I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perubahan status Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) sejak tahun 2000, dengan terbitnya PP No. 154 Tahun 2000, telah membawa berbagai perubahan bagi keberlanjutan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi. Sejak saat itu proses perubahan dan pembaharuan dimulai, terutama memanfaatkan momentum IPB sebagai PT BHMN. Otonomi dalam manajemen perguruan tinggi dalam kerangka PT BHMN diharapkan akan dapat menghasilkan semangat baru dalam pengembangan di IPB. Perubahan perubahan di IPB dilakukan secara sistimatik yang menyangkut perspektif kelembagaan, finansial, pelanggan dan inovasi pembelajaran. Perubahan dimulai dari program pendidikan, manajemen sumber daya manusia, manajemen informasi, infrastruktur dan fasilitas, pemanfaatan aset-aset fisik yang bermuara pada peningkatan mutu kegiatan akademik dan peningkatan kesejahteraan staf.
Perubahan yang sedang dilakukan adalah dalam penataan
Lembaga, Fakultas, Pusat dan Departemen. Salah satu hasil dari penataan lembaga adalah dengan digabungnya Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Sesuai Surat Keputusan Rektor IPB No 180/K13/OT/2003 telah digabung menjadi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM).
Dalam Surat
keputusan tersebut dijelaskan bahwa penggabungan kedua Lembaga ini diharapkan dapat mewujudkan academic excelent sehingga terwujud sinergi dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, pelayanan masyarakat dan pendidikan.
Selain itu penggabungan tersebut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi. Setelah
dibentuknya Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat
(LPPM), maka selanjutnya dilakukan juga perubahan dan penataan Pusat Pusat yang semula berada dibawah kordinasi Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat. Salah satu lembaga yang semula dibawah kordinasi Lembaga Pengabdian pada Masyarakat yang mengalami proses penataan dan perubahan adalah Program Pengembangan dan Pemberdayaan Bisnis Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah atau yang dikenal dengan nama Program Garuda 21 . Dalam rangka penataan Pusat - Pusat di lingkup Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB, Pusat Garuda 21 telah melakukan langkah langkah diantaranya menyusun dokumen Pusat Garuda 21 LPPM IPB Pendaftaran Ulang Dengan Nama Tetap 1 Juli 2004 yang berisi hasil self asessment terhadap kondisi organisasi, visi, misi dan rencana-rencana tahun 2004 sampai 2006. Namun dokumen tersebut belum menggambarkan rencana strategik untuk arah 5 (lima) tahun ke depan yang menjadi arah pengembangan Pusat Garuda 21. Menghadapi perubahan kelembagaan maka Pusat Garuda 21 harus menyusun perencanaan pengembangan lembaga yang terencana melalui perencanaan strategik yang tepat dan mempunyai program yang terukur, komprehensif dan koheren serta mampu memiliki sistem yang melihat jauh ke depan Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan strategi organisasi/lembaga adalah dengan kerangka dan konsep Balanced Scorecard. Balanced scorecard, adalah suatu analisis kinerja perusahaan yang komprehensif
2
dan koheren. Balanced Scorecard menyediakan kerangka untuk membangun keunggulan kompetitif melalui empat perspektif Balanced Scorecard yaitu : keuangan, konsumen, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran. Ukuran kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan koheren di dalam memotivasi organisasi untuk mencapai visi dan misinya. Penggunaan kerangka Balanced Scorecard dalam perencanaan strategik Pusat Garuda 21 LPPM IPB merupakan upaya awal dalam pencapaian visi dan misi serta peningkatan kinerja organisasi dengan menetapkan tolok ukur kinerja setiap perspektif Balanced Scorecard.dalam membentuk masa depan organisasi. Sesuai dengan rencana IPB untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas organisasi Pusat Pusat, sejak April 2005 telah ada kesepakatan dilakukannya merger/penggabungan antara Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri (PIAA) dengan Pusat Garuda 21, dengan nama : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan atau disingkat P3K. Secara yuridis formal sampai akhir Mei 2005 belum ada ketetapan dan pelantikan Pejabat Pusat yang baru tersebut. Sebagai dokumen yang menunjukan telah terbentuknya P3K adalah telah ditandatangani sebuah dokumen antara Kepala Pusat Garuda 21 dan Kepala Pusat PIAA yang bertanggal 14 April 2005, yang berisi struktur umum P3K yaitu : a. Divisi Pelatihan dan Pemberdayaan UMKM, b. Divisi Inkubator Agribisnis dan Agroindustri, dan c. Divisi Kajian Pengembangan UMKM. Pusat Garuda 21 berubah menjadi Divisi Pelatihan dan Pemberdayaan UMKM P3K LPPM IPB, sehingga dalam tesis ini yang dimaksud Pusat Garuda 21 adalah Divisi Pelatihan dan Pemberdayaan UMKM P3K LPPM IPB.
3
1.2. Rumusan Masalah Menghadapi penataan Pusat Garuda 21 agar menjadi Pusat yang berkinerja tinggi/memberi tingkat manfaat yang tinggi bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), efesien dan produktif serta mandiri, maka Pusat Garuda 21 memiliki suatu rencana dan strategi yang optimal dan komprehensif.
harus
Sebelum
disusun suatu rencana strategik yang tepat harus dikaji terlebih dahulu permasalahan permasalahan berikut sebagai dasar penyusunan rancangan strategi kedepan : 1. Bagaimana visi dan misi yang tepat untuk lima tahun ke depan ? 2. Bagaimana kondisi faktor-faktor eksternal dan internal mempengaruhi eksistensi Pusat Garuda 21 ? 3. Strategi apa yang sebaiknya diterapkan oleh Pusat Garuda 21 ? 4. Parameter / indikator apa saja yang dapat menjadi tolok ukur kinerja (Key Performance Indicator) dari strategi yang dipilih ? 5. Bagaimana Program kerja yang sebaiknya disusun sesuai dengan tolok ukur kinerja (Key Performance Indicator) ?
1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mengkaji visi dan misi Pusat Garuda 21 LPPM IPB ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu keuangan, konsumen, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran.
4
2. Mengkaji faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi eksistensi Pusat Garuda 21. 3. Merumuskan strategi yang sesuai dengan faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal, ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard. 4. Merumuskan tolok ukur kinerja (Key Performance Indicator) ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard 5. Merumuskan program kerja selama 5 (lima) tahun kedalam empat perspektif Balanced Scorecard
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi penulis, Pusat Garuda 21 dan pembaca.
Bagi Pusat Garuda 21 yang sedang dalam proses
penataan organisasi diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam pengembangan organisasi. Bagi penulis, penelitian ini berguna bagi sarana untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah berdasarkan aplikasi teori serta menambah wawasan dan pengetahuan. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan/acuan dalam melakukan studi lanjutan
1.5. Ruang Lingkup Kegiatan penelitian difokuskan pada perencanaan strategik yaitu analisis kondisi eksternal dan internal untuk dapat digunakan sebagai dasar perumusan strategi, perumusan Key Performance Indicator serta penyusunan Program. Tahap penerapan dan evaluasi merupakan kewenangan penuh manajemen Pusat Garuda 21.
5