HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus haid, salah satunya adalah stres. Stres berpengaruh pada kegagalan produksi folikel stimulating hormon (FSH-LH) di hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan produksi estrogen & progesteron yang menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi. Tujuan penelitian mengetahui hubungan tingkat stres dengan ketidakteraturan siklus haid pada mahasiswi prodi D III kebidananan tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 79 orang. Pengambilan sampel dengan teknik sampling purposive. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisa menggunakan uji statistik chi square dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan dari 79 responden dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat stres normal dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 6 responden (7,6%), teratur 34 responden (43,0%); responden yang mempunyai tingkat stres ringan dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 15 responden (19,0%), teratur 18 responden (22,8%); responden yang mempunyai tingkat stres sedang dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 4 responden (5,1%), teratur 2 reponden (2,5%); dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat stres berat dan sangat berat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat stres dengan ketidakteraturan siklus haid dengan nilai χ2 hitung = 11,435 dan p = 0,003 (p<0,05). Hal ini berarti hipotesis diterima, jadi ada hubungan antara tingkat stres dengan ketidakteraturan siklus haid pada mahasiswi prodi D III kebidanan tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten.
Kata Kunci : Tingkat Stres, Siklus Haid
Nur Aini Rahmawati, Siti Komariyatun, Hubungan Tingkat Stres…
Siklus
A. PENDAHULUAN Haid
ialah
perdarahan
secara
oleh
menstruasi
beberapa
15
dipengaruhi
faktor
diantaranya
periodik dan siklik dari uterus, disertai
keturunan ginetik, infeksi indung telur,
pelepasan (deskuamasi) endometrium.
gangguan hipofisis talamus, anoreksia
Panjang siklus haid yang normal atau
nervosa, kekurangan gizi, latihan fisik
yang dianggap siklus haid yang klasik
yang
ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup
berpengaruh pada kegagalan produksi
luas, bukan saja antara beberapa wanita
folikel stimulating hormon (FSH-LH)
tetapi juga pada wanita yang sama.
di
Siklus haid pada kakak beradik bahkan
mempengaruhi
saudara kembar siklusnya tidak terlalu
estrogen
sama, jadi sebenarnya panjang siklus
menyebabkan ketidakteraturan siklus
haid 28 hari itu tidak sering dijumpai.
menstruasi (Puji, 2009).
Hanya sekitar 10-15 persen wanita yang
memiliki
siklus
28
hari
(Wiknjosastro, 2006).
berat,
stres.
hipotalamus
Stres
sehingga
gangguan
&
produksi
progesteron
yang
Menstruasi tidak teratur dalam istilah
medisnya
amenorrhea.
Panjang siklus yang biasa pada
dan
dikenal
Beberapa
menyebabkan
dengan
hal
amenorrhea
yang adalah
manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira
stres, obat-obatan jenis tertentu, diet,
97% wanita yang berovulasi siklusnya
obesitas, olahraga berlebihan dan sakit
berkisar
kronis (Eny, 2005).
antara
(Wiknjosastro,
18-42
2006).
hari
Penelitian
Stres menurut Hans Selye dalam
menunjukkan wanita dengan siklus
buku Hawari (2008) adalah respon
menstruasi normal hanya terdapat pada
tubuh yang sifatnya non spesifik
2/3 wanita dewasa, sedangkan pada
terhadap
usia reproduksi yang ekstrim (setelah
Dalam
menarche dan sebelum menopause)
ternyata dampak stres ini tidak hanya
telah banyak yang mengalami siklus
mengenai gangguan fungsional hingga
yang tidak teratur atau siklus yang
kelainan organ tubuh, tetapi juga
tidak mengandung sel telur (Anonim,
berdampak
2009).
(psikologik/psikiatrik)
tuntutan
beban
perkembangan
pada
bidang
atasnya.
selanjutnya
kejiwaan misalnya
kecemasan atau depresi. Gangguan
16
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 14-23
pada sistem endokrin (hormonal) pada
meringankan
mereka yang mengalami stres adalah
dialaminya (Wid, 2009). Jika sudah
kadar gula yang meninggi, dan bila hal
cukup
ini
bisa
ketidakteraturan menstruasi, sebaiknya
bersangkutan
segera temui dokter ahli kandungan
berkepanjangan
mengakibatkan
yang
gangguan
sering
mengalami
menderita penyakit kencing manis
atau
(diabetes millitus), gangguan hormonal
mendiagnosa apa yang menyebabkan
lain misalnya pada wanita adalah
ketidakteraturan itu (Eny, 2005).
gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit (dysmenorrhoe).
dokter
yang
umum.
akan
B. METODE PENELITIAN Penelitian
Pada masa remaja tingkat stres
Dokter
penelitian
ini
termasuk
observasional
jenis dengan
meningkat karena remaja ini disamping
pendekatan cross sectional yang akan
harus
menyesuaikan diri
diamati secara deskriptif dan analitik.
dengan perubahan fisik dan emosional
Pada penelitian observasional, peneliti
dalam dirinya, mereka juga harus
mencoba untuk mencari hubungan
mengatasi konfik-konflik yang terjadi
antara variabel bebas (faktor resiko)
dalam hidupnya (Papalia. dkk, 2001).
dengan variabel tergantung (efek) yang
Menjadi remaja berarti mengalami
analisisnya untuk menentukan ada
proses
tidaknya
berusaha
berat
yang
membutuhkan
hubungan
antar
variabel
banyak penyesuaian dan menimbulkan
sehingga perlu disusun hipotesisnya
kecemasan,
pertumbuhan
(Taufiqurrohman, 2004). Sedangkan
badani dan organ reproduksi adalah
cross sectional merupakan rancangan
masalah besar yang mereka hadapi
penelitian
terutama wanita (Ida, 2006).
pengukuran atau pengamatan pada saat
Cukup mengalami
lonjakan
banyak
wanita
gangguan
haid
dengan
melakukan
yang
bersamaan (sekali waktu) antara faktor
namun
risiko atau paparan dengan penyakit
diam-diam tanpa menyadari bahwa ada
(Hidayat, 2007).
cara meringankannya. Wanita dapat
Populasi dalam penelitian adalah
memahami apa yang sebenarnya terjadi
setiap subjek yang memenuhi kriteria
pada tubuhnya dan kemudian mencari
yang
upaya untuk melindungi dirinya atau
2003). Populasi dalam penelitian ini
telah
ditetapkan
(Nursalam,
Nur Aini Rahmawati, Siti Komariyatun, Hubungan Tingkat Stres…
17
adalah semua mahasiswi prodi D III kebidanan
tingkat
II
STIKES
Muhammadiyah
Klaten.
Populasi
dalam penelitian
ini sebanyak
Keterangan : χ²
: Chi Quadrat
79
fo
: Frekuensi yang diobservasi
orang. Sampel adalah sebagian yang
fh
: Frekuensi yang diharapkan
diambil dari keseluruhan objek yang
Kedua
variabel
yang
diuji
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
dikatakan memiliki hubungan yang
populasi (Notoatmodjo, 2002). Teknik
signifikan apabila nilai χ²hitung > χ²tabel
sampling
atau apabila nilai p-value kurang dari
yang
digunakan
sesuai
karakteristik populasi adalah sampling purposive,
yaitu
teknik
penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). a.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Tingkat Stres
Analisis Univariat Menganalisis
Tabel
tiap-tiap
variabel
penelitian yang ada secara deskriptif dengan
0,05.
menghitung
distribusi
frekuensi (Sugiyono, 2007). Variabel yang
dianalisis
4.1
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Tingkat Stres Pada Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten
secara
No.
univariat dalam penelitian ini adalah
Tingkat Frekuensi Prosentase stres (%)
variabel tingkat stres dan variabel
1
Normal
40
50,6
ketidakteraturan
2
Ringan
33
41,8
responden.
3
Sedang
6
7,6
b.
4
Berat
0
0
5
Sangat Berat
0
0
79
100
siklus
haid
pada
Analisis Bivariat Analisis
yang
dilakukan
untuk
melihat hubungan ke dua variabel, antara variabel bebas dengan variabel terikat
(Sugiyono,
2007).
