(SMA)
I Pendahuluan
S
adalah
mengembangkan
MA Negeri 1 Ambarawa merupakan
pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional,
satu-satunya SMA Negeri yang ada di
teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui
Ambarawa. SMA Negeri 1 Ambarawa
prosedur
terletak di JL. Yos Sudarso No.46.
pengikhtisaran,
transaksi
keuangan
Rentang
pengikhtisaran
transaksi
keuangan,
kelas
di
SMA
Negeri
1
pencatatan,
pengelompokkan,
Ambarawa yaitu X, XI, dan XII. struktur
penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
penafsiran perusahaan berdasarkan Standar
di SMA, ada tiga jurusan yang dapat
Akuntansi Keuangan (SAK).
dipilih oleh peserta didik, yaitu jurusan IPA, IPS dan Bahasa.
adalah
keuangan
dan
Mata pelajaran ekonomi akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
laporan
sekelompok
disiplin
membutuhkan keaktifan,pemahaman, dan ketelitian dalam pembelajarannya. Karena
akademis yang mempelajari aspek-aspek
itu
yang berhubungan dengan manusia dan
akuntansi
lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda
secara sistematis karena materi akuntansi
dengan
antara yang satu dengan yang lain saling
seni
dan
humaniora
karena
dalam
mata
pelajaran
pembelajarannya
dilakukan
menekankan penggunaan metode ilmiah
berkesinambungan.
dalam mempelajari manusia, termasuk
pembelajaran ekonomi akuntansi harus
metoda kuantitatif dan kualitatif. IPS
diselesaikan secara tuntas karena untuk
dibagi menjadi beberapa mata pelajaran
bisa mengikuti materi yang selanjutnya
salah satunya adalah ekonomi akuntansi.
peserta didik harus sudah benar-benar
Menurut Rudi Gunawan (2011:26) Tujuan
memahami
pendidikan IPS adalah untuk membantu
sebelumnya, dibutuhkan metode yang
tumbuhnya pola berfikir ilmuwan social,
tepat agar semua peserta didik dapat
mengembangkan
pengetahuan,
memahami dengan baik tentang materi
pemahaman, dan kemampuan analisis
yang diajarkan sehingga sesuai dengan
peserta didik terhadap kondisi social
harapan dan tujuan yang telah ditetapkan
masyarakat
oleh kurikulum. Menurut Mimin Haryati
dalam
rangka
membantu
tumbuhnya warga negara yang baik.
dan
Oleh
ekonomi
karena
menguasai
itu
materi
(2007:1) Kurikulum adalah seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan,
Fungsi mata pelajaran ekonomi akuntansi pada Sekolah Menengah Atas
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Menurut Hamzah B. Uno ( 2006:16) Hasil
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
pembelajaran adalah semua efek yang
Proses
pembelajaran
yang
diterapkan oleh guru ekonomi akuntansi di SMA
Negeri
menggunakan
1
Ambarawa
metode
adalah
konvensional.
Penerapan metode konvensional ceramah dilakukan dengan cara guru menjelaskan materi menggunakan LCD dan peserta didik hanya duduk, mendengarkan dan mengerjakan tugas yang di berikan guru. Proses
pembelajaran
seperti
ini
menyebabkan kegiatan belajar mengajar lebih terfokus pada guru dan kurang terfokus
pada
dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai
dari
penggunaan
metode
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi pada kompetensi dasar Mencatat
transaksi
mekanisme
debet
berdasarkan dan
kredit
memperlihatkan bahwa hasil yang dicapai oleh peserta didikkelas XI IPS – 4 dinilai kurang memuaskan. Hal ini terbukti dari sebanyak 17 dari 29 peserta didik berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu sebesar 75.
