana? Tidak ada apa-apa dengan tubuh dan anggota badan-
nge..?" tanya Dibyo kepada seorang perawat yang berdiri
di dekat
Serda
Sunardi.
"Siap Jenderal. Tidak ada yang patah. Semuanya baik. Begitu juga dengan tempurung otak tidak ada ganggu{un," jelas perawat. t(< Kornpas,
B September 1997.
156
Kompas, z4 September rg97
r57
Kornpas, zo April 1998.
76
Bee V g Segacar Kapolnr
Di tengah tanya jawab ini Sambas menimp ah,"yeng bawareuoluernao
siapa?" "Dia, Pak. Dia sempat memberi tembakan peringatan." tutur Sunardi lirih, sambil menunjuk tempat tidur sertu Jumadi di sebelahnya. Ketika akan meninggalkan pasien, Dibyo meninggalkan bingkisan dengan pesan kebapakan kepada para istri mereka, "Reu.nt suamimu d.engan telaten, UQ?,',SE
Kunjungan ini menunjukkan lagi sebuah bukti, bahwa Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo memang dekat dengan anak buahnya, suka turun
ke lapangan, serta konsisten dalam menanamkan jiwa kebanggaan pada korps. Sementara itu, bagi kedua prajurit, kunjungan pimpinan tertinggi polri tersebut secara langsung ataupun tidak tentu memiliki pengaruh terhadap kesembuhannya. Seorang penggede polisi yang begitu penuh perhatian kepada anak buah yang sedang mendapat musibah, tentu merupakan terapi yang mempercepat kesembuhan.
Dua nelayan yang tewas akibat kesalahpahaman dan kerusuhan trawl itu adalah Ridwan (gB) dan Ramli alias Iton (zB). Mereka mengalami luka tembakan. sebagaimana keterangan I(epala Dinas penerangan polda Sumut, Letkol (Pol) Amrin Karim, peristiwa berawal dari pembakaran dua kapal ikan
milik warga Kampungarang, Belawan, oleh warga Baganpercut. satu kapal lainnya dirampas. sesuai dengan laporan, pemicu peristiwa
itu
bernama
Sulaiman. Berdasarkan laporan tersebut, serombongan polisi ditugasi,,mengambil,,
sulaiman (5o), tokoh nelayan yang disangka menjadi dalang pembakaran pukat harimau (tratul) dua hari sebelum terjadi kesalahpahaman itu.'5e Mengetahui rekannya menjadi korban, emosi massa tak tertahankan. Sertu Jumadi dan Serda Sunardi yang kala itu tengah berdinas menjadi sasaran. Rekaan mereka, Sertu Polisi Ambarita, berhasil menyelamatkan diri dan kini diperiksa Detasemen Polisi Militer (Denpom) Kodam I/Bukit Barisan.
Menurut Kepala Lingkungan Desa Baganpercut, Khairuddin, dia tidak pernah dihubungi petugas untuk menemui sulaiman. ,,seya tahu peristiwa tersebut setelah mendeng ar tembakan," "Jengen salahkan nelayan bila melekukan penangkapan dan pembakaran trawl. Kami sudah bersabar menunggu sampai satu tahun agar aparat t5B Kompas, zo April 1998. r59 Kompas, zoApril 1998.
77
ENstrLopEDr Kapor-nr w JENDERAT Por sr Dns. Drevo W oooo
menuntoskan don menindak tegas trawl. Kami hanya diumbar janji supaya bersabar. Apa perut Aong sejengkal ini tidak perlu lagi makan..." Menurut Sulaiman, akar semua permasalahan adalah tratul. Kejadian
seperti ini bukan kali
ini saja. Bulan Oktober t997,
salah seorang
di antara
nelayan juga mengalami nasib kaki kanan dan kirinya harus dikorbankannya
saat bentrok dengan petugas keamanan. Perdamaian pun tercapai, dengan perjanjian aparat menindak tegas pemilik dan menghentikan operasi tranul.'6o Desa Baganpercut mulai dihuni nelayan sejaktahun rg49. Luas wilayah-
nya sekitar dua kilometer persegi dengan jumlah penduduk 3So KK. Perkem-
bangan kehidupan nelayan mulai membaik. Dengan hasil tangkapan ikan
rata-rata Rpz5.ooo,oo sehari, penduduk mampu mendirikan rumah, meskipun hanya beratap rumbia dengan dinding papan. Namun, akibat terdesak
trawl, pendapatan nelayan hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.'6' Bagi Polisi, kasus Tratul Medan tentu merupakan pelajaran yang amat
rnahal. Hal-hal kecil yang tampaknya sepele,
jika menyentuh
kebutuhan
perut orang kecil, bisa memicu kejadian yang tidak diinginkan, bahkan bisa berdampak tragis. Tidak terelakkan, Indonesia juga kena imbas langsung dari peredaran
narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya) di seluruh dunia. Menurut Dadang Hawari, seorang psikiater, saat
itu (tahun 1996)
Indonesia telah
menjadi tujuan para mafia perdagangan obat terlarang, dan itu terlihat dari banyaknya yang tertangkap daiam penggerebekan obat-obat terlarang, khususnya ekstasi, belakangan ini.162
Jika ditinjau dari aspek hukum banyak aparat ragu-ragu dalam menindak pelaku karena belum ada aturan hukum atau, tegasnya, yang berupa undang-undang yang mengatur. Walaupun demikian, ada beberapa aturan yang dapat digunakan untuk menghukum pelaku perdagangan ekstasi.
Oleh karena itu, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo telah menegaskan, produsen, pemasok, pengedar serta pengguna ekstasi mulai saat
itu dapat dikenai sanksi hukum.
Dengan melanggar Undang-Undang
Kesehatan Pasal Bo Ayat (4), dan Pasal Br Ayat
(z), pihak-pihak
memproduksi, mengedarkan ekstasi diancam hukuman berat.'6s t6o Kotnpas, zoApril 1998. tbr Konryas. zoApril roo8. 16z Kompas, zoApril r99B. t
6g Angkatan Bersenjata, g April
78
1996.
yang
Baa V x Sreaclr
Kapolnl
"Yurisprudensi sudah kami miliki. pokoknya, mereko sekarong dapat dijerat hukuman. Jadi, jangan enak-enak, para produsen, pemasok, serta konsumennao, soao sudah perintahkan semuo kapolda unfuk menyatakan
perlng terhadap ekstasi." Penegasan IGpolri
itu
disampaikan kepada wartawan sehubungan dengan maraknya penggunaan ekstasi di surabaya. Lebih-lebih lagi karena pada tahun 1995 Polda Jawa Timur menduduki peringkat pertama di bidang
kerawanan kamtibmas, dengan jumlah kasus kejahatan 24.045.161
I(eputusan perang melawan ekstasi ini diambil karena Polri merasa terpanggil menjaga ketenteraman masyarakat. Kapolri menilai penggunaan ekstasi sekarang ini menyimpang karena seharusnya untuk mengonsumsi obat
itu ada di bawah pengawasan dokter, namun kenyataannya justru sebaliknya, orang menggunakannya dengan bebas.
Mengingat
pil yang dapat
membuat
f/y
konsumennya
itu
sekarang
diperjualbelikan secara ilegal, sudah sepantasnya pihak Polri menertibkan hal itu. "semua obat aong membahagakan keselamatan manusia, sistem pen-
jualannya harus legal dan tereLuesi," kata Kapolri. supaya peredaran ekstasi tidak makin merajalela dan memakan banyak korban, Kapolri mengimbau agar semua polda mengadakan operasi rutin.'6s
Meskipun polisi telah mengantisipasi untuk mewaspadai peredaran ekstasi, ternyata para pelaku kejahatan di bidang ini juga semakin licin. Salah satu cara untuk menyelundupkan ekstasi ke Indonesia, antara lain melalui jasa pos.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polri akan menerjunkan aparatnya di setiap pelayanan pos. Kasus terakhir yang ditemulian, Polwiltabes Surabaya berhasil mengungkap kasus penyelundupan 5.514 butir ekstasi dari negeri Belanda, lewat Kantor Pos Besar di Jalan Kebon Rojo surabaya. Terungkapnya kasus itu, berawal dari kecurigaan petugas Inspeksi Bea Cukai Tipe D di Kantor Pos Besar Surabaya, atas kedatangan tersangka PC dan AKP untuk mengambil paket.'66 "Tetapi
polri
sudah mendeteksi adanya modus operandi penyelundupan letuat pos. Hanya saja, untuk kasus Surabaya ini saya belum menerima laporannya.,,
Menurutnya, dalam penanganan penyelundupan khusus ekstasi, Polri akan menempatkan aparat di setiap kantor pos, guna mendeteksi kemungkinan adanya upaya penyelundupan. para petugas kepolisian ini akan t64
Sinar Pagi,
rrApril
165 Sinar Pagi, rr April
t66
1996, Jayakarta,
rrApril tgg6,MediaIndonesia,rrApril
1996,
April 1996, Media Indonesia, rr April 1996. sinar Pagi, rr April 1996, Jayakarta, rr April 1996, Media Ind.onesicL, rr April 1996. 1996, Jayakarta, rr
79
ErsrrLopEDr KapoLRt e
JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
bekerja sama dengan petugas pos. Lebih lanjut Dibyo menegaskan, guna menanggulangi penyelundupan barang-barang terlarang, sudah lama polri
menjalin
kerja
sama dengan pihak Pos, Pelabuhan, ataupun Bea cukai. Namun, tuturnya lagi, selama ini formatnya tidak spesifik mendeteksi soal
ekstasi. Kapolri mencontohkan, upaya kerja sama yang telah dilakukan dengan pihak-pihak terkait. Misalnya di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan, utamanya dengan unsur I(antor Pos dan Bea cukai. "semTte c elah a ong memun g kinkan masukny a eks t asi dan s ej enisny a akan diaw a si, termasuk lintas daret."'62 Pakar hukum pidana Prof. Dr. Loeby Lukman mengingatkan, untuk memberantas peredaran ekstasi tidak perlu menunggu keluarnya UU baru. Loeby setuju
dengan pendapat Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Azrul Azwar yang mengingatkan pada penegak hukum tidak perlu menunggu undang-undang baru.
"uu yang sekarang ada sudah cukup untuk memberantas
penged.ar d.an
pemakai obat ekstasi itu, mengapa harus pusing menunggu tJu barlr."16}
Kalau harus membuat UU baru, tidak mungkin dapat mengatasi munculnya obat-obat terlarang, yang selalu berkembang. sementara itu, menurut Kadispen Mabes Polri, Brigjen Polisi Drs. Nurfaizi, bahwa kasus peredaran ekstasi sudah ada peraturannya. Namun, penanganannya bersifat kasuistis dan bergantung pada kasusnya.
Menurut Nurfaizi, jika dikaitkan dengan undang-undang Kesehatan Nomor z3f t992, pada Pasal Bo dan Br yang mengatur tentang izin edar obat, pengedar ekstasi dapat diancam hukuman 7 tahun atau denda sebesar Rpr4o juta. selain UU Kesehatan itu, para pengedar ekstasi juga dapat dijerai dengan
uu No. tolt995
yang mengatur tentang kepabeanan karena para pengedar
itu memasukkan ekstasi dengan sembunyi-sembunyi. Ancaman hukumannya selama B tahun atau denda RpB juta.'oo Di sisi yang lain, PT Pos Indonesia menyambut hangat ide Kapolri Letnan
Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo untuk menempatkan aparat kepolisian di sejumlah kantor pos besar, guna menangkal penyelundupan ekstasi karena sangat membantu petugas bea cukai dan aparat kejaksaan yang selama ini sudah bertugas di lingkungan kantor pos.'zo
ib- )ferdeka, B Juli
1996.
r68 )'Iercleka, 8,Iu1i rgg6. '-69
)Iedia Indonesla, rr April 1996. lrtdonesia, rt April 1996.
1-O fleclict
80
Ble V itl Seeacnr
Kapolnr
Manajer pemasaran Kantor wilayah usaha pos IV Jakarta, Sulistyo MBA, selanjutnya mengatakan, meskipun har itu bukan soal baru, pernyataan Kapolri tersebut harus ditanggapi positif. soalnya, selama ini pihaknya sudah membina kerja sama yang baik dengan aparat kepolisian. "Terutame bila terjadi kasus penyerundupan barang-barang yang termesuk kategori Bendel B (barang-barang terrarang). Karen, yang ber_ Luenonq melakukan penyidikan itu hanya aparat keporisian, maka dengan sendirinya temuan barang-barang haram di kantor pos akan kami laporkan kepada pohsr." kata Sulistyo.'z' Menjawab pertanyaan soal operasionalnya nanti, sulistyo mengaku belum tahu banyak tentang hal itu. " yang j elas, di ling kung an pr p o s lnd onesia berlaku aturtn umum, yakni setiap kali akan dilakukan praktik kerja sama lintas sektoral dengan instansi lain harus terlebih dahulu diadakan studi kelayakannae." seorang karyawan lain yang enggan disebut identitasnya berpendapat, secara konsepsional gagasan Kapolri itu baik. Hanya saja operasionalnya tidak semudah yang dipikirkan. *Karau di setiap kantor pos ada polisinya, berapa banyak polisi yang harus disediakan untuk keperluan itu?" Tanyanya. 172 Pertanyaan tersebut masuk akar, mengingat jumlah polisi di Indonesia masih jauh dari kondisi ideal yang direkomendasikan pBB, yakni 1 : 3oo. Di samping komitmen yang tinggi untuk memerangi narkoba, polisi juga punya sikap yang tegas terhadap kegiatan sebangsa perjudian. Kapolri Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo menegaskan, setiap bentuk perjudian di seluruh pelosok tanah air akan disikat habis. ,,,/ud yang i besar dan yang kecil kita bantai semlrcr," tegas Dibyo kepada wartawan, seusai membuka Rakernis (Rapat Kerja Teknis, pen.) Reserse di Cipayrrng, Bogor.173 Penertiban yang dilakukan jajaran polri bukan
hanya terhadap
pe_
nyelenggara iudi atau pemain judi, tetapi oknum yang ada di belakang penye_ lenggaraan itu juga akan disikat. oknum yang mencoba merindungi judi pun akan ditertibkan.
Jaiaran polda Metro Jaya, ketika menggerebek arena permainan judi di Jalan Mangga Besar Raya, Jakarta Barat, telah menangkap 244 orang yang sedang asyik bermain judi rolet, bakarat, dan pay-kui. Dari jumlah itu akhirnya 177
Kompas, g Juli t996.
172
Kompas, g Juli 1996.
173 Korttpas, g
Juli 1996.
8t
ErusrrLopEDr KapoLRt * JENDERAI porrsr Dns. Dreyo Wroooo
228 orang yang terlibat judi dan penanggung jawabnya, Akim, ditahan. selanjutnya, mereka menjalani proses penyidikan yang kasusnya akan dilimpahkan ke pengadilan.'7a
Kapolri Letnan Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo mengatakan, kita masih perlu melakukan perubahan sikap dan perilaku di bidang penyidikan tindak pidana, terutama menyangkut lemahnya keterampilan penyidikan
dan penguasaan hukum. Penampilan para penyidik dan penyidik pembantu perlu ditingkatkan dengan pemupukan moral dan disiplin yang bertumpu kepada
keteladanan, kepemimpinan rangsung, serta kebanggaan dan kehormatan kepada setiap anggota. Dalam kesempatan itu Kapolri mengungkapkan keberhasilan reserse pad,a tg94/r995 dan ry95lt9g6,terbukti dengan adanya kenaikan crime clearance dari 58 persen menjadi 6o persen. ,,semoga hasil penyelesaian perkara ini bukan merupakan hasil rekeyese.',,2s Dalam meningkatkan jumlah penyelesaian perkara, diperlukan kemampuan taktik dan teknik penyidikan tindak pidana. Administrasi penyidikan dan koordinasi dengan unsur aparat penegak hukum lainnya juga perlu ditingkatkan.'zo
Kapolri juga minta agar penampilan perorangan setiap anggota reserse dari tingkat mabes polri sampai polsek ditingkatkan. Selain itu, tetap mernelihara dan meningkatkan kemampuan profesionalisme kepolisian, terutama penguasaan hukum dan perundang-undangan serta taktik dan teknik penFdikan tindak pidana.'zz
Selanjutnya, secara bertahap agar setiap kepala kesatuan sampai unit terkecil di lapangan berupaya meningkatkan kesatuan dan penampilan operasional secara konsisten dan berlanjut. Sesuai dengan kebijakan itu, pada setiap kesempatan IGpolri Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo selalu mengingatkan jajarannya agar bekerja dengan serius dan penuh tanggung-jawab, dan yang
penting, sesuai dengan arahan. Kalau ada jajarannya yang berbuat salah, misalnya menjadi pemicu terjadinya keributan dan kerusuhan, maka Dibyo langsung akan memberikan sanksi berat kepadanya.'rs Kalau mereka berbuat demikian akan dikenakan sanksi sesuai deng an perbuatannya, dan barangkali kita ajukan sampai ke Mahkamah "
Militer
t'\Iahmil),". -\ngkatan Bersenjata, r3 April r996. lrtgkatan Bersenjata, r3 April 1996. \rtg kcttan B er senj at a, tg April t996. ),ng katan Bersenj ata, t gApril t996. \[erdeka, z4 Januart tgg7.
82
Bne V x Seenclr
KapoLnr
Bukan hanya itu, Dibyo yang dikenal gigih dalam bertugas, juga mengingatkanjajarannyauntuktidakberbuatmacam-macam. Sebab, masyarakattidak suka dengan keadaan rawan. "Jadi, jangan mocam-macam karena sekarang
ini polisi kan berada di depan langsung berhadapan dengan masyarakat. Kelau kita macam-mcrcem,Ialu rakyat nggak suka, kan r(fwcrn.'\7e Adapun yang dimaksud dengan macam-macam, antara lain adalah melakukan pungli, dan berbuat lain di luar ketentuan, misalnya membekingi perjudian. "sanksinya sesuai dengan perbuatannya. Kalau misalnya pungli ya
kita ajukan sarnpai ke mahmil, kalau tidak disiplin kita beri teguran ateu kite sel."
oleh karena itu, ketika Puspom ABRI mengadakanraziatempat-tempat hiburan, Dibyo sangat mendukungnya.'Bo Kapolri Letnan Jenderal Polisi Drs.
Dibyo widodo mendukung razia tempat-tempat hiburan yang dilakukan Puspom ABRI. Hanya saja Dibyo meminta polisi diikutsertakaan dalam razia tersebut. "cume kalau merazia, polisi harus ikut, sebab yang dirazia kan ada
orzng sipilnya, "ujar Dibyo.
Dibyo pun mengemukakan dukungannya bahwa dalam razia itu, Puspom ABzu telah menangkap puluhan oknum ABRI yang berada di sana atau menjadi bekingnya. I(arenanya, Dibyo mengharapkan razia semacam itu terus dilakukan. "saye setuju itu. Gerebek saja. Jadi kita tahu bahuo aang j elek bukan cuma p olist.
"181
Razia tempat-tempat hiburan belakangan ini sebenarnya telah melibatkan Puspom ABRI atau Pomdam Jaya serta polri. Dalam razia yang dilakukan di Jakarta utara, Jakarta Timur, dan Jakarta selatan, polri, pomdam Jaya atau Puspom ABRI terlibat di dalamnya. Dalam kesempatan yang sama, Komandan Korps Reserse Polri Mayjen Polisi Drs. Nurfaizi menegaskan, Polri akan terus melakukan razia tempat-tempat hiburan.'s"
Menjawab pertanyaan mengapa peredaran ekstasi terutama marak di tempat-tempat hiburan, Nurfaizi mengatakan itu karena di sana banyak konsumen atau penggunanya sehingga berlaku hukum ekonomi, jika permintaan banyak, otomatis penawaran juga banyak, dan begitu sebaliknya.
r79 Merdeka,
z4
J an:uari
rgg7.
t9o Merdeka, z4 Jan:uari rgg7. r9r Republika, zrAgustus 1997. t9z Republika, 21 Agustus 1997.
83
ENsrrLopEDr KapoLRt e JENDERAT porrst DRs. Dreyo Wroooo
Nurfaizi kemudian mengatakan, selain razia di tempat-tempat hiburan, Polri juga akan melakukan operasi di perbatasan atau pintu-pintu masuk ke Indonesia, untuk menahan laju peredaran obat-obat psikotropika its.'ss Bertolak dari garis kebijakan yang demikian, ketika ada oknum MpR kepergok di tempat judi, Kapolri menyatakan dengan tegas, bahwa tidak ada vang kebal hukum.'8+
Kapolri Jenderal polisi Drs. Dibyo widodo menegaskan, pihaknya akan memeriksa kembali anggota MpR, yorris Raweyai, bila pimpinan ormas pemuda itu terbukti tertangkap tangan melakukan tindak pidana perjudian. "Nanti kan diperiksa lagi, " kata I(apolri kepada wartawan
usai menghadiri Halal Bilhalal di lingkungan ABRI di cilangkap, 4 Februari 1998. Menurutnya, pihaknya tidak akan menghentikan penyidikan terhadap setiap tersangka yang diciduk aparat keamanan di Kiss Me Karaoke. Akan tetapi Kapolri mengakui, bahwa dia belum tahu persis permasalahan dihentikannya pemeriksaan terhadap yorris oleh Kadit Serse polda Metro Jaya, Kolonel Polisi Drs. Gorries Mere. "yeng lepas siapa, tanya somo Go*ies d"ong, moso tanya s0m0 seye."t8s
Menyangkut status yorris yang saat ini tercatat sebagai anggota MpR, ungkap Dibyo, penyidik dalam melakukan pemeriksaan terhadap wakil rakyat harus minta izin pada presiden. Namun, dia tidak membeda-bedakan setiap pelaku kejahatan. sebab, setiap warga negara yang kedapatan melakukan tindak kejahatan, seperti perjudian, akan diperiksa sesuai dengan hukum yang berlaku. "Tidak ada yang kebal hukum, kaleu memong melakuken kejahatan
ya diperiksa. Tapi kalau anggota DpR/MpR memong harus ad,a izin Presiden." Tokoh pemuda itu bersama sebelas tersangka lainnya, telah dijaring dalam operasi yang digelar jajaran Kodam Jaya di Kiss Me Karaoke milik
Hengki (gB) di Jalan Hayam wuruk, Jakarta Barat, z Februari 1998. Penggerebekan tersebut merupakan lanjutan operasi yang dilakukan raiaran Kodam. sebelumnya, pihak I(odam juga menggerebek arena perjudian di Jalan Gajah Mada 76. Dafi tempat tersebut petugas menahan beberapa tersangka penjudi. Namun, pengelolanya, Fery dan Erlan, lolos dari sergapan. Kini keduanya termasuk daftar pencarian orang (Dp6;.'uu -51
.Uerdefta,5 Februari 1998. [erdeka,5 Februari t998. -->1 )lerdeka,5 Februari 1998. -:i ,116,16fsfta, 5 Februari r99g. '-
, -'
84
f
Bas V e Sesacar Kapornr
setelah mendata para penjudi, jajara'Kodam Jaya selanjutnya menyerahkan mereka, termasuk yorris, kepada petugas Ditserse polda Metro Jaya, untuk diperiksa lebih ranjut. Namun, anggota MpR periode r998-zoo3 ini menolak diperiksa. Alasannya, karena statusnya sebagai wakil rakyat, petugas harus meminta izin kepada presiden.
Akhirnya, penyidik menghentikan pemeriksaannya meskipun uu No. r3/r97o pasal 4 menyatakan anggota DpR/MpR yang tertangkap tangan melakukan tindak kejahatan dapat diperiksa penyidik tanpa harus minta izin Presiden, tetapi dalam waktu zxz4 jam polisi harus melaporkan hasil pemeriksaannya.l8T
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo sempat membahas kelanjutan kasus tersebut dalam pertemuannya dengan staf Khusus pangab, Dan puspom ABRI MayS'en TNI Drs. syamsu yang didampingi wadanpuspom ABzu Brigjen TNI Djasri, Ka Banbinkum ABRI Brigjen TNI Ghalib, serta Dan pomdam Java Kolonel TNI Hendardji di ruang kerja Kapolri. Usai pertemuan tersebut Syamsu menolak berkomentar seputar kasus
yang menimpa Yorris. Menurutnya, pertemuan tersebut hanya silaturahmi jajaran staf khusus pangab dengan Kapolri. *Kita hanya membicarakan mosa_ p lah ene g akan disiplin dan hukum di ling kung crn AB RI. s ekalig us silaturahmi dengan Kapolri."'sa Kasus pencurian dengan kekerasan, telah membuat resah masyarakat.
Maka, Kapolri Jenderal pol Drs. Dibyo widodo mengungkapkan, dari hasil laporan kapolda seluruh Indonesia, situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), pada tahun 1996 mengalami penurunan jumlah tindak keiahatan sekitar 2,4%o.walaupun demikian, kuaritas kejahatan pencurian dengan kekerasan (curas) dan obat terlarang, khususnya ekstasi, di kota_kota besar menunjukkan peningkatan.'8e Hal itu diungkapkan Kapolri Jenderar polisi Drs. Dibyo widodo kepada pers di sela-sela pertemuan kapolda se Indonesia pada acara gelar kesiapan opsnal Polri dalam rangka mengamankan dan menyukseskan pemil v rgg1 dan Sidang Umum MPR 1998, di Balikpa pan Desember 7
t9g6.1so
Menurut Kapolri, belakangan ini kejahatan dengan kekerasan, khususnya pencurian dengan kekerasan tampak kecenderungan sedang meningkat di kota-kota rB7 Merdeka, 5 Februari t998. rBB Merdeka, 5 Februari 1998. rB9 Merdeka, 5 Februari rgg8. 190 Kompas, 9 Desember 1996.
85
EHstrLopEDr KapoLRt K JENDERAT Porrs Dns. Drsyo Wroooo
besar. "Seye perintahkan kepada selurah kapolda untuk memberikon perhation bescLr terhadap
jenis kejahatan ini, dan juga memberikan tindakan keras kepada
para pelakunAo. Hal ini dilakukan, agar situasinya bisa disejukkan kembali." Selain meningkatnya kualitas kejahatan dengan kekerasan, keiahatan yang berkaitan dengan obat terlarang juga meningkat. "Hal ini jelas terlihat, khusus kasus peredaran ekstasi, di mane pengedarannya di Indonesia sudah
dilakukan deng an b erb ag ai mocom
ccrr ct." Is1
Para pengedar obat terlarang
ini tidak bekerja sendirian, barangkali
sudah dalam kelompok besar dan terus mengalir masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, jelasnya, dalam pertemuan pihaknya melakukan konsolidasi, pengarahaan dan perintah-perintah kepada seluruh kapolda, hal-hal apa saja
yang harus dilaksanakan. Hasil pertemuan
ini nantinya akan mereka bawa
pada kesatuannya masing-masing, untuk mengadakan persiapan-persiapan pengamanan, terutama menghadapi Pemilu 1997, Sidang Umum MPR 1998,
Natal 1996, Tahun Baru rgg7, danLebarantggT. Salah satu di antara persiapan-persiapan tersebut, adalah melatih kamra
(keamanan rakyat) di seluruh tanah arr. "Jadi, selain melatih anggota polisi,
bersama-sama dengan pemerintah daerah setempat mempersiapkan kamra dan seluruh perlengkoponnAo, seperti pakaian dan atribut leinnye."'0"
Dalam kesempatan lain, menyinggung hai perampokan-perampokan sekaranginiyangbanyakterjadi dikota-kotabesar, Kapolri menandaskan, "selain itu, saya juga memerintahkan untuk memberdayakan brimob (brigade mobil)
untuk menekan terjadinya kejahatan ini. Seperti di Jakarta misalnya, satuan brimob ini sudah dikerahkan, baik dalam gelar terbuka maupun tertutirp."'os 5.7 Kelemahan Internal Pada tahun 1996, personel Kepolisian Republik Indonesia berjumlah t78.946 orang. Jika di antara mereka ada yang tergelincir dan mencoreng nama Polri, hal itu menurut Kapolri tidak usah ditutup-tutupi. Secara sistematis,
"duri dalam daging" di tubuh Polri tersebut meliputi,
kasus polisi baik dan polisi brengsek, wereng coklat, kasus Edy Wuryanto, penyerangan kantor DPP PDI, dan sebagainya.
t9r rgz
Kompas, g Desember 1996. Kompas, g Desember 1996.
t93
Kornpas, g Desember 1996.
86
ErsrrLopEDr KapoLRr * JFNDERAT Portst Dns. Dtevo Wtoooo
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo
menegaskan, anggota
Kepolisian yang merusak citra kesatuannya tidak akan dipertahankan dan bila perlu diberhentikan. Polri siap menerima kritik secara terbuka dari masyarakat, asal objektifdan berdasarkan hukum yang berlaku serta serta dicari-cari.
itu Kapolri juga mendapat pertanyaan, kendala apa saja yang dihadapi Polri sehingga Zarrma belum juga tertangkap. Jawab Kapolri, Saat
kendalanya karena aktris tersebut bersembunyi.
"Begitu Zarimakeluar yakita tangkap," kata lGpolri. Jadi, siapa yang menyembunyikan dan apa hambatannya, kejar wartawan.
"Siapa Aong menghambat. Ngapain takut dihambat-hambat. Kita negzra hukum,"'oa Seperti diketahui, di sisi yang lain, Kapolsek Serpong, Tangerang, kini berada
dalam tahanan Provost Polda Metro Jaya atas laporan dari bandar judi kelas kakap
Pungut Suryadi (Zo). Si Bandar melapor bahwa tersangka Kapten Polisi Unggul memerasnya serta teiah menerima uang suap sebesar Rpto juta dan sebidang tanah di daerah Serpong. Selain Kapolsek tersebut, juga diperiksa delapan penjudi.
judi "sinfir" di salah satu rumah kawasan itu dilakukan oieh petugas Polsek Serpong. Salah seorang pemain judi
Penangkapan para pemain Serpong
itu ketika ditahan merengek kepada Kapolsek minta dikeluarkan. Lewat tawar menawar yang alot, akhirnya para tahanan itu dikeluarkan setelah memberikan uang Rpro juta dan sebidang tanah kepada Kapolsek.'oo
Bandar
judi Pungut, begitu mengetahui bahwa anak buahnya telah
memberikan uang dan sebidang tanah kepada Kapolsek sebagai imbalan pembebasan mereka, segera melaporkan kasusnya kepada Detasemen Provost Polda Metro Jaya. Berdasarkan laporan tersebut, Kapten Polisi Unggul dibawa
ke Polda bersama kedelapan penjudi bekas tahanannya. Yang satu diperiksa kare-na menerima uang suap, dan lainnya karena melakukan penluapan.
itu keterangan dari sumber lain menyebutkan bahwa selama ini, perjudian sintir tersebut tidak pernah mendapat "gangguan" dari petugas, Sementara
baik Polsek Serpong maupun Polres Tangerang. Namun, setelah Kapten Polisi Unggul menjadi kapolsek, arena judi sintir itu sering digerebek.'uo
r9B Merdeka,3 September
1996.
tgg Merdeka,3 September 1996. zoo Merdeka,3 September 1996.
88
Bee V *, Seeacar KapoLnr
Sejumlah oknum yang selama
ini memperoleh upeti dari judi sintir
itu menjadi kesal karena ulah si Kapolsek, lalu menjebak unggul dalam kasus penluapan. Benar tidaknya laporan, keterangan dan isu yang menyebar di masyarakat mengenai kasus tersebut, tampaknya masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengungkapkannya. Berkaitan dengan pen)'uapan tersebut, Kapolsek Unggul dicopot dari jabatannya dan digantikan Lettu pol. Dedi Prasetiyo, perwira personel Polda Metro Jaya. Pada acara pelantikan yang dilakukan oleh Kapolres Tangerang, Letkol
Pol. Djoko Satriyo, juga dilantik Lettu Pol. Nursahid sebagai Kasatserse polres Tangerang menggantikan Kapten Pol Ade Sutiana yang kini masih ditahan di Provos Polda Metro Jaya, berkaitan dengan lolosnya bandar ekstasi Zarima3o,
ucapan Dibyo yang mengatakan bahwa jika zarima keluar akan ditangkap, ternyata merupakan sebuah janji yang kelak ditepatinya dengan membawa pulang si ratu ekstasi dari Amerika Serikat.
