I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Tanggal 22 Agustus 1991, ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada diambang kehancuran. Ini pertanda bagi mereka untuk segera bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan Chechnya. Tanggal 6 September 1991, sejumlah militan bersenjata berasal dari Kongres Nasional Rakyat Chechen yang dibentuk oleh seorang jenderal muslim mantan anggota Angkatan Udara Uni Soviet bernama Dzhokhar Dudayev, memimpin gerakan untuk menggulingkan pemerintahan komunis konservatif yang berada di Grozny. Kelompok militan bersenjata yang dipimpin Dzhokhar Dudayev kemudian membentuk pasukan Garda Nasional Chechnya, dan mengumumkan bahwa Republik Otonomi Chechen-Ingush secara resmi telah dibubarkan. Sebagai gantinya, Dudayev bermaksud ingin menjadikan Chechnya sebagai negara yang merdeka, lepas dari Uni Soviet. Pada tanggal 27 Oktober 1991, Dzhokhar Dudayev memenangkan pemilu dengan meraih suara mayoritas rakyat Chechnya. Dudayev pun kemudian dilantik menjadi presiden Chechnya.
Runtuhnya Uni Soviet secara resmi berlangsung pada tanggal 8 Desember 1991. Bendera Uni Soviet diturunkan dan dikibarkanlah bendera Rusia. Runtuhnya negara adidaya tersebut membuat banyak negara bagian Uni Soviet ingin melepaskan diri dan menjadi negara yang merdeka. Salah satunya adalah Chechnya. Pasca Chechnya memproklamirkan kemerdekaannya, Rusia tidak mengakui kedaulatan dari Chechnya. Hal ini memicu terjadinya Perang Chechnya I. Rusia pun melancarkan invansi militernya ke Chechnya untuk merebut kembali wilayah Chechnya sebagai bagian dari wilayah kekuasaannya. Chechnya yang pada saat itu mendapatkan serangan dari Rusia tentu tidak menerima begitu saja, maka terjadilah peperangan yang disebut Perang Chechnya I. Keputusan untuk menyerang dan mengembalikan konstitusi di Chechnya oleh Presiden Yeltsin awalnya ditentang keras oleh beberapa pihak, baik dari dalam negara Rusia mau pun Chechnya. Banyak pejabat di lembaga militer dan pemerintahan Rusia yang menentang keras peperangan yang dilancarkan oleh pemerintah Yeltsin di wilayah Chechnya tersebut. Deputi Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Boris Gromov (mantan komandan pasukan Soviet selama Perang Afganistan), mengundurkan diri dan menyebut invansi Rusia ke Chechnya (Ari Subiakto, 2010; 33). Penentangan keras yang dilakukan oleh pejabat di lembaga militer dan pemerintahan Rusia itu seolah menjadi prediksi bahwa Chechnya dapat mengalahkan Rusia sama seperti ketika Afganistan mampu mengalahkan Rusia dalam Perang Afganistan. Penentangan keras tersebut tentu bukan tanpa alasan, tetapi karena berbagai sudut pandang yang mengatakan bahwa pengambilan keputusan Presiden Yeltsin tanpa perhitungan yang matang. Perhitungan yang tidak matang untuk memulai suatu peperangan dapat menciptakan suatu kondisi yang sulit bagi negara penyerang untuk menguasai negara lain yang diserang.