Dengan
menggunakan rumus Chi Quadrat :
2
( fo fh) fh
2
Jumlah
Sumber : Data Primer April 2010 di STIKES Muhammadiyah Klaten Berdasarkan tabel 4.1 dari 79 responden
dapat
diketahui
bahwa
responden yang mempunyai tingkat
18
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 14-23
stres normal sebanyak 40 responden
mempunyai
(50,6%), responden yang mempunyai
sebanyak 6 responden (7,6%), dan
tingkat
stres ringan sebanyak 33
tidak ada responden yang mempunyai
responden (41,8%), responden yang
tingkat stres berat dan sangat berat.
b.
tingkat
stres
sedang
Ketidakteraturan Siklus Haid
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketidakteraturan Siklus Haid Pada Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten No
Ketidakteraturan Siklus Haid
Frekuensi
1
Tidak Teratur
25
31,6
2
Teratur
54
68,4
79
100
Jumlah
Prosentase (%)
Sumber : Data Primer April 2010 di STIKES Muhammadiyah Klaten Berdasarkan tabel 4.2 dari 79 responden dapat diketahui bahwa responden yang mengalami siklus haid tidak teratur sebanyak 25 responden (31,6%), sedangkan yang mengalami siklus haid teratur sebanyak 54 responden (68,4%). 2.
Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan
ketidakteraturan siklus haid pada mahasiswi prodi D III Kebidanan Tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten. Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Ketidakteraturan Siklus Haid Pada Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten Tingkat Stres
Ketidakteraturan Siklus Haid
Total
Prosentase (%)
Tidak Teratur
%
Teratur
%
Normal
6
7,6
34
43,0
40
50,6
Ringan
15
19,0
18
22,8
33
41,8
Sedang
4
5,1
2
2,5
6
7,6
Berat
0
0
0
0
0
0
Sangat berat
0
0
0
0
0
0
Jumlah
25
31,6
54
68,4
79
100
Sumber : Data Primer April 2010 di STIKES Muhammadiyah Klaten.
Nur Aini Rahmawati, Siti Komariyatun, Hubungan Tingkat Stres…
19
Berdasarkan tabel 4.3 dari 79 responden dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat stres normal dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 6 responden (7,6%), teratur 34 responden (43,0%); responden yang mempunyai tingkat stres ringan dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 15 responden (19,0%), teratur 18 responden (22,8%); responden yang mempunyai tingkat stres sedang dengan siklus haid tidak teratur sebanyak 4 responden (5,1%), teratur 2 reponden (2,5%); dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat stres berat dan sangat berat. Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Chi Square Hubungan Tingkat Stres Dengan Ketidakteraturan Siklus Haid Pada Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten Tingkat Stres
Ketidakteraturan Siklus Haid
Total
Tidak Teratur
Teratur
Normal
6
34
40
Ringan
15
18
33
Sedang
4
2
6
Berat
0
0
0
Sangat berat
0
0
0
Jumlah
25
54
79
p
χ2
0,003
11,435
Sumber : Data Primer April 2010 di STIKES Muhammadiyah Klaten
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik 2
Tingkat II STIKES Muhammadiyah
chi square diketahui χ hitung = 11,435
Klaten.
sedangkan χ2 tabel = 9,488 dan
B. Pembahasan
p=0,003 (p<0,05) yang berarti bahwa
Berdasarkan
hasil uji
statistik
χ2 hitung lebih besar dari χ2 tabel dan
didapatkan hasil bahwa ada hubungan
nilai p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha
antara
diterima, sehingga dapat dikatakan ada
ketidakteraturan
hubungan antara tingkat stres dengan
mahasiswi prodi D III kebidanan
ketidakteraturan
pada
tingkat II STIKES Muhammadiyah
mahasiswi prodi D III kebidanan
Klaten dimana χ2=11,435 dan p=0,003
siklus
haid
tingkat
stres siklus
dengan haid
pada
20
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 14-23
(p<0,05). Menurut hasil tersebut maka
Batasan usia remaja adalah 10-24
hipotesa
penelitian
ada
hubungan
tahun dan belum menikah (Pardede,
antara
tingkat
stres
dengan
2002). Pernyataan tersebut didukung
ketidakteraturan
siklus
haid
pada
oleh
WHO
(World
Health
mahasiswi prodi D III kebidanan
Organization)
Tingkat II STIKES Muhammadiyah
remaja sebagai periode antara umur
Klaten diterima karena nilai p<0,05
10-19 tahun, sedangkan orang muda
yaitu p=0,003. Hasil ini sesuai dengan
(young) antara umur 15-24 tahun
teori bahwa stres berpengaruh pada
(Sarwono,
kegagalan produksi folikel stimulating
menunjukkan bahwa responden yang
hormon (FSH-LH) di hipotalamus
berumur
sehingga
gangguan
responden (29,1%), dan yang berumur
produksi estrogen & progesteron yang
20 tahun sebanyak 56 responden
menyebabkan ketidakteraturan siklus
(70,9%),
menstruasi (Puji, 2009). Perempuan
responden termasuk dalam usia remaja
yang mengalami gangguan psikis berat
dan juga masuk dalam kategori orang
seperti stress hebat
muda.
mempengaruhi
atau depresi,
biasanya akan mengalami gangguan
yang
2004).
