I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan tradisional yang harganya lebih terjangkau dan memiliki efek samping minimal (Murti & Poerba, 2010). Tanaman obat dengan efek antioksidan, antiinflamasi dan antihistamin dapat memberikan sumber yang bermanfaat untuk komponen baru untuk obat tradisional dan memiliki efek samping minimal (Ogundipe et al., 2003).
Beberapa tanaman obat dipercaya memiliki khasiat antioksidan, antiinflamasi, antihistamin dan efek lain, salah satunya adalah kulit dari buah manggis (Chaverri, et al., 2008; Jung, et al., 2004; Santoso, et al., 2003). Namun sebagian besar orang menganggap bahwa kulit dari buah manggis hanya sebagai limbah dan tidak mengetahui khasiat dari kandungannya yang kaya akan antioksidan seperti senyawa xanthone yang merupakan turunan dari polifenol (Moongkandi, et al., 2004; Kristenses, 2005; Weecharangsan, et al., 2006; Hartanto 2011). Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel, 12 kali anggur dan 8,3 kali jeruk (Nugroho, 2012). Antioksidan sendiri merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisis radikal bebas
2
dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein dan lemak (Waji R.A & Sugrani A., 2009)
Radikal bebas dapat disebabkan obat yang berpengaruh terhadap sel normal, protein dan lemak salah satunya adalah rifampisin yang merupakan antibiotik semisintetik golongan makrolid dan obat yang mempunyai efek nefrotoksik yang cukup tinggi dibanding dengan obat antituberkulosis (OAT) lainnya, dengan angka kejadian nefrotoksik akibat rifampisin 1,8−16% dari semua kasus gangguan ginjal akut (GGA) (Bagiada & Primasari, 2010).
Obat-obat antibiotik dapat menginduksi kerusakan ginjal melalui berbagai cara antara lain dengan berkurangnya natrium dan air, perubahan pada aliran darah, kerusakan ginjal, obstruksi terhadap ginjal dan dapat merusak fungsi utama ginjal yaitu mengekskresi zat sisa yang sudah tidak dibutuhkan, diantaranya adalah ureum dan kreatinin (Chasani, 2007). Sehingga jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka kadar ureum meningkat dalam tubuh diikuti kreatinin, namun kreatinin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami peningkatan (Corwin J.E., 2009).
Berdasarkan kepopuleran dari kulit buah manggis yang memiliki antioksidan yang cukup tinggi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan uji terhadap efek ekstrak etanol kulit buah manggis (Gracinia mangostana Linn.) terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi rifampisin, menggunakan pelarut etanol karena paling efektif untuk ekstrak (Nugroho, 2011).
3
B. Perumusan Masalah
Meningkatnya kejadian nefrotoksik akibat dari pemberian rifampisin yang berdampak pada kadar ureum, kreatinin dan keefektifan ekstrak kulit buah manggis yang terbukti memiliki efek antioksidan membuat peneliti tertarik untuk meneliti serta merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan antara pemberian ekstrak etanol kulit buah manggis (Gracinia mangostana Linn.) terhadap tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin dengan tikus putih (Rattus novergicus) jantan yang hanya diinduksi rifampisin saja terhadap kadar ureum dan kreatinin? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pencegahan peningkatan kadar ureum kreatinin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin? 3. Pada dosis berapakah ekstrak etanol kulit manggis mempunyai efek maksimal sebagai antioksidan?
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh dari ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap kadar ureum kreatinin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. 2. Mengetahui perbedaan dari beberapa dosis ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap kadar ureum kreatinin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek ekstrak etanol kulit manggis (Gracinia mangostama) terhadap ginjal tikus putih (Rattus novergicus) jantan. 2. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan ekstrak etanol kulit manggis sebagai alternatif pengobatan dimasyarakat terhadap ginjal. 3. Bagi peneliti lain, menjadi bahan acuan untuk dilakukannya penelitian serupa yang berkaitan dengan efek kulit buah manggis (Gracinia mangostana Linn.) dan mencari khasiat senyawa lainnya yang terdapat
5
dalam kulit buah manggis (Gracinia Mangostana Linn.) sehingga dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, meningkatkan iklim penelitian dibidang agromedicine sehingga dapat mencapai visi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sebagai Fakultas Kedokteran sepuluh terbaik di Indonesia dan pada tahun 2025 dengan kekhususan agromedicine.