I. PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang Informasi merupakan kebutuhan utama para investor di pasar modal. Informasi
yang relevan membantu investor untuk dapat menilai prospek kinerja emiten, sehingga investor memilki gambaran mengenai risiko dan expectedreturnatas dana yang telah diinvestasikan maupun yang akan diinvestasikan. Menurut teori efisiensi pasar (efficient market hypothesis), harga sekuritas di pasar modal mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia. Informasi yang diperlukan disini dapat berasal dari kondisi internal maupun kondisi eksternal emiten. Pada pasar modal yang efisien, pasar akan bereaksi cepat terhadap semua informasi yang relevan. Pergerakan ini umumnya ditunjukan dengan perubahan harga saham yang mengalami abnormalreturn,yaitu perubahan harga saham yang melebihi kondisi normal. Investor yang berinvestasi di pasar modal memiliki keyakinan bahwa pasar modal dapat meningkatkan kekayaannya, karena pasar modal menawarkan returnyang cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito perbankan dan memungkinkan investor untuk berinvestasi sesuai dengan preferensinya. Investor juga menyadari dengan melakukan investasi di pasar modal berarti akan berhadapan dengan risiko yang lebih tinggi untuk investasinya. Dengan demikian, merupakan hal yang wajar jika para investor mengharapkan returnyang tinggi dibandingkan jika berinvestasi di deposito atau obligasi yang risikonya lebih rendah. Returndan risiko memiliki hubungan yang positif, seperti yang tampak pada Gambar 1.
Sumber: Reilly dan Brown (2006) Gambar 1. Hubungan Returndan Resiko
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Penerbitan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Disisi lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal,harga saham selalu mengalami fluktuasi, yakni naik dan turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tersebut tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan, selayaknya komoditi pada umumnya.Apabila permintaan saham meningkat maka harga saham pun akan meningkat, dan sebaliknya jika penawaran saham meningkat maka harga saham akan menurun (ww.idx.co.id). Fluktuasi harga saham dapat terjadi sangat tajam, sehingga dapat membingungkan investor yang ingin berinvestasi.Selain investor, ada pula spekulator, yaitu investor yang berorientasi jangka pendek. Spekulator membeli saat harga saham jatuh dan menjualnya
kembali saat harga saham meningkat.Selain itu, spekulator juga dapat menjual pada saat harga saham turun dan membeli kembali saat harga saham lebih rendah dari sebelumnya. Fluktuasi harga saham sudah menjadi perhatian beberapa peneliti. Salah satunya adalah one day price drop, yaitu kejadian dimana harga penutupan suatu saham mengalami penurunan besar-besaran dari harga bukanya. Perubahan yang terjadi dalam waktu singkat mengindikasikan pemikiran investor yang tidak rasional. Hal ini terjadi karena investor terlalu sensitif atas masuknya suatu informasi baru ke pasar. Kejadian ini telah menjadi perhatian pihak Bursa Efek Indonesia. Pihak bursa efek sendiri telah mengeluarkan peraturan untuk membatasi penurunan harga saham dalam satu hari. Pembatasan fluktuasi harga saham maksimal 4 persen dalam satu hari oleh pemerintah pada tahun 1976 sampai dengan 1987 mengakibatkan pasar modal kurang bergairah, sehingga peraturan ini dicabut. Kemudian, pemerintah mengeluarkan JATS (Jakarta Automated Trading System) sejak tanggal 22 Mei 1995 untuk menggantikan pencatatan otomatis. Sistem ini juga secara otomatis melakukan auto reject pada saham yang mengalami penurunan harga besar-besaran dalam satu hari berdasarkan klasifikasi harga saham. Peraturan terakhir yang dikeluarkan adalah surat edaran tanggal 14 januari 2009. Dikutip dari www.idx.co.id,pembatasan dilakukan untuk melindungi investor dari informasi yang masuk ke pasar.Informasi yang masuk ke pasar kemungkinan hanya diketahui oleh sebagian investor, sehingga terjadi penjualan atau pembelian secara besarbesaran.Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan harga secara drastis.Pada saat terjadi perubahan harga secara besar-besaran,auto rejection systemsegera menegeluarkan saham
tersebut dari perdagangan dan akan kembali dimasukkan dalam perdagangan ketika harga saham tersebut kembali normal. Selama tahun 2005 sampai dengan 2010terjadi 3.191 kejadian one day price dropdi Indonesia yang melibatkan 408 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perinciannya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. One Day Price DropPeriode Januari 2005 Sampai Dengan Juli 2011 Tahun
1 2 3 42 31 69 2005 17 18 28 2006 36 26 24 2007 51 21 59 2008 37 31 32 2009 32 29 43 2010 215 156 255 Total Sumber: Bloomberg,2011
4 39 31 18 64 71 41 264
5 16 72 70 49 90 83 380
6 19 35 60 43 83 44 284
Bulan 7 26 21 46 52 60 60 265
8 56 21 140 46 46 42 351
9 21 21 28 95 32 25 222
10 28 15 37 175 48 52 355
11 14 28 34 59 41 50 226
12 32 34 35 42 51 24 218
Total 393 341 554 756 622 525 3191
Kejadian one day price dropdidominasi oleh sektor Trade Service, sektor Service & Investment sebesar 37,76 persen, sektorFinance sebesar 17,42 persen, sektorConsumer Goods
Industrysebesar13,73
persen,
sektorInfrastructure,
sektorUtilities
&