19
mendefinisikan
Hasil
tahun
sehingga
Berdasarkan
penelitian
sebanyak
bisa
hasil
23
dikatakan
penelitian
hormonal siklus menstruasi jadi kacau
diketahui bahwa dari 79 responden 33
dan tidak mengalami ovulasi (Iskandar,
responden (41,8%) dengan tingkat
2004). Gangguan pada sistem endokrin
stres ringan dan 6 responden (7,6%)
(hormonal)
yang
dengan tingkat stres sedang, hal ini
mengalami stres adalah kadar gula
dikarenakan pada masa remaja tingkat
yang meninggi, dan bila hal ini
stres meningkat karena remaja ini
berkepanjangan bisa mengakibatkan
disamping
yang bersangkutan menderita penyakit
menyesuaikan diri dengan perubahan
kencing
millitus),
fisik dan emosional dalam dirinya,
gangguan hormonal lain misalnya pada
mereka juga harus mengatasi konflik-
wanita adalah gangguan menstruasi
konflik yang terjadi dalam hidupnya.
yang tidak teratur dan rasa sakit
Menjadi remaja berarti mengalami
(dysmenorrhoe) (Hawari, 2008).
proses
pada
manis
mereka
(diabetes
berat
harus
yang
berusaha
membutuhkan
Nur Aini Rahmawati, Siti Komariyatun, Hubungan Tingkat Stres…
21
banyak penyesuaian dan menimbulkan
Mahbubah (2006) dan Nur Hidayah
kecemasan,
pertumbuhan
(2008) yang menyatakan bahwa ada
badani dan organ reproduksi adalah
hubungan antara stres dengan siklus
masalah besar yang mereka hadapi
menstruasi.
lonjakan
terutama wanita (Ida, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian dan
Penilaian ketidakteraturan siklus
didukung
beberapa
referensi
haid dikategorikan menjadi dua yaitu
menunjukkan bahwa ada hubungan
tidak teratur dan teratur. Dari hasil
antara
penelitian diketahui responden yang
ketidakteraturan siklus haid, tetapi ada
mempunyai siklus haid tidak teratur
juga responden dengan tingkat stres
sebanyak
stres
dengan
responden
(31,6%).
normal namun siklus haidnya teratur.
Wiknjosastro
(2006),
Hal ini dikarenakan ketidakteraturan
pada
siklus haid tidak hanya dipengaruhi
manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira
oleh tingkat stres saja namun juga
97% wanita yang berovulasi siklusnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain
berkisar antara 18-42 hari.
diantaranya faktor ginetik, asupan gizi
Menurut Panjang
25
tingkat
siklus
yang
biasa
Berdasarkan hasil penelitian dari 79 responden dapat diketahui bahwa
dan status gizi, fisik, dan hormon (Iskandar, 2004).
responden yang mempunyai tingkat
Cukup
stres ringan dengan siklus haid tidak
mengalami
teratur
responden
diam-diam tanpa menyadari bahwa ada
(19,0%), teratur 18 responden (22,8%);
cara meringankannya. Wanita dapat
responden yang mempunyai tingkat
memahami apa yang sebenarnya terjadi
stres sedang dengan siklus haid tidak
pada tubuhnya dan kemudian mencari
teratur sebanyak 4 responden (5,1%),
upaya untuk melindungi dirinya atau
teratur 2 reponden (2,5%). Hasil
meringankan
penelitian ini menunjukkan bahwa
dialaminya (Wid, 2009). Jika sudah
memang benar salah satu faktor yang
cukup
menyebabkan ketidakteraturan siklus
ketidakteraturan menstruasi, sebaiknya
haid adalah tingkat stres seseorang. Hal
segera temui dokter ahli kandungan
ini didukung oleh hasil penelitian Atik
atau
sebanyak
15
banyak
wanita
gangguan
haid
gangguan
sering
dokter
umum.
yang namun
yang
mengalami
Dokter
akan
22
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 14-23
mendiagnosa apa yang menyebabkan
tentang pengaruh tingkat stres terhadap
ketidakteraturan itu (Eny, 2005)
ketidakteraturan siklus haid.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
c.
