PROSEDUR PEI\{YELESzI"IAN TII'IDAK FTDANA KOIe.f'ORrtSI DALAl\t I}EITSFEKT I F I{.ESTOILATI F Oleh : Evi Oktarina. SH.. MI-I. Altstrsls
Prosedur Penj,g/s'.git|*,' ll-indak Pi1ttrcu K o rp rt r a,.r i hlenurui P ers;t e kt i{ R es to rat i f' * du { ctlt restitttsi., progrdm ke$tt sr-tsitzl tln* *.r;nrytensas'i tefitctd*p korhan.
Sanl;si hagi Pikal; ),an{ ritlttk mengikuti Keytttttrstn d*ksm Perpelitif' Restorai$' adtlah sanlsi .1,ttng bersiJat resloroliv'e ditnana s*n/isi terselntt diteraplmn tet'hadttp korTtorusi itg{ii' Tsenve{etain tind*k pit{itno korStrsrttsi tlultttt rliresS.son dengcn baik sursrLy'a tidak menimirulk*n n*sa.ltth sosinl bat u.
Ahstrwt CorSsor*ta {lrirue
ment Proce dures Arcorcling {othc Perspective Reslor*tit,e isre,gtilutirsn, sot:icl,,o-r;rk ltrogrum,s#ild t rt xtpc
ns
ati on.frs
s' t h
Setr{e
a v i c li ms'.
Ji:r N:r Falloy,,ing tke Part,v's tt i n p : ;t e c t iv e Re s t o r rs f fu e i s,s tt ttc t i a ns t h c t tt7'er'?s lrst'utivein *, h ich.sau ctitstt s ),1)€r't: uppli u{agai nst the toi"lstsration l{c*t t'rs*tstletion of Penalties
rl e c
i,v
io
e- r
cot'!)otilt? t:;'i;ni*cl dtct s{:afi herespostderl vrellso as ttrst trtgit't: ri,s* io ne-r,,'sar:irtl problents.
A. L*tarbelaliang Froses glol-ralisasi rtan liberalisasi t"ang teriadi i* se iuruh berJal.ran dunia, bukan saja han.va rne::rtruka pclitailg bagi dunia ufituli berperan langsunt ilalam pengenrbargan perekouomian tiu*iir. tetapi t*lah pula l.rerperar mendorot-ig iun:buhnr-a berbagai kejahatar, kcnvcnsional lainnya. kat'eua clarnpak ,vang ciitimbulkarm,va sangat besal eian potensi iiapat
merun luirkan sitern lier:angan rkrn perel,onomian dalam suatil Negara aiau bahkan sy'steil1 pcrckonornian clunia. ferlingkatrin volurne tratnsaksi di biclang ekonomi merupakan lactor petdorolig yarlg sangat besar terhariap tiuhuh:ya bcbelapa l<ejahatan baru
kedudukan terhomrat clalam n"ras-varakat dengan berkedok legitixwte econotnic erctivifies. Dengan dernikian" iiapat ilipahami bahrva liejahatan ekononri ialah suatu kejahatan yang dapat dilakukan oleh siapa sa-ja, traik perorangan mauplln korporasi. tetapi pada urrumflrva kejahatarr ekononii rnerupakan suatu bentuk perbuatan yang melanggar irukum yafig berkaitan dengan kc;tporasi khusnsnya d*ngan para eksekutil' atan pengurus korporasi khr:snsn,va dengan para eksekutif atau pengums korpcuasi. Mereka memiliki perilakr"r *:enyimpang dan kewenangan tinggi daiam suatu korporasi dan tnenggrurakan posisi .iabatan rnereka setra-eai alat untuk melanggar hukum. sehingga sering pula disebul bahvi,a kejahatan ekonomi adalah stiatu kejahtan korporasi. Kejahatan horporasi e,dalah suatu jenis dari kejahatan kerah pr"rtili.: Setnentara menurLrt
Braithrlaite, meruntuskan sehagai berikut
:
"liejahatatt korStorusi adaIuh perbttfrIttfi drtri xt*tu karprsrnsi vang dihrang dan dupitt dikenakan pe ndcl*n*un c{eh lzdaun ". 3 Dikatakan bahrva kejahaiarr karporasi tidark hzin-va mer,"rpakan pelauegaran aias hukum pidana sematt. tertapi jr"rga meluperkan pelanggaran at:ts hirkurri irerrlatit clan adniinjnistrasi" Kttlue, baik korporasi scbagai subjck hukum pcrorangan l*eal peffions inarlpurl pelu,akilann.va sebagai i:elaku tinclnk piclana ciapat dikenakan pidana, Eamul1 sangat lcrgantuug pada jenis tindak pictana yang dilakLrhan dan kualita"c per:rlrukrian si:rte proses Ff nunf utillxlya. Kefigs, inritivasi tildak piilana y'an$ dilal
kcuntuugan organisasi yang
lie rnungkinan ditoparig oleh kehijakan orgarrisiisi nrelalui para rnatt ajcr -rr: a n lj L'fi]\'a. lstilah lain yang muncul dar terkait rie*gan trnilak pidana putih. tindak prrlana ekonomi. clan tindak pidana korpu:asi aiialah tindak pidana bisnis. Conklin rnerusmuskan bahrl,a unsfll'-rrnsur business climes adalah sebagai berikut : +
I.