peserta
didik,
dan
kejenuhan
dalam
diri
Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
peserta didik, sehingga partisipasi peserta
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
didik di dalam kelas kurang aktif dan
sekolah, peserta didik dianggap kompeten
peserta
jika nilai hasil belajar pada kompetensi
mengakibatkan
didik
cenderung
menjadi
pasif.Aktivitas peserta didik dalam proses
dasar
pembelajaran ekonomi akuntansi masih
mekanisme debet dan kredit mencapai
tergolong rendah. Rendahnya aktivitas
nilai 75. Namun hasil belajar peserta didik
peserta
kurangnya
kelas XI IPS-4 hanya 12 peserta didik
keaktifan peserta didik pada saat proses
yang mencapai KKM, hal ini menunjukan
pembelajaran yang ditandai kurangnya
bahwa peserta didik belum sepenuhnya
perhatian
saat
memahami dan menguasai materi yang
mengikuti pelajaran, terbukti ada peserta
disampaikan oleh guru sehingga tujuan
didik yang mengantuk, berbicara dengan
pembelajaran
teman sebangku bahkan ada peserta didik
pembelajaran adalah suatu pernyataan
yang bermain handphone.
yang spesifik yang dinyatakan dalam
didik
disebabkan
peserta
Ketepatan
didik
pada
pemilihan
metode
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
Mencatat
transaksi
belum
berdasarkan
tercapai.
Tujuan
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk
tulisan
untuk
menggambarkan
hasil
belajar
yang
diharapkan.
pengalalaman-pengalaman seseorang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hal ini berarti pembelajaran
A. Teori Belajar Konstruktivisme Belajar
menurut
teori
kontruktivisme adalah kegiatan manusia membangun
atau
pengetahuan
dengan
menciptakan cara
mencoba
memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya.Belajar
merupakan
aktivitas yang dilakukan peserta didik untuk
mendapatkan
perubahan
dalam
dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Perubahan
tersebut
perubahan
dapat
berupa
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Menurut Agus Suprijono (2009:30) Gagasan kontruktivisme mengenai pengetahuan
dapat
dirangkum
sebagai berikut: 1. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan
kenyataan
kontruksi
melalui
kegiatan
subjek. 2. Subjek
membentuk
skema
kognitif, kategori, konsep dan struktur
berlaku jika berhadapan dengan
yang
perlu
untuk
dibentuk
dalam
pengetahuan. 3. Pengetahuan struktur
konsep
seseorang.
Struktur
konsep
membentuk
pengetahuan
jika
konsep
itu
diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran peseta didik harus aktif sehingga peserta didik menjadi pusat kegiatan belajar di kelas. Salah satu tokoh yang mencetuskan pendekatan
konstruktivisme
adalah
Vygotsky. Vygotsky, yang menekankan pada
konstruktivisme
kontruktivisme
menekan
sosial. pentingnya
lingkungan sosial dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi
kemampuan
dalam
belajar
kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan
pengubahan
secara
konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpatisipasi
dalam pencarian
pemahaman bersama. menurut Vygotsky, fungsi mental tingkat tinggi biasanya ada dalam percakapan atau komunikasi dan kerja sama di antara individu-individu (proses sosialisasi) sebelum akhirnya itu
berada dalam diri individu (internalisasi).
sendiri serta bekerjasama dengan orang
Oleh karna itu , pada seseorang berbagi
lain.”1
pengetahuan akhirnya
dengan orang lain, dan
pengetahuan
itu
menjadi
pengetahuan personal. Interaksi
sosial
dengan
lingkungan akan membuat pengetahuan yang
dimiliki
semakin
berkembang.
Peserta didiksaat mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan menangkap dengan alat inderanya dan mengolah menjadi
informasi
sehingga
interaksi
Ketidakmampuan anak untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang
membuktikan sangat
yang lebih dewasa
bahwa
penting
dalam
interaksi
sosial
perkembangan
kognitif. Bentuk dari interaksi tersebut dapat berupa komunikasi dan kerjasama antar individu. B. Pembelajaran
Kooperatif Mengerjakan
Think-Pair-Share, tugas
secara
individu
kemudian kelompok membuat pasangan untuk mendiskusikan hasil pengerjaan individunya, Kedua pasangan lalu bertemu untuk menshare hasil diskusinya. Menurut Anita Lie (2009:56) yang dilakukan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah :
dengan lingkungan sangat penting.
lain atau orang
Adapun proses metode Pembelajaran
1. Bekerjasama yang orang.
dalam
kelompok
beranggotakan Dimana
bersifat
empat
anggotanya
hiterogenitas
atau
beraneka ragam yaitu satu orang siswa
yamg
berkemampuan
tinggi, dua orang siswa yang berkemampuan sedang dan satu
Kooperatif
Tipe
Think Pair Share
orang
yang
berkemampuan
rendah.
