Pengaruh Pemberian Mulsa Plastik Hitam Perak Dalam Produksi Tanaman Cabai (Capsicum sp) (Leni, Seminar Program Studi Hortikultura Semester V, Politeknik Negeri Lampung. 4 November 2012)
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai merupakan tanaman yang rentan terhadap hama seperti hama thrips (Thrips Sp) dan Aphids yang mengakibatkan cabai mengalami kegagalan panen karena pertumbuhan terhambat dan tidak dapat berproduksi dengan optimal akibat serangan hama. Hama thrips (Thrips Sp.) panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga. Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut
akan
berubah
warna
menjadi
coklat
muda. Yang
paling
membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalikan hama thrips, tidak hanya memberantas dari serangan hama namun juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya. Aphids merupakan hama
yang dapat merusak tanaman
cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-
belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan. (Sriromaito.bptpsumut, 2011) Untuk menanggulangi tingkat serangan hama yang menyerang tanaman cabai dalam budidaya cabai, banyak fakor-faktor yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah pemberian mulsa plastik hitam perak. Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebgian atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut. (Waggoner et al., 1960) Penggunaan mulsa plastik sudah menjadi standar umum dalam produksi tanaman sayuran yang bernilai ekonomis tinggi, baik dinegara-nrgara maju maupun dinegara berkembang seperti Indonesia. Bahan-bahan utama penyusun mulsa plastik adalah low-density poly ethylene yang dihasilkan melali poses polimerisasi etilen yang menggunakan tekanan yang sangat tinggi. ( Lamont, 1993) Tanaman cabai yang menggunakan MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) pertumbuhannya lebih optimal dibandingkan dengan yang tidak menggunakan MPHP. Tanaman yang tidak menggunakan MPHP pertumbuhannya sangat kurang optimal dan banyak gulmanya yang dapat mengakibatkan persaingan dan pengambilan unsur hara serta rentan terhadap hama penyakit tanaman. (Komunikasi Pribadi, 2012).
Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak dalam produksi cabai bernilai ekonomis tinggi yang dapat meningkatkan kualitas hasil tanaman dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi usaha tani itu sendiri.
1.2 Tujuan
Budidaya yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman cabai dan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mulsa Plastik Hitam Perak pada tanaman cabai dalam mengendalikan hama pada tanaman cabai.
II.
ISI
2.1 Pembahasan
Tanaman yang menggunakan MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) mengahasilkan produksi lebih banyak sekitar 50% dibandingkan dengan yang tidak menggunakan MPHP (Komunikasi Pribadi, 2012) Secara umum penggunaan mulsa plastik hitam perak meningkatkan suhu rizosfir yang ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa (Fahrurrozi and Stewart, 1994 ; Fahrurrozi et al., 2001). Peningkatan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam perak lebih rendah dibanding dengan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam. Meskipun di daerah tropis, peningkatan suhu tanah relatif tidak diinginkan, tetapi peningkatan suhu tanah akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dalam menguraikan bahan organik yang tersedia (Fahrurrozi et al., 2001), sehingga terjadi penambahan hara tanah dan pelepasan karbon dioksida melalui lubang tanam.
Secara sederhana gulma dapat didefinisikan sebagai tanaman yang tumbuh pada tempat dan waktu yang tidak diinginkan. Mulsa plastik yang berwarna gelap sangat efektif dalam mengendalikan gulma (Fahrurrozi dan Stewart, 1994). Hal ini terjadi karena benih-benih gulma di bawah mulsa plastik hitam tidak memiliki akses terhadap cahaya matahari untuk berfotosintesis, sehingga gulma yang tumbuh akan mengalami etiolasi dan tumbuh lemah. Pertumbuhan yang lemah ini akan dipengaruhi dengan adanya suhu yang relatif panas dan kelembaban tanah yang tinggi. Panas yang basah memiliki efek mematikan yang lebih tinggi dibanding panas kering.