Sr"raiu perl:u.atan
melalvan hukr-un 1,ang eli ancam
clengan sanksipidana.
seperti peianggarair hukun: ;:aja1i, transler n:odal -val1-q melanggar hukuilr, penipr-ran asuransi. peinalsua* invoi ce. penyelunduan dan lain-lain. 1 Pelakun-va berhcnlul< badan hukum atau
2. Dilakukau oieh seseorarls atau horporasi
pefiglrsaha-pengusaha ]-ang n:empunyai
;.
;.
l{ark
i\,{"
Lanier & Stuart Henrv, Estxtia! Crintinoktg},,
Il'e sfi,iev, Pre ,;s,
Colorario. 20ii4. hira.3 1 0-3 1 I .
pencarian atau usahan3,'a
S. Sinrps+n. {or1;atate
C tt n r ro !, t i n i v- t:r s i 11' 12 rc,s,r, (' arabri
{iin*:, d ge .
ataLr
l,ti',t', ancl {ir;cia!
2l{2.
hl:;.r.7
.
; lbid,hlm.7. a. Stever Ilox. {.'rinte unt! lly,;1i{iccrirtit,Travistoli Pubiit:istian, Nera. \'crur"k" I 981. hhn. 20.
Pra.terlut' Penyelasai on Tinda{;
.
{ Evi {}ktarirw, |il.. irf{{. )
I
kekayaan, rnenghindar"i pembayaran atau rnenghindari kehilangan aiau kerugian. Kekayaar atau :-ner:peroleh keunlrurgan Lrisriis atau keuntungan pribad i.
Waiaupun sesunggutxrya kejahatan bisnis mcrupakan hasil kcpanikan para pclaku bisnis yang mcliirat kcgiatan bisnis ."ndah mcnvimpang -jauh
dari tujuan dan cita-cita sernula vaitu
menumbuhkan keperc,ayaarl dan kejuj uran dalant mempero I eh keun trmgzin. -i Naur un s uat u kej ahatan bisnis lranya dapat terjadi mclalui suatu pet'e ncanan yang terukur sistematis dan sering rnelibzrtkan
institusi aiau kelembagaan keuangan
se
Lragai
vechile untuk melaknkan ffansaksi dan sekaligus menvernbunyikan sccara r'*pi hasil ,vang telali diperolehnya melalui syarat-syarat dan mekanisrne .vang bellaku secara Ll[1lllt1. Peristilairan iain ilal.qm kcjahatan ckonomi adalah husiness tort yang dikernukan olch Hoeber, _vaitu suatu perbuatan melau,an hukum di bidang bisnis. -vaitu perlruatan-perbuatan ti
Faktor-{aktor penc-lororrg tcrjadi pclanggaran 1,'ang riilakukan korporasi ialah sikap kcr"polasi
clan L;actan-baclan peradilan yanc
nremurncl:rng
pelanggaran-pelanggarail oleh korporasi sebagai kcjahatan penjahat dan kolrdisi-kondisi lainnya sepe(iz pelilaku untuk rncngejar kcnntungan dengan oara yang etisien dan selranyak-banyaknya untuk nremperoieh per"iziuan .vang le[-:ih cepat, pe laksanaan undang-rn:dang yang lemah.s Peningkatan kcjahatan korpolasi .iuga sangat
dipenganrhi ok:h systern pemerintiihan ya11g konrpti{' yang cenciiung menibuka peluang besar bagi pergunls dau atau pernilik korporasi f ang
-r.
Itonrli :dtm*arnit a, l:' en g* n t * r { {t*li ru Pr.errada
[4eiJia.I]anrtrns.2003.l:l
Kcj dlt{lt cu t
I
i.r n i s,
rn."1 7.
r. llfulndi Fan Barda Nalvarvi Afrt, Bangku Rompcti Hrtkun Pi d o n o, Alurnni.Bar.rdung,
1
992.li1m.
1
5
5.
? thid. .r lllrornas Sunaryo, Kejahalarr Can Teknologi, I'enrbangunaa, Jakaria, 1987. hlrn^ 6i 1.
10
Disiptix l'ol. 2$ No.
A7 -
r-rrenriliki niat untuk mencari keuntungan seci'rr.l r:relar,van huknm" lnrrangnya keurampuirn par:. pernLruat unclang-unciang uutuk menciptakar: undang-undang jvalrg dapat ruenganlisipas: clampak negatif atas perkenrtrangan ber:baga:
aspek keiridupan dalanr nrasyarakat
pola turdak pidana liorporasi yang berol'rerasi lewat penetrasi dan pe*-vama1"an,9 vang tidak kurang bahal,'a dan llesarnya korban -vang dialiibatl
Terkuaknya kasus kejahatan .vang menarik perlratian luas dari masyi1f i1fu11 dan paling nlenclrat 1.'arrg berhubnngan dengan korporasi, y'aitu kasus Penvimpanan Bantuan Likuiditas Bank Inclonesia (BLIII) -vang dilakr-rkan oleh korporasi berbaclan hukurn perseroarl terbatas Srang klrusus bergerak di bidarig perbankan.
Kasus te rsebut herain'al clari kepntnsan pernerintah yan*s tneugeluarkan kebijakan melidukasi I6 (enarn belas) bank, yang berakibat l.
