Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak (Factors that Influence Time Reality Women Labours In Cattles Career in Subdistrict of Hamparan Perak) Yunilas 1 1)
Staf Pengajar Prog Studi Peternakan, FP USU
Abstract: The research was conducted in subdistrict of Hamparan Perak, District of Deli Serdang. This research was aimed to know time reality women labours and factors that influence time reality women labours in cattles carer in subdistrict of Hamparan Perak. The method of research used was survai method by unit of family analysis who keep the cattles. The results of research indicated that time reality of woman labour in cattle’s career was 0.42 hour day (2.29 hour/week). From the F-test got that career age, educational level, family holders and number of career cattle give the significant effect to women labour time reality. Key words: time reality, woman labour Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan waktu tenaga kerja wanita dan faktorfaktor yang mempengaruhinya dalam pemeliharaan sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan unit analisis keluarga yang memelihara ternak sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan sapi sebesar 0.42 jam/hari (2.94 jam/minggu). Dari hasil uji F diperoleh umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan jumlah ternak sapi yang dipelihara berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Kata kunci: curahan waktu, tenaga kerja wanita
I. Pendahuluan Pada masa yang akan datang skala usaha peternakan perlu didorong untuk mencapai skala ekonomis, sehingga selain dapat mensejahterakan peternak juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah. Pergeseran skala usaha penting sebagai salah satu prakondisi untuk mencapai skala industri peternakan. Untuk meningkatkan produksi ternak, faktor tenaga kerja di Indonesia termasuk faktor produksi yang tidak terbatas jumlahnya dibanding faktor lain. Sifatnya mudah diperoleh dengan imbalan jasa yang relatif kecil dan tingkat keterampilan juga masih rendah. Wanita dengan berbagai aktivitas kerja sehari-hari baik yang dilakukan secara terencana maupun tidak pada dasarnya mempunyai nilai ekonomis, terutama bila dikaitkan dengan pendapatan dalam usaha membantu keluarga. Peranan wanita khususnya dalam keinginan menambah
nafkah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu perlu dukungan masyarakat yang semakin tinggi terhadap perluasan kesempatan berkarya bagi wanita khususnya dipedesaan. Usaha yang bervariasi akan dapat menggunakan tenaga kerja secara penuh dan dapat pula mendistribusikan suplai tenaga kerja secara merata sepanjang tahun. Sajogyo (1983) menyatakan, dalam proses pembangunan seyogyanyalah wanita berpartisipasi yang sama nilainya dengan pria. Dengan demikian, pemberian kesempatan bagi wanita untuk berperan aktif dalam pembagunan sebagai mitra sejajar pria. Peran serta wanita dalam pembagunan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Rizal (1993) menyatakan bahwa peranan wanita yang semakin meningkat dalam keluarga dan masyarakat akan membawa pengaruh terhadap masyarakat, wanita itu sendiri dan kehidupan keluarga.
117
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3, Desember 2005
Pengaruh-pengaruh itu tersebut dapat positif dan dapat pula negatif. Pada masyarakat semakin banyak wanita yang bekerja atau berperan aktif di bidang ekonomi, berarti partisipasi orang di bidang ekonomi juga meningkat. Dengan demikian diharapkan hasil yang akan diperoleh semakin meningkat. Namun demikian konsekuensinya kompetisi antara laki-laki dan wanita dalam mencari lapangan kerja ada kemungkinan semakin besar pula. Wanita dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah umumnya melaksanakan peran ganda karena tuntutan kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sementara itu Ihromi (1990) mengemukakan, pada kenyataannya wanita yang bekerja tidaklah hanya pada golongan yang berpenghasilan rendah atau menengah saja tapi juga terdapat pada golongan yang berpenghasilan tinggi. Pada umumnya mereka dari golongan yang berpenghasilan rendah bekerja untuk menambah penghasilan keluarga Guna meningkatkan penghasilan, peran serta wanita (istri) dalam rumah tangga sangat diharapkan. Mubyarto (1987) menyatakan bahwa tenaga kerja dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Penggunaan tenaga kerja keluarga ini tidak dinilai dengan uang dan merupakan sumbangan keluarga terhadap usahanya. Adiwilaga (1982) menjelaskan bahwa persediaan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian adalah tenaga si pengusaha sendiri dan tenaga para anggota keluarganya yang ikut serta dalam usahataninya. Oleh karena itu setiap pelaksanaan suatu usaha hanya tinggal mempertimbangkan persediaan tenaga kerja dalam suatu kurun waktu tertentu untuk dialokasikan pada beberapa cabang usaha ekonomi (Tohir 1991). Curahan jam kerja dalam beternak dapat dipengaruhi berbagai faktor antara lain umur peternak, pengalaman beternak, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan di luar peternakan, penghasilan keluarga, keterampilan dan penguasaan teknologi, jumlah ternak, dan lain-lain. Curahan jam kerja wanita pedesaan dalam beberapa pekerjaan produktif banyak tergantung pada faktor sosial ekonomi dan keadaan keluarganya. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh pada curahan jam kerja wanita adalah penghasilan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan wanita, keterampilan, dan
118
penguasaan teknologi (Mangkuprawira, 1979). Biasanya tenaga kerja kerja keluarga yang terlibat dalam usaha tani (penggemukkan sapi) terdiri dari bapak, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan. Namun seberapa besar curahan waktu tenaga kerja wanita (ibu dan anak perempuannya) serta faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita belum dikaji secara detail. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang mampengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan sapi di Kecamatan Hamparan Perak.
II. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan unit analisis keluarga yang memelihara ternak sapi. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama pemilihan 3 desa dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak secara stratified random sampling (desa yang populasi ternak sapinya padat, sedang, dan jarang), yaitu desa Buluh Cina, desa Tandam Hilir I dan Hamparan Perak. Tahap kedua pemilihan responden secara acak sederhana (sample random sampling) diambil masing-masing 25% dari seluruh peternak, sehingga diperoleh responden sebanyak 44 orang. Data yang terkumpul dianalisis sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi digunakan rumus: C = Ca1 + Ca2 + Ca3 Di mana: C = Curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi (jam/hari). Ca1 = Curahan waktu tenaga kerja wanita untuk membersihkan kandang (jam/hari) Ca2 = Curahan waktu tenaga kerja wanita untuk memandikan ternak (jam/hari) Ca3 = Curahan waktu tenaga kerja wanita untuk memberi makan ternak (jam/hari) 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga
Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita...
kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi digunakan rumus analisis regresi berganda dengan model: YC = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Di mana: YC= Curahan waktu tenaga kerja wanita yang dipengaruhi berbagai faktor dalam memelihara ternak sapi (jam) a = konstanta b = koefisien regresi e = variabel kesalahan X1 = umur peternak (th) X2 = tingkat pendidikan peternak (th) X3 = jumlah anggota kelurga (jiwa) X4 = jumlah ternak yang dipelihara (ekor) Persamaan regresi yang dihasilkan merupakan estimasi dari pengamatan. Sebelum persamaan regresi dihasilkan digunakan untuk mengambil keputusan haruslah diuji dengan t-statistik. 3. Pengujian terhadap parameter regresi secara bersamaan dengan uji F (Pengujian Hipotesis Serempak atau Simultan): H0:β1=β2=β3=β4=0 ---- Umur peternak, tingkat pendidikan peternak, jumlah anggota keluarga, serta jumlah ternak yang dipelihara tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. H0:Tidak Semua β≠0 ---- Umur peternak, tingkat pendidikan peternak, jumlah anggota keluarga, serta jumlah ternak yang dipelihara berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Untuk mengetahui besarnya model persamaan regresi yang digunakan atau untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan R Square (koefisien determinan R2 ).
III. Hasil dan Pembahasan III.1 Karakteristik Peternak Sapi Rataan umur peternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak 40,68 th. Usia ini termasuk kelompok usia yang produktif, dengan arti kata pekerja yang berusia produktif mampu bekerja lebih banyak dan baik dibanding dengan pekerja yang berusia
nonproduktif (di bawah 12 tahun atau di atas 56 tahun). Umumnya tingkat pendidikan peternak sangat rendah, yaitu tamatan SD. Hal ini sejalan dengan pendapat Sajogyo (1983) bahwa tingkat pendidikan wanita pedesaan umumnya lebih rendah daripada kaum pria. Keadaan ini menyebabkan pada curahan jam kerja yang sama, wanita mendapat upah lebih rendah daripada pria. Pengalaman beternak peternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak berkisar 4 – 22 th (rata-rata 11 th). Pengalaman beternak juga mendukung dalam usaha peternakan, karena dengan pengalaman yang cukup lama peternak akan mengetahui masalah-masalah dalam pengembangan usahanya dan dapat membandingkan dengan metode-metode yang disampaikan penyuluh. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (1990), semakin lama peternak beternak semakin banyak belajar dari kegagalan yang dialami yang akan menjadi cambuk pemicu usaha peternak dalam beternak dimasa yang akan datang. Jumlah angggota keluarga peternak berkisar 2 – 7 orang (rata-rata 5 orang). Jumlah anggota keluarga ikut menentukan seberapa jauh kaum wanita khususnya istri terlibat dalam pekerjaan di dalam dan di luar rumah tangga. Semakin besar jumlah anggota keluarga maka semakin besar pula keterlibatan kaum ibu dalam mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan keluarga, yang menyebabkan semakin rendah keterlibatan ibu dalam rumah tangga (Mangkuprawira, 1979). III.2 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita Curahan waktu tenaga kerja wanita adalah besarnya waktu yang dicurahkan wanita atau istri beserta anak wanita dalam pemeliharaan ternak sapi. Dari hasil pengamatan, pemeliharaan ternak sapi umumnya masih dilakukan secara tradisional dengan cara-cara yang masih sederhana. Pemberian hijauan masih berupa rumput lapangan belum ada penanaman khusus rumput unggul yang dapat diberikan pada ternak, demikian juga belum ada penambahan konsentrat dalam pakan ternak sapi tersebut. Adapun curahan waktu tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 0,42 jam/hari (2,94 jam/minggu) meliputi kegiatan-kegiatan: 1. Membersihkan Kandang
