I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan Masa anak-anak merupakan tahapan pertama dalam hidup yang dilalui diri setiap individu. Anak-anak mempunyai ciri-ciri khusus yang khas dan sangat berbeda dengan orang dewasa. Masa anak-anak merupakan suatu bagian yang sangat menonjol pada setiap diri manusia. Oleh karena itu, kepribadian manusia dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang diperolehnya ketika menginjak usia anak-anak. Anak membutuhkan peran dan dukungan dari keluarga dan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan yang mendukung akan menjadikan anak sebagai suatu generasi yang baik. Namun demikian, tidak semua anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kehidupannya. Banyak dari mereka yang mengalami masalah sosial yang serius baik secara psikologis, sosiologis, ataupun ekonomi. Dewasa ini banyak fenomena mengenai masalah sosial yang terjadi pada anak di berbagai belahan dunia. Permasalahan sosial yang terjadi di antaranya kekerasan terhadap anak (child abuse), eksploitasi anak, anak bermasalah dengan hukum, anak jalanan, anak korban perceraian, dan lain sebagainya. Kasus-kasus mengenai pelanggaran hak-hak anak kini makin sering muncul. Masih hangat dibicarakan mengenai kasus kekerasan yang baru-baru ini terjadi, misalnya kasus Angeline, seorang anak perempuan di Bali yang dibunuh oleh ibunya. Hal ini harusnya turut mengundang keprihatinan dan kewaspadaan pada anak, bahwa orang terdekat pun dapat menjadi pelaku tindak kekerasan pada anak. Seiring
1
2 dengan meningkatnya jumlah kasus, tingkat kesadaran dan perhatian pada anak rawan kekerasan pun seharusnya turut meningkat. Fenomena persoalan sosial anak ini merupakan gejala global yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Problem sosial anak di Indonesia tersebar merata di berbagai wilayah. Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial RI, jumlah anak penyandang masalah kesejahteraan sosial per Desember 2009 mencapai 4.656.913 jiwa. Menurut data tersebut, mereka yang disebut penyandang masalah kesejahteraan sosial anak adalah anak balita terlantar, anak terlantar, anak jalanan, anak nakal, dan anak yang berhadapan dengan hukum. Namun demikian masih ada anak yang bermasalah sosial lainnya seperti anak korban tindak kekerasan (child abuse) (Suyanto, 2013: 3). Berdasarkan permasalahan sosial dalam kehidupan anak-anak Indonesia, terasa sungguh miris melihat kenyataan bahwa angka tindak kekerasan yang terjadi makin meningkat tiap tahunnya. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan semakin diperparah dengan sikap masyarakat luas yang cenderung diam dalam menanggapi hal ini. Terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak yang semakin tinggi, berbagai kalangan mulai dari masyarakat kecil sampai dengan pemerintah mengambil langkah untuk mencegah dan menanggulangi kasus tindak kekerasan anak. Tak terkecuali di kalangan seniman, mereka turut andil dalam menanggapi kasus ini dengan caranya, yaitu berkarya. Sebagai insan seni, sudah menjadi kewajiban untuk menyalurkan buah pikiran dan kritik terkait permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Maka dari itu, diambil isu mengenai kekerasan terhadap anak yang diangkat
3 dan divisualisasikan dalam suatu karya seni rupa. Selain untuk mencegah dan menanggapi masalah tindak kekerasan terhadap anak di Indonesia, pemilihan tema yang diangkat juga melalui pertimbangan dan alasan lain. Dengan menampilkan tema tindak kekerasan pada anak ke dalam suatu karya seni adalah untuk mengingatkan kembali, bahwa setiap orang pernah mengalami masa kecil. Bagi manusia dewasa yang pernah menjadi korban kekerasan, diharapkan untuk tidak melakukan kekerasan terhadap anak-anak di sekitarnya. Sehingga tidak akan terbentuk tindak kekerasan dari generasi ke generasi. Tema mengenai kekerasan terhadap anak selanjutnya divisualisasikan ke dalam karya seni lukis. Secara garis besar, visualisasi karya yang dibuat adalah kekerasan anak yang ditampilkan tidak secara lugas atau apa adanya, melainkan diperhalus atau tidak secara langsung menampilkan kekerasan yang terjadi. Obyek yang digunakan adalah anak-anak dan obyek pendukung lain yang berhubungan dengan dunia anak dan obyek kekerasan. Permasalahan kekerasan terhadap anak adalah fenomena sosial masyarakat yang sangat perlu diperhatikan oleh negara dan masyarakat luas. Dengan diwujudkannya dalam karya seni rupa, diharapkan kesadaran dan perhatian akan pentingnya masalah ini semakin meningkat. Selain itu, diharapkan akan ada perbaikan dan pencegahan dalam kehidupan anak sehingga meminimalisir tindak kekerasan sosial pada anak. Baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun negara harus turut menjaga anak-anak dari tindak kekerasan sosial.
B. Batasan Penciptaan Batasan kajian dalam penulisan ini adalah kekerasan terhadap anak dalam penciptaan karya seni lukis.
4
C. Rumusan Berdasarkan batasan penciptaan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep “kekerasan terhadap anak” berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat? 2. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipahami dari kekerasan terhadap anak? 3. Bagaimana proses perwujudan “kekerasan terhadap anak” ke dalam karya seni lukis?
D. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni dengan tema kekerasan terhadap anak adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk kekerasan terhadap anak berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. 2. Menyusun konsep karya dengan tema “kekerasan terhadap anak”. 3. Memvisualisasikan konsep dengan tema “kekerasan terhadap anak” ke dalam karya seni lukis.
E. Manfaat Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penciptaan karya seni rupa adalah: 1. Dapat lebih memahami tentang fenomena kekerasan terhadap anak yang terjadi di masyarakat. 2. Dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan dan menggali kreatifitas dalam berkesenian, sehingga muncul ide-ide baru yang bermanfaat dalam
5 berkomunikasi kepada masyarakat pencinta seni dan masyarakat pada umumnya. 3. Dapat memberi manfaat pada dunia ilmu pengetahuan, dapat dijadikan sebagai referensi kepada mahasiswa sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan, dan dapat memberi sumbangan pemikiran dan pengalaman-pengalaman dalam karya seni rupa pada masyarakat.