1\4a.ialah dair
Juni 2015
serti..
kurangnya koorrlinasi alltara aparat dalam proses petegakari hukur-r dalam rr:enyelesaikan suatrr penr:asalahan yang te{adi. Kejahatan korporasi bukanlah ruerupakar-, sesuatil yang baru iliperbirrcangkiur karena sejak tahun 1975, Perserikatan llangsa-Ilangsa (Pl3t3i dalam kongres yaiig keiima telah mengulas tentang din"rensi-dimettsi banr seperti utengcna: crimt *s business dan konsekuensi-konsekuensi ekononri sosial beserta se gala akibatnya. Sebagai perusahaan pnblic" maka korporas: harus rnemenuhi sernua ketenluan -vang berkaitan ilengan pasal moeiai
Socdj*no llirjasis*'ono, Ihtkwn Pilan* ltr.danesio don Gelanagat Kt'inritru!iict.s fu{rts1;*ralint Pas<:a ln<*rstri, LIni vcrsitas Par-ahyangan. Bairch"Lng, I 99 I
.hlll.
I
0.
parla k r"ran gn v a hepercavaan m asyarakat terhadap
lembag* perbalkan yang kemudian diikuti dengan trrenarikan dana secala besar-besaran oleh para
interrrasional maupun rnelalui penegakan hukum di Negara rnasing-masing narnun dapal di katakan hasi I n-va
X4enyikapi hilangnya kepercayaan
menelaplian bairwa semua dana nasat:atr perbankan
diianggung pemerintah lermasuk dana pin-jaraalr antar bank.
Dalam kondisi sektor pei'bankatr sedang krisis dan tilai rr-rpiah sedang terpuruk serta transilksi pinjanran antar bank tidak dapat berjalan r:aka perusahaan bank. tidak rncmpuuyai pilihan kecuali meminta pertolongan Likuiditas kepada Balk lndonesia (BI). Nf
envikapi keadaan tcrsebul maka
BT
raetgeluarkan kcbijakar: BLBI dcngan fujuan untuk menangguliurgi bank-bank yang rnengalaui kesulitan akibat perrarikan elana besar-besaran oieh
nasahahn-va. I)alam kenyalaannva. bantnan likuiditas iiari Rank Incloncsia (BI) yang ditujukan runtuk memperbiliki kondisi perbankan _yang seriai:rg terpuruk. ten:vata bany'ak di sal al rgru:ak an.
um
m en:
uztskan.
Hal tersebui diakibatkan karena di samping
nasabah bank.
masyarakat pada peri:ankan dan gejolak rush tersebut nraka pernerintalr menseluarlian keputusan Presiderr Nomor 25 Tahun i 9?8 tentang Penjarninan Dana Nasabah Bank -vane isin.va
["rel
sistem hukum, tpidana) yang berLreila -be
setiap t"Negara, juga sistern pemidanaiin yang ccnclcrurg lcbih rrrcnekankan aspek pclnbalasan nntuk memtreri e{'ek jera kepacla pelaku sedangkan kepentitgan si korban kurarig tertvakili dan sering terabaikan. untuk mengatasi permasalahan terse but rnaka lndonesia sebagai Negara huhum perlu melalnil
pemerintah Repul:1ik lndonesia untuk nlemberanlas tindark pidata kcorporasi },ilng sudah dianggap sehagai tinclak pidana yang berpoleirsi mengancam kehidupat perekonornian Negara.
Berdasarhan pada pernahaman terhailap di atas maka penulis b*rkelnginan ra*ngkaji lebih jauh tentang kejahatan ko,-rrpt-rrasi
permasaiahan
trValaupnu tclclapat inclikasi polryifilpangan
ke dalarn tulisan dalarn l-rentr& j ru:ral dengan j udul
ciaiam lenyalurau dan penggunaan BLBI, narllull pct-velesaian kasus tcrsebut lian-va sebagian kecil
PtD:tr"N4 K0RPOI{.A SI t}ALA&'n
dari peneri:na
lll.BI
tersehut vang diploses sestui rlcngan rnckau isn:c svsielll perad i1 an pidana. Hal tersebut teriadi aiiibat aclan3,'a lielrijakan ,rrang di temiruh r:leh lladan Fe*yehatan Peibantrian Nasional (RflPNi yaitu sLlatu }eniLraga yang di
ber:tuk oleh pe n:eri*tah melalr-ri Peraturan Pemei'intail irio 17 lahun i999 yang rii tr-rgaskat untuk menyelesaikzin p*rmasalahan perbankan ;rasianal Indurresia. Proses penlrelesaian pertnasalahatt perbankan nasicinal nreliilui kebijakan _vang di tempuh oleh BPPN adalah lehih mengedepankar: aspek pengembalian keruqian )r{egara, selringga bagi
''PIdOSEI}TIR PEIIYf,LIISAIAi\ TIXT}AK
PER$
['trKTIF RE,S?C]RrtTIF ".
B. Perrcasa}::ham. l'an.u nreniacli p*rmasalahari pcn*litiali ini adalah :
di
dalarrr
L
Bagaiuranakah Ploseciur pen,r.'eles;rian tindak pidana koorporasi ltlenLtrllt perspekti l'restorati I-l 2. Apakah Sanksi tragi i.,ang tidak rnengikuti kep*flrsan dalan, perspektif restoratii ?
