JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PERAWAT MENGENAI KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS X SEMARANG Vena Jaladara, Siswi Jayanti, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected] Abstract : In Indonesia, reports regarding patient safety has not been noticed and concerned decently, but the arraignments toward malpractice are increasing. Nurses, are the spearhead of the health care. Emergency room is one of healthcare area that needs fast and right treatment, so that the nurses should have good knowledge and practice regarding patient safety.The purpose of this study was to determine the correlation between nurses knowledge and nurses practice or the implementation regarding patient safety at emergency room of X Hospital Semarang. This study is belong to an explanatory research with cross sectional approach. The population that used was total sampling, with 35 nurses which are working at emergency room of X Hospital Semarang. Data was collected directly used questionnaire that is based on Joint Commission International (JCI).Chi Square test was used to analyze the data. The results of statistical test showed that there is a correlation between nurses knowledge regarding patient safety with the implementation of patient safety at emergency room of X Hospital Semarang with p value=0,000. Socialization and review concerning patient safety should be given periodically by nurse supervisor. Key Words
: Knowledge, Practice, Patient Safety, Nurse
462
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN Latar Belakang Keselamatan pasien atau patient safety
Miss)
pelaporan, tuduhan
merupakan sistem pelayanan rumah sakit
dan
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
menyelenggarakan medis
terjadinya kesalahan.(1)
selama
di
Darurat (IGD). Adapun fungsi IGD adalah
upaya yang dilakukan untuk menghindari
dirugikan
terjadi
sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat
bahwa fokus utama patient safety adalah
pasien
kesalahan medis yang
salah satu komponen pelayanan rumah
komunikasi dengan pasien. Dapat dikatakan
dari
Jika
Pelayanan gawat darurat merupakan
meminimalisasi risiko yang juga melalui
1
malpraktik.
Indonesia dapat lebih besar pula.(3)
serta
menerapkan solusi untuk mengurangi serta
mengestimasikan,
terhadap
peningkatan
Indonesia, dapat dibayangkan angka KTD
dan pengelolaan risiko terhadap pasien,
WHO
terjadi
dalam
standar pelayanan kesehatan lebih baik dari
: mengukur (assessing) risiko, identifikasi,
insiden
namun
langka
seperti Amerika dan Inggris yang memiliki
lebih aman. Termasuk didalamnya prosedur
menindaklanjuti
sangat
dibandingkan dengan negara-negara maju
yang memberikan asuhan pasien secara
untuk
masih
dan
asuhan
pelayanan
asuhan
keperawatan
serta
pelayanan pembedahan darurat bagi pasien
10
yang datang dengan gawat darurat medis.
mendapatkan
Sebagai
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
unit
pelayanan
yang
menanggulangi penderita gawat darurat,
terjadi di negara-negara maju. Sedangkan
IGD merupakan high clinical risks areas,
di negara-negara berkembang, peluang
oleh karena itu pelayanan di IGD harus
pasien untuk dirugikan selama menerima
dikelola sedemikian rupa sehingga pasien
perawatan kesehatan di rumah sakit lebih
mendapatkan perawatan yang baik dan
tinggi dibandingkan negara-negara industri.
aman, salah satu upaya untuk mewujudkan
Risiko kejadian infeksi dalam pelayanan
pelayanan yang aman adalah kembali lagi
kesehatan di negara-negara berkembang
dengan penerapan patient safety yang baik
20 kali lebih besar dibandingkan negara-
di IGD.(4) Belum terdapat data mengenai
negara maju.(2) Masalah kesehatan terkait
kejadian terkait keselamatan pasien (patient
patient safety pun kerap dikeluhkan di
safety) di IGD yang lengkap dan akurat di
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, namun berdasarkan data Komite
Indonesia menyatakan bahwa data KTD,
Keselamatan
terlebih pada Kejadian Nyaris Cedera (Near 463
Pasien
Rumah
Sakit
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(KKPRS),
tercatat
pelaporan
insiden
risiko
pasien,
pelaporan
dan
analisis
keselamatan pasien (patient safety) yang
insiden, kemampuan belajar dari insiden
terjadi di IGD pada 19 Januari 2010. Insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi
yang terjadi berupa kesalahan pemberian
solusi
(5)
obat oleh perawat IGD kepada pasien.
