I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan
perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi dapat dilihat berdasarkan struktur kenaikan produksi dan penyerapan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Selain itu pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi (economy growth), dimana keduanya memiliki hubungan saling keterkaitan. Artinya pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar pembangunan ekonomi (Todaro dan Smith, 2006). Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi daripada yang dicapai pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan dicapai apabila jumlah produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun-tahun sebelumnya (Pasrah, 2007). Semakin besar pertumbuhan di masingmasing sektor berarti sumbangan terhadap pembangunan ekonomi di negara atau daerah tersebut semakin tinggi, sehingga tingkat kesejahteraan akan semakin baik. Keberhasilan
pembangunan
bisa
diidentifikasikan
dari
meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat diukur dengan beberapa indikator hasil pembangunan yang bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto, laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita suatu negara.
2
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor ekonomi, dimana sektor ekonomi memiliki relevansi yang kuat dengan pengembangan wilayah. Pembangunan wilayah dapat berkembang melalui berkembangnya sektor unggulan pada wilayah tersebut yang mendorong perkembangan sektor lain. Selanjutnya sektor yang lain akan berkembang sehingga mampu mendorong perkembangan sektor lain yang terkait, sehingga membentuk suatu sistem keterkaitan antar sektor (Djakapermana, 2010). Di Indonesia, sektor ekonomi mempunyai peran yang sangat besar dalam pembangunan. Salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi besar dalam pembangunan adalah sektor industri, dimana sektor ini mampu menyumbang sebesar 25.19 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 15.92 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13.80 persen. Untuk melihat besarnya kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia pada periode empat tahun terakhir disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kontribusi Sektoral Produk Domestik Bruto di Indonesia Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2007-2010 No Lapangan Usaha 1 Pertanian 2 Pertambangan dan penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air 5 Kontruk 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, real estate dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-Jasa Produk Domestik Bruto
2006 13.72 11.15 27.05 0.88 7.72 14.99 6.69 7.73 10.08 100.00
2007 14.46 10.92 27.89 0.82 8.48 13.97 6.31 7.43 9.73 100.00
2008 15.29 10.54 26.38 0.83 9.89 13.37 6.28 7.20 10.22 100.00
2009 15.92 11.04 25.19 0.79 10.11 13.80 6.23 7.09 9.82 100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010a)
Diantara sektor ekonomi pada Tabel 1 memiliki keterkaitan atau integrasi satu sama lain. Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antara semua sektor produksi merupakan kunci keberhasilan pembangunan ekonomi (Daryanto dan Yundy, 2010a). Dalam ekonomi pasar, integrasi ekonomi
3
dapat dilihat ketika terjadi interaksi antara pelaku ekonomi yang saling jual beli input produksi. Keterkaitan ini terlihat pada saat sektor industri membutuhkan input untuk melakukan aktivitasnya yang dihasilkan oleh sektor pertanian, dan selanjutnya output dari sektor industri dijadikan input oleh sektor ekonomi lain. Sementara itu kontribusi sektor ekonomi terhadap Produk Domestik Bruto dapat dilihat dari jumlah ekspornya. Apabila dilihat dari segi permintaan dan penawaran, sektor ekonomi di Indonesia terdiri dari ekspor dan impor, dimana ekspor Indonesia lebih besar dari pada impornya hal ini akan berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto. Semakin besar jumlah ekspor yang mampu dihasilkan oleh suatu negara atau daerah, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto negara tersebut. Untuk melihat ekspor dan impor Indonesia disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Total Ekspor dan Impor Sektor Ekonomi di Indonesia Tahun Ekspor 2007 11 651 000 2008 157 779.1 2009 152 500.8 Jumlah 426 789.9 Sumber: Badan Pusat Statistik (2010b)
Persen 7.32 6.84 6.08 20.24
Impor 968 29.2 135 663.2 129 966.5 362 458.9
(Juta US$) Persen 6.34 6.20 5.59 18.14
Tabel 2 menunjukkan bahwa kontribusi sektor ekonomi terhadap ekspor di Indonesia lebih besar dari impor. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi di Indonesia mampu menghasilkan produk ekspor. Semakin banyak ekspor yang dihasilkan
maka akan semakin besar kontribusi yang diberikan terhadap
pembangunan ekonomi, dimana ekspor mampu menghasilkan devisa untuk negara. Kemudian apabila dilihat dari kesempatan kerja, kontribusi sektor ekonomi yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor
4
pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 37 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 20 persen, sektor jasa 14 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 12 persen (BPS, 2010b). Besarnya peran sektor ekonomi dalam penyerapan tenaga kerja akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi suatu negara. Sementara itu perekonomian di Aceh ditopang oleh sektor pertanian (29%), sektor pertambangan dan penggalian (9.37%), sektor industri pengolahan (10.53%), sektor listrik dan air bersih (0.44%), sektor bangunan (10.21%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (15.19%), pengangkutan dan komunikasi (10.95%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (2.64%) dan sektor jasa-jasa sebesar 11.87 persen (BPS, 2010a). Kontribusi sektor ekonomi tersebut sangat berpengaruh terhadap pembangunan perekonomian. Sumbangan masingmasing sektor ekonomi di Provinsi Aceh mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Salah satu sektor yang paling dominan di Provinsi Aceh adalah sektor pertanian dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Pembangunan sektor ekonomi di Provinsi Aceh memiliki keterkaitan antar sektor, dimana perkembangan suatu sektor sangat dipengaruhi oleh perkembangan sektor lainnya. Kontribusi terbesar dalam pembangunan ekonomi di Aceh, diberikan oleh sektor pertanian meskipun laju pertumbuhan rata-rata sektor ini dari tahun 2004 ke tahun 2009 lebih kecil yaitu sebesar 1.52 persen dibandingkan dengan laju pertumbuhan rata-rata sektor listrik dari tahun 2004 ke tahun 2009 . Pertumbuhan sektor listrik dan air bersih yang tinggi menggambarkan bahwa untuk menunjang setiap aktivitas ekonomi sektor ini sangat dibutuhkan.
5
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Aceh Menurut Lapangan Usaha tahun 2004-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, real estate dan Perusahaan 9 Jasa-Jasa Produk Domestik Regional Bruto
Jasa
2004 6.04 -24.06 -17.80 19.53 0.92 -2.68 3.67 19.45
2005 -3.89 -22.62 -22.30 -1.95 -16.14 6.64 14.39 -9.53
2006 1.56 -2.58 -13.18 12.06 48.41 7.41 10.99 11.77
2007 3.62 -21.10 -10.10 23.70 13.93 1.70 10.95 6.02
2008 0.81 -27.31 -7.73 12.73 -0.85 4.59 1.38 5.16
2009 3.09 -49.24 -6.06 27.07 3.16 3.28 4.86 9.61
20.14 1.76
9.65 1.22
4.41 7.70
14.30 7.23
1.21 1.88
4.68 3.92
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2010c)
Tabel 3 menunjukkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Aceh, dimana sektor yang memiliki laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto terkecil tahun 2009 adalah sektor pertambangan dan penggalian (-49.24 %), sedangkan sektor yang memiliki memiliki laju pertumbuhan yang relatif besar yaitu sektor listrik, gas dan air (27.07 %). Meskipun laju pertumbuhan sektor ekonomi berfluktuatif namun perkembangan pertumbuhan sektor ekonomi sangat penting dalam pembangunan di Aceh. Pasca tsunami, pada tahun 2005 hampir seluruh sektor ekonomi yang ada di Aceh mengalami pertumbuhan yang negatif. Meskipun ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif seperti sektor komunikasi,
sektor
jasa-jasa
dan
sektor
pengangkutan dan
perdagangan.
Penurunan
laju
pertumbuhan tersebut dikarenakan pasca tsunami banyak sektor ekonomi yang mengalami dampak dari tsunami tersebut, seperti rusaknya lahan untuk pertanian. Seiring dengan berjalannya waktu pertumbuhan sektor ekonomi di Provinsi Aceh mampu menunjukkan laju pertumbuhan positif bahkan beberapa sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang relatif besar.
6
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari
hasil
pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi yang terjadi (BPS, 2010c). Dilihat dari laju pertumbuhan, sektor skonomi masih dapat berkembang setalah tsunami tahun 2004, meskipun pada tahun 2005 pertumbuhannya negatif. Beberapa tahun terakhir, sektor migas terus mengalami penurunan seiring menipisnya cadangan gas alam di Arun. Selain sektor-sektor tersebut, beberapa sektor ekonomi setelah tsunami mulai membesar, seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor konstruksi yang semakin bertambah seiring kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi pasca tsunami Aceh. Sementara itu dilihat dari komponen permintaan akhir, ekonomi daerah Aceh masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah. Pengeluaran konsumsi pemerintah sangat penting untuk perkembangan sektor ekonomi. Untuk perkembangan sektor ekonomi, pada tahun 2009 pemerintah menaikkan pengeluaran konsumsinya sebesar 27.68 persen, hal ini lebih besar dari pengeluaran pemerintah pada tahun 2008 yang hanya sebesar 20.05 persen (BPS, 2010d). Bila dicermati, pada Tabel 4 menunjukkan bahwa semakin besar pengeluaran konsumsi pemerintah, pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga juga
semakin
besar.
