2013
Hukum Matauang Fiat
Hujah Terang Benderang Untuk Mengembalikan Uang Suci Kita Hukum Mata Uang Fiat Oleh Asatidzah Al-Munawwar Terjemahan oleh Ustadz Muhammad Noor Deros Penyelarasan ke dalam bahasa Indonesia oleh Zaim Saidi 1
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat Asatidzah Al-Munawwar: 1- Ustadz Muhammad Noor Bin Muhammad Deros • B.A Usuluddin, Takhassus Aqidah & Falsafah, Universiti Al-Azhar. • CEO, Syajarah14:24. • Ketua Muhtasib, JAWARA Tumasik. • Penasihat Syariah, Wakala Nusantara. • Sub-editor, Majalah Vizier. 2- Ustadz Amiruddin Bin Muhammad Zain • B.A Usuluddin, Hadith, Universiti Al-Azhar. • Wazir, JAWARA Tumasik. • Penyumbang makalah, Majalah Vizier. 3- Ustadz Muhammad Faisal Bin Muhammad Ayub • B.A Usuluddin, Universiti kebangsaan Malaysia. • Ketua Editor, Majalah Vizier. • Pengurus, Syajarah14:24. • Anggota, JAWARA Tumasik. 2
Asatizah Al-Munawwar
2013
2013
Hukum Matauang Fiat Daftar isi Prakata: Titah Sultan Ternate Ke 48 Perkenalan Riba & Kehancuran Dahsyat yang Dibawanya Hinanya Riba dalam Islam Pengertian Riba Pengertian Jual Beli dalam Islam Uang dalam Islam Hukum Mata Uang Fiat dalam Islam Kaedah-Kaedah Fiqih (Al-Qawaa’id Al-Fiqihiyyah) & Mata Uang Fiat Seruan Kepada Para Ulama’ & Umara’ Sedunia La Haula Wa la Quwwata Illa BiLlah 3
Asatizah Al-Munawwar
4 8 13 17 19 22 25 30 60 66 69
2013
Hukum Matauang Fiat
KESULTANAN TERNATE TITAH YANG MULIA SULTAN TERNATE KE 48 SULTAN DRS. H. MUDAFFAR SJAH M.Si Bismillaahir Rohmaanir Rohiim. Sesuatu yang paling utama yang harus dilakukan seorang hamba ketika dirinya menyadari telah mendapatkan nikmat dan anugerah yang berlimpah dari Allah S.W.T adalah mengucapkan hamdallah dengan sepenuh hati dan menyanjungkan pujian setinggi-tingginya sebagai wujud serta pengakuan bahwa hanya Allah Dzat Maha Agung yang paling layak menerimanya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad S.A.W dan keluarganya serta segenap sahabat setianya yang telah nyata-nyata mensyiarkan kebenaran Islam sehingga sinar hidayahnya telah sampai kepada kita. Salah satu bentuk syukur atas segala nikmat dan anugerah Allah S.W.T yang saat ini sangat layak disampaikan adalah terbitnya serangkaian fatwa beberapa cendekiawan muda Islam yaitu: Al-Fadhil Ustadz Muhammad Noor Bin Muhammad Deros, Ustadz Muhammad Faisal Bin Ayub & Ustadz Amiruddin Bin Muhammad Zin yang terangkum dalam sebuah buku berjudul “Al-Hujjah al-Baahirah li 'i'aadati Amwaalinaa At-Thaahirah” 4
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Buku yang tampaknya sederhana ini setelah saya kaji secara sungguh-sungguh ternyata memiliki kandungan makna dan pelajaran yang luar biasa manfa’atnya karena menerangkan dengan tegas berbagai aspek yang berhubungan dengan penggunaan sebuah jenis mata uang yang dikenal dengan istilah “Uang Fiat” yang secara hakikat sebenarnya tidak cukup memiliki syarat-syarat yang menurut Syari’ah Islam pantas dipergunakan, terlebih oleh ummat Islam itu sendiri. Sesuai dengan sejarahnya, penggunaan mata uang ini juga telah menimbulkan kontradiksi cukup tajam di kalangan ulama di negeri-negeri Islam di jazirah Arabia sana. Salah satu pendapat yang cukup populer mengatakan bahwa sosialisasi penggunaan dan pemaksaannya ke berbagai belahan dunia juga telah mendatangkan banyak mudharat dan kerugian besar, terutama bagi ummat Islam yang kenyataannya banyak hidup di negara-negara berkembang yang notebene selalu menjadi “korban percobaan” para penguasa finansial dunia modern. Saya berharap rangkaian fatwa yang dikeluarkan ini akan mencabut segala keraguan dan akibatgsian akan hukum yang sebenarnya tentang mata uang Fiat. Waktu juga telah membuktikan bahwa mengqiyaskan mata uang Fiat kepada emas dan perak seraya menghalalkan penggunaannya sebagai mata uang membawa akibat buruk ke atas ummat Islam dan hakikatnya, mata uang Fiat telah berkontribusi menambah kekuatan musuh-musuh Islam, yang bersekutu dengan para bankir antar-bangsa. Sesuatu yang menimbulkan kerusakan dan membawa kemudaratan yang besar tidak boleh dihukumkan sebagai sesuatu yang halal, karena jika ia dihalalkan, maka samalah seperti menghalalkan kedzaliman. Uang Fiat yang senantiasa dijatuhkan nilainya karena sifat dzaatinya ( ) yang terbuka kepada permainan tangan-tangan manusia, tidak layak diterima sebagai sebuah mata uang, apalagi menghalalkan penggunaannya sebagai alat pembayar zakat, mahar dan sedekah, bukankah itu merupakan penghinaan terhadap Syariat Islam yang agung? Uang Fiat adalah perangkap terbesar bangsa penjajah untuk merompak harta ummat Islam di Nusantara bahkan di seluruh dunia. Pengurangan nilai yang terancang dan berkelanjutan pada "uang" ini telah terbukti memainkan peranan sebagai senjata yang lebih dahsyat dari bom nuklir. Uang Fiat ini memastikan bahwa segala penghasilan ummat dapat mereka jarah atau hapuskan dengan mudah, semudah mencetak atau lebih tepat lagi untuk masa kini menggantikan angka-angka pada papan komputer yang secara tiba-tiba angka-angka sihir ini mampu memukau dan 'membeli' sebuah rumah mewah yang dibangun oleh kerja keras dan cucuran keringat golongan yang tidak memiliki peluang menciptakan angka-angka yang sama. 5
Asatizah Al-Munawwar
2013
Hukum Matauang Fiat
Al-Mua’malah merangkum dua-pertiga Fiqih Agama kita, banyak tiangnya sudah tumbang, maka menjadi tanggungjawab para Umara' dan Ulama' untuk menegakkannya kembali. Asas utama Al-Mu’amalah adalah uang riil yang memiliki syarat-syarat dan nilai fitrah berupa Dinar & Dirham. Al-Sulthaniyah yang hakiki akan kembali kukuh dengan Al-Mu’amalah yang benar. Para Sultan adalah bayangan Allah di muka bumi ini, mereka adalah penerus tugas para Nabi, maka tugas utama mereka adalah menegakkan Syariat Allah dan memastikan bahwa Syariat-Nya diamalkan dan dimuliakan. Sebagai timbal balas, Sultan yang menegakkan Syariat akan dipelihara oleh sang pemilik Syariat yaitu Allah SWT itu sendiri. Ummat yang berusaha mengembalikan kedaulatan kepada Penegak Syariat (Sultan), akan juga dipelihara oleh Sang Pemilik Syariat karena adanya kaidah bahwa : Tanpa Syariat, tiadalah Haqiqat. Saya sangat bersyukur kepada Allah S.W.T yang telah mengizinkan saya untuk ikut berjuang mengembalikan penggunaan mata uang Dinar & Dirham di Kesultanan Ternate ini, semoga dengan kembalinya mata uang yang sebenar-benarnya ini, dapat ditegakkan kembali rukun zakat berserta aturan al-Mua’malah yang benar, ditegakkan kembali posisi dan fungsi pasarpasar terbuka (Islamic Open Market) yang adil kepada kelompok yang miskin sebagaimana terjadi kepada kelompok yang kaya sehingga semakin berkuranglah riba dari kehidupan rakyat Kesultanan Ternate. Sayapun telah menggagas dibangunnya pasar semacam itu di lingkungan Kesultanan Ternate yang secara khusus akan memterjadikan mata uang Dinar & Dirham sebagai alat pembayarannya, in syaa Allah. Semoga Kesultanan Ternate ini menjadi Madinahnya Nusantara, dan berkembang menjadi pusat kebangkitan Islam di belahan timur dunia sekaligus sebagai bentuk “Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur” KOLANO TERNATE KE 48
DRS. H. MUDAFFAR SJAH M.Si 6
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 7
Asatizah Al-Munawwar
2013
Hukum Matauang Fiat
2013
Perkenalan Bismillahir Rahmanir Rahim Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pengasih Alhamdulillahi Rabbil A'alamiin, wassolatu wassalamu ala Rasuulillah wa ala aalihi wasahbihi waman waalah ilaa yaumiddin Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan pujian dan rahmat kepada Nabi Allah (s.a.w.), kepada Keluarga, Sahabat dan yang mengikuti Baginda hingga ke akhir zaman. Hukum mata uang Fiat tidak bisa dilihat secara tersendiri dan terpisah dari sejarah. Kejatuhan nilai dan perubahan bentuk uang sepanjang 100 tahun terakhir sebenarnya merupakan sesuatu yang terencana dan diniatkan. Uang bermula sebagai benda yang bernilai secara fitrah, kemudian diubah menjadi nota janji yang diingkari dan akhirnya diubah lagi menjadi uang Fiat yang sama sekali tidak bernilai. Fakta sejarah ini harus diberi perhatian oleh para Ulama’ sebelum memutuskan hukum uang Fiat. Sejarah direkanya uang Fiat dan usaha meluaskan penggunaannya ke seluruh dunia merupakan sebuah kejahatan penipuan yang maha besar. Kejahatan penipuan ini jelas berhasrat untuk membuka jalan untuk melahirkan era baru bagi para bankir (pemakan riba); pemegang kuasa yang sebenarnya di kalangan musuh-musuh Allah dan kemanusiaan. Para bankir telah berhasil menjadikan usaha mereka untuk menciptakan harta dari angin, menjadi satu kenyataan, lalu meminjamkannya beserta bunganya, lebih mudah dan jauh lebih menguntungkan, tetapi sangat memusnahkan. Fenomena ekonomi dunia modern yang senantiasa menghadapi krisis inflasi kronis (chronicinflation) yaitu inflasi yang terjadi secara berketerusan tetapi berangsur-angsur dan inflasi parah (hyper-inflation) yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat yang sangat tinggi dan melonjak naik secara mengejutkan menjadi saksi bagi kenyataan ini. Inilah yang membuat Henry Ford menyatakan : 8
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
"Ada baiknya rakyat negara ini (Amerika Serikat) tidak mengerti tentang sistem perbankan dan keuangan kita, karena seandainya mereka mengerti, niscaya saya percaya akan terjadi pemberontakan sebelum esok pagi." Mata uang Fiat dan perbankan adalah perbuatan kriminal, bahkan merupakan kejahatan yang terburuk dalam sejarah manusia. Institusi-institusi perbankan bertanggungjawab atas peperangan dan penjajahan yang berketerusan yang tidak dapat dinafikan merupakan peluang terbesar dan paling menguntungkan untuk menambah harta mereka. Mereka telah meninggalkan akibat dan bahan bukti yang jelas bagi dunia untuk melihatnya. Mereka juga dengan secara langsung bertanggungjawab memiskinkan negara-negara yang dibelenggu hutang yang tidak terbayar kepada lintah darat yang diterapkan di peringkat internasional. Sistem keuangan berdasarkan mata uang Fiat ini memastikan jumlah hutang yang harus dibayar itu senantiasa lebih besar dari jumlah uang yang ada, makanya, akan banyak pihak yang pasti tidak akan dapat membayar balik hutang mereka. Banyak yang terpaksa pasrah, mengaku bangkrut dan hanya mampu melihat harta benda mereka dirampas di depan mata. Ini bukan saja terjadi atas orang perseorangan, malah negara-negara dan bangsa-bangsa terpaksa menjual hasil bumi mereka dengan harga sangat murah karena tidak dapat membayar hutang mereka kepada para pemiutang internasional. Sepertiga dari penduduk dunia kini hidup dalam kemiskinan yang amat menyedihkan. Ini bukanlah karena mereka kekurangan sumber alam atau orang bijak pandai, tetapi karena kejahatan perompak-perompak jahat – para bankir internasional yang mengelilingi dunia menawarkan pinjaman mereka seraya berlindung di balik slogan menawarkan kemajuan teknologi dan modernisasi kepada negara-negara terbelakang. Teknologi dan slogan kemajuan dipergunakan sebagai perangkap. (John Perkins, Confessions of An Economic Hitman). Perbuatan kriminal perbankan (meminjamkan uang orang lain atau yang dicipta dari ketiadaan dengan mengenakan bunga dan meraih keuntungan tanpa risiko kerugian maupun usaha) tidak bisa dipisahkan dari mata uang Fiat. Tanpa mata uang Fiat, bank-bank hari ini tidak akan dapat berfungsi sebagaimana sekarang. Sejak dari awal, nota-nota janjilah - yang akhirnya bertambah buruk menjadi mata uang Fiat sekarang ini - yang memungkinkan bankbank bertindak menyalahgunakan uang yang diamanahkan kepada mereka oleh rakyat jelata. 9
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Kedua-duanya yaitu kegiatan perbankan dan penggunaan mata uang Fiat berdiri kukuh di atas pondasi Riba. Riba adalah senjata yang lebih dahsyat dari bom nuklir. Masihkah ada tanda tanya lagi kenapa Allah s.w.t sendiri dan Nabi s.a.w. menyatakan peperangan terhadap para pemakan riba? ْﺳُﻟِﮫ إَوِن ﺗُﺒْﺘُﻢْ ﻓﻠَﻜُﻢ َبٍ ﻦَﻣﱢ اﻟﻠ ِﱠـﮫ وَرﻮ ْﻲَ ﻦَﻣِ ﻟاﺑﺮﱢَﺎ إِن ﻛﺘﻨُُﻢ ﻣﻣﱡﺆِْﻨﻦَِﯿ ﺈَﻓِن ﻟﱠﻢْ ﻔﺗَﻌَﻠُْﻮا ﻓَﺄذَﻧُْﻮا ﺤَﺑِ ﺮ ِﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ ﻟاﱠﺬﻦَِﯾ ﻣَﻨآُﻮا ﺗﱠﻘاُﻮا اﻟﻠ َﱠـﮫ ورَذُوا ﻣَﺎ ﺑَ ﻘ ﻈْ َﻤنَُﻮ ُﻈْ ِﻤنَُﻮ ﻻوَ ﺗ ﻠ َرُءسُو أﻮَﻣْ اﻟَِ ْﻢﻜُ ﻻَ ﺗ ﻠ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu benar-benar beriman. Jika kamu tidak lakukan maka kamu ketahuilah akan adanya peperangan dari Allah dan Rasul, namun jika kamu bertaubat maka hak kamu (yang sebenarnya) ialah pokok asal harta kamu. (Dengan yang demikian) kamu tidak terjadi zalim kepada sesiapa dan kamu juga tidak dizalimi oleh sesiapa. (Al-Baqarah : 278-279) Tidak heranlah jika Riba dianggap dosa paling hina setelah Syirik (menduakan Allah) oleh Imam Malik r.a. Shaykh Abdalqadir As-Sufi dalam bukunya The Return of The Caliphate menulis: "...(Jatuhnya Khilafah) menunjukkan kepada kita bahwa pada hakikatnya ia bukanlah satu isu politik maupun sebagian dari hasil negatif dialektika nilai-nilai Islam yang bersifat "reaktif" dan "buruk" tumbang di hadapan kemodernan yang sedang bangkit. Jelas, Khilafah runtuh bukan di mata pedang musuh, dan bukan juga karena ketinggalan kepada sebuah peradaban yang lebih unggul. Ia tumbang di tangan bunga hutang ribawi yang secara matematis mustahil dibayar, di mana bunganya saja sudah cukup untuk menghalanginya dari melunaskan jumlah asal yang yang dipinjam. Hutang yang diambil untuk membayar bunga hutang yang sebelum ini mungkin saja gagal untuk menjatuhkan peradaban teragung ini, tetapi akhirnya tumbang juga disebabkan satu penipuan yang licik yaitu proyek-proyek teknis yang ditawarkan dalam keadaan terikat pada mekanisme-mekanisme dan institusi-institusi hutang beriba yang memberi gambaran seolah-olah dua fenomena berlainan itu seakan-akan satu." 10
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Ibu segala kejahatan adalah kekufuran, dan tunggangan kekufuran yang paling laju dan senjatanya yang paling menghancurkan khususnya pada zaman ini ialah Riba. Kami tidak membentangkan seruan ini dari satu sudut pandang mazhab tertentu, karena hampir semua hujah-hujah yang diketengahkan di sini disetujui di kalangan keempat mazhab. Riba & Kehancuran Dasyat Yang Dibawanya Sekitar 800 tahun lalu Imam Fakhruddin Ar-Raziy dalam tafsirnya atas ayat 275 surah AlBaqarah, telah menjelaskan hikmah dan sebab mengapa riba diharamkan Allah s.w.t : "1- Riba menyebabkan perolehan dan pengambilan harta tanpa suatu timbal balik. 2- Riba memungkinkan perolehan keuntungan tanpa usaha, oleh sebab ini aktivitas perdagangan, perindustrian & ketukangan pasti akan terjejas. Bila perkara-perkara ini terjejas, maka kesejahteraan masyarakat juga akan turut terjejas. 3- Amal baik dalam masyarakat berupa memberi pinjaman dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan, akan hilang dari masyarakat. 4- Ia akan menjejaskan proses perputaran dan peredaran harta dari golongan kaya kepada golongan miskin. Sebaliknya riba membalik perputaran tersebut dengan menyedot harta golongan miskin dan menyalurkannya kepada golongan yang kaya." Allah s.w.t memberi peringatan kepada kita dalam surah Al-Hasyr ayat 7 supaya memastikan agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja: ِﻏْﻨِﯿَﺎٓء َﻷ ٱ ْﻰْ ﻻَ ﯾ َﻜنَُﻮ دُوَﺔًﻟ ﺑَﻦَﯿ َﻞِ ﻛ ﺴﱠﺒ ﯿ ﻦﺑْ ٱﻟ ِ ﺴَٰﻜﻦِﯿ وَٱ َوٱﻟْﻤ ـ َلُﻮ وَﻟِﺬِى ﻟْٱ ْﻘُﺮﻰٰﺑَ وَٱﻟْﯿَ ﺘَٰـﻰٰﻤ ِ ﺳ ﻞھْ ٱ ُﻘﻟْىٰﺮَ ﻓَﻠِﻠﱠﮫِ وَ ﻟِﻠﺮ ﱠ ِ َﺳُۦﻟِﮫ ﻦْﻣِ أ َﱠُ ﻋَﻰٰﻠَ رﻮ# ﻣﱠﺎٓ أﻓَﺎٓءَ ٱ ﱠَ ﺷَﺪِﯾﺪُ ﻟْﻌٱِﻘ َِﺎ# ب اَﻮﱠ نﱠإِ ٱ# ﺨ ُﺬُوه وَﻣَﺎ ﻧَ َٮٰﮭ ْﻢﻜُ ﻋَﻨْﮫُ ﻓ َﭑﻧﺘ َﮭُﻮاۚ و َٱﺗﱠﻘُ ٱ َﺳلُﻮ ﻓ ﻣِﻨ ْﻢﻜُ وَﻣَﺎٓ ءَا ﺗَٮٰﻜﻢُ ٱﻟﺮ ﱠ "Apa yang Allah kurniakan kepada RasulNya (Muhammad) dari harta penduduk negeri, kota atau desa dengan tidak berperang, maka adalah ia tertentu bagi Allah, dan bagi Rasulullah dan bagi kaum kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta orang11
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
orang musafir (yang keputusan). (Ketetapan yang demikian) supaya harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya dari kalangan kamu dan apa jua perintah yang dibawa oleh Rasulullah (s.a.w) kepada kamu maka terimalah serta amalkan dan apa jua yang dilarangNya kamu melakukannya maka patuhilah laranganNya dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah amatlah berat azab siksaNya (bagi orang-orang yang melanggar perintahNya)." Satu perkara yang menakjubkan kita dapati bahwa akibat dari riba terhadap ekonomi dunia tidak banyak bedanya, biarpun zaman telah berubah. Akibat buruknya sama, dahulu dan sekarang. Krisis ekonomi yang terjadi secara terus-menerus sejak terbentuknya sistem ekonomi modern yang bersifat global hampir seratus tahun ini telah menyebabkan terjadinya kejahatan dan keterpurukan seperti yang dijelaskan oleh Imam Fakhruddin Ar-Raziy 800 ratus tahun lalu. Tingkat inflasi yang melonjak naik tanpa henti, jurang pendapatan kaya miskin yang semakin melebar, pemanasan alam akibat penjarahan hasilnya, perjudian besar-besaran yang leluasa di bursa-bursa saham yang bermain dengan uang ilusi bernilai triliunan dolar yang berpindah-pindah dari akun si kaya kepada akun si kaya lainnya tanpa menghasilkan produk apapun, yang mendatangkan manfaat kepada manusia dan terus mengorbankan hasil kerja dan cucuran peluh si miskin. Uang melahirkan uang tanpa perantaraan yang benar-benar wujud, berbentuk 'perdagangan' spekulasi Bursa Berjangka (Futures). Berdirinya persekongkolan koperasi dan hiper market dan mal-mal raksasa yang tidak berperikemanusiaan melindas pedagang-pedagang kecil di sekelilingnya. Kualitas barang semakin rendah karena sikap hanya mementingkan laba dengan biaya yang sangat rendah, dan kurangnya persaingan akibat monopoli produksi dan pengedaran produk oleh perusahaan raksasa tersebut. Krisis inflasi parah (hyper-inflation) yang terjadi di beberapa negara hari ini telah dicetuskan oleh penyebab yang sama dengan terjadinya krisis keuangan di Mesir pada zaman pemerintahan kerajaan Mamluk hampir 600 tahun yang lalu. Krisis tersebut dialami dan disaksikan sendiri oleh Muhtasib, (Ketua pemantau pasar dan transaksi keuangan Pemerintah, yang bertanggungjawab memastikan setiap transaksi keuangan yang terjadi tidak melanggar syariah), yang juga sejarahwan Mesir pada waktu itu Taqiyuddin Al-Maqrizi. Beliau menulis kitabnya 'Ighaathatul Ummah bi Kashfil Ghummah' yang merekam sebab dan akibat terjadinya krisis tersebut. 12
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Di antara penyebab utama yang dijelaskan oleh Al-Maqrizi dalam kitabnya ialah berleluasanya penggunaan uang tembaga (fulus) menggantikan penggunaan dinar dan dirham atau uang emas dan perak sebagai mata uang asasi. Akibatnya, uang menjadi suatu alat yang hilang kelangkaannya (scarcity), pemerintah yang korup dan loba pada waktu itu, mencetak uang fulus dengan banyak sekali sehingga cadangan uang di Mesir pada waktu itu bertambah dengan sangat banyak dalam waktu yang singkat menyebabkan nilainya jatuh dengan cepat. Harga barang pun melonjak naik berpuluh kali. Banyak yang menjadi miskin pada waktu itu dan Mesir jatuh ke dalam krisis ekonomi yang serius. Setiap krisis ekonomi yang terjadi hari ini telah mengundang tafsiran-tafsiran yang berbeda dari pakar-pakar ekonomi modern sedunia. Namun kebanyakan tafsiran yang diberikan hanya berkisar kepada aspek teknis dan hanya segelintir saja yang menyentuh akar penyebab huru-hara dalam bidang keuangan yang sedang marak sekarang ini. Di antara penafsiran yang beragam ini kita dapati bahwa hampir-hampir tidak ada yang berani mempersoalkan metaparadigma (paradigma akar) atau premis-premis dasar ekonomi modern, seperti penciptaan uang Fiat dari angin, teori yang mengatakan bahwa nilai itu adalah suatu yang subjektif, teori ketamakan sebagai pemacu utama dan positif bagi pertumbuhan ekonomi, (arti The Hidden Hand, atau Tangan Di Sebalik Tabir yang dimaksudkan Adam Smith) keimanan membabi buta para ahli ekonomi modern kepada konsep pertumbuhan tidak berbatas (exponential growth) dan sebagainya. Metaparadigmametaparadigma ini terang dan jelas melanggar fitrah dan sunnah alam yang ditetapkan oleh Allah s.w.t. Sumber alam adalah terbatas, maka apabila jumlah 'uang' yang diwujudkan secara keseluruhan melebihi sumber alam yang ada, dan dibiarkan bertambah dan bertambah lalu dipacu pula oleh kerakusan manusia yang tiada rasa bertuhan, maka terjadilah pemerkosaan alam dan tercabullah hak-hak asasi manusia secara besar-besaran. Maka itu, di tengah-tengah krisis ekonomi yang sedang terjadi sekarang ini, dibantu pula oleh pengajaran yang diperoleh dari pengalaman pahit yang terjadi di Mesir 600 tahun yang lalu, umat Islam seharusnya bangkit menyeru umat manusia untuk kembali menghormati batasanbatasan haram yang telah ditetapkan Tuhan yang juga berlaku sama oleh agama-agama besar dunia. Ibu segala kejahatan keuangan dan tafsiran yang paling tepat dan saintifik bagi terjadinya krisis ekonomi global ini tidak lain dan tidak bukan adalah kejahatan riba. 13
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Hinanya Riba di dalam Islam Rasulullah s.a.w memberi amaran: ""اﻟﺮﺑﺎ ﺳﺒﻌﻮن ﺣﻮﺑﺎ أﯾﺴﺮھﺎ أن ﯾﻨﻜﺢ اﻟﺮﺟﻞ أﻣﮫ
“Riba memilki 70 derajat dosa, yang paling kecil dosanya adalah seperti berzina dengan ibu sendiri” (Hadith Riwayat Ibn Majah, At-Tabraani dari Abu Hurairah & Al-Haakim dari Ibn Mas'ud.) ""درھﻢ رﺑﺎ ﯾﺄﻛﻠﮫ اﻟﺮﺟﻞ وھﻮ ﯾﻌﻠﻢ أﺷﺪ ﻣﻦ ﺳﺘﺔ وﺛﻼﺛﯿﻦ زﻧﯿﺔ “Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan ia mengetahuinya lebih buruk dari berzina sebanyak 36 kali” (Hadith Riwayat Imam Ahmad) Persoalannya adalah mengapakah dosa Riba begitu hina dalam Islam? Kita adalah saksi kerusakan-kerusakan berskala besar yang telah disebabkan oleh pemakanpemakan riba melalui institusi-institusi riba mereka; dari perang dunia pertama dan kedua yang jelas telah dibiayai oleh bank-bank besar dunia pada waktu itu, sampai kebuluran berleluasa di negara-negara dunia ketiga yang terperangkap dalam lingkaran tidak berpintu bunga hutang Bank Dunia dan IMF. Sehinggalah kepada ibu-ibu dan adik-adik perempuan kita di Indonesia yang terpaksa melacurkan diri untuk 1 dollar Amerika akibat inflasi kejam yang telah menimpa mata uang (ilusi) Rupiah. Ternyata dosa pembunuhan dan zina tidak semestinya membuahkan riba, tetapi kriminal riba pasti akan menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan pemerkosaan alam serta maruah insan. Riba itu lebih buruk dari mencuri karena akibat buruknya tidak terjadi serta-merta dan kaitannya dengan kerusakan kadangkala tidak dapat dilihat secara langsung, sedangkan akibat kriminal mencuri itu jelas, ditambah pula seluruh umat manusia dari bangsa maupun agama apa pun bersepakat untuk mencegahnya. Kejahatan riba juga lebih licik, hari ini ia sering berlindung di balik slogan kemajuan dan pembangunan, sedangkan kerusakan yang dibawanya adalah jauh lebih besar. 14
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Maka fahamlah kita mengapa Allah s.w.t sampai mengumumkan perang kepada pemakan riba dalam surah Al-Baqarah ayat 278-279 yang telah dinukil tadi. Pengertian Riba Pengertian dasar dan sari pati riba yang dapat dirumuskan dari pelbagai definisi yang diambil dari keempat mazhab ialah: اﻟﺰﯾﺎدة ﺑﻼ ﻋﻮض 'Penambahan tanpa imbal balik' Ini berarti, segala penciptaan nilai yang terjadi tanpa usaha, risiko, dan jaminan serta penambahan waktu tanpa sebab yang munasabah, termasuk sebagai riba. Jika terjadi penciptaan nilai/harta tanpa imbal balik untuk satu pihak, maka secara logis kebalikannya juga pasti akan terjadi; yaitu kehilangan harta pada pihak yang lain tanpa sebab dan tanpa imbal balik. Dalam Islam, perolehan harta secara fitrah hanya boleh dilakukan melalui usaha dan hadiah. Harta warisan serta penemuan harta yang tidak berpemilik juga merupakan sebuah hadiah. Harta adalah wasilah keberhasilan dalam ujian kehidupan, namun ia harus dimiliki melalui Sunnatullah. Maka segala bentuk pendapatan yang melanggar fitrah, seperti riba, mencuri, monopoli dan sebagainya pasti membawa kerusakan kepada masyarakat. Apabila berbicara tentang riba, banyak yang menyangka bahwa riba berkisar hanya pada bunga hutang. Ini tidak benar, karena bunga hutang hanyalah satu dari dua jenis riba yang disepakati oleh keempat mazhab; yaitu Riba Al-Fadl dan Riba An-Nasiah. Bunga hutang termasuk dalam kategori yang pertama. Riba Al-Fadl bermakna : 'Tambahan nilai yang timbul sebagai hasil dari pertukaran (jual beli ataupun hutang) dua perkara ribawi yang sama jenisnya.' 15
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Contoh: Mengembalikan 2 gram emas bagi hutang 1 gram emas atau menjual 1 gram emas (hiasan) dengan harga 2 gram emas (koin). Satu jenis lagi yang kurang diberi perhatian ialah jenis riba yang disebut Riba An-Nasiah, jikalau Riba Al-Fadl berkisar kepada penambahan nilai tanpa imbal balik, Riba An-Nasiah berkisar kepada penambahan waktu dalam akad yang tidak diizinkan adanya penambahan waktu padanya (Penangguhan). Riba An-Nasi’ah bermakna: 'Tambahan waktu (penangguhan) yang disertakan dalam pertukaran perkara ribawi yang berlainan jenis dan di dalam akad yang tidak diizinkan adanya penambahan waktu padanya.’ Ribawi bermakna: semua benda bernilai yang layak digunakan sebagai uang, seperti emas, perak, gula, garam dan sebagainya (dengan kata lain yang memiliki Thamaniyyah, atau ciri keuangan) ataupun benda tidak bernilai tetapi dipaksakan oleh pihak berkuasa supaya diterima sebagai uang, seperti undang-undang Legal Tender (sah laku) pada 'uang' Fiat yang terjadi hari ini. Contoh: Membeli emas dengan membayar dengan perak secara tangguh. Ini termasuk membeli sesuatu yang diperoleh secara tunai; Ayn, dengan kupon hutang; Dayn. Di sini sudah berlangsung penangguhan yang disebut sebagai Riba An-Nasiah. "Umar Ibn Al-Khattab berkata : "Satu dinar dengan satu dinar dan satu dirham dengan satu dirham, satu sa’ dengan satu sa’, sesuatu yang hanya bisa diambil nanti tidak boleh dijual dengan sesuatu yang ada sekarang." (Al-Muwatta', Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.36) "Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik bahwa dia (Malik) mendengar masyarakat di zaman Marwan ibn al-Hakam telah diberi kupon (janji penghantaran di masa depan) bagi makanan (yang mereka beli) dari pasar Al-Jar. Mereka berjual-beli dengan kupon (hutang) tersebut antara mereka sebelum mengambil makanan tersebut. Zaid Bin Thabit, salah seorang sahabat Baginda s.a.w, semoga Allah memberkatinya dan memberikan keselamatan atasnya, bertemu dengan Marwan ibn Al-Hakam dan berkata, 'Marwan! Adakah kamu telah menghalalkan riba?' Marwan menjawab 'Aku berlindung pada Allah! Apa maksudmu?' Zaid menjawab, 'Kupon-kupon ini yang diperjualbelikan orang banyak sesama sendiri sebelum 16
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
menebus barangnya.' Marwan pun mengarahkan pengawal-pengawalnya untuk mengikut orang-orang itu, ambil kupon-kupon tersebut dan dipulangkan pada pemiliknya yang asli." (Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.44) Zaid Bin Thabit r.a secara khusus menamakan kupon-kupon (hutang) yang dijualbelikan tersebut sebagai riba. Adalah halal dalam Islam untuk menggunakan emas, perak atau makanan sebagai alat bayar, tetapi umat Islam tidak dibenarkan menggunakan kupon atau nota janji untuk membayar (promise of payment) sebagai alat bayar. Dalam transaksi seperti ini terdapat penangguhan (An-Nasiah) yang tidak diizinkan. Kalau anda memiliki kupon hutang (Dayn), anda harus mengambil barangnya (A’yn) dahulu kemudian baru menggunakan barang tersebut sebagai alat pembayaran. Hutang tidak boleh digunakan sebagai uang. Pengertian Jual beli dalam Islam Allah s.w.t telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan lawannya; riba. Allah s.w.t berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 275 : ﱠُ ٱﻟْﺒَ َﯿْﻊ ﺣوَ َﺮﱠم ﱢٱﻟﺮﻮﺑَٰا# ﺣَ ٱ أوَﻞﱠ "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." Ini menandakan bahwa lawan bagi perdagangan adalah riba. Jika riba leluasa, maka perdagangan akan terhenti, dan jika perdagangan terhambat maka kesejahteraan masyarakat pasti akan turut terhambat. Dalam Islam, transaksi jual beli dan pertukaran yang dilakukan haruslah samasebanding/equal for equal ( )ﻣﺜﻼ ﺑﻤﺜﻞdari segi nilai. Contoh: Saya memiliki 2 dirham (Rp 140 ribu, pada Nov 2013) sebagai modal, kemudian saya menggunakannya untuk menghasilkan sebuah meja belajar. Setelah dikurangi biaya produksi; tenaga, waktu, biaya pengangkutan, dan sebagainya, saya memutuskan untuk menjualnya dengan harga 4 dirham (Rp 280 ribu). 2 dirham sebagai timbal balik bagi biaya produksi saya; tenaga, waktu dan sebagainya. Maka bila Ahmad datang membeli meja tersebut dengan 17
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
harga 4 dirham, dia telah menukar dua hal yang sama dan sebanding; meja yang bernilai 4 dirham dengan uang berjumlah 4 dirham. Ini jelas bertentangan dengan praktek riba yang hanya membuahkan pertukaran tidak sebanding dan berat sebelah. Hanya satu pihak yang meraih keuntungan dan keuntungan yang diraih pun tiada timbal baliknya (tiada biayanya). Di antara syarat sahnya jual beli dalam keempat mazhab adalah; benda yang ingin dibeli (( )اﻟﻤﺒﯿﻊAl-Mabee’) dan alat yang digunakan untuk membeli (( )اﻟﺜﻤﻦAt-Thaman) haruslah bersifat ﻣﺎﻻ ﻣﺘﻘﻮﻣﺎ وﻣﻨﺘﻔﻌﺎ ﺑﮫ, (Maalan Mutaqawwiman Wa Muntafi’an Bih) bermaksud sesuatu yang berupa harta yang bermanfaat dan bernilai dari segi fitrah dan syara' serta nilainya tidak merosot mendadak atau hilang jika perlu disimpan. Arti perkataan (( )مالMaal) dari segi bahasa ialah: segala sesuatu yang membuat fitrah condong (( )ﻣﺎل ﯾﻤﯿﻞMaala Yamiilu) kepadanya. Dan akar perkataan ( )اﻟﺜﻤﻦdari segi bahasa juga bermakna: harga dan nilai. (Al-Fiqih Al-Islamiy Wa Adillatuhu, Jilid 4, ms 398) Maka dari arti Thaman ( )ﺛﻤﻦdan Maal ( )مالdari sudut bahasa dan fiqih yang kita lihat di atas, kita dapati dengan jelas dan yakin bahwa Maal dan apa saja yang digunakan sebagai ( )ﺛﻤﻦ mestilah berharga dan bernilai secara fitrah. Nilainya tidak boleh diciptakan oleh manusia lalu dipaksakan pula kepada orang lain supaya menerimanya sebagai berharga, ini jelas bertentangan dengan makna fitrah. Emas dan perak adalah uang yang berharga dan diinginkan secara fitrah. Allah s.w.t berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 14 : ث َذﻚَﻟِ ﻣَﺘ َﺎ ُع ْﻟاوَﺤَْـ ِﺮ ﻷَْﻌ ِمَﺎ ﺴَﻮ ِﻣَﺔ وَ ﻧا ﻟا ﻤُْـ ﱠ ْﻞﯿ ِ َﺨ اﻟوَ ْـ ﻀﱠﺔ ِ ْﺐ اوَ ﻔِﻟ َطِﯿﺮ ا ﻟْ ﻤُﻘـﻄَﻨ ِﺮَة ﻦَﻣِ اﻟﺬﱠ ِھ ﺴَﺎءِ َوﺒاﻟَْﻨﻦَِﯿ وَاﻟْ ﻨﻘَﺎ تِ ﻦَﻣِ اﻟﻨ ﱢ ﺸﱠﮭَﻮ َا ﺣُ ا ﻟ سِ ﺐﱡ زُﻦَﯾﱢ ﻟِﻠﻨ ﱠﺎ ﺴْ اﻟْـﻤ َﺂ ِب ُﷲوﱠُ ﻋِﻨ ُﺪَه ﺣُﻦ َ ﺤَﯿَﺎةِ ﺪﱡﻟاﯿﻧَْﺎ ا ﻟْـ "Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan dan keinginan kepada perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun dari emas dan perak..." Satu lagi syarat penting dalam urusan jual beli adalah wajib adanya persetujuan dan keredhoan dua pihak, artinya, tidak ada unsur pemaksaan. 18
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Allah s.w.t berfirman dalam Surah An-Nisaa' ayat 29 : ﺴَﻔ ْﻢﻜُ نﱠإِ ﷲَّ ﻛنَﺎ ﺑِﻜُﻢْ رَﺣِﻤﺎًﯿ ُ َﻻَ ﺗﻘْﺘَ ُﻠﻮاُْ ﻧأ ضٍ ﻣﱢﻨ ْﻢﻜُ و ﺠَﺎرَةً ﻋَﻦ ﺗَﺮ َا ِ ﻻﱠ أَن ﺗ َﻜنَُﻮ ﺗ ِﻞِ إ ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ ﻟاﱠﺬﻦَِﯾ آﻣ َﻨُﻮاْ ﻻَ ﺗﺄْﻛَ ُﻠﻮاُْ أﻣْﻮَ اﻟَ ْﻢﻜُ ﺑَ ْﻨَﯿ ْﻢﻜُ ﺑِﺎﻟ ْﺒَﺎط "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan yang salah, kecuali dengan jalan perdagangan yang dilakukan secara suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan sesammu. Sesungguhnya Allah senantiasa Mengasihani kamu." Uang dalam Islam 1) Uang harus memiliki nilai secara fitrah. Nilainya tidak boleh dipaksakan dari pihak luar. Nilai emas sebagai contoh adalah nilai fitri karena ia memiliki keindahan secara alamiah di mata manusia dan manusia secara fitrah cenderung mengumpulnya jika ada kesempatan. Tidak diperlukan undang-undang apa pun untuk memaksa manusia untuk suka kepada emas. ﻀﱠﺔ ِ ْﺐ اوَ ﻔِﻟ َطِﯿﺮ ا ﻟْ ﻤُﻘـﻄَﻨ ِﺮَة ﻦَﻣِ اﻟﺬﱠ ِھ ﺴَﺎءِ َوﺒاﻟَْﻨﻦَِﯿ وَاﻟْ ﻨﻘَﺎ تِ ﻦَﻣِ اﻟﻨ ﱢ ﺸﱠﮭَﻮ َا ﺣُ ا ﻟ سِ ﺐﱡ زُﻦَﯾﱢ ﻟِﻠﻨ ﱠﺎ "Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan dan keinginan kepada perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun dari emas dan perak..." Uang mesti memiliki nilai fitri karena peranannya sebagai: 1-pengukur nilai, 2- penyimpan nilai, dan 3- alat tukar. Bentuk uang yang terbuka secara sepenuhnya kepada campur tangan manusia dan penetapan nilai secara serta merta tidak akan mampu menjalankan tiga peranan uang yang disebutkan di atas. Jika campur tangan manusia secara tidak terbatas ini dibiarkan terjadi dan diterima maka nilai uang akan berubah tanpa henti. Pengukur yang senantiasa jatuh nilainya (berubah) itu tidak layak disebut sebagai pengukur. Maka itu, sesuatu yang tidak memiliki nilai fitrah tidak boleh diterima sebagai uang. Pengertian uang itu telah dijelaskan oleh para ulama Fiqih jauh hari sebelum ahli ekonomi modern mentakrifkannya : ”اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺑﯿﻦ اﻻﻣﻮال ﻋﻨﺪ اﺧﺘﻼف اﻟﻤﻘﺎدﯾﺮ او ﺟﮭﻠﮭﺎ.... “اﻟﻮاﺳﻄﺔ ﻓﻲ ﺗﻘﺪﯾﺮ ﻗﯿﻢ اﻻﺷﯿﺎء 1064/3 اﺑﻦ اﻟﻌﺮﺑﻲ اﺣﻜﺎم اﻟﻘﺮان 19
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
"(Dinar emas dan dirham perak) adalah alat untuk mengukur nilai barang, ia adalah hakim yang mengukur dan menetapkan nilai antar barang apabila ada perbedaan jumlah atau apabila nilainya tidak diketahui." (Al-Qaadhi Abu Bakar Ibn Al-Arabi, Ahkaamul Quraan, 3/1064) " "ﻓﺎن ﺳﺎﺋﺮ اﻻﺷﯿﺎء ﺗﻘﻮم ﺑﮭﺎ 193/2 اﻟﺴﺮﺧﺴﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﺒﺴﻮط "Semua barang diukur dengannya (Uang-emas dan perak) (As-Sarkhasi, Al-Mabsuut, 2/193) " ”اﻧﮫ ﺗﻘﻮم اﻻﻣﻮال ﺑﮭﻤﺎ اﻧﮫ ﻻ ﻣﻘﺼﻮد ﻓﯿﮭﻤﺎ ﺳﻮى اﻧﮭﻤﺎ ﻗﯿﻢ اﻻﺷﯿﺎء 20/3 اﻟﻤﺒﺴﻮط "Harta itu diukur dengan keduanya itu (emas dan perak,) zatnya tidak diingini kecuali sebagai pengukur nilai barang..." (As-Sarkhasi, Al-Mabsuut, 3/20) "“واﻧﻤﺎ ﺗﻘﻮم اﻻﺷﯿﺎء ﻛﻠﮭﺎ ﺑﺎﻟﺬھﺐ واﻟﻔﻀﺔ 66/16 اﻟﻤﺪوﻧﺔ "Semua barang diukur nilainya dengan emas dan perak." (Ibnul Qaasim, Al-Mudawwanah Al-Kubra, 16/66) "”ﻓﺎن اﻟﻤﻘﺼﻮد ﻣﻦ اﻻﺛﻤﺎن ان ﺗﻜﻮن ﻣﻌﯿﺎرا ﻟﻼﻣﻮال ﯾﺘﻮﺳﻞ ﺑﮭﺎ اﻟﻰ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﻘﺎدﯾﺮاﻻﻣﻮال 468/29 اﺑﻦ ﺗﯿﻤﯿﺔ ﻣﺠﻤﻮع اﻟﻔﺘﺎوى 20
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
"Perkara yang dikehendaki dari uang adalah perananyan sebagai pengukur nilai barang, melaluinya nilai barang itu diketahui.." (Ibn Taymiyyah, Majmu' Fataawa, 29/468) "“ﻻﻧﮭﻤﺎ اﺻﻞ ﻟﻜﻞ ﻣﺎ ﯾﺒﺎع وﯾﺒﺘﺎع وﺑﮭﻤﺎ ﺗﻌﺮف ﻗﯿﻤﺔ اﻻﻣﻮال و ﻣﺎ ﯾﺰﯾﺪ ﻣﻦ اﻻرﺑﺎح 325/1 اﻟﻤﮭﺬب "Karena (emas dan perak) adalah asas (pengukur) semua barang yang diperjualbelikan, melaluinya nilai harta dan keuntungan diketahui." (As-Syiraazi, Al-Muhazzab, 1/325) 2) Uang tidak boleh diambil/dibuat dari/mengandung najis seperti najis manusia/binatang atau kulit babi. 3) Uang tidak boleh membawa kemudaratan pada zatnya ()ﺿﺎرة ﻟﺬاﺗﮫ. Nabi s.a.w bersabda, ﻻ ﺿﺮر وﻻ ﺿﺮار, "Tiada kemudaratan (pada diri) dan tidak boleh memudaratkan (orang lain)." Satu kaedah penting di dalam Kaedah Fiqih adalah ( اﻟﻀﺮرﯾﺰالAd-Dhoraru Yuzaal) ”Kemudaratan itu harus dihilangkan." Di dalam isu uang, jika uang itu memudaratkan pada zatnya (( )ﺿﺎرة ﻟﺬاﺗﮫDhaarratun Lizaatihi) seperti senantiasa jatuh nilainya, maka tidak boleh dipakai sebagai uang. Jika nilai uang senantiasa hilang tanpa si pemilik menggunakannya, maka uang tersebut tidak dapat memainkan satu lagi peran uang yaitu menyimpan nilai harta dan usaha si pemilik. Ini adalah kemudaratan kepada harta dan usaha, maka ini tidak dibenarkan untuk dipergunakan sebagai uang. Allah berfirman didalam Surah Al-A'raaf ayat 85 : ﺻْ ٰـﻠَﺤِﮭَﺎ ِإ َض ﺑَﻌْﺪ ْﻷ ِر ﺷْﯿ ﺎٓءَ ْﻢھُ ﻻوَ ﺗُﻔْﺴِﺪُواﻓِﻰ َْٱ َ َسَ أ ﺴُﻮاٱﻟﻨ ﱠﺎ َﺨ ْ ﺗَﺒ َﻞﯿْ وَٱ ِﻟْﻤ ﯿﺰنَا ﻻو َ َﻓَﺄوْﻓَُﻮاٱﻟْﻜ “Olehkarena itu, sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia akan benda-benda dan perkara-perkara yang menjadi haknya; dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah menjadikannya (makmur teratur) dengan sebaik-baiknya.” 21
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Allah s.w.t memberi perintah "jangan melakukan kerusakan." setelah memberi amaran tentang Al-Bakhs ( )اﻟﺒﺨﺲ- perbuatan mengurangkan nilai harta manusia - menandakan bahwa Al-Bakhs adalah satu bentuk kerusakan. Ibnul Qayyim menulis : ” ﻓﯿﺠﺐ ان ﯾﻜﻮن ﻣﺤﺪودا ﻣﻀﺒﻮطﺎ ﻻ ﯾﺮﺗﻔﻊ وﻻ ﯾﻨﺨﻔﺾ اذ ﻟﻮ ﻛﺎن اﻟﺜﻤﻦ ﯾﺮﺗﻔﻊ وﯾﻨﺨﻔﺾ ﻛﺎﻟﺴﻠﻊ ﻟﻢ ﯾﻜﻦ ﻟﻨﺎ ﺛﻤﻦ ﻧﻌﺘﺒﺮ ﺑﮫ اﻟﻤﺒﯿﻌﺎت "ﺑﻞ ﺟﻤﯿﻊ اﻟﺴﻠﻊ 138 137/2 اﻋﻼم اﻟﻤﻮﻗﻌﯿﻦ "(Uang) harus ada nilai yang tertentu, nilainya harus tidak naik dan turun, karena jika uang naik dan turun seperti nilai barang lain maka kita tidak akan ada alat pengukur untuk mengukur nilai barang dagangan, bahkan semua barang." (Ibnul Qayyim, I'laamul Muwaqqi'iin, 2/137-138) 4) Uang tidak boleh dipaksakan. Tidak ada satu bentuk uang pun yang boleh dipaksakan ke atas siapa pun dalam muamalah keuangan antara manusia, karena persetujuan dua pihak adalah asas muamalah keuangan. Bahkan dinar dan dirham sekalipun tidak boleh dipaksakan sebagai Legal Tender. Kita dibenarkan untuk menggunakan benda suci apa saja yang memiliki nilai fitrah sebagai uang. Allah berfirman didalam Surah An-Nisaa’ ayat 40 : ﺴَﻔ ْﻢﻜُ نﱠإِ ﷲَّ ﻛنَﺎ ﺑِﻜُﻢْ رَﺣِﻤﺎًﯿ ُ َﻻَ ﺗﻘْﺘَ ُﻠﻮاُْ ﻧأ ضٍ ﻣﱢﻨ ْﻢﻜُ و ﺠَﺎرَةً ﻋَﻦ ﺗَﺮ َا ِ ﻻﱠ أَن ﺗ َﻜنَُﻮ ﺗ ِﻞِ إ ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ ﻟاﱠﺬﻦَِﯾ آﻣ َﻨُﻮاْ ﻻَ ﺗﺄْﻛَ ُﻠﻮاُْ أَ ﻣْﻮ اﻟَ ْﻢﻜُ ﺑَ ْﻨَﯿ ْﻢﻜُ ﺑِﺎﻟ ْﺒَﺎط "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan yang salah, kecuali dengan jalan perdagangan yang dilakukan secara suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan sesamamu. Sesungguhnya Allah senantiasa Mengasihani kamu." Hukum Mata Uang Fiat 1) Uang Fiat tidak layak digunakan sebagai mata uang karena uang Fiat hanyalah selembar kertas/plastik atau bit-bit elektronik tidak bernilai dan tidak disandarkan kepada 22
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
benda apa pun yang memiliki nilai fitri, nilainya ditentukan oleh negara secara paksa tanpa persetujuan rakyat. Uang Fiat tidak akan mampu memainkan fungsi uang yang sebenarnya yaitu : 1- sebagai alat tukar, 2- pengukur nilai, 3- penyimpan nilai. Uang Fiat hanyalah hampa, tiada nilai fitrahnya, satu-satunya 'nilai' esensi zaati ( )ذاﺗﻲyang dimilikinya hanyalah inflasi yang tidak pernah lepas darinya sejak awal pencetakannya. Fiat sebenarnya tidak memiliki kelayakan sama sekali untuk digunakan sebagai uang, baik dari sudut Fiqih Islam maupun dari pandangan ilmu ekonomi modern. Kedua-duanya sebenarnya telah memberikan definisi yang jelas akan apa itu uang dan apa peranannya; Uang adalah alat tukar, pengukur nilai dan juga penyimpan nilai harta. Uang Fiat tidak layak menjadi pengukur nilai maupun penyimpan nilai karena ia senantiasa kehilangan nilai palsunya. Ini terjadi karena Fiat tiada nilai fitri. Hakikatnya Fiat terbit dari sesuatu yang tiada (nothing) tetapi dikedepankan sebagai sesuatu yang ada. Atas sebab itu uang Fiat dan inflasi kronis tidak pernah berpisah, masing-masing adalah akibat satu sama lain. Ketiadaan hanya akan kembali kepada kehampaan. Sejarah adalah saksi bagi hakikat ini. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah, 276 : ﻞﻛﻔﱠﺎَ أرٍَﺛ ٍﻢِﯿ ُﺐُ ﱡ ﱠﻛ ِﷲو ﱠُﻻﯾﺤ َ َِت ﺼَﻗ ﺎ ﻲ ﱠﺪﻟ ِﷲ اﻟُﺮﱢﺑﺎ وَﯾُﺮْﺑ ا ُﻖ ﱠ َ ْﯾ ﺤَﻤ “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak suka kepada setiap yang orang yang terus dalam kekufuran dan banyak melakukan dosa” Inflasi, baik dalam tahap kronis (chronic) ataupun tahap parah (hyper) berkait sangat erat dengan Al-Bakhs ( )اﻟﺒﺨﺲyang diharamkan oleh Al-Quran 7:85 seperti yang dikutip di atas. Karena saat inflasi terjadi, maka daya beli uang Fiat akan jatuh. Jatuhnya daya beli ini bukanlah disebabkan oleh anasir yang biasa penawaran uang (money supply) sebuah negara itu – yang secara tidak disengaja oleh suatu pihak - melebihi barang dan harga jasa (service). Bukan itu sebabnya, penyebabnya adalah penciptaan uang dari angin secara sengaja oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab. 23
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Di samping pencetakan uang Fiat secara terus-menerus dari bank-bank sentral, penciptaan uang dari angin ini juga diperparah lagi dengan praktek umum di semua bank di seluruh dunia tanpa pengecualian, termasuk bank-bank 'Islam', yaitu penerapan Fractional Reserve Requirement (Silakan rujuk ms 38). Inflasi tidak pernah berhenti semenjak bank sentral mengambil alih peran mengawal penawaran uang (money supply) sebuah negara, akibatnya adalah; jumlah uang menjadi semakin banyak bahkan terlampau banyak, berarti ia semakin tidak bernilai, maka para pedagang pun terpaksa menaikkan harga barang. Tanpa disadari terjadi pemindahan harta dari si miskin kepada si kaya, uang dan harta si miskin semakin hilang nilainya tanpa sebab yang jelas. Ketahuilah bahwa sebenarnya di sinilah terjadinya proses perampokan yang sangat halus. Inflasi tidak alami (unnatural). Ia adalah Al-Bakhs, ia tiada jauh bedanya dengan perampokan. Maka itu, bermuamalah dengan uang Fiat secara tidak langsung membantu sistem ekonomi berdasarkan penciptaan nilai dari udara hampa ini untuk terus kekal. Menggunakan Fiat sebagai uang adalah satu bentuk kezaliman khususnya dari pihak pencetak uang Fiat, karena bermuamalah dengan uang Fiat hakikatnya adalah bermuamalah untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar ada dengan sesuatu yang palsu, bahkan tiada. Ada beberapa pihak yang coba berhujah mempertahankan keabsahan uang Fiat sebagai uang dengan mengatakan bahwa Sayiduna Umar r.a sendiri pernah merencanakan penggunaan kulit unta sebagai uang. Jawaban bagi hujah ini sangat mudah. Kulit unta itu ada nilai fitrahnya, ia juga tidak bisa diciptakan dari angin, tidak seperti uang Fiat elektronik. Nilai fitrinya tidak bisa ditambah maupun dikurangkan dengan menambah atau membuang angka kosong darinya seperti yang dilakukan ke atas uang Fiat setiap kali rekalibrasi (recalibration) dilakukan oleh bank pusat sebuah negara. Jika anda memotong kulit unta itu menjadi dua bagian, setiap bagian masih memiliki nilai separuh dari nilai asal, dan kulit unta bukanlah sesuatu yang murah atau mudah dimiliki, tidak seperti sumber kertas dan angka elektronik yang kelihatannya seakan-akan tidak terbatas. Kulit unta itu dari segi nilai fitrah, sama dengan beras, sutera, kayu dan sebagainya. Adakah kita berani mengatakan bahwa Sayiduna Umar r.a. akan menjadikan kulit unta seperti uang Fiat? Maksudnya adakah beliau r.a akan menggunakan dua keping kulit unta dengan ukuran yang sama dan berat yang sama untuk membeli 1 kilogram beras dengan lembaran 24
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
kulit yang pertama dan membeli 100 ekor kuda dengan lembar kulit unta yang kedua? Dan membedakan dua lembar ini hanya dengan angka nominal yang berbeda? Sudah tentu tidak. Harus juga diingat bahwa kami menentang praktek mencipta nilai dari kehampaan, tetapi kami tidak pernah membatasi uang hanya sebatas dengan emas dan perak. Ya, memang benar, para fuqaha ada menulis bahwa bilamana sebuah bentuk uang itu sudah diterima secara umum; Ar-Rawaaj ()اﻟﺮواج, maka ia layak menjadi Thaman ( )اﻟﺜﻤﻦatau uang. Tetapi tidak seorang pun di antara mereka pernah mengatakan bahwa kita boleh menggunakan “sesuatu yang tiada” sebagai uang. Mata uang Fiat adalah “sesuatu yang tiada”. Pada awalnya ia adalah surat hutang, tetapi sekarang ini ia adalah Fiat. Perkataan fiat berasal dari bahasa latin yang bermakna “let it be” atau “Biarkan ia” membawa maksud penciptaan nilai dari angin. Jika kita perhatikan nukilan dari ulama masyhur keempat mazhab berkenaan pengertian dan peranan uang pada awal-awal buku ini, kita akan dapati bahwa untuk sesuatu itu diterima sebagai uang, ciri Ar-Rawaaj saja tidak mencukupi, syarat pertamanya adalah uang tersebut harus ada nilai fitri, kemudian barulah datang ciri Ar-Rawaaj. Kami memahami bahwa inflasi juga bisa terjadi pada emas dan perak, dan pernah terjadi Inflasi membawa makna penawaran uang (money supply) sebuah negara itu melebihi barang dan harga jasa (service) yang menyebabkan harga barang dan jasa naik. Di antara sebab alami - bukan yang disengaja - yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah penemuan tambang emas. Namun, golongan yang memiliki akal yang sehat, tahu dan faham bahwa inflasi yang terjadi kepada uang Fiat tidak bisa disamakan langsung dengan inflasi yang terjadi pada emas dan perak. Inflasi adalah bagian yang La yanfasil ( )ﻻ ﯾﻨﻔﺼﻞatau tidak terpisah dari uang Fiat, sedangkan inflasi pada emas dan perak disebabkan oleh unsur luar, li'aaridhin ( )ﻟﻌﺎرضdan itu pun jarang sekali terjadi. Walaupun kita menyadari adanya beberapa kasus inflasi emas dan perak dalam sejarah Islam selama 1400 yang lalu, itu tidak sepatutnya mengalihkan pandangan kita dari krisis keuangan tanpa henti dan berturut-turut yang terjadi pada uang Fiat hanya dalam masa 100 tahun yang terakhir. Inflasi pada uang Fiat adalah sesuatu yang pasti terjadi, sedangkan inflasi pada emas 25
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
dan perak adalah suatu yang sangat jarang terjadi. Sejarah adalah saksi bagi apa yang kami katakan. Sangat penting untuk ditekankan di sini bahwa sesuatu itu tidak semestinya layak diterima sebagai uang dalam Islam hanya karena ia dapat memainkan beberapa peranan uang. Ada beberapa perkara yang bisa menghilangkan kelayakan suatu benda untuk diterima sebagai uang. Sebagai contoh, walaupun kulit babi bisa saja digunakan di sebuah kampung sebagai alat tukar, ia masih tetap tidak layak digunakan sebagai uang dalam Islam karena ada sebab lain yang menjadikannya tidak layak, yaitu, karena sifatnya najis berat. Begitu juga dengan uang Fiat, walaupun secara lahir dengan penelitian yang cetek ia kelihatan seakan mampu memainkan peran sebagai uang, tidak patut mengaburkan pandangan kita dari unsur-unsur penting lain yang tidak melayakkannya diterima sebagai uang dalam Islam. 2) Undang-undang Mata Uang (Legal Tender) pada uang Fiat dan akibatnya pada rusaknya syarat penting dalam muamalah keuangan; yaitu kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak. Allah s.w.t berfirman dalam Surah An-Nisa : 40 'Tijaaratan an Taraadhin minkum' ( ﺗﺠﺎرة ﻋﻦ )ﺗﺮاض ﻣﻨﻜﻢyang artinya “Perdagangan berdasarkan persetujuan sesama kamu.” Persetujuan semua pihak yang terlibat, tanpa dipaksa, untuk menjual/membeli (atau apa saja muamalah keuangan), ataupemilihan bentuk uang tertentu, merupakan syarat yang sangat penting dalam setiap bentuk Muamalah antarsesama manusia Dalam undang-undang Legal Tender, pembeli, penjual, pembayar hutang atau penerima hutang tidak diizinkan membayar atau menerima pembayaran kecuali dengan mata uang Fiat sebuah negara tertentu, ini adalah pelanggaran yang jelas pada syarat 'Tijaratan An Taraadhin' dengan memaksakan satu bentuk uang saja kepada rakyat. Di dalam Fiqih, uang dinar & dirham pun tidak dibenarkan dijadikan Legal Tender. Uang tidak boleh dipaksakan ke atas manusia, ia harus dipilih secara bebas, tentunya dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Kebebasan yang sebenarnya ialah apabila anda membuat pemilihan berdasarkan ilmu dan bukan dari kejahilan dan tanpa kesedaran bahwa perkara yang anda pilih itu sebenarnya membawa mudarat yang sangat besar kepada umat Islam. "Bebas" memilih kemudaratan bukanlah kebebasan, tetapi 26
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
sebenarnya melambangkan kejahilan yang menjadi sebab seseorang itu mudah ditipu oleh musuh. Tanpa undang-undang Legal Tender umat manusia pasti tidak akan memilih Fiat (bentuk kertas maupun elektronik) sebagai uang, sebaliknya mereka akan memilih emas dan perak. Apabila manusia diberikan kebebasan memilih uang mereka, mereka akan pasti memilih emas dan perak atau suatu benda yang memiliki nilai fitrah. Lihat saja bentuk uang yang dipilih manusia sepanjang sejarah sebelum kedatangan uang Fiat. 3) Uang Fiat adalah perwujudan riba yang paling jelas dan paling buruk. Uang Fiat adalah hasil dari penciptaan nilai dari angin (sesuatu yang tiada ataupun tiada timbal balas maupun asal muasal, out of nothing), ini tidak lain dan tidak bukan adalah sari pati dan inti riba itu. Intipati riba adalah : "“ﻛﻞ زﯾﺎدة ﻟﻢ ﯾﻘﺎﺑﻠﮭﺎ ﻋﻮض ھﻲ اﻟﺮﺑﺎ اﺣﻜﺎم اﻟﻘﺮان,اﻟﻘﺎﺿﻲ اﺑﻮ ﺑﻜﺮ اﺑﻦ اﻟﻌﺮﺑﻲ "Apa saja penambahan tanpa timbal balik adalah Riba." (Al-Qaadiy Abu Bakr Ibn Al-Arabi, Ahkaamul Quran) "“اﻟﺮﺑﺎ ﯾﻘﺘﻀﻲ أﺧﺬ ﻣﺎل اﻻﻧﺴﺎن ﻣﻦ ﻏﯿﺮ ﻋﻮض 275 : ﺗﻔﺴﯿﺮ اﻟﺒﻘﺮة, اﻟﺘﻔﺴﯿﺮ اﻟﻜﺒﯿﺮ ﻟﻺﻣﺎم ﻓﺨﺮ اﻟﺪﯾﻦ اﻟﺮازي "Riba berarti mengambil harta orang lain tanpa memberikan timbal balik apapun." (Imam Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir Al-Kabir, Al-Baqarah : 275) - Sekarang mari kita lihat tiga fase perubahan bentuk uang dari emas dan perak kepada uang Fiat dan kaitannya dengan Riba : 1](Uang Fiat bermula sebagai) Surat janji membayar hutang (Promissory note) yang disandarkan kepada emas dan perak. 27
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
2] Proses perubahan nilai surat janji membayar hutang (Promissory note) oleh satu pihak (Penerbit surat janji) yang mengakibatkan pada pembatalan akad (kontrak) asal secara keseluruhan. 3] Selembar kertas/Bit-bit elektornik yang tidak disandarkan kepada benda apa pun yang memiliki nilai fitrah, dan nilainya ditentukan oleh bank sentral secara paksa. (Persetujuan atau penolakan rakyat tidak bermakna apa-apa). - Kaitan uang Fiat tahap pertama dengan Riba : Seperti yang telah dijelaskan, uang Fiat sebenarnya adalah nota janji yaitu satu surat pengakuan hutang, atau sebentuk hutang. Ia adalah sekeping kertas yang menjanjikan pengembalian emas dan perak kepada pemegangnya apabila saja kertas itu dipulangkan kepada pihak penerbitnya. Ia adalah hutang pihak penerbit kepada pemegang nota janji tersebut. Benar Al-Hiwaalah diizinkan dalam Islam, tetapi surat hutang tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai uang, karena jika pemindahan tanpa batas ini terjadi, maka nota janji itu sendiri yang akan menjadi uang, akhirnya manusia akan membayar 'tunai' dengan hutang dalam muamalah jual beli maupun pelunasan hutang, ini adalah penangguhan yang tidak diizinkan; Riba An-Nasi'ah ( ) yaitu lebihan waktu yang timbul hasil dari penangguhan yang tidak diizinkan. Jika surat hutang diizinkan menjadi uang, akhirnya emas dan perak tidak lagi perlu ditebus, yang akan berputar dalam masyarakat hanyalah surat hutang dan bukan emas dan perak itu sendiri. Ini berbahaya karena praktek ini membuka pintu yang sangat lebar kepada para penjahat yang tiada Taqwa untuk mencetak lebih banyak uang janji yang tidak ada sandaran langsung kepada emas dan perak. Contoh: emas fisiknya hanya ada 5kg, tetapi mereka mencetak nota janji seolah-olah ia bersandar pada emas 1000kg yang sebenarnya tidak wujud, mereka pun menjadi kaya dalam sekejap mata dan mula "membeli" (hakikatnya mencuri secara halus) dan mengawal aset-aset yang memiliki nilai. Inilah yang terjadi dalam sejarah. Di bawah ini dinukilkan sebuah athaar dari Al-Muwatta'nya Imam Malik r.a. Perhatikan bahwa Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi'i menyetujui bahwa athaar ini merangkumi 28
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
semua surat janji membayar (kupon/ )ﺻﻚdan tidak hanya terbatas kepada surat janji untuk barang makanan saja. (Al-Qadiy Abu Bakr Ibn Al-Arabiy, Syarhul Muwatta' pg 784-785) "Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik bahwa dia (Malik) mendengar masyarakat di zaman Marwan ibn al-Hakam telah diberi kupon (janji penghantaran di masa datang) bagi makanan (yang mereka beli) dari pasar Al-Jar. Mereka berjual beli dengan kupon (hutang) tersebut antara mereka sebelum mengambil makanan tersebut. Zaid Bin Thabit, salah seorang sahabat Baginda s.a.w, semoga Allah memberkatinya dan memberikan keselamatan ke atasnya, bertemu dengan Marwan ibn Al-Hakam dan berkata, 'Marwan! Adakah kamu telah menghalalkan riba?' Marwan menjawab 'Aku berlindung pada Allah! Apa maksudmu?' Zaid menjawab, 'Kupon-kupon ini yang diperjualbelikan oleh orang banyak sesama mereka sebelum menebus barangnya.' Marwan pun mengarahkan pengawal-pengawalnya untuk mengikuti orang-orang itu, merampas kupon-kupon tersebut dan dikembalikan kepada pemiliknya semula." (Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.44) Sahabat Rasulullah s.a.w Zayd bin Thabit r.a menamakan surat-surat janji yang digunakan sebagai alat jual beli sebelum mereka menebus barang yang dijanjikan itu sebagai Riba. Kita dibenarkan untuk menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran, tetapi kita tidak diizinkan untuk menggunakan surat janji pembayaran sebagai alat pembayaran. Surat janji ini dinamakan sebagai Sukuk di pasar Al-Jar, beberapa ratus tahun selepas itu diberi nama baru; bank note. Ia adalah janji untuk membayar, bukan pembayaran itu sendiri, ini bermakna, yang ada hanya janji, bukan pembayaran. Dalam transaksi begini ada penangguhan pembayaran yang tidak diizinkan (Riba An-Nasiah). Jika anda memiliki surat hutang, anda harus menebus barang yang dijanjikan oleh surat tersebut dan kemudian membeli barang yang dihajati dengan barang yang telah ditebus itu. Anda tidak boleh menggunakan janji pembayaran (tangguh) sebagai uang (yang berarti bayaran secara tunai). Jelas di sini, tahap pertama sejarah uang Fiat saja sudah disebutkan sebagai Riba. - Tahap kedua dan kaitannya dengan Riba : "Tahap kedua merujuk kepada zaman di mana uang kertas (nota janji) dikurangkan nilainya dari janji asal secara berketerusan (mereka hanya akan membayar kurang dari apa yang 29
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
asalnya dijanjikan dan disetujui.) sehinggalah ke tahap akhir di mana perjanjian asal itu dibatalkan secara sepenuhnya (mereka tidak akan membayar apa-apa). Tahap terakhir ini terjadi pada tahun 1973 dan dikenal sebagai Nixon Shock saat President Amerika Serikat, Richard Nixon memungkiri janji dengan menolak untuk membayar nilai asal pelunasan yang telah dijanjikan yaitu 1 ons emas untuk setiap 35 dollar (kertas janji.) Bagaimanakah pendirian Islam tentang ingkar janji? Apakah hukumnya apabila hutang tidak dibayar secara penuh atau dibatalkan langsung pembayarannya oleh pihak yang berhutang? Sudah tentu ia adalah sesuatu yang tidak boleh diterima, ia adalah perbuatan kriminal. Dan jika dilakukan dengan niat sejak dari awal, maka itu adalah perbuatan mencuri. Kejahatan mencuri ada hukumannya dalam Islam. Untuk menggunakan dan memindahkan kertas hutang (nota janji) kepada pihak lain, maka perlu mengikuti hukum-hukum yang telah kami perinci sebelumnya. Namun ada satu lagi unsur tambahan yang harus diperhatikan di sini, bahwa anda sedang menggunakan nota janji (surat hutang) penjahat yang terkenal yang tidak mengakui kejahatannya maupun janjijanjinya." (Fatwa On Banking, Shaykh Umar Ibrahim Vadillo) Jikalau umat Islam pada waktu itu berpegang kepada peringatan Sayiduna Umar r.a di bawah ini, maka kita tidak akan tertipu oleh perjanjian licik Brettonwoods : "Jangan menjual sesuatu yang ada dengan sesuatu yang tidak ada. Jikalau seseorang meminta untuk ditangguhkan pembayaran sehingga dia pulang ke rumahnya, maka jangan tinggalkan dia. Aku bimbang Rama' terjadi ke atas kamu. Rama' adalah riba." (Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.16.35) Apabila benda riil yang bernilai fitrah sudah tersedia, mengapa perlu mencipta sesuatu yang lain untuk mewakilinya? Ini tiada lain kecuali persekongkolan yang jahat dan licik. - Uang Fiat tahap ketiga dan kaitannya dengan Riba: 30
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Akhirnya kita sampai kepada bentuk uang yang kita gunakan pada hari ini. Tiada ada janji untuk membayar dengan sesuatu benda yang bernilai fitri, nilainya diciptakan dari angin. Hanya ada angka-angka yang tercetak padanya dan dipaksakan oleh undang-undang yang mewajibkan rakyat menerimanya sebagai alat pelunasan hutang. Inilah yang disebut uang Fiat. Mata uang yang dinilaikan berdasarkan angka-angka yang dicetak di atasnya dan bukannya berdasarkan pada nilai zat benda tersebut. Uang Fiat tahap yang ketiga ini mengandung kedua jenis riba, Riba Al-Fadl ( ;)اﻟﻔﻀﻞmanfaat yang timbul dari lebihan yang tidak diizinkan & Riba An-Nasi'ah ( ;)اﻟﻨﺴﯿﺌﺔlebihan waktu yang timbul dari penangguhan yang tidak diizinkan. Uang Fiat adalah Riba Al-Fadl karena terang lagi jelas bahwa Fiat tidak memiliki apa-apa nilai fitrah, khususnya uang Fiat elektronik yang merupakan mayoritas mewakili sumber uang yang terbanyak saat ini, melampaui jumlah uang dalam bentuk kertas dan koin. Tidakkah terang lagi nyata bahwa ini adalah perbuatan mencipta nilai dari ketiadaan? Bukankah ini penambahan tanpa timbal balik? Jika uang Fiat itu bukan riba, maka tidak ada suatu apa pun yang layak disebut riba! Umumnya manusia, terlepas dari bangsa maupun agama, tahu mengapa riba diharamkan oleh kesemua agama di dunia ini. Mereka tahu ia haram karena uang bunga itu sebenarnya adalah penciptaan nilai dari hampa, ia datang kepada si pemberi hutang tanpa usaha dan pertanggungjawaban, dan pada saat yang sama menzalimi si penerima hutang. Maka jika ini dikatakan haram dan difahami kezalimannya, uang Fiat haruslah lebih dibenci dan lebih tinggi ribanya! Karena terjadinya penciptaan nilai tanpa perantaraan transaksi, hutang maupun jual beli, apa pun! Uang Fiat tahap ketiga ini juga jatuh pada kategori Riba An-Nasi'ah karena sebagian besar uang Fiat yang berputar di seluruh dunia hari ini sebenarnya adalah hutang: Hutang pemerintah sebuah negara sebagian kepada bank sentral serta kepada rakyat negara tersebut dan sebagian yang lain kepada peminjam luar negeri. Inilah yang disebut hutang negara/rakyat. Bank sentral adalah pencetak dan pengeluar uang (kertas dan elektronik) bagi sebuah negara. Bank sentral memberi pinjaman kepada pemerintah meneruskan penciptaan uang baru atau dengan uang ada dalam rekeningnya. Dan hutang yang diberikan Bank Sentral/Bank Dunia kepada pemerintah sebuah negara itu beban pelunasannya beserta 31
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
bunganya (interest) ditimpakan ke atas bahu rakyat, inilah yang disebut Hutang Negara atau Hutang Rakyat, National Debt. 2. Hutang individu kepada bank. Apabila seseorang/sebuah Perusahaan pergi ke bank untuk membuat pinjaman, maka bank akan mencipta uang baru, bukan meminjamkan dari cadangan uang dalam rekening bank, tetapi menciptakan uang baru dengan hanya menekan beberapa tombol di papan komputer kemudian meminjamkan kepada individu/Perusahaan tersebut. Uang baru ini yang akan beredar dan digunakan dalam masyarakat adalah hutang yang harus dibayar kembali berserta bunganya. Dan sejurus saja memasuki pasaran, nilai uang baru ini akan jatuh serta merta, lalu ia menjadi duit 'lama'. Jika semua orang membayar hutang mereka, maka akan tiada lagi uang Fiat yang tinggal. Tetapi hal ini tidak akan terjadi karena uang yang ada sangatlah kurang jumlahnya berbanding jumlah hutang bercampur bunga yang harus dibayar, uang yang ada tidak mencukupi untuk membayar kesemua hutang dalam sistem ekonomi kesetanan ini. Banyak yang terpaksa jatuh bangkrut dan menyerahkan harta mereka yang bernilai fitri kepada pihak bank yang sebenarnya tidak layak untuk meminjamkan maupun menerima pelunasan hutang, karena darimana sebenarnya datangnya uang Fiat yang bank-bank ini pinjamkan kepada rakyat? Fikir-fikirlah. - Riba pada uang Fiat (tahap ketiga) tidak berhenti di situ, sebenarnya riba dalam uang Fiat itu berganda seterusnya sebanyak tiga bentuk lagi : 1- Dicipta dari angin. 2- Kemudian uang Fiat yang diciptakan itu dikembangkan ribanya dengan sistem Fractional Reserve Banking (FRB) yang dpraktekkan oleh semua bank di dunia ini, termasuk bank-bank 'Islam'. Untuk menjelaskan FRB dengan mudah, bayangkan jika Bank A menerima sejumlah simpanan (deposit) dari pelanggannya, maka Bank A hanya perlu menyimpan sebahagian kecil dari simpanan tersebut, selebihnya boleh digunakan sebagai modal untuk dipinjamkan kepada pelanggan lain supaya keuntungannya (bunga) dapat digandakan. Jika uang lebihan yang dipinjamkan itu dimasukkan kembali ke bank yang sama atau ke bank-bank lain, maka prosesnya akan berulang dan jumlah asal akan terus berkembang, sesuatu yang pada hakikatnya tiada, diputarkan menjadi hampa yang 'lebih besar'. Uang 100 Dollar yang dicipta atas angin mudah saja berkembang menjadi 1000 Dollar melalui FRB, dan ketahuilah bahwa 32
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
kemungkinannya sangatlah besar bahwa 1000 Dollar itu juga akan dimasukkan kembali ke dalam bank, maka berterusan dan bertambahlah perkembangan penggelembungan riba uang Fiat. 3- Inflasi. Inflasi adalah keadaan di mana uang bertambah terlalu banyak sehingga melebihi barang dan jasa yang ada di sebuah negara, maka akibatnya, melonjaknya harga barang. Bila uang bertambah, maka semakin berkuranglah kelangkaannya (scarcity) dan apabila kelangkaannya berkurang, maka berkurang jugalah nilainya. Bayangkan jika suatu hari, semua pasir di dunia ini menjadi emas, maka emas akan hilang nilainya, karena sudah hilang kelangkaannya, ia mudah dapati di mana-mana. Ada yang mungkin bertanya, apa salahnya uang bertambah, dan bersamanya harga barang naik, sama seperti naiknya semua sampansampan secara bersama-sama apabila air pasang? Namun hakikatnya adalah, sistem ekonomi ribawi internasional ini hanya memperkaya sebagian kecil saja dari masyarakat dunia, sistem ini memastikan bahwa harta hanya berputar antara orang kaya. Selain terpaksa menerima kenaikan berketerusan dan berturut-turut harga barang pokok seperti rumah, minyak, beras, telur dan sebagainya, pendapatan dan gaji tidak naik ataupun dinaikkan terlalu sedikit tidak sebanding dengan tingkat inflasi sebuah negara. Atas dasar itu kesemuanya terpaksa mengambil hutang, walaupun kebutuhan yang ingin dibeli itu adalah barang pokok seperti rumah dan kendaraan, semua orang seolah-olah wajib berhutang. Inilah sebenarnya identitas manusia modern, Makhluk yang berhutang. Dan bila anda terlalu banyak berhutang biasanya anda akan bermental budak (slave mentality), menjadi hamba kepada manusia, bukan kepada Allah s.w.t. Di antara penyebab utama inflasi adalah dua perkara di atas; penciptaan uang Fiat dari angin dan FRB yang dipraktekan oleh bank-bank. [hal 44) Apabila nilai uang satu pihak berkurang, daya beli pihak lain akan bertambah, yang mendapat keuntungan terbesar dari fenomena ini adalah pihak bank sebagai pencetak uang baru yang masih segar dan penerima pinjaman yang pertama sebelum uang segar tersebut memasuki pasaran dan mulai membusuk. Uang yang baru dicipta bernilai lebih tinggi dari uang yang sama setelah ia masuk ke dalam pasaran. 4) Uang Fiat adalah Pencurian. 33
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Mereka yang mencipta uang dari kehampaan dan kemudian membeli sumber daya manusia dan sumber-sumber alam, seperti minyak, gas dan sebagainya dari negara-negara yang menjualnya, secara hakikatnya telah membeli sesuatu yang benar-ada dengan sesuatu yang palsu. Lebih buruk lagi, uang yang palsu ini akan terus berkurang 'nilainya'. Jika ini bukan mencuri maka apakah dia? Pengambilan harta orang lain tanpa hak melalui riba biasanya dilakukan dalam keadaan si mangsa tahu dan rela, sedangkan pengambilan harta dari pencurian (( )اﻟﺴﺮﻗﺔAs-Sariqah) terjadi melalui penipuan atau dalam keadaan si mangsa tidak menyadarinya. Kesemua negara Islam termasuk negara penghasil minyak (OPEC) telah diperdaya supaya menjual minyak mereka, sumber alam mereka serta tenaga manusia mereka dengan menerima uang palsu yang dicipta pihak pembeli sesuka hati sebagai bayaran, dan uang palsu itu akan hilang pula nilainya secara terus-menerus. Bukankah ini satu penipuan? Malangnya sebagian besar masyarakat dari negara-negara yang menjual hasil bumi dan tenaga manusia masih percaya buta bahwa uang palsu itu ada sandarannya pada sesuatu yang bernilai fitri dan selamat dari kejatuhan nilai secara besarbesaran dan secara sepenuhnya! 5) Akibat kerusakan yang dibawa uang Fiat sangatlah jelas, Harajun Bayyinun ()ﺣﺮج ﺑﯿﻦ, bagi mereka yang mengkaji. Kejatuhan nilai, Al-Bakhs wal Kasaad ()اﻟﺒﺨﺲ واﻟﻜﺴﺎد, kesemua uang Fiat secara besar-besaran sepanjang 100 tahun terakhir adalah bukti yang tidak dapat disangkal bahwa uang Fiat sebenarnya adalah haram. Yang merasakan akibatnya adalah golongan miskin, ini tidak lagi menjadi khilaf maupun ikhtilaf karena tiada sangsi lagi pada akibat buruk yang dibawanya. Khilaf & Ikhtilaf itu ada dua jenis : 1. Khilaf & ikhtilaf karena ijtihad yang berbeda maupun bertentangan tidak akan dapat dinilai benar-salahnya secara tuntas karena tidak membawa akibat baik maupun buruk di dunia ini, dan teks sumber wahyunya pula tidak bersifat Muhkamah (jelas-tuntas). Biasanya jenis ini berkisar kepada bab ibadat dan akhlak. Contoh; isu posisi tangan ketika berdiri dalam Salat, meletakkan tangan di atas pusat ataupun di bawah pusat, ternyata tiada akibat baik maupun buruk yang 34
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
timbul dengan jelas dari kedua-dua ijtihad ini, maka itu kita harus berlapang dada dan menerima perbedaan.
2. Khilaf & ikhtilaf dalam bidang Fiqih sosio-ekonomi yang mana ijtihad-ijtihadnya dapat ditentukan benar-salahnya karena ia membawa akibat baik maupun buruk yang jelas kepada individu dan masyarakat. Contoh paling mudah adalah perbedaan pandangan tentang hukum uang Fiat, ternyata waktu membuktikan bahwa uang Fiat tidak dapat diberikan hukum halal karena ia membawa kemudaratan zati yang sangat besar. Kerusakan yang dibawa uang Fiat itu adalah bagian yang tidak terpisah dari uang Fiat itu sendiri, ia ada pada zatnya ( )ﻟﺬاﺗﮫdan bukan datang atas sebab-sebab luar seperti kesalahan tadbir urus (mismanagement) maupun perbuatan kriminal yang disengaja, tanpa kedua-dua sebab luar ini pun uang Fiat akan tetap terus merosot nilainya. Tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan uang Fiat, bagaimanakah mungkin sesuatu yang halal membawa kerusakan dan kezaliman yang begitu besar? Ia tidak boleh diterima sebagai halal. Semenjak diperkenalkan uang Fiat kepada dunia hingga hari ini, 786 jenis uang Fiat telah dicipta, namun hanya 23% saja yang masih ada bersama kita pada hari ini, 19% telah terhapus karena inflasi parah (hyper-inflation) di mana nilai uang Fiat tertentu hilang hampir semua nilainya dalam waktu yang sangat singkat seperti yang terjadi pada mata uang Zimbabwe baru-baru ini. Sedangkan sekitar 58% tidak lagi digunakan. (Mike Hewitt, www.dollardaze.com). Tambahan pula, hampir kesemua uang Fiat yang masih ada bersama kita pada hari ini sudah kehilangan lebih dari 50% nilai asalnya. Ketika Peperangan Empat Tahun (The Four Years War) di Jerman, harga sepotong roti melonjak dari 1 pound ke empat ribu juta pound akibat inflasi parah (hyper-inflation). Orangorang kaya menjadi pengemis secara tiba-tiba, hal yang sama terjadi ketika The Great Depression (di Amerika Serikat) dan di Indonesia, dan ia masih terus mencengkeram leher banyak negara pada hari ini. 35
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Shaykh Abdullah Ibn Bayyah seorang Alim masyhur dari Mauritania menulis dalam makalah ilmiahnya ‘ أﺣﻜﺎم اﻟﻨﻘﻮد اﻟﻮرﻗﯿﺔ وﺗﻐﯿﺮ ﻗﯿﻤﺔ اﻟﻌﻤﻠﺔHukum Uang Kertas dan Perubahan Nilai Matauang’ bahwa uang kertas boleh hanya jika tidak membawa kemudaratan, inflasi dan huru-hara: “ﺣﻜﻢ طﺒﻊ اﻟﻨﻘﻮد اﻟﻮرﻗﯿﺔ ھﻮ اﻟﺠﻮاز اذا ﺧﻀﻊ ﻟﻀﻮاﺑﻂ ﺗﻤﻨﻊ اﻧﺰال اﻟﻀﺮر ﺑﺎﻟﻨﺎس ﻟﺤﺪﯾﺚ )) ﻻ ﺿﺮر وﻻ ﺿﺮار (( وﻟﮭﺬا "ﻓﯿﻤﻨﻊ اﺣﺪاث ﻧﻘﻮد ﺗﺆدي اﻟﻰ اﻟﻔﻮﺿﻰ واﻟﺘﻀﺨﻢ ﻓﻼ ﯾﺠﻮز ﻟﻼﻓﺮاد وﻻ ﻟﻠﺴﻠﻄﺔ ان ﺗﺤﺪث ذﻟﻚ ﻟﻠﻘﺎﻋﺪة اﻟﺸﺮﻋﯿﺔ "Uang kertas hanya menjadi boleh jika ia dicetak di bawah perhatian dan perundangan yang ketat yang memastikan kemudaratan tidak menimpa manusia, ini berdasarkan Hadis: "Tiada kemudaratan dan tidak boleh memudaratkan." Maka itu, tidak dibenarkan pihak pemerintah maupun perseorangan untuk mencetaknya jika ia membawa kepada inflasi dan huru-hara." Hakikatnya, uang Fiat tidak pernah lepas dari inflasi dan kemudaratan semenjak awal penciptaannya hingga ke hari ini, maka berdasarkan pemahaman dan pengetahuan ini, uang Fiat tidak boleh diterima sebagai halal. 6) Ia membawa masalah serius pada rukun Zakat : 1. Para Ulama’ telah bersepakat bahwa zakat wajib dibayar dengan A'yn ( )ﻋﯿﻦyaitu benda riil secara tunai, dan bukan dengan Dayn ( )دﯾﻦyaitu hutang/kertas hutang yang membawa unsur penangguhan. Bukankah uang Fiat itu asalnya bukan hanya selembar surat hutang tetapi ia adalah nota janji yang telah diingkari dan dibatalkan? Maka, bagaimanakah kita boleh membayar zakat dengannya? Sebagian pihak bertanya, jika uang Fiat itu benar hutang, maka siapa pemberi hutang dan siapa pula penghutangnya? Untuk memahami hal ini, adalah penting untuk kita melongok sejarah Perjanjian Brettonwoods pada tahun 1944: Amerika Serikat mengumumkan dalam perjanjian tersebut bahwa setiap 35 dollar Amerika boleh ditukar dengan 1 auns emas, pada waktu itu hampir kesemua negara di dunia menerimanya tanpa mempersoalkan secara lantang niat sebenar Amerika Serikat di sebalik pengumuman yang licik itu. Mengapa perlu berhenti menggunakan emas dan perak 36
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
sebaliknya menggunakan kupon hutang berbentuk 'perjanjian untuk membayar' (promise to pay)? Mengapa mereka perlukan penangguhan (Nasa'/Nasi'ah) dalam membuat pembayaran? Sebab yang mereka umumkan adalah karena kemudahan membawa dan memindahkan kertas berbanding koin emas dan perak. Pada 1971 kedok mereka terbuka. Ternyata perjanjian tersebut sebuah penipuan bagi memberikan mereka peluang untuk mencetak 'uang' dan mencipta kekayaan dalam masa yang singkat. Pada tahun 1973 Presiden Richard Nixon membatalkan (memungkiri) perjanjian tersebut. Hampir semua negara-negara dunia yang sudah “merdeka” sewaktu tahun 1944 setuju dengan perjanjian tersebut, ini menjadikan mereka berserta rakyat mereka sebagai pemberi hutang, mangsa penipuan dan tanpa menyadarinya, turut menjadi pihak yang bersekongkol, mengklaim karena pemerintah dalam sistem demokrasi adalah wakil bagi rakyat. Maka itu, berdasarkan hukum Al-Wakaalah ( ), rakyat dunia bersama pemerintah mereka adalah pemberi hutang dan Amerika Serikat bersama dengan IMF adalah penghutang yang telah menipu dan memungkiri janji. Uang Fiat itu bukan pun abu dari perjanjian yang sudah terbakar, tetapi hanya sekadar asapnya. Karena paling tidak, pada awal perjanjian Brettonwoods, uang kertas itu masih bersandar kepada benda yang bernilai, tetapi hari ini, tiada sandaran dan tidak bernilai pada dirinya. Ini adalah penipuan. Persoalannya, di manakah emas kita? Dan bolehkah kita membayar zakat dengan asap dari janji yang telah terbakar? Jika jawabannya boleh, bukankah itu satu penghinaan kepada syariah kita yang tinggi dan mulia? 2. Nisab (had, ukur) zakat telah ditetapkan oleh Baginda Rasulullah s.a.w berdasarkan berat emas dan perak, bukan nilai Fiat emas dan perak yang sentiasa berubah-ubah dan jatuh akibat inflasi kronis (chronic-inflation). Nisab ( ) zakat emas yang telah ditetapkan ialah 20 dinar/mithqal ( ) dan nisab perak ialah 200 dirham. Jika nilai harta yang dikenakan zakat itu berubah-ubah setiap saat, maka nisabnya juga akan berubah-ubah setiap saat, sesuatu yang berubah setiap saat itu tidak layak disebut Nisab. Nisab zakat uang Fiat di Singapura 5 tahun lalu adalah lebih kurang $2,500 SGD, hari ini, telah melonjak naik kepada $6,500 SGD, apa lagi bukti yang kita inginkan? Hanya dalam masa lima tahun seorang pengeluar zakat boleh berubah menjadi bukan pengeluar zakat tanpa perlunya 37
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
terjadi apa-apa perubahan pada angka-angka Fiat dalam rekening simpanannya. Inflasi kronis (chronic-inflation) merampas hak asnaf untuk menerima zakat dan memakan golongan harta kelas menengah. Para pegawai bank pasti akan menjawab dakwaan ini dengan mengatakan bahwa “Di sinilah kepentingan tingkat suku bunga (interest rate) dalam menyeimbangkan akibat inflasi dalam ekonomi masyarakat.” Kata-kata seperti ini tidak mencerminkan kebijaksanaan. Mengapa kamu bersusah payah menutup lubang-lubang yang akan kamu korek lagi? Dan mengapakah kamu mengorek lubang-lubang yang baru saja kamu tutup? Apa sebenarnya yang kamu lakukan dan sembunyikan? Sebagian lain pula berhujah bahwa nisab uang Fiat yang senantiasa naik menggambarkan harga emas yang sedang naik. Ini adalah dakwaan yang salah, sebenarnya dalam masa lima tahun lalu, uang Fiat kita telah jatuh nilai sebanyak 50%! Sebenarnya bukan harga emas yang naik, tetapi nilai uang Fiat kita yang sentiasa jatuh! Sedangkan nilai dan daya beli emas dan perak tetap sama selama 1400 tahun. Di zaman Baginda s.a.w, 1 dinar (4.25 gram emas 22 karat) bisa membeli 1 atau 2 ekor kambing, pada hari ini, 1 dinar tetap bisa membeli 1 atau 2 ekor kambing! 3. Zakat adalah Ibadah Tawqifiyah (diwahyukan secara jelas dan tidak terakibat dengan perubahan zaman dan tempat maupun pendapat dan campur tangan manusia.) seperti ibadat solat. Tiada seorangpun yang dibenarkan untuk mengubah nisab zakat ataupun alat membayar zakat seperti halnya tiada seorang pun atau apa pun yang boleh mengubah bilangan rakaat, waktu maupun pergerakan solat maghrib. "Tidak ada satu pun bagian asas dalam Ibadah Tawqifiyah yang boleh disandarkan pada Qiyas. Menyamakan emas dan perak dengan uang Fiat adalah satu bentuk Qiyas." (Dr. Mahmud Al-Khalidi, Zakatun Nuqud Al-Waraqiyah Al-Mu'aasirah) 4. Membayar zakat dengan uang Fiat membantu mengekalkan sistem ekonomi yang berasaskan uang Fiat. Hakikatnya, uang Fiat yang kita berikan kepada asnaf zakat adalah alat yang sebenarnya membuat mereka memerlukan zakat kita. 38
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
5. Semua hujah di atas membawa kita kepada rumusan bahwa; tidak sah membayar zakat dengan uang Fiat jika dinar dan dirham telah mula digunakan dan keperluan asas asnaf zakat dapat dipenuhi dengannya. Jika pun ia belum sampai ke tahap tersebut, maka menjadi tanggungjawab golongan Umara’ (pemimpin) dan Ulama’ untuk mendirikannya. Berikut adalah daftar ulama’ yang dengan beraninya telah mengumumkan bahwa tidak sah membayar zakat DARI uang Fiat/uang kertas dan DENGAN uang Fiat/uang kertas : - Shaykh Muhammad 'Illisyh Al-Maliki - Shaykh Muhammad Arshad Al-Banjari - Shaykh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi - Shaykh Ali Al-Maliki - Shaykh Al Haj Wan Ahmad Bermin Fattani - Shaykh Muhammad Abdurrahman As-Shinqiti - Shaykh As-Sayyid Thohir Ad-Dibaagh - Shaykh Al Haj Abdullah Fahim - Shaykh Abdal Qadir As-Sufi - Shaykh Umar Ibrahim Vadillo - Shaykh Abdalhaq Bewley - Dr Asadullah Yate - Maulana Rafidi Hashim - Shaykh Mahmud Al-Khalidi - Shaykh Abdullah Bin Abdurrahman Siraj - Shaykh Ali An-Najjar - Dan banyak lagi. Pihak yang tidak setuju dengan pandangan Ulama di atas akan berhujjah, "Kalau begitu, hanya umat Islam yang memiliki emas, perak, barang perdagangan, binatang ternak, dan ladang tanaman saja yang wajib membayar zakat. Dan oleh karena kebanyakan umat Islam pada hari ini menyimpan harta mereka dalam uang Fiat, maka kebanyakan umat Islam akan terkecuali dari membayar zakat, ini menyebabkan para asnaf tidak menerima zakat dan sudah pasti merobohkan rukun zakat itu sendiri". Namun, pendirian ulama’ di atas tidaklah sedangkal yang disangka. Jika kita coba fahamkan maksud di balik Fatwa mereka, kita akan dapati satu seruan yang berani dan bijak dalam 39
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
membangkitkan umat untuk kembali melihat dan memahami hakikat uang Fiat,. Mereka menggalakkan umat Islam untuk melepaskan diri dari cengkamannya dan berusaha untuk menobatkan kembali uang sejati kita yang telah dirampas dengan licik yaitu emas dan perak, kemudian mulai membayar zakat sekali lagi dengan cara yang ditetapkan oleh Baginda s.a.w. Yaitu zakat diambil dari harta yang bernilai fitrah seperti emas dan perak dan dibayar juga dengan emas dan perak dan bukan dengan kertas penipuan bernama Fiat. Sudah tentu kami dan setiap umat Islam tidak akan menyeru umat Islam untuk berhenti menggunakan uang Fiat secara sepenuhnya dan meninggalkannya secara mendadak. Kami juga tidak pernah mengatakan bahwa ibadah Zakat itu tergantung buat saat ini. Tidak sama sekali, karena (Maa Laa Yatimmul Waajibu Illaa Bihi Fahua Waajibun) yaitu apa saja yang tanpanya perkara wajib tidak dapat disempurnakan, maka perkara itu juga menjadi wajib, maka itu membayar zakat dari simpanan uang Fiat anda masih tetap wajib, khususnya hari ini di mana uang Fiat sudah menjadi satu-satunya 'uang' yang diiktiraf oleh masyarakat dunia yang rata-ratanya jahil akan hakikat uang Fiat dan sistem perbankan. Kita masih tetap wajib membayar zakat dengan uang yang dipaksakan kepada kita untuk bermuamalah dengannya, tetapi bila kita membayar, hendaklah membayarnya dengan harta yang bernilai fitri yaitu dengan dinar dan dirham maupun binatang ternak, tanaman dan sebagainya. Dengan usaha ini kita masih dapat menunaikan kewajipan zakat kita, dan kita juga sedang mengubah keadaan dengan membawa masuk uang murni kita, dinar dan dirham ke dalam pasaran. Menjadi tanggungjawab para Ulama’ dan Umara’ untuk mengembalikan penggunaan dinar dan dirham. 7) Uang Fiat diciptakan sebagai alat utama untuk memastikan sistem ekonomi yang berlandaskan hutang beriba ini dapat berjalan dengan lancar. Tanpa uang Fiat, seluruh sistem ini akan roboh. Bank-bank sama haramnya dengan rumah-rumah pelacuran, ini harus disebut dan diulang dengan jelas. Jikalau zina itu haram, riba itu tidak kurang haramnya. Akar kata bank diambil sama dengan kata dari kata Italia kuno Banca ataupun bahasa Perancis zaman pertengahan (medieval) Banque, kedua-duanya membawa makna tempat duduk, merujuk pada tempat 40
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
duduk para bankir yahudi ketika memberi pinjaman ribawi mereka. Bank yang tidak memakan riba tidak bisa disebut bank. Sehingga sampai hari ini dasar fungsi bank-bank sedunia masih tetap selaras dengan akar kata namanya. Bank berdiri di atas "usaha" "menjual" duit, barang dagangan mereka adalah uang itu sendiri. Uang yang melahirkan lebih banyak uang tanpa penghasilan yang hakiki dan tanpa usaha, risiko dan pertanggungjawaban (warranty) tidak lain dan tidak bukan adalah riba. Hakikat sebuah bank bukanlah sebagai tempat menyimpan harta, bukan juga wakil yang menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan bayaran, bukan juga sebagai wakil yang menginvestasikan harta pihak yang diwakili, tidak, saripati yang mewujudkan sebuah bank adalah perdagangannya berjual beli uang. Apa sebenarnya perlunya umat Islam kepada bank? Tempat menyimpan harta dalam Islam disebut Al-Wadi'ah, atau dalam bahasa Inggeris, vault, badan yang menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan pembayaran dan mengelola bagi pihak pemiliknya disebut Wakil (Dari Al-Wakaalah). Dahulu, ekonomi umat Islam sangat maju tanpa kebergantungan kepada bank. Banyak proyek-proyek raksasa umat Islam yang masih berdiri teguh hingga ke hari ini. Kemudian bank-bank mulai diselundupkan masuk dan kita mula melihat krisis keuangan tanpa henti di negara-negara Islam, lihat saja apa yang terjadi pada Lira Turki setelah kemasukan bankbank yahudi, lihat saja apa yang terjadi pada Junaih Mesir, lihat saja apa yang terjadi pada Rupiah Indonesia. Barang dagangan yang paling tinggi keuntungannya hari ini bukanlah minyak maupun emas, tetapi hutang. Makin banyak hutang yang dicipta makin banyak uang Fiat baru yang harus dicipta juga, di sini peranan uang Fiat dalam ekonomi syaitan ini dapat dilihat dengan jelas. Sekiranya kita menarik keluar uang Fiat dari ekonomi, maka kita akan lihat bank-bank menjadi lumpuh seperti mobil yang kehabisan bahan bakar. 41
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Maka itu, bukanlah sesuatu yang mengherankan bahwa perubahan uang yang dipakai manusia dari benda yang bernilai fitri kepada nota janji yang diingkari berjalan seiringan dengan kemunculan dan pengembangan bank. Apakah yang Baginda s.a.w katakan berkenaan manusia yang hidup dalam cengkaman hutang? Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Baginda s.a.w sering membaca doa ini dalam salatnya : "Ya Allah, aku berlindung padamu dari dosa dan beban hutang yang berat." Seseorang bertanya Baginda s.a.w, "Betapa seringkah kamu meminta perlindungan dari hutang yang berat?" Baginda s.a.w menjawab, "Bila seseorang banyak berhutang kalau bicara dia akan berbohong dan bila berjanji dia akan mengingkari." (Al-Bukhari 832, Muslim 589) Masyarakat yang terbelenggu dengan hutang seumur hidup – seperti halnya kebanyakan masyarakat modern hari ini – pasti akan menjadi masyarakat yang penuh dengan tipu muslihat dan sering memungkiri janji, apatah lagi jika dibelenggu dengan hutang yang ditimpakan lagi dengan bunga riba! Tidakkah ini membimbangkan anda? Mengapakah hampir semua dari kita harus berhutang semata-mata untuk mendapatkan keperluan-keperluan pokok kita seperti rumah, kendaraan, perobatan dan pendidikan? Adakah ini cara hidup yang fitri? Mereka yang mampu melihat dengan jernih, melampaui bentuk dapat melihat dengan jelas akan rencana jahat di balik usaha menginternasionalkan cara hidup berhutang ini. Namun amat menyedihkan, apabila mereka yang coba mempertahankan uang Fiat, bunga dan inflasi telah secara terang-terangan tidak mengindahkan untuk melihat masalah ini dengan gambaran yang lebih besar, yaitu, uang Fiat dicipta sebagai bagian terpenting bagi sistem ekonomi yang berasaskan hutang, yang tanpanyamaka lenyaplah keperluan palsu pada uang Fiat. 8) Uang Fiat sering digunakan sebagai alat serangan ekonomi oleh kuasa-kuasa besar dunia seperti Amerika Serikat dan Inggris sebagai alat untuk melemahkan musuh-musuh mereka dan memastikan bahwa kekuasaan palsu dan sementara mereka dapat dilestarikan. Fiat 42
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