untuk
meminimalisasi
timbulnya
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
Training keselamatan pasien (patient
mencegah
terjadinya
cedera
yang
tindakan
yang
melakukan
suatu
safety) telah dilaksanakan secara rutin
disebabkan
setiap satu tahun sekali bagi perawat
dilakukan
Instalasi Gawat Darurat dengan tujuan
tindakan yang seharusnya dilakukan.(3)
meningkatkan dan merivew (pengulangan
oleh atau
Terdapat
suatu tidak
enam
tujuan
utama
kembali) mengenai pengetahuan terkait
penanganan pasien
keselamatan pasien (patient safety) pada
keselamatan
perawat. Meskipun demikian, pada praktik
menurut PERMENKES RI No 1691 yeng
perawat terkait keselamatan pasien (patient
berpedoman
safety) di IGD RS X Semarang, masih
International, yaitu(6) :
terdapat beberapa hal yang belum sesuai
a. Mengidentifikasi
dengan (patient
standar
keselamatan
safety) yang
pasien
pasien
(patient
pada
Joint
safety)
Commision
atau
mendiagnosa
pasien dengan benar
yang
Maksud dari sasaran ini adalah untuk
mengacu pada PERMENKES RI No 1691,
melakukan dua kali pengecekan, yaitu:
yaitu
pertama,
praktik
diterapkan,
dengan penerapan
mencuci
tangan
dan
untuk
identifikasi
pasien
penjelasan penggunaan gelang identitas
sebagai individu yang akan menerima
pada pasien.
pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk
kesesuaian
TINJAUAN PUSTAKA
pengobatan
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
tersebut.(7)
Keselamatan pasien (patient safety)
pelayanan
terhadap
atau
individu
b. Meningkatkan komunikasi secara efektif
sistem
Komunikasi efektif, yang tepat waktu,
dimana rumah sakit membuat pelayanan
akurat, lengkap, jelas dan yang dapat
pasien menjadi lebih aman. Sistem tersebut
dipahami oleh pasien akan mengurangi
meliputi penilaian risiko, identifikasi dan
kesalahan,
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
peningkatan keselamatan pasien.(7)
rumah
sakit
merupakan
suatu
464
dan
menghasilkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
c. Meningkatkan keamanan dari high-alert
fasilitasnya,
medication
rumah
sakit
perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
Obat-obatan
yang
perlu
diwaspadai
mengambil tindakan untuk mengurangi
(high-alert medications) merupakan obat
risiko cedera bila sampai jatuh.
yang sering menyebabkan kesalahan
Perlunya keselamatan pasien (patient
atau kesalahan serius. Kesalahan dapat
safety) diterapkan pada tindakan medis,
terjadi bila perawat tidak mendapatkan
dikarenakan
orientasi yang baik dan dalam situasi
tindakan medis
darurat.(7)
Dimulai
d. Memastikan prosedur
benar
dan
tempat,
benar
benar
diagnosa,
pemeriksaan
pemberian
rangkaian
yang kerap dilakukan.
dengan
pertama,
pembedahan
kompleksnya
obat
pertolongan laboratorium,
hingga
yang
tindakan
pasien
pembedahan
memungkinkan
Salah lokasi, salah prosedur, pasien-
terjadinya kesalahan-kesalahan medis.(7)
salah pada operasi, adalah sesuatu Pengetahuan
yang sangat mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. e. Mengurangi
infeksi
dari
Pengetahuan
merupakan
hasil
dari
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
pekerja
kesehatan
melakukan pengindraan terhadap objek
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
tertentu.
bentuk pelayanan kesehatan termasuk
pancaindra
manusia,
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
penglihatan,
pendengaran,
darah
dan
perasa dan peraba. Namun sebagian besar
pneumonia (sering kali dihubungkan
pengetahuan manusia diperoleh melalui
(bloodstream
infections)
dengan ventilasi mekanis). f.