Artinya
pengeluaran
konsumsi
pemerintah
akan
mempengaruhi pengeluaran konsumsi rumahtangga masyarakat yang ada di Provinsi Aceh. Sedangkan ekspor merupakan yang terbesar dibandingkan dengan pengeluaran komponen lain. Untuk terus meningkatkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah untuk
7
perkembangan seluruh sektor ekonomi terus dilakukan. Untuk melihat kontribusi Produk Domestik Regional Bruto dari sisi pengeluaran disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto dari Sisi Pengeluaran di Provinsi Aceh Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2009 Jenis Penggunaan 1. Konsumsi Rumahtangga 2. Konsumsi Lembaga Swasta 3. Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor Barang dan Jasa 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa Jumlah PDRB
2006 27.85 0.55 19.18 13.32 2.88 37.52 1.29 100
2007 31.27 0.66 20.28 14.93 1.68 39.30 8.11 100
2008 33.16 0.65 20.05 15.99 0.84 40.84 9.85 100
2009 38.25 0.67 27.68 16.50 0.78 28.80 11.13 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2010d)
Kemudian apabila dilihat dari segi permintaan dan penawaran, sektor ekonomi di Aceh terdiri dari ekspor dan impor. Berdasarkan data dari (Badan Pusat Statistik, 2009b), ekspor di Provinsi Aceh lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya, total nilai ekspor mencapai Rp 32 461 501 juta sementara jumlah impornya hanya sebesar Rp 10 594 409 juta. Sektor pengilangan minyak dan gas merupakan sektor yang menghasilkan produk ekspor yang relatif besar dengan nilai total ekspor sebesar Rp 8 955 218 juta. Selanjutnya sektor pertambangan gas merupakan sektor terbesar kedua dengan total ekspor sebesar Rp 6 059 706 juta. Selain untuk permintaan ekspor ke luar daerah atau luar negeri, sektor ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik. Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui peran sektor ekonomi dan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam pembangunan di Provinsi Aceh, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan model Input-Output. Model Input-Output mampu melihat keterkaitan dan kontribusi suatu sektor
8
terhadap perekonomian serta dampak peningkatan permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja (Daryanto dan Yundy, 2010a). 1.2.
Perumusan Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan dari pembangunan, dimana
keduanya memiliki hubungan keterkaitan. Pasca tsunami 2004 memiliki pengaruh terhadap perkembangan sektor ekonomi terutama sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh. Pada tahun 2005 sektor pertanian mempunyai laju pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar -3.89 persen . Selain memiliki laju pertumbuhan negatif ada beberapa sektor yang memiliki laju pertumbuhan positif setelah tsunami seperti sektor perdagangan (6.64%), pengangkutan dan komunikasi (14.39%) dan jasajasa 9.65 persen (BPS, 2009a). Perkembangan laju pertumbuhan pada masingmasing sektor memiliki keterkaitan dengan sektor lain. Pasca tsunami, banyak lahan pertanian yang ada di Provinsi Aceh dibangun bangunan baik untuk perumahan, hotel, restoran maupun bangunan untuk perdagangan sehingga sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan positif. Sementara itu pembangunan di daerah Aceh diprioritaskan pada peningkatan pengembangan teknologi, mengingat teknologi sangat penting dalam pembangunan sektor ekonomi. Sektor ekonomi di Provinsi Aceh memiliki hubungan saling keterkaitan antar sektor. Untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, pemerintah terus meningkatkan kualitas sumberdaya yang mampu mengembangkan pembangunan seluruh sektor ekonomi. Dengan demikian maka kesejahteraan hidup masyarakat akan terwujud. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
9
pengembangan sektor ekonomi adalah dengan cara berfokus pada kebijakan yang mendorong pengembangan sektor-sektor yang mempunyai hubungan keterkaitan ke belakang maupun ke depan. Tujuannya agar semua sektor mampu memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap Produk Domestik Reginal Bruto. Tantangan pembangunan yang dihadapi oleh Provinsi Aceh pada saat ini adalah: (1) meningkatkan pengeluaran pemerintah terhadap perkembangan sektor ekonomi, (2) meningkatkan kontribusi seluruh sektor ekonomi terutama sektor yang memiliki hubungan keterkaitan baik ke depan maupun ke belakang dengan sektor ekonomi lain, (3) meningkatkan perluasan kesempatan kerja terdidik di semua sektor sehingga akan mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Salah satu ukuran untuk mengukur pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto. Bencana tsunami tahun 2004 telah menyebabkan laju pertumbuhan beberapa sektor ekonomi Aceh relatif rendah. Akan tetapi seiring dengan berjalannya rehabilitasi dan kontruksi pasca tsunami, selain sektor pertanian dan pertambangan, sektor pembangunan dan perdagangan juga memberikan kontribusi yang relatif besar dalam pembangunan ekonomi di Aceh. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana peran sektor tersebut dalam pembangunan perekonomian? Selain itu beberapa tahun terakhir pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan mengalami laju pertumbuhan yang negatif, sedangkan sektor pertanian, sektor listrik, air dan gas, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan menunjukkan laju pertumbuhan yang positif. Melihat pertumbuhan sektor tersebut maka timbul
10
pertanyaan bagaimana hubungan keterkaitan
antar sektor ekonomi dalam
pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh? Kemudian perkembangan beberapa sektor ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan laju pertumbuhan yang relatif kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi kontribusi sektor tersebut terhadap pembangunan ekonomi di Aceh. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan sektor tersebut maka pengeluaran pemerintah sangat diperlukan terhadap perkembangan sektor ekonomi, hal ini akan mempengaruhi perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga di semua sektor. Sehubungan dengan itu maka timbul pertanyaan seberapa besar pengaruh perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja terhadap pembangunan perekonomian? Kemudian bencana tsunami tahun 2004 menyebabkan pertumbuhan sebagian sektor ekonomi di Aceh mengalami penurunan. Untuk memulihkan sektor ekonomi, maka konsumsi pemerintah, rumahtangga dan ekspor sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Sehubungan dengan itu maka timbul pertanyaan bagaimana dampak perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah, rumahtangga, dan ekspor terhadap perkembangan sektor ekonomi? Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1.
Sektor-sektor
apa
saja
yang
mempunyai
peran
terbesar
dalam
pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh? 2.
Bagaimana hubungan keterkaitan antar sektor dalam pembangunan ekonomi?
11
3.
Bagaimana dampak perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi?
4.
Bagaimana dampak perubahan pengeluaran pemerintah, rumah tangga dan ekspor terhadap perkembangan sektor ekonomi?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat peran sektor
ekonomi dan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam pembangunan di Provinsi Aceh. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menganalisis peran sektor ekonomi dalam pembangunan di Provinsi Aceh.
2.
Menganalisis keterkaitan antar sektor ekonomi dalam pembangunan di Provinsi Aceh.
3.
Menganalisis dampak (multiplier) perubahan permintaan akhir terhadap output,pendapatan dan tenaga kerja sektor ekonomi.
4.
Menganalisis dampak perubahan pengeluaran konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, dan ekspor terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja.
Kegunaan Penelitian diharapkan dapat sebagai : 1.
Bahan Informasi bagi pengambil kebijakan ekonomi di Provinsi Aceh, sehingga dapat merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi yang memprioritaskan pada perkembangan sektor yang paling dominan dalam perekonomian.
2.
Bahan informasi bagi peneliti lain yang mempunyai keinginan melakukan studi tentang keterkaitan antar sektor ekonomi.
12
1.4.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan Tabel Input-Output tahun 2006 yang di-
Update ke tahun 2009. Tabel Input-Output digunakan untuk mengevaluasi hasil pembangunan
melalui
analisis
ekonomi
yang
digunakan
untuk
bahan
perencanaan. Berdasarkan latar belakang, tujuan dan perumusan masalah maka ruang lingkup penelitian ini yaitu menganalisis peran sektor ekonomi, menganalisis keterkaitan antar sektor ekonomi, menganalisis dampak permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja, serta menganalisis dampak pengeluaran pemerintah, rumahtangga dan ekspor terhadap perkembangan seluruh sektor ekonomi. Keterbatasan penelitian ini yaitu analisis yang dilakukan pada simulasi perubahan pengeluaran permintaan akhir hanya dibatasi pada pengeluaran konsumsi pemerintah, rumahtangga, dan ekspor. Untuk investasi tidak dilakukan simulasi mengingat keterbatasan data yang tersedia di ProvinsiAceh.