Lampiran 1
168
Lampiran 2
169
Lampiran 3
170
Lampiran 4
171
Lampiran 5 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RISET PARTISIPAN PENELITIAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Saudara/i Calon Riset Partisipan Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rosalina T. Engkang NIM : 462008024 Selaku mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga akan melaksanakan penelitian dengan judul “Perilaku Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang”. Semua informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan terjamin kerahasiaannya. Bila Bapak/Ibu/Saudara/i menyetujui dan bersedia untuk menjadi riset partisipan Maka saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i menanda tangani lembar persetujuan menjadi riset partisipan yang telah disediakan. Demikian atas bantuan dan kerjasamanya saya sampaikan terima kasih. Polobogo,
Juli 2012 Hormat saya,
(Rosalina T. Engkang) NIM : 462008024
172
PERSETUJUAN MENJADI RISET PARTISIPAN
Setelah mendengar penjelasan mengenai penelitian “Perilaku Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang”. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi riset partisipan. Untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut, tidak karena terpaksa atau pengaruh dari pihak lain.
Polobogo,
Juli 2012
Riset Partisipan
(Nama Lengkap)
173
Lampiran 6 TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN I Nama Ibu Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: PH : Polobogo, 15 April 1986 : 26 Tahun : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : WR : Polobogo, 1 Mei 1981 : 31 Tahun : Islam : SMP : Swasta :2 : DL : Polobogo, 3 Mei 2005 : 7 Tahun : Islam : SD : DD : Polobogo, 9 November 2011 : 8 Bulan : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Polobogo
Keterangan : P : Peneliti PH : Riset partisipan Subjek Isi Pembicaraan Kode P “Selamat sore Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan A1 nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu Kepala Dusun Polobogo sini bahwa ibu adalah salah satu dari ibuibu yang sedang menyusui didaerah sini” (sambil bersalaman dengan riset partisipan dan menjelaskan maksud tujuan dari penelitian) PH “Selamat Sore mba” (mempersilahkan peneliti A1 174
P PH
P PH P PH P PH
P PH
P PH
P
PH
P
masuk dan duduk di kursi yang telah disediakan di ruang tamu lalu ibu PH mempersiapkan the dan kue ringan untuk P) “Mohon maaf mengganggu ya bu” “Tidak apa-apa mbak, kebetulan saya sedang tidak ada kerjaan dan suami saya juga sedang bekerja” (sambil mempersilahkan P untuk minum dan makan makanan ringan yang sudah disediakan). “Ibu mempunyai berapa anak bu?” “Dua mba” “Usia berapa bu anak pertama dan kedua?” (Ibu PH mulai terlihat serius) “Anak pertama usianya 9 tahun, anak kedua usianya 8 bulan mba” “Apakah kedua anak ibu semuanya menyusui bu?” “Iya mba semua menyusui, Dedek (anak kedua) sampai sekarang masih menyusui. Target saya sampai usia 2 tahun” “Kenapa sampai usia 2 tahun bu?” “Aku sudah komitmen pas mengandung anak pertama untuk menyusui. Karena kata orangtuaku dan masyarakat di sini menyusui itu sudah menjadi kebiasaan di desa, bidan juga mengatakan bahwa ASI bermanfaat untuk kesehatan bayi. “Oh ya bu, ngomong-ngomong boleh saya lihat KMS adeknya bu?” “Boleh, sebentar yah mbak tak ambilke dulu dikamar (Ibu PH berlalu kekamar dan bebarapa menit kemudian kembali keruang tamu dan memberikan KMS kepada peneliti). Ini mbak KMSnya ini sengaja tak taruh diatas lemari biar ndak di sowek-sowek (dirobek) sama adeknya” “Oh ia ibu, terima kasih. Berat lahir adeknya 3,3 kg yah bu. Bagaimana dengan berat badan adeknya saat ini bu?” “Iya ini lahirnya besar, makanya berat badannya 3,3 kg. Kemarin terakhir aku nimbang itu berat badannya 8,8 kg. Setelah melahirkan, sekitar 30 menit bidannya kasih dedek ke aku untuk menyusui dedek. Sampai sekarang usia 7 bulan, Dedek masih menyusui, makanya berat badannya juga setiap ditimbang ikut posyandu itu ndak pernah turun sekarang aja udah bisa jalan tapi satu dua langkah jatuh kayak gitu” “Usaha yang ibu lakukan untuk kesehatan anak ibu
A2 A2
A3 A3 A4 A4 A5 A5
A6 A6
A7 A7
A8
A8
A9 175
PH
P
PH
P PH
P
apa aja bu?“ “Ini cuman ASI aja og mbak, ndak mau mimi susu formula sama sun itu. Kan kalo dari buku KMS yang saya baca itu ASInya sampai enam bulan terus usia 7 bulan itu sudah sama makanan kaya sun sama susu formula tapi anaknya ndak mau maunya netek aja” “Owh gitu bu (Peneliti sambil mengangguk-angguk). Bisakah ibu menceritakan kepada saya mengenai pengalaman pertama dan kedua selama menyusui? dan menurut ibu apakah manfaat memberikan ASI kepada anak? “Aku sudah komitmen pas mengandung anak pertama untuk menyusui. Karena kata orangtuaku dan masyarakat di sini menyusui itu sudah menjadi kebiasaan di desa, bidan juga mengatakan bahwa ASI bermanfaat untuk kesehatan bayi. Makanya dek Dila (menyebutkan nama anak pertama subjek) juga menyusui tetapi diselingi dengan susu formula dan sun karena air tetek (red:ASI) saya baru keluar hari keempat setelah lahirke Dila. Setelah ASI keluar, dek Dila malah ndak terlalu suka dan selalu ditolak dengan di muntahin gitu mbak, tapi tetap aku kasih dikit-dikit ASInya. Karena dek Dila nda suka ASI, jadi tak kasih susu formula dan sun. Kalo susu formula dan sun cepat di minum sama dia mbak. Sedangkan Dedek (menyebutkan anak kedua subjek) dari lahir sampai sekarang umur 8 bulan masih ASI. Ga mau diberi susu formula sama nestle. Kalo diberi langsung dimuntahin sama Dedek. Manfaatnya Dedek jarang sakit mba karena air tetek kan bagus untuk bayi dan juga merupakan makanan utama untuk anak mba jadi harus diberikan. Waktu hamil dan setelah melahirkan badan saya gemuk kan mba sampe 60 kg tapi setelah saya menyusui saya kurus lagi sekarang udah 50 kg sewaktu nyusui Dila juga seperti itu dan menyusui Dedek ini juga sama” “Kenapa bisa tidak sakit bu?” “Ya kalo ga disusui itu mba tetek saya bengkak karena penuh dengan air tetek jadi harus dikasih ke anak biar ga sakit mba harus digilir gitu mba, kalo yang kiri penuh yah tetekin ke anak yang kiri terus yang kanan lagi gitu seterusnya. Lagian anak aku ini kalo nda disusui dia itu cerewet dan nangis mbak. “Oh begitu bu, oh ia bu, selain jarang sakit, apalagi bu manfaat dari memberikan ASI pada anak ibu?”
A9
A10
A10
A10.1 A10.1
A10.2 176
PH
P PH P PH
P PH
P
PH
P PH
P
“Ya selain jarang sakit, dek Dila dan Dedek juga tidak rewel, cepat berjalan, duduk dan lincah anaknya mba sama cepat bicara. Kaya dedek Kalo manggil-manggil saya biasanya “Ibu” (sambil menirukan gaya anaknya), kalo panggil bapak “Bapak” atau kalo mbahnya (neneknya) “mbah” atau kalo mau netek biasanya “mam” gitu mba (sambil tertawa terkekeh) “Selain cepat bicara apakah ada manfaat lain menurut ibu?” “lebih pintar anaknya mba yah seperti cepat berjalan, duduk dan bicara itu mba” “Menurut Ibu manfaat menyusui bagi ibu itu apa bu?” “Manfaatnya bagi saya itu lebih hemat dan lebih irit mba jadi ga perlu keluar keluar duit lagi untuk beli susu formula” “Dari manakah ibu mengetahui manfaat memberikan ASI? “Saya taunya dari buku KMS, dari bidan desa yang beri penyuluhan waktu posyandu dan pengalaman memberi ASI dari anak pertama dan kedua ini” “Menurut ibu apa berbedaan anak pertama ibu yang diberi ASI tapi diselingi dengan susu formula dengan anak kedua ibu yang diberi ASI terus bu?” “Anak pertama saya bisa berjalannya lama, kalo anak kedua umur 7 bulan aja sudah bisa berjalan sedikit-sedikit, anaknya lincah, kalo lagi mau ngolek bumbu (menghaluskan bumbu) didapur dan Dedek ada pasti dilempar sama dia mba” “Selain itu apakah ada lagi bu?” “Mudah sakit mba, kaya dek Dila kan lebih banyak minum susu formula jadi kalo di kampung lagi musim demam atau flu dek Dila pasti sakit juga. Kalo dedek ini ga mudah sakit mba, tahan gitu tubuhnya itu mba dan juga saya sama anak kedua tambah sayang bukan berarti ga sayang sama anak pertama hanya saja karena menyusui ke sayanya lebih lama jadi hubungan saya ke anak kedua lebih erat mba, kalo anak kedua kan dia dari umur 4 hari sudah susu formula sama nasi yang dibuat bubur dan dila umur 1 tahun 5 bulan saya sering tinggalin sama ibu saya karena saya bekerja jadi karyawan pabrik rokok di ambarawa mbak ” “Kenapa bisa seperti itu bu, maksudnya kenapa bisa lebih sayang ke anak kedua dan contoh lebih
A10.2
A10.3 A10.3 A10.4 A10.4
A10.5 A10.5
A11
A11
A11.1 A11.1
A11.2
177
PH
P PH P PH
P
PH P PH
P PH
P PH P
PH P
dekatnya itu seperti apa bu?” “ASI kan makanan utama kan mba yang udah ada ditiap perempuan, kayak aku merasakan kalo dia sakit gitu aku pasti tau kalo dia sakit. Sakitnya itu biasanya demam 1-2 hari sudah sembuh. Biasanya aku bawa ke bidan Isna di Banyubiru biar dikasih obat. Selain itu kayak ada kontak batin antara aku dan anak kedua. “Selain itu apakah ada lagi bu?” “jalannya sama bicaranya termasuk lambat mba ga lincah kaya adeknya ini” “Apa yang ibu rasakan pada saat menyusui bu?” “Bagaimana ya mba menggambarkan perasaan ini, pokoknya tambah sayang mba, walaupun pernah digigit putting saya dan sampe sakit tetap saya susui” “Selama ini apakah ibu mengalami kendala selama memberikan ASI bu? Bagaimana cara ibu mengatasinya?” “Ada mba, ASI saya keluarnya 4 hari setelah melahirkan jadi saya ga bisa kasih ASI hari pertama “Mengapa hal tersebut terjadi bu?” “Mungkin karena baru pertama kali menyusui. ibu saya juga mengatakan hal demikian bahwa perempuan yang baru pertama kali menyusui pasti sulit untuk mengeluarkan ASI dalam beberapa hari” “Lalu selama 4 hari ibu memberi apa bu untuk dek Dila minum?” “Saya kasih susu formula aja, tapi setelah 4 hari baru ASI saya keluar dan tak susuin ke anak tapi susu formula juga iya diberikan karena anaknya sudah itu terbiasa sama susu formula. Oh ia mbak Sama kalo nete dilanya cuma netek di tetek saya yang sebelah kiri ga mau yang sebelah kanan, jadi dulu saya pernah dioperasi” “Di operasi apa bu? kenapa sampai bisa dioperasi bu?” “Kata dokternya itu ada tumor, karena ga disusui ke Dila jadinya dioperasi tapi sekarang sudah sembuh” “Oh ia bu kenapa dek Dila tidak mau menyusui disebelah kanan bu, dan kenapa hanya sebelah kiri saja? “Aku juga ga tau mbak, mungkin pait kali mbak, karena ada tumor” “Lalu apakah itu masih bisa menyusui saat itu bu
A11.2
A11.3 A11.3 A11.4 A11.4
A12
A12 A12.1 A12.1
A12.2 A12.2
A12.3 A12.3 A12.4
A12.4 A12.5 178
PH P PH P
PH
P PH
P
PH
P PH P
PH
dan bagaimana sekarang?” “Bisa semua mbak, kan cuma diangkat dagingnya aja” “Oh begitu jadi sementara ibu masih netekin, ibu operasi ya bu ?” “Ga mba, setelah Dila umur 3 tahun baru dioperasi” “Oh ya bu, bagaimana perasaan ketika ibu hendak memberi ASI akan tetapi karena ASI tidak keluar jadi ibu memutuskan memberi susu formula ibu?” “Sedih sih mbak, kan kalo ASI pertama kali keluar itu kan katanya bagus untuk kekebalan tubuh anak. Nah itu aku nda kasih, aku kasihnya susu formula., tapi setelah ASIku keluar yang hari keempat itu aku kasih susuku yang warnanya agak kekuningan itu loh mbak keanak biar anaknya sehat” “Selain itu ada lagi tidak bu kendala yang ibu alami selama memberikan ASI?” “Ada mba puting saya pernah lecet digigit dedek waktu menyusui karena gregetan giginya yang baru mau tumbuh jadinya putting saya keiikut digigit gigit gitu sampe lecet jadi kalo menyusui sakit rasanya” “Kalo lecet gitu bu bagaimana cara ibu mengatasinya biar cepat sembuh lecetnya bu? Dan apakah ibu masih tetap menyusui? ” “Waktu itu saya kasih minyak goreng mba lalu saya oleskan di putting tetek saya dan cepat sembuh terus lecet lagi saya tetap menyusui mba sambil menahan sakit waktu menyusuinya, ya mau bagaimana lagi kalo ga disusui kasian anaknya saya ga tega karena ASI kan makanan utama mereka mba dan kalo dikasih tetek saya jadi bengkak karena penuh kalo gitu jadinya sakit mba jadi harus dikasih mba” “Selain lecet apakah masih ada bu?” “Ini kerjaan didapur jadi terhambat. Karena harus susuin adeknya dulu. Jadi ditinggal dulu kerjaannya. “Menurut sepengetahuan ibu, posisi menyusui yang seperti apakah yang membuat ibu dan anak merasa nyaman saat proses menyusui?” “Menurut pengalaman saya menyusui anak pertama yah mba, adeknya ini merasa nyaman menyusui dengan posisi berbaring baik di pangkuan saya sampai tertidur pulas, setelah itu baru saya pindahin ke kasur”
A12.5 A12.6 A12.6 A12.7
A12.7
A12.8 A12.8
A12.9
A12.9
A12.1 0 A12.1 0 A13
A13
179
P PH
P PH P PH P PH
P PH
P PH
P PH
P PH P PH
“Setiap nenen posisinya berbaring ya bu?” “Ho’oh senangnya baring mbak biar langsung tidur, tapi yah kadang ndak langsung tidur juga biasa habis nenen itu langsung maen sama mbaknya” “Bagaimana dengan posisi ibu sendiri bu saat menyusui?” “Saya menyusuinya duduk seperti ini aja, kalo capek yah kadang berbaring mbak” “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi berbaring bu?” “Saya sudah terbiasa dengan posisi berbaring mba jadi ga capek harus gendong gitu mba” “Bagaimana bu posisi Dedek sendiri bu saat menyusui?” “Kalo Dedek itu mba kadang-kadang ga suka digendong maunya berbaring sama duduk aja, jadi kalo digendong dia nolak puting susu yang masuk kedalam mulutnya mba kalo dibawa duduk baru anteng anaknya mba (tidak rewel)” “Apakah ibu merasa nyaman menyusui dengan berbaring gitu bu?” “Iya mba, kalo tiduran kan bisa langsung tidur dia mba, jadi ga capek. Tapi juga bisa sambil duduk (Sambil memperaga pada anaknya yang baru bangun tidur yaitu dengan meletakkan anak dipangkuannya lalu menyusui ke anaknya sebelah kiri sambil menepuk nepuk bagian bawah belakang anaknya)” “Kenapa sambil ditepuk tepuk gitu bu?” “Sudah kebiasaan mba, spontan aja kalo udah menyusui gini pasti tanpa dipikirkan tangan langsung nepuk-nepuk gitu mba, ya adenya ngerasa nyaman waktu menyusui dan biasa langsung tidur” “Untuk apa bu di tepuk-tepuk?” “Itu kan adenya ditaruh di pundak lalu di tepuk tepuk (sambil mempraktikan) itu supaya adeknya merasa nyaman mbak” “Menurut sepengetahuan ibu dalam sehari berapa kali ibu harusnya menyusui bu?” “Sering mba, bisa lebih dari 10 kali” “Oh ya bu hari ini sudah menyusui sudah berapa kali bu seingat ibu?” “iya mba tadi pagi saya menyusui, bangun tidur, habis mandi sama tadi pas mau pergi ke rumah mbahnya waktu mau jemput Dila itu”
A13.1 A13.1
A13.2 A13.2 A13.3 A13.3 C10 C10
C10.1 C10.1
C10.2 C10.2
C10.3 C10.3
A14 A14 C11 C11
180
P PH P
PH
P PH
P PH P PH
P
PH
P PH
P
“Menurut sepengetahuan ibu berapa lama seharusnya ibu memberikan ASI?” “Yang saya tau itu mba 5-10 menit mba ya biasanya dedek menyusui segitu mba” “Kalo misalnya ibu lagi sakit tapi adenya pengen menyusui itu gimana bu, apakah ibu tetap akan menyusui bu? “Tetap menyusui mba sambil berbaring, kasian mba kalo ga di kasih dan kadang-kadang adenya ga mau mungkin karena ASInya pait kali mba” “Kok bisa pait bu?” “Iya kalo lagi sakit atau masuk angin ASInya pait makanya dedek ga mau menyusui kalopun menyusui ga banyak-banyak mba” “Terakhir tamu datang kerumah ibu kapan bu?” “Hari ini mba, kan mbanya yang datang dan maen kesini hehe (sambil tertawa)” “Oh iya bu (sambil tersenyum), selain saya bu, ada ga bu?” “Ada mba (sambil mengingat-ingat) kemarin itu ada kaka sama ibu dari suami saya yang maen kesini sama bapak dusun Clowok itu maen kesini ngurusin lampu kan kami baru pake ” “Ooohh bagaimana bu perasaan ibu kalo ada kakak dan ibu dari suami datang dan dedek mau menyusui bu?” “Istilahnya menyusui itu mba ga tau malu jadi tetap aja saya menyusui mba kan keluarga sendiri sama dengan kalo ibu-ibu datang kaya tetangga gitu mba saya biasa aja tetap aja menyusui. Kaya lagi ada mbanya gini saya juga tetap menyusui mba. Pokoknya sudah ga tau malu deh mba hehehe (ucap ibunya sambil menyusui Dedek pada saat wawancara berlangsung) karena kasian kalo ga diberi” “Oh iya bu pas bapak dusun Clowok itu bagaimana bu apakah ibu tetap menyusui? ” “Wah kalo yang waktu itu saya menyusuinya di dalam kamar mba. Soalnya Dedek udah nangis minta di susui. Kan laki-laki mba, malu kalo menyusui depan laki-laki kalo sesama perempuan saya gapapa mba tetap aja saya menyusui kan sama aja, sama-sama punya payudara (sambil tersenyum). “Ibu terakhir keluar rumah kapan bu? Dan dengan
A15 A15 B10
B10
B10.1 B10.1
B11 B11 B11.1 B11.1
B11.2
B11.2
B11.3 B11.3
B11.4 181
PH
P PH
P
PH
P PH
P PH
P PH
P
siapa ibu bepergian? “Kemarin pagi mba jam 10 an saya pergi ke pasar bawah dekat muncul untuk beli sayur. Kemarin saya sama dedek aja mba naik motor karena suami kan kalo dari jam 10 sampai 4 sore gitu mba masih kerja” “Apakah Dedek minta untuk disusui bu? Bagaimana perasaan ibu?” “Iya mbak dedek itu dimanapun tetap minta disusui mungkin karena lapar kan dedek cuma minum ASI aja mbak. Wah malu mbak, kan kalo udah melahirkan tetenya tambah besar, jadi saya kalo netein cari tempat yang sepi baru saya tetein gitu, jadi belanjanya jadi lama karena sudah ada anak kecil atau kalo nda aku ke rumah teman dulu untuk netein Dedek” “Dari keluarga ibu sendiri seperti orangtua dan suami apakah mendukung ibu untuk memberikan ASI bu?” “Iya mbak mereka sangat mendukung dan menyarankan untuk memberikan ASI. Dari zaman dulu kan orang desa itu taunya cuman ASI aja” “Bentuk dukungan dari keluarga ibu selama ibu menyusui seperti apa bu?” “Ibu saya sama mertua memang sangat menyarankan ASI, lagian Dedek ga mau susu formula. Kalo dikasih ga diminum dibuang-buang aja, ga ditelan gitu mba, disembur mungkin karena ga enak jadinya dia ga suka mbak. Sukanya cuma air susu aja mba (sambil tersenyum). Kan saya kerja mbak. Jadinya ya kerjanya keluar dulu demi anak mbak, kasian kalo ditinggal soalnya ga mau susu formula ga ada yang jagain dedek” “Apa yang keluarga ibu sarankan bu?” “Kalo saya mau ke pasar gitu mba beli sayur mereka selalu mengingatkan jangan lupa kalo kepasar beli jamu atau daun papaya supaya ASInya lancar gitu mba” “Daun papaya itu diapakan bu dan manfaatnya buat apa bu?” “Daun papaya itu dibersihkan lalu direbus gitu aja mba terus airnya diminum daunnya bisa buat lalapan terus dimakan. Manfaatnya itu ASI jadi lancar mba soalnya kalo saya ga makan sayur air tete saya ga ada mba jadi harus makan sayur” “Kalo suami bu bentuk dukungannya seperti apa
B11.4
B11.5 B11.5
B12
B12
B12.1 B12.1
B12.2 B12.2
B12.3 B12.3
B12.4 182
PH
P PH P PH P PH P PH P
PH
P PH
bu?” “Kalo suami sebelum berangkat kerja, saya dikasih duit RP 25.000. kata suami duit 25.000 itu buat beli sayur 20.000 dan 5000nya buat beli jamu gitu mba supaya saya sehat dan anak-anak juga sehat” “Kalo dikeluarga ibu sendiri ada pantangan gitu ga bu untuk menyusui?” “Ada mba, kata orangtua tidak boleh menyusui ditengah pintu rumah” “Itu kenapa bu?” “Ga tau mba, tapi ya saya udah nuruti aja mba” “Kalo makanan gitu bu, ada pantangannya ga bu di keluarga ibu?” “Ada mba, misalnya ga boleh makan yang pedas pedas nanti takut adenya diare” “Adeknya pernah diare bu? “Ga pernah kena diare mba karena saya ga pernah makan yang pedas gitu mba” “Bisa ibu ceritakan kepada saya bu mengenai kegiatan ibu hari ini yang berkaitan dengan menyusui bu?” “Saya tadi pagi jemput dek dila dulu dirumah mbahnya ini jam 12-an baru balik dan ga ada kerjaan. Makanya senang pas mbak datang jadi ada temannya. Soalnya kalo siang begini suami lagi kerja, pulangnya sore. Kerjanyakan tukang kayu. Kalo pagi itu yah seperti biasa masak dulu, baru pas dedek bangun yah susuin dedek, mandiin dedek, terus pergi kerumah mbahnya dedek ini untuk jemput dedek. Kalo duduk saya bekerja dipabrik, tapi pas Dila umur 1 tahun 5 bulan aku baru keluar dari kerjaan soalnya kasian sama anak” “Bagaimana dek Dila bu selama ibu bekerja?” “Kepikiran terus mba sama anak, khan waktu menyusui dila saya bekerja jadi yang jaga ibu saya, kasian juga sama ibu yang jagain terus kan ibu juga ada pekerjaannya, tapi ya mau bagaimana lagi saya juga harus bantu suami, tapi waktu melahirkan Dedek dan menyusui Dedek saya berhenti bekerja karena Dedek ga mau susu formula maunya ASI aja jadi kasian kalo ditinggal dan ga ada yang jaga mba kalo Dila khan ga mau ASI maunya susu formula aja jadi harus cari duit untuk beli susu itu mba soalnya kalo di kasih ASI dia ga mau malah dimuntahin gitu mba katanya “pait..pait” (sambil menirukan anaknya
B12.4
B12.5 B12.5 B12.6 B12.6 B12.7 B12.7 B12.8 B12.8 B13
B13
B13.1 B13.1
183
P PH
P PH
P PH
P PH
P PH
P PH
P
mengatakan pait pait)” “Oh ya bu, bagaimana sikap ibu ketika adek minta nenen pada saat ibu sedang bekerja di dapur bu?” “Pekerjaan saya jadi terhambat mba kata orang itu pekerjaan sehari jadi seminggu gitu mba, yah seperti kalo saya mau masak dan Dedek mau netek ya terpaksa saya matiin dulu kompornya baru saya lanjut masak mba” “Dek dedek kan mengatakan pahit bila minum susu formula bagaimana dengan ASI bu?” “Wah kalo mimi ASI dia senang banget mbak, dia tau kalo kita pengen kasih dia mimi. Misalnya mulutnya itu langsung dibuka dan langsung mimi ASI aja sampe kenyang” “Bagaimana perasaan ibu kalau Dedek menolak disusui dengan posisi seperti itu bu?” “Ya saya mah ngikutin aja mba jadi kata orang itu pekerjaan yang seharusnya jadi sehari malah jadinya seminggu kalo sudah ada anak gitu mba, biasanya dia paling suka berbaring kalo digendong gitu adeknya nda mau biasa sampe teteknya dilepas ato pernah sampe digigit sama dia” “Sekitar jam berapaan bu tadi pagi ibu menyusui?” “Jam 6 an mba, Dedek mah cepat bangunnya, jadi saya harus cepat bangun dan masak supaya selese masak langsung netekin anak. Kalo udah bangun itu susah kerja. Kerjaan sehari jadi seminggu mbak ibaratnya itu” “Pas setelah mandi itu berapa lama ya bu menyusuinya?” “Sekitar 8 menit aja mba tergantung keadaan dedek kalo dia merasa masih kenyang neteknya bentar tok, tapi kalo lapar itu biasa lama bisa sampai 15 menitan, terus dia langsung maen dilantai lari sana lari sini dibongkarin semua yang sudah rapi kaya taplak meja ini mba ditarik tarik sama dia mba, aduh repot mba tapi yah di nikmati aja” “Posisi menyusuinya gimana bu?” “Tadi dudukkan aja mba, kan udah bersih. kalo pagi itu dedek setelah dia mandi langsung di susui biar ga rewel mba setelah itu saya baru sarapan terus siap-siap kerumah mbahnya, dan itu harus menyusui lagi mba” “Pas mau pergi kerumah mbahnya bu itu berapa lama bu menyusuinya?”
B13.2 B13.2
B13.3 B13.3
B13.4 B13.4
C12 C12
C12.1 C12.1
C10.3 C10.3
C12.2
184
PH
P PH
P PH
P PH
P
PH
“Sekitar 8 menit juga mba setelah saya sarapan terus langsung kerumah mbahnya jemput dila, kalo sabtu kan mba Dila nginap dirumah mbahnya. Soalnya mbahnya ga ada temannya disana, Cuma sendiri aja dirumah, pas hari minggunya baru dijemput gitu setiap minggunya mba” “Siang ini sudah berapa kali bu menyusui? dan berapa lama?” “Baru sekali mba tadi pas balik dari rumah mbahnya kan siang jam 12an terus langsung tidur aja dia mba tadi menyusuinya hanya 10 menit aja langsung kelelep (tidur) mungkin karena kecapean dijalan kan dia saya gendong didepan diikat gitu karena naik motor. “Semalam bu apakah ibu juga menyusui bu?” “Wah iya mba setelah mandi sore sama pas mau tidur itu menyusui juga kalo pas malam saya menyusuinya sambil berbaring dan adeknya langsung tertidur gitu mba” “Ga tersendak ya bu adeknya kalo menyusui sampai adeknya tertidur?” “Selama ini ga mba, soalnya kalo ga gitu adeknya rewel mba jadi sampe kelepas sendiri karena ketiduran” “Wah terima kasih banyak ya bu buat hari ini dan dilain hari jika masih ada beberapa hal yang masih kurang saya akan kembali lagi ketempat ibu ya bu”? “Wah malah senang mba, sering-sering aja main kesini mba, gapapa, nanti saya sms kalau sudah musim buah sekarang lagi belum musim buah mba”
C12.2
C11.1 C11.1
C11.2 C11.2
C11.3 C11.3
185
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN II Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: KH : 28 Desember 1980 : 32 Tahun : Islam : SD : Ibu Rumah Tangga : ES : Polobogo, 7 Desember 1979 : 33 Tahun : Islam : SMP : Swasta :2 : ML : Polobogo, 5 Januari 2003 : 9 Tahun : Islam : SD : RY : Polobogo, 4 Agustus 2012 : 5 Bulan : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Polobogo
186
Keterangan : P : Peneliti KH : Riset partisipan Subjek P
KH
P
KH
P
KH
Isi Pembicaraan “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu Kepala Dusun Polobogo sini bahwa ibu adalah salah satu dari ibuibu yang sedang menyusui didaerah sini” (sambil bersalaman dengan riset partisipan, dan mertua dari riset partisipan dan menjelaskan maksud tujuan dari penelitian) “Iya mbak, silahkan duduk mbak, maaf lagi berantakan ini mbak (ucap riset partisipan sambil membereskan gelas yang masih tergeletak di atas meja dan membawanya kedapur lalu kembali lagi kedepan)” “Tidak apa-apa ibu, terima kasih ibu (sambil duduk di kursi yang telah tersedia di ruang tamu rumah riset partisipan)” “Ini tentang ibu yang menyusui ya mbak. Susahsusah ga mbak pertanyaannya? (Ucap riset partisipan sambil tersenyum kepada peneliti)” “Iya ibu. Saya mau belajar banyak dari ibu tentang sikap dan tindakan ibu selama menyusui. Tidak ibu, mudah saja hanya berkaitan dengan pengalaman ibu saja” “Iya mbak, saya bisa. Sebentar ya mbak (Riset partisipan pun pergi kebelakang dan beberapa menit kemudian sudah kedepan sambil membawa air minum dan makanan ringan dalam nampan untuk disuguhi kepeneliti). Mari mbak sambil dimakan kuenya dan diminum tehnya. Ini hanya seadanya saja”
Kode A1
A1
A2
A2
A3
A3
187
P KH P KH P KH
P KH P KH
P KH P
KH
“Ini sudah banyak bu, terima kasih ibu. Maaf mengganggu ya bu?” “(Riset partisipan tersenyum). Tidak apa-apa mbak, mari sambil diminum. Ini mbaknya asli mana?” “Saya aslinya Kalimantan bu” “Jauh men ik sekolah disini. Tapi gapapa ya mbak, cari pengalaman” “Iya ibu, ibu dirumah ini tinggal sama siapa bu?” “Ini bukan rumah saya mbak, disini saya ikut suami. Saya aslinya dari Batu Malang, Jawa Timur. Disini ada Bapak ibunya suami saya. Tapi yang Bapak mertua ini bukan Bapak aslinya suami saya. Ini bapak tirinya. Bapak aslinya itu kabur waktu suami saya masih kecil gitu katane ibu mertua mbak” “Orang Tua suami kalo boleh tau bu pendidikannya apa bu?” “SD semua kayake mbak” “Kalo ibu sendiri bu ada berapa bersaudara bu?” “Saya ada 3 bersaudara. Kami semua SMP. Dan ga lanjut sekolah lagi. Jadi langsung kerja aja. Senange kerja mbak. Mereka semua tinggal di malang” “Anak ibu ada berapa?” “Dua mbak” (sambil menyusui anaknya yang baru saja bangun dari tidur siangnya) “Oh, begitu ya bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua?” “Ceritanya panjang mbak, piye yah ceritanya (ucap ibunya sambil tersenyum malu). Walaupun aku jauh dari suami, aku tetap mengutamakan menyusui anakku mba. oleh karena itu dua-duanya anakku setelah melahirkan langsung menyusui, tapi dibersihin dulu badannya di ukur tinggi badannya anak dan saya juga dibersihin setelah itu baru disusuin ya kira-kira 30 menitan mbak setelah melahirkan, soalnya bidannya kerjanya cepat, mungkin karena udah terbiasa ya mbak. Mila (Riset partisipan menyebutkan nama anak pertamanya) dari pertama lahir itu langsung disuruh bidane untuk
A4 A4 A5 A5 A6 A6
A7 A7 A8 A8
A9 A9 A10
A10
188
P
KH
P KH
P KH
menyusui mbak, terus yang anak kedua ini juga sama masih menyusui. Sekarang ini adeknya lagi sakit ini mbak kena flu, panas badannya juga naik terus, ini tenangnya waktu tidur aja, kalo sudah bangun bawaannya cerewet. Bawaanya mau digendong terus, kalo duduk kaya gini nangis terus. Maaf ya mbak aku sambil berdiri diami adeknya. (sambil riset partisipan memanggil anak pertamanya untuk mengambilkan seledang karena riset partisipan ingin mengendong anak keduanya untuk menenangkannya dari tangisnya dan sambil meminta maaf kepada peneliti) “Oh, begitu ya bu. Iya ibu tidak apa-apa (Peneliti mempersilahkan riset partisipan untuk menggendong anaknya)” “Ayo mbak sambil diminum dulu tehnya (Ucap riset partisipan sambil menepuk-nepuk pantat anaknya yang ada digendongannya). Usia 2 bulan itu dah tak kasih sun milna sama susu promina. Kata bidane kan usia 6 tahun baru dikasih. Tapi yaitu aku ga mau. Anaknya nangis terus kok jadi tak kasih sun sama susu promina aja mbak” “Mungkin adeknya mau tidur siang bu” “Sudah tidur siang mbak adeknya, kan ini baru bangun dari tidur. Karena lagi sakit makanya bawaannya cerewet, idungnya juga lagi mapet, sama batuknya nda sembuh-sembuh sudah tak bawa ke bidan desa sini terus dikasih obat tapi belum sembuh-sembuh juga (Sambil menatap dan mengelus wajah anaknya yang diam digendongan riset partisipan).” “Adeknya sakit sejak kapan bu?” “Sudah 3 hari ini mbak adeknya sakit kaya gini makanya tadi aku baru pulang dari balai pengobatan untuk rontgen soale aku takut kenapa-kenapa. Nah itu sudah dikasih obat sama bu bidan tapi nda sembuh juga. Aku kuatir kenapa-kenapa jadi tadi pagi tak bawa lagi ke balai pengobatan untuk rontgen. Tapi untunge kata dokter ga ada flek di paru-parunya mbak. Aku takut banget dia kenapa-
A10.1
A10.1
A10.2 A10.2
A10.3 A10.3
189
P
KH
P KH
P
kenapa makanya dirontgen. Oh ia mbak tadi pas disana perut adeke ditepuk-tepuk gitu. Aku sempat bingung gitu dalam hati aku bilang (apa nda kasian nie orang, anak kecil kok ditepuk-tepuk gitu perutnya?) mana sambil nangis mbak adeknya itu. Terus tak tanyae ”dok, kenapa ditepuk-tepuk gitu dok” terus doktere jawab ”biar cepat sembuh bu, ini kan adeknya flu sama batuk jadi timbul dahak di tenggorokannya. Ini dahaknya harus dikeluari dengan cara ditepuk-tepuk gitu bu biar adeknya muntah, kalo udah muntah itu mengurangi dahaknya”. Aku langsung tenang, terus tak liat selesai muntah itu wajah adeknya mulai segar lagi” “berkaitan dengan berat badan adeknya bu, boleh saya pinjam KMS (Kartu Menuju Sehat) milik adeknya bu? “oh ia mbak, sebentar aku tak ambilke dulu dikamar (Riset partisipan lalu pergi kekamar mengambil KMS dan kembali lagi keruang tamu menemui peneliti dan memberikan KMS kepada peneliti). Ini mbak KMSnya berat lahirnya itu 2,8 kilogram. Terus ini setiap bulanne ini naik terus ga pernah turun berat badanne mbak. Kecuali yang pas sakit sekarang ini aja turun satu ons berat badannya. Karena nda selera maem sama menyusui juga nda terlalu mau” “Bagaimana bisa berat adeknya naik setiap bulan bu?” “Yah itu mbak ta kasih ASI, sun nestle gitu aja mbak, dari pas lahir itu udah tak kasih. Anaknya nda cerewetan kalo maem. Kan ada anak disini yang nda mau menyusui, maemnya dikit itu anaknya kurus. Berat badanne juga nda naik-naik. Kalo ini berat badanne tiap bulan naik terus kaya ini kan bulan april itu 3,7 kg terus bulan mei itu 4,6 kg, bulan juni itu 5,2, bulan july itu 5,5 kg, terus agustus maren ki naik jadi 5,9 kg. nah maren bulan September itu 6,4 kg. Kecuali sakit ini mbak, jadi berat badanne turun satu ons pas ditimbang” “Selain usaha diberi makanan selain ASI apa lagi yang ibu lakukan untuk anak ibu bu?”
A10.4
A10.4
A10.5 A10.5
A10.6
190
KH
P KH
P KH
P
KH
P KH
“Sebagai orang tua kan mbak itu kan mbak punya tanggung jawab jaga anak, misale makanannya dijaga, ASI itu harus dikasih, sama makanan tambakhan lainnya kaya sun Milna gitu. Kalo nda dilatih itu kan kasian anaknya ntar mudah sakit” “Memang adenya dikasih makanan selain ASI itu bu pas usia berapa bu?” “Usia 2 bulan itu dah tak kasih sun milna sama susu promina. Kata bidane kan usia 6 tahun baru dikasih. Tapi yaitu aku ga mau. Anaknya nangis terus kok jadi tak kasih sun sama susu promina aja mbak” “Mengapa demikian ibu?” “Iya toe mbak, kalo anak cuma ASI aja makanannya kan itu kasian anake kelaperan, jadi biar kenyang dan nda sakit itu tambakh makanan lain. Kaya kita orang tua ini kan mbak pasti lapar kalo nda ditambakh makanan lain. Kalo Cuma minum susu toe itu kan nda kenyang. Soale ” “Oh begitu ya bu. kasian juga ya adeknya bu. Lalu bagaimana bu proses menyusuinya jika adeknya seperti saat ini?” “Menyusuinya berkurang mbak. Biasa sehari delapan kali sekarang cuma bisa empat kali sehari. Ya cuma dikit-dikit aja minumnya mbak. Lagi pula selera menyusuinya itu berkurang. Setiap diberi ASI itu dikeluarkan sama adeknya ini, kalo pun nda dikeluarin itu cuma diisap sedikit aja terus nangis lagi (Ucap riset partisipan dengan wajah sedih sambil menatap wajah anaknya). Nafsu makannya juga berkurang. Tak kasih sun nestle itu dikeluarin terus. Biar nda lapar aku juga sambil beri minum air putih juga mbak biar nda lapar adeknya soalnya menyusuinya berkurang (Riset partisipan lalu duduk kembali di samping peneliti tapi tetap menyusui anaknya dan sambil bercerita dengan peneliti)”. “Bagaimana bisa adeknya minum ASI cuma 4 kali dan cuma dikit-dikit minum ASInya bu?” “Kata orang-orang mbak air susu ne nda enak di mulut adeknya kalo lagi sakit. Makanya adeknya ini
A10.6
A10.7 A10.7
A10.8 A10.8
C11
C11
C11.1 C11.1
191
P KH P KH
P KH
P KH
nda mau menyusui kalo lagi sakit. Kayak dulu mbak waktu adeknya umur 1 bulan adeknya ini mau sempat tak tinggal karena aku harus rawat inap di rumah sakit. Jadi ASI ne tak peras ngono. Tapi untungnya ga jadi rawat inap. Waktu itu katane keluarga suamiku aku kena usus buntu, nah terus aku rontgen di rumah sakit. Katane dokter itu pas diliat hasil rontgen ga ada sakit apa-apa jadine batal rawat inap. Ga tau juga mbak katane sakit didalam tapi pas rontgen itu ga ada apa-apa didalam. Yaitu aku ga jadi rawat inap. Padahal aku ngerasa sakit mbak, tapi pas diperiksa sama di rontgen itu aku ga kenapa-kenapa. Nah adeknya selama itu ga doyan menyusui yang waktu aku sakit itu. Kata keluarga itu ASInya ndak kalo lagi sakit. Makanya adeknya nda doyan menyusui. Sama kaya sekarang ini adeknya juga sakit, jadi nda doyan dia menyusui. waktunya itu ga sesering kalo lagi nda sakit” “Lalu usaha apa yang ibu lakukan waktu itu bu?” “Yow, aku istirahat dirumah aja, sambil minum obat yang dikasih dokternya mbak” “Oh begitu bu, lalu bagaimana proses menyusui selama ibu sakit bu?” “Ya aku tetap menyusui mbak. Sambil makan sayursayur. Soale kalo kita makan sayur yang banyak itu ASI makin banyak. Kalo nda makan sayur itu air ASI pasti ga ada mbak. Saya dulu pernah jarang makan sayur trus dikit sekali air ASI yang keluar nah pas banyak makan sayur baru air ASInya banyak yang keluar” “Bagaimana dengan posisi ibu memberikan ASInya bu?” “Posisinya yah gini ini mbak (riset partisipan sambil menyusui anaknya yang ada dipangkuannya) sambil duduk tapi ya kadang anaknya minta sambil digendong. Paling sering itu digendong mbak” “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi digendong seperti ini bu?” “Nyaman aja mbak udah biasa kaya gini kan udah
C11.2 C11.2 B10 B10
C10 C10
C10.1 C10.1
192
P KH
P KH
P KH
P KH P KH
P KH P KH
pengalaman sama mbaknya ini jadi pas punya anak kedua ga repot-repot amat” “Sudah berapa kali bu hari ini adeknya menyusui?” “Berapa kali yah mbak (sambil mengeryitkan dahinya berusaha mengingat berapa kali dia sudah menyusui). hari ini baru 4 kali kayake mba, ini yang keempat kalinya mba adeknya menyusui (Ucap ibunya sambil tetap menyusui anaknya)” “Berapa lama biasanya bu?” “Wah ga terhitung lamanya mbak, mungkin ya sampe 9 menitan, ya kaya seperti ini lama menyusuinya, ini mau tidur lagi, matanya pejam tapi mulutnya masih bergerak nyedot susunya, kalo malam itu ya sampe tidur” “Maksudnya bagaimana bu, kok bisa sampai tidur menyusuinya malam kemaren?” “Iya mbak, saya menyusuinya sampe ketiduran, sampai-sampai nda ingat kalo lagi menyusui. Tahutahu sudah pagi saja.” “Sebelum menyusui, bagaimana tindakan ibu?” “Pas mau tidur ya ga ada mbak, kalo mau minta ASI kan rewel itu langsung ta kasih aja” “lalu bagaimana dengan pelekatan mulut adeknya bu tiap kali menyusui ?” “Kalo diberi itu mbak langsung diisap ASInya, dia tau kalo ibunya mau beri dia ASI jadinya mulutnya langsung dibuka. Nah kaya gini mbak diberi langsung diisap aja kan mbak, padahal matanya pejam tapi ini terasa kalo airnya diisap terus sama dia (ucap ibunya sambil memperlihatkan anaknya yang sedang menyusui)” “Posisinya menyusui bagaimana bu malam tadi pas ibu menyusui?” “Sukanya itu tiduran biar ga capek menyusuinya” “Kalo adenya sendiri posisi menyusuinya bagaimana bu?” “Adeknya ikut berbaring juga mbak. Tapi sambil maen-maen gitu sampe capek dan puas menyusui baru tidur nyenyak enak”
C11.3 C11.3
C12 C12
C12.1 C12.1
C12.2 C12.2 C12,3 C12.3
C10.2 C10.2 C10.3 C10.3
193
P KH P KH P KH
P KH P KH
P KH
“Maen-maen yang seperti apa bu?” “Ini teteknya ini dimasukin kemulut tapi nda diisap hanya diemut aja gini mbak” “Bagaimana dengan bentuk dukungan dari keluarga selama ibu menyusui bu?” “Yo kalo keluarga dukung-dukung aja mbak. Selama sehat dan baik-baik aja itu dukung terus mbak” “Menurut ibu bentuk dukungannya seperti apa bu?” “Yah sama aja mbak, dukung juga. Sering ditanyain “kabar adeknya gimana, Sehat-sehat aja kan” gitu kalo ditelpon. Ini kemarin pas lebaran kan mau pulang Kalimantan mbak. Tapi sama suami dilarang. Katane suami nanti aja pas desember sewaktu dia balik dari Kalimantan baru kami ke malang. Sudah kangen juga sama keluarga disana. Suami saya di kalimantan timur mbak jadi karyawan kebun sawit disana, jadi pas melahirkan dia ga ada disini, dan sampe sekarang belum liat anaknya yang kecil ini, katanya rencana desember pulang tapi belum tau jadi apa ga, kumpulin uang dulu. kalo untuk dukungan ga ada yang penting anaknya sehat. Bapaknya cuma bisa dengar suaranya saja ga pernah ketemu langsung” “Oooh gitu bu, udah berapa lama bu bapak di Kalimantan Timur?” “Ya sudah 2 tahun ini ga pulang” “Selain dari keluarga dari siapa ibu mengetahui pentingnya memberi ASI bu? “Dari bidannya langsung mbak, pas setelah melahirkan itu dikasih tahu untuk menyusui adeknya biar sehat gitu anaknya karena susu itu asli dan alami gitu mbak” “Kalo ibu sendiri apakah ibu bekerja bu?” “Iya mbak kerja. Saya itu dulu waktu masih hamil adeknya ini jualan nasi kuning, buah durian itu didepan rumah. Pas lahirke adeknya ini, udah nda jualan lagi fokus urus anak dulu oleh mertua gitu mbak dan juga saya ga kuat. Repot kalo ada anak mbak”
C10.4 C10.4 B12 B12 B12.1 B12.1
B12.2 B12.2 B12.3 B12.3
B13 B13
194
P KH
P KH
P
KH P
KH
P KH P KH
P KH P KH
“Gimana perasaan ibu setelah ibu berhenti bekerja dan memilih lebih fokus mengurus anak bu?” “Ya tidak apa-apa mbak kan lebih enak juga bisa mengurus anak soalnya kalo ga disusui itu anaknya nangis, rewel gitu mbak kasian kalo ditinggal-tinggal” “Bagaimana proses menyusui jika ibu sedang bekerja di rumah bu?” “Ya saya menyusui hingga adeke kenyang. Jika masih rewel ya saya tetap memberikan ASI. Soale saya dibantu ibu mertua dan mbak Mila dalam memasak. Itu mbak Mila udah bisa masak nasi” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama jika saat ibu sedang ingin bekerja seperti menyapu?” “Pekerjaan ditinggal dulu, soale kasian sama adeke kalo nda diberikan ASI” “Bisa ibu ceritakan pengalaman ibu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari hari ini bu di rumah sambil menyusui adeknya?” “Tadi pagi itu saya tetap masak nyayur gitu mbak. Bangun pagi-pagi sewaktu adeknya belum bangun terus buru-buru mandi setelah itu sarapan. Adenya bangun baru nyusui dia, terus mandiin. Soale kan mau ke Balai Pengobatan itu untuk rontgen adenya” “Oh gitu bu, berapa lama bu tadi adenya menyusui bu?” “Yah itu nda terlalu lama, cuman 5 menitan aja mbak” “Kenapa hanya 5 menit saja bu?” “Soale kan mbak masih sakit, jadi selera menyusuinya itu berkurang dan juga buru-buru mau ke Balai pengobatan itu” “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir tamu datang disini dan adenya lagi menyusui?” “Terakhir mbaknya ini hahaha (ucap riset partisipan sambil tertawa)” “Bagaimana tindakan ibu dalam hal menyusui?” “Dilihat-lihat dulu kalo tamunya perempuan ya tetap menyusui tapi kalo laki-laki ya tunggu sampe pulang
B13.1 B13.1
B13.2 B13.2
B13.3
B13.3 B13.4
B13.4
C12.4 C12.4 C12.5 C12.5
B11 B11 B11.1 B11.1
195
P KH
P KH
P KH
P KH
P KH
P
dulu baru menyusui kalo ga yah bawa ke kamar dulu atau kedapur terus baru kasih mimi disana kalo udah baru kedepan lagi, jadi minta tolong bapak dan ibu mertua dulu yang nemenin sementara saya masih mimiin adeknya” “Alasan ibu untuk memberikan ASI apa ya bu?” “ASI kan lebih bagus dari pada susu formula jadi diberi ASI selain itu irit biar ga keluar duit beli ASI soalnya suami saya di Kalimantan itu ga nentu kiriman duitnya jadi saya juga bantu sambil kerja karena lagi menyusui ini makanya berenti kerja mbak ” “Terus posisi menyusuinya bagaimana bu?” “Tiduran bisa, duduk bisa, digendong sambil ajak jalan juga suka tergantung suasananya aja mbak misalnya kalo adeknya nangis, cerewet gitu ya ta ajak duduk atau ga ajak jalan-jalan sambil digendong gitu” “Oooo jadi itu adeknya sendiri yang minta ya bu?” “Iya, kalo dipaksa untuk netek sambil tiduran ga mau juga jadi mau ga mau diajak jalan-jalan atau duduk supaya mau menyusui. Namanya anak kecil kan mbak banyak maunya dan harus dituruti” “Bagaimana dengan waktu menyusui adeknya bu ?” “Kalo menyusui adeknya ini sewaktu nangis ya dikasih. Nda ada jadwal khusus, soalnya kalo anak kecil kan mbak, mudah laper. Badannya aja kecil tapi makannya itu walaupun sedikit-sedikit tapi banyak.” “Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?” “ASI kan lebih bagus mbak dari pada susu formula, terus lebih irit nda harus beli. Lebih enak mbak dari pada susu formula, selain itu jarang sakit lebih kuat dari pada anak lain yang ga diberi ASI mbak, terus ga pernah diare juga karena saya ga pernah makan yang pedas” “ASI kenapa lebih bagus daripada susu formula bu?”
B10.1 B10.1
C10.5 C10.5
A13 A13
A15 A15
A10.9 A10.9
A10.1 0 196
KH
P KH
P KH P KH
P KH
P KH P KH
P KH
“ASI itu kan cepat mbak, instan, jadi kalo malam hari adeknya bangun minta mimi susu aku nda harus repot kedapur ambil air hangat atau air dingin dan taruh dibotol. Tapi kalo menyusuikan langsung aja anaknya netek” “Maaf bu, kenapa adeknya bisa diare kalo ibu makan pedas?” “Iya mbak kalo makan pedas nanti anaknya bisa diare kan sayur yang dimakan ikut dimakan anaknya juga tapi lewat air susu kita” “Lalu menurut ibu, 4. Berapa kali dalam sehari ibu memberikan ASI?” “Berapa kali yah mbak, aku ndak tau. Tunggu anaknya minta baru dikasih gitu aja” “Bagaimana posisi menyusui setelah melahirkan saat itu bu?” “Posisi menyusuinya waktu itu aku berbaring aja mbak kan ga kuat untuk duduk tapi anaknya kuat menyusui. Bu bidannya taruh disamping saya terus ta kasih ASI terus anaknya menyusui” “Menurut ibu posisi yang nyaman untuk menyusui anak itu bagaimana sih bu?” “Menurut pengalaman aku yah mba, duduk aja biasa menyusui, kalo adeknya ngerasa nda nyaman yah aku ajak jalan-jalan” “Ndak nyamannya itu seperti apa bu?” “gelisah gitu kalo disusui” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?” “Berat badannya itu mbak menurun, terus kaya kurang gizi gitu mbak. Aku melihat anak tetangga itu kurus karena ga menyusui mungkin karena orangtuanya sibuk bekerja” “Apakah anak ibu sendiri pernah mengalami hal seperti itu bu?” “Oh nda, ndak pernah. Kalo sakit itu palingan karena lagi musim sakit aja, inikan lagi musim pilek nah kena pilek juga. Kalo yang kurus itu aku lihat anak tetangga aja kan ibunya sibuk kerja jadi anak dikasih
A10.1 0
A10.1 1 A10.1 1 A14 A14 A13.1 A13.1
A13.2 A13.2
A13.3 A13.3 A11 A11
A11.1 A11.1
197
P KH
P KH
P KH
P
KH
susu formula aja atau apa aku juga ndak tahu mbak” “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama menyusui bu?” “Apa yo mbak. Ini putting yang sering sakit karena kasar waktu neteknya (sambil meringgis menahan sakit). Apalagi sekarang giginya udah tumbuh dua karena gregetan jadine di gigit gigit puttingnya sampe pernah mau putus rasanya putting aku waktu itu mbak, mulut anak kecil itukan kasar kalo netek seenakke dewe (seenaknya sendiri)” “Terus bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” “Ya tetap tak susui mbak, ntar sembuh sendiri putingnya yang sakit. Sambil menahan sakit yo aku tetap menyusui, ini semua demi anak” “Selain itu kendala apa saja yang ibu alami bu?” “Lebih ke pekerjaan aja sih mbak, soalnya kan saya kerja bantu suami, tapi yah karena dimarahin sama mertua untuk kerja jadinya gini urus anak aja. Sama kalo saya makan pedes gitu anaknya bisa kena diare atau juga mudah kena flu padahalkan saya kasih ASI sama makanan tambakhan lainnya kaya nasi sama air putih” “Iya ibu, ibu terima kasih buat hari ini, saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)” “Iya mbak, hati-hati dijalan, kapan-kapan mampir lagi ya mbak”
A12 A12
A12.1 A12.1
A12.2 A12.2
198
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN III Nama Ibu Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
: CH : Salatiga, 30 Juni 1979 : 33 Tahun : Islam : SMA : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
: NI : Polobogo, 8 Juli 1975 : 37 Tahun : Islam : SMA : Tani
Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan
:2 : YD : Polobogo, 12 Desember 2000 : 12 Tahun : Islam : SD
Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: BE : Polobogo, 12 Desember 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Polobogo
Keterangan : P : Peneliti CH : Riset partisipan Subjek Isi Pembicaraan Kode P “Selamat siang ibu perkenalkan nama saya A1 Rosalina, saya mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Ilmu Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud dan tujuan kedatangan saya kemari adalah untuk belajar dan juga menyelesaikan tugas akhir saya tentang perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo ini ibu. Saya di beritahu istri kepala dusun mengenai warga yang saat ini sedang menyusui dan salah satunya ibu” (sambil bersalaman dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian) 199
CH
P CH
P RCH
P
CH
P CH
P CH
P CH
“Selamat siang mba, saya ibu C, wah ayo silahkan masuk dan silahkan duduk dulu (ucap riset partisipan sambil mempersilahkan peneliti masuk kedalam rumah dan mempersilahkan peneliti untuk duduk) Ini mbanya yang waktu itu bantu-bantu di posyandu khan kalo nda salah?” “Iya ibu saya yang waktu di posyandu waktu itu bersama bu bidan Isna” “Wah iya makanya aku rada-rada ingat sama mbanya, ayo duduk dulu mba, sebentar yah saya kebelakang sebentar (Riset partisipan sambil berusaha mengingat bahwa dia pernah bertemu dengan peneliti di posyandu) ” “Iya ibu silahkan (Ucap Peneliti sambil tersenyum kepada riset partisipan)” “Ayo mba ini diminum teh sama dimakan yah kuekuenya (Mempersilahkan P untuk makan kue-kue ringan dan minum yang telah disediakan oleh riset partisipan)” “Iya ibu, wah makasih ibu, maaf merepotkan. Ibu mohon maaf mengganggu waktu istirahat siangnya ya bu” “Wah gapapa mba, aku juga nda ada kerjaan. Kerjaannya dirumah aja. Aku juga dengan senang hati bisa membantu mbanya untuk mengetahui ibu yang sedang menyusui, berbagi pengalaman itukan baik” “Apakah ibu dan bapak asli dusun Polobogo bu? “Aku ini aslinya dari Salatiga juga mbak, bapak dan ibuku sekarang ada disalatiga. Kami punya rumah disana didepan happy puppy. Jadi aku sering pulang pergi kerumah orang tua disalatiga kalo di disini lagi ga ada kerjaan. Disini aku ikut suami karena suamiku asli dusun Polobogo sini dan bapak juga bekerja di pabrik rokok mbak, pulangnya sore jam 4 an gitu. Tapi kalau lembur biasa pulang malam” “Ibu mempunyai berapa anak bu?” “Aku sudah punya anak 2 mba, anak pertamaku itu namanya Yunda (menyebutkan nama anak pertama riset partisipan), dan anak keduaku namanya Berlin (menyebutkan nama anak kedua riset partisipan)” “Usianya mas Yunda dan dek berlin sekarang berapa bu?” “Kalo Yunda itu usianya 12 tahun, si Berlin ini usianya 1 tahun”
A1
A2 A2
A3 A3
A4
A4
A5 A5
A6 A6
A7 A7
200
P CH
P
CH
P
CH
“Ibu boleh saya pinjam buku KMS (Kartu Menuju Sehat) adeknya bu?” “Oh ia boleh mba, sebentar yah mba, saya ambilkan dulu (Riset partisipan beranjak berdiri lalu kekamar untuk mengambil KMS)” “Ini mba (Riset partisipan menyerahkan KMS kepada peneliti sambil menjelaskan mengenai berat badan anaknya) Berlin ini naik berat badannya itu sedikit-sedikit aja, kaya ini kan 3,4 berat lahirnya, 4,5 kg, terus 5, 2 kg, kemarin bulan agustus itu belum tak tulis mba itu 8,7 kg, yang September juga sama, terus ini kan lagi sakit jadi turun 2 ons tadi waktu ditimbang di rumah bidan Anis jadinya itu 8,5 kg aja” “Kenapa berat badan adeknya naiknya sedikit-sedikit bu (Dengan wajah serius sambil membuka KMS dan melihat berat badan anak riset partisipan)?” “Menurut aku ya mbak itu karena makin besar anaknya makin susah maem. Pengalaman anakku waktu usia Yunda seperti Berlin ini juga sama makin bertambah usianya makin angel maemnya (susah makan) itu karena aktivitas bermainnya lebih banyak, terus giginya yang mau tumbuh sehingga membuat dia itu cerewet jadinya susah kalo mau maem. Aku juga nda tau kenapa bisa begitu mba. Ini kan giginya sudah tumbuh empat, pasang baju juga sudah bisa tapi masih harus didampingi terus, soale kan kalo pasang baju bisa terbalik, jadi itu biasa yang dibaiki sama aku atau bapaknya” “Oh begitu bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua ini bu?” “Anak pertama dan kedua ini semua ASI tapi diselingi juga dengan susu formula, soalnya sama bidannya waktu melahirkan itu langsung disusui ke aku mbak, karena air susu pertama itu kan bagus untuk ASI, kira-kira selang 30 menit aku baru disuruh menyusui soalnya kan aku sama anakku dibersihin dulu baru setelah itu menyusui. Masnya ini si Yunda menyusuinya cuma 6 hari tok mba karena aku sakit. Jadi, ASInya itu nda keluar pas hari keenam menyusui. Padahal selama 5 hari menjelang hari keenam itu masih lancar aja ASIku dan Yunda pun masih netek. Tapi itu udah detikdetik aku mau sakit, dan keluarnya juga dikit-dikit ga terlalu lancar. Nah setelah hari keenam itu ASInya udah nda keluar. Jadi, akune langsung berentiin aja
A8 A8
A9
A9
A10
A10
201
P CH
P
CH
P CH
adeknya menyusui. Langsung tak kasih susu formula aja terus sama makanan kaya nasi yang dibuat halus kaya bubur sama pisang yang dilumatin sampe halus aja. Ya itu tak liatin pertumbuhannya, soalne kan aku takut dia kenapa-kenapa. Tapi syukurlah anaknya tumbuh sama kaya anak lain pada umumnya. Cuman bedanya itu kalo aku liat dengan Berlin ini, yang Yunda lebih sering sakit, dan dirumah yang sering sakit Yunda. Kalo Yunda udah sakit itu pasti nular ke Berlin. Ini Khan berlin lagi ga enak badan juga mba, pilek ini Berlin. Karena ada masalah itu makanya anak kedua aku komitmen untuk menyusui dan sampai sekarang itu masih menyusui. Tapi dari usia 3 bulan sudah tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Soalnya kalo cuman ASI aja itu gimana yah seperti kelihatannya itu kurang kenyang” “Bagaimana dengan nafsu makan dek Yunda bu selain netek ASI?” “Yah namanya masih kecil yah mba, masih cerewet makanan dan minumannya tapi tetap dikasih dan mau nda mau tetap dimaem. Namanya anak pertama yah mba, belum ada pengalaman apa-apa. Nah setelah anak kedua ini baru aku dapat pencerahan dan melihat hasilnya dari Berlin ini” “Oh ia ibu tadi kan ibu katakan bahwa adek Belin sudah diberi makanan selain ASI itu usia 3 bulan karena terlihat kurang kenyang, itu kurang kenyang yang bagaimana ya bu?” “Yah kayak lapar gitu mba, jadi tak kasih asupan makanan tambahan seperti nasi yang tak ancurin jadi bubur, sayur-sayuran yang dilumatin jadi satu sama nasi yang dibuat bubur itu suka banget anakku maemnya. Kalo sudah maem itu aku liat dia kenyang, nda cerewet terus pengen netek soalnya kalo cuma netek aja itu kasian aku melihatnya kayak masih lapar. Dulu kan mbak sebelum tak kasih asupan makanan lain itu sering netek. Tetapi setelah tak kasih asupan makanan tambahan itu anakku udah jarang netek karena sudah kenyang dan aku bisa lanjut pekerjaan aku dan nda pegel netekin terus” “Kenapa bisa jarang netek bu dek Berlinnya?” “Ya itu kalo sudah maem kan dia kenyang jadi banyaknya netek itu berkurang. Dulu itu mbak waktu dia masih umur 1-2 bulan itu sering banget
A10.1 A10.1
A10.2
A10.2
C11 C11
202
P CH P CH
P
CH
menyusuinya. Sehari itu nda kehitung pokoke tiap kali lapar ya udah harus kita harus netekin dia kalo nda aduh anaknya cerewet dan pekerjaan kita jadi terganggu. Kalo sekarang kan neteknya palingan sehari cuma 2-3 kali aja. Mau sakit atau nda sakit sama aja maemnya sudah mulai angel kok mbak. Kaya ini kan dek Berlin lagi sakit jadi maemnya itu susah maunya netek aja” “Sudah berapa lama bu adeknya sakit?” “Baru hari kemarin ini mbak demamnya sama flu juga” “Ini penyebab adeknya sakit kenapa bu?” “Ini karena menular dari Yunda itu. Yunda kan lagi flu juga ga enak badan. Terus adeknya ini diciumcium sama dia, namanya anak kecil kan mbak itu mudah menular jadi adeknya ini malah langsung ikutan demam sama flu juga. Tadi malem itu pas tak raba dahinya, ini kok panas dahinya” pikirku kan mbak. Wah bener iki adeknya demam, soalnya ini seharian maemnya angel banget, susah maem gitu mbak” “Ibu bisakan ibu menceritakan kepada saya mengenai kegiatan ibu hari ini yang berkaitan dengan proses menyusui?” “(Riset partisipan bercerita sambil tersenyum tapi tetap dengan mimik wajah serius) Aku dari awal bangun sampe sekarang ini semua berkaitan dengan menyusui. Kayak bangun pagi sebelum dek Berlin bangun aku masak dulu untuk siapin sarapan buat Yunda untuk pergi sekolah dan bapaknya sebelum berangkat kerja. Soalnya kalo Berlin bangun aku ga bisa menyelesaikan pekerjaanku. Ikut bapaknya aja dia nda mau. Jadi pas masak selesai dek Berlin baru bangun terus menyusui dulu “mimi susu mimi susu” gitu mba (sambil meniru ucapan anaknya minta menyusui). setelah itu baru mandi. Siang ini juga menyusui, pokoknya pas setiap minta itu harus dikasih kalo ga dikasih nanti anaknya rewel. Kalo rewel kan nanti ganggu pekerjaan, bisa ga selesai-selesai pekerjaanku mbak. Kalau yang tak kasih makanan tambahan itu ya sama seperti yang lainnya sarapan pagi ya ikut makan yang kecil ini, waktunya makan siang ya ikut makan juga, jam-jamnya sama kaya yang orang dewasa kecuali kalau lagi sakit dan masih tidur ya maemnya menyusul. Tapi repotnya kalo masak
C11.1 C11.1 C11.2 C11.2
B13
B13
203
P CH
P CH
P CH
P CH
sayur gitu mba harus dipisahin, bapak ibunya suka pedes, kalo masih kecil kan ga kuat pedes jadi sayurnya dibuat beda itu satu sayur aja tapi kalo udah masak yang belum tak pedesin itu dipisahin dulu setelah itu baru tak pedesin khusus bapak dan ibunya”. “Oh begitu bu, berapa lama waktu yang digunakan untuk menyusui setelah bangun tidur tadi pagi bu?” “Mmm Ga terlalu lama mba, sekitar delapan menitan saja (Riset partisipan sambil mengeryitkan keningnya seraya mengingat waktu yang digunakan anaknya untuk menyusui), Karena sesudah bangun tidur itukan badan segar jadi ga terlalu lama neteknya, tapi kalo malam mau tidur biasanya lama neteknya. Aku biasa lupa kalo aku lagi netekin, soale kan kalo sudah ketiduran aku sampe lupa lepasin mulutnya dari tetek. Jadi, putting payudaraku biasa nempel sampai pagi” “Kenapa tidak dilepas bu putting susunya? Bisa ibu jelaskan bu?” “Ketiduran jadi aku lupa lepasinnya. Kaya ini nih mba netek tapi ga disedot, cuma diemut gitu aja. Yah gini lah mba sehari-hari kegiatanku. Jadi biar ga capek itu aku kasih maem biar kenyang. Ini nanti aku mau kasih dia maem, tadikan dia belum maem. (ucap ibunya sambil menatap anaknya yang sedang menyusui tersebut)” “Bisa ibu menceritakan kepada saya mengenai posisi saat ibu memberikan ASI kepada anak bu?” “Tadi pagi itu posisi menyusuinya berbaring, kan masih tidur mba. Setiap bangun tidur pasti posisi aku netekinnya itu berbaring, malam juga sama kalo mau tidur malam pasti berbaring kecuali kalo lagi santai gini itu posisi menyusuinya duduk saja. Menyusui itu mengikuti maunya anak, kalo kita memaksakan harus posisi seperti yang kita suka itu anaknya ga suka dan akhirnya rewel. Seperti ini mba kalo sudah menyusui itu (anak riset partisipan menyusui dengan posisi berdiri sedangkan ibunya duduk dikursi)” “Berbaringnya itu ibu posisi sebelah kanan atau kiri bu?” “Ganti-gantian saja mba kadang sebelah kanan, kadang sebelah kiri. Soalnya kalo anaknya kuat menyusui biasa nenen (Nenen artinya payudara dalam bahasa masyarakat Polobogo) satunya cepat
C12 C12
C12.1 C12.1
C10 C10
C10.1 C10.1
204
P CH
P CH
P CH
P CH
P CH
P CH
P CH
kosong jadi harus pindah ke nenen satunya” “Berapa lama waktu yang digunakan untuk menyusui di satu nenen baru ke nenen satunya bu?” “Biasanya 15 menit tapi kalo dia menyusui seperti ini yah ga pindah-pindah (anaknya riset partisipan baru menyusui 2 menit berhenti untuk main makanan yang tersedia diatas meja. Setelah puas bermain dek Berlin menyusui kembali)” “Bagaimana perasaan ibu selama menyusui dengan posisi seperti itu bu?” “Diikuti aja mba, kalo nda diikuti yah anaknya nangis. Dari pada cerewet lebih baik diikuti saja, setelah kenyang kan baru aku bisa bersih-bersih, masak, mandi, dan sarapan gitu” “Oh ya bu, posisi adeknya sendiri selama menyusui bagaimana bu?” “Ini kalo netek yah kaya gini mbak, sambil duduk seperti ini (Anak ibu CHR menyusui dengan posisi duduk dipangkuan ibunya disebelah kanan tidak dengan posisi berbaring)” “Lalu bagaimana bila menyusui dengan posisi berbaring bu?” “Ya kalo berbaring posisi menyusuinya juga berbaring mbak, kalo duduk dia ikutan duduk tapi kalo capek biasa dia baring dipangkuanku” “Lalu seberapa sering bu anak ibu menyusui dalam sehari?” “Selama ini tak kasih kalo dia minta mba, kalo nda minta itu nda tak kasih. Waktunya itu ga menentu ga bisa dijadwalkan. Sewaktu dia minta ya harus dikasih “mimimimi” gitu (sambil meniru ucapan anak subjek)”” “Mengapa ibu melakukan hal demikian bu? ” “Karena yang namanya anak kecil itu kan mba beda kaya orang dewasa. Kalo masih kecil dikit-dikit lapar jadi waktu mimi susunya itu berulang-ulang kali. Makanya pas umur 3 bulan langsung tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Itu untuk melatih anaknya juga biar ga manja sama ASI terus” “Mengapa hal itu bisa terjadi bu” “Karena waktu masih kecil itu saya liat kalo sudah dikasih ASI kaya masih lapar gitu anaknya. Padahal banyak mimi susunya, jadi pelan-pelan tak kasih asupan tambahan makanan, nah setelah itu baru tak liat dia kenyang”
C12.2 C12.2
C12.3 C12.3
C10.2 C10.2
C10.3 C10.3
C11.3 C11.3
C11.4 C11.4
C11.5 C11.5
205
P CH
P CH
P CH
P CH
P
“Ibu mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI dari siapa bu?” “Yang jelas dari keluarga dan aku juga kan kader posyandu jadi aku banyak tahu, “gitu tante aku sampe sekarang masih ASI hehehe” (sambil menirukan suara anak subjek yang lagi dipangkuan ibunya). Kalo gak ASI pasti harus banyak keluar biaya jadi tetap ASI dari keluarga dari suami katanya “Harus disusui biar cerdas” “Bisa ibu jelaskan bu?” “hahahaha piye ya, menyusui bagi orang desa itu kan mba sudah jadi tradisi turun temurun, tahunya hanya ASI saja, beda kaya dikota sudah susu formula. Kalo didesa kan pikirnya hemat kalo ASI, kalo formula itu kan ga hemat, apalagi pekerjaan bapak ini hanya diperusahaan. Tetapi waktu yang Yunda itu memang tak kasih susu formula waktu umur 6 hari, karena setelah 6 hari air susu ku nda keluar karena sakit jadi tak kasih susu formula terus. Kalo yang Berlin ini memang dari kecil ASI terus tapi tak selingi asupan tambahan makanan lain” “Dengan waktu yang banyak buat menyusui anak, bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” “Ya aku itu mba baru bisa enak kerjanya kaya masak siapin sarapan pagi, makan siang, makan malam itu kalo Berlin ini tidur siang, atau kalo masnya (menyebutkan anaknya yang pertama subjek) udah pulang sekolah itu maen sama masnya kalo ga ya gini terus seharian digendong, masak ya ikut masak sambil digendong kalo ikut orang asing atau bahkan ibu aku sendiri ga mau makanya tumben tadi dek Berlin mau digendong sama mbanya. Nah tadi pagi kan aku minta masnya ini si Yunda untuk jagain adeknya karena kan aku harus buat sarapan pagi buat yang Yunda yang mau berangkat sekolah sama bapaknya pergi kerja. Terus Yunda sibuk dikit aja si Berlin sudah ditengah jalan sana. Aduh aku kan takut kalo ada kendaraan lewat, takut ketabrak gitu mba” “Iya bu, tadi anteng anaknya (tenang anaknya)” “Iya itu mba saya juga kaget, mau buat minum aja kalo ada tamu dek berlin digendong sambil buat minum” “Ibu terakhir keluarga datang kerumah ibu kapan bu?”
B12 B12
B12.1 B12.1
B13.1 B13.1
B12.2 B12.2
B11
206
CH
“Kemarin yang datang ibu saya itu hari jumat B11 kemarin mba berkunjung kesini”
P CH
“Ibu tetap menyusui bu, bisa diceritakan bu?” “Mau tidak mau dikasih mba, la ya bagaimana harus dikasih palingan ya ditutup pake salendang mba tapi kalo sama ibu kan biasa aja kecuali sama tamu lakilaki atau lagi keluar rumah itu ditutup salendang atau ga menyusui dulu puas-puas dirumah biar pas keluar rumah itu udah ga minta mimi susu lagi. Kalo sama orang tua sendiri itu biasa udah ga malu-malu lagi neteknya. Kemarin itu cerita-cerita gini yah sambil aku juga netein si Berlin. Wes tetap menyusuilah” “Maukah ibu menceritakan alasan ibu mau menyusui hingga saat ini?” “Yang pertama itu karena kasih sayang kalo menyusui itu kan makin dekat sama anak kaya kita bisa merasakan apa yang dia rasakan gitu mba, selain itu kekebalan tubuhnya beda sama yang kaya masnya kalo masnya itu mudah sakit waktu kecil sampe sekarang kalo berlin itu ga, jarang sakit, lincah anaknya, cepat berkembang kayak jalannya cepat gitu mba, memberikan makanan yang terbaik buat anak mba” “Bisa jelaskan bu keadaan dek Yunda pada saat ibu tidak menyusui bu?” “Keadaannya baik-baik aja itu mba anaknya, palingan daya tahan tubuh ga seperti yang dikasih ASI. Kalo dikasih ASI daya tahan tubuhnya juga kebal agak kebal gitu kalo ga kan Yanda ini mudah sakit juga kaya kena flu” “Kalo yang berlin pemberian ASI nya bagaimana bu?” “Kalo Berlin dari sejak lahir sampe sekarang, Berlin sudah ta kasih makanan tambahan dari umur 3 bulan, soalnya kan kayak lapar gitu dia merasa ga kenyang, padahal aku juga makanannya sayur tapi dia merasa ga kenyang terus ditambah asupannya dengan makanan tambahan itu baru terlihat dia kenyang” “Manfaat yang ibu lihat dan ibu rasakan apa bu? “Pokoknya kita ga susah-susah harus bikin nah yang jelas itu, kalo haus atau laper langsung kasih aja ga repot-repot, dan juga berat badannya tambah, daya tahan tubuhnya kebal, ga mudah sakit, flu gitu ga
P CH
P CH
P CH
P CH
B11.1 B11.1
B10 B10
A11 A11
A11.1 A11.1
A10.3 A10.3
207
P CH
P CH
P
CH P CH
P CH
P CH
P
mudah” “Bisa ibu jelaskan manfaat menyusui bagi ibu sendiri bu?” “Manfaatnya ada, dulukan aku gemuk sekarang kan agak ga gemuk kan lumayan toe, ibaratnya kan aku menyusui beratnya ya agak berkurang. Menurut aku juga membantu dari pada aku diet kan kalo aku ngasih ASI bisa turun sendiri ga harus pake obatobat jadi ga perlu diet (sambil tersenyum-senyum)” “Bagaimana perasaan ibu pada saat menyusui bu?” “Kasih sayang, kalo Berlin lagi menyusui gitu kan sambil peluk-pelukan bercandaan, kalo melihat dia kenyang gitu rasanya lega aku. Tapi aku liat kaya nda kenyang gitu mba trus aku tambah asupannya dengan makan nasi yang dibuat bubur, minum air putih gitu biar terbiasa, karena setelah aku kasih asupan gitu baru terlihat kenyang ga lapar lagi gitu. Harus dilatih supaya ndak mimi ASI terus sampe gede.” “Menurut ibu apa berbedaan anak pertama ibu yang diberi ASI tapi diselingi dengan susu formula dengan anak kedua ibu yang diberi ASI terus bu?” “Pandai ga gito lo cerdasnya kurang-kurang ga ga begitu pintar” “Selain itu ada kendala lain bu?” “Daya tahan tubuh Yanda itu kurang, mudah sakit kena flu, IQ nya pengaruh juga, kaya ga pinter gitu loh, beda dengan yang menyusui kaya Berlin ini lebih pinter, lebih lincah, kalo diminta ambil kain gitu langsung pergi ambil kain, berat badannya juga ga turun, stabil kecuali kalo sakit aja mbak” “Kalo menurut ibu sendiri posisi memberi mimi susu yang nyaman itu bagaimana bu?” “Posisinya itu duduk bisa, baring juga bisa. Kaya ini khan baru bangun tidur siang dia mba jadi tadi ditempat tidur mimi susu dulu sebelum tidur siang juga gitu jadi “mimi susu dulu tante”(ucap ibunya sambil meniru suara anaknya)” “Kalo menurut ibu berapa lama bu sebaiknya memberi mimi susu?” “Wah ga nentu kalo jamnya mba, kadang kalo mimi susu sampe ketiduran yah dibiarin gitu aja mba kan sudah mengantuk” “Kalo menurut ibu sendiri seberapa sering sih bu sebaiknya adenya menyusui?”
A10.4 A10.4
A10.5 A10.5
A11.2
A11.2 A11.3 A11.3
A13 A13
A14 A14
A14
208
CH
P CH P CH
P CH
P
CH P
“Wah kalo menyusui itu ga nentu kalo dia minta ya kasih, pagi siang malam lah. Kalo lagi pergi juga minta, anak kecil kan kalo lapar mau dimanapun tempatnya ga menghalangi dia untuk minta mimi susu” “Menurut ibu posisi menyusui anak yang nyaman itu bagaimana sih bu?” “Menurut aku sih mbak, posisinya itu duduk bisa berbaring juga bisa, senyamannya kita aja mbak” “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama menyusui? Bagaimana cara ibu mengatasinya?” “Itu kalo lagi sakit misalnya flu, batuk gitu ya anaknya ikutan sakit juga. Ini kan dek Berlin sakit karena nular dari masnya itu, jadi ikut sakit juga adeknya. Sama kalo buat sayur itu aku masak buat makan dirumah itu dijadiin 2, buat bapak ibunya yah pedas sayurnya karena ga suka kalo ga pedas tapi kalo buat yang si kecil ini ga pedas gitu, sama mba kalo dirumah itu repot sama barang-barang kaya gini makanan ringan ini (menunjukkan makanan ringan depan subjek) harus disimpan di atas kalo ga wah di mainin sama dia, ga dimakan, kan lagi suka main-main tapi ya seru juga mba” “Kalo sudah begitu, bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” “Yo aku biasanya ke bidan Isna itu berobat ke dia terus minta obat biar ga sakit dan menyusuinya pun itu ga terkendala, kasian kalo liat anak malammalam pengen mimi susu tapi ga keluar-keluar susunya, kaya waktu mau menyusui Yunda, tapi yo syukur pas Berlin ini walau sakit tetap keluar aja susunya” “Iya ibu terima kasih buat hari ini ya bu, jika masih ada kesempatan lain waktu saya maen kesini lagi ya bu?” “Iya mbak gapapa, nanti sms dan telpon aja ya mbak” “Iya ibu (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan dan anaknya)”
A14
A13.1 A13.1 A12 A12
A12.1 A12.1
209
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN IV Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
: SR : Polobogo, 27 Maret 1989 : 23 Tahun : Islam : SMA : Bertani
Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
: ST : Semarang, 4 Agustus 1980 : 32 Tahun : Islam : SMP : Petani
Jumlah Anak Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan
:2 : TI : Polobogo, 1 Mei 2009 : 3 Tahun : Islam : Tidak Sekolah
Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat
: PA : Polobogo, 19 Maret 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Polobogo
210
Keterangan : P : Peneliti SR : Risetpartisipan Subjek Isi Pembicaraan P “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di desa Polobogo berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu CH bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui di daerah sini” (sambil bersalaman kepada riset partisipan, ibunya dan anak pertama riset partisipan dan menjelaskan maksud tujuan penelitian) SR “Iya mba, silahkan duduk mba, sandalnya dipake aja mbak gapapa nanti kotor ini kan lantainya alas tanah (Ucap riset partisipan mempersilahkan peneliti untuk duduk)” P “Oh ia ibu terima kasih maaf mengganggu ya bu (Ucap peneliti sambil duduk di sofa bersebelahan dengan riset partisipan)” SR “Tidak apa-apa mbak, kalo siang hari gini ga ada kerjaan, palingan nunggu warung aja. Ini mbanya dari mau belajar tentang ibu-ibu yang menyusui ya mbak?” P “Iya ibu, kalo ibu tidak keberatan saya mau belajar banyak dari ibu tentang ibu yang sedang menyusui” SR “Iya mbak, boleh-boleh aja” P “Oh ia bu, di rumah ibu sama siapa?” SR “Kami berlima mba, saya, ibu saya, sama mbah, dan anak-anak. Kalau suami lagi potong rumput di kebun mbak ” P “Memang suami ibu pekerjaannya apa bu?” SR “Suami saya pekerjaannya cuman petani mbak. Biasa aja, namanya juga di desa” P “Oh begitu bu, oh ia ibu mempunyai berapa anak bu?” SR “2 mba” P “Usia berapa bu anak pertama dan kedua?” SR “Anak pertama usia 3 tahun, dan anak kedua usianya 1 tahun mbak” P “Apakah kedua anak ibu semuanya menyusui bu?” SR “Iya semua menyusui anak-anakku. Menyusuinya
Kode A1
A1
A2
A2
A3 A3 A4 A4
A5 A5 A6 A6 A7 A7 A8 A8 211
P SR
P
SR
P SR P SR
P SR P SR
P SR
P SR
P
sampai usia 2 tahun mbak” “Kenapa sampai usia 2 tahun bu?” “Karena pengalaman kakaknya ini menyusui sampai 2 tahun dan bidan Isna juga kasih tahu menyusui sampai 2 tahun mbak” “Ibu bisa menceritakan kepada saya mengenai pengalaman ibu saat menyusui anak pertama dan kedua ini bu?” “Yustia (Menyebutkan nama anak pertama ibu SR) sama adenya ini Panji (menyebutkan nama anak kedua Ibu SR) semua netek mbak. Ini dek Yustia lagi kena flu, demam gitu. Dari lahir itu semuanya menyusui, memang sudah kebiasaan dikeluarga kami itu harus menyusui. Namanya orang desa yo mbak tauknya cuman menyusui aja karena hemat dan irit itu” “Apakah setelah melahirkan ibu langsung menyusui bu?” “Nda itu tiga hari baru keluar ASInya jadi menyusuinya itu pas hari ketiga” “Jadi pas selama tiga hari itu bu adeknya dikasih apa bu?” “Itu dikasih madu sampe 3 hari tapi juga sambil ditetein di nyot (diisap) gitu lama-lama bisa keluar kan harus dilatih mba, kalo nda dilatih nda bisa keluar ASInya. Selain itu juga makan sayur sayuran biar keluar ASInya” “Ibu memberi ASI sampai usia anak-anak berapa bu?” “Yang anak pertama ini berhenti sampai usia 2 tahun, pas udah 2 tahun itu kok mau sendiri” “Apakah itu diberhentikan bu?” “Ga, ga mau sendiri ga diberhentikan, kalau malam bangun tidur minum ne air putih, air teh hangat ga mau, air putih dingin baru mau” “Apakah hari ini ibu menyusui bu?” “Ia ini nda mau nda mau makan mau ne susu. Pokok ne kalo haus minta ne minum e susu “mimi” gitu kalo nda minta di kasih ga mau” “Kalau hari ini sudah berapa kali bu menyusuinya” “Ini tadi mau tidur, bangun tidur minumnya pasti ASI, ga mesti waktu-waktu menyusuinya. Kalo nangis, rewel gitu ya baru di kasih mimi ASI” “Apakah itu setiap minta dengan menangis saja bu diberi ASInya?”
A9 A9
A10
A10
A10.1 A10.1 A10.2 A10.2
A10.3 A10.3 A10.4 A10.4
C11 C11
C11.1 C11.1
C11.2
212
SR P SR P SR P SR P SR P SR P SR
P SR P SR
P SR P SR
P
“Iya rewel gitu mba baru dikasih kalo minta” “Posisi menyusuinya gimana bu?” “Ini mba kalo nenen mintanya kelon” “Kelon itu apa bu? (sambil mengeryitkan dahi tanda bingung)” “Sambil tiduran mbak” “Apakah ibu merasa nyaman dengan posisi berbaring sambil menyusui seperti itu bu?” “Nyaman aja mba udah biasa aku menyusui sambil kelon adeknya soalnya dia sukanya dikelon” “Respon adenya setiap ibu beri ASI bagaimana bu?” “Kalo diberi itu mbak langsung diisap ASInya” “Berapa lama biasanya bu?” “Ya sampe ga rewel lagi dan sampe ketiduran biasane” “Bentuk dukungan dari keluarga sendiri itu seperti apa bu?” “Menyusui sudah murni tradisi dari keluarga turun temurun, kalo di desa kan taunya cuman menyusui, yo bidan juga kasih tau itu menganjurkan ASI itu lebih banyak nganu ne manfaat te seperti itu mba. Kalo keluarga yaitu di kasih tau harus banyak makan sayur, telur gitu biar ASInya keluar banyak” “Kalo suami bu bentuk dukungannya seperti apa bu?” “Kalo suami yah manut-manut aja mba ya dukungdukung aja” “Kalo ibu sendiri apakah ibu bekerja bu?” “Kalo saya kan ga kerja, dirumah terus, sayang kalo nda dikasih ASI, ne dikasih susu formula yo nda nda mau, kakanya juga nda mau, kalo ditinggal kerja kan formula bisa ngebantu. Ini ditunggu terus yow nda mau dikasih susu formula” “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir tamu datang disini dan adenya lagi menyusui?” “Terakhir itu tadi kan banyak yang datang kewarung untuk beli” “Apakah ibu tetap menyusui bu? Dan bagaimana caranya” “Gimana ya mba, saya kebelakang dulu untuk menyusui, soalnya saya kasih kempengan (dot susu) itu nda mau, itu dikasih ga bisa, malah kalo minum air putih taroh digelas malah bisa, tapi kempengan malah ga mau” “Kalau ibu lagi sakit tidak enak badan gitu bu,
C11.2 C10 C10 C10.1 C10.1 C10.2 C10.2 C10.3 C10.3 C13 C13 B12 B12
B12.1 B12.1 B13 B13
B11 B11 B11.1 B11.1
B10 213
SR
P SR
P SR
P SR
P
SR
P SR
P SR P
apakah ibu tetap menyusui?” “Iya kalo sakit aku tetap menyusui. Tapi anakku bisa ikut sakit tapi tetap diberikan. Soalne belum mau makan apa-apa itu. Dikasih makanan ya masuk tapi habis diambil sarinya diludah dikeluarkan lagi. Terus paling kalo sakit itu yo air susunya nda mau keluar, terus yo minta obat ke bidan, kalo minum obat warung itu ASInya nda mau keluar kalopun keluar rasane beda, nda mau disusui. Kalo bu bidan kan tau dosisnya obat untuk ibu menyusui, dan obat-obat untuk khusus menyusui” “Alasan ibu untuk memberikan ASI apa ya bu?” “Hemat ya itu kalo malam ga repot harus kedapur dulu, kalo menyusui itu udah langsung kasih aja ndak repot” “Menurut ibu berapa lama sih bu anak harus menyusui?” “Biasa aku menyusui sampe dia kenyang mbak, sampe ketiduran gitu baru aku lepas dengan pelan ASInya” “Menurut pendapat ibu, menyusui itu apa ya bu?” “Menyusui itu memberi susu yang murni biar kental dan jadine banyak susunya keluar, itu harus banyak makan sayur seperti makan sayur-sayuran yang bergizi seperti sayur sawi, telur seperti itu yah sayursayuran lah”” “Menurut ibu sendiri yang ibu lihat dan ibu rasakan itu apakah ada manfaat ibu memberikan ASI itu sendiri ke anak bu? “Lebih hemat ga perlu keluar untuk beli susu, ne malam juga nda repot harus bangun bikini susu, pokok ee lebih terjaga jaminannya ga kaya susu formula kan lebih banyak campurannya, gulanya kan ga kaya gula ASI” “Menurut ibu posisi menyusui yang baik untuk anak itu seperti apa bu?” “Duduk yah bisa, berbaring sambil mau tidur juga bisa, soalnya kalo dah duduk mimi yah sudah mimi gitu mba tapi kalo ga minta yah ga dikasih tunggu minta dulu” “Kalo menurut ibu sendiri posisi memberi mimi susu itu apa-apa aja ya bu yang biasa ibu lakukan?” “Ya berbaring bisa, duduk bisa, digendong juga bisa” “Dengan posisi menyusui yang seperti itu bu apakah adeknya menyedot susunya dengan kuat bu? ”
B10
B10.1 B10.1
A15 A15
A15.1 A15.1
A10.5
A10.5
A13 A13.1
A13.2 A13.2 A13.3
214
SR
P SR
P SR
P SR P SR P
SR
P SR
P SR
P SR
“Wah iya sampe ga dilepas-lepas mba, gitu itu kalo udah duduk mimi ya duduk ga bisa kemana-mana lagi harus tetap mimi in dia” “Nah menurut sepengetahuan ibu berapa kali dalam sehari menyusui anak?” “Tiap anaknya minta ya itu harus dikasih, kalo rewelkan mba berarti itu lapar jadine itu harus ngono dikasih mimi ASI” “Apakah sambil diberi makanan tambahan selain diberi ASI bu?” “Iya mba pas lewat 6 bulan baru diberi makanan seperti nasi bubur, air putih mba tapi yah anaknya ga mau, setiap di kasih itu dikeluarin” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?” “Mudah sakit gitu mba” “Selain mudah sakit bu apa lagi bu yang ibu ketahui?” “lemes loyo anaknya, mmm apa yow itu aja kayaknya mbak” “Selama ini apakah ibu mengalami kendala selama memberikan ASI? Bagaimana cara ibu mengatasinya?” “Ya nda ada, palingan kalo lama menyusuinya, kan capek. Kalo mau tidur belum menyusui ga dilepaslepas soalnya kalo dilepas paksa nanti nangis. Makanya tetekku bangun pagi itu masih nempel dimulutnya anakku ini” “Selain itu apakah ada kendala lain bu?” “Ya itu tadi capeknya lama menyusui sama ga dilepas-lepas. Selain itu kalo sakit stres air susunya ga keluar, sama kalo minum obat sembarangan jadinya air susunya pait, nah jadi tanya bidan, bidan kan tau kalo obat buat orang menyusui, jadi kalo menyusui itu nda boleh sembarangan dimakan obatnya, kao obat warung itu ga mau keluar gitu” “Apakah pelekatan mulut adeknya saat menyusui ke puting ibu itu kuat sekali bu?” “Iya kalo di kasih langsung diisap kalo udah kenyang itu dilepas sendiri kalo kita yang lepas paksa malah nangis” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama seperti itu bu?” “Ya itu dibiarkan aja, kalo dilepas paksa nanti nangis jadi tahan-tahan gitu aja mba. Sekarang sudah
A13.3
A14 A14
A14.1 A14.1
A11 A11 A11.1 A11.1 A12
A12
A12.1 A12.1
A13.3 A13.3
A13.4 A13.4
215
P
SR
merasakan bagaimana susahnya menjadi seorang ibu apalagi jarak kelahirannya hanya 1 tahun, wah repote tapi tetap disyukuri aja” “Iya ibu, ibu terima kasih buat hari ini, saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)” “Sama-sama mba, kalo kesini mbo mampir, gapapa kita bisa cerita-cerita”
216
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN V Nama Ibu Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: MG : Polobogo, 2 April1976 : 32 Tahun : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : ME : Polobogo, 11 Februari 1971 : 41 Tahun : Islam : SD : Tani :2 : AS : Polobogo, 21 Januari 2009 : 3 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : LE : Polobogo, 19 Agustus 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Polobogo
Keterangan : P : Peneliti R : Riset partisipan Subjek Isi Pembicaraan Kode P “Selamat siang ibu. Saya Rosalina, saya mahasiswa A1 dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar dan juga menyelesaikan tugas akhir saya tentang perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo ini. MG “Oh begitu, ayo silahkan masuk dulu, maaf A1 tempatnya berantakan, karena anak-anak ini nakalnya minta ampun, udah dirapikan yah diberantakin lagi (Riset partisipan mempersilahkan peneliti masuk kedalam rumah dan mempersilahkan peneliti duduk)” P “Iya ibu, terima kasih. Mohon maaf mengganggu A2 waktu ibu” 217
MG
P
MG
P MG
P MG P MG
P MG
P MG
“Gapapa mbak, tadi cuma beri makan sapi sama ayam aja. Jadi ini mbaknya perawat ya mbak? Mau belajar tentang ibu-ibu yang lagi menyusui ya mbak?” “Iya ibu saya calon perawat, sekarang lagi menyelesaikan tugas akhir ini tentang ibu-ibu yang menyusui bu mengenai manfaat menyusui seperti itu bu” “Oh ia mbak, anak saya yang pertama dan kedua semuanya itu menyusui tapi yang mbaknya ini (menunjuk anak pertama riset partisipan) sudah nda menyusui lagi” “Usia berapa mbaknya sudah nda menyusui lagi bu?” “Usia 2 tahun itu sudah berenti mbak. Nda aku berentiin menyusuinya, aku biarkan aja eh malah berenti sendiri. Biasakan ibu-ibu di desa itu dikasih balsam, dikasih minyak kayu putih di nenennya tapi aku ga tega kasih kaya gitu. Eh anaknya malah berenti sendiri, tapi senang juga soale kan ada adeknya. Ini bedanya 1 tahun aja” “Pintar ya bu adeknya berenti sendiri” “Iya itu ga mau sendiri kok” “Ibu bisakah saya meminjam buku KMS (Kartu Menuju Sehat) milik adek L ini bu?” “Bisa mbak, sebentar yah mbak (Ucap riset partisipan sambil berlalu kekamar mengabil buku KMS dan kemudia datang dan memberikan KMS kepada peneliti). Ini mbak KMSnya, aduh ini udah lecek gara-gara dimainin sama adek L (Ucap peneliti sambil meminta anaknya duduk karena anak peneliti yang bernama L mengikuti ibunya mengambil KMS didalam kamar), makanya aku taruh diatas lemari biar nda bisa diambil sama adek L” “Iya ibu terima kasih (Peneliti menerima KMS dari tangan riset partisipan)” “Ini kemarin berat badannya naik 3 ons aja mbak, dari 10 kg, jadinya 10,3 kg. Gitu aja aku udah bersyukur banget, berat badannya ga pernah turun” “Usaha apa bu yang ibu lakukan untuk tetap mempertahankan berat badan adeknya bu?” “Ya itu aku menyusui aja, setelah enam bulan baru dikasih makanan kaya nasi yang dibuat bubur terus dicampur sayur gitu. Tapi tetap mbak netek itu nomor satu buat adek L ini”
A2
A3
A3
A4 A4
A5 A5 A6 A6
A7 A7
A8 A8
218
P
MG
P MG
P MG
P MG
P MG
“Oh gitu ya bu, lalu bagaimana dengan pertumbuhan adeknya bu, apakah sesuai dengan yang di KMS ini bu?” “Iya mbak, ini niru-niru apa yang kita lakukan itu sudah bisa kayak tadi kan mbak, menggendong boneka misalnya, atau pasang baju sendiri itu sudah lumayan bisa. Ini juga giginya sudah tumbuh empat. Diatas dua, dibawah juga dua” “Owh, bisakah ibu menceritakan kepada saya mengenai pengalaman ibu selama menyusui bu?” “Panjang mbak ceritanya (sambil tersenyum riset partisipan bercerita), ini kalo menyusui anaknya ga bisa diam, aktif terus bawaannya. Kaya gini mbak depan tamu aja dia ga malu nenen, terus nenennya itu sambil bermain. Nah kaya gini ini mbak (Anak riset partisipan yang kedua tiba-tiba berenti menyusui dan mengambil boneka yang sedang dimainkan oleh kakaknya. Lalu dengan segera mengambil selendang dan menggendong boneka selayaknya manusia. Menurut riset partisipan anaknya itu meniru riset partisipan yang sedang menggendong dia)” “Setiap kali adeknya menyusui seperti ini ya bu?” “Iya mbak, menyusuinya itu sambil bermain. Nanti lihat aja mbak, kalo dia sudah puas main bonekanya itu, dia menyusui lagi. Begitu seterusnya (baru saja riset partisipan mengatakannya, tiba-tiba anaknya minta menyusui dengan posisi anaknya duduk dilantai tidak dipangkuan ibunya). Nah seperti ini mbak, ga bisa diam. Pokoknya nenen ini ga boleh ditutup. Soalnya kalo ditutup dia pasti marah terus menangis” “Seberapa sering bu adeknya menyusui seperti ini?” “Sering banget mbak, setiap hari posisi menyusuinya seperti ini, seenaknya dia pokoknya, senyamannyalah (Ucap riset partisipan sambil mengelus dahi anaknya yang sedang menyusui)” “Berapa lama bu biasanya adeknya menyusui bu?” “Lo ga mesti lo sambil main juga (anak dari riset partisipan berhenti menyusui dan main boneka sama kakanya), ya gini tiap kali kalo udah bosan main, dia menyusui, udah gitu main lagi. Kalo belum puas yo belum nganu. Sambil main tapi ga ga boleh dimasukin dulu. Kalo udah puas, trus dilepas dimasukin ya baru boleh”
A9
A9
C10 C10
C10.1 C10.1
C11 C11
C12 C12
219
P MG
P MG P MG
P MG
P MG
P MG
P MG P MG P
“Masuk apanya bu?” “Payudaranya ga boleh dimasukin dulu, ya dibiarkan dibuka gini aja sampe dia puas (ucap ibunya sambil tersenyum)” “Kalo ibu masukin memangnya kenapa bu?” “Wah dia nangis, rewel, jadi ya biarin aja gini sampe puas” “Bagaimana dengan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari selama adeknya menyusui bu?” “Sambil nyapu, sambil masak itu dia ini digendong. Jadi sambil kerja sambil juga nenen. Ini sampe sekarang aku belum mandi mbak. wes repot mbak. Sambil nonton juga aku tiduran dia posisinya duduk menyusuinya, aku posisinya tiduran, seenake adeknya aja kalo menyusui mbak” “Kalo posisi menyusui dari anaknya sendiri bagaimana bu?” “Ya gini, pokoknya sebisanya dia, senyamannya dia, kalo nda nyaman ya nda mimi, yang ada malah nangis mbak. Biasa itu sambil duduk sambil nonton tv gini ya mau, saya sambil tiduran nah anak ini sambil duduk gitu, jadi ditarik-tarik gitu sama anaknya (ucap ibunya sambil menyusui anaknya yang posisi anaknya duduk dilantai sambil menyusui)” “Apakah ibu merasa nyaman dengan posisi berbaring sambil menyusui seperti itu bu?” “Yo aku merasa nda nyaman, maunya aku yah waktu nonton, waktu tamu datang, waktu bekerja itu nda sambil menyusui, tapi mau kayak gimana lagi, aku harus menyusui senyaman ne dia” “Kalo ibu memaksakan anaknya menyusui sesuai keinginan ibu bagaimana bu?” “Ga mau, yo dilepas putingnya sama anak trus rewel gitu, dia cari posisi sendiri. Jadi ne menyusui itu senyaman anaknya aja” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama seperti itu bu?” “Ya dibiarke gini aja mbak, kalo dilepas ya cerewet nangis” “Ibu mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI dari siapa bu?” “Ya dari bidanne langsung sama baca dari buku KMS aja” “Bentuk dukungan dari bidannya itu yang bagaimana
C12.1 C12.1
C12.2 C12.2 B13 B13
C10.2 C10.2
C10.3 C10.3
C10.4 C10.4
C10.5 C10.5 B12 B12 B12.1 220
MG
P MG
P MG
P MG P MG
P MG
P MG
P
bu?” “Biasa itu sebelum melahirke ada pelatihan pas usia kandungan 5 bulan itu kayak pentingnya beri ASI, kalo udah ngerti biasa di tes sama bidanne dengan kasih soal-soal kayak gitu mbak” “Bentuk dukungan dari keluarga sendiri itu seperti apa bu?” “Ga ada mbak, pokokne anaknya ga nangis itu berarti sehat yah manut-manut ngikut bahasa indonesianya itu, jadi apa yang saya kasih yang ngikut yang penting anak sehat dan ga kenapakenapa” “Kalo suami bu bentuk dukungannya seperti apa bu?” “Sama, yang penting anak sehat gitu kalo ngomongngomong gitu ga ya ngedukung-ngedukung aja kalo menyusui” “Kalo kaya kasih saran begitu bu untuk memberi ASI” “Ga pernah, suami taunya saya menyusui, kalo ngomong sendiri gitu ga pernah” “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir keluarga datang disini dan adenya lagi menyusui?” “Kemaren ada mbahnya anak-anak, yah itu juga sambil menyusui. Aku sudah terbiasa mbak menyusui depan orang kecuali orang yang ga aku kenal atau lagi keluar jalan kepasar gitu baru aku nda menyusui. Kalo adeknya minta nenen, aku cari tempat yang sepi dulu baru aku menyusui disitu” “Tempat yang sepi itu contohnya seperti apa bu?” “Biasa aku cari tempat duduk diwarung gitu, baru netek disitu, kalo nda mampir kerumah teman dulu untuk netek” “Oh begitu yah bu, alasan ibu untuk memberikan ASI apa ya bu?” “Apa ya mbak hemat, irit dan cepat mbak, kalo ASI kan nda perlu dibuat. Kayak anakku ini kalo susu formula repot di akunya mbak, soalnya dikit-dikit menyusui, kalo susu formula kan harus ditakar dulu, terus pake air hangat, pake air dingin, wah repot mbak. mending menyusui aja. Soalnya ASI itu kalo yang aku baca lebih bagus dari pada susu formula, apalagi kalo kita makan sayur-sayuran itu makin bagus ASInya, makin lancar dan kental” “Oooh (peneliti mengangguk-anggukkan kepala).
B12.1
B12.2 B12.2
B12.3 B12.3
B12.4 B12.4 B11 B11
B11.1 B11.1
B10 B10
B10.1 221
MG P MG
P
MG P MG P MG
P MG
P MG
P
MG
P
Kalau ibu lagi sakit tidak enak badan gitu bu, apakah ibu tetap menyusui?” “Iya aku tetap kasih tetek walaupun sakit” “Menurut pendapat ibu, waktu yang baik untuk menyusui anak itu sebaiknya bagaimana yah bu?” “Untuk waktu menyusuinya aku nda menjadwalkan, waktu minta yah kasih, sambil main-main gini, sambil nonton, dan sambil kasih makan ayam itu sambil menyusui, pokoknya sewaktu anaknya minta itu dikasih” “Tadikan menurut ibu kalo waktu menyusui itu nda dijadwalin, nah bagaimana dengan seringnya anak menyusui bu?” “Sering mbak, nda ngitung aku mbak, kayaknya 1015 gitu mbak. Kalo anak lapar ya dikasih” “Apa ibu ndak kecapekan bu, ibu memberi ASI sesering itu?” “Kesel sih mbak, capek, istirahat aja aku kadang ga bisa, kalopun istirahat itu sambil menyusui” “Oh begitu bu, lalu menurut ibu berdasarkan pengalaman ibu, manfaat dari menyusui apa ya bu? “Menurut aku yah mba, giginya cepat tumbuh sekarang sudah tumbuh 4 gigi, jarang sakit juga, badannya gemuk, kalo gemuk khan sehat toe mbak, yang penting ga kegemukan” “Selain itu apakah ada lagi bu?” “Kan hemat, kalo orang desa tahunya menyusui aja, kecuali yang bekerja nah itu baru itu pake susu formula, khan ada duitnya, kalo yang kaya aku ini cukup mengandalkan susu instan aja mbak. tapi kalaupun aku kerja yah tetap aja anakku menyusui karena ga tega aja ninggalin anak” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI bu?” “Gimana ya mbak, soalnya saya itu beri ASI, jadi ga tahu dampak anak ga diberi ASI, mungkin sering sakit, soalnya mereka dua ini jarang sakit” “Selama ini kendala yang bagaimana yang ibu alami selama menyusui? Bagaimana cara ibu mengatasinya?” “Oh ia lecet, ne bilange itu apa mulut bayi itu kan kasar yo mesti lecet bukan karena digigit, walau digigit nganu ya bisa lecet tapi yo kalo bayi baru lahir itu karena kasar mulutnya karena kasar. Nyebuhinnya itu ga dikasih apa-apa dibiarin aja” “Jadi ibu tetap menyusui walau lecet gitu bu?”
B10.1 A15 A15
A14
A14 A14.1 A14.1 A10 A10
A10.1 A10.1
A11 A11
A12
A12
A12.1 222
MG
P MG P
MG P MG P MG
P
MG
“Iyo tetap menyusui, ne ada teman-teman ini dikasih minyak selada tapi yo kalo aku nda dikasih apa-apa, itu sembuh sendiri dan tetap menyusui” “Kalo menurut ibu sendiri posisi memberi mimi susu itu apa-apa aja ya bu yang biasa ibu lakukan?” “Tiduran, duduk, digendong sambil berdiri gitu” “Bagaimana dengan posisi dari adeknya sendiri bu selama menyusui supaya adeknya merasa nyaman saat menyusui?” “Kalo dia nda rewel berarti itu berarti dia nyaman mba menyusuinya” “Rewel seperti apa bu?” “Kalo lagi nenen itu dikeluar masuki nenennya” “Oh gitu bu, apakah pelekatan mulut adeknya saat menyusui ke putting ibu itu kuat bu?” “Iya, kuat ya kaya gini ini, kuat kan sambil ditariktarik kan mbak, hehe (ucap ibunya sambil melirik keanaknya yang sedang menyusui)” “ibu saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? Terima kasih banyak buat hari ini ibu (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)” “Sama-sama mbak, kalo kesini mbo mampir, gapapa kita bisa cerita-cerita lagi”
A12.1
A13 A13 A13.1
A13.1 A13.2 A13.2 A13.3 A13.3
223
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN VI Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: MT : Jakarta, 20 Agustus 1986 : 26 Tahun : Islam : SD : Ibu Rumah Tangga : ED : Sodong, 2 Februari 1976 : 36 Tahun : Islam : SD : Swasta :2 : SI : Malaysia, 15 Februari 2005 : 7 Tahun : Islam : SD : AG : Sodong, 18 Desember 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Sodong
Keterangan : P : Peneliti MT : Riset partisipan Subjek Isi Pembicaraan Kode P “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan A1 nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di dusun Sodong, desa Polobogo ini berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari bapak B (Anak Kepala Dusun) bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah Sodong sini” (sambil bersalaman dengan Ibu MT dan suami Ibu MT) MT “Ayo mbak masuk. Silahkan duduk dulu mbak. (Ibu A1 MT pun lalu pamit kepada peneliti untuk kedapur. Dan setelah itu ibu MT datang dengan membawa 224
P MT
P
MT
P MT
P MT P MT P MT
P MT
P MT P
MT
minuman dan makanan ringan untuk peneliti). Ayo mbak silahkan sambil dimakan kuenya dan diminum tehnya” “Terima kasih ibu. Maaf merepotkan bu” “Ndak papa. Ini mbaknya dari keperawatan UKSW yang di Salatiga yah mba? itu sudah ada S1 toh mbak?” “Iya ibu. Di UKSW sudah ada S1 Keperawatannya. Sudah 6 tahun ini berdiri dan sudah ada lulusan dari keperawatan UKSW bu” “Wah enak kalo begitu mbak. Aku kira disalatiga ga ada sekolah perawat. Ternyata ada yah mbak. Disini yang praktek di dusun Sodong ini cuman kebanyakan bidan kaya dari Citarum itu. Kalo perawat baru mbaknya ini” “Oh ia bu, ibu sendiri asli dusun Sodong bu?” “Aku asli Jakarta. Aku ada 3 bersaudara. Disini sudah lama sekitar 6 tahunan. Suamiku kan asli dusun Sodong sini. Jadi ikut suami menetap disini” “Oh begitu bu. Ibu ngomong-ngomong ibu punya berapa anak bu?” “Aku punya dua anak mbak” “Usia anak pertama dan yang kedua berapa yah bu?” “Anak pertama usia 7 Tahun, ini yang kedua usia 1 tahun” “Apakah kedua anak ibu semua menyusui bu” “Iya kedua anakku ini dari lahir semua menyusui, sekitar setengah jam gitu bu bidannya bersihan aku dan bayi setelah itu baru di susuin. Targetku sampai 2 tahun menyusui” “Kenapa sampai 2 tahun bu?” “Iya mbak, anak menyusui itu harus sampai usia 2 tahun, yang kasih tahu dokter kandungannya dan bidan desa mbak” “Memang manfaat menyusui sampai usia 2 tahun apa bu menurut sepengetahuan ibu?” “Katanya itu supaya anaknya kebal sama penyakit mbak” “Kalau begitu bisa ibu ceritakan bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua ini bu?” “Ini yang anak pertama kan lahirnya di Malaysia. Aku ikut suami disana. Suamiku kerja disana sebagai sopir. Sudah puluhan tahun kerja disana. Jadi aku
A2 A2
A3
A3
A4 A4
A5 A5 A6 A6 A7 A7
A8 A8
A9
A12
A12
225
P MT
P MT
P
MT
P MT
diajak daripada sendirian disini. Ini begitu lahir langsung menyusui. Aku sambil nahan nahan sakit gitu menyusuinya. Anaknya sampe nangis-nangis minta disusui ya harus disusui. Sama dokternya dijaga pokoknya harus disusui gitu. Sambil meringis meringgis kesakitan yo pokoknya tetap harus disusui. Waktu itukan mbak belum ada pengalaman menyusui jadi rasanya sakit kalo menyusui. kalo sekarang kan sudah ada pengalaman menyusui dari kakaknya ini jadi sudah terbiasa menyusuinya. Kalo kesakitan sudah ga seperti dulu lagi sakitnya. Dan aku ngeliat manfaatnya menyusui itu bagus untuk pertumbuhan anak, anak jadi jarang sakit mbak” “Kenapa bisa sakit bu waktu menyusuinya bu?” “Kan baru pertama kali menyusuinya. Belum ada pengalaman lagi. Jadi ketika anaknya menyusui itu rasanya sakit. Kan susunya penuh oleh air susunya itu. waktu diisap rasanya sakit. Kalo ga disusui itu rasanya juga sakit karena kepenuhan jadi harus disusui walaupun nahan sakit gitu mbak” “Lalu bagaimana dengan anak yang kedua bu?” “Untuk anak yang kedua aku sudah santai menyusui karena sudah ada pengalaman dari kakaknya. Jadi, sudah tidak begitu sakit lagi kalo menyusui. Kalo sakit itu karena digigit sama adeknya” “Ibu bisa ceritakan mengenai cara ibu memberikan ASI kepada adeknya selama ini dan sampai hari ini bu?” “Biasa aja mbak, hamper sama dengan ibu-ibu yang lain kalo lagi netekin anak. Ya biasa kalo pengen netek langsung dikasih aja, biasa aku netekin sambil duduk bisa, sambil berdiri juga bisa ya yang kaya gini ini kalo lagi netek, neteknya sambil mainan. Nah kaya gini mbak (Ibu MT sambil menyusui anaknya dengan posisi berdiri, dimana anaknya menyusui disebelah kanan dan digendong. Awalnya posisi ibunya duduk untuk menyusui anaknya. Karena anaknya menangis jadi ibunya menyusui anaknya dengan posisi berdiri dan anaknya digendong dengan menggunakan selendang)” “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi seperti itu bu?” “Sudah biasa mbak menyusui dengan posisi seperti ini. Kalo duduk terus bosan jadi ganti posisi dengan digendong seperti ini. Senyaman anaknya aja
A12.1 A12.1
A12.2 A12.2
C10
C10
C10.1 C10.1
226
P MT
P MT
P MT
P
MT
P MT
P MT
pokoknya mbak. Kalo mengikuti keinginan kita itu malah susah karena anaknya cerewet, rewel kalo nda diikuti keinginannya” “Lalu bagaimana dengan posisi adeknya saat menyusui bu?” “Oh kalo adeknya biasa seenaknya dia mbak, kalo lagi duduk biasa dia aku baringkan dipangkuanku, kalo lagi digendong biasa pake seledang kalo nda pake selendang aku nda kuat lama menyusui anakku” “Berapa lama bu biasanya adek menyusui?” “Sampe dia nda cerewet lagi mbak. kalo diberintiin mendadak itu malah cerewet. Jadi sampe kenyang sampe puas baru berenti menyusuinya” “Bagaimana pendapat ibu tentang lamanya adek menyusui bu?” “Ini kalo nenen itu lama jadi kadang aku rasa kesel, capek seperti itu ada, tapi walaupun kesel tetap aja ta susuin. Kalo anak kecil kan mbak makannya cuman itu aja, dikasih makanan yang lain masih belum bisa. Tapi tetap utamakan anak untuk menyusui” “Dan itu berapa sering sih bu adeknya menyusui dalam sehari. Misalnya hari ini itu sudah berapa kali adeknya menyusui?” “Berapa yah mbak. Aku nda pernah ngitung mbak, sering banget adeknya menyusui, kayaknya 10 kali lebih deh mbak. Nah kayak gini mbak neteknya itu nda langsung sekali isap selese, ulang-ulang neteknya. Kalo dia lihat mbaknya lagi main dia ikut main setelah itu netek lagi. Ndak kehitung berapa banyak dia netek (Anak ibu MT terlihat berhenti menyusui karena mau mengambil tutup gelas untuk dijadikan mainan. Setelah itu anak ibu S menyusui kembali)” “lalu bagaimana dengan respon adenya sendiri bu setiap dia menyusui?” “Senang, nda rewel kalo udah kenyang, dan sampe ketiduran karena kenyang. Kalo lapar itu pasti nangis minta nenen” “Oh ia bu, berapa lama baru pindah ke nenen yang satu bu selama menyusui?” “Aduh berapa lama yah mbak, 10 menitan nek kayaknya mbak, aku nda ngitung mbak (Ibu M terlihat tertawa)”
C10.2 C10.1
C3
C11
C11
C11.1
C12.3 C12.3
227
P MT
P MT
P
MT
P MT
P MT
“Bagaimana cara ibu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari selama menyusui anak bu?” “Yah biasa tak kelonin dulu. Tadi sebelum mbaknya datang kan adeknya bobo nah itu dekeloni dulu sambil menyusui sampe dia tidur. Kalo sudah tidur baru masak buat makan siang dan malam. Kalo nda seperti itu yo susah mau kerja ini itu, aku kan takut dia ketumpahan sayur yang panas atau apa gitu. Jadi disusui dulu baru bisa bekerja dengan enak. Kalo nda dititipin kerumah ibuku dulu. Setelah itu baru lanjut masak atau bantu ibu buat tusuk sate” “Bagaimana dengan reaksi orang tua ibu sendiri bu ketika ibu meminta anak ibu untuk dijaga?” “Udah biasa mbak, lagian ibuku nda ada kerjaannya juga. Kalo diminta jaga cucu itu senang (Ibu M terlihat tersenyum)” “Oh begitu ya bu, Lalu selain bantu untuk jaga anak ibu, bentu-bentuk dukungan dari orang tua ibu dan orang tua dari suami dan saudara-saudara ibu seperti apa bu?” “Orang tuaku sama orangtua suamiku itu sangat mendukung. Aku sampe dibilangi “ayo kasih ASI aja anaknya biar sehat” gitu mbak”. Saudara-saudaraku juga sama, kami saling mendukung, saling memberitahu satu sama lain. Misalnya “anakmu udah disusuin belum? Kamu harus banyak makan sayur biar ASInya banyak keluar”. Yah saling mendukung mbak kami sekeluarga satu sama lain” “Bagaimana dengan bentuk dukungan dari suami ibu bu? “Suami aku sangat mendukung juga. Kesehatan anak itu nomor satu. Apalagi dulu waktu di Malaysia, suamiku juga diingatkan sama dokter untuk memberitahu aku bahwa aku harus menyusui. dan Kalo anak kami sakit, itu pasti kuatir banget, pasti langsung dibawain ke bidanlah, kedokterlah supaya anak kami bisa sehat lagi” “Bagaimana dengan tenaga kesehatan yang lain bu, bentuk dukungannya bagaimana? “Sangat mendukung mbak, kaya di Malaysia itu sangat mendukung sekali dokternya, di marahin sama dokternya kalo ketahuan beri susu formula. Di Sodong juga sama, sama bidanne dikasih tahu kalo menyusui itu sangat penting dan diingatkan sama bidannya waktu melahirkan sama aku juga liat dari
B13 B13
B12 B12
B12.1
B12.1
B12.2 B12.2
B12.3 B12.3
228
P
MT
P
MT
P MT P MT
P MT
P MT P MT
P MT
P MT
buku KMS” “Oh gitu yah bu, bisa ibu jelaskan mengenai persiapan-persiapan yang ibu lakukan sebelum ibu memberikan ASI kepada anak ibu? “Sebelum menyusui aku biasa di lap dulu pake kain yang basah terus dikeringkan. Biar bersih pas adeknya menyusui” “Menurut ibu manfaat yang bagaimana yang ibu rasakan setelah memberikan ASI dengan persiapanpersiapan tersebut bu?” “Adeknya ini jarang sakit, kalo ga dibersihkan ya mbak itu keringat nempel di dada kan itu kotor. Kasian kalo adeknya menyusui dengan payudara yang kotor ntar malah ikut keminum sama adeknya” “Oh begitu yah bu. Ibu saya mau tanya mengenai berat badan ade yang di KMS ini” “Iya mbak. Bagaimana mbak?” “Bisa ibu menjelaskan kepada saya bu mengenai berat badan adeknya sampai saat ini?” “Ini berat badannya sekarang 8,7 kg. Naik berat badannya. Wong anakku ini jarang sakit sama nda rewel kalo maem itu” “Selain diberi ASI, usaha apa yang ibu lakukan lagi bu untuk menjaga kesehatan adeknya?” “Untuk menjaga kesehatannya aku biasa beri bubur sun. maem yang lain-lain itu juga mau kaya agaragar itu dimaem juga sama dia mbak” “Anak ibu sudah diberi makanan selain ASI usia berapa bu?” “Usia 6 bulan gitu sudah tak kasih makanan kaya bubur, pisang yang dihaluskan gitu mbak.” “Selain usaha diberi makanan selain ASI apa lagi yang ibu lakukan untuk anak ibu bu?” “Aku selalu ikut kalo ada posyandu di dusun ini, biar tahu kesehatan anakku itu seperti apa, kalo ada apa-apa kan biar bisa langsung minta obat gitu mbak” “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir tamu datang disini dan adenya lagi menyusui?” “Kalo yang namanya disini tamunya yah itu orangorang desa sini. Setiap hari pasti ada mbak. Entah itu ibu, atau adek atau bapak dusun maen kesini”” “Bagaimana tindakan ibu dalam hal menyusui bu?” “Aku sudah terbiasa mbak menyusui depan orang. Jadi ga malu lagi. Kemarin aja pas ada anak bapak
B12.4
B12.4
A10.2
A10.2
A10.3 A10.3 A10.4 A10.4
A10.5 A10.5
A10.6 A10.6 A10.7 A10.7
B11 B11
B11.1 B11.1
229
P MT
P MT
P MT
P
MT
P MT
P MT P MT
dusun itu. Aku masih tetap menyusui. sama mbaknya juga ini kan aku masih tetap menyusui. Bagi aku gapapa toh sudah punya anak juga” “Bisa ibu ceritakan bu mengenai motivasi ibu dalam hal menyusui bu?” “ASI itukan mbak lebih baik kualitasnya daripada susu formula. Kalo ASI kan asli dari kitanya. Tapi kalo susu formulakan beda. Jadi ASI itu baik. Dan menyenangkan bisa member ASI kepada anak” “Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?” “Adeknya ini termasuk jarang sakit mbak nda seperti kaya anak tetangga yang sering sakit aku liat kalo ga diberi ASI itu mbak. kepintarannya itu beda. Kan keliatan anak yang diberi ASI dengan ga. Kalo diberi ASI itu anaknya aktif tapi kalo ga diberi ASI agak pendiam gitu mbak. sama keliatan lemah gitu dan ga dekat sama ibuknya” “ASI kenapa lebih bagus daripada susu formula bu?” “ASI itu cepat, kalo malam bangun minta mimi susu tinggal diberi nenen aja, ga repot-repot harus buat susu kaya susu formula itu” “Oh ya bu, bisa ibu ceritakan mengenai hambatanhambatan yang ibu alami selama ibu memberikan ASI bu? “Puting yang sering sakit. Karena kalo geregetan itu kan nenenya digigit sama dia. Nah itu yang buat sakit, sampe lecet nenenku ini” “Selain itu kendala apa saja yang ibu hadapi?” “Biasanya selama menyusui aku sering merasa sakit diputing karena lecet, tapi tetap menyusui walau lecet mbak, selain itu ya hanya pekerjaan sih mba. kalo pekerjaankan misalnya mau masak siapin sarapan buat mbak ini sekolah dan buat bapaknya juga itu jadi terhambat karena anaknya ga mau pisah. Ikut ibu aku aja ga mau. Kalo mau itu yah palingan bentar tok” “Lalu bagaimana sih cara ibu mengatasi hal tersebut?” “Tetap disusui saja mbak” “Lalu bagaimana bu. Ibu menyelesaikan pekerjaan ibu?” “Kadang itu masak sambil gendong Aldi ini. Mau ga mau harus kaya gitu. Kalo ga, ga makan satu rumah ini mbak”
B10 B10
A10 A10
A10.1 A10.1
A12.3
A12.3
A12.4 A12.4
A12.5 A12.5 A12.6 A12.6
230
P MT
P MT P MT
P MT
P MT P MT
P MT
P MT P MT
“Bisa ibu jelaskan dampak anak tidak diberi ASI bu? Menurut ibu.” “Apa yo mbak, anaknya itu keliatannya lemah nda aktif kaya anak-anak yang diberi susu formula. Terus aku liat itu anak-anak orang yang nda dinenenin itu nda pintar waktu sekolahnya, nda cerdas gitu mbak. Makanya aku harus kasih ASI ke anak supaya anakku pintar (Ibu MT terlihat tersenyum bahagia)” “Selain itu apakah ada lagi bu?” “Itu aja mbak setau aku..hehehe” “Oke bu, lalu bagaimana menurut sepengetahuan ibu tentang berapa lama anak harus menyusui?” “Menurut aku yo mbak itu sepuluh sampe lima belas menit-an mbak. lama biasane aku nyusui anakku sekitar segitu. Apalagi sampe dia tertidur pulas” “Seberapa sering bu menurut ibu anak menyusui setiap kali menyusui bu?” “Nda kehitung mbak. kalo anakku nenennya ga hanya waktu lapar aja, waktu nda lapar pun itu juga dia nenen. Tapi nenennya main-main, cuman dimasukin aja putingnya tapi nda diisap” “Kenapa bisa begitu bu? ” “Spontan aja gitu mbak. setiap nangis kalo nda bisa dibujuk sama mainan yah nenen” “Oh itu spontanitas dari ibu sendiri bu?” “Iya aku kaya gitu mbak, dan anakku setiap dikasih nenen langsung aja dimasukin walaupun nda diisap (Ibu MT tersenyum)” “Oh begitu, bisa ibu jelaskan bu mengenai posisi ibu saat menyusui anak ibu bu?” “Yah seperti biasa duduk sambil menyusui mbak, atau kalau rewel aku gendong nenennya (Ibu MT memperlihatkan kepada peneliti cara menyusui anak dengan cara ibu MT duduk sambil menyusui sedangkan anak ibu MT yang kebetulan pada saat itu juga sedang menyusui dengan posisi berbaring dipangkuan ibunya, dan tangan kanan ibunya menyanggah kepala anaknya)” “Setiap menyusui adeknya selalu menyusui dengan posisi seperti itu ya bu?” “Iya mbak, senyamannya dia. Kalo nda nyaman dia kayak menggeliat untuk ngubah posisi dia nenen” “Ibu, terima kasih buat hari ini bu, kapan-kapan jika ada waktu saya main kesini lagi yah bu” “Iya mbak, hati-hati dijalan mbak”
A11 A11
A11.1 A11.1 A15 A15
A14 A14
A14.1 A14.1 A14.2 A14.2
A13 A13
A13.1 A13.1
231
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN VII Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Kedua Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Nama Anak Ketiga Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: NM : Sodong, 3 Januari 1967 : 45 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Tani : RA : Sodong, 7 Desember 1976 : 36 Tahun : Islam : SD : Tani :3 : IT : Sodong, 30 mei 1990 : 19 Tahun : Islam : SD : DA : Sodong, 14 September 2000 : 12 Tahun : Islam : SD : AD : Sodong, 3 Maret 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Sodong
232
Keterangan : P : Peneliti NM : Riset partisipan Subjek P
NM
P NM P NM P NM
P NM
Isi Pembicaraan “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di dusun Sodong, desa Polobogo ini berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari bapak B (Anak Kepala Dusun) bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah Sodong sini” (sambil bersalaman dengan Ibu NM dan suami Ibu NM). “Iya mba, silahkan masuk dulu (Ibu NM lalu mengambil tikar yang masih digulung di ruang tamu. Lalu peneliti membantu Ibu NM untuk membuka gulungan tikar sebagai alas duduk). Mari mba, silahkan duduk dulu” “Iya ibu terima kasih. Maaf merepotkan bu” “Woalah nda papa mba, kalo saya bisa, pasti saya bantu mba” “Ibu asli sodong?” “Iya mba, saya dan suami asli sodong sini. Dari anak-anak sudah disini. Orang tua juga asli sini” “Ada berapa bersaudara bu?” “Aku ada 6 bersaudara semuanya perempuan, tapi 2 sudah meninggal jadi sisa 4, Orang tuaku ada disodong, kalo saudara saudara saya yang pertama itu di Madura, yang kedua di Purwodadi, yang ketiga di Kopeng, dan saya di Sodong ini. Kalo Bapak ada 5 bersaudara semua tinggal disodong sini mba. Ini yang samping rumah saya ini. Saudaranya suami. Sama yang disana yang lagi banyak orang dudukduduk itu juga saudara suami. Semua disini mba” “Kalo saya boleh tau ibu dan suami bekerja apa yah bu?” “Saya ini dulu TKW di singapura. Ikut majikan disana selama 2 tahun. Lumayan mba saya dapat 45 juta. Padahal saya kerjanya cuman jaga peliharaan mereka anak kucing 3 ekor. Kalo waktunya bermain diajak jalan-jalan, terus kesalon hewan terus ke dokter hewan. Gitu-gitu aja mba kerjaannya. Nah
Kode A1
A1
A2 A2 A3 A3 A4 A4
A5 A5
233
P NM P NM
P NM P NM P
NM
uangnya itu saya buatkan rumah disini terus buat ngobat suami. Ini selama saya tinggal di Singapura itu suami jatuh dari pohon. Kata dokter itu saraf dibelakang kepalanya rusak mba. jadi itu yang kadang buat dia agak susah untuk berpikir. Jadi ya aku dan anak yang cari nafkah. Kalo suami sendiri ga kerja mba. Di rumah aja. Palingan bantu-bantu buatin tusuk sate udah gitu aja mba. Kalo sekarang saya buat tusuk sate ini. Lumayan satu ikat itu dapat 450 rupiah. ini besok ada yang datang untuk ambil tusuk satenya mba. dan sebagai sampingan dan biar bisa bantu keuangan aku kalo pagi-pagi disekolah anak ini jualan nasi kuning gitu, Apa ajalah mba yang bisa buat dijual dan halal. Jam sepuluhan gitu aku nyuci pakaian ditempat orang-orang yang butuh aku untuk cucian yah lumayan dikasihnya mba” “Ibu ada berapa anak ibu bu?” “udah 3 anakku mbak” “Anak pertama sampai anak ketiga ini usianya sekarang berapa bu?” “Anak pertama itu 19 tahun, anak kedua 12 tahun, dan angga baru 1 tahun. Ini anak pertamaku lagi bekerja mba. Pulangnya jam limaan ini nanti. Bentar lagi pulang. Gimana yah mba. Dia itu saya maunya lanjut sekolah lagi. Lanjut SMP gitu. Kata gurunya nilai pendidikan agamanya itu tinggi. Jadi sayang kalo ga melanjutkan lagi. Tapi anaknya sendiri ga mau. Maunya bekerja aja. Saya itu kan maunya yah lebih gitu dari orangtuanya ini. Sudah dibujuk-bujuk tapi ga mau. Mungkin karena melihat keuangan orangtuanya yang ga cukup untuk biaya hidup gini makanya dia pengen kerja kali yah mba” “Kalo yang anak pertama bu menyusuinya sampai usia berapa bu?” “Sampai usia 2 tahun baru sudah itu diberentiin” “Kalo yang anak kedua ini bu masih menyusui?” “Masih menyusui sampe sekarang umur 5 bulan” “Oh, begitu ya bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang ketiga ini bu?” “Bagaimana yah mba ceritanya, aku ini kan mbak ndak sekolah, jadi apa kata bidan yah dituruti aja yang penting untuk kebaikan, kayak disuruh untuk nyusuin anak, ya aku susuin. Waktu itu sekitar setengah jam an setelah melahirkan aku disuruh
A6 A6 A7 A7
A8 A8 A9 A9 A12
A12
234
P NM
P NM
P NM
P NM
P NM
P
nyusuin anakku mbak, kalo ndak salah yah mbak, maklum udah tua, jadi lupa-lupa ingat. Hehehe. Anak pertama sampai anak ketiga ini semuanya menyusui. waktu yang anak pertama itukan masih belum ada pengalaman menyusui jadi masih bingung-bingung gitu dan masih sakit dulu puting saya waktu menyusuinya, terus bengkak karena kepenuhan. Untuk anak kedua dan ketiga ini kan sudah ada pengalaman dari yang pertama jadi nda terlalu begitu sakit putingku karena sudah terbiasa menyusuinya. Ini si Angga (Menyebutkan nama anak ketiganya yang berusia 1 tahun dan masih menyusui) ini lagi sakit mba, panas badannya sama pilek juga. Tapi itu liat mba anaknya kaya ga sakit kan. Terlihat ceria gitu” “Oh, begitu ya bu. Sudah sejak kapan adeknya sakit bu? Dan kenapa?” “Dari kemaren ini sakitnya mba. ini kadang-kadang ngomong gini “ibu sakit, pusing” gitu mba anaknya ngomong gitu aku kasian melihatnya. Ini sakitnya itu karena kalo mandi itu kan mba di bak. Sambil diminumin airnya itu. Di kasih air putih gitu anaknya ga mau. Ya ini jadinya sakit. Kan air mandi itu belum dimasak. Tapi yah susah ngelarangnya. Kalo mandi kan dia sambil main-main air itu langsung diminum” “Ini setiap mandi diminum ya bu airnya?” “iya kalo aku ga perhatikan dia mandi dan ga dijaga itu pasti diminum airnya. Tapi kalo dijaga dan aku yang mandiin itu ga diminum airnya. Itu yang buat dia sakit. Karena airnya kan belum dimasak” “Itu kenapa ya bu?” “Saya itu ga tau juga mba, mungkin karena mudah kali yah. Jadi anaknya kan sambil mandi sambil diminum airnya. Kan Angga ini kalo mandi maenmaen dulu” “Maen-maennya bagaimana bu?” “airnya itu di buang-buang terus kalo ditauh dikepala airnya langsung pas mengalir itu langsung diminumin sama dia mba” “Terus usaha apa yang ibu lakukan bu untuk anak ibu ini?” “Yah belum tak kasih obat ini mba. Palingan ntar sembuh anaknya mba. banyak dikasih air putih aja ntar sehat” “Adeknya sudah sering sakit seperti ini bu?”
