1
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka, pasar bebas dan perkembangan teknologi yang pesat; investor akan menjadi mudah mengakses pasar modal di seluruh dunia. Fakta menunjukkan bahwa pasar modal merupakan salah satu indikasi perkembangan perekonomian suatu negara sehingga mengisyaratkan betapa pentingnya pasar modal di suatu negara (Setyastuti, 2004). Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari salah satu indikator pasar modal yaitu saham. Saham adalah suatu bentuk penyertaan modal (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan (Bapepam, 1997). Perkembangan harga saham dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menanamkan investasi di pasar modal semakin besar. Meningkatnya harga saham dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa dari tahun ke tahun harga saham semakin meningkat tetapi pada Oktober 2008 harga saham mengalami penurunan yang sangat tajam. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis global. Penurunan harga saham ini tidak berlangsung lama karena memasuki tahun 2009 harga saham kembali meningkat.
2
Gambar 1.1. Pergerakan IHSG 3000 2500
Point
2000 1500 1000 500
Jul-09
Jan-09
Jul-08
Jan-08
Jul-07
Jan-07
Jul-06
Jan-06
Jul-05
Jan-05
Jul-04
Jan-04
Jul-03
Jan-03
Jul-02
Jan-02
Jul-01
Jan-01
Jul-00
Jan-00
0
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2010 (diolah).
Selain sebagai refleksi dari pasar modal, saham juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai komponen dalam transmisi moneter. Hal tersebut dijelaskan dalam Mishkin (1998) bahwa jika harga saham mengalami peningkatan maka pada akhirnya akan terjadi peningkatan pemberian kredit oleh bank. Dalam hal ini kredit merupakan salah satu unsur penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Meningkatnya produktivitas ini diharapkan dapat menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi yang pada akhirnya berimplikasi pada meningkatnya output nasional. Selain itu dalam penelitian Andriyani (2008), disebutkan bahwa dengan berlakunya bank lending channel di Indonesia menyebabkan pendanaan aktivitas ekonomi melalui penyaluran kredit perbankan semakin menguatkan posisi kredit sebagai salah satu instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen harga saham dan kredit bank (bank lending) sangatlah penting dalam sektor moneter.
3
1.2
Perumusan Masalah Mishkin (1998) menyatakan bahwa ketika terjadi ekspansi moneter yang
mendorong
peningkatan
harga
saham,
akhirnya
akan
mengakibatkan
meningkatnya pemberian kredit oleh bank. Berdasarkan teori tersebut, ternyata fakta yang terjadi di Indonesia memperlihatkan bahwa terjadi pergerakan yang searah antara pemberian kredit oleh perbankan dengan harga saham. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2. bahwa persentase pemberian kredit oleh bank sejalan dengan persentase indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta selama periode 2002-2009. Gambar 1.2. Pergerakan Pemberian Kredit dan IHSG 50,00 40,00 30,00 20,00
total kredit
10,00
ihsg Mei-09
Sep-08
Jan-08
Mei-07
Sep-06
Jan-06
Mei-05
Sep-04
Jan-04
Mei-03
Sep-02
Jan-02
Mei-01
Sep-00
Jan-00
0,00
Sumber : SEKI BI dan BEJ, 2010 (diolah)
Berdasarkan hal di atas, perlu dilihat lebih lanjut mengenai hubungan antara harga saham dan pinjaman bank. Maka dari itu, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah harga saham mempengaruhi pemberian kredit (bank loan)?
2.
Bagaimana pengaruh kredit perbankan terhadap sektor riil?
4
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui pengaruh dari harga saham terhadap pinjaman bank (bank loan) di Indonesia.
2.
Menganalisis pengaruh kredit perbankan terhadap sektor riil.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
berwenang sebagai referensi dalam menentukan kebijakan ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi para pembaca sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. Bagi penulis sendiri, penelitian ini merupakan wadah pembelajaran untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan riset replikasi yang mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Ibrahim (2006) yang bertujuan untuk menganalisis interaksi dinamis antara kredit dengan harga saham dan melihat apakah kredit mempunyai peran dalam menyalurkan guncangan di sektor keuangan ke sektor riil. Analisis data yang digunakan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM), namun pembahasan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hasil Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Data yang digunakan adalah total kredit bank umum, Consumer Price Index (CPI), nilai tukar, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) rate,
5
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Industrial Production Index (IPI). Periode penelitian dilakukan dari bulan Januari 2002 hingga Desember 2009.