I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat ortodontik adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan gigi dengan memberikan tekanan ke jaringan periodontal, agar gigi bergerak sesuai dengan arah yang dikehendaki (Sutantyo, 2004). Alat ortodontik ini ada yang berupa alat cekat dan alat lepasan (Susetyo, 2000). Alat ortodontik cekat adalah alat ortodontik yang dilekatkan langsung pada permukaan gigi dengan komponennya berupa bracket, band, archwire dan auxiliaries akan memberi tekanan pada gigi melalui pelekatan tersebut (Houston, 1983). Brackets, archwire dan komponen lainnya dapat mempengaruhi kebersihan rongga mulut sebagai tempat akumulasi plak serta menjadi penghalang pembersihan plak, sehingga memicu proliferasi bakteri yang menyebabkan gingivitis dan karies ( Zachrisson dan Zachrisson, 1972; Sterer dan Rosenberg, 2011). Tonzetich (1977 sit. Babacan dkk., 2011) menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara plak indeks dan halitosis, hal tersebut sesuai dengan penelitian Babacan dkk. (2011) yang
mengemukakan bahwa terdapat korelasi antara
penyakit periodontal dan halitosis karena setelah pemasangan alat cekat ortodontik terjadi peningkatan kadar halitosis secara langsung seperti halnya plak indeks (PI) dan gingival indeks (GI). Halitosis atau breath odor merupakan suatu gangguan rasa bau selama bernafas dan berbicara. Berbagai penyebab halitosis dapat bersumber dari rongga mulut, rongga hidung, organ pernapasan bagian atas, dan paru-paru. Berdasarkan penelitian dari multidisiplin ilmu seperti kedokteran gigi, bagian penyakit dalam
1
2
fakultas kedokteran, dan psikologi, sekitar 90% halitosis bersumber dari rongga mulut, sehingga seringkali disebut sebagai oral malodor, fetor oris atau feotor ex ora (Carranza dkk., 2002; Sterer dan Rosenberg, 2011). Halitosis dari rongga mulut berasal dari meningkatnya volatile sulphur compounds (VSCs) (Sterer dan Rosenberg, 2011). VSCs sebagai substansi utama yang berpengaruh terhadap halitosis merupakan senyawa sulfur yang mudah menguap serta berbau tidak sedap. Zat ini mengandung hydrogen sulfide (H₂S), methyl mercaptan (CH₃SH) dan dimethyl sulfide (CH₃)₂S) yang merupakan produk bakteri atau flora normal rongga mulut (Wijayanti, 2012). Senyawa lain yang mampu menyebabkan halitosis adalah volatile fatty acids seperti valerate, butyrate dan propionate (Carranza dkk., 2002). Penggunaan instrumentasi untuk mengevaluasi tingkat halitosis dilakukan melalui pengukuran memakai alat yang jenisnya bervariasi, antara lain, gas chromatographs, electronic noses, sulfide monitors dan oral chroma (Brunner dkk., 2010). Penatalaksanaan halitosis tergantung pada faktor penyebab, halitosis dapat dikurangi atau dihilangkan dengan menjaga kebersihan mulut (Djaya, 2000; Pintauli, 2008). Pasien pemakai alat ortodontik cekat disarankan untuk melakukan kontrol plak menggunakan sikat gigi secara rutin untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan penyakit periodontal, karies dan halitosis dikarenakan lamanya waktu perawatan ortodontik cekat (Kilicoglu dkk., 1997; Nassar dkk., 2013). Berbagai inovasi alat untuk membersihkan gigi pasien yang menjalani perawatan ortodontik cekat telah dikembangkan oleh para klinisi, penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa penggunaan sikat gigi dengan bentuk kurva lebih banyak
3
menghilangkan akumulasi plak dibandingkan sikat gigi dengan bentuk lurus, selain itu penggunaan sikat gigi interproksimal atau flossing juga dapat menurunkan plak indeks (Kilicoglu, 1997; Arici dkk., 2007). Efektivitas sikat gigi dalam mengontrol plak selain tergantung dari bentuk sikat gigi juga teknik menyikat gigi (Sriyono dkk., 1996). Teknik menyikat gigi yang sering direkomendasikan pada pasien pemakai alat ortodontik cekat adalah teknik Ramfjord, modifikasi Stillman atau Roll, dan Bass. Teknik Scrubb lebih sering dilakukan oleh masyarakat karena lebih mudah dan sederhana. Pasien dengan penyakit periodontal, instruksi untuk menyikat secara memutar, dengan getaran kecil akan mampu meningkatkan akses ke dalam gingival, sehingga teknik yang lebih direkomendasikan adalah teknik Bass, sedangkan teknik Roll dianggap kurang efektif karena tidak mampu mencapai area sulkus gingiva ( Park dkk., 1995; Nassar dkk., 2013). Efektivitas klinis dari variasi teknik menyikat gigi yang direkomendasikan pada pasien pemakai alat ortodontik cekat belum banyak dilaporkan, hal mendasar yang harus diperhatikan dalam metode menyikat gigi adalah tidak menyebabkan kerusakan jaringan lunak dan jaringan keras gigi serta tidak menyebabkan kerusakan pada alat ortodontik yang digunakan (Zachrisson, 1976). Resiko
halitosis setelah pemakaian alat
ortodontik cekat
dapat
menimbulkan permasalahan sosial bagi pasien dan operator. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada telah memiliki Klinik Halitosis sebagai klinik unggulan. Edukasi dan instruksi cara menjaga kebersihan mulut dan alat ortodontik sangat penting agar tidak
4
timbul halitosis, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang macam teknik menjaga kebersihan mulut yang paling efektif dan dapat diterima oleh pasien, dengan indikator VSCs. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah perbedaan efektivitas teknik menyikat gigi dengan teknik Scrubb, teknik Roll dan teknik Bass pada pasien pemakai alat ortodontik cekat terhadap penurunan gas VSCs (volatile sulphur compounds) oral ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui perbedaan efektivitas teknik menyikat gigi dengan teknik Scrubb, teknik Roll dan teknik Bass pada pasien pemakai alat ortodontik cekat terhadap gas VSCs (volatile
sulphur compounds)
oral
menggunakan parameter
instrumental oral chroma D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Memberikan
informasi
kepada
ortodontis
dan
mahasiswa
Program
Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Prodi Ortodonsia berkaitan dengan macam teknik menjaga kebersihan mulut pasien dan alat ortodontik cekat selama perawatan terhadap timbulnya halitosis.
5
2.
Informasi tersebut akan bermanfaat bagi pasien tentang pentingnya kontrol plak selama pemakaian alat ortodontik cekat sehingga tidak timbul halitosis.
3.
Sebagai acuan untuk pembuatan prosedur tetap cara menjaga kebersihan mulut dan alat ortondontik bagi pasien pemakai alat ortodontik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang efek alat ortodontik cekat terhadap halitosis telah di-
lakukan Babacan dkk. (2011) dengan parameter halitosis dari objek yang diteliti adalah plak indek dan gingival indek dilihat dari minggu pertama hingga keempat, dari penelitiannya dihasilkan bahwa terjadi peningkatan kadar halitosis secara langsung seperti halnya plak indeks (PI) dan gingival indeks (GI). Penelitian tentang teknik menyikat gigi pada pasien pemakai alat ortodontik cekat pernah dilakukan oleh Nassar dkk. (2013) dengan membandingkan tiga teknik menyikat gigi yaitu teknik Scrubb, teknik Modifikasi Stillman dan teknik Bass pada pasien pemakai alat ortodontik cekat, dari penelitiannya dihasilkan bahwa teknik Bass lebih efektif menurunkan penyakit periodontal dengan parameter plak indek dan gingival indeks. Penulis belum pernah menemukan jurnal penelitian tentang perbandingan efektivitas teknik menyikat gigi pada pasien pemakai alat ortodontik cekat terhadap gas VSCs oral dengan parameter instrumental oral chroma.