Untuk negara penyerang yaitu Rusia, persiapan yang tidak matang tentu dapat mempengaruhi kualitas pasukan dan suplai logistik. Sementara di pihak Rusia, kurangnya disiplin dan suplai logistik, serta buruknya kepemimpinan dan kualitas pasukan Rusia menunjukan ketidakmampuan mereka dalam mengalahkan para pejuang Chechnya, baik di dalam kota mau pun di wilayah-wilayah sekitarnya, terutama wilayah pegunungan. Sebagai contoh, pasukan Rusia butuh waktu hingga lebih dari 15 bulan hanya untuk merebut Bamut, sebuah desa kecil di sebelah barat laut kota Grozny, yang baru jatuh ke tangan pasukan Rusia pada tanggal 22 Mei 1996. (Ari Subiakto, 2010; 115). Berdasarkan data tersebut, kurangnya suplai logistik mampu mempersulit Rusia untuk menguasai Chechnya dan dapat menjadi salah satu faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia. Semakin menipisnya suplai logistik Rusia tentu akan membuat pasukan militer Rusia perlahan-lahan semakin melemah dan kelemahan pasukan militer Rusia tersebut akan mendukung kemenangan Chechnya. Besarnya pengaruh suplai logistik terhadap kemenangan perang disebutkan dalam buku Art of The War sebagai berikut: Peralatan berat dan pasokan. Ini semua dibutuhkan untuk misi peperangan. Tentu saja, semakin banyak dan semakin baik peralatan serta pasokannya maka peluangnya untuk menang semakin besar. Semua ini biasanya dipasok dari negeri asal. (Chow-Hou Wee, 2009; 273). Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor logistik memang sangat berpengaruh terhadap kemenangan perang. Semakin banyak dan semakin baik suplai logistik akan membuat peluang menang semakin besar dan apabila suplai logistik tidak tercukupi dengan baik tentu peluang menang semakin sedikit atau dengan kata lain kekalahan akan dapat tercipta. Tidak tercukupinya suplai logistik Rusia dengan baik tentu akan mendukung kemenangan perang bagi
Chechnya. Jadi, faktor logistik merupakan salah satu faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia. Persiapan tidak matang yang dilakukan Rusia juga memunculkan kritikan dari Gromov, Deputi Menteri Pertahanan Rusia dalam buku Hubungan Sipil-Militer dan Konsolidasi Demokrasi: Pengalaman Afganistan seharusnya memberi pelajaran bagi kita, dan memang demikianlah adanya. Secara khusus, (kita harus belajar) bahwa karakteristik khusus dari kawasan-historis, religius, geografi, meteorologi, dan sebagainya-harus dipertimbangkan sebelum memutuskan operasi militer. (Dalam kasus Chechnya) hal semacam ini tidak dilakukan. Yang tampak di permukaan adalah bahwa keputusan untuk mengintervensi tersebut dibuat secara mendadak. (Larry Diamond dan Marc F. Plattner, 2000; 186-187). Terlihat bahwa Rusia tidak memperhitungkan secara matang berbagai aspek, termasuk aspek geografis, sehingga faktor geografis Chechnya muncul sebagai salah satu faktor pendukung kemenangan Chechnya. Tampaknya Rusia telah salah memilih keputusan untuk memulai peperangan di wilayah Chechnya. Beberapa bagian wilayah Chechnya tertentu yang menjadi medan peperangan berperan sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya. Sementara di pihak Rusia, kurangnya disiplin dan suplai logistik, serta buruknya kepemimpinan dan kualitas pasukan Rusia menunjukan ketidakmampuan mereka dalam mengalahkan para pejuang Chechnya, baik di dalam kota mau pun di wilayah-wilayah sekitarnya, terutama wilayah pegunungan. Sebagai contoh, pasukan Rusia butuh waktu hingga lebih dari 15 bulan hanya untuk merebut Bamut, sebuah desa kecil di sebelah barat laut kota Grozny, yang baru jatuh ke tangan pasukan Rusia pada tanggal 22 Mei 1996. (Ari Subiakto, 2010; 115). Berdasarkan data tersebut, kalimat yang menyatakan buruknya kepemimpinan dan kualitas pasukan Rusia menunjukan ketidakmampuan mereka dalam mengalahkan para pejuang Chechnya, baik di dalam kota mau pun di wilayahwilayah sekitarnya, terutama wilayah pegunungan, mengidentifikasikan bahwa
