BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dalam pasar modal yang efisien, analisis teknikal tidak dapat digunakan untuk mendapat keuntungan karena harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi di masa lalu (misalnya laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (misalnya rencana kenaikan deviden tahun ini), maupun informasi yang bersifat pendapat yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi harga sekuritas sehingga investor tidak dapat memperoleh imbal hasil tidak normal (abnormal return). Abnormal return adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi. (Samsul 2006:275) Semanjak Fama (1970) mengemukakan hipotesis pasar efisien, muncul berbagai perilaku ketidakteraturan atau penyimpangan dalam pasar modal. Ketidakteraturan terus menerus hadir dan memberikan dampak yang cukup besar disebut sebagai anomali pasar (market anomaly). Dalam anomali pasar, hasil yang ditimbulkan berlawanan dengan hasil yang diharapkan pada posisi pasar modal efisien. Beberapa hal yang dianggap sebagai anomali antara lain bahwa return berhubungan dengan ukuran perusahaan (size effect), rasio nilai buku dan nilai pasar (book value to market value ratio), dan rasio laba terhadap harga (earnings to
Universitas Sumatera Utara
price ratio). Anomali jenis lain yang tidak berhubungan dengan faktor fundamental perusahaan melainkan dengan penanggalan dan musim dikenal dengan istilah anomali kalender (calendar anomalies). Secara umum, anomali pada kalender dapat diklasifikasikan menjadi : (1) Penerimaan atau pendapatan yang lebih tinggi di bulan Januari (January Effect); (2) Penerimaan yang lebih rendah di hari Senin dibandingkan hari-hari yang lain (Weekend Effect); (3) Pendapatan yang lebih tinggi di awal dan akhir bulan (Turn Of The Month Effect); (4) Pendapatan yang lebih tinggi menjelang libur (The Holiday Effect). Di negara-negara Barat dikenal beberapa liburan yang mengakibatkan pasar bursa istirahat, yaitu: Hari Buruh (Senin pertama bulan September), Memorial Day (Senin terakhir bulan Mei), Hari Kemerdekaan, Hari Thanksgiving (Kamis ke empat bulan November), Natal, dan Tahun Baru. Di Indonesia, pada Tahun 2009 kalender bursa mencatat beberapa libur antara lain: Januari
1
Tahun Baru Masehi
2
Cuti Bersama Tahun Baru Masehi
26 Maret
9 26
April
9
Tahun Baru Imlek 2560 Maulid Nabi Muhammad SAW Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1931 Cuti Bersama Pemilu 2009
10
Wafat Yesus Kristus
Mei
21
Kenaikan Yesus Kristus
Juli
8
Cuti Bersama Pemilu Presiden 2009
Universitas Sumatera Utara
20
Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Agustus
17
Hari Kemerdekaan RI
September
18
Cuti Bersama Sebelum Hari Raya Idul Fitri
21–23
Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriyah
November
27
Idul Adha 1430 Hijriyah
Desember
18
Tahun Baru 1431 Hijriyah
24
Cuti Bersama Sebelum Hari Raya Natal
25
Hari Raya Natal
31
Libur Bursa
Fenomena Holiday Effect di Indonesia bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi di Wall Street. Jika di Wall Street menjelang masuk libur akhir tahun atau menjelang berakhirnya tutup buku yang bersamaan dengan tutup tahun, fund manager sengaja melakukan pembelian saham agar harga saham naik dan nilai portofolionya menjadi indah. Sebaliknya di Indonesia, selain transaksi perdagangan sepi, juga telah terjadi penurunan kinerja di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di awal pekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada posisi 1075,9 dan pada akhir pekan ditutup pada posisi 1058,3 atau turun 1,6%. Penelitian yang dilakukan pada BEI dalam kurun waktu antara 1998 sampai 2003, umumnya menunjukkan sesudah libur hari raya Idul Fitri, kinerja bursa sedikit membaik dibandingkan sebelum libur. (Suara Merdeka Online, Ekonomi, 31 Okt 2005)
Universitas Sumatera Utara
Grafik 1.1
Sumber : www.idx.co.id (diolah). Grafik 1.1 menunjukkan pergerakan IHSG Desember 2008. Pada tanggal 17 Desember 2008 IHSG berada sedikit diatas 1350 kemudian semakin mendekati libur Natal IHSG semakin menurun. Fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi infromasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi baru dan harga saham itu unpredictable. Perkiraan harga saham esok dapat dilakukan pada hari ini berdasarkan informasi hari ini, tetapi tidak menjamin kebenarannya. Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus di antara para investor dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi. Rentang harga pasar yang lebar mengindikasikan bahwa harga pasar tidak mencerminkan semua informasi yang diperoleh investor atau dengan kata lain, pasar tidak efisien. Dalam pasar yang efisien, fluktuasi harga sangat tipis. Perbandingan antara harga saham di pasar dan nilai intrinsik saham mencerminkan tingkat efisiensi pasar.
