I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional karena memiliki kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
secara
tidak
langsung
dalam
pencapaian
tujuan
membangun
perekonomian nasional. Sektor pertanian jelas memiliki peranan yang sangat banyak,
khususnya
dalam
pemantapan
ketahanan
pangan,
pengentasan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan, namun dalam kontribusi terhadap pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) cenderung mengalami penurunan. Tidak kalah pentingnya adalah peranan sektor pertanian dalam aspek ekologi guna mendukung kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup, seperti pelestarian sumber daya air, penyedia oksigen dan mengurangi degradasi lahan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2012) Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2013, total ekonomi Provinsi Bali yang tergambar dengan total PDRB mencapai Rp 94.555,77 milyar PDRB atas dasar harga berlaku ini jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 12,64% dan secara rata-rata sejak tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 11,91%. Penyumbang PDRB tertinggi salah satunya adalah sektor pertanian yang mencapai Rp 15.902,86 dari total PDRB Bali tahun 2013 sebagaimana dapat disimak dalam Lampiran 1.
1
2
Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian Indonesia yang ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap PDRB nasional. Persentase PDRB Bali dari tahun 2010 hingga tahun 2013 mengalami sedikit perubahan, tetapi kontribusi sektor pertanian tetap menjadi sektor paling penting dan dominan dari sembilan sektor dalam pembentukan PDRB Bali. Nilai PDRB Bali dapat dilihat pada Lampiran 2 (BPS, 2013). Provinsi Bali memiliki luas wilayah ± 5.636,66 km2 atau 0,29 % dari luas daratan Indonesia. Berdasarkan potensi wilayah Provinsi Bali dengan kesuburan lahan, ketersediaan sumber daya air dan faktor-faktor klimatologis yang sesuai untuk kegiatan pertanian dan didukung oleh aspek sosial budaya masyarakat akan memberikan peluang untuk pengembangan kegiatan pertanian. Peran sektor primer terhadap PDRB pada Tahun 2013 di Provinsi Bali menempati urutan kedua dengan kontribusi sebesar 16,82%. (BPS Prov. Bali, 2013). Kenyataan ini menunjukkan bahwa sektor primer memerlukan perhatian lebih serius agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Pemerintah Provinsi Bali bertekad mengembangkan program agribisnis terpadu di pedesaan sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan mendorong pengembangan pertanian organik, melalui pengelolaan potensi unggulan daerah dalam program pengembangan pertanian terintegrasi Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan sistem pertanian terintegrasi dalam rangka membangunan sektor pertanian di Provinsi Bali, yang selanjutnya dikenal dengan Simantri. Sistem usaha terintegrasi ternak sapi dipelihara sehingga dapat menghasilkan pupuk kandang, sedangkan proses produksi tanaman untuk menghasilkan bahan makanan dan limbahnya digunakan untuk bahan pakan
ternak dan pupuk kompos. Integrasi dikembangkan lewat perantara petani-petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2012). Program Simantri bukan merupakan program sekali jalan, yang begitu dimulai tidak ada kelanjutannya lagi, namun sebaliknya menjadi awal pemberdayaan dan pembentukan kreativitas petani dalam rangka terjun ke bisnis dan industri khususnya industri pupuk organik. Pertanian yang merupakan salah satu sektor industri tentunya harus dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja sehingga dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Program Simantri untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh pemerintah Provinsi Bali pada Tahun 2009, yang merupakan gabungan dari delapan kabupaten dan sepuluh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Tahun 2012, di Provinsi Bali terdapat 325 Gapoktan
pelaksana Simantri, yang tersebar di
sembilan kabupaten/kota dan di seluruh kecamatan yang ada di Bali. Salah satu kabupaten yang mendapatkan bantuan program Simantri adalah kabupaten Klungkung. Kegiatan utama simantri adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau serta limbah ternak (feces, urine) diolah menjadi bio gas, pupuk organik dan bio pestisida. Kegiatan simantri diharapkan mampu meningkatkan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil agar dapat tersedianya pakan ternak berkualitas, pupuk, pestisida organik serta biogas.
3
4
Diperkenalkan sejak tahun 2009, ternyata masih ada Simantri yang tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Ditemukan ada beberapa Simantri dalam pengelolaannya tidak sesuai dengan aturan dibuat pemerintah. Bantuan sapi yang diberikan kepada pemerintah dijual, kemudian hasilnya dibagi rata kepada semua anggotanya. Fenomena lain yang ditemukan adalah masih minimnya pemdampingan yang dilakukan oleh pendamping membuat para petani kesulitan untuk mendiversifikasikan usaha taninya. Menghindari hal tersebut terjadi maka program Simantri perlu mendapatkan penyuluhan supaya dalam keberlangsungannya akan mendapatkan hasil maksimal seperti yang diharapkan. Salah satu masalah yang paling penting sebagai seorang pendamping yaitu kurangnya kemampuan pendamping dalam proses difusi inovasi teknologi baru salah satunya teknologi trichoderma. Ukuran keberhasilan Simantri tidak hanya dilihat dari jumlah sapi yang terus bertambah, namun Simantri harus mampu membuat suatu perubahan untuk Bali dan tentu saja bisa menaikkan pendapatan anggota anggota kelompok. Berjalannya program simantri diharapkan adanya peningkatan persediaan pupuk organik dan bio urine, peningkatan populasi ternak serta meningkatan pendapatan para petani. Hal tersebut menjadi tugas besar yang harus dihadapi para pendamping. Pendamping berperan dalam peningkatan pengetahuan petani akan teknologi maupun informasi-informasi pertanian yang baru. Peranan pendamping dalam memberikan pengetahuan kepada para petani dapat berfungsi sebagai proses penyebarluasan informasi kepada para petani, sebagai proses penerangan atau memberikan penjelasan, sebagai proses perubahan perilaku petani (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), dan sebagai proses pendidikan. Keberhasilan seorang pendamping adalah ketika sasarannya mau
menerima atau mengadopsi inovasi diberikan yang kemudian dapat diterapkan. Berkaca dari fenomena tersebut, penelitian mengenai kompetensi petani terhadap kemampuan pendamping dalam proses difusi inovasi teknologi trichoderma pada Kelompok Tani Sri Uma Desa Takmung, Klungkung perlu dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diteliti dalam penelitian adalah bagaimana kompetensi pendamping Simantri dalam difusi inovasi teknologi trichoderma pada Kelompok Tani Sri Uma Desa Takmung, Banjarangkan Klungkung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini untuk menganalisis kompetensi pendamping Simantri dalam difusi inovasi teknologi trichoderma pada Kelompok Tani Sri Uma di Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai manfaat praktis bagi Kelompok Tani Sri Uma Desa Takmung, Kecamatan
Banjarangkan,
Kabupaten
Klungkung
dalam
upaya
peningkatan sumberdaya petani dalam mempengaruhi tingkat transfer ilmu yang diberikan kepada pendamping kepada petani. 2. Memberikan manfaat teoritis bagi peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang serupa atau berkaitan dengan penelitian ini.
5
6
1.5 Ruang Lingkup Penelitan Ruang lingkup penelitian ini yaitu menganalisis kompetensi pendamping Simantri dalam difusi inovasi teknologi trichoderma pada Kelompok Tani Sri Uma di Desa Takmung, Klungkung yang akan dilihat dari segi kompetensi teknis maupun non teknis dalam proses transfer inovasi teknologi.