1.
Bagi institusi Mahasiswi prodi D III kebidanan
Kesimpulan a. Berdasarkan hasil uji statistik
tingkat II hendaknya menyadari akan
chi square menunjukkan bahwa ada
pengaruh
hubungan antara tingkat stres dengan
ketidakteraturan siklus haid sehingga
ketidakteraturan siklus haid, dimana
mereka dapat mengelola tingkat stres
2
χ =11,435 dan p=0,003 (p<0,05).
yang
b. Tingkat stres responden normal sebanyak ringan
40
responden
sebanyak
33
tingkat
dialami
stres
agar
terhadap
tidak
terjadi
ketidakteraturan siklus haid.
(50,6%),
Institusi
akademik
hendaknya
responden
lebih banyak menyediakan buku-buku
(41,8%), sedang sebanyak 6 responden
tentang kesehatan reproduksi untuk
(7,6%), dan tidak ada responden yang
menambah
mempunyai tingkat stres berat dan
khususnya kesehatan reproduksi.
sangat berat.
d. Bagi peneliti lain
c. Ketidakteraturan
siklus
haid
pengetahuan
kesehatan
Agar dapat mengidentifikasi faktor
responden tidak teratur sebanyak 25
lain
responden
ketidakteraturan siklus haid selain
(31,6%),
dan
teratur
sebanyak 54 responden (68,4%).
referensi bagi peneliti selanjutnya serta
Bagi ilmu pengetahuan
dapat
Agar menambah informasi dalam
mestinya.
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih luas khususnya mengenai pengaruh stres terhadap siklus haid. b.
Bagi peneliti Diharapkan
mempengaruhi
tingkat stres, dan dijadikan sebagai
2. Saran a.
yang
peneliti
dapat
menambah pengetahuan dan wawasan
dikembangkan
sebagaimana
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Fisiologi Menstruasi (Klikdokter-Me). http://www.google.com. 27 Januari 2010. jam 19.00 WIB Aat. 2008. Tinjauan Tentang Stres. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung
Nur Aini Rahmawati, Siti Komariyatun, Hubungan Tingkat Stres…
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. Dadang Hawari. 2008. Managemen Stres, Cemas, dan Depresi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta Eny. 2005. Menstruasi: Nggak BT Lagi Dong!. http://www.detik.com. 3 Januari 2010. jam 16.00 WIB Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta Ida. 2006. Katalog Karya Tulis Ilmiah. http:// www.helvetia.ac.id/library. 3 Januari 2010. jam 19.30 WIB Iskandar. 2004. Ilmu Psikologi Remaja, EGC. Jakarta. Llewellyn, D. 2002. Dasar-dasar Obtretri dan Ginekologi, Edisi 6, Hipokrates. Jakarta
Puji.
23
2009. Katalog Karya Tulis Ilmiah. http:// www.helvetia.ac.id/library. 3 Januari 2010. jam 20.30 WIB
Pardede, N. 2002. Masa Remaja Dalam Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak, Edisi Ke-1, Sagung Seto. Jakarta Rasmun. 2004. Stres, Koping, dan Adaptasi Teori dan pohon masalah keperawatan, edisi pertama, Sagung Seto. Jakarta Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan; Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Suandi. 2004. Gizi pada Masa Remaja dalam Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak, Edisi Ke-1, Sagung Seto. Jakarta Syaifuddin. 2002. Buku Acuan Pelayanan Antenatal dan Neonatal, YBPSP. Jakarta
Lovibond, SH & Lovibond, pf.1995.DASS. http:// www2.pys.unsw.edu.au/ groups/ dass/. 5 Januari 2010. jam 17.00 WIB.
Taufiqurrahman, M.A. 2003. Metodelogi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. CSGF. Klaten
Manuaba, I.B.G. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja. EGC. Jakarta
Wid. 2009. Masalah Haid Perlu Dipahami. http://prov.bkkbn.go.id. 4 Januari 2010. jam 18.00 WIB
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. YBSP. Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
_______. 2006. Ilmu YBSP. Jakarta
Kebidanan.
Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung