I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya memerlukan
bahan baku sebagai bahan utama dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Usaha untuk menyediakan bahan baku yang cukup untuk proses produksi tentu saja harus ditempuh dengan melakukan pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku supaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem pembelian yang baik, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Bahan baku adalah unsur-unsur yang belum diolah yang digunakan dalam proses pabrikasi (Simamora, 2000:547). Bahan baku (raw material) merupakan prioritas utama dan sangat vital bagi suatu industri dalam proses produksinya. Hal ini menjadikan banyak perusahaan melakukan berbagai metode untuk mengelola persediaan bahan baku. Perusahaan harus menentukan jumlah bahan baku yang optimal dengan maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya persediaan minimum (Asrori, 2010). Oka Jamur Bali adalah salah satu perusahaan yang memproduksi baglog jamur tiram di daerah Badung. Bahan baku yang digunakan oleh Oka Jamur Bali dalam memproduksi baglog adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan bahan baku utama dengan komposisi paling banyak mencapai 90% dan bahan penolongnya yaitu dedak, tepung jagung, gypsum, dan air. Bahan baku yang diteliti dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji kayu. Kegiatan perusahaan sangat erat hubungannya dengan kegiatan produksi. Kegiatan produksi dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar
1
2
terhadap permintaan baglog jamur tiram. Tentu dalam kegiatan produksi harus ada bahan baku. Bahan baku merupakan masalah yang sangat penting dalam dunia usaha. Berkaitan dengan kebutuhan pasar, tentu terdapat perusahaanperusahaan sejenis di daerah Badung yang juga berniat dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin hari semakin meningkat. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu: (1) PT Alam Bali Mushroom yang beralamat di Jalan Pasek II No. 3 Gang Jamur, Br. Pasek, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali; (2) Supermushroom yang beralamat di Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung; dan (3) Bapak Sri yang beralamat di Br. Tohpati, Bongkase, Abiansemal, Badung. Perusahaan yang mengolah baglog jamur tiram tidak hanya terdapat di daerah Badung melainkan ada juga dari Denpasar, Gianyar, Tabanan, dan Buleleng. Persaingan yang sangat ketat dirasakan oleh Oka Jamur Bali terdapat di daerah Badung karena daerah pemasaran yang dijangkau oleh perusahaan adalah sekitar daerah Badung dan Denpasar. Persaingan yang terjadi dengan perusahaan-perusahaan sejenis baik dari Badung maupun daerah lain, Oka Jamur Bali bertekad untuk menghasilkan produk-produk yang kualitasnya bermutu tinggi dengan harga yang bersaing. Masalah yang dihadapi oleh Oka Jamur Bali dilihat dari segi produksi yaitu antara pembelian dan penggunaan kurang stabil. Produksi baglog berfluktuasi sesuai dengan permintaan yang dilakukan oleh konsumen. Tingginya permintaan akan menyebabkan pembelian bahan baku juga akan semakin banyak. Perkembangan pembelian, penggunaan, dan produksi dapat dilihat pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Perkembangan Pembelian, Penggunaan, dan Produksi Baglog Jamur Tiram Tahun 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Pembelian (ton) 6 6,25 6,5 6,75 7 7,25 7,5 7,75 8 8,25 8,5 8,75
Penggunaan (ton) 6,1 7,3 6,2 7 6,8 6,5 7,75 7,6 7,7 7,5 7,8 7,9
Produksi (baglog) 10.167 12.167 10.333 11.667 11.333 10.833 12.917 12.667 12.833 12.500 13.000 13.167
Deviasi (kg) -100 -1.050 +300 -250 +200 +750 -250 +150 +300 +750 +700 +850
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa jumlah penggunaan serbuk gergaji kayu pada tahun 2014 berfluktuasi. Terkadang penggunaan serbuk gergaji kayu melebihi dari pembelian namun terkadang penggunaan lebih sedikit dari pembelian tersebut. Produksi baglog yang dilakukan perusahaan juga berfluktuasi. Data tersebut juga menunjukkan bahwa pola produksi yang diterapkan perusahaan adalah pola produksi bergelombang. Pola produksi bergelombang merupakan pola produksi dimana jumlah produksi untuk setiap satuan waktu yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama. Biasanya mengikuti pola penjualan. Produksi tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 13.167 baglog dan produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 10.167 baglog. Berdasarkan nilai minus pada data deviasi menunjukkan bahwa dalam kegiatan produksi diperlukan adanya persediaan. Oka Jamur Bali harus bisa mengatasi permasalahan mengenai persediaan yang meliputi berapa banyak harus memesan, kapan harus memesan, berapa
4
banyak persediaan maksimal yang seharusnya disimpan di gudang, berapa jumlah persediaan yang harus ada di gudang (safety stock). Tujuannya, agar persediaan tetap tersedia untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga, tapi diusahakan untuk meminimalisir jumlah stock karena inventory yang berlimpah akan berelevansi pada pemborosan biaya. Selama ini Oka Jamur Bali dalam kebijaksanaan pengadaan bahan baku hanya berdasarkan pada pengalaman atau data-data dari masa lalu, jadi belum menerapkan analisis pengendalian persediaan bahan baku. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bahan baku adalah menggunakan pendekatan metode Economic Order Quantity. Metode tersebut dapat menentukan berapa besar jumlah bahan baku dan kapan bahan baku seharusnya dipesan dengan tujuan dapat meminimalisir Total Inventory Cost. Mengingat pentingnya pengendalian persediaan bahan baku, maka hal itu yang menyebabkan penulis ingin menerapkan sistem pengendalian persediaan bahan baku. Tujuannya, untuk membantu memecahkan permasalahan dengan melakukan penelitian di perusahaan dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu di Oka Jamur Bali, Kabupaten Badung”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang disimpulkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimana pola pembelian bahan baku serbuk gergaji kayu di Oka Jamur Bali?
5
2.
Bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan di Oka Jamur Bali dilihat dari persediaan bahan baku yang ekonomis, persediaan pengaman, titik pemesanan kembali, dan persediaan maksimum?
3.
Berapakah efisiensi biaya persediaan bahan baku di Oka Jamur Bali Kabupaten Badung?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan perumusan masalah,
maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui. 1.
Pola pembelian bahan baku serbuk gergaji kayu di Oka Jamur Bali.
2.
Sistem pengendalian persediaan bahan baku yang efektif dilihat dari persediaan bahan baku yang ekonomis, persediaan penyelamat, waktu pemesanan kembali, dan persediaan maksimum bahan baku bagi Oka Jamur Bali Kabupaen Badung.
3.
Efisiensi biaya persediaan bahan baku perusahaan dalam menerapkan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang efektif.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi
berbagai pihak antara lain. 1.
Penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan latihan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kuliah pada Konsentrasi Pengembangan Bisnis, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.
6
2.
Oka Jamur Bali, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber dana dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menentukan besarnya kuantitas produksi yang ekonomis dengan biaya produksi yang efisien.
3.
Peneliti selanjutnya,
hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan serta diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian dilakukan di Oka Jamur Bali Desa Penarungan, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung. Oka Jamur Bali bergerak dibidang pengolahan bahan baku serbuk gergaji kayu menjadi baglog jamur tiram. Penelitian ini dibatasi bagaimana Oka Jamur Bali tersebut dalam menyediakan bahan baku serbuk gergaji kayu dalam pembuatan baglog jamur tiram yang berkualitas dibandingkan dengan perusahaan pesaing dengan produk yang sejenis. Penelitian ini difokuskan pada beberapa substansi penilaian yang meliputi: analisis Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), Maximum Inventory (MI), Reorder Point (ROP), dan Total Inventory Cost (TIC). Tujuannya adalah untuk membandingkan antara perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan metode analisis pengendalian persediaan bahan baku tersebut mana yang lebih dapat meminimkan biaya persediaan.