I(apolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo, menyatakan keprihatinannya karena masih banyak laporan masuk tentang adanya pungli di beberapa tempat
di Indonesia. oleh karena itu, Kapolri minta kepada setiap komandan di kesatuan lingkungan Samapta Polri agar secara ketat mengawasi anak buahnya dan terus menumbuhkan rasa kebanggaan korps.,o,
Menurut IGpolri Letnan Jenderal pol Drs. Dibyo widodo, di depan peserta Rakernis samapta Polri di cisarua Bogor, "Rasa kebanggaan korps mampu mencegah anggota Polri melakukan hal tercela. Disebutkan, dewasa ini lebih banyak anggota Sabhara yang berada di jalan raya ikut mengatur lalu lintas anggota Polantas. Bahkan, ada kecenderunghn polantas yang seharusnya bertugas mengatur lalu lintas tidak kelihatan batang hidungnya.
Di balik itu, juga diterima laporan dari masyarakat bahwa anggota Sabhara sering melakukan pungli di jalanan. Mereka mencegat tr:uk, ngumpet di
warung untuk mencari kesalahan pengemudi. Di samping itu, juga ada laporan mengenai Polisi Perairan yang melakukan pungli di tengah laut terhadap kapal yang mengangkut ka1ru.'ns Karena seringnya melakukan hal yang tercela, satuan
sabhara oleh masyarakat kemudian dijuluki "wereng coklat" . Seharusnya hal demikian tidak terjadi, apabila para komandan kesatuan di jajaran samapta Polri ini tanggap dan mengontrol setiap gerak anak buahnya pada saat bertugas. zor Merdeka,3 September
1996
zoz Merdeka,3 September
1996.
zo3
Suara Karya.
89
ErstrLopEDr KapoLRt t* JENDERAT Porrsr Das. Dtavo Wroooo
Komandan satuan di samapta dapat menjadi sud teladan bagi anak buahnya. Setiap komandan adalah kebanggaan korps dan anak buahnya. "Bukan komandan yang men)'uruh anak buahnya untuk melakukan pungli di jalan dan
dia mendapat bagian," kata Kapolri, seraya mengingatkan bahwa dewasa ini Polri makin dituntut mampu menampilkan dirinya sebagai penegak hukum dan pelayan masyarakat yang dicintai masyarakat.,o+
Masih terkait dengan polisi kurang baik, Sersan Mayor (pol) Edi wuryanto, merupakan salah seorang polisi yang banyak disebut-sebut akibat terbunuhnya wartawan Bernas, Fuad M. Syafruddin alias Udin.,os Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Kapolda DI yogyakarta,
maupun Kapolres Bantul, selaku atasan Serma (Pol) Edi Wuryanto, anggota reserse Polres Bantul, tidak tahu-menahu mengenai tindakan Edi wuryanto melarung darah Fuad
M. syafruddin alias udin. Polri juga tidak
pernah
memerintahkan Edi untuk melarung darah tersebut. Demikian kontra memori kasasi kuasa hukum Kapolri yang diserahkan kepada PN (Pengadilan Negeri) Bantul. Kontra memori kasasi itu ditandatangani kuasa hukum Kapten Poi P. Hartana dan Lettu Pol Edy Sutanto. Kontra
memori kasasi ini disusun untuk kasus gugatan darah Udin sebagai jawaban atas memori kasasi kuasa hukum Ny. Marsiyem (istri udin) yang disusun
Artidjo Alkotsar, Budi Santosa, Budi Hartono, dan Winarso.,n6 Ny. Marsiyem menggugat Kapolri dalam hal ini IGpolda DIy, dalam hal ini Kapolres Bantul selaku tergugat I dan Edi wuryanto tergugat II. pN Bantul dan PT (Pengadilan Tinggi) sudah menyatakan, Edi wuryanto bersalah melakukan perbuatan melawan hukum karena melarung darah lldin. pN Bantul juga memutuskan menghukum Edi wuryanto supaya memohon maaf secara suka rela dan terbuka melalui media massa cetak, yaitu salah satu surat
kabar harian yang terbit di DIY selambat-lambatnya 14 hari setelah keputusan tersebut. Tidak puas dengan putusan PN Bantul dan PT DIY, kuasa hukum Ny.
Marsiyem menyatakan kasasi ke MA. Dalam kontra memori kasasinya, Polri kembali menyatakan, apa yang dilakukan Edi wuryanto merupakan kegiatan yang bersifat pribadi. Hal ini
dikuatkan dengan keterangan saksi Sersan Kepala Polisi Isdianto di depan persidangan, yang menjelaskan saksi ikut dalam penanganan kasus udin. 204 Suara Karya, z3 Januari t9g7 205 Suara Korya. tt April t996. 206 Kompas, 3 Desember tgg7.
90
Bra V
*e
Seeacal KapoLnr
Akan tetapi, Isdianto tidak tahu masalah pelarungan darah yang dilakukan Edi
wuryanto. Soal pelarungan darah itu juga tidak dilaporkan pada pimpinan. Yang dilaporkan hanya hal-hal yang bersifat kedinasan
saja.2()7
Dijelaskan kuasa hukum Polri, pembuangan darah milik almarhum udin ke Laut Selatan merupakan inisiatif pribadi atas keyakinan Edi Wuryanto. Tin-
dakan demikian sering dilakukan sesuai dengan adat masyarakat Yogyakarta, khususnya daerah Bantul yang masih melaksanakan kegiatan yang bersifat supra natural.
Karena kegiatan Edi Wuryanto berdasarkan keyakinannya, maka dalam hal ini tidak bertentangan dengan keyakinan keluarga penggugat Ny. Marsiyem. oleh sebab itu, timbulnya perbuatan melawan hukum yang dilakukan
Edi wuryanto tidak menyangkut tugas kepolisian dalam rangka penyelidikan maupun penyidikan peristiwa pidana tersebut. Sebab, bila tindakan itu merupakan tindakan kepolisian berdasar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, harus dilindungi dengan surat-surat atau dokumen yang sah yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang, dalam hal ini atasan Edi wuryanto.,os
Edi sendiri, pada zo Mei 7gg7 secara pribadi pernah mengirim surat permohonan maaf kepada Ny. Marsiyem. Selama dirinya berkenalan dan berhubungan dengan keluarga Ny. Marsiyem ada tutur kata dan sikapnya yang menyinggung perasaan Ny. Marsiyem dan keluarganya. Kekerasan yang dilakukan oleh Polisi. merupakan hal yang menjadi
pengetahuan umum. sudah diketahui masyarakat luas, Polisi sering ringan tangan dalam melakukan tugasnya, kadang sampai di luar batas kewajaran. Bahkan, kekerasan yang dilakukan oleh potisi sudah menjadi semacam label,
bahwa dalam setiap melaksanakan tugasnya, polisi selalu menggunakan tangannya dengan efektif dan efisien. Salah satu kekerasan yang dilakukan polisi, terutama adalah ketika mengadakan interogasi dalam menyidik suatu perkara. Dalam keadaan lelah, kemudian menghadapi jalan buntu, tidak segansegan polisi menjadikan
jari kaki orang yang diperiksanya menjadi landasan
kaki meja atau kursi. Selama bertahun-tahun fakta
itu tidak pernah muncul ke permukaan.
Akan tetapi, setelah hak asasi manusia digulirkan, salah satu butirnya berbunyi,
bahwa melakukan kekerasan terhadap orang lain merupakan pelanggaran
2C)7
2oB
Kompas, 3 Desember 1997. Kornpas, 3 Desember r997.
9t
EusrrLopEDr Kapor-nr
xx
JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
hak asasi, kemudian hal kekerasan yang dilakukan oleh polisi mencuat ke permukaan.2oe
Untuk memberikan tanggapan mengenai hal ini, Kapolri Jenderal Polisi
Drs. Dibyo Widodo menegaskan, "Bila onggoto Polri melakukan tindakan kekerasan Aang melampaui batas dan berlebihen dalam melaksanakan tugasnya, moka Aong bersangkuton dapat dihukum sesuoi posol pasal 5z KUHP. Sebenarnya kekhauatiran itu tidak perlu terjadi karena seloma
ini setiap petugos yang melakukan tindek kekerasan, yang melebihi batas ketuajaran pasti dihukum. Bahkan hukumannAa ditombah sepertiga lebih berat jika dibandingkan dengan yang bukan enggote."21o
Kapolri menjawab pertanyaan anggota Komisi
I
dalam Raker DPR
dengan Panglima ABRI.
Menurut Dibyo, menyangkut penggunaan kekerasan ini aparat serba salah. "Kadang bila menghadapi kerusuhan kalau polisi diam saja dianggap tidak berwibawa, jika menggunakan kekerasan juga dikecam. Ia mengemukakan, Polri, sebagaimana diatur dalam Pasal rr, Ayat (r) KUHAP, dibenarkan menangkap seseorang dengan menggunakan kekuatan fisik yang mengandung kekerasan. "Penggunoon kekerasan ini tentunya disesuaiken dengan sifucsi dan kondisi yang dihadapi petugas di lapangan." Legaiisasi penggunaan kekerasan di lapangan oleh Polri dalam RUU Kepolisian yang dibahas DPR, tuturnya, punya landasan hukum yaitu Pasal 49 Ayat (r) dan Ayat (z) KUHP, serta Pasal 111 KUHAP.,"
Di tempat terpisah, pakar hukum Muladi menegaskan, semua pihak tidak perlu mendramatisasi soal penggunaan kekerasan dalam RUU Kepolisian. "
RUU Kepolisian p erlu dilihat secar a utuh," katanya dalam sarasehan
evaluasi penerapan KUHAP di PTII(. Menurut dia, banyak hal baru di RUU
Kepolisian yang sangat positif. "Khususnya P(rs(il 2, ada ketentuan AOng menyebutkan adanya tugas perlindungan HAM. Ini hal Aong beru."
Pakar Hukum Unpad, Romli Atmasasmita menambahkan adanya sejumlah hal positif lain dalam RUU itu, di antaranya Polri menjadi satusatunya alat negarayang dapat menangkap, memeriksa, dan menahan seseorang
')
oo
2to 211
92
KompcLs, 3 Desember 1997.
Kompas, 3 Desember rgg7. Blsnis lndonesia, Republika, zz J:uli rgg7.