Metode pembelajaran tipe Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Pembelajaran
2. Setiap siswa memikirkan dan menerjakan
tugas
tersebut
sendiri-sendiri
tipe ini memberi peserta didik untuk bekerja
3. Siswa berpasangan dengan salah
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
satu rekan dalam kelompok dan
metode think pair sharedapat digunakan dalam
berdiskusi secara berpasangan.
semua mata pelajaran dan untuk semua
4. Kedua pasangan bertemu kembali
tingkatan anak usia didik. “Menurut Anita Lie,
dalam kelompok berempat. Siswa
Teknik
mempunyai
belajar-mengajar
Think-Pair-Share
memberikan kesempatan untuk belajar
kesempatan
untuk
membagikan
hasil
kerjanya
kepada kelompok berempat. o Langkah-Langkah
Pembelajaran
Kooperatif Think Pair Share
Dengan
melihat
langkah-
langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share, peserta didik dapat
Adapun langkah-langkah yang
memperoleh banyak manfaat, diantaranya
dilakukan dalam proses pembelajaran di
peserta didik mendapatkan informasi dari
SMA Negeri 1Ambarawa, Kelas XI IPS-4
pasangannya dan kelompoknya. Setiap
dapat digambarkan sebagai berikut :
peserta didik dapat berperan aktif dan
Langkah 1. Pembagian Kelompok dan Pembagian Tugas
dapat meningkatkan hasil belajar serta daya ingat karena saling mengajarkan materi yang sudah dipelajari, khususnya
Peserta didik yang berjumlah 29
Ekonomi Akuntansi.
dibagi menjadi 7 kelompok, Masing-
Tipe Think pair share, guru
masing kelompok terdiri 4 peserta didik
menentukan anggota kelompoknya supaya
yaitu A,B,C dan D dan satu kelompok
merata. Selain itu, guru juga menentukan
terdiri 5 peserta didik Selanjutnya, masing-
siapa yang menjadi pasangan kelompok.
masing peserta didik mengerjakan tugas
Hal ini dilakukan untuk mengurangi
secara individu.
kegaduhan
dalam
kelas,
misalnya
memperebutkan pasangan. Karena jika
Langkah 2. Berpasangan
tidak ditentukan oleh guru, biasanya Pada tahap 2 , peserta didik
peserta didik bebas memilih sesuatu
berpasangan dengan salah satu rekan
dengan keinginannya sehingga terjadi
dalam kelompok dan mendiskusikan tugas
penyimpangan.
yang diberikan oleh guru.
C. Pembelajaran Akuntansi di SMA
Langkah 3. Kedua Pasangan Bertemu Pada tahap 3, kedua pasangan
Kurikulum
SMA
akan
mempersiapkan peserta didiknya untuk
bertemu dalam satu kelompok, pesera
mampu
didik memberikan informasi yang telah
dengan lebih mudah. Maka penjurusan di
didiskusikan
pasangannya,
SMA juga sangat erat kaitannya dengan
membagikan hasil kerjanya dan membuat
kelanjutan studi setelah SMA. Idealnya di
kesimpulan antara yang dibahas dengan
setiap
pasangannya dan kelompok.
sediakan, yakni IPA, IPS, dan Bahasa.
dengan
memasuki
SMA
Pandangan
ada
perguruan
tiga
sebagian
jurusan
peserta
tinggi
yang
didik,
orangtua,
bahkan
juga
guru
yang
menganggap kelas IPS itu kelas buangan, kelas sisa-sisa, kelas nomor dua, atau apa pun bahasanya adalah keliru besar. Tidak jaminan bahwa anak-anak yang masuk jurusan IPA masa depannya lebih cerah. Demikian juga sebaliknya, bukan berarti setiap peserta didik yang masuk jurusan IPS masa depannya akan suram dan calon generasi yang gagal.
3. Menerapkan
struktur
dasar
tahapan
siklus
Akuntansi. 4. Menerapkan
Akuntansi Perusahaan Jasa. 5. Menerapkan
tahapan
Akuntansi Perusahaan Dagang. 6. Menerapkan
tahapan
7. Menganalisis
laporan
keuangan.