C. Pemhahasan. Konsep pcndckatan rcst*ratif' mcRrpakarr suatu perkemban-ean dari pemikiran ntanusin van_t
clelritr-rr -va:rg dianggap koorpot'atif maiia proses
didasarkan pada tradisi-tradisi peradilan dari
prenyesaianrlrya yang
peradaban ban gsa-bar-r gsa Arab.
dipilih adalah dipilitr n:elalui konsep cmir:sble :;ettlametlt yang di aktulisasikan rnelalni peljanjian yaltg di sebut lnaster of settlenrent acrir-risition agreelxellt (x,lSAA) dan release and dischange (R&D) sedangkan bagi debitur .var:g di anggap tidal< koorporatif akan diproses ineialui s-ystem peradilan pidana.
Walaupun upriyil*rlpilya hukum untuk menangguiangi dan memberantas tinclalc pidana koorporasi telah bany:rlr di lakirkan oleh herbagai Negala, haik melalui pendekatan keqa saut.t
l) ras ad
tt
P url:a .1 unani dar bangsa Roniar.vi dalam mcnvelcsail
t' Pgt tt' I t.sa i * t t
11
ffiasalah nrelalui pemherian sanksi terhad;rp siapapun yant melakukan kesal;rhan untuk menebus dosan,rra atau mengganti kenrgian atau membayar utangnya agar pelakLr datrrat cli riaafl,;an
tennaksuk pengaruh tradisi-tradisi penganut Buddhis Toa dan Konghucu yang telah berbaur derrgan pengaruh biidaya harat yaTrg kir:i cli belahan Asia LJtara. /rl l(onsep penCehatan lestoratif memiliki sumber-sumber yang belhecla, seperti yang bersurnber pada praktek-praktek r*stitusi suku Anglosaxon pada abad pcrtama, peradilan suku bangsa Amerika Asli clan Atroriginal.Aktivitas dari kaum N4ennr:mite. pelgerakan-pergerakan korharrr" kaum abolisisonis dan kriminoiogi pcnciptaau perdauraian scrfa -sagasan-g.lgasrir
tcntang lcintrgrativc shanitig (perasaefi rua{u sebagoi sitrttnu $retr€{intest'nsikon l<embsli lie c{o
lam masy'araku t). } }
lli
Salerdia Baru , Llpa.va u*tuli mengangkat
ke dalanr
pendekataan restaratif
suatn
kelenrbagaan nont"onnal sebagai suatn altemative dalarn menyelesaikan masaiah tindak pidana ticiak tedelias dari peran lenrbaga-lembaga sosral clalam bantuarr para Hakim dan pihak Kepolisian di Salenditr Banr.12
Sumbel iain berupa gagasan-gagasiirl tcntaug pernulihan yang cliterapkan oleh suku asli barigsa Canada, serta konsep pen-rberian sanksi yang cliterapkan oleh sLrku Lrangsa Navajo rnelalui penetrusan kesalahan. rekonsjlialiisi. penciptaan
kedaniaian, tr-)efilulihan kerusakan :rtaLr periggantian kerugiirn, sisten: peraclilan kelieralrzitan dan konsep keadilan transfclnnatil' melupakatr pula sehagai sun-rlrer dari k*ttsep pcr:d ckataan rcstor:rii {.
l)alatn penyeles:rian tinriak pidana melalui pendekatan restoratif suatu kcxrflik atau kerusirkiin
.vang tinilrul al
diselesaikirr dari dipulilikan oleh seluruh pihak sdcara bersanra-sama.
Lingkaran peuyelesaian berpusat kepada kcseiml:angiln rnelah"ri pernL:erian ke-sernpatan korbalr untuk berperan daiam prcses penyelesaian
tindak pidaira.i.; limbreit menjelaskan bahrva: lr. .Iohn llraithwatite . Re,tktrati/
\brk,
2{.X}2.
hlnr.-1.
rt. Paulus Hadisuprapta, Kei,thatait Llionrsni
dan Attiisipasiuva, CitraAditl''a Bakti, Jakalta. l!)!)3. hlnr. I0919.
,':. John
12
llraithrvaife.
Op.C'rr. hlm. 8.
Disiplin l'al. 20
diangkat oleh penulis, maka Prosedur Penvelesaian
'Iindak Pi
i)alarn proses penyelesaian tindak pidana melalrii pe ndekatan keadilan restorati[:. pelanggarat clihaluskan untuk membayar kembali licrugian bagi si kolban vang <1apat ciitcmpuh melalui .jasa-.iasa Lrerupa uang. Konsep restitusi telair rnelembaga.t+ Seiak aclanya Corle Babilonia Hannrrnurabi seliitar tahun 1750 sebeliun rnasehi yang memberi hak kepada kol'ban urtuk menerima pembayaran untuk pelanggaran-pelanggaran atas harta kekayaall terteiltu. Pada arvahrya tujuan utalila clari pelemlragaall restitusi adalah untuk mencegah kekerasan _vang bersil'at menrbalas atas adanya pelanggararr. yaitLr dengan menyediak;tn sLrahr cara uutuk perbaikar-r yang lebih belbudaya. Akar tetapi. dengan bangkitnya Arisrokrasi Fcoclal dan liegara Kebangsaan. pejabat-pejabat kerajaan cii Eropa mulai rnengutif ilerrcJa untuk rnenanggairi keluhzrn-kelr"rhzLn cla* nrelindungi pelanggar dari tiridakan pembalasan, dalarn suatu usaha untui< trcningkatkan harta keka_vaan _vang kemi.rclian iambat leiun cienrta-clenda ini dilrerikan untuk pcrnbayrlurn rcstitusi uniuk korbatr. Deugan tirnbulnya ne gara modern yang
mengambil
atili
fungsi*firngsi investigasi atau
penyclidikan, pcnnntulan clan peneg:rkan {hukum 1, ditnana suahr tindak pidana riianggap rnuijadi sebagai suatu gangglraE lrtanla tcrhaclap lieatnatran Negara. c'lan bukan izrgi rnenrpaliau Lreban flnanciiri naka konscp testitusi nrcrr.jadi hilang dan berganii n:eniadi denda. Bangkitn-va pengkajian yarg tneu,vangll:t kofban, beberapn ahli lilsafat hukum dan ahli kr iminoli;gi" pe mbaharu-pemtralrarur sistem pengh ukuma n yanq menuntut kerr, bali peienrbagaan restitusi sebagai setruah sanksi
,/u,;tii.:t' ntrti R<:sp
Regualtion, Oxiord Lrrriversity Press. New
1
Kearlilan restoratif adalah sebuah tanggapan terhadap tindak pid:rna yang berpusat pada k*rban -yang rnengizinkan kcrban pelaku tindak pidana, keluarga-keluarga mereka dan para perrvakilan dari ruasy'arakat untuk rnerargani kerusakan rlan kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana. Dalam mcnjawab permasalahan yang
No. 07 - Juni 2{}15
t.?
Mark t-lrrrlrreit, lntS;/it:*lio*,t Frtr (.'rimc,t, Tlr {letttci' ()i
Rest,trdtit'e "l us/irc, LIuiverrsity of &linnesota. 2ll01. lihat: l\lark lvl. lrtliter cian Stuafi Henry^ Esential Crirainulog,r. \\tstvier,. olurado. 20(14. hirn. 4{) -408. !4 http:i'i'rnvlr,. restorative justice. org ll?lda tanggal 6 Mei 2014. ,'7
pidar:a.
Daliitn
penge
rtiannl,a lcstitusi
te lah digarnbarkan rncrupakan suatu pcmbayaran tnoneter ilali pclanggar kcpar,la liorban atas kerugian yang secala patut sebagai akibat dari pel anggaran. Tlen ggan ti an k erugian
baik bcrbentuk pembayarair rtroueter maupull petnberian jasa-jasa ya11g berupa sciain uanq
dibane!ing pemenj*rahan resiitusi mengizintrian pelanggar untuk nreny,*takan kesalahanny,a ilalant suatu perilal
sanksi alternatif yang iauh letriir sedikit
sigmatisasinya dibancling ilengan pemeni arahan. seiingga restitusi dara dianggap sebagai proses pemberian kesempatan pada pelaku untuk mcmperbaiki scgala s esu atunya menj adi beirar'.
kepadak*rtian.
Menurut Blak's Larv llietionary, restitllsi adalah suaiu tindakan pemulihan segelanl,'a kepada
pcmilik )raus sah. tinclakan bagaimana rneml:ual kebaikan alau mcmbc-rjkan yang sepaelitll aras trap kerugiar-r. kerusakar, lrLka-luka atar"r derita dan 1:crtrbcrian gar:ti rugi. t.; Menurut trYeitekarnp, restitusi secarc ploaktif meiiLratkan pelanggar clan korba* dalarn
rnernperbaiki kerusakan atau kerugian -yang ditujukan kepacla korban./rr Bekker; menyatakan bahwa tidak seba-uaintata t'L-spon-respon restributive terhadap tindak nidana, r*stitusi berpotensi untuk nremirerbaiki *rasa|ah flnancial dan bararrgkali kemgiarr-kerugiau re1asi*nai _vang ditinggalkan oieh tindak pidana setelzih teriariinya peristirva tinrlak pidana.I z Restitusi n:en-vediakar: suatu sanksi yang let-rih jelas afau tegas )rang terkait clerrgan tincJak lriclarra pelangg*rzrn dii:anciing clengan tindakzur-
tindakan punitive clar: leL:ih hail< clalatr nrengei::balikan seseorang ke ierltFai kebera.iaal') sebelult terj arlitrya pelalt{gararl. Resti tusi [:er fr-ut gsi memperi e as i_:er:gak u;*: atas kesalahan pe rbualan dar-t bukarl untuk tleugabaikarn pelanggaran ).ai:g felah dibr,rat keparia kcrban-korban urciiviriual. namun rcstilusi n-rengaieui adanva kcrr-tsakan atau kerugian rJari mereka vang sndah diderita s*hingga rlicoha ufittil( dapat diperlraiki. N,{anak;rlah penilekilta* r*stributirie dan rehabilitatir.e gagal rner:angani ;:elilnggnran valls dialanti korhan, maka pendekat*n restitusi nrerrjadi dasar untuk melairukan pcrbaika* kepacla kclri;an. I)engan den:ikiar:r. restitr"isi dapat disebut lebih dari nrencukupi r"urtuk suatr.r kebntuhan koriran dalarn upa.va mempefiahankan cliri. l<arenir pelanggar I
h;rrus secal'a priLracli mengakui adanya l;erlanggu,lgiart al;an at,is tindak pidana yang diperbuainya. Restitnsi tirlak han,va ciapar kurang l:ersifat grunilive. tetapi leLrih bersifar rehahilitarive ,':. lSlacrli's Lau, l)ictioria rv. ,Serexrlt Edilir;n, West Cloup. Paul &'linn. l999. hlm. l -17.
Sl.
Iri. http:,'i'n:rrrra,.rcstarative.justicc.org tanggal 9 PchrLrari 2i} i:l i ;. 111{p;1'lra.,r.yla,.reslnraiiyej r:stie e.ory tanggai 4 h.larct ?0 i 4.
2. Frogram Kerja Sosial Da] arn sanks i progrff
111
kerj a sosial ditckankan
bahw,a peianggar harus rnembayar kerugian tak lanqsung keailaan suatu masyarakat rnelzrlui kerja bakti (peket'jttttn tak t{iha1'ar) vanghermanltrat bagi n:asyarakat.
Walaupun restitr-rsi dan lierja scrsial nrerupakan suatu bentuk sanksi .vang bersifat reparatif clalam peiidekatan rcstoratir.,c. te tapi lieduan-va rnerupunyai pellreda an,varrg nrenda sar. ,vaitu bahrva restitusi adalalr ulrtuk n"renrulihkan kerugian terhadap korbarr individirai sedangkan ker-ja sosial adalah untuk memulilikan kemgian lerhadap mas,varakat sehingga r1alam ruenentuliau
jenis sanksi reparatifirya dapat dilihat dari siapa ,varrg menjadi korl:arnnva apakah rndiviclu atau mas,valakat"
Ferbeclaiin ini sangat pentirlg untuk men:bnntn nielrcesah keria sosial digunakan sehagai suatu sanksi punitive karena bila kerja sosial merupakan sauksi tambaha:n clari putusan pemi*dahar: m*rka keria sosial itu riipergulrakan pemindaha*. lllamuu bila schalikrrva maka k*rja sosial itu
sel"ragai suaiu alat
digunakar: untuk rnemperbaiki kemrian
mi:s-varakat. Kerja sosial itapal men-iacli suatu satrlrsi ya;:g l-rei:sifal reparatif vang menirnhllkan rasa tanggilngja*,ah dari pelanggar atas tinrlai
;.q. Iliakses
dari lvebsite hitp:r'iir'r.t,rr,.resiorativeiustiee.ory 0:\pril 20 I 4.
pada tanggal
1
Prosedur Penyelcsuian Tinduk ... ( Evi Oktst'itrtt, SH.,
l{f{. )
13
dalam ker.ja sosiai rT'raka pelaku dianggap telah memperhai
ki
yang rerj ;r d i dalarn
nr
as-varahat.
-1. Kompensasi Terhadap licl.han. Konsep pemberiar: dana l
korban telah ilikenal sebagai penrL"ra_varan terhadap korban latrq n1e113di sr-iatu bagian dari prcses
penyelesaian tindak pidana dan sekaligus
melciptakan kondisi vang lehih baik bagi korl:an illalrpun bagi pelaiiu dan lingkung;in*ya, oiei: penrerintah atau oleh pihak ;,ar:g lain vang tidak bertalian dengan i;elangeara*"
Perangkat tujuan pemidanaau
y-a11g
dinraksurikan ailalah prcncegahan (umtrm d*n *g u s ). perl i n dr ui gan masvarakal dan m*nt el i hara sosial masvarakat. Apabila dilihat dari pasal 51 ay'at (2) Konsep Rancangan KLJHP Tilhun 2ti{i4, maka dapat disirnpulkar:i bairr,va pernidanaan
kln
bertujuan lrukan untrik menderilakan
clan
merendahkan martabat rranusia dan dalar* konsep
Rancarrgan I(UHP Tahur: 20{i4 jrga telah me ncantumkan Lrahu,a s* lair sittu trrj uan pcrn i clan aali adaI air di tu.j ukan un tuk nr cnycl c.sai kan
konflik dan menciatangkan rasa darnai E1as1'6s21ft31
sefta mentbebaskan rasa
dalant hersalah
pada terpidana.
I{ctettual'r Pasal -51 kcnsep Rancang*n KI-IHP tersebut sebenarnya meiltuilt titjuan ganda var-rg henclak ciicapai melalui pemidanaa"n, vaitu : L Jelas telsimpul pandanuan .perlinilungan masvarakat"
2. l,{engandur:g raaksrid bukan saja uniuk merehabiiitasikan terapi juga melesosialisasi terpidiina elan menginteglasikan yatlg bcrsangkr.rtan ke rlftlaffi mirsvat a.kal.
3. Se.ialan ilengan pandatgan hukum adat clalam arti reziksi adiir itri riinraksurlkan untuk nrcngenrbxlikan kcseimbanga* (magis) ya*g terganggu oleh perbuatan _vang b*rlarn.anarr dengan lnrknm aclat. 4" Bersifat spiritiral dir:ermirrkan rialam Pancasila sebagai dasar Repr"rbl ik Indernesia.
I{ukunt pirlar:a juga tidak dibenartan ai:abila hanya mempethatilian sj pelzrkr.rn,va saja. Den_uau denrikian, penerriFan hLrk*nr piclana terkesa.n mcnjadi penjahat clan kurang nre*rperhatikan kepentingat .vang lebili luas y.'aitu kepeutingau rna s3,'arakat. kepentingan Neear:l ila r kepentinuar korban tindak p:irlana. tl Petnida:raan rlan periberian sa:rksi tcrhadap kerrporasi yal1f bersi{al retiesif atau retribiltif s*mata-rltata -vang rliteranri sering mengund;rng b*rbagai permasalahan srisiaI ;v lbid. hlm" 31.
14
DisiS*in {'ol. 20 No. 07 -.Iztni 2{}l5
baru klir:susn-va bagi karyar.van atau pihak lain,u--an. rnempunvai hubringan i<erja atau .jasa _vang tidal, berkaitan
Pernidanaan terhadap ko4rorasi hendaknl-a rnemperhatikan k*dudul
Suatu penrlekatan sanksi yang trersjfr.r: restoratif dan tesponsif sebagai alternatif pilihar. sanksi vang dapat diterapl
ba
gairnan a pefi anggnn gj i:*'aba
r
iersrrbut clapat membc:j so}"rsi bagi pen:ulihar-. lieadaan dan ganti rugi terhadap korban.
Dalam panda:lgan restoratif " perlar.:etun.: jarvaban bukari diberikan kepada snatu kesatuai: abstrak ],aitg disebut dengan lriegara tctaf,. diberikan hepad;r korban. k;erena korban a
harus merrtreri lasilitas untuk 1lr.njar..
terselengg;$t111)/'it
penrulihan se:ciit-A adil
dar.
]lirra1.a.
Agar sisterr penaltggi.rlangan tindak piriantr korporasi dapat tcrsclcnqgar& dcngan cf-cktrf, mal
salksr inelaiui penggunaar teori responsive regulatio:: vang banyak clipelgunakan o1el.i hcbcrapa Ncsala dan diang*ap etbktil ci*lanr menatggulangi tindak pidana korporasi. Dimana teori tersebul mengatakan dalatli hal nrenf atuhkat sanksi {pidunc) rerhadap korporasi, harus diterapkan secara bcilrati*arr sebab erkan berclampak telhatlap piliak 1,ang tidak bersalah seperti pegar.vai korpolasi, peruegans
)r. ltul;rdi, PrittsiTt-Prinsip !)u,t-ar
Hulcrun i,idoitu
Litigliitnguu dalunt Ks ita.titr-t,u dt,nqctn L ndung-{-.lndang Nt-,nror 3'{hhun 1997. CitraAditya Ilakti. ll*.nCung, 1998. hkn.9.
sahan dan konsilrnen.;J
Lntuk
menarrggulangi tindal< pidana korporasi" khususnya daiarn pensrapali sanksi. tliperlukan suatu proses melalui pernbuatarr regr-rlasi yang ber:sifat responsit'. gagasan ini diilhaili oleh suatu pengalnan terhadep bukti-bukti ernpiris yarg m enlln ukk an t"rahr,v a kadang-k adan g j
pemberian sarrksi pidana dapar berlaku etekrit-dari iradang-kadang dapat mernberi dampak buruk
2. Sanksi Bagi Pihak Yang T'idak X4eneikuti Keputusan ctirlam Perspekril Restaratil' adsliih sanksi -vang bersilat restoratif diniura sanksi tersebut dapat diterapkalr terhaclap ko4torasi agar irenyelesaian tindak pidana korporasi dapat direspon dengan baik dan maksinral se*a tirlak rurenimbuikan nrasalah sosial ,vang bam.
R" Saran.
terhadap penanggulangan iindak pidana kcrporasi.-zl penanggulanean tiridak pidana
1. Pendayagutlaan pendekatan restoratif kedalaru sistern hukum pidana tieiak dapat Cipisairkan ,i..'aitu pernbuatan suatu perencaflaan rintnk rlrasa
korporasi rnelaiui konsep pembuatan regulasi yang
bersifat resfcrnsif yang dikenrukakan Joh* Braithwaire adalah" berbeda dengan ldonsep
yang akan datang clalam menghadapi atau meranggLliangi masali+ir-masalah yang
regulasi yang bersifat formaiisme. perrarrggulangan tindak pidana koq:orasi lreiaiui k*nsepr 1:embnatan reg*1asi .vang bersifat r*si'onsif
-vang iiikemr-&akan John llraithlvaire adalzrh, berbeda dengan konsel'r regulasi yang bersilai tbrnalisme. Ilalarn ?$h$m l;orm*lism, sanksi terhadap korporasi telah rlitetapkau terlebih daliulu clalar* suetu ketentuan, se,dangkan pellerapa[ sank-ci r{alatn penclekatan lesponsil-. sanksi yang akan rliterapkan akan disesuaikan rlengan respon dari
berhuhungan dengan tinclak piilana. tcrrnasuk tinelak pi dana s cb aga imana .vang ter'
2. Diharapkan sistenr peradilarr pidana dimasa yang akan riatang ak;in lebih rr:sponsifl ciiilam menvclesaikan suatu tindak pindana dengzrn cala rnenghindad snnksi-sar"rksi pentcnjarahan yang sei'i ng m enimbr-iikan perm
i.l
sal;rhan yan g baru.
DAFTAR IJUSTAI(A
A. Z. :\bidin, llunga Ro*tpc.i llukum
pelakri tinda k pidana tet'seLrut.
Pfuk*tu.
Prad3.'a Pal'amita, Jakaria, I 983.
