BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Bodie et al. (2008), faktor determinan dari kebijakan portofolio adalah tujuan investasi yang terdiri atas kebutuhan akan investasi dan tingkat risiko, batasan-batasan investasi dan kebijakan-kebijakan. Pertimbangan akan tujuan dan batasan-batasan akan membawa investor menetapkan kebijakan investasi yang didalamnya meliputi alokasi aset, diversifikasi, posisi risiko dan pajak serta pendapatan yang diharapkan. Di antara semua kebijakan, yang paling penting adalah kebijakan alokasi aset untuk memutuskan proporsi dari total portofolio yang harus diinvestasikan dalam kategori aset kelas yang besar seperti saham, obligasi, deposito. Hal ini berlaku secara universal bagi setiap investor tidak terlepas petroleum fund Timor-Leste sebagai investor yang berorientasi jangka panjang. Petroleum fund Timor-Leste adalah dana cadangan negara yang didirikan pada tahun 2005 untuk menampung dan melakukan manajemen atas uang hasil eksplorasi celah Timor. Menyadari bahwa sumber daya alam berupa minyak akan habis ketika dieksplorasi, hasil eksplorasi sumber daya alam minyak wajib menjadi cadangan keuangan negara yaitu petroleum fund.
Didirikannya
petroleum fund untuk memberi kontribusi pada manajemen yang baik dalam mengelola dana hasil sumber daya minyak Timor-Leste demi kepentingan generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Petroleum fund menjadi alat kontribusi pada kebijakan fiskal yang sehat untuk kepentingan jangka panjang
1
warga negara Timor-Leste. Oleh karena itu, undang-undang menetapkan tata kelola petroleum fund melibatkan Bank Sentral Timor-Leste sebagai manajer operasional dalam melakukan manajemen investasi. Tujuan utama dari manajemen investasi petroleum fund adalah untuk mencapai tingkat keuntungan yang memungkinkan pemerintah dapat menarik 3 persen riil dari total kekayaan, guna pembiayaan anggaran belanja negara sementara menjaga nilai kapital yang riil. Untuk mencapai tujuan tersebut, investasi petroelum fund tidak terlepas dari kebijakan alokasi aset strategis. Pada awal pendiriannya, undang-undang menetapkan alokasi strategis 90 persen untuk investsi pada obligasi dan 10 persen pada saham internasional. Akan tetapi, dalam implementasinya mengingat kapasitas institusional dan sumber daya manusia yang masih terbatas, dan untuk memberi ruang dalam membangun kapasitas guna memonitor alokasi investasi yang lebih kompleks di masa mendatang, investasi awal 100 persen pada obligasi pemerintah Amerika Serikat. Diversifikasi secara gradual pada saham internasional baru dilakukan pada bulan Oktober 2010 dimulai dengan proporsi 4 persen alokasi investasi pada saham internasional dan 96 persen dari nilai total saat itu diinvestasikan pada obligasi pemerintah internasional. Undang-undang mengijinkan revisi strategi tersebut sesudah 5 tahun eksistensi, oleh karena itu tahun 2011 dilakukan amandemen undang-undang petroleum fund secara umum mengatur alokasi aset strategis yang baru, merumuskan 50 persen
investasi dapat dilakukan pada obligasi dengan
2
pendapatan tetap dan hingga 50 persen pada saham-saham internasional serta 5 persen investasi dapat dialokasikan pada investasi alternatif lainnya. Hal ini sebagai pedoman umum dalam merumuskan kebijakan alokasi aset selanjutnya untuk mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan. Menyadari akan pentingnya kebijakan alokasi aset dalam menjelaskan imbal hasil petroleum fund, seiring dengan berangsur-angsur pulihnya kembali pasar saham internasional sesudah krisis keuangan global 2008 dan sesudah amandemen undang-undang,
proporsi
alokasi
pada saham-saham
ditingkatkan dengan penambahan saham internasional
internasional
terus
secara gradual hingga
mencapai target 40 persen investasi pada saham internasional periode Juni 20141. Dari berbagai penelitian yang dilakukan dalam periode waktu yang berbeda pada reksa dana yang berbeda seperti diuraikan lebih lanjut pada bagian keaslian penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa kebijakan alokasi aset sangat berpengaruh signifikan pada imbal hasil portofolio. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Brinson et al. (1986), tentang determinan kinerja menyimpulkan bahwa 93,6 persen
variasi-variasi return portofolio dijelaskan
oleh variasi-variasi kebijakan alokasi aset. Sementara itu Iboston dan Kaplan (2000), dalam penelitiannya tentang apakah kebijakan alokasi aset menjelaskan 40 persen , 90 persen atau 100 persen
kinerja, menyimpulkan bahwa sekitar 90
persen variasi imbal hasil antarwaktu dijelaskan oleh variasi-variasi kebijakan alokasi aset tetapi hanya menjelaskan 40 persen variasi imbal hasil antardana. Secara agregat 100 persen imbal hasil dijelaskan oleh variasi kebijakan alokasi 1
Notulen rapat Investment Advisory Board, 15 Juni 2012, tentang aset alokasi, tersedia di http://www.bancocentral.tl/Download/IAB/Minutes_IAB_2012_41.pdf
3
aset. Penelitian Wallick et al. (2012), menyimpulkan bahwa kebijakn portofolio indeks secara rata-rata imbal hasilnya lebih tinggi dan volatilitasnya rendah daripada manajemen aktif. Penelitian yang dilakukan oleh Baars et al. (2013), menyimpulkan bahwa tingkat imbal hasil jangka panjang ditentukan oleh kebijakan alokasi aset. Sementara itu Sari (2012), meneliti tentang kebijakan alokasi aset, kinerja manajer investasi dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia menggunakan metode regresi, menyimpulkan bahwa variasi kebijakan alokasi aset berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Masih banyak lagi penelitan lain seperti diuraikan
pada bagian keasllian penelitian menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh signifikan dalam menjelaskan kinerja suatu reksa dana. Dari berbagai temuan penelitian tersebut dan pendapat umum bahwa variasivariasi variabel imbal hasil dapat secara signifikan dijelaskan oleh variasi-variasi kebijakan alokasi aset atau yang sering disebut alokasi aset strategis. Penulis berpendapat bahwa kebijakan alokasi aset sangatlah penting bagi seorang investor sebelum memulai kegiatan investasinya. Kebijakan alokasi aset merupakan alat untuk diversifikasi guna meminimalkan risiko investasi. Oleh karena kebijakan alokasi aset sangatlah memegang peranan penting dalam mencapai hasil investasi yang diharapkan dengan tingkat risiko yang diambil, maka para pembuat keputusan petroleum fund Timor-Leste menyadari dengan melakukan penyesuain alokasi aset secara gradual dimulai dari 4 persen saham pada akhir tahun 2010. Kegiatan penyesuain tersebut memunculkan
4
proporsi investasi pada obligasi pemerintah dan saham internasional masingmasing mencapai 65 persen dan 35 pada akhir tahun 2013. Proporsi kebijakan alokasi aset dan imbal hasil portofolio seperti terlihat dalam Gambar 1.1. Fixed Interest Weight
Equities Weight
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
Dez-13
Nov-13
Set-13
Out-13
Jul-13
Ago-13
Jun-13
Abr-13
Mai-13
Mar-13
Jan-13
Fev-13
Dez-12
Nov-12
Set-12
Out-12
Jul-12
Ago-12
Jun-12
Abr-12
Mai-12
Mar-12
Jan-12
Fev-12
Dez-11
Nov-11
Set-11
Out-11
Jul-11
Ago-11
Jun-11
Abr-11
Mai-11
Mar-11
Jan-11
Fev-11
0%
Sumber: Bank Sentral Timor-Leste, 2011--2013 Gambar 1.1 Proporsi Alokasi Investasi Pada Saham dan Obligasi Internasional
Gambar 1.1 menunjukkan pertumbuhan alokasi aset pada saham internasional masih mengambil proporsi yang kecil dari Januari 2011 dan secara gradual meningkat hingga mencapai 35 persen pada akhir 2013. Sementara itu, alokasi pada obligasi internasional masih menduduki proporsi yang besar hingga Desember 2013,
berada pada posisi sekitar 65 persen. Proporsi tersebut
menghasilkan imbal hasil portofolio seperti terlihat di Gambar 1.2.