119
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3, Desember 2005
Salah satu usaha yang dilakukan peternak untuk menjaga kesehatan ternakternaknya antara lain adalah dengan cara membersihkan kandang secara teratur. Umumnya kegiatan membersihkan kandang dilakukan wanita, di mana curahan waktu untuk membersihkan kandang sebesar 14,2 menit/hari (0,23 jam/hari atau 1,61 jam/minggu). Pada beberapa keluarga peternak kegiatan membersihkan kandang dilakukan pria. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan membersihkan kandang ternak tergantung jumlah ternak yang dimiliki dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga baik ibu, bapak maupun anak. Apabila jumlah ternak banyak maka kandang akan lebih cepat kotor sehingga waktu dibutuhkan membersihkannya lebih lama. 2. Memandikan Ternak Di samping kegiatan membersihkan kandang, memandikan ternak termasuk kegiatan pencegahan penyakit. Kegiatan memandikan ternak umumnya dilakukan pria (bapak dan anak laki-laki). Pada beberapa keluarga peternak, kegiatan memandikan ternak dilakukan wanita dengan curahan waktu sebesar 2,39 menit/hari (0,04 jam/hari atau 0.28 jam/minggu). Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan memandikan ternak tergantung jumlah ternak yang dimiliki, kondisi ternak (kurang kotor atau sangat kotor), serta jumlah anggota keluarga yang terlibat. 3. Pemberian Pakan Ternak Pemberian pakan biasanya dilakukan dua kali sehari siang dan sore hari. Pakan yang diberikan berupa hijauan lapangan (rumput) dan belum adanya penggunaan pakan tambahan (konsentrat). Jumlah rumput yang diberikan sangat beragam tergantung jumlah ternak yang dimiliki. Rumput yang diberikan pada sapi telah memenuhi standar kebutuhan ternak sapi dengan perkiraan sebesar 10 persen dari berat sapi. Pemberian pakan umumnya dilakukan wanita (ibu dan anak perempuan) dengan curahan waktu yang dibutuhkan sebesar 8,98 menit/hari (0,15 jam/hari atau 1,05 jam/minggu). Pada beberapa keluarga
peternak, pemberian pakan dilakukan pria. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pemberian pakan tergantung jumlah ternak yang dimiliki serta jumlah anggota keluarga yang terlibat. III.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi Dalam pemeliharaan ternak sapi, faktor-faktor sosial ekonomi wanita turut mempengaruhi jumlah jam kerja yang dicurahkan dalam pemeliharaan ternak tersebut. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja dalam pemeliharan ternak sapi beragam, namun sebagai variabel pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur peternak (X1), tingkat pendidikan (X2), jumlah anggota keluarga (X3), dan jumlah ternak (X4). Tabel 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita Faktor-Faktor Sosial Ekonomi
No 1. 2. 3. 4.
Umur peternak (th) Tingkat pendidikan) (th) Jumlah anggota keluarga (jiwa) Jumlah ternak sapi yang dipelihara (ekor)
Rataan 40.68 6.64 4.68 4.61
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi dilakukan analisis regresi berganda, persamaan regresi yang diperoleh di uji dengan t-statistik. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 4.513 – 0.0137 X1 + 0.02658 X2 – 0.438 X3 + 0.195 X4 + e
Dari persamaan regresi tampak bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya dianggap tetap (tidak berubah) maka setiap penambahan 1 tahun umur peternak akan menurunkan curahan waktu dalam memelihara ternak sebesar 0.0137 jam/minggu.
Tabel 2. Koefisien faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita + 1
120
Model Konstanta Umur peternak
Koefisien
t hitung
t tabel 0.05
4.513 -0.0137
1.911 -0.361
0.063 0.720
Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita...