IPA adalah istilah yang digunakan untuk menghimpum ilmu biologi, fisika dan kimia. Sementara IPS menghimpun ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Jurusan di SMA memilih ketika memasuki kelas XI. Tentu pilihan tersebut harus disesuaikan dengan talenta yang dimiliki, yakni minat dan bakat peserta didik. Selanjutnya dipertimbangkan secara kemampuan akademisnya sewaktu di kelas X. barulah kemudian ditetapkan pilihan jurusan di kelas XI, IPA atau IPS.
Pelajaran
melalui
Ekonomi Akuntansi di
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab
melalui
prosedur
pencatatan,
pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan sampai penyusunan laporan keuangan. Meskipun SMA diprioritaskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, tapi setidaknya sudah dibekali oleh skill atau ketrampilan.
adalah kompetensi yang harus dikuasai setelah
metode
kuantitatif.
Pembelajaran akuntansi memiliki
Kompetensi dasar mata pelajaran
didik
siklus
Akuntansi Koperasi.
8. Menerapkan
peserta
siklus
proses
pembelajaran Akuntansi SMA, mencakup:
tujuan
mengembangkan
pengetahuan,
ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,pengelompokan, pengikhtisaran
1. Menganalisis akuntansi sebagai sistem informasi. 2. Menjelaskan pelaksanaan
transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan
dasar Akuntansi
perusahaan di Indonesia.
dan
menafsiran
perusahaan
hukum
bedasarkan Standar Akuntansi Keuangan
bagi
(SAK) dan memiliki fungsi membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu
menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip
dan memeriksa (to check ). Model
dan prosedur akuntansi yang benar, baik
pembelajaran kooperatif tipe think pair
untuk
sharedapat
kepentingan
melanjutkann
menaungi
kegiatan
pendidikan ke perguruan tinggi ataupun
pembelajaran tersebut. Ini akan terlihat
untuk terjun ke masyarakat, sehingga
saat peserta didik mengerjakan tugas
bermanfaat
dengan kelompoknya.
bagi
kehidupan
peserta
didikyang dapat dilihat dalam standar kompetensi
akuntansi
diperlihatkan
peserta
yang didik
III Metodelogi Penelitian
harus setelah
pembelajaran.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian Action
Melihat
tujuan
pembelajaran
dan
fungsi
akuntansi,
maka
tindakan
kelas/
Research
Classroom
(CAR).
Menurut
Suharsimi Arikunto ( 2007:3 ) Penelitian tindakan
kelas
merupakan
suatu
pembelajaran akuntansi memiliki nilai-
pencermatan terhadap kegiatan belajar
nilai esensial sehingga penting untuk
berupa sebuah tindakan yang sengaja
diajarkan kepada peserta didik. Setelah
dimunculkan
mempelajari
akuntansi
didik
kelas secara bersama.Penelitian terdiri dari
diharapkan
dapat
mengembangkan
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
ketrampilan sosial dan mengaplikasikan
langkah yaitu perencanaan, tindakan,
dalam kehidupan sehari-hari.
observasi dan refleksi.
peserta
Pembelajaran akuntansi dilakukan melalui
pendekatan
tuntas,
karena
dan terjadi dalam sebuah
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ambarawa yang beralamat di jalan Yos
pembelajaran Akuntansi merupakan suatu
Sudarso
siklus sehingga ketrampilan satu berkaitan
penelitian dilakukan pada bulan Januari
dengan ketrampilan yang lain dan lebih
tahun
mengutamakan
menggunakan enam teknik yaitu teknik tes,
pencapaian
melalui
No.46
2013.
Ambarawa.
Pengumpulan
Waktu
data
pelatihan langsung yang dialami peserta
observasi,
didik.
terstruktur dan dokumentasi. Analisis data Pelajaran
Akuntansi
mengenal
dilakukan
angket,
dengan
wawancara
cara
tidak
pengolahan
istilah latihan (training), dimana dalam
perhitungan data, mendeskrepsikan, dan
pelaksanaanya mengenal 4 langkah yang
membandingkan hasil dengan indikator
mendorong kegiatan belajar secara efektif,
ketercapaian baik pelaksanaan maupun
yaitu
hasil tes.
memperlihatkan
(to
show),
menjelaskan ( to tell ), mengerjakan (to do)
kembali dalam kelompok dan peserta didik
Prosedur Penelitian
mempunyai 1. Siklus I
membagikan
A. Perencanaan
kesempatan hasil
untuk
kerjanya
kepada
kelompok.