Universitas Sumatera Utara
Kecenderungan terjadinya koreksi pasar menjelang liburan disebabkan oleh penyebaran informasi yang tidak merata (asimetris information). Penjelasannya sebagai berikut. Perubahan atau naik turunnya harga saham di pasar selalu dipengaruhi oleh informasi yang penting dan relevan. Di hari libur—dimana pasar tidak ada transaksi—pelaku pasar khawatir ada perkembangan informasi yang bisa mengakibatkan
turunnya
harga
saham.
Karena
itu,
untuk
menghindari
ketidakpastian dan mengurangi resiko, pelaku pasar bersikap lebih baik tidak memegang saham saat liburan. Akibatnya mereka melepas saham sehingga harganya di pasar terkoreksi. Telaah teoritis dan beberapa penelitian empiris telah mencoba mengaitkan antara peristiwa hari libur tertentu dengan kinerja pada bursa efek. Dampak dari peristiwa hari libur kalender tertentu tersebut dinamakan Holiday Effect. Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan untuk mengetahui pengaruh dari peristiwa hari libur tertentu terhadap kinerja bursa antara lain perkembangan transaksi (volume) perdagangan, nilai maupun perkembangan harga saham. Perkembangan faktor-faktor itu dibandingkan selama periode pra libur dengan pasca libur. Jika ada perbedaan yang signifikan antarwaktu itu, maka dapat dikatakan hari libur kalender tertentu mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja bursa. Namun, penelitian seperti ini perlu dilakukan lebih intensif sehingga menghasilkan penjelasan yang lebih lugas dan bisa menjadi pegangan bagi pelaku pasar. Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Hari Libur Kalender (Holiday Effect)
Universitas Sumatera Utara
Terhadap Anomali Return Indeks Sektoral Saham Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari hari libur kalender (holiday effect) terhadap return indeks sektoral saham.”
C. Kerangka Konseptual Konsep dalam penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh holiday terhadap return indeks sektoral. Menentukan apakah return indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang dihasilkan mengikuti preferensi hari libur baik pra libur maupun pasca libur akan diuji dengan membandingkan return pada masingmasing hari sebelum libur ataupun sesudah libur terhadap hari perdagangan biasa. Yang dimaksud dengan hari libur adalah hari libur nasional dalam kalender nasional Indonesia, tidak termasuk hari libur kerja Sabtu dan Minggu. Holiday Effect
Pre Holiday (x1) Return Indeks Sektoral
Post Holiday (x2)
Gambar 1.1 : Kerangka konseptual Sumber : Marret dan Worthington (2007)
Universitas Sumatera Utara
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menerangkan fakta atau kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Tidak ada pengaruh pre holiday dan post holiday terhadap return indeks sektor. H1: Pre holiday berpengaruh terhadap return sektor. H2: Post holiday berpengaruh terhadap return sektor. H3 : Pre holiday dan post holiday sama-sama berpengaruh terhadap return sektor. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh hari libur kalender (Holiday Effect) terhadap return indeks sektoral saham. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi praktisi/investor, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi di sekitar periode liburan (holiday). b. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan dalam hal pengaruh event effect terhadap harga saham khususnya event holiday. c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penetapan
batasan
operasional
penelitian
adalah
untuk
menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan. Batasan operasional penelitian ini dibagi dalam: -
Objek dalam penelitian ini adalah indeks sektoral dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – Oktober 2009.
-
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah return indeks sektoral dan hari-hari libur tahunan dalam hal ini adalah libur Tahun Baru Masehi; Tahun Baru Imlek; Maulid Nabi Muhammad SAW; Hari Raya Nyepi; Wafat Yesus Kristus; Kenaikan Yesus Kristus; Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW; Hari Kemerdekaan; Hari Raya Idul Fitri; Idul Adha; Tahun baru Hijriyah; dan hari Raya Natal.
2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (X1) : Pre holiday. Dalam penelitian ini pre holiday adalah dua hari kerja sebelum hari libur (t2). Variabel ini akan diukur dengan dummy variabel untuk menandakan harihari pre holiday. (Dummy_Pre = 1). b. Variabel bebas (X2) : Post holiday.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini post holiday adalah dua hari kerja setelah hari libur (t+2). Variabel ini akan diukur dengan dummy variabel untuk menandakan hari-hari post holiday. (Dummy_Post = 1). c. Variabel dependen (Y): Return indeks sektoral Return sektor dapat dihitung berdasarkan data historis Rumus Dimana : Rt
= return indeks sektor A pada hari ke t
Pt
= closing index sektor A pada hari ke t
Pt-1 = closing index sektor A pada hari ke t-1
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan
situs
www.idx.co.id;
http://finance.yahoo.com;
www.duniainvestasi.com/bei. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober sampai Maret 2010.
4. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui media internet, jurnal, buku-buku referensi, surat kabar, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
5. Populasi dan Sampel
Universitas Sumatera Utara
5.1. Populasi Jumlah emiten yang terdaftar di BEI sampai dengan Desember 2008 adalah sebanyak 396 perusahaan yang dibagi atas 9 sektor yaitu : perkebunan; pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; properti dan real estate; infrastruktur, utilitas dan transportasi; keuangan; perdagangan, jasa, dan investasi. Tetapi yang menjadi populasi dalam penelitian ini bukan jumlah perusahaan melainkan adalah tahun sejak Bursa Efek di Indonesia berdiri yaitu tahun 1977 sampai dengan hari ini. 5.2. Sampel Yang menjadi sampel di penelitian ini adalah periode tahun yaitu Januari 2007 sampai Oktober 2009.
6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh BEI.
7. Teknik Analisis Data 7.1. Analsisi Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode untuk menggambarkan data yang dikumpulkan secara sederhana. Penyajiannya dapat berbentuk tabel atau grafik, termasuk juga perhitungan rata-rata, standar deviasi dan sebagainya. (Nasution
Universitas Sumatera Utara
2007: 118). Data yang telah dikumpulkan dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai variabel penelitian berdasarkan data. 7.2. Uji Asumsi Klasik Setelah data dianalisis, model regresi linear berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut : 7.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regreasi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data digunakan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 7.2.2. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahuinya dapat dilihat melalui Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Uyanto (2006:58) jika nilai VIF tidak lebih dari 5 maka model terbebas dari multikolinearitas.
7.3. Metode Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini akan menggunakan model regresi linear berganda yang memasukkan variabel dummy untuk menentukan apakah terdapat perbedaan antara return sebelum dan sesudah hari libur terhadap hari perdagangan biasa. Secara umum model regresi berganda dapat dirumuskan seperti persamaan berikut:
Universitas Sumatera Utara
Model yang digunakan untuk menganalisis informasi dalam penelitian ini adalah: Y = α + b1 Dummy_Pre + b2 Dummy_Post + ε Keterangan : Y = return indeks sektoral. α = konstanta b1, b2 = koefisien regresi Dummy_Pre = return indeks sebelum hari libur nasional 1 untuk hari libur nasional 0 untuk lainnya Dummy_Post = return indeks setelah hari libur nasional 1 untuk setelah hari libur nasional 0 untuk lainnya ε = error of term (variabel lain yang tidak diteliti)
7.4. Uji Hipotesis Jika model regresi sudah memenuhi syarat asumsi klasik diatas maka dilanjutkan dengan analisis hipotesis sebagai berikut: 7.4.1. Koefisien Determinan (R2) Pengujian ini digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase variabel bebas terhadap varians naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara 0 – 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel dependen, bila R2 semakin mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen. 7.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : H0 : b1, b2 = 0, artinya suatu variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel dependen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 7.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. H1 : b1, b2≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% H1 diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara