BAB I
I.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan primer terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena berperan sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan terutama kebutuhan akan pangan, apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi maka manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Salah satu bahan pangan yang ditelah dikenal masyarakat adalah daging ayam. Daging ayam adalah sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dalam tubuh. Berikut adalah kandungan gizi yang ada dalam 100 gram daging ayam (sumber : http://www.kolombloggratis.org); a. Daging ayam sebanyak 100 gram mengandung air 75% b. Kandungan protein sebanyak 22% c. Kandungan senyawa kalsium sebanyak 13 miligram d. Kandungan zat fosfor sebanyak 190 mg e. Kandungan zat besi sebanyak 190 mg f. Mengandung vitamin A, C dan E Dilihat dari kandungan gizi yang terkandung dalam daging ayam tak heran daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang dikenal oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Daging ayam pun mudah ditemukan diberbagai tempat sehingga konsumsi daging ayam di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Untuk produksi ayam ras pedaging di Kab. Kuningan dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan, ini menunjukan bahwa tiap tahun kebutuhan akan konsumsi ayam ras pedaging (broiler) terus meningkat. Berikut ini ditunjukan angka produksi ayam ras pedaging tahun 2010 – 2012 pada Tabel I. 1.
Tabel I. 1 Produksi Ayam Ras Pedaging Beberapa Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, 2010 - 2012
NO.
KAB/KOTA
TOTAL PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING(kg) TAHUN KE2010 2011 2012
1
KAB. BOGOR
75,988,436.04
82,750,605.04
85,205,183.32
2
KAB. SUKABUMI
29,700,614.00
41,852,415.00
45,736,108.00
3
KAB. CIANJUR
26,816,144.85
28,881,457.64
29,256,476.30
4
KAB. BANDUNG
19,705,138.20
21,236,178.15
11,772,253.02
5
2,558,382.09
2,595,471.05
2,631,808.41
6
KAB. GARUT KAB. TASIKMALAYA
25,156,705.20
27,146,539.20
29,598,660.30
7
KAB. CIAMIS
66,754,772.77
97,634,317.00
97,639,199.00
8
KAB. KUNINGAN
10,529,811.27
10,681,506.00
10,759,750.32
9
KAB. CIREBON
3,833,398.34
4,025,043.92
5,512,533.97
10
KAB. MAJALENGKA
6,414,577.60
12,102,280.00
12,610,448.00
11
KAB. SUMEDANG
8,257,444.93
12,107,696.63
9,124,163.00
12
KAB. INDRAMAYU
10,342,993.32
9,412,580.00
15,645,380.00
13
KAB. SUBANG
31,747,102.86
33,310,543.86
34,052,515.86
14
KAB. PURWAKARTA
9,224,215.18
10,075,608.77
10,075,609.00
15
KAB. KARAWANG
29,478,417.47
53,277,092.29
51,132,740.21
16
10,323,740.59
10,581,836.03
10,831,764.97
17
KAB. BEKASI KAB. BANDUNG BARAT
16,487,880.16
19,349,969.69
20,669,393.45
18
KOTA BOGOR
794,970.00
1,052,733.00
868,444.50
19
KOTA SUKABUMI
2,694,437.59
2,094,895.31
2,425,101.76
20
KOTA BANDUNG
466,926.83
476,264.12
489,373.90
21
KOTA CIREBON
57,613.64
81,265.21
332,528.72
22
KOTA BEKASI
4,285,755.54
3,350,731.10
4,699,544.65
(Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2014)
Tabel I. 1 menunjukan angka produksi daging ayam ras di Indonesia. Produksi daging ayam tiap tahunnya pun mengalami kenaikan, daging ayam ras (broiler) khususnya. Hal ini menunjukan tingkat konsumsi daging ayam pada masyarakat masih tinggi dan terus diminati. Ayam ras (broiler) yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam ras ini baru popular di Indonesia sejak tahun 1980. Hingga kini ayam ras telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa
dipanen.
Dengan
waktu
pemeliharaan
yang
relatif
singkat
dan
menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia (Rasyaf, 1999). Agar tubuh menjadi sehat, maka diperlukan asupan gizi yang mencukupi perharinya, hal ini agar manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik dan tanpa halangan. Bahan pangan berperan penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Kebutuhan akan karbohidrat, protein, vitamin dan sebagainya akan dapat tercukupi dengan konsumsi pangan yang cukup dalam seharinya. Protein berperan penting dalam hal penyusunan jaringan tubuh dan regenerasi jaringan tubuh, protein juga merupakan sumber energy yang baik. Jenis protein terdapat dua, yaitu protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani adalag daging-dagingan termasuk ikan, untuk sumber protein nabati dapat ditemukan dalam kacangkacangan dan lain lain. Ayam potong (broiler) merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Secara umum kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg berat badan, jadi apabila berat badan seseorang adalah 60 kg, maka kebutuhan protein 60 gram perhari. Minat masyarakat akan konsumsi daging ayam ras masih tinggi sehingga memberikan peluang kepada para pengusaha untuk berinvestasi pada bidang daging ayam ras, dapat berupa peternakan ayam maupun tempat pemotongan ayam yang biasa disebut RPA.
4.500.000.000 4.000.000.000 3.500.000.000
Nominal
3.000.000.000 2.500.000.000 Pendapatan RPA Sinar Broiler
2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 0 2010
2011 2012 Tahun
2013
Gambar I. 1 Grafik Pendapatan RPA Sinar Broiler Tahun 2010 - 2012
Dari Gambar I. 1 dapat dilihat pendapatan RPA Sinar Broiler dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan pertumbuhan masyarakat dan peningkatan akan kebutuhan konsumsi daging ayam potong yang semakin positif. Berdasarkan pendapatan yang terus meningkat, maka RPA Sinar Broiler berniat untuk melakukan ekspansi pasar. Di Kabupaten Kuningan, jumlah rumah potong ayam masih dapat terhitung oleh jari, karena jumlahnya belum terlalu banyak, sehingga bisnis rumah potong ayam adalah hal yang menjanjikan mengingat pendapatan yang terus meningkat. Berikut adalah data rumah potong ayam yang ada di Kabupaten Kuningan.
Tabel I. 2 Data Rumah Potong Ayam di Kabupaten Kuningan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kecamatan Ciawigebang Cibingbin Cidahu Cigandamekar Cigugur Cilimus Cimahi Cipicung Ciwaru Darma Sindangagung Hantara Jalaksana Japara Kadugede Kalimanggis Kramatmulya Kuningan Lebakwangi Luragung Maleber Mandirancan Nusaherang Pancalang Pasawahan Selajambe Garawangi TOTAL
Jumlah RPA 2 2 1 1 2 1 2 1 1 4 1 2 20
(Sumber: Pengembangan Database dan GIS, 2014) Dari Tabel I. 2 didapat jumlah RPA yang ada di Kabupaten Kuningan mencapai 20 RPA, dengan total produksi yang beragam di beberapa kecamatan. Secara tipe, RPA dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu RPA Tradisional dan RPA Moderen. Ciri khas RPA Tradisional adalah industri ini masih dapat dimasukan dalam skala industri rumahan. Dalam jumlah produksi umumnya tidak terlalu besar mengingat RPA Tradisional biasanya merupakan usaha sederhana yang dijalankan oleh
keluarga dan pekerja pun biasanya merangkap dalam berbagai pekerjaan contohnya seperti pemotongan ayam langsung oleh pemilik hingga proses penjualan dilakukan oleh pemilik, peralatan yang digunakan pun masih manual. Beda halnya dengan RPA Moderen dimana jumlah produksi besar dan setiap pekerja memiliki jobdesk masing-masing, peralatan yang digunakan pun telah menggunakan mesin-mesin otomatis dimana dapat menghasilkan output yang besar dan tentunya keuntungan besar yang akan didapat. KONSUMEN RUMAH TANGGA
PETERNAKAN AYAM RAS
RUMAH POTONG AYAM
PEDAGANG AYAM
Gambar I. 2 Alur Penjualan Ayam Potong Gambar I. 2 menunjukan alur dari hulu ke hilir dari proses produksi hingga penjualan dari ayam potong. Awal prosesnya adalah ayam diternakan di peternakan hingga ayam siap untuk didistribusikan sebagai ayam potong. Rumah potong ayam membeli ayam hidup sebagai livingstock inventory yang selanjutnya akan masuk dalam proses produksi ayam potong. Di rumah potong ayam inilah proses pemotongan ayam dilakukan. Setelah proses pemotongan di rumah potong ayam, lalu daging ayam didistribusikan ke konsumen rumah tangga dan pedagang ayam sebagai konsumen utama rumah potong ayam. Pedagang ayam turut pula dalam pemenuhan kebutuhan dari konsumen rumah tangga. RPA Sinar Broiler berada di Kecamatan Garawangi dimana di Kecamatan ini memiliki dua RPA yaitu salah satunya adalah RPA Sinar Broiler. RPA Sinar Broiler ingin melakukan ekspansi pasar ke Kecamatan yang belum memiliki RPA dimana lokasi terdekat adalah pasar-pasar di Kecamatan yang berada di sekitar Kecamatan Garawangi tentunya berbeda.
Tabel I. 3 Pasar Eksisting dan Usulan Pasar Existing
Pasar Usulan
Kecamatan Kuningan
Kecamatan Kramatmulya
Kecamatan Ciawigebang
Kecamatan Kadugede
Kecamatan Cibingbin
Kecamatan Jalaksana
Kecamatan Maleber
Kecamatan Ciniru
Kecamatan Garawangi
Kecamatan Cipicung
Kecamatan Cilimus Kecamatan Luragung
Gambar I. 3 Peta Kabupaten Kuningan (Sumber : http://www.kuningankab.go.id)
Tabel I. 3 menggambarkan kondisi pasar existing yang telah menjadi lokasi penjualan ayam RPA Sinar Broiler. RPA Sinar Broiler ingin melakukan ekspansi
pasar dimana menambah target-target pasar di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan. Lokasi pasar existing dan pasar tujuan ekspansi terlihat pada Gambar I. 3 Keterangan : : Lokasi RPA Sinar Broiler di Desa Mancagar Kecamatan Garawangi : Pasar Tujuan Ekspansi : Pasar Existing Pemilihan pasar tujuan ekspansi didasari pada lokasi pasar yang berada di sekitar pasar existing hal ini karena untuk efisiensi pendistribusian daging ayam potong. Lokasi tersebut dipilih sebagai batu loncatan untuk penguasaan pangsa pasar di Kabupaten Kuningan melalui lokasi pasar yang strategis tersebut. Lokasi – lokasi tersebut memiliki pasar induk yatu pasar-pasar besar dimana kegiatan transaksi tiap harinya berjalan dan menjadi tujuan belanja dari masyarakat sekitar bahkan dari luar kecamatan. Alasan dilakukannya ekspansi pasar adalah karena kejenuhan produksi yang telah terjadi di RPA Sinar Broiler dimana saat ini telah memproduksi dengan total produksi harian mencapai 1 ton dan belum adanya peningkatan dari hari ke hari, karena itulah dilakukanlah ekspansi pasar untuk meningkatkan jumlah produksi harian tentunya dengan permintaan yang meningkat pula. Dalam aspek teknis pun saat ini RPA Sinar Broiler untuk kemampuan produksi mesin harian dapat mencapai 2.88 ton tetapi dalam produksi harian hanya berjumlah 1 ton, hal ini dirasakan tidak efisien dalam penggunaanya, oleh karena itu RPA Sinar Broiler berencana untuk melakukan ekspansi pasar untuk meningkatkan permintaan sehingga berpengaruh terhadap penggunaan kemampuan produksi mesin yang tentunya akan meningkat. Jumlah penduduk kabupaten Kuningan berpengaruh dalam besarnya permintaan akan daging ayam. Berikut disajikan jumlah penduduk kabupaten Kuningan pada tahun 2013.
Tabel I. 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan per Kecamatan Tahun 2013 No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
1
Kadugede
26.659
2
Ciniru
19.753
3
Subang
17.815
4
Ciwaru
31.571
5
Cibingbin
38.260
6
Luragung
47.411
7
Lebakwangi
42.721
8
Sindangagung
38.339
9
Kuningan
102.518
10
Ciawigebang
89.089
11
Cidahu
41.104
12
Jalaksana
46.387
13
Cilimus
50.523
14
Mandirancan
25.087
15
Selajambe
13.480
16
Kramatmulya
42.818
17
Darma
52.370
18
Cigugur
44.573
19
Pasawahan
23.366
20
Nusaherang
19.873
21
Cipicung
29.887
22
Pancalang
26.429
23
Japara
20.028
24
Cimahi
32.805
25
Cilebak
12.045
26
Hantara
14.117
27
Kalimanggis
26.155
28
Cibeureum
20.586
29
Karangkancana
21.729
30
Maleber
44.009
31
Garawangi
35.208
32
Cigandamekar
32.508
Total
1.129.233
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)
Berdasarkan data GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas) dari tahun ke tahun diprediksi konsumsi daging ayam di Indonesia senantiasa meningkat. Pada tahun 1970-an, daging ayam berkontribusi hanya 20 persen dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Dan pada tahun 2012, daging ayam berkontribusi sebesar 66,8 persen, dengan 84,4 persen berasal dari daging ayam broiler. Berdasarkan data GPPU pada tahun 2012, diprediksi konsumsi karkas per kapita akan meningkat menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 ini, 9,97 kg/kap pada tahun 2014; 11,45 kg/kap pada tahun 2015; 12,97 kg/kap pada tahun 2016, dan 14,49 kg/kap pada tahun 2017.