Transportationsebesar 13,63 persen, sektorProperty, Real Estate and Building Construction sebesar 11,47 persen, sektorAgriculturesebesar 5,67 persen, dan Mining 0,31 persen. Sementara kejadian paling banyak terjadi pada tahun 2008 sebesar 23,69 persen, tahun 2009 sebesar 19,49 persen, tahun 2007 sebesar 17,36 persen, tahun 2010 sebesar 16,45 persen, tahun 2005 sebesar 12,32 persen, dan tahun 2006 sebesar 10,69 persen. Banyaknya kejadian pada tahun 2008 disebabkan oleh krisis subprime mortgage yang terjadi di Amerika dan didominasi oleh sektor Trade Service, Service & Investment. Pergerakan harga saham BFI Finance Indonesia Tbk sepanjang tahun 2011 dengan menggunakan candlestick chartdisajikanpada Gambar 2. Kejadian oneday price dropditunjukan dengan pola long body pada candlestick yang berwarna hitam. Selama
selama periode Januari 2011 sampai Agustus 2011 ditemukan tiga kejadian one day price drop pada BFI Finance Indonesia TBK, yaitu pada tanggal 17 Januari 2011, 21 Februari 2011 dan 25 Maret 2011.
Sumber :www.idx.com (diolah) Gambar 2.Pergerakan harga saham BFI Finance Indonesia (Jan 2011- Agust 2011)
Dengan menggunakan analisis teknikal, para trader yang berorientasi jangka pendek meyakini bahwa candlestick yang memiliki pola long body maka saat itu merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan penjualan atau pembelian. Dengan melihat fenomena ini maka para trader kemungkinan besar motivasinya untuk mendapatkan abnormalreturnpada saat tersebut.Long body terjadiapabila harga buka mengalami penurunan secara besar-besaran pada satu hari perdagangan. Perilaku overreaction dari investor juga dapat dilihat pada saat harga IHSG disuspend setelah mengalami penurunan tajam dalam satu hari perdagangan dari menjadi 1.451,67. Penurunan ini diakibatkan inestor bereaksi terhadap krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Akibat overreaction ini investor melakukan aksi jual beli sehingga IHSG tertekan. Beberapa hari setelah penuruana ini harga IHSG kembali ke posisi normal sebesar 1.555. Ada pembalikan pada hari kedua kemungkinan diakibatkan oleh
penyesuaian dari overreaction investor. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan besar overreaction juga bisa terjadi di pasar modal Indonesia. Para investor meyakini bahwa setelah terjadi penurunan besar-besaran maka akan diikuti dengan perubahan harga ke arah sebaliknya pada hari berikutnya. Hal ini sejalan dengan penelitian DeBont dan Thaler (1985), yang menguji pembalikan harga saham di pasar modal dengan mengajukan hipotesis bahwa perubahan ekstrim pada suatu harga saham akan diikuti dengan pembalikan dengan arah yang berlawanan. Artinya, para investor bereaksi secara berlebihan terhadap informasi harga saham tersebut, sehingga harga yang ditetapkan kemungkinan keliru. Setelah itu, pasar akan mengoreksi melalui pembalikan harga ke arah sebaliknya sampai tingkat keseimbangan di pasar kembali tercapai. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan fenomena one day price drop. Beberapa penelitian menjelaskan fenomena ini dengan menggunakan overreaction hypothesis. Hipotesis ini menyatakan bahwa investor pada dasarnya berekasi secara berlebihan terhadap informasi yang masuk ke pasar. Pelaku pasar akan menetapkan tarif yang tinggi jika informasi yang masuk dianggap positif, sebaliknya jika informasi negatif maka pelaku pasar akan menetapkan harga yang terlalu rendah. Ketika pelaku pasar menyadari bahwa telah terjadi reaksi berlebihan terhadap suatu informasi maka fenomena ini akan berbalik. Pembalikan ini ditunjukan dengan perubahan abnormalreturn. Fenomena one day price drop merupakan pembalikan harga yang bisa berlangsung dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Studi yang dilakukan oleh Bremer dan Sweeney (1991) menunjukan pembalikan dalam jangka pendek. Hasil penelitiannya menunjukan saham-saham yang one day price drop pada tingkat
returnmengalami abnormal positif tiga hari kemudian. Studi Atkins dan Dyl (1990) juga menunjukan pembalikan jangka pendek pada saham yang mengalami kenaikan yang signifikan dan terjadi pembalikan harga, tetapi pembalikan tersebut tidak signifikan setelah dimasukan biaya transakasi. Cox and Peterson (1994) juga menemukan adanya pembalikan setelah tiga hari one day price drop. Penelitian dilakukan di perusahaan dengan kapitalisasi besar dan perusahaan dengan kapitalisasi kecil.Studi ini menemukan bahwa derajat likuiditas menjelaskan pembalikan dalam jangka pendek,tetapi tidak menemukan bukti adanya hipotesis reaksi berlebihan. Terinspirasi dari penelitian yang dilakukan oleh Cox dan Peterson (2004), Yu dan Lesitikow (2011) melakukan pengamatan terhadap S&P 500 dan pesaingnya S&P600. Pengamatan dilakukan pada perusahaan yang mengalami one day price drop yang terdaftar di kedua indeks tersebut. Tujuan penelitiannya adalah melihat seberapa cepat informasi one day price drop di S&P500 dan S&P600diserap oleh pesaingnya. Persaingan dalam industri dapat terjadi secara contagion effect atau competitive effect.Studi Yu dan Leistikow jugamenunjukan bahwa contagion effek mendominasi persaingan S&P 500 dan S&P600. Lang dan Stulz (1992) mempelajari persaingan perusahaan dan mengukur abnormalreturndalam periode 11 hari. Studiini menemukan bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi, secara statistik contagion effectmendominasi pesaingnya. Di
lain
pihak,
ketika
perusahaan
dengan
financial
leverage
marketconcentrain tinggi secara statistik competitive effect mendominasi.
rendah
dan
Perbedaan kondisi makro ekonomi di berbagai negara dan berdasarkan penelitian sebelumnya melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk melihat abnormalreturnsetelah terjadi one day price drop di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Leistikow (2011) penelitian ini memfokuskan pada dua pengamatan utama. Pertama, Peneliti melihat abnormalreturnuntuk 41 hari pengamatan [-20,+20] setelah kejadian one day price drop. Berdasarkan Cox dan Peterson (1994),abnormalreturnsetelah kejadian dibagi ke dalam dua periode pengamatan, yaitu [+1,+3] dan [+4.+20] untuk melihat anomali pembalikan harga untuk menjelaskan fenomena market overreaction. Kedua,penulismembagi periode pengamatan berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Cox dan Peterson (1994) pada periode sebelum terjadinya crash dan sesudah terjadinya crash di BEI.
1.2
RumusanMasalah Efficient market hypotesis (EMH) merupakan salah satu terobosan dalam ilmu
keuangan yang diperkenalkannya oleh Fama (1970). Pasar yang dimaksud dalam EMH adalah pasar modal atau pasar uang. Menurut EMH, abnormalreturntidak akan diperoleh oleh siapapun setelah disesuaikan dengan risiko dengan metode perdagangan yang ada.Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasarmerupakan cermin dariinformasi yang ada. Penurunan harga secara besar-besaran merupakan bentuk informasi setengah kuat menurut EMH. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memeriksa penurunan harga saham harian secara besar-besaran. Beberapa penelitian menunjukan perubahan harga secara besar-besaran selalu diikuti oleh pembalikan harga dalam jangka pendek. Salah
satu perubahan harga yang terjadi adalah one day price drop, yaitu suatu peristiwa dimana harga saham mengalami penurunan secara signifikan dalam satu hari perdagangan kemudian diikuti pembalikan pada hari berikutnya. Beberapa penelitian menghubungkan perilaku ini dengan overreaction hypotesis. Berdasarkan uraian tersebut tersebut penulis tertarik untuk melihat: 1. Apakah terdapat kandungan informasi di sekitar one day price drop? 2. Apakah terdapat overeaction hypotesis di sekitar peristiwa one day price drop? 3. Apakah terdapat overeaction hypotesis di sekitar peristiwa one day price drop, pada periode sebelum krisis dan sesudah krisis subprime mortgage?
1.3
TujuanPenelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis kandungan informasi dan abnormalreturndi sekitar kejadian one day price drop. 2. Menganalisis overreaction hypotesis di sekitar kejadian One day price drop. 3. Menganalisis overreaction hypotesisdi sekitar kejadian one day price drop pada periode sebelum krisis dan sesudah krisis.
1.4
ManfaatPenelitian Manfaat yang diharapkandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut. 1. Bagipenulis,mendapatkanpengalamanpraktissertamengaplikasikanteori teoriilmukeuangan yang diperolehselamamasaperkuliahan.
2. Bagi investor, diharapkandapatmenjadibahanmasukanterkaitdenganone day price dropdanbias mengambilkebijakanmanajerialuntukberinvestasidengantepat. 3. Bagipembaca,
diharapkandapatmenambahkhasanahkeilmuan
bidangmanajemenkeuangan,
yang
di
berkaitandenganEfficientmarketHypotesis,
khususnyaone day price drop.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan event study untuk
mengetahui pengaruh dari one day price drop terhadap returnsaham. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan 2010. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang mengalami one day price drop sebesar 10 persen dalam satu hari perdagangan pada periode tersebut.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB