I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Pasal 1 butir 14 UU No.5 Tahun 1990). Tujuan utama pembentukan taman nasional adalah dalam rangka optimalisasi aspek lingkungan, sosial dan aspek ekonomi secara komprehensif dari sumber daya alam yang ada. Taman Nasional Gunung Merapi mempunyai luas wilayah 6.410 ha (1.283,99 ha di DIY dan 5.126,01 ha di Jateng). Dengan ketinggian kawasan secara umum ± 50 – 2500 m dpl. Penetapan Gunung Merapi sebagai Taman Nasional karena melihat pada kondisi ekosistem yang masih utuh dan asli dengan berbagai jenis flora dan fauna endemik. Gunung Merapi ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional satu-satunya di Yogyakarta bulan oktober 2002. Dengan ditetapkannya kawasan Gunung Merapi sebagai Taman Nasional yang salah satu tujuannya yaitu untuk kepentingan rekreasi, maka akibatnya kawasan ini menjadi kurang terlindungi, dimana flora dan fauna tersebut rentan terhadap gangguan manusia, selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah. Salah satu sebabnya adalah adanya jalan yang dibuka bagi pengunjung yang dapat dengan leluasa masuk ke dalam kawasan ini Taman Nasional Gunung Merapi memiliki potensi yang besar selain merupakan sumber mata air bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, ekosistem
1
kawasan ini memiliki kombinasi biosystem, geoystem dan sociosystem yang unik, menarik dan dinamis. 1. Biosystem, hutan tropis yang terpengaruh aktivitas Gunung berapi, dengan jenis endemik Castanopsis argentina, Vanda tricolor dan merupakan habitat Elang Jawa dan Macan Tutul 2. Geosystem, komplek Gunung berapi aktif dari tipe khas strato / andesif dari sesar transversal dan longitudinal Pulau Jawa 3. Sociosystem, yang merupakan interaksi manusia dengan lingkungan alam. Mempunyai fungsi laboratorium alam untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, peningkatan kesadaran konservasi alam, dan mendukung kepentingan budidaya. Taman Nasinal Gunung Merapi sebagai obyek wisata alam, dan socioculture yang menjadi obyek pariwisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Potensi alam lain yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merapi adalah adanya jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai keindahan (estetika) yang dikenal sebagai “tanaman hias”. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya tanaman hias, mulai dari tanaman hias berbunga indah sampai pada tanaman hias berdaun indah. Tanaman suplir dikelompokkan dalam keluarga Polypodiaceae dan pada umumnya hidup bergerombol di tanah. Para ahli paku-pakuan menyebutnya sebagai tanaman paku tanah. Tanaman suplir tersebar hampir di seluruh dunia. Setiap tahun jenis-jenis baru dan kultivar tanaman suplir terus bertambah jumlahnya, sehingga diperkirakan sampai saat ini dikenal ada lebih kurang 200 2
macam tanaman hias suplir. Beberapa jenis tanaman hias ini ada yang lebih menyukai hidup di lingkungan yang terlindungi atau dibawah naungan ( shade fern ), sedang jenis suplir lainnya ada yang dapat hidup di lingkungan yang agak terbuka. Sebagai tanaman paku tanah, tanaman suplir memiliki cara perkembangbiakan yang cukup menarik dan unik dibandingkan dengan tanaman hias lainnya yang berkembang biak mealui biji. Tanaman suplir berkembangbiak dengan spora. Spora tersebut terletak pada permukaan daun sebelah bawah. Dan didalam kelompok paku-pakuan letak spora inilah yang membedakan jenis tanaman paku yang satu dengan tanaman paku lainnya. Kepopuleran tanaman suplir sebagai tanaman hias terletak pada bentuk daunnya yang sangat menarik dan artistik. Masing-masing jenis dan kultivar sulplir mempunyai ciri khas dan keistimewaan yang membedakan antara suplir yang satu dengan yang lainnya. Tanaman suplir merupakan salah satu jenis tanaman hias yang digemari dan popular di Indonesia. Untuk daerah tropis sesungguhnya agak ironis apabila setiap jengkal ruang terbuka yang tersisa di beranda atau halaman rumah tidak dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman hias atau pepohonan. Karena dedaunan yang hijau memproduksi oksigen yang menyejukkan sekaligus meneduhkan siang yang gerah, maka rerimbunan tanaman sesungguhnya adalah pasangan yang paling sesuai bagi teriknya matahari justru demi kenyamanan manusia dan mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu tanaman ini sangatlah pantas dikembangkan dan dilestarikan. Ada dua skala ruang mengenai distribusi populasi untuk dikaji, Pertama adalah distribusi lokal yang hanya melibatkan penentuan batas-batas populasi
3
tertentu, Kedua adalah distribusi geografi, yang didalamnya dapat dijumpai berbagai populasi jenis tertentu. Disribusi jenis tanaman pada ekosistem hutan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor lingkungan abiotik dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ketinggian, kelembaban tanah, kelembaban udara, suhu, dan kadar air tanah. Faktor kimia antara lain pH dan kadar bahan organik tanah. Faktor lingkungan biotik adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, peneliti melakukan penelitian tentang pola distribusi dan ekologi tanaman hias berdaun indah yaitu tanaman suplir di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, khususnya lokasi Kalikuning, Muncar, dan Plawangan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat terkumpul data-data yang berguna bagi upaya konservasi tanaman, khususnya tanaman suplir. 1.2. Perumusan Masalah 1
Bagaimana pola distribusi tanaman Adiatum tenerum Sw di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
2
Apakah ada perbedaan pola distribusi tanaman Adiatum tenerum Sw antar lokasi penelitian di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
3
Bagaimana pengaruh faktor fisik kimia lingkungan terhadap pola distribusi Adiatum tenerum Sw di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
4
1.3. Tujuan Penelitian 1
Untuk mengetahui pola distribusi tanaman Adiatum
tenerum Sw di
kawasan Taman Nasional Gunung Merapi 2
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pola distribusi Adiatum tenerum Sw antar lokasi penelitian di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
3
Untuk mengetahui pengaruh faktor fisik kimia terhadap distribusi tanaman Adiatum tenerum Sw di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
1.4. Manfaat Penelitian 1
Sebagai kajian ilmiah dalam pemanfaatan dan pelestarian tanaman Adiatum
tenerum Sw secara optimal di kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi 2
Penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan gambaran atau informasi tentang pola distribusi tanaman Adiatum tenerum Sw di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
5