Ilcn_t,eli:saiatr suatu tirrdak i-rirtana horporasi. tiilaklah dapat ili lcpaslian rlari ;rnguapan
Chaidir Ali. B*d*n {:{tti;'um. Aluntr"ri, Banrir"rng,
r*sional ilali periritungan bia-va c{all penerunaarr. l{al t*rsebut rnerupakan panilangan yal1g sailgflt rasional k:rrena paila urnunlnya pa.l"a peiaku usajia akan tlerighindari penqilluirf?rn bia1r3 yang dapat
Drirldja Privanro. Si.ste.m Peltittssltrrlut Pi{anrs Pt:nf *t'u di ltttlanesict. Reclika Adiranra,
fi)engr"rra1lgi peneri maannva
i 987"
lkrrtlrrng. 2fl0{r Ecli l'rirrata, K*rup..ti t{*n l'e**ngguktngan Piri*nu
I{tsrSsor*si, Citl'a Ar1it3,a Varia ilakti,
"
Para p*ngusaha juga akar: mcrnilih
vang iaa"iar rr*le}ui }rroses ya&q lonual rlari;:acia keunturgan yang ilipet-oleir m elal ui pel an ggariur. sehingga prilses pf, 1r),'r le sa i an melalui sanksi-sanksi ,vang hersilal deicren aka* seli ng rnenj arlikan Ferti lrlhan gal ras i o n a 1. r"rrene{apat keui:Lungau
Banrlung. ?Ofi5. .loko Sarra,oko.7indaf; ['id*sttt Korprsrasi d*n Etilia 1Jl:,Eis. Majalah l{ukxnr \,aria }}eradilan, .l
Jakarta" 1997. ohn \\,'ra ith."l,aitc, ll Re
I
uti
o
e.
s
*, (} x fiird
to r & iJ- J Lt s f i t: e Li n i r, e:"sit-v-
*. n t i R e s c ns iv e Pre s s. N c s, }'ork,
2{}t2.
D. Kcsimpulan dax Saran. BereJasalkan pembahasari bab-bab sebelunrnva, maka sarnpailah penulis paria kesimpulan
daar saran-saran
sebagaib*rikut
:
LIark L.'f. l.anier ri*n Stuarl Henriry, Lstnfisl C r i n i t t t t I ts g.t', tr\ie stenl Pre s s, fl o i orii rJ o, l0 04 Paulu-q Iladisulapto. Kejcth*tan Ekanami dun Aritisipttsitr.i,a, Citra Ariitya Ilakti. Jakar-ta. t
"
1
A. Kesimpulan. 1. Pt'osedur Pen1,sls56i.n Tindak PiCana Kcrrllct'asi
fulenurut Perspektif llest*ratif adalalr RestitLrsi. 1)l"ograrn keria sosial dan korxp*ns;rsi terhada;:
liorlran. /t lbsltio .\uzuki, I) c n u * ggr rt gi {r l a b a n Iirti-ttrsrcs i d a.l a nr llukunr j'>idana, Sckrilah Tingti tlflru IlriliLur l3arciung. r
Baridung^ 1991.1:lrn. I l.-{.
Jahu Braithwait*, 0 y:. C i t. hl nr. 19.
998.
Petel Giilies, Crint*utl larl The Books Courpany Limitecl. S-vdlre,v, 1 ?90. Rick Sar.'e. Restorative Jn-qtice: A Pcrcgitlrtzc {}f'
I'os,ril:ili4', {lontro l"ersies, ln flritical
Clinrinclogr,. 20i)3. Rrrdi Prasetl,'o. Ferge rtbangatt Kot'par*,ti tleilam Pi'o,ses hloderni,sasi tlttn l''t:rt.1,its111612gonPenl,impanqurc, Univcrsitas I)iironeguro, Semarang, 1989.
Praserktr Panj,ele,soian Tinduk... t Ev.i Oktarina. S$.. hfl{.
)
l5
Tiri:mas Sunaryo, K$uhaton d*n Te.l;noiogi, Ma.ialair Hrikun dan Fembangunall. .lakarta. r
987.
Restetr*ti/',lustice,,4rt Otcrt'i<:utr, London. i999. Sallv S. Simpson, Corpar*te {.'rime, Law, and Socela C'onurl. Uniyersit)'' ress, Camblige. 2002.
Ton_v Marshal,
Satjipto Rahardjo, llntu Hukum. ;\lutntri, Bandung.1986. Sean K. h,{alikoel, Adi!. Peilhuhsrxgtr f{ul;unt
1{r
*isiplirt tbl. 2{} No. 07 - .luni }{} ! 5
Pet'dst* Kitit, Perttb{*t{tman, Jaka*a, 195i Screriliottcr Dirj osisr,vor *, Hu kt n P i rlau a k d a t t t -' :, tt
Ge
r
lng*t Krimitrniitss Ll*s.t'urolral
I n t*r s tri,
iot)
U
a-rt.,
niversitas Par:ahyan gan. BandLrnu.
I
Steveii Bt:x, {--rime A*d full,stifictttiol, Transtok Ubicction, Nell' Yorli. 1 983. Ycrslrio Suzuki. Pertanggrutgiur+'abut Korporu::. dulurn {lul;um f idaxa, Sekoiah Tinggi Ilmii Lluknm Bandr"rng, Bandung, I99 I.