1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produktivitas padi di Indonesia mengalami penurunan disebabkan oleh jumlah areal penanaman padi makin menyempit. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit masih terkendala oleh iklim mikro yang tercipta di antara pertanaman padi. Dalam hal ini, dibutuhkan teknologi cara penanaman padi yang lebih inovatif yang dapat menambah produktivitas padi sekaligus mengendalikan organisme pengganggu tanaman padi.Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang baik dan benar melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan Sistem Tanam Jajar Legowo (Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi, 2011). Menurut Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi (2011) Sistem Tanam Jajar Legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari Sistem TanamTegel(penempatan tanaman terlihat seperti susun tegel rumah dimana sisinya sama misalnya 20 X 20 cm atau 25 X 25 cm) yang telah berkembang di masyarakat. Istilah legowo yang diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan dowo berarti memanjang.Menurut Imran dan Syafruddin (2005) Sistem Tanam Jajar Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar
1
2
rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir. Dengan Sistem Tanam Jajar Legowo, kelompok-kelompok barisan tanaman padi dipisahkan oleh suatu lorong yang luas dan memanjang. Jarak antar baris tanaman padi umumnya adalah 20 hingga 25 cm, lorong yang memisahkan antar kelompok barisan mencapai 40 cm hingga 50 cm. Besar kecilnya jarak antara baris dan lorong tergantung kesuburan tanah dan keragaan varietas padi yang ditanam. Tanah subur memiliki lorong yang lebih sempit sedangkan keragaan varietas berdaun lebat dan tinggi perlu lorong yang lebih luas. Kecamatan Glenmore merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang mendukung pencapaian Banyuwangi sebagai lumbung pangan nasional di Jawa Timur. Kecamatan Glenmore merupakan wilayah daratan tinggi yang dikeliling oleh lahan pertanian dan perkebunan. Luas lahan pertanian di Kecamatan Glenmore sebesar 5.905 hektar. Namun hanya sebesar 2.126 hektar luas lahan pertanian yang masuk dalam kelompok tani, dengan jumlah kelompok tani sebanyak 48 kelompok tani. Salah satu kelompok tani di Kecamatan Glenmore adalah Kelompok Tani Mina Sri Jaya yang terdapat di Desa Sepanjang. Secara terperinci data jumlah kelompok tani dapat dilihat pada Lampiran 1. Kelompok Tani Mina Sri Jaya merupakan kelompok tani yang menerapkan Sistem TanamJajar Legowo 2:1 sesuai rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2011. Kelompok Tani Mina Sri Jaya menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 sebagai sistem jarak tanamnya merupakan bentuk untuk mendukung mencapai target program Peningkatan
2
3
Produksi Beras Nasional (P2BN) dan mempertahankan Kabupaten Banyuwangi sebagai lumbung pangan nasional di Provinsi Jawa Timur. Luas keseluruhan lahan pertanian di Kelompok Tani Mina Sri Jaya sebesar 48 ha dengan jumlah anggota sebanyak 32 orang. Sejak tahun 2011 hanya sebesar 71,87% dari 32 anggota Kelompok Tani Mina Sri Jaya yang memiliki sikap positif untuk menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan perubahan produktivitas padi di Kelompok Tani Mina Sri Jaya sebesar 18% per tahunnya. Secara terperinci Data produktivitas padi di Kelompok Tani Mina Sri Jaya dapat di lihat pada Lampiran 1. Keberhasilan peningkatan produktivitas padi sebesar 18% per tahunnya tidak mempengaruhi 28,12% dari 32 anggota Kelompok Tani Mina Sri Jaya untuk mengadopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 sejak tahun 2011. Hal ini di pengaruhi oleh tingkat pengetahuan petani yang masih kurang terhadap adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Pengetahuan yang dimiliki petani masih rendah sehingga dapat menimbulkan persepsi lain terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1.Persepsi petani terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 antara lain pertama, apabila topografi lahan petani yang dimiliki bentuknya tidak beraturan dapat menyulitkan petani dalam proses pembuatan jarak tanam sesuai Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Kedua, proses pembuatan jarak tanam sesuai Sistem Jajar Legowo 2:1 memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga pengedok menolak untuk menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 tersebut. Ketiga, serangan hama padi lebih banyak daripada tanaman lainnya, sehingga petani memerlukan
3
4
pertimbangan kembali dalam mengadopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 tersebut. Sikap persuasi di Kelompok Tani Mina Sri Jaya terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 hanya sebesar 71,87%. Hal ini perlu di teliti lebih lanjut karena program Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 merupakan program yang dianjurkan pemerintah untuk diaplikasikan oleh petani.Selain itu Kelompok Tani Mina Sri Jaya sebagai pusat kajian pengengembangan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 dan Padi Hibrida oleh Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Glenmore. Sehingga penelitian ini untuk mengetahui tahapan proses adopsi, faktor-faktor adopsi dan tingkat adopsi petani terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di tahun 2015. Penelitian ini untuk mengetahui pada tahun 2015 jumlah petani yang mengadopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 mengalami peningkatan atau sebaliknya. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian tingkat adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 dilakukan di Kelompok Tani Mina Sri Jaya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana tahapan proses adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya? 2. Apa faktor-faktor yang mendukung tingkat adopsi Sistem TanamJajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya?
4
5
3. Bagaimana tingkat adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal pokok berikut ini.
1. Tahapan proses adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya. 2. Faktor-faktor yang mendukung tingkat adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya. 3. Tingkat adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya.
1.4
Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi pihak-pihak sebagai berikut. a. Bagi peneliti, agar dapat memahami lebih jauh tentang Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1, sehingga diharapkan dapat memberi masukan pengetahuan tentang Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 serta faktor-faktor yang mendukung
5
6
adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. b. Bagi peneliti lain, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang terkait dengan judul penelitian ini. c. Bagi mahasiswa dan mahasiswi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian mengenai tingkat adopsi suatu kelompok tani.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak sebagai berikut. a. Bagi pemerintah dan instansi yang terkait diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran agar tetap membina dan mengembangkan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di kelompok tani. b. Bagi Kelompok Tani Mina Sri Jaya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tolak ukur dalam mengadopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. c. Bagi petani dan masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengadopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1.
1.5
Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencangkup kajian mengenai tingkat adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Mina Sri Jaya Desa Sepanjang Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini berdasarkan aspek-aspek proses adopsi, faktor-faktor yang mendukung adopsi dan tingkat adopsi anggota
6
7
Kelompok Tani Mina Sri Jaya terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
7