MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN DENGAN MENGUNAKAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP DI KELAS IV A SD NEGERI 18/I DESA TELUK SKRIPSI ALFAN A1D109221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014
ABSTRAK Alfan. 2014. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip di Kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk. Pembimbing (I) Rustam, S.Pd, M.Hum (II) Drs. Irzal Anderson, M. Si Kata kunci: kemampuan menulis karangan, media gambar Kartunstrip. Menulis pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan bahasa secara tertulis dalam mengungkapkan diri dari hasil kegiatan kejiwaan, menuturkan pengalaman dan memaparkan penghayatan penulis terhadap lingkungan disekitarnya, Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya Kurangnya media dan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran, siswa sulit untuk memperoleh nilai yang sesuai dengan KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip. Media gambar kartunstrip, pertanyaan, dan koreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan siswa setelah penerapan media gambar kartunstrip di kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk. Kriteria ketuntasan minimum yang digunakan di sekolah tersebut adalah 70. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dan tempat dalam penelitian adalah siswa kelas IV SD 18/I Desa Teluk dengan jumlah 26 siswa. Sesuai dengan ketercapaian tujuan penelitianini dilakukan dalam 2 siklus. Data-data dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan secara diskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pada siklus I 81% siswa mencapai ketuntasan dalam menulis karangan dan 19% belum tuntas dalam menulis karangan. Pada siklus II 100 % siswa mencapai ketuntasan dalam menulis karangan dan 0% belum tuntas dalam menulis karangan. Dalam siklus II terjadi peningkatan dalam kemampuan siswa menulis karangan. Hal ini membuktikan bahwa penggunanaan media gambar kartunstrip dapat meningkatkan kemampuan, pemahaman siswa dalam menulis karangan dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Penelitian ini merekomendasikan dalam mengajarkan menulis karangan bahasa Indonesia hendaknya menggunakan gambar kartunstrip sebagai media pembelajaran dan lebih inovatif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar atau pokok dari segala pengetahuan yang harus dimiliki. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain. Dengan bahasa pula manusia dapat menambah wawasan dan pengetahuannya. Keberhasilan seorang anak dalam mempelajari dan menguasai pengetahuan sangat tergantung pada penguasaan bahasa yang dimiliki.Bagi anak SD penguasaan bahasa begitu penting, karena mereka masih dalam tahap mempelajari pengetahuan secara dasar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek yang sangat diperhatikan dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah mendengarkan, menyimak, menulis dan berbicara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hasibuan (2001:22) yang menyatakan bahwa, “ Kemampuan berbahasa memiliki empat komponen yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis”. Dari keempat keterampilan tersebut yang paling sulit dikuasai siswa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa SD. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannnya ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Disamping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan. Salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian dan dapat membantu siswa dalam kegiatan mengarang adalah media gambar kartun (kartunstrip) atau media gambar kartun rangkai. Anak-anak pada dasarnya menyukai hal-hal yang lucu. Hal itu bisa diketahui dalam proses sehari-hari bahwa berkelakar merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa, bahkan oleh semua orang, untuk meredakan ketegangan. Belajar merupakan kegiatan dengan tingkat keseriusan yang tinggi, sehingga sangat menguras energy, otak dan pikiran. Dengan penggunaan media gambar kartun (kartunstrip) diharapkan siswa dapat menjalani kegiatan mengarang dengan mudah dan menyenangkan sehingga pada akhirnya akan menumbuhkembangkan keterampilan maupun kreativitas mereka dalam menulis suatu karangan. Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik mengambil permasalah tersebut menjadi sebuah penelitian yang berjudul “ meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip di Kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam menghasilkan sesuatu sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dan dengan cara berlatih terlebih dahulu. Pendapat ini didukung oleh (Trianasari, 2012:7) menyatakan bahwa, “Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, “Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan adalah kesanggupan menghasilkan karangan yang sesuai dengan aturan-aturan penulisan karangan melalui latihan terus-menerus. 2.2 Pengertian Menulis “Menulis merupakan pengungkapan pengalaman secara tertulis. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman sendiri dan dapat pula berupa pengalaman yang diperoleh dari orang lain atau dari membaca buku” (Budiyono, 2005:4). Menurut Warsidi, 2009:5) “Menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lembaga-lembaga grafik tersebut kalau mereka memahami dan gambaran grafik itu”. Pendapat ini dipertegas oleh Aminudin (2009:7) “Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif”. Selain itu, menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan (Akmal, 2007:5). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menurunkan lembaga-lembaga grafik berupa tulisan yang bertujuan untuk menuangkan ide, gagasan dan ekspresi serta dalam prosesnya memerlukan latihan. 2.3 Pengertian Karangan Semi (2003:24) menyatakan bahwa, “Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.” Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Finoza, 2009:234). Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (2000:9) bahwa, “Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.” Poerwordarmita (2001:445) mengungkapkan bahwa, “Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil”. Dengan demikian pengertian Karangan dapat dibatasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah. Dari pendapat para ahli tentang pengertian karangan dapat diambil kesimpulan bahwa karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. 2.3.1 Jenis-jenis Karangan Menurut Finoza (2009:238) bahwa, “Berdasarkan cara penyajiannya dan tujuan penulisan”, Karangan terbagi atas 6 perbedaan yaitu; Karangan narasi (kisahan), karangan deskripsi (perian), karangan eksposisi (paparan), karangan argumentasi (bahasan), karangan persuasi (ajakan), dan karangan campuran/kombinasi. Sedangkan menurut pendapat Kosasih (2003:26) “Berdasarkan masalah yang disajikannya”, karangan terbagi atas 5 perbedaan yaitu; karangan populer, karangan ilmiah, karangan ilmiah populer, surat, dan karangan sastra. Pelajaran mengarang menurut Moeljono (2001:89) ada beberapa macam yaitu; “(1) mengarang surat, (2) mengarang cerita non fiksi, (3) mengarang cerita fiksi, (4) mengarang lukisan keadaan, (5) menulis berita aktual, (6) mengarang puisi, (7) mengarang esay, dan (8) mengarang naskah drama”. 2.3.2 Tujuan Mengarang Tujuan utama mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan mengarang banyak sekali ragamnya. “Tujuan mengarang secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan” (Semi, 2003:14-154). Menurut Mueljono (2001:51-52), “Tujuan penulisan dapat diklasifikasikan
menjadi 5 yaitu; mengubah keyakinan pembaca, menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca, merangsang proses berpikir pembaca, menyenangkan atau menghibur pembaca, memberitahu pembaca dan memotivasi pembaca. 2.4 Aspek Menulis Karangan Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa. Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan. Badudu (2004:17) mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan, yaitu; (1) Menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, (2) Menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) Menggunakan kata dalam distribusi yang tepat, (4) Merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) Menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat, (6) Merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7) Menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) Membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) Membuat surat (macammacam surat), (10) Menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) Membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) Mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) Mengubah wacana ( wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya). 2.5 Pengertian Media Gambar Kartunstrip. Salah satu contoh media gambar yang cukup unik untuk mengkomunikasikan gagasangagasan adalah gambar kartun. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi untuk membuat orang tersenyum, seperti halnya kartun-kartun yang dimuat di surat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Sudjana (2005:44), “ Pengertian kartunstrip adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang atau gagasan yang dirangkai sehingga mengandung makna.” Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Cirri khas kartun adalah memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor pilihan. Humor sering dan biasa membuat orang tertawa, terutama dalam kartun-kartun yang berisi pertentangan politik bagi para pembaca surat kabar. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pendapat umum, terletak pada kekompakkannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Ciri kartun lainnya adalah melukiskan suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam arti untuk memperoleh isu-isu yang penting. 2.6 Prosedur Pembelajaran Menggunakan Media Kartunstrip Menurut Djamarah (2007 :55) adapun langkah-langkah dalam pembelajaran mengarang dengan media kartunstrip adalah sebagai berikut: a. Perencanaan. 1) Merumsukan tujuan pembelajaran; 2) Mempertimbangkan sasaran pembelajaran (cocok untuk siswa kelas berapa); 3) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama pelaksanaan belajar dengan media kartunstrip; 4) Menyusun tata tertib atau aturan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip; 5) Memilih gambar kartunstrip yang sesuai untuk media pembelajaran. b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan contoh karangan dengan menggunakan media kartunstrip. 2. Siswa memperhatikan gambar kartunstrip yang ditunjukkan oleh guru. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan. 4. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian masingmasing kelompok diminta untk membuat pikiran pokok dari beberapa gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan. 5. Siswa mendengarkan pengarahan guru dalam membuat suatu karangan dengan menggunakan gambar kartunstrip. 6. Siswa membuat suatu karangan berdasarkan media kartunstrip sesuai pengarahan dari guru. 2.7 Tahapan Pengajaran mengarang Pengajaran mengarang menurut Baraja (2010:45) terdiri atas lima tahap, yaitu: a) Mencontoh b) Memproduksi c) Rekombinasi dan Transformasi d) Menulis Terpimpin e) Mengarang Bebas 2.8 Kerangka berfikir Berdasarkan permasalahan yang ada terdapat pada bagan kerangka berfikir berikut: Siswa
Rendahnya kemampuan menulis karangan Tindakan menggunakan media gambar kartunstrip Meningkatkan kemampuan menulis karangan
2.12 Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dicari solusi pemecahan melalui penelitian, pengalaman yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:. Terdapat peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip di Kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SD N 18/1 Desa Teluk pada semester II Tahun pembelajaran 2014, dengan keadaan sekolah yang cukup kondusif karena cukup jauh dari keramaian dan wilayahnya cukup rapi, bersih serta teratur sehingga nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Adapun kelas yang diteliti yaitu siswa kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk., yang jumlah siswanya terdiri dari 26 siswa. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanaklan di SD N 18/1 Desa Teluk.pada bulan Maret Sampai Mei 2014 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus, masing-masing setiap 1 siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang didalamnya terdiri dari empat tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Adapun pelaksanaan persiklus yang dijelaskan secara garis besar yaitu sebagai berikut: 3.3.1 Perencanaan Perencanaan tindakan ini merupakan kegiatan mempersiapkan segala sesutau yang akan dilakukan pada setiap siklus. Persiapan ini di mulai dari awal hingga persiapan disiklus terakhir. Perencanaan tersebut adalah sebagai berikut: Anlisis Kurikulum Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan minat belajar siswa. a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Mempersiapkan bahan ajar c. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa. 3.3.2 Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan merupakan pelaksaanaan rencana pembelajaran yang telah di siapkan, agar penelitian berjalan sesuai dengan yang direncanakan, tahap perencanaan yaitu sebagai berikut: a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan digunakan. c. Guru menyampaikan indikator/ tujuan pembelajaran. d. Guru menyampaikan materi pelajaran. e. Guru menjelaskan materi menggunakan metode kartunstrip. f. Guru mengulang kembali menjelaskan materi sambil menutup pelajaran 3.3.3 Observasi dan Evaluasi Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kreativitas siswa, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasi metode kartunstrip untuk meningkatkan kemampuan menulis. 3.3.4 Refleksi Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis kembali suatu kegatan atau tindakan yang telah di lakukan sebagaimana yang telah di cata dalam observasi (Asrori, 2008: 54). Dalam hal ini refleksi terhadap hasil observasi akan dilakukan dalam dua tahap yaitu setiap selesai satu kali petremuan dan setiap selesaisatu siklus. Peneliti dan guru akan membahas bersama, mengevaluasi, dari tahap-tahap dalam siklus I. mengenai kekurangankekurangan yang belum bisa diperbaiki dalam siklus ini akan diperbaiki rencana tindakan pada tahap siklus selanjutnya dengan meminta masukan dari siswa tentang proses pembelajaran mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode kartustrip.
3.4 Analisis Data Analisis data dilakukan sejak awal kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Data-data tersebut dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah. Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil penyajian materi diambil data yang diolah adalah data kuantitatif. Pengambilan data kuantitatitatif menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung menggunakan lembar observasi. Data ini dioleh dengan menggunakan rumus menurut (Sudjana, 2009:133): Persentase aktivitas siswa = Skor yang diperoleh persiswa x 100% Skor Maksimum Persentase aktivitas siswa perindikator = Skor yang diperoleh x 100% Untuk menghitung ketuntasan secara klasikal menurut Harahap dalam Kusumawati (2007) Skor Maksimum digunakan rumus : Persentase Ketuntasan belajar klasikal = Jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswadengan keseluruhan Adapun interpretasi ketuntasan belajar klasikal kriteria sebagai berikut : 0% = Tidak seorang pun 1% - 25% = Sebagian kecil 26% - 49% = Hampir setengahnya 50% = Setengahnya 51% - 75% = Sebagian besar 76% - 99% = Hampir sepenuhnya 100% = Seluruhnya 3.5 Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan metode kartustrip dianggap tuntas dalam belajar apabila siswa tersebut mencapai nilai minimal 70 dari KKM yang ditentukan. Satu kelas dianggap tuntas dalam belajar apabila sekurang-kurangnta 85% siswa dikelas tersebut mencapai daya serap di atas 75%. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SD N 18/1 Desa Teluk ini melakukan observasi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 18/1 Desa Teluk kelas IV. 4.1.1 Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian 4.1.1.1 Tindakan siklus 1 Tindakan siklus I dilakanakan selama 1 minggu, sebanyak 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan 2x35 menit. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut: a. Tahap perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar
soal. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai menulis karangan. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga telah menyiapkan lembar observasi akhir pertemuan. Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soal pretest kepada siswa, guru pun memperkenalkan pembelajaran media gambar kartnstrip sebagai teknik menulis karangan kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah 26 siswa yang terdiri 11 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran media gambar dan kartnstrip, guru menyampaikan teknik-teknik menggunakan media tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Hasil pengamatan peneliti melalui lembar observasi pretest dengan jumlah siswa yang ada pada kelas IV SD Negeri 18/I Desa Teluk dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Hasil kemampuan menulis karangan uji pretest sebelum dilaksanakn tindakan Nilai Yang Diobservasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Aditya Suryadi Hermansyah Riki Rudi Alamsah Silpia Elsa Sapitri Faturahman Gilang Ari Pratama Lidya Mursida Riatul Jannah Siti Nuraini Serli Aminah Sri Hardiani Tari Amanda Tia Ayuvita Wulandari M. Syahrill Zubaidah Andri sardi Murdayah Samsul Patimah Naimah Kolel amdullah Dini Jumlah % ketuntasan
1 2 3 1 2 1 1 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 1 2 3 4 1 3 3 4 3 2 3 4 3 1 3 4
Keterangan : 1. 2. 3. 4.
Gagasan Keaslian Gagasan Ketepatan susunan Kalimat Ketepatan Pilihan Kata
3 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 4 2 2 1 2 4 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 3 4 2 2 2 1 1 3 3 3 3 1 2 4 1 2 3 4 2 3 2 3 3 2
5 3 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 1 3 4 3 4 4 4
6 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 4 4 2 3 2 4 2 1 2 1 3 2 3 3 1
7 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 1 3 2 3 3 2 3 2 1 1
8 1 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 4 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 3
9 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3
10 3 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 3 2 3 4 3 2
Sko re 21 20 21 23 25 20 23 25 19 24 25 26 23 24 27 21 21 23 20 22 25 26 26 29 25 26
Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak Nilai tuntas 52.5 √ 50.0 √ 52.5 √ 57.5 √ 62.5 √ 50.0 √ 57.5 √ 62.5 √ 47.5 √ 60.0 √ 62.5 √ 65.0 √ 57.5 √ 60.0 √ 67.5 √ 52.5 √ 52.5 √ 57.5 √ 50.0 √ 55.0 √ 62.5 √ 65.0 √ 65.0 √ 72.5 √ 62.5 √ 65.0 √ 1 25 1525.0 4% 96%
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraph Kebenaran penerapan ejaan Keteraturan urutan gagasan Kerapihan rupa karangan Kaitan judul dengan isi Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebelum melaksanakan siklus 1, hasil pretest siswa tuntas 1 siswa dengan persentase rata-rata 4%, siswa yang belum tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase 96%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 4% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel dua di atas. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi menulis karangan deskripsi. Sedangkan tugas yang diberikan adalah tugas penyelesaian soal pretest secara individu. Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang ada dalam pretest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat mengerjakan dengan tingkat pemahaman mereka masingmasing. Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi soal yang diberikan. Ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut, sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti. 2. Pertemuan kedua Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas ketika guru telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan dipelajari setelah itu baru menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika mengerjaka soal, dan mereka mencoba memahami media gambar kartunstrip yang sudah disediakan guru dan mereka mulai menulis. Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan menulis siswa terhadap karangan dalam belajar bahasa Indonesia, maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan media gambar dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis.
c. Tahap Observasi. Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil pengamatan sendiri. d. Tahap Refleksi. Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil kemampuan menulis karangan pada siklus I Nilai Yang Diobservasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Aditya Suryadi Hermansyah Riki Rudi Alamsah Silpia Elsa Sapitri Faturahman Gilang Ari Lidya Mursida Riatul Jannah Siti Nuraini Serli Aminah Sri Hardiani Tari Amanda Tia Ayuvita Wulandari M. Syahrill Zubaidah Andri sardi Murdayah Samsul Patimah Naimah Kolel amdullah Dini Jumlah %ketuntasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3
4 4 4 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4
4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4
2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4
3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3
4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 1 2 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3
Nilai Hasil Belajar Skore
Nilai
Tuntas
32 32 32 28 31 26 30 33 26 28 27 32 26 31 30 29 26 30 28 34 33 31 27 32 34 34
80.0 80.0 80.0 70.0 77.5 65.0 75.0 82.5 65.0 70.0 67.5 80.0 65.0 77.5 75.0 72.5 65.0 75.0 70.0 85.0 82.5 77.5 67.5 80.0 85.0 85.0 1955.0
√ √ √ √ √
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Gagasan Keaslian Gagasan Ketepatan susunan Kalimat Ketepatan Pilihan Kata Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraf Kebenaran penerapan ejaan Keteraturan urutan gagasan Kerapihan rupa karangan Kaitan judul dengan isi Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Tidak tuntas
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 81%
5 19%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil siklus 1, siswa tuntas 21 siswa dengan persentase rata-rata 81%, siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 81% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel siklus I. Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangankekurangan, antara lain: a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami menulis karangan. b) Beberapa siswa kesulitan memahami perlunya kemampuan menulis karangan. c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal. 4.1.1.2 Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, perencanaan kegiatan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan lamanya 2x35 menit. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II meliputi : a. Tahap perencanaan Pada tahapan perencanaan ini peneliti membuat perancanaan sebagai berikut : 1) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Lebih mengoptimalkan pembelajaran kuantum dalam pembelajaran. 3) Memberikan pengulangan pada materi tentang menulis karangan. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama siklus II Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sama dengan siklus I. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi menulis karangan deskripsi. Sedangkan tugas yang diberikan adalah tugas penyelesaian pembelajaran menulis karangan secara individu. Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru memberikan materi, sudah banyak siswa yang sudah paham dengan materi. Beberapa siswa terlihat sudah mulai aktif menulis. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang ada. Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah habis, sebagian besar siswa sudah memahami tahapan menulis karangan. Walaupun hanya beberapa siswa yang belum memahami, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi soal yang diberikan. 2. Pertemuan kedua Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip. Soal yang diberikan berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini lebih ke pemahaman siswa terhadap menulis karangan sama seperti pada siklus I dengan menggunakan media gambar sehingga siswa dapat menuliskan isi gambar ke dalam bentuk karangan. Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas ketika guru telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan dipelajari setelah itu baru
menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika mengerjaka soal, dan mereka mencoba memahami media gambar kartunstrip yang sudah disediakan guru dan mereka mulai menulis. c. Tahap Observasi. Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil pengamatan sendiri. d. Tahap Refleksi. Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil kemampuan menulis karangan pada siklus II Nilai Yang Diobservasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama 1 2 3 4 5 6 7 Aditya Suryadi 4 4 3 4 3 4 4 Hermansyah 3 3 3 4 3 3 4 Riki 3 4 4 4 3 4 4 Rudi Alamsah 4 4 4 4 3 2 3 Silpia 3 3 3 4 4 4 3 Elsa Sapitri 4 3 4 2 3 4 3 Faturahman 4 3 3 3 4 3 4 Gilang Ari 3 4 4 3 3 4 3 Lidya 3 3 3 4 3 4 3 Mursida 4 3 4 3 3 4 3 Riatul Jannah 4 3 4 4 4 3 3 Siti Nuraini 3 4 4 3 4 4 3 Serli Aminah 3 4 3 3 3 4 4 Sri Hardiani 3 3 4 3 4 3 4 Tari Amanda 3 3 4 4 4 3 4 Tia Ayuvita 3 3 4 4 3 3 3 Wulandari 4 3 4 3 4 3 3 M. Syahrill 3 3 3 4 4 4 3 Zubaidah 4 3 3 4 3 4 3 Andri sardi 4 4 3 4 3 4 4 Murdayah 3 3 3 4 4 4 3 Samsul 3 4 3 4 3 4 3 Patimah 3 4 2 4 3 3 3 Naimah 3 4 4 3 4 4 3 Kolel amdullah 3 4 3 3 4 4 3 Dini 3 4 3 3 4 4 4 Jumlah %ketuntasan Keterangan : 1. Gagasan 2. Keaslian Gagasan 3. Ketepatan susunan Kalimat 4. Ketepatan Pilihan Kata 5. Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraf
8 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3
9 10 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
Skore 37 34 37 34 34 34 34 35 33 35 35 37 35 35 36 34 35 35 33 37 34 35 33 34 35 34
Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak tuntas Nilai 92.5 √ 85.0 √ 92.5 √ 85.0 √ 85.0 √ 85.0 √ 85.0 √ 87.5 √ 82.5 √ 87.5 √ 87.5 √ 92.5 √ 87.5 √ 87.5 √ 90.0 √ 85.0 √ 87.5 √ 87.5 √ 82.5 √ 92.5 √ 85.0 √ 87.5 √ 82.5 √ 85.0 √ 87.5 √ 85.0 √ 26 0 2260.0 100% 0%
6. 7. 8. 9. 10.
Kebenaran penerapan ejaan Keteraturan urutan gagasan Kerapihan rupa karangan Kaitan judul dengan isi Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil siklus II, siswa tuntas 26 siswa dengan persentase rata-rata 100%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, dengan demikian pada siklus ini siswa sudah mamapu memahami menulis karangan secara klasikal melalui media gambar kartustrip. 4.2 Pembahasan Temuan Penelitian Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil postest. Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar. penelitian diakhiri siklus karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis karangan karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru, 4.2.1 Siklus I Dari data yang di dapat bahwa hasil siklus 1, siswa tuntas 21 siswa dengan persentase rata-rata 81%, siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 81% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel siklus I. Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangankekurangan, antara lain: a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami menulis karangan. b) Beberapa siswa kesulitan memahami perlunya kemampuan menulis karangan. c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal. Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri dari beberapa biasanya berisi kesimpulan dan saran. Pengembangan masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan rasional. Pola alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan waktu terjadinya peristiwa (kronologis), dan urutan tempat atau ruang. 4.2.2 Siklus II Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa idea tau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah dan sejenisnya. Pengembangan ide ke dalam karangka karangan dapat menggunakan berbagai pola pengembangan. Secara umum, karangan terdiri atas tiga bagian , yaitu pendahuluan,pengembangan dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat dikemukakan latar belakang masalah, permasalahan yang akan dikemukakan, dan pendekatan yang akan digunakan untuk menguraikan masalah itu. Bagian penutup solving atau pemecahan masalah, aspek dan topic. Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu
dituangkan kedalam bentuk kalimat dan paragraph. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan, kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa dan pembentukan kalimat sedangkan teknik penulisan untuk menyusun paragraph sampai dengan menyusun karangan secara utuh. Apabila pada tahap pramenulis belum ditentukan judul karangan, maka pada akhir ini penulis dapat menentukan judul karangan. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2) provokatif, (3) relevan dengan isi. Di samping itu dalam membuat judul perlu diperhatikan bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat. Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur ejaan dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat. Dari data yang di dapat bahwa hasil siklus II, siswa tuntas 26 siswa dengan persentase rata-rata 100%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, dengan demikian pada siklus ini siswa sudah mamapu memahami menulis karangan secara klasikal melalui media gambar kartustrip. Menurut hasil observasi, siswa lebih memahami materi menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan media gambar kartunstrip dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya menulis karangan.
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, media gambar kartunstrip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari skor siswa terhadap media gambar (100%) siswa yakin lebih bertambah pemahaman menulis karangan dengan menggunakan media gambar. Jika ditinjau dari setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian mengalami peningkatan, hasil siklus 1, dengan persentase rata-rata 81%, siswa yang belum tuntas sebanyak 19%. hasil siklus II, siswa tuntas dengan persentase rata-rata 100%. Selain itu dapat terlihat pada lembar observasi yang sesuai dengan skala penilaian yang ditetapkan menunjukan peningkatan, yaitu pada pertemuan pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat rendah sedangkan pada pertemuan kedua terdapat peningkatan dengan prestasi tingkat tinggi. DAFTAR RUJUKAN Akmal, M. 2007. Nulis ,Yuk! Novel Cerpen Bagi Pormula. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Aminuddin. 2009. Kreatif Membuat Ragam Tulisan. Bandung Puri Pustaka. Badudu. 2004. Aspek Menulis Karangan. Yogyakarta: Pelangi Multi. Budiyono, H. 2005. Menulis Secara Sistematis dan Terarah. Jambi: tidak Diterbitkan. Dadan Djuanda.Penilaian Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Skripsi UPI. Diakses tanggal 28 Mei 2014.
Farhan. 2005. Menulis Karangan. Yogyakarta Andi. Finoza, L. 2009. Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Hasibuan. 2001. Pintar Bahasa Indonesia 4 A. Bandung: Puri Pustaka. Kosasih. 2003. Jenis-jenis Karangan. Bandung: Puri Delco. Kusumawati, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Gaung Persada (GP) Muljono. 2003. Macam-Macam Karangan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi ed. Pertama. Yogyakarta: BPFE. Purwadarmita. 2001. Menulis Karangan. Yogyakarta: Pelangi Multi. Semi. 2003. Menulis Karangan. Yogyakarta Pustaka Belajar. Sudradjat. 2008. Ketrampilan Menulis. Bandung: Puri Pustaka. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianasari. 2012. Kemampuan Siswa Kelas VIII A SMP Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam Menulis Naskah Drama. Skripsi. Jambi: Tidak Diterbitkan. Warsidi. 2009. Mengenal Jenis Tulisan. Bandung: Putri Delco. Widiyamartajaya. 2000. Langkah-langkah Menulis. Jakarta: Grasido Anggota Ikapi.