adalah senjata yang diciptakan khusus oleh musuh-musuh Islam untuk memperkokoh kekuatan mereka dan melemahkan umat Islam. Berikut adalah kutipan dari makalah “FatwaFatwa Mengenai Uang Kertas” (muka surat 5) : “Disebabkan status uang kertas dollar Amerika dinaikkan dari mata uang kertas yang tiada harga kepada mata uang eksklusif mengikuti perjanjian antara Raja Arab Saudi dengan Amerika Serikat, mata uang dollar Amerika menjadi mata uang yang memonopoli perdagangan internasional di mana semua mata uang kertas lain menjadi tidak laku di peringkat internasional dan harga mata uang itu disebut mengikut keterikatannya dengan dollar Amerika. Ini bermakna, harga mata uang kertas lain dikuasai oleh Amerika Serikat. Atas dasar ini, pakar-pakar ekonomi dan keuangan menyebut mata uang-mata uang semua negara di dunia sebagai mata uang kertas terbitan dollar Amerika.” Atas sebab ini tidaklah mengejutkan apabila Allah s.w.t dan Rasul-Nya s.a.w mengumumkan perang terhadap pemakan riba dan semua yang bersekongkol dalam kejahatan riba ini. 9) Dengan terus mendukung sistem ekonomi yang berlandaskan uang Fiat ini kita secara tidak langsung memastikan bahwa harta umat Islam akan senantiasa terbuka kepada permainan musuh, karena semua uang Fiat secara hakikatnya adalah "anak-anak" dolar Amerika. “Perlu disebut, disebabkan semua mata uang lain diikat pada dolar Amerika, maka apa saja krisis yang terjadi di Amerika Serikat akan lambat laun memberi akibat kepada ekonomi serta kesehatan keuangan negara-negara lain. Atas sebab itu, krisis ekonomi dan krisis keuangan sering menjadi krisis global terutama bila terjadi persoalan ekonomi di Amerika Serikat. Apabila terjadi ketidaktentuan di Amerika Serikat, keadaan menjadi lebih genting karena mata uang kertas dollar Amerika turut menjadi mata uang cadangan bagi semua bank-bank sentral. Jumlah mata uang cadangan yang berada dalam simpanan bank-bank sentral digunakan untuk membayar beban hutang luar negara masing-masing ataupun untuk mempengaruhi tingkat nilai tukar mata uang kertas mereka.” (Fatwa-fatwa Mengenai Uang Kertas, muka surat 5) 43
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Apa pun yang terjadi dengan uang kertas Dolar Amerika (USD) pasti akan memberikan akibat kepada anak-anaknya. Apabila Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve Bank) mencipta uang baru dari atas angin berjumlah 9.6 triliun dollar - quantitative easing yang menyebabkan USD jatuh nilai dengan parah - anak-anaknya yaitu uang-uang Fiat lain juga mengalami hal sama dengan kejatuhan nilai ini, karena uang-uang Fiat tersebut tidak bersandar kepada emas maupun perak, tetapi disandarkan kepada USD, contohnya Ringgit Malaysia. Apa hukumnya mengamanahkan harta anda di tangan orang bukan Islam? Shaykh Umar Ibrahim Vadillo menulis dalam kitabnya Fatwa on Banking : "Allah s.w.t berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 75 : "Dan di antara Ahli Kitab, ada orang yang kalau engkau amanahkan menyimpan sejumlah besar harta sekalipun, dia akan mengembalikannya (dengan sempurna) kepadamu, dan ada pula di antara mereka yang kalau engkau amanahkan menyimpan sedinar pun, dia tidak akan mengembalikannya kepadamu kecuali kalau engkau selalu menuntutnya. Yang demikian itu karena mereka mengatakan: Tidak ada jalannya kami menanggung dosa terhadap orangorang yang Ummi dan mereka pula selalu berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui (bahwa mereka adalah berdusta)." Hukum yang diambil dari ayat ini menurut Qadi Abu Bakar Ibnul A'rabiy, dalam tafsirnya Ahkaamul Qur’aan adalah : "Haram hukumnya menyerahkan sesuatu amanah kepada orang kafir di luar wilayah Islam, berarti, tanpa adanya kekuasaan umat Islam ke atas mereka. Penjelasan bagi hukum ini bisa didapati dari ayat itu sendiri "Yang demikian itu ialah karena mereka mengatakan: Tidak ada jalannya kami menanggung dosa apabila melakukannya kepada orang-orang yang Ummi." Ini mereka katakan karena mereka bisa dan akan mengingkari janji mereka. Memandang bahwa inilah yang sebenarnya terjadi sepanjang sejarah maka sangatlah penting untuk diberikan perhatian. Ini juga bermakna kita tidak dibenarkan menyerahkan uang kita untuk dijaga oleh orang kafir karena kita tidak memilki Darul Islam yang dengannya kita dapat menguasai mereka. Penafsiran yang lebih ringan adalah; dibenarkan menyerahkan amanah memelihara harta kepada orang kafir jika harta tersebut berada di bawah kekuasaan orang Islam. Kami menerima tafsiran yang kedua. Tetapi apa yang ternafi secara tuntas 44
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
mengikuti ayat ini adalah menyerahkan amanah kepada orang kafir yang tidak hidup di bawah penguasaan orang Islam." Pada hari ini, keadaan sudah tidak lagi sama, penguasa Kafir hari ini yang telah kita amanahi untuk memelihara harta kita sudah sangat terkenal dengan kejahatan mengkhianati amanahnya dan telah mereka lakukan berkali-kali, sehingga harta kita telah dicuri, yang ditinggalkan untuk kita hanyalah alat tukar tidak bernilai yang dipaksakan kepada kita oleh penguasa Kafir yang sama. Kalau mengamanahkan kepada penguasa Kafir untuk memelihara harta kita saja sudah haram, apatah lagi mengamanahkan kepada mereka yang dikenal dengan kejahatan melanggar amanah dengan uang palsu yang mereka paksakan kepada kita?" Uang Fiat dan Kaedah-Kaedah Fiqih Kehebatan tradisi ilmu Islam yang dinamakan Kaedah-Kaedah Fiqih Al-Qawaaid Al-Fiqhiyyah ( )اﻟﻘﻮاﻋﺪ اﻟﻔﻘﮭﯿﺔterletak pada seruannya kepada tindakan yang proaktif untuk mengubah AlWaaqi' (( )اﻟﻮاﻗﻊkeadaan dan zaman) yang bermasalah kepada keadaan yang halal ataupun yang paling mendekati halal. Ia bukanlan alat untuk semata-mata dipergunakan sebagai alasan untuk menyesuaikan Islam dengan peredaran zaman tanpa mempertimbangkan apapun sifat zaman tersebut, seperti yang dilakukan oleh Kaum Modernis dan Reformis yang menyalahgunakan slogan 'Islam itu sesuai untuk setiap zaman dan tempat' seolah-olah zaman itu adalah suatu yang bersifat tidak berpihak (netral) dan bebas nilai (value-free). Mereka lupa bahwa zaman itu berhubungan erat dengan pengaruh manusianya, jika baik manusianya, maka baiklah zamannya. Tanpa pemahaman ini akhirnya bukan Kapitalisme yang dimuamalahkan, tetapi Muamalah yang dikapitaliskan. Bukan demokrasi yang dishurakan, tetapi shura yang didemokrasikan. Jika suatu zaman dipenuhi perkara yang haram, maka menyesuaikan Islam dengan zaman tersebut adalah penghinaan terhadap Islam. Walaupun zaman dan manusia itu saling mempengaruhi satu sama lain tetapi pengaruh manusia - sebagai Khalifah Allah - terhadap zaman itu lebih besar dari pengaruh zaman terhadap manusia. Agama Islam itu diturunkan Allah tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membawa manusia - bersama zamannya dan tempatnya (Waaqi') - kepada keadaan yang diredhoi Allah s.w.t. Bukan untuk menyesuaikannya dengan keadaan apa saja. Islam adalah obat dan pada saat yang sama ia 45
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
juga adalah tolok ukur kesehatan, jika tolok ukur tertinggi ini yang disesuaikan untuk menerima keadaan sakit sebagai sehat, maka akan binasalah umat manusia. Seseorang yang benar-benar Faqih tidak akan mengatakan "karena kita berada dalam keadaan darurat ( ) ﺿﺮورةmaka, perkara yang haram ini menjadi HALAL." Sebaliknya, dia akan mengatakan "Karena darurat, maka kita di-MAAFKAN untuk melakukan perkara yang asalnya haram , ( ﻓﻼ اﺛﻢ ﻋﻠﯿﮫMaka tiada dosa ke atasnya) (Al-Baqarah : 173) namun dengan syarat, harus disertai dengan usaha yang bersungguh-sungguh untuk mencari dan mendirikan yang halal dan menghapuskan yang haram." Tanpa pemahaman ini, kita tidak akan dapat benar-benar memahami dan mengamalkan dengan betul-tepat kaedah اﻟﻀﺮورة ﺗﻘﺪر ﺑﻘﺪرھﺎ, Darurat itu dinilai berdasarkan kadarnya yang secara hakikatnya adalah kunci kepada memahami faham Ad-Darurah dalam tradisi Fiqih. Pemakan daging babi dalam keadaan tidak ada makanan lain (darurah) di-MAAFKAN. Ini bermakna, memakan babi pada waktu tersebut tidak bermaksud mendapat taraf halal yang SAMA dengan halalnya memakan nasi. Buktinya, anda tidak berdosa jika memakan nasi tanpa berusaha mencari makanan lain, tetapi anda berdosa memakan babi tanpa berusaha bersungguh-sungguh mencari makanan lain yang memang halal. Meletakkan keduanya pada satu dataran halal yang sama adalah satu kesalahan. Kerusakan besar yang dibawa oleh mata uang Fiat adalah sangat jelas bagi mereka yang mengkajinya walaupun secara sekilas, apatah lagi secara teliti. Maka berdasarkan kaedah ( اﻟﻀﺮر ﯾﺰالAd-Dhoraru Yuzaal) yaitu, Kemudaratan itu harus dihapuskan; kita tidak mempunyai pilihan kecuali berusaha menghapuskan mata uang Fiat yang haram sifat aslinya dan menggantikannya dengan mata uang yang memang halal. Sebagian pihak berhujah bahwa Haraj ( ;)ﺣﺮجkepayahan dan kerusakan dan Dhorar ( ;)ﺿﺮر kemudaratan yang bakal menimpa manusia akibat dari usaha untuk mengembalikan mata uang dinar dan dirham itu lebih besar dari Haraj & Dhorar yang sedang kita hadapi dalam menggunakan mata uang Fiat. Maka berdasarkan faham ( أﺧﻒ اﻟﻀﺮرﯾﻦAkhaffud Dhorarayn) Yang paling ringan antara dua kemudaratan kita tidak seharusnya mengembalikan penggunaan mata uang dinar dan dirham. 46
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Para Fuqaha sudah maklum bahwa bila berhadapan dengan keadaan darurat, seseorang Muslim diberi dua pilihan tindakan, yang pertama disebut Ar-Rukhsah ( ;)اﻟﺮﺧﺼﺔkeringanan, yang kedua disebut Al-A’zimah ( )اﻟﻌﺰﯾﻤﺔyaitu bertindak berdasarkan hukum asal yang lebih berat. Di sana juga ada satu lagi kaedah yang sangat penting di dalam memahami faham darurat ini, yaitu ( اﻟﻀﺮر اﻷﺷﺪ ﯾﺰال ﺑﺎﻟﻀﺮر اﻷﺧﻒAd-Dhorar Al-Asyadd Yuzaalu Bid-Dhorar AlAkhaff) yang bererti; Kemudaratan yang lebih dahsyat itu dihapus dengan kemudaratan yang lebih ringan. Jika kita mengambil hukum Ar-Rukhsah bagi penggunaan mata uang Fiat, yaitu menghukumnya sebagai halal atas sebab Darurat, adakah kita yakin bahwa pilihan ArRukhsah yang kita ambil itu akan membawa kemudaratan yang lebih ringan dari pilihan Al‘Azimah? Walaupun kita setuju bahwa kita sedang berada dalam keadaan darurat ( )ﺿﺮورةmaupun Hajat ()ﺣﺎﺟﺔ, kita tidak dapat menafikan kemudaratan besar yang sudah menimpa kita disebabkan oleh mata uang Fiat. Para penentang pandangan yang mengatakan mata uang Fiat itu sebenarnya haram atas alasan 'tidak ingin menyusahkan umat' harus sadar bahwa pada masa ini, kemudaratan menimpa umat Islam bukan karena umat melakukan sesuatu, tidak, ia menimpa umat karena golongan Ulama’ & Umara’ yang berdiam diri. Apa yang TELAH menimpa mata uang Rupiah adalah Haraj & Mudarat yang besar ke atas umat Islam Indonesia, apa yang TELAH menimpa negara-negara Afrika dikarenakan oleh IMF juga adalah akibat Haraj dan Mudarat, apa yang TELAH terjadi ke atas bumi kita dikarenakan sikap Peursahaan-perusahaan raksasa yang perpaksikan riba itu adalah Haraj & Mudarat, semuanya ini adalah Haraj dan Mudarat yang telah pun terjadi dengan yakin-jelas dan telah membawa kehancuran yang sangat besar, sedangkan kebimbangan dan sangkaan kemudaratan yang bakal timbul dari usaha mengembalikan mata uang dinar dan dirham itu masih jauh dari tahap Yakin. Kebimbangan dan sangkaan itu masih berligar dalam ruang kekhawatiran karena tiada bukti nyata kekhawatiran itu akan terjadi. Kebimbangan dan keraguan itu tidak timbul kecuali dari paranoia yang sebenarnya tidak berdasar. Lupakah kita bahwa (Al-Yaqin La Yuzaalu Bis Syakk) sesuatu yang diyakini itu tidak dihapuskan oleh sesuatu yang dicurigai? 47
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Seorang yang ketagihan candu yang tidak ingin berhenti mengonsumsi candu karena takut untuk berada dalam keadaan cold turkey yang disangkanya sebagai keadaan 'darurat', akhirnya hanya akan menghancurkan nyawanya sendiri. Penagih itu harus sadar bahwa kemudaratan yang dibawa oleh candu itu lebih besar dari kemudaratan yang disangkanya akan datang dari keadaan cold turkey. Kalau kita percaya bahwa musuh-musuh Islam itu tidak akan membiarkan umat Islam mengembalikan penggunaan mata uang dinar dan dirham maka sebenarnya kita telah mengakui bahwa mata uang Fiat itu adalah senjata musuh Islam untuk melemahkan kita, jika tidak, mengapa anda menyangka mereka akan menghalangi kita? Maka itu terang lagi nyata bahwa mata uang Fiat itu membawa kemudaratan yang besar ke atas umat Islam. Bolehkah sesuatu yang membawa kemudaratan yang besar itu halal hukumnya? Satu lagi hujah yang diuatarakan oleh pihak penentang adalah; ( اﻟﻌﺎدة ﻣﺤﻜﻤﺔAl-A’aadah Muhakkamah) yaitu, Adat Kebiasaan Itu Dapat ditetapkan Sebagai Hukum, mereka berhujah; dikarenakan mata uang Fiat ini sudah digunakan di seluruh dunia dan telah menjadi adat umat manusia hari ini, maka ia harus diberi hukum harus ()ﺟﺎﺋﺰ. Namun, setiap Fuqaha' pasti tahu bahwa tidak semua adat itu diterima oleh syariah, untuk suatu adat itu diterima, ia tidak boleh melanggar hukum dan juga maqsad (tujuan) syariah, apatah lagi sesuatu adat yang dengan jelas telah membawa kerusakan yang besar kepada umat manusia seperti mata uang Fiat? Al-Fayrouz Abaadiy menulis : "“ اﻟﺮﻌُْف اﺳﻢ ﻟﻜﻞ ﻓﻌﻞ ﯾﻌﺮف ﺑﺎﻟﺸﺮع واﻟﻌﻘﻞ ﺣﺴﻨﮫ واﻟﻌﺮف ھﻮ اﻟﻤﻌﺮوف ﻣﻦ ﻹاﺣِﺴﺎن 57/ 4 : ﺑﺼﺎﺋﺮ ذوي اﻟﺘﻤﯿﯿﺰ "Al-'Urf (adat) itu adalah nama yang diberikan kepada sesuatu yang prakteknya diterima oleh Syariah & Akal sebagai baik. Al-'Urf adalah apa saja yang diketahui dan diterima oleh masyarakat manusia secara fitrah." Ibnul Athir menulis : 48
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
ﻞّوﻛ ﻣﺎ ﻧَﺪَب إﻟﯿﮫ اﻟﺸﺮع وﻧﮭﻰ ﻋﻨﮫ ﻣﻦ،ﺴﺎن إﻟﻰ اﻟﻨﺎس ﻋفَﺮِ ﻣﻦ طﺎﻋﺔ ﷲ واﻟﺘﻘﺮب إﻟﯿﮫ اوﻹِﺣ ُ “اﻟﻤﻌﺮوف اﺳﻢ ﺟﺎﻣﻊ ﻞﱠﻟﻜ ﻣﺎ " إذا رأوه ﻻ ﯾﻨﻜﺮوﻧﮫ، أي أﻣﺮ ﻣﻌﺮوف ﺑﯿﻦ اﻟﻨﺎس، وھﻮ ﻣﻦ اﻟﺼﻔﺎت اﻟﻐﺎﻟﺒﺔ،اﻟﻤﺤﺴﻨﺎت واﻟﻤﻘﺒﺤﺎت 216/3 اﻟﻨﮭﺎﯾﺔ ﻹﺑﻦ اﻷﺛﯿﺮ "Al-Ma'ruuf (Al-U'rf) adalah sebutan bagi apa saja amalan yang diketahui dan diterima dari ketaatan kepada Allah dan perbuatan baik kepada sesama manusia, di dalam batasan kebaikan yang digalakkan oleh syariah dan kejahatan yang dilarangnya. Ia merupakan sesuatu yang diketahui dan diterima oleh manusia secara umum. Bila mereka melihatnya, mereka tidak membencinya." Adalah sangat penting untuk mengakhiri bagian ini dengan hadis yang sangat penting ini : إن أﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎس أن ﺗﺤﺴﻨﻮا وإن، وﻟﻜﻦ وطﻨﻮا أﻧﻔﺴﻜﻢ، وإن ظﻠﻤﻮا ظﻠﻤﻨﺎ، ﺗﻘﻮﻟﻮن إن أﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎس أﺣﺴﻨﺎ،“ﻻ ﺗﻜﻮﻧﻮا إﻣﻌﺔ "أﺳﺎءوا ﻓﻼ ﺗﻈﻠﻤﻮا رواه اﻟﺘﺮﻣﺬي "Janganlah kamu menjadi pak-pak turut yang berkata "Jika manusia berbuat baik, maka kami juga akan berbuat baik, dan jika mereka terjadi zalim, kami juga akan terjadi zalim. Sebaliknya kukuhkan pendirianmu, jika manusia berbuat baik, maka kamu juga harus berbuat baik, tetapi jika manusia berbuat jahat, maka janglah kamu berbuat jahat juga." – Riwayat At-Tirmidhi Seruan Kepada Para Ulama’ & Umara’ Sedunia Buku ini ditulis dengan kesadaran dan pengetahuan bahwa sudah ada beberapa fatwa yang dikeluarkan yang mengumumkan bahwa penggunaan mata uang kertas dan mata uang Fiat adalah didasarkan kepada hujah Al-Haajah (keperluan yang sangat-sangat menekan) & ArRawaaj (sudah diterima dengan luas): 1. Hai'ah Kibar al Ulama’ (Saudi; 4273) 2. Lajnah al-Fatwa (Kuwait; 1979) 3. Al-Majma' al-Fiqih al-Islami (Saudi; 1985) 4. Al-Majma' al-Fiqih al-Islami al-Duawli (OIC; 1986) 49
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
5. Nadwah Fiqih (Kuwait Finance House; 1987) Namun hari ini, sesudah dua dekade setelah fatwa terakhir dikeluarkan, kami ingin menyeru dengan rendah diri dan penuh hormat kepada para ulama Islam sedunia untuk memeriksa kembali fatwa-fatwa tersebut berdasarkan situasi hari ini yang sudah banyak berubah dan karena timbulnya krisis-krisis baru yang mencengkam umat. Pada tahun 1992, tujuh tahun setelah fatwa terakhir dikeluarkan, Shaykh Umar Ibrahim Vadillo dan jamaahnya telah menempa dinar emas yang pertama sejak kejatuhan Khilafah. Semenjak peristiwa bersejarah itu usaha mengembalikan mata uang dinar dan dirham telah tersebar luas ke seluruh dunia, dan hari ini, beberapa orang Sultan di Nusantara telah pula menempa mata uang dinar dan dirham rasmi kesultanan mereka, menarik zakat dengannya dan memberikan zakat kepada asnaf-asnaf dengan dinar dan dirham. Berkesinambungan dengan itu, ribuan kedai di seluruh dunia sudah mula menerima mata uang dinar & dan dirham sebagai alat pembayaran. Banyak juga yang sudah menggunakannya sebagai mahar dan tidak kurang juga mereka yang melangkah lebih jauh dengan mengikat akad perdagangan dengan mata uang dinar dan dirham sebagai modal dan dalam pembagian keuntungan. Di sini kita tidak dapat terlepas dari Kaedah Fiqih yang masyhur; ﻣﺎ ﺟﺎز ﻟﻌﺬر ﺑﻄﻞ ﺑﺰواﻟﮫ Sesuatu yang diizinkan atas sebab keuzuran, maka izin tersebut terangkat bersama terangkatnya keuzuran tersebut. Ketika kita sudah memiliki mata uang fitrah yang dicipta oleh Allah ,( اﻟﺜﻤﻦ اﻟﺨﻠﻘﻲ اﻟﻔﻄﺮيAtThaman Al-Khaliqiy Al-Fitriy) maka mengapa harus kita tetap menggunakan mata uang ciptaan manusia yang palsu dan tidak berharga?( اﻟﺜﻤﻦ اﻹﺻﻄﻼﺣﻲ اﻹﺧﺘﻼﻗﻲ اﻹﻧﺴﺎﻧﻲAt-Thaman AlIstilaahiy Al-Ikhtilaaqiy Al-Insaaniy)? Kita tidak boleh terus berkata bahwa kita masih berada dalam keadaan darurat, sesungguhnya jalan keluarnya sudah ada.
50
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Super-sistem Al-Muamalah akan dapat dikembalikan jika para Umara’ berkerjasama dengan para Ulama’ untuk kembali mendirikannya. Benar ia masih di tahap awal, maka itu usaha yang giat harus dilakukan supaya dapat dimajukan ke tahap yang berikutnya. Tidaklah cukup untuk menghapuskan apa yang haram, tetapi pada saat yang sama kita juga wajib mendirikan yang halal. Umat Islam harus mengembalikan Al-Muamalah bersamaan dengan mata uang dinar dan dirham sebagai dasarnya. (Silahkan rujuk bacaan lanjut di akhir buku ini untuk mengetahui dengan lebih mendalam tentang usaha yang sedang dilakukan untuk mengembalikan Al-Muamalah yang asli.) Hujah-hujah yang diuatarakan di dalam buku ini telah sedikit banyak menjelaskan beberapa titik lemah pada hujah-hujah yang digunakan untuk mempertahankan penggunaan mata uang Fiat yang berpaksikan faham Ar-Rawaaj dan Al-Haajah. Maka itu ia harus diulang-teliti dan diperiksa kembali. Merupakan suatu yang dimaklumi di kalangan ulama’ bahwa haram hukumnya untuk terusmenerus berada dalam keadaan Darurat tanpa usaha yang benar-benar serius untuk mencari jalan keluar. Sudah tentu tiada yang menyeru umat Islam untuk berhenti menggunakan mata uang Fiat dalam satu hari, dan kami juga tidak mengatakan bahwa kewajiban zakat itu terhenti, tidak, karena apa pun yang menjadi wasilah kepada tercapainya apa yang wajib, maka wasilah itu juga menjadi wajib. Maka itu, membayar zakat DARI mata uang Fiat kita yang sudah mencapai setahun dan mencapai kadar nisab itu masih wajib, TETAPI (hendaklah) ditunaikan dengan dinar dan dirham atau apa pun mata uang yang bernilai secara fitrah. Keadaan Haajah maupun Darurah tidak sekali-kali mengubah hukum asal. Isu mata uang Fiat ini tidak berbeda dengan isu Haajah mengambil hutang berbunga untuk membeli rumah. Walaupun ia sudah menjadi keperluan bagi sebahagian besar umat Islam di banyak negara hari ini dan kelihatannya seakan tiada jalan lain buat saat ini namun ini tetap tidak mengubah hukum asal haramnya bunga hutang. Penelitian dan pemeriksaan kembali fatwa-fatwa yang lalu sangat-sangat diperlukan. 51
Asatizah Al-Munawwar
2013
Hukum Matauang Fiat
La Haula Wa La Quwwata Illa Billah Umat Islam harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa para penjahat yang memperkenalkan mata uang Fiat kepada dunia ketika masyarakat dunia masih menggunakan emas dan perak sebagai mata uang memiliki jiwa yang lebih besar dan tawakkal yang lebih tinggi (sekalipun tawakkal keatas diri mereka sendiri) dari kita umat Islam hari ini yang tenggelam dalam paranoia merasa mustahilnya mengembalikan mata uang dinar dan dirham - uang asli kita yang halal - pada zaman sekarang ini, karena penggunaan Fiat sebagai uang telahberlaku secara global. Seharusnya saat kita mengucapkan zikir La Haula Wala Quwwata Illa Billah, kita harus pastikan bahwa tiada terbersit di dalam hati kita suara-suara kecil yang membisikkan "La Haula Wala Quwwata Illa Amerika." "Orang Kafir hari ini sangat kuat." Tidak boleh menjadi alasan untuk kita terus-menerus dalam keadaan darurat. Kebanyakan perkara yang kita bimbangkan itu sebenarnya tidak ada, malahan hanyalah ilusi dan jiwa kita sendiri yang lemah, lebih buruk lagi apabila kita memaksakan kelemahan kita sendiri ke atas orang lain kemudian membungkusnya dan melabelkannya sebagai hikmah dan kebijaksanaan. Sesungguhnya, orang kafir itu lemah jika kita melihatnya melampaui batas bentuk dan rupa luarnya: ت ﻮْﻟَ ﻛَ ﺎﻧُﻮاْ ﯾ ﻠَﻌْ َﻤنَُﻮ اﻟْﻌَﻨﻜ َﺒ ُِﻮ ت ﻟﺒَﺖُْﯿ تْ ﺑَﯿْﺘﺎً َونﱠإِ أَوْﻦھَ اﻟْﺒ ُﯿ ُِﻮ َﺨَ ﺬ ت ا ﺗﱠ ﻞِ اﻟْﻌَﻨﻜ َﺒ ُِﻮ َنِ ﷲﱠِ أ ﻟَوِْﯿَﺂء ﻛﻤَ ﺜ ﺨا َﺬواُْ ﻣِﻦ د ُو ﻣَﻞُﺜَ ﻟاﱠﺬﻦَِﯾ ﺗﱠ “Perumpamaan orang-orang yang menjadikan benda-benda yang selain dari Allah sebagai pelindung-pelindung (yang diharapkan pertolongannya) adalah seperti laba-laba yang membuat sarang (untuk menjadi tempat perlindungannya); padahal sesungguhnya sarangsarang yang paling rapuh ialah sarang laba-laba, jika mereka orang-orang yang berpengetahuan.” (Al-Ankabut : 41) وَﻗُﻠﻮﺑُ ْﻢﮭُ ﺷَﻰٰﺘﱠ ٰذَﻚَﻟِ ﺑِ ﺄَﻧﱠ ْﻢﮭُ ﻗَ ٌﻮْم ﻻﱠ ﯾﻌْﻘَ ِﻠنَُﻮ
ﺤْﺴَﺒُ ْﻢﮭُ ﺟَﻤِﯿﻌًﺎ َﺗ
ٌﺑَﺄْﺳُﮭُﻢ ﺑَ ﯿْﻨَ ْﻢﮭُ ﺷَﺪِﯾﺪ
ﺼﱠﻨَﺔٍ وْأَ ﻣِﻦ وَرَاءِ ﺟُ ٍﺪُر َﻣﱡﺤ
ﻻﱠ ﻓِﻲ ﺮﻗًُى ِﯾُ ﻘَﺎﺗِﻠﻮﻧَُ ْﻢﻜُ ﺟَﻤِﯿﻌًﺎ إ
َﻻ
“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampungkampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah 52
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (Al-Hasyr : 14) Sebenarnya, kita tidak perlu untuk menyerang atau menghancurkan industri perbankan, karena pelaku riba itu sendiri akan menghancurkan bank-bank mereka karena riba itu adalah kebatilan, dan kebatilan itu sifat asasinya adalah menuju kehancuran. Yang harus kita bawa adalah Al-Haqq dan Al-Haqq itu akan tetap berdiri tanpa perlu dukungan tambahan dari orang kebanyakan (mayoritas). ﺼﱠﺎِﺮﻦَِﯾ ﻟا ﺑ َﷲوﱠُ ﻣﻊ َ ِنِ ﷲﱠ ْﺖْ ﻓَِﺔًﺌ ﻛ َﺜِﯿﺮَةً ﺑﺈِ ذ َﻛَﻢ ﻣﱢﻦ ﻓِﺌَﺔٍ ﻗﻠِﯿَﻠَﺔٍ ﻏﻠَ ﺒ Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 249) Umat Islam masih memiliki taqwa, tetapi yang sangat menyedihkan adalah, bagi sebagian umat Islam, taqwa mereka ditujukan kepada pihak yang salah. Dalam memperjuangkan pengembalian dinar dan dirham ini anda pasti akan bertemu banyak umat Islam yang akan bersungguh-sungguh memberi peringatan bahkan amaran supaya anda bertaqwa (takut) pada musuh-musuh Islam, tetapi sayangnya orang-orang yang sama jarang atau tidak pernah langsung mengingatkan anda supaya takut kepada Allah karena anda secara langsung maupun tidak telah turut serta dalam sistem kehidupan yang diliputi najis riba. Sedangkan takut pada Allah itu wajib dan apa saja selain Allah itu hanya dipinjamkan kekuatan dari-Nya. Lahir dan batin, bentuk dan isinya Islam itu hakikatnya adalah satu. Perbedaan hanya wujud dalam bentuk perkataan yang dicipta untuk memberi faham dan mendidik. Syariah dan Haqiqah itu tidak pernah dan tidak boleh dipisahkan. Setiap perbuatan yang dilakukan dalam keadaan taat kepada Syariah Allah adalah selangkah yang berharga menuju Allah s.w.t.: "Wahai (anak muda) yang dikasihi, kamu diberikan waktu yang panjang, kesehatan dan bebas dari kebimbangan dan keresahan, maka penuhkanlah waktumu dengan mengingati Allah (zikir). Ingatlah bahwa setiap perbuatan yang kamu lakukan berdasarkan syariah adalah zikir 53
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
walaupun ia adalah sesuatu perbuatan yang biasa seperti berjual beli. Perhatikan dalam setiap perbuatan kamu akan hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam syariah supaya keseluruhan hidup kamu itu menjadi zikir. Hakikatnya zikir bermakna mengelakkan diri dari lupa, maka apabila kamu mentaati Syariat Allah, halal dan haramnya pada setiap perbuatan, kamu sebenarnya berada dalam keadaan tidak lupa akan Sang Penitah Syariah dan kamu berada dalam keadaan mengingatinya secara berterusan. Zikir yang berterusan ini berbeda dengan kesadaran berketerusan para mashayikh kami (Semoga Allah merahmati mereka), kesadaran berketerusan itu adalah urusan hati, sedangkan zikir berketerusan itu merangkum hati batin dan juga perbuatan zahir, maka itu ia susah. Semoga Allah membantu kita dalam mengikut jejak langkah Nabi s.a.w dan semoga Allah mencurahkan rahmatNya ke atas Baginda s.a.w." (Imam Ahmad Sirhindi, Al-Maktuubaat Jilid. 2:25 ms. 916) Jika umat Islam tidak bersedia untuk melakukan jihad kecil (memerangi musuh lahir, termasuk pelaku riba) maka mengapa di sana sini kita mendengar sebagian umat sibuk bercakap tentang jihad besar (memerangi musuh dalam diri)? Mereka meremehkan jihad lahir atas alasan bahwa ada jihad yang lebih besar, tetapi lupa bahwa, sabda Nabi s.a.w tentang jihad besar itu sekembalinya Baginda s.a.w dari jihad kecil! Dinamakan kecil atau besar bukanlah berarti mengurangkan kepentingan yang kecil, tidak, disebut kecil karena ia tidak berterusan, jihad kecil berhenti bila musuh luar menyerah atau dikalahkan, sedangkan jihad besar itu dinamakan sedemikian karena musuh dalam diri itu tidak akan pernah menyerah. Tidak mungkin dapat dilakukan jihad besar jika tanpa jihad kecil, begitu juga sebaliknya. Syariah dan haqiqah itu ibarat dua tangan yang membasuh satu sama lain, ia akan dibersihkan bila ia membersihkan. Kita bertanggungjawab atas apa yang kita lakukan. Sama halnya kita akan merasakan keberhasilan amal ini semasa hayat hidup kita ataupun tidak bukanlah urusan kita, ini urusan-Nya. Allah hanya ingin melihat amalan baik kita, bukan hasilnya. "Jika kiamat datang dan di tangan kamu ada sebiji benih maka tanamlah ia jika sempat (sebelum kiamat terjadi)." - Hadis Riwayat Ahmad. 54
Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat
2013
Ibn Jarir meriwayatkan dari Umaarah Ibn Khuzaimah Ibn Thabit bahwa dia berkata: "Aku mendengar Umar Ibn Al-Khattab berkata kepada ayahku, "Apa yang menahanmu dari mengusahakan tanahmu?." Ayahku menjawab, "Aku sudah tua dan aku boleh saja meninggal dunia esok." Umar menjawab, "Aku merasakan bahwa engkau patut mengusahakannya." Kemudian aku melihat Umar menanam (benih) dengan tangannya bersama dengan ayahku." Wallahu A’lam Bissawaab. Walhamdulillahi Rabbil Alamin. ------------ Bacaan Lanjutan: - The Return of The Gold Dinar oleh Shaykh Umar Ibrahim Vadillo - Statement on the Syariah Currency oleh Abdalhasib Castineira - Some Ideas Relating to Islamic Trading oleh Shaykh Umar Ibrahim Vadillo. 55
Asatizah Al-Munawwar
2013
Hukum Matauang Fiat
56
Asatizah Al-Munawwar