A12.1 A12.1
A12.2 A12.2
A12.3 A12.3
A12.4 A12.4
A12.4 A12.4
A12.5 235
NM P
NM
P NM
P NM
P NM
P
“Yah nda juga mba, kadang-kadang aja sakitnya” “Oh begitu ya bu. Lalu bagaimana bu proses menyusuinya jika adeknya seperti sedang sakit seperti saat ini?” “Ini banyak maennya mba jadi menyusuinya berkurang. Biasa sehari itu nda kehitung saking seringnya dia menyusui mba. Tapi kalo sekarang ini agak berkurang menyusuinya. Mungkin karena sudah makin besar dan banyak maennya jadi lupa sama menyusuinya mba. Aku kasih air putih gitu nda mau angga ini. Geleng-geleng kepala anaknya. Diminum dikit terus dikeluarin sama anaknya. Cerewet sekarang. Maem aja udah berkurang” “Lalu bagaimana bu supaya adeknya tetap sehat dan mau menyusui?” “Yah itu aku bujuk-bujuk dulu anaknya baru mau. Kalo laper itu mba, dia menyusui sendiri tanpa kita yang minta dia untuk menyusui. Kalo dipaksa gitu kan mba anaknya ga mau menyusui ntar malah nangis kalo dipaksa. Jadi tunggu sampe dia minta sendiri. Kalo anak kecil kan termasuk cepat lapernya karena capek bermain terus” “lalu posisi ibu menyusuinya bagaimana bu?” “Posisi memberi ASInya kadang duduk, kadang berdiri sambil digendong gitu mba. kalo capek tak ajak berbaring. Tapi paling sering itu aku ajak gendong. Dibawa sana kemari ikut terus anaknya. Karena kan aku sambil kerja buat tusuk sate terus aku sambil duduk gitu susuin Angga. Soalnya anaknya ini ga bisa pisah dari aku mba. maunya digendong terus. Tadi kan habis angkat satu ikat besar sate itu sambil gedong Angga juga mba. Nah kaya tadi itu mba. mbanya datang kan Angga di gendong terus. Yah itu dua beban jadinya satu ikat besar itu, satunya gendong Angga” “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi seperti itu bu sambil bekerja buat tusuk satenya?” “Yah mau bagaimana lagi mba. Anaknya ga mau pisah. Karena sudah terbiasa dari anak pertama jadi sudah biasa akunya. Kadang aq kesel, capek begitu. Dari pagi sampai sore gini kan belum ada istirahat karena banyak pekerjaan ini. Yah mau bagaimana lagi kan anak sendiri, kita harus bertanggung jawab. Kalo ditinggal-tinggal kan kasian anaknya” “Adeknya posisi menyusuinya gimana bu?
A12.5 C11
C11
C11.1 C11.1
C10 C10
C10.1 C10.1
C10.2 236
NM
P NM P
NM
P NM
P NM P NM
P NM
P NM
P NM
“Ini nda bisa diam mbak, anaknya lincah. Kalo dinenenin itu tangannya ikut sibuk juga karena sambil pegang mainan” “Apakah setiap nenen begitu bu?” “Kalo sekarang-sekarang ini iya karena udah besar tapi kalo masih kecil itu ya tenang mbak” “Dengan posisi menyusui yang seperti tersebut, bagaimana dengan pelekatan mulut anak ibu ke nenen saat nenen bu?” “Tiap nenen mulutnya yah masukin semua nenen, tapi kalo adeknya lagi ga pengen nenen itu biasa mulut nya diujung nenenya aja” “Kenapa begitu bu? Apa penyebabnya” “Karena udah kenyang kali yah mbak, jadi udah nda mau nenen lagi, cuma gimana ya main-main aja. Dimasukin tapi nda diisap” “Berapa lama biasanya bu?” “Wah ga terhitung lamanya mba, mungkin ya sampe 10-15 menitan” “lalu sebelum menyusui, bagaimana tindakan ibu?” “Biasa itu tak cuci dulu, baru dikasih. Kalo kaya disini kan mba susah air. Sumur itu kering. Belum ada air PAM. Jadi susah mau mandi aja susah. Kalo air ga ada yah biasa di lap aja terus baru di kasih ke anak. Biasa kalo aku pulang dari kebun aku cuci aku lap dulu yah biar hilang keringatnya. Kalo udah hilang keringatnya baru ditetekin. Kalo ga gitu nanti anaknya bisa sakit. Karena netek ditetek yang kotor” “Respon adenya setiap ibu beri ASI bagaimana bu?” “Ini biasa langsung disusui kalo laper tapi kalo nda yah itu cuman main-main aja. ya itu langsung tetek aja anaknya. Kalo aku kerja biasa aku berhenti dulu kerjanya aku tetek dulu anaknya” “Bagaimana dengan bentuk dukungan dari keluarga selama ibu menyusui bu?” “Kalo keluarga sih mba. dukung-dukung aja. Disini kan rata-rata menyusui semua ibu-ibunya. Jadi kita semua menyusui” “Bagaimana bentuk dukungan dari suami bu? “Suami saya kan sakit mba. Jadi untuk control anak banyak disaya. Kalo suami yah bisa bantu jaga anak kalo lagi sehat. Ini aja dalam rumah ga aku taruh barang-barang kaya kursi karena kalu kumat itu bisa dilemparin sama dia. Makanya kita duduk lesehan aja mba. Jadi saya kalo malam tidur ditempat
C10.2
C10.3 C10.3 C10.4
C10.4
C10.5 C10.5
C12 C12 C12.1 C12.1
C12.2 C12.2
B12 B12
B12.1 B12.1
237
P NM
P
NM
P
NM
P NM P NM P NM
P
saudara sebelah rumah ini. Dan suami tidur dirumah ini sendiri. Tapi kalo sudah baik kaya tadi mba. baru bisa bareng tidur satu rumah. Yah itu karena kami takut” “Selain dari keluarga dari siapa ibu mengetahui pentingnya memberi ASI bu? “Dari bidannya sendiri. Bidan biasa kasih tau supaya anaknya jangan lupa ditetekin gitu, dan juga saya liat pengalaman manfaat memberi ASI itu baik untuk anak. Dari pada dikasih susu formula mending di kasih ASI sajalah. Supaya hemat, jangankan uang untuk susu uang untuk makan aja susah” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama jika saat ibu sedang bekerja seperti masak atau seperti tadi ibu membuat tusuk sate?” “Gimana yah mbak kalo lagi ada pekerjaan, pekerjaanya jadi tertunda. Tapi tetap susui dulu biar terlambat gapapa karena kerja sendiri kecuali ikut orang kerja itu pasti nda enak sama orang yang kasih kerja kekita makanya waktu hamil aku langsung keluar jadi pembantu rumah tangga itu dosen UKSW juga orangnya baik banget aku lupa namanya siapa mbak” “Bisa ibu ceritakan pengalaman ibu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari hari ini bu di rumah sambil menyusui adeknya?” “Banyak mba kegiatannya dari pagi itu. Bangun pagi biasa masak dulu untuk siapin sarapan buat kakaknya, setelah itu membuat tusuk sate dan pergi ke ladang untuk cabut rumput. Itu semua aku sambil selingi menyusui dek angga” “Oh gitu bu, berapa lama bu tadi adenya menyusui bu?” “Yah itu nda terlalu lama, cuman 10 menitan aja mba” “Kenapa hanya 10 menit saja bu?” “Soale kan mba masih sakit, jadi selera menyusuinya itu berkurang” “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir tamu datang disini dan adenya lagi menyusui?” “Wah saya disini jarang ada tamu datang. Palingan tetangga rumah gitu mba. yah orang-orang didusun ini” “Bagaimana tindakan ibu dalam hal menyusui bu?”
B12.2 B12.2
B13
B13
B13.1
B13.1
C12 C12 C12.1 C12.1 B11 B11
B11.1 238
NM
P NM
P NM P NM
P NM
P NM
P NM P NM P NM
P NM
“Disini mah sudah biasa mba. jadi biasa aja. Tetap aja menyusui walaupun ada tamu. Kecuali orang asing atau datang ke acara apa gitu baru agak malu menyusuinya dan biasa ditutupin aja pake salendang” “Alasan ibu untuk memberikan ASI apa ya bu?” “ASI itu lebih bagus daripada susu formula. dan anak jarang sakitnya. Kalo sakit itu karena pengaruh cuaca aja. Tapi alhamdulilah yah ini anak-anak jarang sakit” “Maaf bu, sebelumnya ibu pernah tidak enak badan seperti itu dan tetap menyusui anaknya?” “Ya pernah, karena kecapekan kerja tapi tetap menyusui anak” “Bisa ibu jelaskan bu menurut ibu berapa lama adeknya harusnya menyusui?” “Kalo menyusui adeknya ini sewaktu nangis ya dikasih. Ga ada jadwal khusus, soalnya kalo anak kecil kan mba, mudah laper. Badannya aja kecil tapi makannya itu walaupun sedikit-sedikit tapi banyak.” “Dan menurut ibu seberapa sering sih bu anak menyusui dalam sehari?” “Sering mbak, aku ga ngitung seberapa banyak dia menyusui, bisa sampai 8 kali atau bahkan bisa sampai 10 kali mbak” “Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?” “ASI pasti lebih bagus dari susu formula, karena alami, kan ibu juga taunya cuman ASI aja, membaca aja ga bisa mbak, uang untuk beli susu ga ada, mending kasih yang sudah ada aja. “Selain usaha diberi makanan selain ASI apa lagi yang ibu lakukan untuk anak ibu bu?” “Dijaga kesehatannya, kalo sakitkan kita juga yang capek mba” “Mengapa demikian ibu?” “Biar terlatih anaknya mba” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?” “Anak aku ini jarang sakit loh mbak beda dengan anak orang lain yang mudah sakit. Kalo sakit palingan karena cuaca” “Cuaca seperti apa bu?” “Kaya panas gini kan mba, musim kemarau jadi banyak debu. Dan ga ada air buat mandi bersihin
B11.1
B10 B10
B10.1 B10.1 A15 A15
A14 A14
A10 A10
A10.1 A10.1 A10.2 A10.2 A11 A11
A11.1 A11.1
239
P NM
P NM
P NM P
NM
P NM
P NM
P
NM
debu. Ini dari pagi belum mandi mba” “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama menyusui bu?” “Puting sakit karena kena gigit mba, sama bengkak karena kepenuhan ga ditetekin itu. Aduh sakit banget” “Selain itu kendala apa saja yang ibu hadapi?” “Ini aku kan kerjanya dari pagi sampe sore ini belum istirahat. Jadi kalo anak minta menyusui itu capek, malas rasanya. Tapi mau bagaimana lagi tetap harus netekin anak yah mba” “Terus bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” “Tetap aku susui. Dan aku kasih minyak goreng gitu biar cepat sembuh” “Oh ya bu, menurut sepengetahuan ibu, cara posisi menyusui yang buat adeknya nyaman saat menyusui menurut ibu itu bagaimana yah bu?” “Kalo menurut aku yah mbak, naluri sebagai ibu, padahal aku ini ga sekolah ga bisa baca juga jadi itu semua spontan aja lihat dari ibu-ibu yang lain dan pengalaman aku menyusui dari anak pertama sampa yang ketiga ini posisinya itu duduk terus anaknya ditaruh dipangkuan kita ini, Kalo capek duduk terus anaknya digendong kalo bisa pake salendang supaya ga jatuh ka nada yang nahan” “Oh gitu bu, bagaimana dengan posisi adeknya sendiri bu selama ibu memberikan ASI?” “Yah biasa dia dibaringkan, kalo nenen Angga langsung datang langsung duduk dipangkuan aku aja langsung nenen” “Jadi itu tidak perlu kita lagi yang mengatur posisinya ya bu?” “waktu masih umur 1-5 bulan itu kita yang atur posisinya senyaman anaknya, tapi kalo udah gede gini maunya dia yang atur kita mbak, makanya aku sampe kecapekan, mana menyusui mana pekerjaan juga” “Iya ibu, ibu terima kasih buat hari ini, saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)” “Iya mba, hati-hati dijalan, kapan-kapan mampir lagi ya mba”
A12.6 A12.6
A12.7 A12.7
A12.8 A12.8 A15.1
A15.1
A13 A13
A13.1 A13.1
240
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN VIII Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: MR : Semarang, 17 Oktober 1989 : 23 Tahun : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : ST : Semarang, 22 Agustus 1987 : 25 Tahun : Islam : SMP : Buruh Pabrik :1 : TI : Sodong, 26 Desember 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Sodong
Keterangan : P : Peneliti MR : Riset Partisipan Subjek Isi Pembicaraan P “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana. Adapun maksud kedatangan saya kemari ketempat riset partisipan adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di dusun Sodong, desa Polobogo ini berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari Ibu E salah satu warga desa Polobogo bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah Sodong sini” (sambil bersalaman dengan Ibu MR dan suami Ibu MR). MR “Oh iya, mari masuk dulu. sandalnya dipake aja mbak, silahkan duduk mbak. ” P “Iya ibu terima kasih. Maaf mengganggu pekerjaannya yah bu” MR “Gapapa. Setiap hari seperti ini pekerjaan ibu-ibu disini buat tusuk sate mbak. Sebagai mengisi waktu luang. (Dari dapur datang ibu dari riset partisipan, kakak riset partisipan, serta kembaran dari riset
Kode A1
A1 A2 A2
241
P MR
P MR P MR P MR
P R
partisipan dan suami riset partisipan sendiri dan menyalami peneliti. Lalu kembali kedapur lagi untuk melanjutkan aktivitas mereka kembali seperti biasanya)” “Ya bu, oh ya bu. ibu dan keluarga asli dusun Sodong sini bu ya bu?” “Aku dan keluarga aslinya itu dari Jakarta mbak, tapi kami sudah sekitar 5 tahun menetap disini. Semenjak kakak aku yang pertama itu menikah dengan laki-laki penduduk asli dusun Sodong sini. Terus aku sama saudara kembarku yang tadi itu juga sama menikah dengan penduduk asli dusun Sodong. Dan juga berhubung suami kami bertiga kebetulan juga bekerja daerah dusun Sodong ini. Jadi yah kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke dusun Sodong ini” “Oh, jadi ibu dan sekeluarga sudah menetap cukup lama di dusun Sodong ini ya bu” “Iya mbak. sudah merasa enak disini jadi betah menetap di dusun Sodong sini” “Ibu sendiri mempunyai berapa anak bu?” “Baru satu , namanya TI. Ini usianya baru satu tahunan” “Oh, begitu ya bu. Bisa ibu menceritakan bagaimana pengalaman ibu selama menyusui dek TI bu?” “Ini masih menyusui. Dari lahir itu sudah menyusui, sekitar setengah jam-an setelah melahirkan aku langsung menyusui anakku. Sebelumnya dibersihkan dulu oleh bidannya. Aku udah pernah coba kasih bubur sun gitu anaknya nda mau. Selalu dimuntahin kok mbak, dikeluarin. (Tiba-tiba dari dalam anak riset partisipan menangis). Wah ini adeknya pasti bangun (Ucap ibunya sambil permisi kekamar kepada peneliti untuk mengambil anaknya yang baru saja bangun dari tidurnya dan riset partisipan datang membawa anaknya yang baru bangun tidur untuk duduk di samping peneliti sambil mempersiapkan diri untuk menyusui dan setelah siap anak riset partisipan langsung menyusui dengan posisi duduk, dan anak riset partisipan pun menyusui dengan posisi berbaring di sebelah kanan dan wawancara dilanjutkan)” “Kenapa ibu memberikan bubur sun bu sejak adek bayi?” “biar nda nangis terus, anak kecil itu kan kalo nangis
A3 A3
A4 A4 A5 A5 A6 A6
A7 A7 242
P R P
R
P
MR
P MR P MR
P
MR
P MR
berarti laper jadi tak kasih bubur sun tapi anaknya nda mau, maunya netek aja” “anaknya maunya netek terus ee mbak, soalnya dulu anakku diare gara-gara dikasih sun, ya udah akhirre aku hentikan dan menyusui sampai sekarang” “waktu itu ibu memberikan bubur sun atas keinginan sendiri atau dari orang lain bu?” “dari aku sendiri mbak dan dari orang tua” “lalu sekarang apakah ibu pernah mencobanya lagi untuk memberikan bubur sun kepada anak atau makanan pendamping ASI lainnya?” “udah mbak kayak tak kasih air putih, susu formula, sun gitu tapi anaknya tetap aja ndak mau, Cuma air putih aja kalo teh atau jajanan gitu dia ndak mau” “Bagaimana pendapat ibu mengenai posisi menyusui adeknya dengan posisi duduk sambil bercerita seperti ini bu?” “Gapapa, biasa aja kan sama-sama perempuan juga mbak. kalo laki-laki aku yoh malu. Nyaman-nyaman aja mbak menyusui sambil duduk seperti ini. Biasa juga duduk kalo gendong aku nda kuat, soalnya adeknya berat kan sudah 1 tahun udah besar” “Jadi setiap kali menyusui itu duduk yah bu? ” “Nda juga, biasa sambil baring biar sekalian bobo siang, duduk juga bisa” “Bagaimana perasaan ibu menyusui sambil bercerita dengan saya seperti ini bu?” “Kalo dulu mah aku malu waktu pertama kali susuin anak, itu maunya dalam kamar terus, tapi sekarang udah biasa. Kecuali kalo diluar rumah ada acara mantenan aku netekin anak ditutup pake selendang atau harus netekin dulu dirumah sampai kenyang biar pas disana nda netek lagi” “Dengan posisi menyusui yang seperti tersebut, bagaimana dengan pelekatan mulut anak ibu ke nenen saat nenen bu?” “TI ini setiap nenen kuat, satu hari ini belum maem cuman nenen aja. Tiap kali nenen ya melekat, senyamannya dia. Tapi kalo dikasih makan sun gitu nda terlalu kuat paling sering dimuntahin.” “Berapa sering sih bu biasa adeknya menyusui seperti sekarang ini dalam sehari?” “Kalo hari ini baru 4 kali, tadi pagi setelah bangun tidur, terus setelah dia mandi, sama sebelum bobo siang dan ini sekarang setelah dia bobo siang mbak”
A8 A8 A9
A9
C10
C10
C10.1 C10.1 B11 B11
C10.2
C10.2
C11 C11
243
P MR
P MR
P MR P MR
P MR
P
“Bagaimana dengan hari kemarin bu seringnya adek menyusui?” “Setiap hari hampir sama seperti ini mbak, setelah bangun tidur, setelah mandi, sebelum bobo siang, setelah bobo siang, terus sore itu juga nenen, sebelum tidur kalo malam hari juga nenen” “Berapa lama biasanya bu adeknya menyusuinya bu?” “Wah ga ngitung aku mba berapa lama. Kalo anak menyusui itu lumayan lama. Apalagi kalo siang sama malam mau tidur itu pasti menyusuinya lama biasa sampe ktiduran gitu menyusuiya. Ini tadi siang kan menyusui itu langsung tidur aja. Ini baru bangun ” “Jadi setiap laper itu langsung diberi ASI yah bu?” “Iya mbak, ini soale maemnya sun nda terlalu mau” “Kenapa bu?” “Iya-iya, ini aku kasih bubur sun pas usia 6 bulan gitu aku coba-coba kasih. Tapi setiap dikasih dimuntahin sama adeknya ini. Dikeluarin sama dia. Ga tau juga kenapa. Mungkin karena belum terbiasa kali ya mbak ya sama bubur sun jadinya maunya netek aja. (Dari dalam datang kakak riset partisipan membakwa minuman the lalu mempersilahkan peneliti untuk minum teh. Waktu itu juga selang 4 menit dek T menyusui. Dia berhenti menyusui lalu oleh riset partisipan diberi mainan bola kecil. Sama adek T bola kecil tersebut di gigit-gigit sama adek T. lalu bolanya dilempar dan diambil kembakli sama riset partisipan. Dan waktu itu juga datang ibu dari riset partisipan dan memegang adek T duduk dipangkuannya karena adek T cerewet. Lalu oleh ibu dari riset partisipan diberi agar-agar berwarna merah akan tetapi adek T menolak memakannya) ujar ibu dari riset partisipan”yah kaya gini ini mbak, diberi makanan seperti ditolak sama dia, kalo ga dimuntahin. Ga tau juga kenapa, selera makannya itu ga ada” “Lalu bagaimana ketika ibu memberi dia ASI dengan memberi makan selain ASI bu?” “Waktu diberi ASI yah biasa aja mbak. Kadang senang kadang tidak senang yah tergantung dia sakit atau tidak mbak. Buktinya waktu diare dia tidak doyan diberi ASI” “Oh gitu bu, bagaimana dengan bentuk dukungan dari keluarga selama ibu menyusui bu?”
