I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula murid-murid sekolah dasar sebagai makhluk sosial juga berhubungan dengan orang lain. Hubungan itu menyebabkan terjadi komunikasi melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Hal ini menempatkan bahasa sebagai alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yakni individu-individu sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkeinginan. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru berwujud bila dinyatakan dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa.
Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Manusia sebagai makhluk pencerita senantiasa ingin menyampaikan segala sesuatu yang ada dalam pikiran atau perasaannya kepada orang lain melalui bahasa. Salah satunya dengan menulis karangan. Dengan menulis karangan siswa dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut. Menulis karangan bersifat produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis yang baik.
Menulis karangan memerlukan pengetahuan yang cukup luas karena pada dasarnya mengarang adalah menyusun ribuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat rangkaian kata-kata. Karangan dikatakan baik kalau bahasanya tersusun baik serta ide yang diuraikan berurutan dengan pilihan kata yang tepat. Dengan demikian, orang yang membaca karangan itu akan dapat memahami jalan pikiran dan perasaan pengarang.
Tujuan menulis karangan adalah pembaca dapat memahami jalan pikiran pengarang. Hal itu tidaklah mudah dicapai karena dalam proses pembelajarannya pastilah dijumpai banyak permasalahan. Salah satu permasalahan itu berupa kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh para siswa yang bila tidak segera diidentifikasi akan mengakibatkan kendala berkelanjutan
dalam
proses
pembelajaran
bahasa.
Apabila
hal
ini
terjadi
(belum
diidentifikasikannya kesalahan berbahasa secara tepat dan sistematis) dikhawatirkan terjadi ketidaktepatan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran bahasa tersebut.
Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Mempelajari sesuatu termasuk mempelajari bahasa tidak luput dari perbuatan kesalahan. Corder (dalam Ardiana, 1990:62) menguatkan pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari berbuat kesalahan. Semua orang yang belajar bahasa pasti berbuat kesalahan, mengingat bahwa kesalahan itu sumber inspirasi untuk menjadi benar.
Hubungan antara kesalahan berbahasa dan pengajaran bahasa itu sangat erat. Bahkan Tarigan (1990:67) mengatakan bahwa hubungan keduanya ibarat air dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup dan berada di dalam air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam pengajaran bahasa.
Setiap orang pasti membuat kesalahan. Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren dalam setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang dewasa yang telah menguasai bahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang mempelajari suatu bahasa dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada waktu mereka menggunakan bahasanya. Namun, jenis serta frekuensi kesalahan berbahasa pada anak-anak serta orang asing yang sedang mempelajari suatu bahasa berbeda dengan orang dewasa yang telah menguasai bahasanya. Perbedaan ini bersumber dari perbedaan penguasaan kaidah-kaidah gramatika (grammatical competence) yang pada gilirannya juga menimbulkan perbedaan realisasi pemakaian bahasa yang dilakukannya (performance).
Berdasarkan pengamatan awal, kesalahan yang perlu dianalisis mencakup kesalahan ejaan seperti ”Tuhan Yang Maha Kuasa” seharusnya ”Tuhan Yang Mahakuasa”, kesalahan pembentukan kata seperti ”Pak Rudi mengajar tata bahasa di sekolah kami” seharusnya ”Pak Rudi mengajarkan tata bahasa di sekolah kami, dan kesalahan keefektifan kalimat seperti ”Saya amat sangat sayang sekali ama ibuku” seharusnya ”Saya sangat menyayangi ibuku” .
Sehubungan dengan uraian di atas, maka diperlukan analisis kesalahan berbahasa pada karangan siswa. Dengan analisis yang berupa kesalahan ejaan, kesalahan pembentukan kata, dan kesalahan keefektifan kalimat diharapkan dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan pemberian penekanan, penjelasan dan praktik yang diperlukan, dan memberikan remedi dan latihan-latihan (Sudiana dalam Tarigan, 1990:103). Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis berusaha untuk meneliti kesalahan berbahasa pada karangan siswa di SDN 04 Sukajawa Tanjungkarang Barat Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kesalahan berbahasa pada karangan siswa kelas V SDN 04 Sukajawa Tanjungkarang Barat tahun pelajaran 2009/2010?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa pada karangan siswa kelas V SDN 04 Sukajawa Tanjungkarang Barat tahun pelajaran 2009/2010.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan manfaat praktis. a. Manfaat Teoretis Kajian ini dapat memberikan salah satu alternasi sumbangan terhadap perkembangan teori kesalahan berbahasa pada umumnya, khususnya teori penggunaan ejaan, teori pembentukkan kata, dan teori keefektifan kalimat. Hal tersebut terbukti dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa SDN 04 Sukajawa adalah penggunaan ejaan, ketidaktepatan pembentukkan kata, dan ketidakefektifan kalimat. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut. 1. Memberikan alternatif pengajaran kepada guru bahasa Indonesia mengenai kesalahan berbahasa pada karangan siswa SD. 2. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai penggunaan bahasa yang baik dalam menulis karangan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini melingkupi hal-hal sebagai berikut.
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 04 Sukajawa Tanjungkarang Barat tahun pelajaran 2009/2010. 2. Objek penelitian adalah kesalahan berbahasa pada karangan siswa. Adapun karangan yang dianalisis adalah karangan bebas. Hal ini dilakukan karena siswa kelas V SD belum dapat membedakan macam-macam karangan. Kesalahan yang akan diteliti mencakup a. kesalahan penggunaan ejaan; b. kesalahan pembentukan kata; dan c. kesalahan keefektifan kalimat yang meliputi pengaruh bahasa daerah, pengaruh bahasa asing, kerancuan, keambiguan, kemubaziran, ketidaktepatan makna kata, dan kesalahan nalar pada karangan siswa kelas V SD.