(7)
(7)
Pengindraan
terjadi
melalui
yakni
indra
penciuman,
mata dan telinga.(8)
Mengurangi terjadinya risiko jatuh pada
Terdapat berbagai macam cara yang telah
pasien
digunakan untuk memperoleh kebenaran
Jumlah kasus jatuh pada pasien cukup
pengetahuan sepanjang sejarah, yaitu:
bermakna sebagai penyebab cedera
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
bagi pasien rawat inap. Dalam konteks
Cara coba-coba ini dilakukan dengan
populasi/masyarakat
menggunakan
pelayanan
yang
yang
dilayani,
disediakan,
dan
kemungkinan
tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang 465
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
lain. Apabila tidak berhasil, maka akan
Faktor-Faktor
dicoba
pengetahuan adalah :
kemungkinan
yang
lain
lagi
sampai didapatkan hasil yang mencapai
Usia
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas mana
pengetahuan
berdasarkan
pada
kekuasaan
baik
berpengaruh
terhadap
daya
tangkap dan pola pikir seseorang. diperoleh
otoritas tradisi,
Semakin bertambah usia seseorang,
atau
akan semakin berkembang pula daya
otoritas
tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pemerintahan, otoritas pemimpin agama,
pengetahuan
maupun ahli ilmu pengetahuan.
semakin membaik.(9)
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
yang
diperolehnya
2) Pendidikan
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
Jalur
kembali
diperoleh
membekali seseorang dengan dasar-
dalam memecahkan permasalahan yang
dasar pengetahuan, teori dan logika,
dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
pengetahuan
dengan cara yang digunakan tersebut
analisis
orang dapat memecahkan masalah yang
kepribadian.(9)
pengalaman
yang
umum,
serta
akan
kemampuan
pengembangan
pengetahuan atau suatu cara untuk
4) Melalui Jalan Pikiran sini
formal
Pengalaman adalah suatu sumber
cara tersebut.
Dari
pendidikan
3) Pengalaman
sama, orang dapat pula menggunakan
manusia
menggunakan
telah
penalarannya
mampu
memperoleh
kebenaran (9)
pengetahuan.
dalam
4) Informasi
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
Media komunikasi adalah media yang
pengetahuan,
digunakan
manusia
telah
Cara
baru
atau
modern
pembaca
untuk
mendapatkan informasi sesuatu atau
menggunakan jalan pikiran. 5)
mempengaruhi
1) Usia
kebenaran.
Di
yang
hal tentang pengetahuan.(9)
dalam
5) Sosial Budaya
memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.
Kebudayaan setempat dan kebiasaan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
dalam keluarga dapat mempengaruhi
466
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pengetahuan,
persepsi,
dan sikap
tersebut. Pada Instalasi Gawat Darurat
seseorang terhadap sesuatu.
terdapat dokter dari berbagai spesialisasi, sejumlah perawat dan asisten dokter.(12)
Praktik Perawat
Praktik atau perilaku adalah tindakan atau
aktivitas
manusia
memiliki
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa
luas. Perilaku
latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas
merawat atau memelihara. Perawat adalah
manusia,
seseorang yang berperan dalam merawat
bentangan yang
baik
yang
sangat
yang
diamati
secara
langsung, maupun yang tidak diamati dari
atau
pihak
melindungi seseorang karena sakit.
luar.
Setiap
individu
memiliki
memelihara,
membantu
dan
Sebagai tenaga kesehatan, perawat
perilakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain. Namun, secara minimal jika
memiliki
didasari oleh pengetahuan yang cukup,
menjalankan tugasnya sesuai dengan hak
perilaku
dan
lama.
positif
akan
terbentuk
relatif
(10)
kewenangan
perawat
kesehatan
ditentukan
yang
pelaksana,
Perilaku seseorang atau masyarakat mengenai
sejumlah
oleh
peneliti.
peran
yang
utama
pengelola,
di
dalam
dimiliki. adalah
Peran sebagai
pendidik
dan
(7)
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi
Perawat IGD merupakan seorang tenaga
dan sebagainya dari orang atau masyarakat
keperawatan yang bertanggung jawab dan
yang
diberi wewenang memberikan pelayanan
bersangkutan.
Disamping
itu,
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat.(13)
ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.(11)
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
explanatory research, untuk menjelaskan
Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu
bagian
dari
rumah
sakit
hubungan kausal dan pengujian hipotesis dengan pendekatan cross sectional.
yang
Subjek
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang
sakit
dan
cedera,
yang
pada
penelitian
ini
adalah
dapat
seluruh perawat yang bertugas di Instalasi
mengancam kelangsungan hidup pasien
Gawat Darurat RS X Semarang, dan 467
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sampel yang digunakan merupakan total sampling,
yaitu
sampel
Semarang dengan jumlah 24 orang berusia
populasi
kurang dari 35 tahun, sedangkan sebesar
sebagai responden atau sampel. Variabel
31,4% perawat IGD RS X Semarang
bebas pada penelitian ini adalah tingkat
dengan jumlah 11 orang berusia lebih dari
pengetahuan perawat IGD RS X Semarang
sama dengan 35 tahun.
berdasarkan
mengenai
penentuan
Sebesar 68,6% perawat IGD RS X
seluruh
anggota
keselamatan
(patient
Sebesar 80% perawat IGD RS X
safety), dan variabel terikat pada penelitian
Semarang dengan jumlah 28 orang berjenis
ini
terkait
kelamin perempuan, sementara sebesar
keselamatan pasien (patient safety) di IGD
20% perawat IGD RS X Semarang dengan
RS X Semarang.
jumlah 7 orang berjenis kelamin laki-laki.
adalah
praktik
pasien
pearawat
Instrumen penelitian yang digunakan
Sebesar 65,7% perawat IGD RS X
dalam penelitian ini merupakan kuesioner
Semarang
terkait keselamatan pasien (patient safety)
berpendidikan diploma, sedangkan sebesar
yang diadopsi berdasarkan kuesioner Joint
34,3% perawat IGD RS X Semarang
Commission
dengan jumlah 12 orang berpendidikan
International
Accreditation
Standards for Hospital 5th for Patient Safety. Pengolahan
data
dilakukan
dengan
jumlah
23
orang
sarjana.
setelah
Sebesar 71,4% perawat IGD RS X
pengumpulan data dan wawancara dengan
Semarang dengan jumlah 25 orang memiliki
responden, kemudian dilakukan editing,
masa
coding, entry data dan tabulating. Analisis
sementara sebesar 28,6% perawat IGD RS
univariat menghasilkan distribusi frekuensi
X Semarang dengan jumlah 10 orang
dan persentase. Analisis bivariat digunakan
memiliki masa kerja lebih dari lima tahun.
kerja
untuk mengetahui hubungan antara dua Pengetahuan
variabel, dengan menggunakan uji Chi Square didasarkan tingkat signifikan (nilai α) sebesar 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
468
kurang
dari
lima
tahun,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pengetahuan 30
74,3%
10
60%
20
25 20 15
Praktik
25 40%
15 10
25,7%
5
5
0
0 Tinggi
Baik
Rendah
Gambar 1. Diagram Tingkat Pengetahuan Perawat IGD RS X Semarang
Kurang Baik
Gambar 2. Diagram Praktik Perawat IGD RS X Semarang
Gambar 2 menunjukkan sebesar 60%
Gambar 1 menunjukkan bahwa sebesar 74,3% perawat IGD RS X Semarang
perawat
dengan jumlah 26 orang memiliki tingkat
jumlah 24 orang melakukan praktik yang
pengetahuan
yang
kurang baik terkait keselamatan pasien
keselamatan
pasien
rendah (patient
mengenai
IGD RS X Semarang dengan
(patient safety).
safety).
Pengetahuan dikategorikan baik apabila memenuhi
skor
80% dalam
Hubungan
pengisian
Pengetahuan
dan
Praktik
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
kuesioner pengetahuan keselamatan pasien (patient safety).
Hubungan Pengetahuan dan Praktik 25
80,8%
20 15 Praktik
10 5
Praktik 100% 19,2% 0%
Baik Kurang Baik
0 Tinggi Rendah Pengetahuan Gambar 3. Diagram Pengetahuan dan Praktik Keselamatan Pasien (Patient Safety)
469
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Gambar 4 menunjukkan bahwa sebesar
perilaku
Lawrence
Green
yang
80,8% perawat dengan jumlah 21 orang
menyebutkan
yang
termasuk dalam faktor predisposisi yang
memiliki
pengetahuan
rendah
cenderung melakukan praktik yang kurang
akan
bahwa
sebesar
100%
mempengaruhi
pengetahuan
praktik
kesehatan
(11)
baik. Demikian juga sebaliknya, dapat dilihat
bahwa
seseorang.
perawat
Penelitian lain mengenai Hubungan
dengan jumlah 9 orang yang memiliki
Pengetahuan
pengetahuan
terkait
Kinerja Perawat dalam Penerapan Program
keselamatan pasien (patient safety) akan
Patient Safety di Ruang Perawatan Inap
melakukan praktik yang baik.