5
Total Portfolio Return
Fixed Interest Portfolio Return
Equities Portfolio Return
10
5
0
-5
Dec-13
Oct-13
Nov-13
Sep-13
Jul-13
Aug-13
Jun-13
Apr-13
Ma y-13
Ma r-13
Ja n-13
Feb-13
Dec-12
Oct-12
Nov-12
Sep-12
Jul-12
Aug-12
Jun-12
Apr-12
Ma y-12
Ma r-12
Ja n-12
Feb-12
Dec-11
Oct-11
Nov-11
Sep-11
Jul-11
Aug-11
Jun-11
Apr-11
Ma y-11
Ma r-11
Ja n-11
Feb-11
-10
Sumber: Bank Sentral Timor-Leste, 2011—2013 Gambar 1.2 Petroleum Fund Portfolio Return (dalam persen )
Gambar 1.2 menunjukkan imbal hasil portofolio dan masing-masing kelas aset periode Januari 2011--Desember 2013. Terlihat bahwa imbal hasil total dan imbal hasil dari obligasi memiliki volatilitas yang rendah namun proporsi saham memiliki volatilias imbal hasil yang tinggi. Hal ini karena kontribusi imbal hasil obligasi pada total portfolio return masih dominan karena proporsi alokasi aset masih didominasi oleh obligasi. Oleh karena itu, volatilitas yang terjadi pada return saham masih mengambil porsi yang kecil dalam return total. Hasil penelitian terdahulu pada reksa dana lain oleh peneliti berbeda
6
menyimpulkan, bahwa variasi-variasi kebijakan alokasi aset menjelaskan sekitar 90 persen imbal hasil portofolio. Menurut Sari (2012), dalam penelitiannya pada reksa dana saham Indonesia menunjukkan hasil yang negatif tidak signifkan. Belum adanya penelitian pada petroleum fund Timor-Leste untuk menganalisis secara eksplisit, seberapa besar variasi variabel-variabel yang relevan dapat menjelaskan return portofolio petroleum fund Timor-Leste. Hal ini mendorong
penulis
untuk melakukan penelitian ini, selain meningkatkan
pengetahuan penulis juga memberi sumbangsih dalam merumuskan kebijakan alokasi aset petroleum fund di masa mendatang secara optimal guna mencapai hasil yang optimal dengan risiko yang dapat diterima.
1.2 Keaslian Penelitian Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Baars et al. (2013), Ristiandi (2013), Wallick et al. (2012), Sari (2012), Wibowo (2011), Idzorek, Morningstar Advisor (2010), Nurcahaya (2010), Xiong et al. (2010), Nurdianti (2010), Mulyana (2005), Adams at al. (2004), The Vanguard Group (2003), Iboston dan Kaplan (2000), Brinson et al. (1991, 1986), yang diuraian lebih detail di tabel 1.1, mayoritas menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset sangat berpengaruh pada imbal hasil atau kinerja portofolio. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan beberapa penelitian sebelumnya, karena memakai alat analisis regresi berganda. Akan tetapi, memiliki keaslian yang tinggi karena memasukkan variabel-variabel independen yang berbeda dan menggunakan data dan periode yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
7
1.3 Rumusan Masalah Berbagai penelitian terdahulu yang diacu dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset secara agregat berpengaruh siginifikan dalam menjelaskan kinerja suatu reksa dana. Perumusan masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah variasi-variasi return dari kebijakan alokasi aset pada saham dan obligasi, inflasi global dan kinerja manajer berpengaruh signifikan pada return portofolio petroleum fund Timor-Leste. Permasalahan tersebut memunculkan pertanyaan yang penulis mencoba menjawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah variasi-variasi variabel return dari kebijakan alokasi asset berpengaruh pada return portofolio petroleum fund? 2. Apakah variasi varaibel tingkat inflasi global berpengaruh terhadap return portofolio petroleum fund? 3. Apakah variasi variabel kinerja manajer berpengaruh terhadap return portofolio petroleum fund? 4. Seberapa besar pengaruh variabel kebijakan alokasi aset, inflasi global dan kinerja manajer dapat menjelaskan return portofolio petroleum fund?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya dan seberapa besar pengaruh kebijakan alokasi aset, tingkat inflasi global, dan kinerja manajer terhadap return portofolio petroleum fund.
8
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh kebijakan alokasi aset, tingkat infalsi dan kinerja manajer pada return portofolio investasi petroleum fund. 2. Menjadi salah satu sumbangan informasi bagi para pembuat keputusan dalam merumuskan kebijakan alokasi aset untuk investasi di masa mendatang. 3. Menjadi referensi bagi penelitian di masa mendatang yang berkaitan dengan pengaruh kebijakan alokasi aset, tingkat inflasi dan kinerja manajer pada return portofolio dan manajemen investasi pada umumnya.
1.6 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian ini adalah Bab I, Pendahuluan mencakup latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II, Tinjauan Pustaka mencakup landasan teori, kajian penelitian terdahulu, kerangka penelitian serta model penelitian. Bab III, Metoda Penelitian mencakup desain penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional, metoda analisis data, uji kriteria ekonometrika, uji kriteria statistik dan hipotesis. Bab IV, Analisis Data mencakup deskripsi data, hasil uji akurasi instrumen dan pembahasan. Bab V Simpulan dan saran mencakup simpulan, batasan dan saran dari penelitian ini.
9