C11.1 C11.1
C12 C12
C12.1 C12.1 C12.2 C12.2
C12.3 C12.3
B12
244
MR P MR
P MR
P
MR
P
MR
P MR
P
“Keluarga sangat mendukung mbak, katanya ibu supaya anakku sehat, pintar” “Bagaimana bentuk dukungan dari suami bu? “Kalo suamiku itu mendukung. Walaupun ga ngomong secara langsung kaya kita perempuan ini. Itu kalo adeknya menangis dia sudah tau kalo adeknya lapar dan pengen dekat ibunya. Serta merta adeknya langsung dikasih ke aku dan aku langsung menyusui mbak” “Bagaimana perasaan ibu dengan bentuk dukungan seperti tersebut bu?” “Senang mbak. Kan ada suami yang cuek, gendong anak aja ga mau. Kalau suamiku itu gendong anak mau. Mandiin juga mau. Kalo aku repot kerja dan suamiku ga sibuk. Biasa dia yang jagain anak. Senang pokoknya mbak” “Bisa ibu ceritakan pengalaman ibu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, hari ini bu di rumah sambil menyusui adeknya?” “Aku ga terlalu repot yah mbak kalo dirumah. Dirumah ini banyak yang bantuin kalo masalah bekerja. Jadi ga terlalu sibuk. Kayak pagi tadi bangun tidur pas adeknya ga cerewet aku sempatin masak nasi, nyayur, sama nyapu-nyapu halaman, tapi kalo adeknya bangun tidur cerewet yah di jaga dulu sampe adeknya tenang, ini kan makin besar makin cerewet. Maemnya susah juga” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama jika saat ibu sedang bekerja seperti masak gitu bu?” “Aku biasa kasih dulu. Dirumah kan aku ga tinggal sendirian mbak. ada saudara kembarku sama ada ibuku. Jadi, kalo anakku pengen menyusui dan cerewet yah aku menyusui dulu. Kerjaan yang didapur atau bersihin rumah itu diganti sama ibuk dan saudara kembarku ini” “Bisa ibu jelaskan bu menurut ibu berapa lama adeknya harusnya menyusui?” (Ibu MR sambil tersenyum) “Berapa yah mbak, nda ngitung ek mbak, kira-kira 8 sampai 10 menit mbak, lumayan lama kalo nhe menyusui kayak tadi kan palingan 6 sampai 8 menit aja (Anak ibu MR berhenti menyusui kurang lebih 7 menit)” “Dan menurut ibu seberapa sering sih bu dalam sehari anak itu harus menyusui?”
B12 B12.1 B12.1
B12.2 B12.1
B13
B13
B13.1
B13.1
A15 A15
A14
245
MR P MR
P MR
P
MR
P MR P MR P MR P MR
P MR
“Seringnya itu sering banget. Banyak ek mbak, nda kehitung berapa kali dalam sehari” “Kalo tadi sudah berapa kali bu?” “Emm kayaknya 4 kali. Sesudah bangun tidur, sesudah mandi, sebelum tidur siang, sama itu tadi pas bangun tidur” “Menurut ibu hal tersebut dijadwalkan oleh ibu atau tidak bu?” “Oh nda, itu anaknya sendiri yang minta karena memang sudah waktunya mimi susu mbak. nda pernah jadwalin nyusu anak biasa kayak gitu aja neteknya” “Oh ya bu, menurut sepengetahuan ibu, cara posisi menyusui yang buat adeknya nyaman saat menyusui menurut ibu itu bagaimana yah bu?” “Duduk bisa, berbaring bisa, senyaman anaknya aja mbak. aku biasa duduk gini aja terus dibaring biasa mbak” “Oh gitu bu, bagaimana dengan posisi adeknya sendiri bu selama ibu memberikan ASI?” “Adeknya juga sama dibaringkan tapi kalo nda mau biasa dia posisinya duduk kalo nenen” “Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?” “Manfaat menyusui yang aku lihat dari anakku ini dia itu lincah, ini giginya juga cepat tumbuhnya” “Selain itu apakah adalagi bu manfaat yang ibu rasakan sendiri?” “Anaknya sehat mbak, berat badannya juga naik tapi kalo aku kasih dia sun itu pasti diare” “Oh begitu ya bu, bisa jelaskan mengenai berat badan adeknya yang di KMS ini bu?” “ini berat lahirnya itu 2,6 kg itu naik terus berat badannya. Tapi pernah kena diare juga itu sampai turun berat badannya itu. Tapi bulan September itu berat badannya naik dari 9,5 kg jadi 9,7 kg. ya itu dikit-dikit aja naik berat badannya. Tapi yah syukur bisa naik dari pada turun itu malah bikin kuatir akunya mbak” “Itu kenapa sampai kena diare yah bu? Dan kenapa berat badannya hanya naik sedikit-sedikit saja bu?” “Yah itu mbak, kayanya karena ga mau maem bubur sun yang diberi itu jadi sedikit aja gizi dalam tubuhnya sampe dia bisa kena diare itu. Kalo berat badannya memang kaya gitu susah naik berat
A14 A14.1 A14.1
A14.2 A14.2
A13
A13
A13.1 A13.1 A10 A10 A10.1 A10.1 A10.2 A10.2
A10.3 A10.3
246
P
MR
P MR
P MR P MR
P MR P MR
P MR
P MR
badannya. Dikasih maem aja ga mau adeknya” “Terus bagaimana usaha yang ibu lakukan untuk dek TI bu supaya tidak kena diare dan berat badannya bisa naik terus?” “Yah itu di kasih obat aja dari bidannya. Pasti sembuh. Kalo berat badan itu aku sama bapaknya ini sudah usahain sedikit-sedikit kasih bubur sun, walaupun dimuntahin tetap dicoba lagi sampe mau, tapi tetap juga beri ASI. Soalnya belum mau maem dek T nya.” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?” “Pernah diare itu karena diberi susu formula itu jadi diare. Tapi kalo mimi ASI itu ga diare. Sampe kurus waktu itu badannya. Sekarang sudah sehat karena aku beri ASI terus. mau beri susu formula tapi takut diare lagi” “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama menyusui bu?” “Kendala yang seperti apa mbak?” “Misalnya putting yang sakit bu” “Oh ia pernah waktu pertama kali menyusui kira-kira 2 hari setelah menyusui itu rasanya nenenku sakit, puttingnya perih, tapi lama kelamaan nda sakit lagi. Kata ibuku itu karena ada air susunya makanya rasanya agak beda sebelum ada air susunya” “Selain itu kendala apa saja yang ibu hadapi?” “Apa yo, itu aja kayaknya mbak” “Ibu, bisa ibu jelaskan mengenai pelekatan mulut adeknya saat menyusui ke putting ibu bu?” “Ini kalo diliatnya aku keluarin ini (Ibu M sambil menunjuk payudaranya) dia tahu mbak, langsung mulutnya dibuka terus nenen aja langsung. Makanya kata ibuku aku harus banyak makan sayur biar sehat, kalo diisap terus sama anak nanti kita bisa sakit” “Kenapa bu?” “Yo karena sayurnya kan berubah jadi air ASI makanya anak sehat. Kalo aku nda makan sayur ntar anaknya juga ndak sehat” “Oh gitu bu. Kalo boleh tahu apa sih yang menajdi alasan ibu untuk memberikan ASI pada anak bu?” “Aku taunya ASI itu lebih bagus, dan lebih cepat, ga perlu buat-buat kaya susu formulakan harus pake air hangat, air dingin seperti itu. Kalo ASI langsung saja.
A10.4
A10.4
A11 A11
A12 A12 A12.1 A12.1
A12.2 A12.2 A13.2 A13.2
A13.3 A13.3
B10 B10
247
P
MR
Ketika anak lapar langsung beri” “Iya ibu, ibu terima kasih buat hari ini, saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)” “Iya mbak, hati-hati dijalan, kapan-kapan mampir lagi ya mbak”
248
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN XI Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: ST : Sodong, 6 April 1982 : 30 Tahun : Islam : SD : Tani : SA : Sodong, 5 Mei 1981 : 31 Tahun : Islam : SD : Tani :1 : FR : Sodong, 15 April 2012 : 5 Bulan : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Sodong
Keterangan : P : Peneliti ST : Riset partisipan Subjek P ST
P ST
P
Isi Pembicaraan “Selamat siang ibu” “Selamat siang, mari masuk (Mempersilahkan peneliti masuk dan duduk di kursi yang telah disediakan di ruang tamu)” “Ibu lagi buat apa, maaf saya mengganggu bu?” “Ga lagi buat apa-apa mbak, cuman duduk santaisantai aja didapur. Tidak apa-apa mbak, ga ada kerjaan juga” “Iya ibu. Saya Rosalina, saya mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di dusun Sodong, desa Polobogo ini berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu M bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah Sodong sini” (sambil bersalaman dengan Ibu ST dan menjelaskan maksud tujuan penelitian)
Kode A1 A1
A2 A2
A3
249
ST P ST P ST
P
ST P ST
P ST
P ST
P ST
“Oh iya mbak. (sambil tersenyum)” “Ibu mempunyai berapa anak bu?” “Baru satu mbak, ini aja nunggunya 10 tahun” “Kenapa bisa begitu bu? Bagaimana ceritanya?” “Aku juga nda mengerti mbak ini 10 tahun nunggunya. Padahal sesudah nikah, aku dan suami sudah pengen punya anak. Tapi belum dikasih sama Allah. Dikasihnya setelah 10 tahun menikah ini. Aku sama suami sudah berusaha kesana-kemari kayak ke bidan ke dokter tapi yah itu ga bisa-bisa juga, jadi bawa dalam doa terus supaya dikasih anak. Yah syukur akhirnya dikasih anak laki-laki ini satusatunya anak kami sunggu sangat senang sekali bisa dapat anak, bahagia begitu mbak” (Ibu ST terlihat terharu saat menceritakan dirinya dan suami yang baru dikarunia seorang anak laki-laki) “Ini anak ibu sekarang usianya berapa bu (Peneliti sambil melihat sekilas ke anak ibu ST yang sedang diberi susu formula dalam botol oleh ibunya)?” “Ini lahirnya tanggal 15 April 2012, jadi baru 5 bulan ini mbak” “Lalu setelah ibu punya anak usaha apa yang ibu lakukan supaya anak ibu tetap sehat bu?” “Diberi ASI, diberi makanan kaya susu botol ini mbak. Dan sewaktu hamil itu, sama bu bidan diberi latihan memandikan anak, menggendong anak, menyusui anak. Waktu latihan itu kami pake boneka jadi setelah latihan itu ada tesnya kaya tes waktu sekolah juga. Jadinya sudah tidak begitu canggung menyusui anak” (sambil tersenyum) “Ini ibu memberikan susu selain ASI dari ibu sendiri itu sejak usia adeknya berapa bu?” “Usia 2 bulan sudah tak kasih sampe sekarang mbak. “Ya dek ya” (Ibu ST terlihat berbicara kepada anaknya yang sedang minum susu dari botol dot)” “Kenapa ibu sudah memberi susu formula kepada anak ibu usia 2 bulan bu?” “Untuk membantu gizinya mbak, biar ndak cepat laper, kalo cuman ASI kan itu kaya masih laper gitu dan nda cukup” “Lapar yang ibu maksud itu lapar yang bagaimana bu?” “Adeknya ini menyusuinya itu sering banget mbak, tiap saat itu mimi ASI terus. aku kan kesel (Capek) mbak kalo kasih mimi ASI terus, jadine aku kasih dia
A3 A4 A4 A5 A5
A6
A6 A7 A7
A8 A8
A9 A9
C11 C11
250
P ST
P ST
P ST
P
ST P ST
P ST
susu formula aja biar cepat kenyang. Kalo sudah kenyang kan nda perlu menyusui lagi. Seperti ini mbak seharian itu mimi susu terus adeknya ini “ya ga dek, biar cepat besar mbak, cepat sekolah” (ibu S terlihat serius dan sambil berbicara kepada anaknya) ” “Oh, begitu ya bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui adeknya ini bu?” “Pengalamanku setelah melahirkan kurang lebih 30 menit setelah dibersihkan dibersihkan oleh bidannya mbak. Ini kan baru pertama kali aku menyusui karena baru punya anak satu. Jadi pengalamannya sangat senang sekali bisa menyusui anak. Walaupun kadang-kadang itu agak bingung harus ngapain tapi yah sekarang sudah mulai terbiasa menyusuinya. Waktu pertama kali menyusuikan itu rasanya masih geli. Tapi sekarang sudah ndak geli lagi” “Bingung yang bagaimana bu yang ibu alami?” “Apa ya mba aku bingungnya dulu cara megang anak gitu sambil menyusui. Tapi lama-kelamaan karena sudah terbiasa jadinya aku juga sudah mulai bisa” “Memang selama ini cara megang adeknya waktu menyusui bagaimana bu?” “Biasa aku pangku gini aja mbak kalo aku lagi duduk, jadi adeknya tidur dipangkuanku terus tanganku dibelakang kepalanya biar ada senderan. (Ibu S menunjukkan caranya memegang anak saat menyusui)” “Berapa lama bu adeknya biasa menyusui dengan dot seperti ini (Peneliti melihat anak ibu M sedang minum susu dari dot yang belum selesai dia minum)” “Sampe dia kenyang mbak, dan sampe habis” “Jadi mimi susunya ini sampe habis dulu baru selesai mimi susunya yah bu?” “Oh nda juga mbak, kadang juga sampe ndak habis. Adeknya sudah kenyang kadang susu dalam botol belum habis, kadang sisa setengah botol” “Lalu seberapa sering ibu menyusui adeknya bu?” “Sering banget mbak, ndak kehitung. Kecuali kalo lagi tidur aja itu baru ga menyusui atau lagi mandi itu aku ga menyusui dan ndak tak kasih mimi susu. Kayaknya sehari itu bisa sampe 10 kali atau lebih kayake mbak ”
A10 A10
C10 C10
C10.1 C10.1
C12
C12 C12.1 C12.1
C11.1 C11.1
251
P
ST
P ST P
ST P ST P ST
P ST P ST
P ST
P ST P
“Bagaimana cara dengan memegang adeknya saat menyusui dengan posisi digendong seperti tadi bu saat saya datang tadi?” “Digendong pake selendang biasa aja mbak, dulu aku diajarin sama ibuku cara memakai selendang karena aku belum tahu dan belum ada pengalaman. Tapi karena masih susah jadi aku pake yang sudah jadi aja yang nda perlu diikat-ikat dibelakang” “Oh ibu makai yang sudah jadi itu ya bu? (Peneliti sambil menunjuk kain selendang disamping ibu S)” “Iya mbak dan nda repot kalo pake yang seperti ini” “Tadi ibu katakan adeknya menyusui dengan posisi baring dipangkuan ibu. Bagaimana ibu pendapat ibu mengenai hal tersebut bu?” “Ah dia enak-enak aja mbak” “Enaknya seperti apa bu?” “Kalo netek itu netek aja nda rewel rewel gitu” “Nda rewelnya itu seperti apa bu?” “Kalo lagi netek yah enak netek sampe kenyang dan ga merasa sakit, soalnya kalo kita salah taruh posisi adeknya kan mbak, itu dia pasti gelisah dan nangis” “Jadi kalo gelisah itu berarti dia merasa ga nyaman yah bu?” “Iya mbak, misalnya tangannya yang kejepit atau belakangnya sakit karena ga empuk jadinya nangis” “Lalu bagaimana dengan proses menyusui langsung dari ibu bu?” “(Ibu S terlihat tersenyum sambil menatap anaknya). Sama aja mbak, aku juga tetap kasih ASI. Kebetulan kan tadi aku baru pulang dari Posyandu. Jadi aku bekalin susu formula, kalo disana dia nangis kan tinggal dikasih mimi susu aja. Tadi karena belum habis aja pas diposyandu jadi aku masih kasih mimi susu. Tapi kalo dirumah dan lagi ga ada kegiatan yah biasa aku kasih ASI aja mbak” “Kenapa bisa begitu bu?” “Iya mbak memang begitu. Kalo lagi keluar rumah aku kasih formula kalo ada tapi kalo ga ada aku kasih ASI aja. Dan untuk nambah-nambah gizinya aja mbak. Kalo ASI aja kan kurang jadi ditambah dengan mimi susu” “Menurut ibu, motivasi ibu memberikan ASI kepada anak apa bu?” “Apa yah mbak, supaya sehat aja, pintar” “Selain itu ada lagi ga bu?”
C10.2
C10.2
C10.2 C10.2 C10.3
C10.3 C10.4 C10.4 C10.5 C10.5
C10.6 C10.6 C10.7 C10.7
C10.8 C10.8
B10 B10 B10.1 252
ST P ST P ST P ST P ST
P ST
P
ST
P
ST
“Ga ada itu aja mbak” “Bagaimana menurut ibu menyusui anak jika ibu sedang keluar rumah seperti keposyandu bu?” “Malu mbak, isin, makanya aku bekalin dot” “Kenapa malu bu?” “Malu aja kalo diliat orang lagi netekin anak, biasa dirumah aja” “Bagaimana jika anak ibu pengen netek bu?” “Aku kasih susu dot aja mau kok mbak” “Bagaimana dengan bentuk dukungan dari keluarga selama ibu menyusui bu?” “Keluarga semua sangat mendukung aku mbak. sebelum aku melahirkan suami dan keluargaku sudah menyarankan “ayo ikut latihan di bu bidan biar ntar tahu caranya jaga anak dan kalo melahirkan itu nda sakit”. Begitu mbak, ya aku manut aja selama itu baik buat aku dan anakku. Mereka juga beli baju anak, disediain jauh-jauh hari. Kalo anakku nangis ditanyain “adeknya sudah mimi susu belum ayo mimike”. Seperti itu dukungan-dukungan yang mereka berikan buat aku mbak” “Bagaimana bentuk dukungan dari suami bu? “(Ibu S sambil tertawa) suami mendukung mbak. Demi kesehatan anak. Apalagi nunggunya lama kan. Suami biasa nanyain “Bu, susu anak masih ene nda? Katanya bu susu anak masih ada ga? Kalo ga ada ntar aku dikasih duit. Soalnya kan yang kerja cuman suami kalo aku ibu rumah tangga aja mbak” “Selain dari keluarga bagaimana dengan bentuk dukungan dari tenaga kesehatan di dusun Sodong ini bu? “Disini ga ada bidan mbak, bidannya datang palingan pas posyandu aja, rumah bu bidannya di muncul sana, jadi kalo anak sakit yah kami kesana, bidannya dukung, kan aku juga sebelum melahirkan pas usia kandungan 5 bulan itu ada pelatihan dulu cara menyusui anak pake boneka mbak” “Bisakah ibu menceritakan kepada saya mengenai kegiatan sehari-hari seperti menyelesaikan pekerjaan rumah sambil menyusui anak bu?” “Oh itu, aku biasa selesein dulu pekerjaan rumahnya, kayak masak buat suami sebelum berangkat kerja, atau mandiin adeknya itu aku kasih mimi susu dulu baru bisa lanjut pekerjaan. Yo kerjaaan jadi terlambat tapi nda masalah, suami juga
B10.1 B11 B11 B11.1 B11.1 B11.2 B11.2 B12 B12
B12.1 B12.1
B12.2
B12.2
B13
B13
253
P
ST P ST
P ST
P ST
P ST P ST
P
ST
P ST
bantu masak nasi atu sayur gitu dia bisa” “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama jika saat ibu sedang bekerja seperti masak gitu bu?” “Aku netekin sampe adeknya kenyang dulu baru lanjut masak” “Bisa ibu jelaskan bu menurut ibu berapa lama adeknya harusnya menyusui?” “Kalo untuk waktu menyusui biasa aku kasih pas adeknya rewel. Lama sih mbak, biasa sampe 10 menit karena kadang-kadang itu nda diisap ASInya” “Maksudnya bu?” “Nenennya diisap tapi kalo udah kenyang itu nda diisap tapi tetap mulutnya masih nempel di ini (Sambil menunjuk payudaranya)” “Oh ya bu menurut sepengetahuan ibu berapa kali sih bu dalam sehari anak harusnya menyusui?” “Berapa yah mba, sering ek mbak aku nda ngitung. Hari ini aja adeknya kayaknya baru dua kali, bangun tidur sama sebelum ke posyandu tadi jam 11 an” “Hari kemarin ibu ingat ga bu berapa kali adeknya nenen?” “Berapa yah mbak, aku lupa mbak, kira-kira itu 6 kali kan sambil susu dot juga” “Susu dotnya berapa kali bu? Dan mimi susu dari ibu itu berapa kali bu seingat ibu?” “Nenen palingan 4 kali, bangun pagi, sebelum mandi, siangnya dot, sore itu nenen sama malam sebelum bobo itu nenen juga” “Oh ya bu, menurut sepengetahuan ibu, bagaimana sih bu posisi menyusui yang buat adeknya merasa nyaman saat menyusui?” “Seperti ini mbak, adeknya aku letakin dipangkuanku, terus tangan kiri menyangga kepalanya biar ndak tersedak, kalo yang kanan juga sama)” “Oh gitu bu, bagaimana dengan posisi adeknya sendiri bu selama ibu memberikan ASI?” “Adeknya dipangkuan ku mbak, karena masih kecil jadi paling banyak baring tapi biasa aku lihat ibu-ibu yang lain yang punya anak udah usia 1 tahun gitu anaknya kalo nenen ada sambil berdirilah, duduk aku lihat itu. Kalo yang masih umur 5 bulan ini yah seperti ini paling banyak diamya, nenenya anteng ga banyak main”
B13.1
B13.1 A15 A15
A15.1 A15.1
A14 A14
A14.1 A14.1 A14.2 A14.2
A13
A13
A13.1 A13.1
254
P ST
P ST P ST
P ST
P ST P ST P
ST P ST P ST P
ST
“Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?” “ASI itu lebih bagus dari pada susu formula, lebih hemat mbak. kaya sekarang kan aku sudah agak boros sama suami. Karena anak kami kan sudah mimi susu formula” “ASI kenapa lebih bagus daripada susu formula bu?” “ASI itu cepat, kalo malam bangun minta mimi susu tinggal ditetekin aja kan beres” “Dan maksudnya agak boros itu apa bu?” “Dulu kan cuman berdua sekarang sudah bertiga, dan yang kerja hanya suami. Makin banyak keperluan kaya beli susu formula, obat-obatan kalo adeknya sakit” “Ibu boleh saya pinjam KMS adeknya bu?” “Sebentar yah mbak” (Ibu S beranjak dari tempat duduk sambil menggendong anaknya untuk mengambil KMS). Ini mbak KMSnya oh iya mbak sebenarnya aku kalo ke posyandu itu hadir terus ga pernah absen. Kayanya bidannya itu cuman nyatat di buku catatannya aja mba, yang disini ga dicatet.” “Oh begitu ya bu. Berat badan adeknya bulan ini berapa ya bu?” “Kemarin itu timbang terakhir berat badannya 6,9 kg. Ya ini mbak ga dicatet sama bidannya” “Selama ini adeknya pernah mengalami penurunan berat badan tidak bu?” “Sejauh ini belum sih mba” “Usaha yang bagaimana bu yang ibu lakukan untuk meningkatkan berat badan adeknya dan biar adeknya tetap sehat bu?” “Ini tak kasih mimi susu sama susu dot aja mba, ga ada yang lain” “Selain usaha diberi makanan selain ASI apa lagi yang ibu lakukan untuk anak ibu bu?” “Dijaga kesehatannya, kalo sakitkan kita juga yang capek mba” “Mengapa demikian ibu?” “Biar terlatih anaknya mba” “Bisa ibu menceritakan kepada saya bu mengenai manfaat yang ibu rasakan selama adeknya menyusui menggunakan dot susu seperti ini bu? (Ucap peneliti sambil melihat adeknya yang sedang minum susu dari botol dot tersebut)” “Untuk manfaat itu adeknya nda gampang sakit,
A10.1 A10.1
A10.2 A10.2 A10.3 A10.3
A10.4 A10.4
A10.5 A10.5 A10.6 A10.6 A10.7
A10.7 A10.8 A10.8 A10.9 A10.9 A10.1 0
A10.1 255
P ST P ST P ST
P
ST
sehat-sehat saja, minum susunya juga kuat. Ini setiap aku kasih mba satu botol susu penuh, Ini nanti habis loh mbak diminum sama adeknya. Kuat dia minum susu mbak” “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?” “Lemes, berat badannya juga turun, mudah kena diare gitu setau aku mbak” “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama menyusui bu?” “Sakit di ujung nenennya karena baru pertama kali menyusui” “Terus bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” “Aku nanya sama ibu-ibu yang lain itu mereka kasih minyak goreng, kalo aku nda tetap aja disusui soalnya ga sampe lecet cuma ngerasa sakit dikit aja mbak karena aneh baru pertama kali netek kan” “Ibu terima kasih banyak buat hari ini ya bu, karena ibu sudah mau membantu saya untuk belajar mengenai ibu menyusui dari ibu” “Iya mba, sama-sama. Kalo saya bisa. Pasti saya akan membantu”
0
A11 A11 A12 A12 A12.1 A12.1
256
TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN X Nama Tempat Tanggal lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak Nama Anak Pertama Tempat Tanggal Lahir Umur Agama Pendidikan Alamat Rumah
: EN : Sodong, 5 Mei 1994 : 18 Tahun : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : ED : Sodong, 3 April 1989 : 23 Tahun : Islam : SMP : Swasta :1 : FY : Sodong, 26 November 2011 : 1 Tahun : Islam : Tidak Sekolah : Dusun Sodong
Keterangan : P : Peneliti EN : Riset partisipan Subjek P EN
P
EN P
Isi Pembicaraan “Selamat Siang ibu” “Selamat siang, sebentar ya mbak lagi nidurin anakku dulu sebentar (Terdengar suara Ibu EN dari warung)” “Iya ibu tidak apa-apa (Peneliti pun duduk persis di bangku yang terdapat disamping warung. Empat menit kemudian ibu EN keluar)” “”Mari mbak silahkan masuk ke dalam dan silahkan duduk. “Iya ibu terima kasih. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui di dusun Sodong, desa Polobogo ini berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari Ibu S (warga desa polobogo) bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah Sodong sini”
Kode A1 A1
A2
A2 A3
257
EN P EN
P
EN P EN P EN P EN P EN
P EN
P EN
(sambil bersalaman dengan Ibu EN dan menjelaskan maksud tujuan penelitian) “Saya Eni mba, Tadi kebangun adeknya makanya tak tidurin lagi. (Sambil tersenyum kepada peneliti)” “Terima kasih ibu, maaf mengganggu ya bu” “Tidak apa-apa mbak, lagi ga ada kerjaan juga. ini habis menidurkan anakku aja. Mbaknya bidan yah mba?” “Bukan bu, saya perawat. Kalau ibu tidak keberatan saya mau tanya-tanya sama ibu mengenai pengalaman ibu selama ibu menyusui. Boleh bu?” “Iya boleh” “Makasih yah bu sebelumnya. Ibu disini tinggal bersama siapa bu?” “Aku sama orang tua dan suami dan anakku mbak” “Ibu ada berapa bersaudara bu?” “Sendiri aja mba” “Kalo ibu sendiri mempunyai berapa anak bu?” “Baru satu” “Ada rencana mau nambah anak ga bu?” “Sejauh ini belum ada rencana mau nambah anak lagi mba. ngurus yang satu aja repotnya minta ampun. Jadi cukup satu saja dulu. Tunggu sudah besar baru memikirkan nambah lagi apa ga (Ibu EN terlihat tersenyum)” “Oh, begitu ya bu. Bisa ibu menceritakan bagaimana pengalaman ibu selama menyusui adeknya ini bu?” “Ceritanya panjang dan banyak mbak (Ibu EN sambil tertawa dan terlihat serius kembali). Ini sampe sekarang masih menyusui, pertama kali menyusui itu aku ragu-ragu karena belum pernah menyusui sebelumnya. Jadi waktu itu menyusui itu masih raguragu. Karena belum biasa. Tapi sekarang sudah biasa. Mau tidak mau harus menyusui dan memberikan ASI” “Ragu-ragu yang seperti apa yang ibu rasakan bu pada saat itu?” “Ragu-ragu karena ga pernah menyusui mbak. Ini kan anak pertama. Jadi pas disuruh ibuku untuk menyusui aku kayak rasa bagaimana seperti itu. Wong aku masih malu-malu untuk menyusuinya. Dan akhirnya mau tidak mau aku harus menyusui karena kalau nda menyusui nanti anaknya makan darimana. Sama bengkak susuku dan jadine sakit koyo ngono.
A3 A4 A4
A5
A5 A6 A6 A7 A7 A8 A8 A9 A9
B11 B11
B11.1 B11.1
258
P EN
P EN
P
EN
P
EN P EN
P EN P EN
“Tadi ibu katakan ibu merasa malu saat menyusui? Itu perasaan malu yang bagaimana bu?” “Ne aku rasa risih kalo dilihat orang lagi menyusui dan rasanya geli sama malu karena baru pertama kali itu menyusui. Makanya aku ragu” “Dan sampai sekarang itu perasaan ragu-ragu itu bagaimana bu?” “Sekarang mah sudah biasa, jadi sudah ga raguragu lagi menyusui anakku. Kalo dulu kan masih geli, sakit tapi sekarang sudah ga lagi mbak” (Tibatiba dari dalam rumah bagian tengah terdengar suara tangis yang kencang dari anak ibu EN). Sebentar yah mbak, anakku bangun, aku belakang sebentar” (Ibu EN lalu beranjak kebelakang dan 5 menit kemudian ibu EN kembali kedepan sambil menggendong anaknya yang masih menangis tersedu-sedu). “Halo adek yang ganteng baru bangun bobo yah (Peneliti menyapa anak ibu EN yang baru bangun tidur dengan wajahnya yang tersedu-sedu)” “Iya mbak, aku baru bangun bobo (Ibu EN meniru suara anaknya seolah-olah yang berbicara anaknya dan ibu EN langsung menyusui anaknya dengan posisi ibu EN duduk dikursi dan anak ibu EN berbaring dipangkuan ibu EN)” “Setiap bangun tidur siang adeknya menyusui seperti saat ini yah bu? (Peneliti melihat ibu EN menyusui anaknya)” “Iya mbak, kalo bangun tidur pasti langsung menyusui” “Adeknya lapar banget ya bu itu menyusuinya kuat banget sampe kedengaran suara tegokkannya itu?” “Iya mbak, setiap nenen itu begini, sampe kenyang baru berhenti dia nenen. Kalo yang sebelah ini sudah habis air susunya itu pindah kesebelahnya lagi” “Bagaimana sih bu caranya mengetahui air susu dipayudara sebelah habis?” “Yow itu kempes kalo dipegang. Kalo penuh itu terlihat bengkak (Ibu EN terlihat tersenyum)” “Oh begitu bu, berapa lama bu biasanya ASInya kosong selama adeknya menyusui?” “Tergantung adeknya mbak, Kalo lapar banget biasanya 8 menit-an itu sudah kosong dan harus pindah kesebelah”
B11.2 B11.2
B11.3 B11.3
C11
C11
C11.1
C11.1 C11.2 C11.2
C11.3 C11.3 C12 C12
259
P
EN P EN
P EN
P EN
P EN
P
EN
P EN P EN
P
EN P
“Dan itu berapa sering sih bu adeknya pindah ke menyusui dipayudara sebelak kiri lalu ke payudara sebelah kanan?” “Palingan 1-3 kali aja mbak, kalo dia kesel (Capek) atau bosan gitu baru pindah” “Kesel dan bosan yang seperti apa bu?” “Biasa kalo menyusui lama kan mbak itu capek badannya karena terlalu lama menyusui disebelah, jadi dia pindah kesebelah” “Cara kita mengetahuinya bagaimana bu?” “Dia langsung pindah sendiri gitu kok mbak, sama kadang itu nangis terus dikeluari nenennya. Kalo udah gitu berarti minta pindah atau dia sudah kenyang mbak ” “Oh begitu bu, lalu bagaimana dengan posisi memberi ASI nya bu?” “Posisi beri ASInya itu suka sukanya aja mbak. paling sering berbaring. Ini tadi sebelum mbaknya datang aku menyusuinya dengan berbaring. Wes itu bolak-balik menyusuinya. Ini sebelum tidur itu cerewet dulu baru bisa tidur dengan nyenyak” “Bolak balik yang seperti apa bu maksudnya?” “Pindah-pindah posisi menyusuinya mbak. Kadang sebelah kanan, kadang sebelah kiri, yah wes mengikuti aja aku sebagai ibunya ini” “Dengan posisi menyusui seperti itu bagaimana dengan bentuk pelekatan mulut adek saat menyusui?” “Ini tadi cerewet jadi mulutnya itu dimasukan keputing tapi kalo udah nangis itu aku yang dorongin tetekku ke mulutnya biar dihisap dan berenti nangis” “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi seperti itu bu?” “Aku yo kesel (capek) mba, capek. Tapi dinikmati saja. Kan anak sendiri” “Sebelum menyusui, bagaimana persiapannya ibu? “Yah biasa langsung menyusui aja, kalo ada waktu dan kotor banget, keringatan seperti itu baru dilap atau dibersihin pake air” “Manfaat yang bagaimana yang ibu rasakan setelah memberikan ASI dengan persiapan-persiapan tersebut bu?” “Rasanya itu enak ga ada bau-bau gitu. Kalo keringatan kan ndak enak, rasanya sumu (panas)” “Respon adenya setiap ibu beri ASI bagaimana bu?”
C12.1
C12.1 C11.4 C11.4
C11.5 C11.5
C10 C10
C10.1 C10.1
C10.2
C10.2
C10.3 C10.3 C10.4 C10.4
C10.5
C10.5 C10.6 260
EN
P EN P
EN
P
EN
P EN P EN P EN P
EN
P EN P
“Ini anaknya ga cerewet kalo masalah makanan dan minuman jadi setiap disusui itu mukanya itu senang, kalo ga diberi ASI itu cerewet terus adeknya ini” “Kenapa bisa cerewet begitu bu?” “Karena lapar biasanya mbak” “Oh ia ibu, bagaimana sih bu bentuk dukungan dari keluarga ibu misalnya dari orang tua, saudara dan suami selama ibu menyusui?” “Keluarga tentunya sangat mendukung sekali mbak. Aku khusus urus anakku aja. Dirumah kan aku sama orang tua, jadi untuk masak itu biasa ibu. Suamiku juga sama, aku boleh ngapa-ngapain khusus urus anak aja kata suamiku. Terus diingatin jangan lupa ke posyandu gitu mbak (Ibu EN sambil tersenyum)” “Bisa ibu ceritakan dulu bu pengalaman ibu menyelesaikan kegiatan sehari-hari selama menyusui anak bu?” “Aku cuman urus anak og mbak, ga ada pekerjaan yang lain, palingan nyuci pakaian, kalo lagi ga sibuk biasa aku masak bantu ibu” “Bagaimana respon ibu bu dengan waktu menyusui seperti tersebut?” “Gapapa aja mbak, Aku ngikutin aja mau adeknya biar nda rewel” “Oh begitu bu, kalo boleh tau motivasi atau alasan ibu memberikan ASI kepada anak itu apa yaw bu?” “Motivasi? Motivasi apa yow mbak (Ibu EN sambil tertawa). Supaya anak sehat aja mbak” “Sehat yang seperti apa bu?” “Nda sakit nda lemah biar cepat besar mbak (Ibu EN meniru anaknya bicara kepada peneliti)” “Setelah saya mendengar tentang pengalaman ibu selama ibu menyusui, bisakah ibu menjelaskan kepada saya mengenai manfaat dan tujuan ibu memberi ASI?” “Apa yo mbak, menurut aku sih mbak anaknya sehat nda mudah sakit, terus ASI itu lebih bagus aja dari pada susu formula. Tapi dulu anakku 1 minggu setelah lahirke itu aku kasih susu formula dalam botol dot, baru setelah itu aku kasih ASI Mbak ” “Kenapa bisa begitu bu?” “Soale ASInya belum keluar jadi tak kasih susu formula aja” “Itu dulu ibu sendiri bu yang memberikan susu formulanya?”
C10.6
C10.7 C10.7 B12
B12
B13
B13
B13.1 B13.1 B10 B10 B10.1 B10.1 A10
A10
A10.1 A10.1 A10.2
261
EN P EN P EN P EN
P EN P EN
P EN P
EN P EN P EN P EN
P
“Minta tolong ibuku mbak, kan masih belum kuat jalan (Ibu EN Nsambil tersenyum)” “Selain itu manfaatnya apalagi bu?” “Biar pintar kalo sudah besar nanti mbak (ibu EN sambil meniru suara anaknya)” “Oh ya bu selain ASI dan susu formula anak ibu diberi makanan lain tidak bu?” “Tak kasih bubur sun itu sejak usia 4 bulan, air putih gitu mau ek mbak” “Iya ibu, oh ia ibu bisakah ibu menjelaskan kepada saya mengenai dampak anak tidak diberi ASI bu?” “Gimana yah keliatannya itu pertumbuhannya ga kaya anak yang diberi ASI. Kalo yang diberi ASI kan keliatannya cepat tumbuhnya, ga mudah sakit, tapi kalo anak yang diberi ASI pasti mudah sakit” “Contohnya seperti apa bu?” “Itu kalo anak-anak yang lain sakit itu pasti ikutan sakit” “Oh gitu ya bu. Ibu bisa sebutkan hambatanhambatan yang ibu alami selama ibu menyusui bu? ” “(Ibu EN sambil tersenyum). Itu ragu-ragi aja waktu pertama kali menyusui sama ngerasa sakit aja waktu menyusui pertama kali mbak” “Selain itu ada lagi nda bu?” “Ga ada mbak, cuman itu aja kayake” “Oh ia ibu, menurut sepengetahuan ibu bagaimana sih pelekatan mulut bayi ke putting ibu pada saat menyusui bu?” “Kalo menyusui itu ndak neko-neko (ndak mainmain) gitu mbak” “Ndak neko-neko bagaimana bu?” “Ya itu ndak dikeluar masuke puttingnya mbak, kalo nenen ya nenen gitu, ” “Kalo menurut sepengetahuan ibu berapa lama sih bu seharusnya ibu memberikan ASI?” “Kalo udah kenyang baru berhenti nenen, yo itu lumayan lama 10 menitan mbak” “Oh Gitu bu, berapa sering sih bu anak seharusnya menyusui?” “Wah ga nentu, sering banget menyusuinya, lapar nenen, lapar nenen gitu mbak. yo sampe 10 kali kayake” “Menurut sepengetahuan ibu posisi memberikan ASI yang nyaman untuk ibu dan anak itu bagaimana ya bu?”
A10.2 A10.3 A10.3 A10.4 A10.4 A11 A11
A11.1 A11.1 A12 A12
A12.1 A12.1 A13
A13 A13.1 A13.1 A15 A15 A14 A14
A13.2
262
EN
P EN P
EN P
“Piye yah mbak, kalo menyusui duduk itu anaknya dibaringkan dipangkuan kita, kalo menyusui lagi tiduran itu kita baring juga” “Bagaimana ibu mengetahui bahwa bayi ibu nyaman saat diberikan ASI bu?” “Kalo adeknya nda rewel dan bisa sampe ketiduran” “Oh begitu ya bu, Mak asih ya bu buat hari ini, saya pamit pulang dulu, kapam-kapan kita bisa bincang-bincang lagi ya bu” “Iya mba nda papa, kok cepat banget ga maenmaen dulu” “Nda usah bu, kapan-kapan aja, makasih ya bu, mari (Peneliti bersalaman dengan ibu EN dan anak ibu EN)”
A13.2
A13.3 A13.3
263
Lampiran 7 Kartu Menuju Sehat Nama anak : DD, Umur : 8 bulan, Nama Orang Tua : Ibu PH
263
Kartu Menuju Sehat Nama anak : RY, Umur : 5 bulan, Nama Orang Tua : Ibu KH
264
Kartu Menuju Sehat Nama anak : BE, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu CH
265
Kartu Menuju Sehat Nama anak : PA, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu SR
266
Kartu Menuju Sehat Nama anak : LE, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu MG
267
Kartu Menuju Sehat Nama anak : AG, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu MT
268
Kartu Menuju Sehat Nama anak : AD, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu NM
269
Kartu Menuju Sehat Nama anak : TI, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu MR
270
Kartu Menuju Sehat Nama anak : FR, Umur : 5 Bulan, Nama Orang Tua : Ibu ST
271
Kartu Menuju Sehat Nama anak : FY, Umur : 1 Tahun, Nama Orang Tua : Ibu EN
272
Lampiran 8 Kerangka Konseptual : Hasil Analisa Penelitian di desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Perilaku ibu menyusui
Pengetahuan tentang: menyusui A
Sikap tentang : menyusui B
A.1 (10) Manfaat menyusui A.2 (11) Dampak tidak menyusui A.3 (12) Hambatan yang dialami selama menyusui A.4 (13) Posisi Menyusui A.5 (14) Frekuensi menyusui
B.1 (10) Motivasi menyusui B.2 (11) Rasa percaya diri ibu dalam menyusui B.3 (12) Dukungan keluarga
Tindakan tentang : menyusui C
C.1 (10) Posisi Menyusui C.2 (11) Frekuensi menyusui C.3 (12) Waktu menyusui
B.4 (13) Pekerjaan ibu
A.6 (15) Waktu menyusui 273
Lampiran 9 Profil Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2013 No
1
Posyandu di desa polobogo Dusun Posyandu Polobogo
Posyandu Melati 1
Nama Kader Posyandu
Tempat Tanggal lahir
Jenis kelamin
Alamat
Poniarti
Kabupaten Semarang, 17 April 1995
Perempuan
Lenti Widiastuti
Kabupaten Semarang, 29 Juli 1986
Perempuan
Christina Riyuniarni
Kabupaten Semarang, 30 Juni 1979
Perempuan
Rukiyah
Kabupaten Semarang, 05 Maret 1971 Kabupaten Semarang, 31 Januari 1977 Kabupaten Semarang, 31
Perempuan
Desa Polobogo, R.T/RW 004/001 Desa Polobogo, RT/RW 002/001 Desa Polobogo, RT/RW 002/001 Desa Polobogo, RT/RW 004/001 Desa Polobogo, RT/RW 005/001 Metes, RT/RW 008/001
Sugiyarti
2
274
Metes/ Gompyon g
Posyandu Melati 2
Sukati
Perempuan
Perempuan
Agama
Pekerjaan
Islam
Petani
Islam
Wiraswasta
Islam
Karyawan Wiraswasta
Islam
Petani
Islam
Wiraswasta
Islam
Petani
Kasmini. A
Kasmiyati
Sutinah
3
Krasak
Posyandu Melati 3
Suminah
Tumimi
Jumiati
Sariyati
Rahayu
275
Desember 1958 Kabupaten Semarang, 14 Agustus 1985 Kabupaten Semarang, 08 April 1978 Kabupaten Semarang, 21 Juli 1985 Kabupaten Semarang, 23 April 1983 Kabupaten Semarang, 19 November 1977 Kabupaten Semarang, 14 Mei 1978 Kabupaten Semarang, 03 September 1985 Kabupaten Semarang, 31 Desember
Perempuan
Metes, RT/RW 008/001
Islam
Karyawan Swasta
Perempuan
Metes, RT/RW 008/001 Metes, RT/RW 008/001 Krasak, RT/RW 009/001 Krasak, RT/RW 009/001
Islam
Petani
Islam
Petani
Islam
Petani
Islam
Petani
Krasak, RT/RW 009/002 Krasak, RT/RW 001/010
Islam
Petani
Islam
Ibu Rumah Tangga
Krasak, RT/RW 010/001
Islam
Petani
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
4
Kebun Pete
Posyandu Mawar 1
Puryanah
Sukowatini
Yatirah
Darniyo Wahyudi
Sumiyati
5
Clowok
Posyandu Mawar 2
Rohani
Sudarsih
Maninggar
276
1977 Kabupaten Semarang, 27 agustus 1986 Kabupaten Semarang, 05 januari 1982 Kabupaten Semarang, 1986 Kabupaten Semarang, 26 oktober 1988 Kabupaten Semarang, 12 desember 1972 Kabupaten Semarang, 21 September 1979 Kabupaten Semarang, 23 April 1975 Kabupaten Semarang, 08 Agustus
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Kebun Pete, RT/RW 004/002 Kebun Pete, RT/RW 004/002 Kebun Pete, RT/RW 002/002 Kebun Pete, RT/RW 003/002 Kebun Pete, RT/RW 005/002 Clowok, RT/RW 007/002
Islam
Petani
Islam
Pegawai Swasta
Islam
Petani
Islam
Perangkat Desa
Islam
Petani
Islam
Ibu Rumah Tangga
Clowok, RT/RW 007/001 Clowok, RT/RW 008/002
Islam
Ibu Rumah Tangga
Islam
Ibu Rumah Tangga
Sumirah
Kasni
6
Sodong
Posyandu Mawar 3
Kasminah
Marmi Susilowati Surip
Kusnadi
Suwarti
7
Karangom bo
Posyandu Bugenvil 1
Siti
Surati
277
1960 Kabupaten Semarang, 05 Juli 1976 Kabupaten Semarang, 27 Agustus 1984 Kabupaten Semarang, 03 Juni 1968 Kabupaten Semarang, 06 April 1968 Kabupaten Semarang, 03 Desember 1962 Kabupaten Semarang, 11 Mei 1953 Kabupaten Semarang, 10 Agustus 1979 Kabupaten Semarang, 22 Agustus 1987 Kabupaten Semarang,
Perempuan
Clowok, RT/RW 008/002 Clowok, RT/RW 008/002
Islam
Ibu Rumah Tangga
Islam
Karyawan Swasta
Sodong, RT/RW 010/002 Sodong, RT/RW 010/002 Sodong, RT/RW 010/002
Islam
Petani
Islam
Ibu rumah tangga
Islam
Petani
Sodong, RT/RW 009/002 Sodong, RT/RW 010/002
Islam
Kepala dusun
Islam
Wiraswasta
Perempuan
Karangomb o, RT/RW 001/003
Islam Islam
Pegawai Swasta
Perempuan
Karangomb o, RT/RW
Islam
Ibu Rumah Tangga
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Isrofian
Lasiyem
Suniari
8
Blongoran
Posyandu Bugenvil 2
Sumtiah
Murbanings ih
Rukini
Sutipah
Ester Haryati 9
278
Breyon
Posyandu Bugenvil 3
Erimah
Sri
25 Maret 1970 Kabupaten Semarang, 13 Juni 1981 Kabupaten Semarang, 09 Maret 1973 Kabupaten Semarang, 1980 Kabupaten Semarang, 14 Juni 1972 Kabupaten Semarang, 12 Januari 1971 Kabupaten Semarang, 02 Desember 1972 Kabupaten Semarang, 16 Mei 1971 Kabupaten Semarang, 17 April 1979 Kabupaten Semarang,
001/003 Perempuan
Karangomb o, RT/RW 002/003 Karangomb o, RT/RW 002/003
Islam
Karyawan Swasta
Islam
Ibu Rumah Tangga
Karangomb o, RT/RW 002/003 Blongoran, RT/RW 005/003 Blongoran, RT/RW 005/003
Islam
Petani
Islam
Ibu Rumah Tangga
Islam
Pegawai Swasta
Perempuan
Blongoran, RT/RW 005/003
Islam
Petani
Perempuan
Blongoran, RT/RW 005/003 Blongoran, RT/RW 005/003 Breyon, RT/RW
Islam
Ibu rumah tangga
Islam
Pegawai Swasta
Islam
Petani
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Giyem
Marsinah
Sunarsih
Rini
1970 Kabupaten Semarang, 1963 Kabupaten Semarang, 27 Juni 1973 Kabupaten Semarang, 28 Agustus 1975 Kabupaten Semarang, 30 April 1984
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
009/003 Breyon, RT/RW 009/003 Breyon, RT/RW 009/003 Breyon, RT/RW 008/003 Breyon, RT/RW 008/003
Islam
Petani
Islam
Petani
Islam
Petani
Islam
Ibu Rumah Tangga
Sumber : Puskesmas Pembantu desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, 2013
279
Lampiran 10 Profil Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tahun 2013 No
1
280
Posyandu di desa polobogo Dusun Posyandu Polobogo
Posyandu Melati 1
Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
Jumlah Kader
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 22 kecuali hari minggu jadi tanggal pelaksanaannya diundur.
Rumah kader posyandu dusun Polobogo
5 orang
Jenis Kegiatan Posyandu 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan
2
Metes/ Gompyong
Posyandu Melati 2
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 3
Rumah Kader Posyandu dusun Metes/Gompyo ng
5 orang
3
Krasak
Posyandu Melati 3
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu
Rumah kader posyandu dusun Krasak
5 orang
281
pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
bulan sekali tanggal 2
4
282
Kebonpete
Posyandu Mawar 1
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 10
Rumah bapak RT Dusun Kebonpete
5 orang
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri
5
283
Clowok
Posyandu Mawar 2
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 18
Rumah kader posyandu dusun Clowok
5 orang
c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan
6
284
Sodong
Posyandu Mawar 3
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 16
Rumah kepala dusun Sodong
5 orang
Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan
pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 7
Karangombo
Posyandu Bugenvil 1
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 11
Rumah kader posyandu dusun Karangombo
5 orang
8
Blongoran
Posyandu Bugenvil 2
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu
Rumah kader posyandu dusun
5 orang
285
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
9
286
Breyon
Posyandu Bugenvil 3
bulan sekali tanggal 7
Blongoran
Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, setiap satu bulan sekali tanggal 6
Rumah kader posyandu dusun Breyon
5 orang
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas) b. Pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri
c. Perencanaan Persalinan 2. Bayi dan anak balita a. Penimbangan berat badan b. Penentuan status pertumbuhan 3. Imunisasi Program Tambahan Posyandu Lansia Kegiatan yang dilakukan yaitu: pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah, penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. Sumber : Puskesmas Pembantu desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, 2013
287