Setelah diketahui informasi tentang C. Observasi
siswa melalui penjajagan atau refleksi awal, tim peneliti melakukan analisis kurikulum
untuk
kompetensi dasar disampaikan dengan
menentukan
yang
kepada
dilakukan
agar
dapat
diketahui apakah proses belajar mengajar
akan
sesuai
didik
Observasi dilakukan terhadap peserta didik
pembelajaran
dan guru. Pengamatan dilakukan untuk
peserta
menggunakan
Observasi
dengan
skenario
mengetahui
tahap
melaksanakan kegiatan sesuai dengan
peneliti
dalam
guru
RPP.
kooperatif tipe Think Pair Share. Dalam perencanaan,
apakah
dalam
RPP.
sudah
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
skenario
Penelitian
ini
Pembelajaran / RPP
melibatkan dua observer, antara lain peneliti sendiri sebagai observer I dan Ibu
B. Pelaksanaan tindakan Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan
Wening, S.Pd. sebagai observer II yang
guru sebagai mitra kolaborasi berdasarkan
merupakan salah satu guru IPS SMA
RPP siklus 1 dengan model pembelajaran
Negeri 1 Ambarawa.
kooperatif tipe think pair share yang telah dibuat.
Langkah-langkah
D. Refleksi
dalam
pembelajaran tipe think pairshare yang
Tahap ini dilakukan untuk mengkaji
pertama adalah guru menyampaikan tujuan
apa yang telah terjadi atau yang tidak
pembelajaran yang ingin dicapai dalam
terjadi, yang telah dihasilkan maupun yang
proses pembelajaran dan memberikan
belum
apresiasi kepada peserta didik. Langkah
berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan
yang kedua, guru menyampaikan materi
untuk
dan membagi kelompok diskusi yang
tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti
berjumlah 4 peserta didik dan memberikan
sebagai pengamatan akan keberhasilan
tugas kepada setiap kelompok. Langkah
atau kegagalan dalam mencapai tujuan
ketiga, peserta didik berpasangan dengan
sementara. Hasil refleksi digunakan untuk
salah satu rekan dalam kelompok dan
memberi masukan hal-hal yang harus
berdiskusi dengan pasangannya. Langkah
diperbaiki pada siklus 2.
ke
empat,
kedua
pasangan
bertemu
dihasilkan
menentukan
selama
langkah
kegiatan
mencapai
2. siklus II
Data
ini
mengacu
pada
tindakan pertama yang telah dihasilkan. Informasi yang dihasilkan dari refleksi
kesimpulan
skor
≥
80%.
Indikator
yang
menyatakan aktivitas peserta didik adalahperhatian,
hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus 1.
bertanya,
menjawab, dan menanggapi. b. Peserta didik yang tuntas belajar
Siklus 2 dilaksanakan setelah kegiatan selesai
keberhasilan
didik dan guru sudah mencapai
Menyusun RPP perbaikan berdasarkan
B. Pelaksanaan Tindakan
Indikator
a. Rata-rata aktivitas belajar peserta
untuk membuat perencanaan siklus 2.
1
dengan
dikatakan berhasil bila:
siklus 1 merupakan data yang digunakan
Siklus
dianalisis
reduksi data, penyajian teks dan penarikan
A. Perencanaan Tindakan Perencanaan
dapat
dilaksanakan.
sudah lebih dari atau sama dengan
Guru
75%. Batas tuntas belajar 75
melaksanakan tindakan berdasarkan RPP
mengacu
perbaikan.
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
C. Observasi
kognitif
sudah sesuai dengan skenario dalam RPP.