Konsumsi kg/kap 14 12 10 8 Konsumsi kg/kap
6 4 2 0 2013
2014
2015
2016
Gambar I. 4 Konsumsi Daging Ayam Ras Perkapita di Indonesia (Sumber : Data Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas) Berdasarkan Gambar I. 4 tersebut menunjukan peningkatan konsumsi daging ayam perkapita penduduk Indonesia. Hal ini menunjukan tiap tahunnya permintaan akan daging ayam ras meningkat, maka dapat dikatakan usaha broiler ini sangat menjanjikan, disamping daging ayam memiliki kandungan gizi yang baik juga merupakan sumber protein hewani termurah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan dibanding sumber protein hewani lainnya.
Harga Ayam Bulan Ke-/kg Rp40.000,00 Rp35.000,00 Rp30.000,00 Rp25.000,00 Rp20.000,00 Rp15.000,00
Harga Ayam Bulan Ke-/kg
Rp10.000,00 Rp5.000,00 Rp-
Gambar I. 5 Harga Daging Ayam/kg Mei 2014 - September 2014 (Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 2014)
Melihat harga daging ayam yang naik, maka pemilik RPA harus merencanakan kelayakan dari pengembangan bisnis rumah potong ayam dari segi aspek teknis, aspek finansial dan aspek pasar. Untuk rata-rata harga daging ayam ras pada bulan September 2014 adalah Rp. 34.143 / Kg (Sumber : Dinas Peternakan Prov. Jawa Barat). Hal ini berguna sebagai informasi dan pertimbangan bagi pemilik untuk mengembangkan usahanya dan melakukan investasi pada masa depan. I.2 Perumusan Masalah Pada penelitian pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kota Kuningan, didapat beberapa permasalahan pokok yang akan ditinjau pada penelitian ini, diantaranya: 1. Bagaimana kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek pasar? 2. Bagaimana kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek teknis? 3. Bagaimana kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek finansial?
4. Bagaimana
tingkat
sensitivitas
dan
tingkat
risiko
yang
ada
dari
Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan terhadap perubahan variabel-variabel tertentu? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka pada penelitian ini dirumuskan tujuan-tujuan sebagai berikut: 1.
Menganalisis kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek pasar.
2.
Menganalisis kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek teknis.
3.
Menganalisis kelayakan bisnis Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan dilihat dari aspek finansial.
4.
Menganalisis tingkat sensitivitas dan tingkat risiko yang ada dari Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan terhadap perubahan variabel-variabel tertentu.
I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Sebagai pertimbangan kelayakan bisnis pengembangan dan investasi pada Pengembangan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Sinar Broiler di Kabupaten Kuningan.
2.
Mengetahui besarnya investasi yang dibutuhkan dan kelayakan finansial dari rencana investasi.
3.
Untuk mengetahui tingkat dan waktu pengembalian investasi dan keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut.
I.5 Batasan Penelitian Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dan tidak menyimpang dari permasalahan, maka dirumuskan batasan penelitian pada penelitian ini, diantaranya: 1.
Suku bunga, inflasi, pajak, dan kondisi ekonomi lainnya diasumsikan normal dan stabil selama periode analisis.
2.
Objek penelitian terdapat pada wilayah Kabupaten Kuningan.
3.
Penelitian ini menggunakan tiga aspek kelayakan yaitu, aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial.
4.
Jumlah supply bahan baku selalu dapat terpenuhi oleh supplier.
I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Berisi uraian dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Pustaka Berisi dasar-dasar teori yang akan digunakan dalam penelitian analisis kelayakan yang akan dibahas. Tujuan dari bab ini adalah membentuk kerangka berpikir dan landasan
teori
yang
digunakan
dalam
pelaksanaan
penelitian serta berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. BAB III
Metodologi Penelitian Berisi penjelasan langkah-langkah penyelesaian masalah yang digunakan dalam penelitian analisis kelayakan sesuai dengan tujuan permasalahan dan juga sebagai kerangka
utama untuk menjaga penelitian agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Berisi penjelasan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
BAB V
Analisis Data Berisi penjelasan analisis yang dilakukan terhadap datadata yang telah dikumpulkan dan diolah.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran Berisi penjelasan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.