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare juga
Berdasarkan
yang
Uji
tinggi
Terhadap
memperlihatkan hasil yang sejalan dengan
dilakukan, diperoleh p-value sebesar 0,000
penelitian ini. Hasil penelitian tersebut
(<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha
menyatakan
diterima.
antara pengetahuan perawat dengan kinerja
bahwa
secara
terdapat
Square
Motivasi
yang
Sehingga
Chi
dan
dapat
statistik
hubungan
disimpulkan menunjukkan
yang
perawat
antara
patient
bahwa
dalam safety
terdapat
hubungan
melaksanakan dengan
program
perolehan
nilai
p=0,000.(13)
pengetahuan dan praktik, dalam hal ini terkait dengan keselamatan pasien (patient safety). Terdapat hubungan positif yang
KESIMPULAN
ditunjukkan oleh hasil uji statistik dimana
1. Sebagian besar usia perawat IGD RS X
hasil
tersebut
menggambarkan
bahwa
Semarang
termasuk
dalam
kategori
semakin tinggi nilai skor yang diperoleh
dewasa muda (68,6%), berjenis kelamin
untuk
perempuan
tingkat
mengenai
pengetahuan
keselamatan
(80%),
memiliki
latar
maka
belakang pendidikan D3 (65,7%), serta
semakin tinggi pula nilai skor yang diperoleh
memiliki masa kerja yang tergolong baru
untuk
(71,4%).
praktik
pasien,
perawat
penerapan
keselamatan
pasien oleh perawat.
2. Sebagian besar perawat IGD RS X
Terdapatnya hubungan antara tingkat
Semarang memiliki pengetahuan rendah
pengetahuan perawat mengenai patient
(74,3%)
safety dengan praktik atau pelaksanaan
(patient safety).
program patient safety sejalan dengan teori 470
terkait
keselamatan
pasien
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
3. Sebagian besar perawat IGD RS X Semarang
melakukan
praktik
5. Komite Keselamapatan Pasien Rumah Sakit. Laporan Insiden Keselamatan Pasien Periode : September-Desember 2010. 2010 (Online)(http://www.inapatsafetypersi.or. id/?show=data/triwulan32010/lap_ikp32 010) diakses pada tanggal 27 September 2014 pukul 19.37 WIB
yang
kurang baik (60,0%) terkait keselamatan pasien (patient safety). 4. Terdapat
hubungan
pengetahuan keselamatan dengan
perawat pasien
praktik
keselamatan
antara
mengenai
(patient perawat
pasien
tingkat
(patient
safety) 6. Goyal, R.C.Hospital Administration and Human Resource Management 4th Ed.Prentice Hall of India.New Delhi.2006 7. Menteri Kesehatan Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011
terkait safety),
dengan p value=0,000. DAFTAR PUSTAKA 1. Widajat, Rochmanadji. Being a Great and Sustainable Hospital:Beberapa Pitfall Manajemen yang Harus Diwaspadai. Gramedia Pustaka Utama. 2009
8. Jenicek, Milos. Medical Error and Harm: Understanding, Prevention and Control. Taylor and Francis Group. 2011
2. World Health Organization. 10 Facts on Patient Safety 2014. (Online) (http://www.who.int/features/factfiles/pati ent_safety/en/) diakses pada tanggal 25 Maret 2014 pukul 09.29 WIB
9. Suparno, Paul. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget. (Hal 122123) 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi 2012. Rineka Cipta. Jakarta. 2012
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). Bakti Husada.Jakarta.2006
11. Hikmah, Syahara. Persepsi Staff Mengenai Patient Safety di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUP Fatmawati tahun 2008. Skripsi. Depok : Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2008.
4. Ginting, David Sinarta. Hubungan Pengetahuan dan Kemampuan Perawat dengan Penerapan Standar Joint Commission International Tentang Keselamatan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUP.H.Adam Malik Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014 (Online) (http://repository.usu.ac.id/handle/12345 6789/40684) diakses pada tanggal 21 Agustus 2014 pukul 21.07 WIB
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Cetakan I. Jakarta: Bakti Husada. 1999 471
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
13. Sumarianto, Arif. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat dalam Penerapan Program Patient Safety di Ruang Perawatan Inap RSUD Andi Makkasau
Kota Parepare. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanudin. 2013.
472