Nasional
apabila
peserta
didik
mampu menguasai kompetensi atau
D. Refleksi
tujuan pembelajaran yang mengacu
Pada Siklus 2 refleksi dilaksanakan
pada KKM yang telah ditetapkan
setelah semua proses pembelajaran selesai
kurikulum sekolah, yaitu untuk
dilaksanakan dengan menganalisis lembar
ketuntasan individu 75, sedangkan
observasi dan hasil belajar. Jika tujuan pembelajaran
ketuntasan klasikal adalah 75%
mengalami
dari jumlah peserta didik yang
peningkatan yang signifikan maka peneliti
mengikuti tes.
dianggap berhasil. Sedangkan, jika tujuan pembelajaran
Standar
dikatakan mencapai tuntas belajar
mengamati jalannya pembelajaran apakah
dalam
ketetapan
Pendidikan, bahwa Peserta didik
Sama seperti siklus 1 observer harus
dalam
pada
tidak
mengalami
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
peningkatan yang signifikan maka peneliti dianggap tidak berhasil sehingga perlu membuat tindakan siklus berikutnya.
Hasil pengamatan
yang
diperoleh
dengan
dari
menggunakan
pembelajaran metode Think Pair Share pada siklus I adalah Hasil penelitian
kesiapan peserta didik dalam menerima
41,37% menjadi 10,34%, peserta didik
pelajaran pada siklus I menunjukkan
cukup aktif dari 31,03% menjadi 13,17%
bahwa 68,96% peserta didik telah siap
sedangkan peserta didik aktif mengalami
menerima pelajaran. Sedangkan 31,03%
peningkatan yang pada awalnya 17,24%
peserta belum siap menerima pelajaran.
menjadi 44,82%. Peserta didik
Hal ini disebabkan ada 11 peserta didik
aktif juga mengalami peningkatan yang
yang tidak membawa buku paket, tujuh
pada awalnya 10,34% menjadi 31,03%.
peserta didik tidak membawa buku catatan dan 18 peserta didik yang tidak membawa kalkulator. Pada
Hasil
belajar
siklus
sangat
1
ada
peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal Sebelum diterapkan metode
pertemuan
75%
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
peserta didik siap menerima pelajaran,
Share, ada 12(41%) peserta didik yang
sedangkan 25% belum siap menerima
telah mencapai KKM, dengan rata-rata
pelajaran
dari
kelas 59,86. Setelah diterapkan metode
29peserta didik yang tidak membawa
kooperatif tipeThink Pair Share, pada
buku paket,7 peserta didik
tidak
siklus 1 jumlah peserta didik yang telah
membawa buku catatan dan 14 peserta
mencapai ketuntasan minimal meningkat
didik tidak membawa kalkulator. Upaya
menjadi peserta didik (72,41%) peserta
yang
dengan
didik yang mencapai KKM, dengan nilai
mengenai
rata-rata 76,20. Hasil belajar peserta didik
pentingnya buku paket yang mendukung
telah meningkat, hal ini dikarenakan
untuk penugasan dan pemahaman materi
peserta didik merasa ada kebebasan dalam
yang diajarkan oleh guru dan guru juga
proses belajar mengajar, mereka bebas
menghimbau
didik
untuk menjawab, pertanyaan, bertanya,
sendiri-sendiri
dan menanggapi sesuai dengan metode
dikarenakan
dilakukan
memberikan
membawa
kedua
ada
8
adalah
penjelasan
agar kalkulator
peserta
untuk memudahkan dalam perhitungan. Hasil penelitian siklus 1 aktivitas meliputi perhatian,
bertanya, 1
menanggapi pembelajaran
menjawab
Berdasarkan hasil observasi siklus
dan
I yang merupakan siklus awal dalam
bahwa
penelitian tindakan kelas ini aktivitas
menggunakan
peserta didik kelas XI IPS–4 mengalami
menunjukan dengan
kooperatif tipe Think Pair Share.
metode think pair share peserta didik yang
peningkatan
kurang aktif mengalami penurunan jika
tercapai secara optimal atau belum sesuai
dibanding
dengan indikator keberhasilan sehingga
dengan
kondisi
awal
dari
aktivitas
namun
belum
perlu adanya perbaikan supaya mencapai
meningkat
hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil
namun belum optimal.
observasi kinerja guru pada siklus I
2. Pada
secara
saat
signifikan,
diskusi
tergolong baik dengan menunjukkan nilai
peserta
sebesar 74%. Guru sudah melaksanakan
memahami materi dan pada saat
langkah-langkah
pembelajaran
bertemunya dua pasangan dalam
kooperatif think pair share dengan baik,
satu kelompok suasana menjadi
namun
ramai,
dalam
guru
perlu
mengkomunikasikan
lebih
didik
kelompok
dengan
peserta
serius
didik
sangat
langkah-langkah
antusias menyampaikan materi
think pair share kepada peserta didik
yang telah didiskusikan dengan
karena sebelumnya peserta didik belum
pasangan ke kelompoknya dan
pernah
kedua
belajar
dengan
menggunakan
metode pembelajaran kooperatif
think
pasangan
saling
menanggapi dengan serius dengan
pair share. Guru juga perlu lebih spesifik
kata
dalam memberikan materi kepada peserta
peserta
didik, misalnya dengan memberi contoh
Meskipun
soal untuk dikerjakan bersama guru dan
tetapi peserta didik mempunyai
peserta didik.
aktivitas sehingga peserta didik
Berdasarkan
hasil
perolehan
pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Diskusi
lain
tanya
didik
jawab
antar
menjadi
aktif.
ruang
kelas
ramai
tidak ada yang jenuh/ mengantuk. 3. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I yaitu sebesar 72,41% dengan nilai terendah 55
kelompok, penugasan,
dan tertinggi 100 (lampiran 20).
bertemunya dua pasangan dalam
Hasil masih dibawah indikator
satu
keberhasilan
kelompok
untuk
belajar,
sehingga
mendapatkan dan membagikan
pada siklus II perlu ditingkatkan
hasil diskusi dengan kelompok
lagi.
dapat dilaksanakan peserta didik
diperhatikan dan ditingkatkan lagi
dengan baik, hal ini ditandai ada
pada siklus berikutnya adalah:
peningkatan aktivitas belajar yang
meliputi
perhatian,
Hal-hal
yang
perlu
Suasana kelas yang belum
bertanya,
terkendali, karena masih ada
menanggapi.
peserta didik yang kurang
menjawab,
dan
Meskipun
aktivitas
belajar
memperhatikan
selama
proses
pembelajaran
Hasil penelitian siklus II
aktivitas
berlangsung.
meliputi perhatian, bertanya, menjawab,
Peserta didik dan guru masih
dan menanggapi. peserta didik dalam
mengalami kesulitan karena
proses belajar mengajar telah meningkat.
belum terbiasa.
Perubahan dari siklus 1 ke siklus 2 peserta
Kurangnya kesiapan peserta
didik yang kurang aktif telah mengalami
didik
penurunan dari 10,34% menjadi 3,4%.
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Peserta didik yang beraktivitas cukup juga
Masih ada peserta didik yang
mengalami penurunan 13,79% menjadi
kurang
3,4%. Jumlah peserta didik aktif juga
menerima
rekan
kelompoknya.
mengalami peningkatan dari 44,82% pada
Pada siklus II pertemuan pertama,
siklus 1 menjadi, 48,27% pada siklus 2
kesiapan peserta didik dalam menerima
dan peserta didik sangat aktif mengalami
pelajaran
peningkatan dari 31,04% pada siklus 1
sudah
mencapai
89,65%
(lampiran 27). Hal ini dapat dilihat dari
menjadi 44,82% pada siklus 2.
jumlah peserta didik yang membawa
belajar peserta didik pada siklus 2 telah
buku paket ada 25 peserta didik. Semua
meningkat dengan baik dibandingkan
peserta didik membawa buku catatan
dengan siklus 1. bahwa peserta didik yang
dan membawa alat tulis sendiri-sendiri.
tuntas
Namun
kalkulator
(91,10%), dan yang tidak tuntas hanya 2
hanya 21peserta didik. Alasan peserta
peserta didik (6,89%). Rata-rata hasil
didik
belajar
yang
membawa
adalah karena mereka tidak
mencapai
peserta
27
peserta
didik
Hasil
didik
mengalami
memiliki kalkulator. Pada pertemuan
peningkatan dari 76,20 menjadi 80,86.
kedua, kesiapan peserta didik dalam
Dalam hal ini telah memenuhi target atau
menerima pelajaran meningkat menjadi
indikator yang telah ditetapkan
93,96%. Semua peserta didik yang
mencapai ketuntasan hail belajar sebesar
mengikuti pelajaran ekonomi akuntansi
75%.
pada hari itu hanya 2 peserta didik yang
V.
KESIMPULAN DAN
tidak membawa buku paket dan 5 peserta didik tidak membawa kalkulator. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II
terjadi
kesiapan pelajaran.
peningkatan peserta
didik
dalam
hal
menerima
yaitu
SARAN Berdasarkan permasalahan,tujuan, hipotesis tindakan, hasil tindakan dan hasil pembahasan
yang
telah
dipaparkan
penulis, maka dapat disimpulkan sebagai
72,41%peserta
didikdikategorikan
berikut:
tuntas
27,48%
1) Pembelajaran
dengan
dan
peserta
metode
didikdikategorikan tidak tuntas. Pada
kooperatif tipe think pair share dapat
siklus 2 terdapat 91,10% peserta
meningkatkan aktivitas belajar yang
didikdikategorikan tuntas dan 6,89%
meliputi,
bertanya,
peserta
menjawab, danmenanggapidikelas XI
tuntas.
perhatian,
didikdikategorikan
tidak
IPS-4 SMA Negeri 1 Ambarawa pada
Berdasarkan kesimpulan di
atas
kompetensi dasar mencatat transaksi
peneliti memberikan saran untuk dijadikan
bedasarkan mekanisme debet kredit.
bahan pertimbangan dan perhatian oleh
Siklus 1 terdapat 3 peserta didik
semua pihak, yaitu sebagai berikut:
(10,34%)dikategorikan kurang aktif dan
4
peserta
didik
1. Peserta didik
(13,79%)dikategorikan peserta didik
Penerapan model pembelajaran Think
cukup aktif, sedangkan peserta didik
Pair Share diharapkan dapat digunakan
yang dikategorikan aktif ada 13
sebagai masukan bagi peserta didik agar
peserta didik (44,82%) dan peserta
lebih meningkatkan aktivitas tidak hanya
didik dikategorikan sangat aktif ada 9
pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi
peserta didik (31,03%) pada kegiatan
melainkan pada mata pelajaran lain.
transaksi
2. Guru
bedasarkan mekanisme debet kredit.
Guru
terlihat hasil siklus 2 peserta didik
metode pembelajaran kooperatif tipe
yang dikategorikan kurang aktif ada 1
think pair share sebagai salah satu
peserta didik (3,4%), dikatagorikan
alternatif untuk meningkatkan keaktifan
cukup aktif ada 1 peserta didik
peserta didik dalam proses belajar
(3,4%),sedangkan
didik
mengajar sehingga dapat mengantarkan
dikategorikan aktif terdapat 14 peserta
pada kualitas pembelajaran yang sesuai
pembelajaran
didik(48,27%)
mencatat
peserta
danpeserta
didik
dikategorikan sangat aktif terlihat 13
dengan
bisa
menerapkan
dengan yang diharapkan, karena think pair share terbukti dapat meningkatkan aktivitas peserta didikdan meningkatkan
peserta didik (44,82%). 2) Pembelajaran
diharapkan
metode
kooperatif tipe Think pair share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, terlihat pada siklus 1 terdapat
hasil belajar peserta didik, sehingga memperoleh hasil yang optimal.
Daftar Pustaka
2007,
10) Sudjana, Nana, 2004, Dasar –
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
dasar Proses Belajar Mengajar,
Bumi Aksara.
Bandung, Sinar Baru Algesindo.
1) Arikunto,
Suharsimi,
2) Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008,
Teori
Belajar
dan
Hamzah
B,
Perencanaan
2006,
Pembelajaran,
Jakarta, Bumi Aksara. 4) http://sasterpadu.tripod.com/sas_st ore/akuntansi.pdfdi
unduh
25
november 2012, jam 17.32 5) http://tumbuh-kembanganak.blogspot.com/2013/02/metode pembelajaran-yang baik.html. 6) Lie,
Anita,
2005,
Learning
Cooperative
Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, Grasindo.
7) Mimin Haryati, 2007, Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta,Gaung Persada Press. 8) Rudi Gunawan, 2011, Pendidikan IPS
Filosofi
Konsep
dan
Aplikasi,Bandung, Alfabeta.
9) Rusman
,
2011,
Pembelajaran,
Model-Model
Raja
Grafindo,
Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Arikunto,
2007,
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.
Pembelajaran,Ar-Ruzz Media. 3) Uno,
11) Suharsimi