2
Tingkat pendidikan Jumlah anggota keluarga Jumlah ternak Curahan waktu
0.02658 -0.438 0.195 Variabel dependen
0.277 -1.998 2.456
0.783 0.053 0.019
R Square 0.211
Hal ini berarti bahwa semakin bertambah umur peternak (tenaga kerja wanita), maka akan terjadi penurunan curahan waktu dalam memelihara ternak sapi. Namun dari hasil t-statitistik terlihat t hitung –0.361 < 0.720 (t tabel) yang berarti umur peternak tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Ini menunjukkan, walaupun setiap penambahan umur menyebabkan penurunan curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi namun tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tersebut. Bila nilai koefisien regresi variabel lainnya dianggap tetap (tidak berubah) maka setiap kenaikan 1 tahun tingkat pendidikan menyebabkan kenaikan curahan waktu tenaga kerja wanita sebesar 0.02658 jam/minggu. Ini berarti kenaikan tingkat pendidikan akan menaikan curahan waktu tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi. Dari uji t-statitistik diperoleh t hitung 0.277 < 0.783 (t tabel) yang berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Hal ini menunjukkan, walaupun setiap kenaikan tingkat pendidikan menyebabkan peningkatan curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi namun tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tersebut. Apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya dianggap tetap (tidak berubah) maka setiap penambahn 1 orang anggota keluarga akan menurunkan curahan waktu dalam memelihara ternak sebesar 0.438 jam/minggu. Hal ini berarti bahwa semakin bertambah anggota keluarga peternak maka akan terjadi penurunan curahan waktu dalam memelihara ternak sapi karena keterlibatan tenaga kerja wanita semakin berkurang. Dari hasil tstatitistik, terlihat t hitung –1.998 < 0.053 (t tabel) yang berarti jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Hal ini menunjukkan, walaupun setiap penambahan jumlah anggota keluarga menyebabkan penurunan curahan waktu tenaga kerja
wanita dalam pemeliharaan ternak sapi namun tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tersebut. Bila nilai koefisien regresi variabel lainnya dianggap tetap (tidak berubah), maka setiap penambahan 1 ekor ternak sapi menyebabkan kenaikan curahan waktu tenaga kerja wanita sebesar 0.195 jam/minggu. Ini berarti penambahan jumlah ternak sapi akan menaikan curahan waktu tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi. Dari uji t-statitistik diperoleh t hitung 2.456 > 0.019 (t tabel) yang berarti penambahan jumlah ternak berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Nilai R Square yang diperoleh sebesar 0.211, berarti sebesar 21.1% curahan waktu tenaga kerja wanita yang diperoleh secara bersama-sama dipengaruhi faktor umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga serta jumlah ternak yang dipelihara, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan dari uji F menunjukkan F hitung 2.611 > F tabel 0.050, berarti umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan jumlah ternak yang dipelihara secara bersama berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.
IV. Kesimpulan dan Saran IV.1. Kesimpulan Curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi sebesar 0.42 jam/hari atau 2.94 jam/minggu. Curahan waktu tenaga kerja wanita dalam pemeliharaan ternak sapi dipengaruhi oleh umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, serta jumlah ternak yang dipelihara. Selain itu, curahan waktu tenaga kerja wanita yang diperoleh sebesar 21.1% dipengaruhi oleh umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga serta jumlah ternak yang dipelihara, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
121
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3, Desember 2005
IV.2. Saran Perlu menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi lainnya yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita sehingga diperoleh hasil R Square yang lebih besar (di atas 50%), dengan harapan curahan waktu yang besar dalam beternak dapat meningkatkan produktivitas ternak sapi yang dipelihara.
Daftar Pustaka Adiwilaga, Anwar. 1982. Ilmu Usaha Tani. Bandung: Alumni. Ihromi, Omas. 1990. Para Ibu yang Berperan Tunggal dan Ganda. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
122
Mangkuprawira. 1979. Wanita dan Pekerjaan Produktif di Desa Cicurug Sukabumi Jawa Barat. Kerjasama BKKBN dengan LPSP – IPB. Bogor. Mubyarto. 1987. Penggantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Rizal, Jufrina. 1993. Peran Serta Wanita dalam Pembagunan: Pokok-Pokok Pikiran Selo Soemardjan. Jakarta: Sinar Harapan. Sajogyo. 1983. Peranan wanita Pembagunan Masyarakat Jakarta: YIIS.
dalam Desa.
Tohir, Kaslan A. 1991. Seuntai Pengembagan Usaha Tani Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.