faktor geografis membuat pasukan Rusia sulit untuk menguasai Chechnya, sehingga faktor geografis berperan sebagai salah satu faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia. Para pejuang Chechnya sebagian besar adalah para milisi lokal dan para pejuang bersenjata yang datang dari desa-desa di sekitar kota Grozny. Ilias Akhmadov, salah seorang komandan pejuang Chenchen mengatakan pemerintah Chechnya. Mereka adalah dari Pasukan Garda Nasional Chechnya yang dibentuk oleh Presiden Dudayev. Sementara yang lainnya hanyalah para milisi lokal dan para pejuang bersenjata yang datang dari desa-desa di sekitar kota Grozny. (Ari Subiakto, 2010; 38-39). Bulan Desember tahun 1996, Perang Chechnya berakhir dengan kemenangan Chechnya atas Rusia. Jika dilihat dari personilnya, ternyata sebagian besar para pejuang Chechnya hanya lah milisi lokal dan para pejuang bersenjata yang datang dari desa-desa di sekitar kota Grozny. Sementara Rusia dilengkapi dengan senjata yang canggih dan pasukan militer yang profesional. Perbandingan kekuatan antara Chechnya dan Rusia bisa dilihat dalam buku berjudul Perang Chechnya yang ditulis oleh Ari Subiakto sebagai berikut: Sedangkan jumlah kekuatan militer pihak Rusia sendiri adalah sekitar 24.000 personil, di mana 19.000 personil di antaranya berasal dari angkatan Darat Rusia, dan 4.700 personil lainnya berasal dari pihak Kementrian Dalam Negeri Rusia ((MVD). Pasukan Rusia tersebut terdiri dari 34 batalyon, yaitu 5 batalyon infantry bermotor (motorized rifle), 2 batalyon tank, 7 batalyon lintas udara (airborne), dan 20 batalyon infantry MVD. Mereka dilengkapi dengan 80 tank, 208 ranpur lapis baja seri BMP, dab 182 pucuk meriam artileri howitzer dan mortar. Sekitar 90 helikopter tempur juga turut diperbantukan untuk mendukung kekuatan pasukan darat ini. (Ari Subiakto, 2010; 39). Jika dibandingkan antara Chechnya dan Rusia berdasarkan segala persiapan dalam Perang Chechnya I, tentu Rusia lebih unggul, akan tetapi hasil akhir dari Perang Chechnya I menyatakan bahwa Chechnya adalah pihak yang menang. Militan
Chechnya tentu memiliki sesuatu yang lebih, sehingga dapat mengalahkan pasukan Rusia yang unggul, baik di bidang persenjataan dan jumlah. Jadi, faktor militan pun muncul sebagai salah satu faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia. Berdasarkan latar belakang tersebut, ada 3 faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I tahun 1994-1996. Ketiga faktor tersebut yaitu faktor logistik, faktor geografis, dan faktor militan. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait dengan faktor geografis dan faktor militan sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Faktor logistik sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 2. Faktor geografis Chechnya sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 3. Faktor militan Chechnya sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 1.3 Pembatasan Masalah Agar masalah yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Faktor geografis Chechnya sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 2.
Faktor militan Chechnya sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah faktor geografis Chechnya dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 19941996. 2. Bagaimanakah faktor militan Chechnya dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 19941996.
1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui bagaimana faktor geografis Chechnya dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
2.
Untuk mengetahui bagaimana faktor militan Chechnya dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
1.5.2 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan skipsi ini adalah : 1. Dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai bagaimana faktor geografis dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 2. Dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai bagaimana faktor militan Chechnya dapat menjadi faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia dalam Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 3. Sebagai bahan tambahan materi Sejarah Dunia Kotemporer, khususnya yang membahas tentang sejarah Perang Chechnya I Tahun 1994-1996. 4. Dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Sosial pada umumnya dan Ilmu Sejarah pada khususnya tentang Perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Mengingat masalah tersebut cukup umum dalam penelitian untuk menghindari kesalahpahaman, maka
dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang
sasaran dan tujuan peneliti mencakup :
1. Objek Penelitian
: Faktor geografis dan faktor militan Chechnya sebagai faktor pendukung kemenangan Chechnya atas Rusia.
2. Subjek Penelitian
: Perang Chechnya I Tahun 1994-1996.
3. Tempat Penelitian
: Perpustakaan Unila dan Perpustakaan Daerah Lampung.
4. Waktu Penelitian
: Tahun 2011.
5. Bidang Ilmu
: Sejarah.