Bae V w Seeacar Knpornr
termasuk dalam kasus subversi. " selamq ini kan adct semacom interuensi dari
instansi lain bile menyangkut kasus subuersi."",'
Di samping itu, tutur Romli, dalam RUU itu ditegaskan polisi jadi figur sentral dalam pemeriksaan dan penanganan kasus kejahatan. Dalam RUU itu ditegaskan kembali hak-hak tersangka, termasuk keharusan mendapatkan pendamping pengacara atau penasihat hukum. Sebelumnya, DPP Ikadin, AAI, danYLBHI menyampaikan keberatan sehubungan dengan wewenang aparat menggunakan kekerasan itu. Menurut Ketua YLBHI Bambang Wijoyanto, sejumlah pasal dalam RUU itu memutarbalikkan pengertian dan penghormatan terhadap prinsip hak asasi manusia.": Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif PBHI Hendardi. Dia menilai, secara filosofis RUU Polri yang diajukan Pemerintah ke DPR justru suatu langkah mundur. "Mestinya RUU Polri tersebut dibuat supoAo masyarakat makin tenteram dengan polisi, bukan makin takut. Tapi, kenyataannya terdapat pasal-pasal yang memberikan kesempatan bagi polisi untuk melakukan kekeresen." "+ Kasus yang merupakan ganjalan lain yang dihadapi Kapolri Jenderal
Polisi Drs. Dibyo Widodo adalah peristiwa penyerbuan massa PDI Kubu Soerjadi pada z7 Juli 1996 ke kantor DPP PDI Jalan Diponegoro No. 58, Jakarta Pusat, yang saat itu dikuasai massa PDI dari Kubu Megawati Soekarnoputri. Waktu itu dalam tubuh PDI terjadi perpecahan dan dualisme
kepemimpinan yaitu Kubu Soerjadi dan Kubu Megawati. Setiap kubu mendapat dukungan massa, dan merasa diiinya yang paling legal. Keadaan tersebut menyebabkan pertikaian kedua kubu terus memanas."'5 Ketika itu, DPP PDI dikuasai oleh pendukung Megawati, pendukung Soerjadi berusaha merebut kembali gedung tersebut. Usaha itu tidak berhasil
dan hal tersebut membawa dampak terhadap kemarahan massa pendukung Soerjadi. Mereka melakukan penyerangan dan perusakan terhadap sarana
telepon umum di sekitar kantor DPP-PDI. Selanjutnya massa bergerak ke arah Salemba, Jalan Matraman Raya, dan Jalan Pramuka, Kantor Ditjen Peternakan, Wisma Dumla, Show Room Toyota dan Honda, Bank Mayapada,
ztz zt-g
zr4 zt5
zz zz Bisnis Indonesia, Republika, zz Bisnis Indonesia, Republika, zz Bisnis Indonesia, Republika,
Jnli t997.
Bisnts Indonesia, Republika,
J:uli tgg7.
Jttli rgg7. Juli t997.
93
ErsrrLopEDr KapoLRr e
JENDERAT
Porrsr Dns. Dreyo W oooo
serta toko-toko lain yang berada di lokasi tersebut. Akibat aksi itu jalan Salemba
dan Matraman mengalami kemacetan yang tentu saja mengganggu lalu lintas umum.216
Jajaran Kepolisian Polda Metro Jayabekerja sama dengan jajaran Kodam Jaya serta aparat lainnya segera melaksanakan tindakan keamanan sehingga
kerusuhan dapat dicegah dan tidak meluas. Aparat kepolisian melakukan tindakan pengamanan terhadap beberapa kelompok massa yang diduga terlibat langsung dalam kerusuhan tersebut.
Di samping menyita senjata tajam dan lain-lain, aparat
keamanan
berhasil pula menangkap beberapa orang perusuh yang melakukan perusakan sarana telepon, pembakaran, dan lain-lain, yang ketika
itu berakibat buruk
pada kondisi ketertiban umum.
itu versi lain yang dilaporkan oleh media massa, ketika memperingati z tahun penyerbuan itu, ditulis demikian. Peristiwa Kerusuhan z7 Juli adalah buntut dari penggulingan Ketua Umum DPP PDI Megawati Soekarnoputri oleh PDI Pimpinan Soerjadi dan sejumlah fungsionaris DPP-PDI yang didukung Pemerintah. Melalui suatu rekayasa, dari Kongres Medan akhirnya terbentuk DPP PDI dengan Ketua Sementara
Umum Soerjadi. Kejadian berlanjut dengan penyerbuan Kantor DPP-PDI Jalan Diponegoro dan berujung dengan peristiwa kerusuhan z7 Julri. Komnas HAM (Oktober 1996) memastikan dalam peristiwa tersebut 5 orang tewas, r49 luka, serta 28 orang hilang."z Namun, menurut Dibyo, setelah
Polri menangani hal itu dengan mengadakan penyidikan, ternyata yang tewas
tidak ada kaitannya dengan penyerangan kantor DPP PDI tersebrit, semua di luar kantor DPP-PDI, seperti Satpam penjaga Bank, ada satu orang yang tertabrak mobil di Matraman, 2 orang yang mati karena sakit jantung, tetapi ikut mengadakan penyerangan."s Komnas HAM juga mengeluarkan rekomendasi agar kekerasan oleh 2oo Satgas DPP PDI Kongres Medan diusut dan dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun, sejauh ini justru para pendukung DPP PDI Megawati yang bertahan di Sekretariat DPP PDI Jalan Diponegoro yang diadili."s
z16
2r7
zt9 zr9
94
Kompcts, zz Juli 1998. Komp(rs, zz Juli 1998. Kompas, zz Juli 1998. Hasil wawancara tertulis pada bulan Desember eoo6.
Bae V & Seancar KapoLnr
5.8 Prestasi dan Kerja Keras Polisi Tidak dapat dipungkiri, semasa Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo menjabat sebagai I(apolri, telah terentang panjang prestasi yang dilukisnya. Fakta yang tidak dapat terelakkan adalah menurunnya angka kejahatan.,,o Angka kejahatan yang terjadi di seluruh Indonesia, dari tahun 1991 terus
menurun. Penyelesaian perkara dapat ditingkatkan terus dan pada semester pertama tahun 1996 mencapai 56%. Namun khusus untuk pencurian kendaraan bermotor, setiap tahunnya meningkat. Tahun 1995 tercatat rB.8z6 kendaraan dilaporkan hilang dicuri, dan pada semester pertama tahun 1996 dilaporkan B.
+++ kendaraan hilang.
"'
Menurut Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo, jumlah kendaraan hilang berturut-turut mulai tahun tggr, 2c,4.446 kasus, tg9z, t75.852 kasus, 1995,164.577 kasus, rgg4, t6g.u 9 dan 1995 tiap 3 menit z4 detik terjadi r kasus
kejahatan, sedang sebelumnya tahun rgg4 tiap 3 menit 6 detik dan tahun 1993
tiap 3 menit g detik. IGlau dilihat dari rr jenis kejahatan yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan pemberatan, pembunuhan dan penganiayaan, hanya beberapa kasus seperti pencurian kendaraan bermotor tiap tahunnya terus naik dan memerlukan perhatian.,,,
Pada 1995 pencurian kendaraan bermotor di Indonesia mencapai rB.BzB kasus. setahun sebelumnya tercatat ro.4gg kasus, sedangkan 1993 ada 74.577 kasus. Kasus pencurian dengan pemberatan meski terus menurun sejak
r99r tetapi paling menonjol dibanding kasus lainnya. Pada tahun r99r sampai dengan 1995, berturut-turut terjadi 51.363, 47.277, 46.527, g6.49r dan 49.666 kasus.
Kapolri mengatakan, kasus kejahatan pada semester pertama tahun 1996 menurun dibandingkan dengan semester pertama tahun 1995, dari 8r.663
menjadi 71.sg9 kasus. Demikian juga
rr
kasus kejahatan yang meresahkan
masyarakat."3 Kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan penggunaan ekstasi sejak tahun 1994 sampai dengan bulan April 1996 merupakan masalah baru yang sedang marak, dan pelakunya dari kalangan masyarakat tertentu. zzo zzz
Opcit Kompas, zz Juli r99B Suara Karya, zg Junt t-996. Suera Karya, zg Juni 1996.
zz3
StLara Karya, z9
zzt
Juni 1996.
95
ENsrrLopEDl
KapoLRr
lg JENDERAT
porrsi
Dns. Drgyo Wtoooo
Pada tahun 1994 sebanyak 4 tersangka semuanya warga asing ditangkap
Polda Metro Jaya karena membawa 7.4r2 butir ekstasi. Tahun 1995 seorang \\NA membawa 36 ekstasi, polda Nusra menangkap r \ANI membawa
87 pil
ekstasi dan bubuk g34 gram. Mabes polri menangkap \AT{I dan menyita 96 3 butir ekstasi.
Tahun 1996, Polda Metro Jaya menangkap r \ANA dan rz \,\D{I dan menyita 6z.Bss pil ekstasi, polda Jawa Timur menangkap \AINI dan menyita 5
55o pil ekstasi, Polda Nusra menangkap 5 \4T{I dan menyita 36.285 pil ekstasi, sedangkan Mabes Polri menangkap 5 \{NA dan z3 \ANI menyita 38.z4r pil ekstasi."'+ Tidak pelak, atas kerja keras dan prestasi yang diukir oleh polri
tersebut menuai penghargaan dari negara lain, yaitu Malaysia dan singapura. Hampir bersamaan dengan penghargaan dari singapura itu, pada
tahun t996 Dibyo juga menerima anugerah Bintang Darjah Kepahlawanan Pasukan Polis Kelas pertama: panglima Gagah pasukan polis dari Kerajaan )Ialaysia yang diberikan oleh yang Dipertuan Agong Malaysia.",s Berikutnya, pada 4 Desember tgg6, apa yang terjadi di lingkungan Pemerintah singapura tidak seperti biasanya. Ternyata, hari itu terjadi kesibukan kecil karena pemerintah singapura menyerahkan penghargaan
Meritorious seruice Medal (TMSM), yang artinya kurang lebih medali untuk yang berjasa memberikan pelayanan (kepada masyarakat), yang The
diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri Singapura. Pemberian penghargaan dilangsungkan di Akademi I(epolisian singapura, atas keberhasilan terjalinnya kerja sama yang baik dalam mewujud_ kan kamtibmas antara polisi Republik Indonesia dan polisi singapura.,,; Pemberian penghargaan dari negara tetangga patut disyukuri sebagai pangakuan atas keberhasilan atau prestasi polri, seperti yang disampaikan oleh Kadispen Polri Brigjen (pol) Trimada Dani, "Kepercoaoon yang diberikcrn Pemerintah singapura kepada polri, selayaknya terus dibina, penanganan qtasalah kriminalitas aong dilakukan polri kepada warga singapura di
Indonesia, dinilai dilaksanakan secara baik, Iancar dan sesuai dengan :, r o s e dur y ang b erlaklr."',7
\iut1'o K0rlJe. zo Juni r99o.
<,taro ftu711e. z9 Juni r99b. Hasil * a'r,ancara tertulis dengan Jenderal pol. (purn.) Dibyo widodo, bulan Desember zoo6. Nrnrpcz.s. 5 Desember rgg7.