Hasil penelitian di
berbagai tempat menunjukkan bahwa penggunaan mulsa plastik hitam perak secara konsisten efektif menekan pertumbuhan gulma (Fahrurrozi, 1994). Peningkatkan hasil juga diduga berkaitan dengan kemampuan mulsa plastik hitam perak dalam mengurangi populasi aphid pada dedaunan tanaman cabai (Fahrurrozi, 1994). Pengurangan berkaitan fakta bahwa hampir 33 persen permukaan mulsa plastik perak memantulkan cahaya near ultra violet (Fahrurrozi dan Stewart, 1994), gelombang cahaya yang disukai oleh kebanyakan serangga. Serangga lain yang juga populasinya berkurang di pertanaman yang menggunakan mulsa plastik perak adalah thrips (Agrios, 1996). Penurunan populasi serangga ini juga berkaitan dengan peningkatan suhu akibat pantulan cahaya di sekitar permukaan mulsa dan pertanaman. Pada suhu antara 25 – 30o C perkembangbiakan aphid mengalami penghambatan. Pengurangan populasi serangga juga mampu mengurangi populasi patogen dan virus pengganggu tanaman (Mahrer, 1979). Hal ini terjadi karena serangga tersebut berperan sebagai vektor bagi patogen dan virus.
Penggunaan mulsa plastik terutama MPHP dalam produksi sayuran cabai bernilai
ekonomis
tinggi
dalam
hasil
produksi.
Pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman sesungguhnya merupakan hasil tanaman dalam memanfaatkan sumberdaya cahaya yang ada di atmosfir melalui proses fotosintesis. Warna permukaan mulsa plastik memiliki kemampuan dalam mengubah kuantitas dan kualitas cahaya yang dapat dimanfaatkan tanaman dalam melakukan pertumbuhannya. Mulsa plastik yang berwarna gelap sangat efektif dalam mengendalikan gulma. Mulsa plastik yang berwarna perak memiliki kemampuan memantulkan sekitar 33% cahaya matahari yang menerpa permukaannya. Pantulan cahaya ini mampu mengurangi efek pemanasan rizosfir dibawah permukaan plastik dan juga merupakan rentang cahaya yang disukai oleh serangga, sehingga serangga akan mengikuti arah pantulan dan meninggalkan pertanaman. Akibatnya populasi serangga misalnya aphids dan thrips dapat berkurang di zona pertanaman cabai.
III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
di atas maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemberian mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil produksi cabai 50% dibandingkan tanpa menggunakan mulsa plastik hitm perak.
2. Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi. 3. Peningkatan produktifitas tanaman cabai yang diproduksi dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak terjadi karena efek ganda lembaran plastik dalam memodifikasi lingkungan rizosfir tanaman dan lingkungan pertanaman sebagai akibat dari perubahan keseimbangan cahaya matahari yang menerpa permukaan mulsa plastik hitam perak. . DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Anonim. 2011. Hama Dan Penyakit Utama Pada Tanaman Cabai Serta Pengendaliannya. http//www. Sriromaito.bptpsumut Fahrurrozi, K.A. Stewart. 1994. Effects of mulch optical properties on weed gowth and development. HortScience 29 (6):54 Fahrurrozi, K.A. Stewart, S. Jenni. 2001. The early gowth of muskmelon in mini-tunnel containing a thermal-water tube. I. The carbon dioxide concentration in the tunnel. J. Amer. Soc. For Hort. Sci. 126:757-763. 4445 Mahrer, Y. 1979. Prediction of soil temperatures of a soil mulched with transparent polyethylene. J. Applied Meteorology. 18:1263-1267. Lamont, W. J. 1993. Plastic mulches for the production of vegetable crops. HorTechnology. 3 (1) : 35-38. Waggoner, P.E., P.M. Miller, and H.E. deRoo. 1960. Plastic mulching; Principles and benefits. Conn. Agr. Exp. Sta. Bul. 643. 44 pp.