-
Bre V x Seancar Kapolnl
Menyadari bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan serta berbatasan dengan banyak negara, Dibyo pernah menorehkan prestasi dalam hal menjalin
kerja sama dengan negara lain, yaitu Australia, yang tertuang dalam MOU (Memory of understanding atau nota kesepahaman, pen.) antara polri waktu
itu Kapolrinya Dibyo, dan AFP (Australian Federal Police). Penandatanganan MOU tersebut dilangsungkan di markas AFP, Canberra, Australia.,,B
Meskipun bekerja dengan peralatan yang terbatas dalam hal jumlah ataupun kualitas, tidak berarti Polisi Airud (Air dan Udara) luput dari prestasi. sejak November tgg5, jajaran polisi air dan udara (Pol-Airud) telah menangkap 346 buah kapal. sebagian besar ditangkap karena mengangkut kay.Lr ilegal, dan
lainnya kapal penangkap ikan menggunakan pukat trawllang dilarang.,,o
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo mengungkapkan bahwa hasil tangkapan itu menunjukkan tekad Polri untuk tetap menunaikan tugas penanggulangan perusakan lingkungan, baik di darat maupun di laut. Menghadapi tugas yang semakin berat di masa datang, dalam tahun tg96, armada pol
Air mendapat tambahan empat buah kapal pencegat "starpadja ASD" buatan Prancis dengan kecepatan maksimum 4o knot. selain itu, sudah diterima tambahan ro unit kapal Tipe c melalui Puskopal TNI-AL dari zr kapal yang direncanakan dan lima buah kapal FPB-zB.
Sementara
itu, untuk jajaran Polisi Udara telah diperkuat z
buah
pesawat cassa buatan bangsa Indonesia, dan masih akan ditambah lagi z pesawat cassa.'3o Keberhasilan diundangkannya Undang-Undang Nomor zB
Tahun tggT tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, jelas merupakan prestasi polisi yang tidak terbantahkan. Dengan demikian, segala sepak terjang
polisi dalam menunaikan tugasnya sudah ada landasan hukumnya sehingga tidak lagi terjadi silang pendapat dengan lembaga lain. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo ketika membuka sosialisasi rJU zBlrggT bagi wartawan dan para anggota fungsi penerangan di
jajaran Polli, "Dalam Undang-tlndang Nomor zB Tahun t997, dengan jelas diteg askan bahwa polisi bertuenctng menang ani semua tindak pidana. Selama
ini, masyarakat masih apriori terhadap tugas dan ketuenongan polri yang m
el
akukan
p
e
ny idikan."
"
sr
zzB Kompas, 5 Desember 1997. 229 Wawancara tertulis pada bulan Desember zoo6. 230 Kompas, 7 Desember 1996. 231 Kompas, 7 Desember 1996.
97
ErusrrLopEDr Kapor-nr x
JENDERAT
Portst Dns. Dtevo W oooo
Dalam UU zBltgg7 secara jelas dan tegas diatur tentang keberadaan, tugas, fungsi, peranan, dan kewenangan Polri. Dengan demikian, berita yang
disajikan pers akan berimbang, terutama jika dihadapkan pada pemberitaan yang berkaitan dengan keberadaan Polri dalam melaksanakan tugasnya.'3'
Namun demikian, tidak berarti pelaksanaan UU itu berjalan dengan mulus, karena adanya perbedaan penafsiran. Seperti yang dikatakan oleh l(omandan
I(orps Reserse Polri Mayjen Polisi Drs. Nur{aizi dalam kesempatan yang sama, di
tingkat Makehjapol (Mahkamah Agung, Kehakiman, Kejaksaan dan Kepolisian)
masih terdapat perbedaan penafsiran tentang pengiriman hasil penyidikan. Kesepakatan Makehjapol yang ditandatangani 5 Februari r99B bertalian erat dengan soal-soal penyidikan dan materi muatan UU z8 1t977 . Dari delapan materi permasalahan, tahap perlama yang dibahas kelompok kerja Mahkejapol, enam di
antaranya dapat dicapai kesepakatan, sedangkan dua lainnya belum. Pada tahun t997, antara lGpolri Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo,
Menteri Kehakiman Muladi, dan Jaksa Agung Soedjono Atmonegoro, di Departemen Kehakiman membuat kesepakatan bahwa berdasar Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Polisi dapat menangani segala bentuk tindak pidana, termasuk korupsi dan tindak pidana khusus lainnya. Sebelumnya, sesuai dengan aturan peralihan KUHAP, hanya Jaksa dapat menangani tindak
pidana korupsi. Berdasar pertemuan dan kesepakatan ketiga instansi tersebut, sampai saat ini Polisi banyak menangani kasus-kasus tindak pidana korupsi.'33 Tahun r997, ketika Jenderal Polisi Drs. Dibyo menjabat sebagai Kapolri, ada pengusaha yang berminat mengadakan tukar guling
(ruislag) Markas Polda
Metro Jaya. Menanggapi hal ini, Kapolri mengatakan, ruislag Markas Polda Metro Jaya sampai saat ini masih dalam proses. Ia tidak menyebutkan secara
terperinci
sejauh mana proses tersebut. "Rencene itu kan sejak zaman Kapolri lQmQ," kata Dibyo Widodo.'3a
Jenderal berbintang tiga(waktu
itu) itu mengatakan, jika proses itu
sudah selesai, kemungkinan besar pelaksanaanruislag bisa dimulai tahun 1997
ini. " T er g antung hasil pr o sesny alah." I(awasan yang menghadap Jalan Jenderal Sudirman seluas 6,5 hektar akan diambil. Di sana, rencananya akan dibangun hotel berbintang tiga, apar Kompas, z5 Februari 1998. Kornpas, z5 Februari 1998. 234 Wawancara tertulis dengan Jenderai Pol. (Purn) Drs. Dibyo Widodo, pada Desember zoo6.
98
Bee V x Segacar Kapolnr
temen, pusat belanja, gedung perkantoran, pusat bisnis, dan pusat-pusat komersial lainnya. Sebagai kompensasinya, pihak swasta tersebut akan membangun gedung Markas Polda Metro Jaya yang baru di kawasan yang menghadap Jalan Gatot Subroto (ditempati Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan kantor Samsat). Selain itu, perusahaan swasta itu akan menyerahkan kapling tanah seI
luas 5o hektar di Serpong untuk perumahan polri. Gedung utama terdiri atas ro lantai seluas 13.6oo meter persegi. Ada gedung kembar, yaitu Menara Pelayanan Masyarakat (22.535 m,) dan Menara
operasional Khusus (zg.ztt m") masing-masing terdiri atas z3 lantai. Di belakangnya ada lagi gedung kembar, wing pelayanan Masyarakat (6.582 m,) dan wing operasional Khusus (6.s8z m') masing-masing delapan lantai. Ada
auditorium yang menghubungkan gedung kembar terakhir yang terdiri atas tiga lantai. Di bawahnya, dibangun basement tiga lantai seluas g8.5oo m, untuk parkir kendaraan.'ss Masih di kawasan tersebut, akan dibangun pula rumah dinas kapolda dua lantai (Boo m"), rumah dinas wakapolda dua lantai (Boo m"), mess ajudan dan penjagaan delapan lantai (z5o m"), apartemen perwira menengah delapan
lantai (8.ooo m'), dan masjid satu lantai (4oo m'). proyek gedung baru Mapolda Metro Jaya ini akan dibangun PT Keraton Plaza saranatama, berdasarkan desain yang dibuat PT Encona Engineering Inc. Biaya pembangunan dikucurkan
oleh pengembang PT Mandala Pratama Permai. Tidak jelas berapa biaya yang dibutuhkan untuk rnembangun mapolda baru yang modern tersebut.,36
Ternyata, pernyataan Kapolri tersetjut sekadar taktik belaka. Sampai dengan Jenderal Polisi Drs. Dibyo widodo menyerahkan jabatan kepada Jenderal Roesmanhadi, sampai sekarang, ruislag tersebut tidak berhasil dilaksanakan. Bahkan, termasuk gedung-gedung aset Polri yang lain, yang telah direncanakan untuk diruislag sebelumnya, seperti gedung prIK. Bagi polisi, prestasi yang mencerminkan ketegasan sikap untuk mempertahankan Markas Polda Metro Jakarta Raya tersebut layak dicatat dengan tinta emas.,sz
Pada akhir pengabdiannya, Kapolri Jenderal Drs. Dibyo widodo di-
anugerahi Bintang Maha Putera
Adi Pradana dari pemerintah Republik
Indonesia, yang diberikan oleh Presiden RI DR. B.J. Habibie. Kompas,5 Maret 1997. Kapolri. 236 Kompas,5 Maret 1997. Kapolri. Kompas,5 Maret 1997. Kapolri.
235
99
ErusrrLopEDr Klpor-nr x
JENDERAT
Portst Dns. Dtevo Wtoooo
'*
*
#
w \
Saat menjadi co-pilot Pesawat F- l6 Falcon bersama Mayor PNB Syaugi (l
r00
Bae V x Seeacar Kaporar
Bersama staf AFP
di Canberra, Australia
Hari-hari pertama menjadi Direktur CPP di kantor Banl< Exim, setelah diberhentikan
dari Kapolri
t0r
ErsrrLopEDl KapoLnr
lx
Jenoe
arr Porrsr Dns. Dreyo Wroooo
sn
^:
.j.<J
s
'&rt r:t'\x*u $r .r\
:-i:,
Bersama dengan lstri diTurl
Di sela-sela menghadiri l
t02
Bee V g Sreacar Kapornr
.,Rs\{R\"$eNea
\\\\*,s.tq\\Nifi\\
lstriku adalah
salah
satu kel
r03
ENsrr
::|'
N.\ssssl$ig#,$
Drevo WrDoDo
.::j!
ffiM
t# a3t
;&+;.
*K
i,-*
l'*r.:'
$s, 3
%*"
w. Rel
t04
Bae V x Se eacar Knpornr
II
** ** ** lil
** * Ii
*$
* ** ** *a * * *
**
*I
Bersama saudarasaudara, anak-anak,
serta cucu-cucu tercinta
$.$:t*.'
Anak-anakku ketika masih l<ecil: . Dibyo Aryanto
. DibyoAriWibowo . NauliTri Widianti
\
t05
ErsrrLopEDt
KlpoLRI
.r JENDERAT Portst
Dns. Dtevo Wtoooo
%
'I
s-.{ .*
K ffi
,'.
ffi
I,% I
2
d Bersama l<eluarga di tanah suci
Sebuah kebahagiaan
berada di dekatAllah
*\
$N , *"1 +' - g.
\'
\r\
$h N)
1 j
.-
*, $: 'ga$N' N" ss N\
106
Ni
$
Bng V a* Segacar Kapornr
Menunail
tahun 2002 di Mina
*J
1l s
107
{
t.
E
ErustrLopEDr KqpoLRt g
JENDERAT
Porrsr Das. Drsyo Wroooo
Bersama rel
HUT Dharma di rumah Rancamaya, Bogor
..4W
r08
KATALOG MEDIA MASSA
DAN KEPUSTAKAAN KAPOLRI
A. Media Massa'
t
Angkatan Bersenjata, r Juni rgg8."45 Pati dan Pamen di Jajaran Polri Dimutasi".
2.
Angkatan Bersenjata, 3 Juni 1998. "PTIK Siapkan Kader Polri Berkualitas".
S.
AngkatanBersenjata,6 Juni t998. "Nurfaizi Kapolda, Suprijadi Gubernur Akpol".
4.
Angkatan Bersenjata, "Kualitas SDM Polri Terkait dengan Lembaga Pendidikan".
5.
Angkatan Bersenjata "Polri tidak akan Kerjasama dengan Mafia untuk Tangkap Eddy Tansil".
6. Z. B. 9.
Angkatan Bersenjata, "Eddy Tansil Terus". Angkatan Bersenjata, "Kapolri akan Resmikan Polres Timika". Angkatan Bersenjata, "Latihan Team SAR Polri". Angkatan Bersenjata, z April. "Kapolri Perkirakan Kejahatan Ekonomi Meningkat".
10. 11.
Angkatan Bersenjata, "Penampilan Polri Harus Optimal". Angkatan Bersenjata, t Mei 1998. "Polri Harus Cegah Segala Bentuk Penyimpangan".
12. 15.
Angkatan Bersenjata, "Kapolri: Semua Bentuk Judi akan Disikat Habis". Angkatan Bersenjata, 16 April. "Bidang Lalin, Litbang dan Identifikasi Tantangan Serius Polri Mendatang".
14.
Berite Yudha, rr April 1996. "Kapolri Letnan Jenderal Dibyo Widodo Jatim Peringkat Pertama Kerawanan Kriminalitas".
ilt
:
FI ENsrrLopEDr KapoLRt ,,
15. 16.
JENDERAT
Porrsr Dns. Dteyo Wroooo
Bisnis Indonesia, 3 Mei rgg7. "Kapolri: Penyelenggaraan Kampanye MasihAman". Bisnrs Indonesia, r Juli rgg7. "Kapolri: Kedudukan Polri di ABRI Sudah Sangat Tepat".
i.7.
Bisnrs Indonesia, zz Juli tggT."Polisi tak Bebas Gunakan Kekerasan".
18.
Bisnls Indonesa, z3 Juli tggT. "Kapolri: Reserse dan Brimob Jadi Ujung Tombak Polisi".
19. Bisnrs lndonesia, z5 Februari 1998. "Kapolri: Ada 9 Titik Rawan Isyu Bom".
20. Bisnrs Indonesia, S Juli 1998. "Lumayan untuk Nakut-Nakuti Nyamuk" 21. Buane, "Kapolri: Bintara Harus Mampu Bertugas pada Lapis Terdepan". 22. Buana, "Kapolri: Kenaikan Pangkat Merupakan Prestasi". 25. Buane,April t996. "Kapolri : Tingkatkan SDM". 24. Buana, r5 Mei. "Ada Titik Terang Tempat Sembunyi Eddy Tanzil". 25. Buana, zr Mei. Kapolri: Latsar Polri Siap Hadapi Ancaman Mendadak 26. Buana, z5 Mei. "Perwira Harus Pahami Tugasnya". 27. Buana, z9 Mei. "Fungsi Opsnal Binmaspol Kedepankan Tugas Preventif Aktif'.
28.
Buana, g April. "Diusulkan Pembentukan Polwil Bali".
29.
Buana,
rr April 1996. "Unjuk
Rasa dan Kejahatan Perbankan Jadi
Perhatian".
So.
Buane,
31.
Buene, rB April. "Pengasuhan Polwan Mutlak Diperlukan".
52.
Forum Keadilan, Juni 1996. "Kapolri Letnan Jenderal Dibyo Widodo:
April . "Dalam Menangani Tindak Pidana: Reserse Polri Jangan Terpengaruh Kepentingan Pribadi". 17
'Kami Inginkan Polisi yang Gagah"'.
SS.
54.
Forum Keadilan, r5 Juli 1996. "Tubuh Polri pun Semakin Mekar". Fokus Media, Mei zoo3. "Undang-Undang No. z Tahun 2oo2, Tentang Kepolisian Negara Repubiik Indonesia".
35.
Gatra, rB Maret tgg5. "Laporan Utama: Menyikat Preman-Preman Jalanan".
56.
Inti Berita, zo Juni 1996. "Komitmen dan Kebijakan Kapolri Letnan Jenderal Pol Drs. Dibyo Widodo".
37.
Jayakarta, "Perintah Kapolri Kepada Para Kapolda: Sikat Habis Ekstasi".
SB.
|2
Jayakarta, 'Latihan SAR Polri Dibuka".
Kararoc
Sg.
Meora MAssA DAru KepusraKAAN
40.
Jayakarta, z Mei. "Mat'en Pol Hartoyo Jadi Gubernur PTIK". Jayakarta. r Mei rgg6."Mayen Pol Roesmanhadi, Deputi Kapolri Bidang Administrasi".
41.
Kompas, 7 Maret 1996. "Kapolri: Banyak Hukum yang Dipaksakan Pembentukannya".
42.
Kompas, rz Maret tgg6. "Arief K (KSAL), Sutria T. (KASAU) dan Dibyo Widodo (KAPOLRI) baru".
43. Kompas, t6 Maret t996. "Presiden Lantik KSAL, KSAU, serta Kapolri". 44. Kompas, 18 Maret 1996. "Mereka yang Mengawali Tugas Baru". 45. Kompas, r9 Maret t996. "Serah Terima KSAL, KSAU, KAPOLzu". 46. Kompas, z7 Juni 1996. "Kapolri: Sebelum Pemilu, Seluruh Propinsi Ditargetkan Miliki Kapolda".
47.
Kompas,
28 Juni
7996. "Kapolri Ajak Masyarakat
ikut
Pelihara
Kamtibmas"
48. 49.
Kompas, g Juli tg96."PT Pos Indonesia Sambut Hangat Ide Kapolri". Kompas, 16 Juli 1996. "Kapolri: Masyarakat Punya Potensi untukTangkal Kejahatan".
So.
Kompas, 16 Juni 1996. "Kapolri Letnan Jenderal (Pol) Dibyo Widodo
:
Penanganan Kamtibmas Sering di Luar Jangkauan".
51.
Kompas, zo Juni 1996. "Kapolri: Hendra Rahardja Hanya Dimintai Keterangan".
52.
Kompas, zB Agustus rpg6. "Kapolri: Resmikan PKJR Lintas SumatraPantura Jawa-Baii".
SS.
Kompas, g Juli 1996. IGpolri Tegaskan: 'Ngapain Pelihara Polisi Brengsek'."
54.
Kompas, z8 Juli 1996. "Kapolri: Ajak Masyarakat Ikut Pelihara Kamtibmas".
SS.
Kompas, T September tgg6. "Kapolri: Polda Aceh Perlu Perhatian Khusus".
56.
Kompas,
3
Oktober 1996. "Kasus Pencurian Lukisan: Ada Dua
Tersangka".
57.
Kompas, 14 Oktober 1996. "Gus Dur Minta Megawati Cabut Tuntutannya".
SB.
Sg.
Kompas,3 November tgg6. "Pernyataan Kapolri Dinilai Tergesa-gesa". Kompas, 16 November 1996. "Kapolri Resmikan Gedung KantorGubernur Akpol".
il3
EnsrrLopEDr KapoLRt g
6o.
JENDERAT
Portsr Dns. D eyo Wroooo
Kompas, g Desember 1998. "Kapolri Letnan Jenderal (Pol) Dibyo Widodo: Para Kapolda agar Beri Perhatian Kasus Pencurian Dengan Kekerasan".
6t.
Kompas,
ro
Desember tgg6. "Kapolri: Waspadai Pengaruh Budaya
Asing".
62.
Kompas, 13 Desember 1996. "Pengacara Ds Bantah Gagalkaan Rekonstruksi".
@.
Kompas, z4 Desember 7996. "Kapolri Dibyo Widodo: Optimis Hadapi Tahun 7997".
64. 65. 66. 62.
Kompas, z Januari tggT."Marsiyem Gugat Kapolri".
Kompas, 9 Januari rgg7. "Kapolri: Integritas Moral Penegak Hukum Lingkungan Masih Lemah". Kompas, "Kapolri: Intelpam belum Berfungsi Secara Optimal".
Kompas, zo Maret tgg7. "I(apolri: Aparat Jangan Hanya Bisa Menindak".
68. 69. 70.
Kompas, z3 Mei r9g7."lnfo Jabotabek".
Kompas,tJalit997. "Polri Butuh Dukungan Pembenahan Diri"" Korrytas, S Juli t997. "Kapolri: Ruislag Mapolda Metro masih dalam Proses".
71. Kompas, 14 Juli tg97."Yaria Olahraga". 72. Kompas, z9 Juli tgg7. "Cilra Polri Ditentukan Perilaku Anggota di Lapangan".
75. Korrytas, z9 Juli t9g7."Yaria Olahraga". 74. Kompas,3o Juli tg97,"Info Jabotabek". 75. Kompas,3r Juli tg97."Pojok Kompas" 26. I{ornpas, zB Agustus t997."Kapolri: Polri Harus Utamakan Peran". 77. Kompas, zB Agustus \997."Sebaiknya Kapolri Segera Jelaskan Kasus Marsinah".
ZB.
79.
Kompas, z7 September t997. "Redaksi Yth Acungan Jempol untuk Kapolri". Kompas, "Suatu Studi tentang Sistem Perencanaan Strategis Program dan Anggaran di Kepolisian RI".
Bo.
Kompas, z9 Oktober tggT."Info Jabotabek".
Bt.
Kompas, B November i.gg7. "Kapolri: Masyarakat Masih Kurang Berdisiplin".
Bz. Kompas, z9 November
|4
tgg7. "Kapolri: BAP Bolak-Balik Kayak Kereta Api".
Kararoc
MEora MAssA DAN KEpusTAKAAN
Bs.
Kompas, z Desember rggT. "Jenderal polisi Dibyo widodo Lulus Terbang Solo".
84.
Kompas,3 Desember rg97."sersan Mayor polisi wuryanto Bertindak Sendiri".
85'
Kompas, g Desember 7gg7. "Kapolri: Perintahkan Kapolda DIy periksa Edi Wuryanto".
86.
I{ompas,3r Desember TggT. "Menjelang Sidang umum, Gejorak makin meningkat".
87. BB.
Kompas, zr Januari 1998. "Kapolri: Tanggapi surat Keluarga udin,,. Kornpas, zz Februari rgq8. "Kapolri: polisi Berwenang Tangani semua Tindak Pidana".
89.
Kompas, z5 Februari 1998. "Kapolri: polisi Berwenang Tangani ssemua Tindak Pidana".
90' 91'
Kompas, zo April 1998. "Kapolri : Ada Titik Rawan Isyr Bom,,. 9 Kompas, z6 Mei 1998. "Ny. Marsiyem Desak Kapolri Tuntaskan
Kasus
Tewasnya Udin".
92.
Kompas, z5 Juni rgg8. "pergantian KSAL, KSAU, dan Kapolri. wiranto: dalam Rangka Reformasi,'.
9s. Kompas, r Juli 1998. "'polisi Indonesia Baru'oleh Satjipto Rahardjo,'. 94. Kompas,4 Juli 1998. "pergantian Kapolri demi penataan ABRI". gs. Kompas, zz Juli 1998. "polda Metro Jaya Izinkan peringatan z7 hli. Kapolri Melarang".
96. Kornpas, zo September zooo. "pojgk Kompas,, 97. Kompas, zz september zooo. "Kasus z7 J..li, 'Dibyo widodo Mengaku .
tak Hadir di Cendana"'.
gB.
99.
Kompas, "sosialisasi Disiplin Nasional di Jajaran polri". Kompas, "Penampilan polri Harus Maksimal,'.
too. Kompes,72 Januari 1995. "Brigjen polisi
Dibyo widodo akan menjabat
Kapolda Metro Jaya".
1o7. Kompas, zB Januari rygs."Brigjen polisi Drs. Dibyo widodo Dilantik
toz.
Jadi Kapolda Metro Jaya,,., Kompos, 5 Februari 1995.
"oki Belum Termasuk Dpo dalam
I(asus
Narkotika".
los.
Kompas, rr Maret 1995. "KSAD Minta warga Dukung 'perang, Melawan Preman. Kapolda Metro Jaya: Kasus Blok M. Tuntas,,.
il5
EHsrrLopEDr Kapor-nr x
JENDERAT
Portsl Dns. Dtsvo Wtoooo
1o4. Kompos, z6 Mei 1995. "Kapolda: Kematian Franky Bukan karena Penganiayaan".
1oS. Kompas, ro Juli 1995. "Berkas Perkara Oki Segera Dilimpahkan
ke
Kejaksaan".
to6.
Kompos,25 Juli 1995. "Polda Minta Bantuan Interpol Tangkap HL". 1o7. Komltas, zS Juli 1995. "Kapolda Metro Jaya: Bukti Cukup, Tersangka BW Akan Diajukan ke Pengadilan".
to9.
4 Agustus
Kompes,
1995. "Warga Puji Keberhasilan Polisi Ringkus
Pemerkosa. Tersangka Menjadi
1og. Kompos, 5 Agustus
11
Orang".
1995. "Pangdam Jaya: Operasi Keamanan Menjelang
Pesta Emas.
111. Kompas,
4
Oktober tggs. "Polisi Meringkus Pembantai Keluarga
Rohadi".
Oktober 1995. "Pulabfor Polri: Menyidik Tanpa Siksaan". 113. Kompas, z3 Oktober 7gg5. "Kasus Pembantaian Keluarga Herbin:
112. Kompas,
16
Tersangka Tiba di Jakarta".
114. Kompas, 3 Agustus 1995. "1o Tersangka Pemerkosa Keluarga Acan Ditangkap".
115. Kompas, t6 Januari 7996."Markas Besar Polri Musnah Dilalap Api". tt6. Kompas, r7 Januari 1996. "Mabes Polri Bentuk 3 Tim untuk Mengusut Kebakaran".
117. Kornpas, rB Januari 1996. "Kebakaran Mabes Polri Kerugian Sekitar RpB,9 Milyar".
118.
Kornpas, z7 Septemb er 1996. "Nusa Tenggara Memiliki Empat"Kepolisian
Daerah".
11g. Kompas, T Desember 7996. "Polisi Airud Tangkap 346 Kapal Pengangkut Kayrr Ilegal dan Trawl".
12o. Kompas, z7 ]lJ.li t997. "Tajuk Rencana: Untuk Membenahi Diri, Polri Memeriukan Dukungan Masyarakat". 121. Kompas, z4 September 7gg7. "Kapolri: Kasus Marsinah Ditangguhkan". 122. Kompas, z9 Mei 1998. "Pekan Depan, Kasus Trisakti ke Mahkamah
Militer". 125. Kompas,3 Juni 1998. "Kasus Penembakan di Universitas Trisakti: Tidak Ada Satuan Lain yang Terlibat".
124. Media Indonesia, g Januari 1998. "Kapolri: YBB Membantu Dinas dan Kesejahteraan Polri".
il6
Karaloc
12s. Media Indonesia,
16
Meorn
Massa
DAN KepusrAKAAN
Mei 1998. "Kapolri: Identitas pelaku perampokan
Sudah Diketahui".
126. Media, "Kapolri Letnan Jenderal pol Dibyo widodo: Kita sikat Habis Pengedar Ekstasi".
127. Media, "Kasus Beng Seng, Kapolri: Jamin tidak Ada Kolusi". 128. Media, "Kapolri: Identitas Pelaku Perampokan sudah Diketahui". 129. Media, "Bo Perwira Polri Ikuti Kursus Lingkungan".
4o. Merdeka, B Juli 1996. "Kapolri:
Ini untuk Mengantisipasi penyelundupan
Ekstasi: Polisi Akan Teliti Setiap paket pos".
1s1. Merdeka, z4 Januari tggT."Buah Bibir: peringatan Dibyo widodo untuk Jajarannya".
1s2. Merdeka, z9 Mei 1997. "Kapolri: soal situasi Kamtibmas Menjelang Pencoblosan 'Saya Jamin Tidak Ada Apa-Apa Hari Ini"'. 1s3. Merdeka,5 Februari 1998. "oknum MpR yang Kepergok di Tempat Judi akan Diperiksa Lagi: Kapolri: TidakAda yang Kebal Hukum',. 1s4. Merdeka, z9 Mei 1998. "Kapolri: soal Kerjasama pembuatan SIM dengan Tutut : Polri akan Menangani Sendiri".
lss.
sinar Pagi, "Produsen, Pengedar dan Konsumen dapat Dihukum: Kapolri Perintahkan seluruh Kapolda Nyatakan perang Terhadap Ekstasi".
$6.
Suara Karya, z8 Juni t9g6. "Kapolri: Angka Kejahatan Menurun. Pencurian Kendaraan Meningkat".
1s7. suara Karya, z3 Januari t9g7."Kapolri: Minta
pers Membantu ciptakan
Situasi Kamtibmas yang Mantap".
1sB. suara Karya,z8 Agustus rggT."Kapoiri: serius Tangani Eksploitasi Ilegal Kekayaan Alam Kalimantan".
1sg- suare Karya,3 Januari
1998. "Kapolri: waspadai Gangguan Kamtibmas
rggg".
14o. suara Karya,9 Januari 1998. "BUKU: Dua Buku Mantan Kapolri bagi Para Penggagas Muda Polri".
141. suara Karya, "sejumlah Anggota Polri Memburu Eddy Tansil ke LN". 142. suara Karycr, rrApril 1996. "Kapolri : Kasus-Kasus yang Resahkan Masyarakat perlu Perhatian Serius".
145. Suara Karya, "Jangan Sampai Sabhara Dapat Julukan Wereng Coklat,, 144. Suara Pembaruan, 3o Juni 1996. "Semakin profesional". 14s. suara Pembaruan, 25 JanuafitggT. "Kapolri Letnan Jenderal (pol) Dibyo widodo: Berbagai Kerusuhan Hendaknya Jadi cambuk Bagi polri".
lt7
F ENstr
146. Suaro Pembaruen, 23 September tgg7. "Dibyo: Peralatan Jajaran Polri KetinggalanZaman". 1
47.
Su ar a P emb
aruan, 2TNovemb er r g 97 ." Kap olri : Kej ahatanTeleko munikasi
Terus Meningkat".
148. Suara Pembaruan, 2 Desember t9g7. "Kapal Polisi Perairan Masih di Bawah Standar".
149. Suara Pembaruan, 5 Desember tg97. "Kapolri dapat Penghargaan dari Pemerintah Singapura".
1So. Suara Pembaruan,
6 Desember t997.
"Kapolri: Polisi Harus Lapang Dada
Kritik Keras dan Pahit". 151. Suara Pembaruan, z3 Juni 1996. "Kapolri Sukses Pemilu Tergantung atas
Kemantapan Situasi Kamtibmas".
152. Republika, r Juli
1996. "Kapolri Letnan Jenderal (Pol) Drs. Dibyo Widodo:
Kalau Polisi Salah Tak Perlu Ditutup-tutupi".
1SS. Republika, 23 Januari tggZ. "Kapolri: Munculnya Kerusuhan belum Optimalnya Fungsi Intelpampol".
154. Republika, z April 1997. "Kapolri: Penjahat yang Lawan Petugas akan Ditembak". 1SS. Republika,
zz Juli rgg7.
"Penggunaan Kekerasan untuk Tingkatkan
Wibawa Polri".
156. Republika, zr Juli
1.997.
"Kapolri: Imbau Polisi Ikut Operasi Puspom
ABRI".
157. Republika, z4 Februari t998. "Polri Kerahkan Seluruh Kekuatan: Jangan Anggap Ringan Masalah Sepele".
iSB. Pelita, "Kapolr: Bintara Harus Mampu
Bertugas pada Lapis Terdepan".
1Sg. Pelita, "Mengejar Eddy Tansil, Polri Tidak akan Kerja Sama dengan Mafia atau Paranormal".
t6o.
Pemberuen, ro April 1996. "Berbincang-Bincang dengan Letnan Jenderal Pol Dibyo Widodo : Setiap Aparat Polri Harus Bisa Ciptakan Inovasi".
161.
Pos
Kota, "Kapolri tidak Gunakan Mafia untuk Memburunya: Imigrasi
Menduga Eddy Tansil di Macau".
162.
The
Jakarta Post,6 Februari 1998. "Police given right to investigate Graft
Cases".
165. Wikipedia, Dibyo Widodo
il8
Knraroc
Mrora MAssA Dat.t KepusraKAAN
B. Kepustakaan Biro Hukum Setjen Dephan, 2oo2, "undang-undang No. tahun 2oo2,,. 3 Budi Gunawan, Ph.D. Brigjen pol dan Jenz.A. Hans, ph.D. 2c,c,6. Kiat
sukses
Polisi Mesa Depan
Djamin, Awaloedin, MpA, zoo6. sejarah perkembangan Kepolisian di Indonesia, dari Zaman Kuno sampai sekarang. Jakafta: yayasan Brata Bhakti polri. Cetakan I: Juni zoo6. Drs. Dibyo widodo, periode 1996 sampai Sekaran g. Kapolri dari Masa ke Masa, Pangkat: Letnan Jenderal polisi. Mabes Polri,
Inti Berita tg96. "Komitmen dan Kebijakan Kapolri
Letnan
Jenderal PoI Drs. Dibyo Widodo". Mabes Polri, Dinas sejarah, tg}t. "Ikhtisar Kronologi peristiwa-peristiwa Penting Selama 4Windu perkembangan polri". Skripsi PTIK Dibyo widodo, t976.'Desember zoo6 sejarah singkatAkpol dan D aftar Nama-Nama Bataly on".
il9
ISBN t?8
-
t?5. l,helh
-0-7
ilil iililililililt ililil ilrilt g "789791"629607">