69
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES 1
1
Renny Martanti ,Muhamat Nofiyanto ,R.Anggono Joko Prasojo
2
1
Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta RSUD WatesYogyakarta
2
ABSTRACT Background:Triage is the process of determining the priority of patients’ treatment based on these verity of their condition. Triage at the Emergency Room is needed to manage the flow of patients coming to the Emergency Room through the sorting of patients according to their critical condition. Staff doing triage are those who have got certificate of training on the management of emergency patients or Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Staff must have good knowledge in implementing triage. Objectives: To identify knowledge and skills of staff in implementing triage and strength of correlation between level of knowledge with skills of staff in implementing triage. Methods:The studi was descriptive analytic with crossectional approach. Samples were purposively selected, consisting of 20 respondents. Data were obtained through questionnaire and observation sheet and analyzed using Kendall Tau. Results:The result of the studi showed the majority of staff had good knowledge (70%) and skills (85%). The result of Kendall Tau test showed score of significance was 0.025 (sig<0.05) with correlation coefficient 0.450 which meant that strength of correlation between level of knowledge with skills in the implementation of triage was average. Conclusion:There was significant correlation between level of knowledge with skills of staff at the Emergency Room of Wates Hospital with average strength of correlation. Keywords:knowledge, skills, triage
PENDAHULUAN
yang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah
membutuhkan
apabila
tidak
pertolongan
ditolong
segera,
sakitnya
akan
2
salah satu unit di rumah sakit yang harus
bertambah parah. Sehingga dalam sistem
dapat memberikan pelayanan darurat kepada
IGD, dikenal istilah Triage.
masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami
standar.
Gawat
keadaan
trauma
sesuai
darurat
penderita
adalah
yang
Triage
adalah
suatu
proses
dengan
penggolongan pasien berdasarkan tipe dan
suatu
tingkat kegawatan kondisinya. Triage di IGD
memerlukan
diperlukan untuk
mengatur aliran pasien
pemeriksaan medis segera, apabila tidak
yang masuk ke IGD melalui pemilahan
dilakukan
pasien
akan 1
berakibat
penderita. Karakteristik
fatal
pasien
bagi IGD
sesuai
kegawatannya.
3
dengan Faktor-faktor
tingkat yang
adalah pasien yang mengalami kegawatan
memengaruhi pelaksanaan triage adalah
menyangkut terganggunya jalan nafas, fungsi
jumlah tenaga medis dan fasilitas, aliran
pernafasan, fungsi sirkulasi, fungsi otak dan
pasien
kesadaran, pasien yang menderita sakit
terhadap
secara mendadak (onset waktu yang cepat)
pengetahuan perawat tentang pelaksanaan
yang
masuk,
persepsi
penanganan,
dan
keluarga tingkat
70
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
triage4. Pengetahuan
dalam
melakukan
Saat
ini,
berdasarkan
studi
triage berpengaruh terhadap pengambilan
pendahuluan penerapan triage di IGD RSUD
keputusan yang
Wates menggunakan sistem triage tipe II dan
tepat
apakah pasien
tersebut perlu pertolongan tidak,
dengan
kemungkinan
tetap
segera
atau
memperhatikan
komplikasi
kategori
triage
dilakukan
3
oleh
13
tingkat
yaitu
yang
perawat yang sudah
yang muncul
mengikuti pelatihan PPGD dan dokter yang
setelah dilakukan triage. Pengetahuan dan
bertugas di ruang triage. Triage IGD RSUD
keterampilan petugas sangat dibutuhkan,
Wates sudah dilengkapi dengan adanya kode
terutama dalam pengambilan
keputusan
pemilahan warna triage yaitu merah, kuning,
di IGD. Keterampilan petugas penting
dan hijau yang dipasang di tiap bilik kamar
4
klinis
dalam penilaian awal untuk memprioritaskan
tidur
perawatan pasien atas dasar pengambilan
menempatkan
keputusan yang tepat, untuk mendukung hal
dengan
tersebut
Pelaksanaan
diperlukan
pengetahuan dan
pasien,
sehingga dan
prioritas
dapat
menangani sesuai penanganan
triage
pasien.
menggunakan
kode
keterampilan khusus dalam hal pemisahan
warna
jenis dan kegawatan pasien dalam triage,
karena
sehingga dalam penanganan
banyak secara hampir bersamaan, pasien
lebih optimal dan terarah.
pasien
bisa
5
belum
petugas
apabila
dilakukan
secara
optimal
pasien
tiba-tiba
datang
langsung ditempatkan di tempat tidur yang
Berdasarkan studi pendahuluan di IGD RSUD Wates, wawancara
tersedia.
kepada
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
ruang dan beberapa petugas
tertarik untuk mencari korelasi dan kekuatan
mengatakan triage adalah proses pemilahan
korelasi antara tingkat pengetahuan dengan
pasien berdasarkan tingkat kegawatannya.
keterampilan petugas dalam pelaksanaan
Dari hasil wawancara tentang triage kepada
triage di IGD RSUD Wates
kepala
lima perawat, hanya satu perawat yang mengetahui tentang triage lima tingkat empat triage
perawat
dan
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
lain hanya tahu kategori
berdasarkan
yang
digunakan
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
kuning, dan hijau. Sedangkan saat dilakukan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel
observasi pelaksanaan triage kepada lima
pada penelitian ini adalah metode purposive
perawat
samping.6 Sampel yang digunakan
tiga
yaitu
penelitian
merah,
hanya
warna
Jenis
perawat
yang
dalam
menempatkan pasien berdasarkan tingkat
penelitian ini adalah 20 orang petugas yang
kegawatannya. IGD RSUD Wates juga belum
terdiri atas 12 orang perawat dan 8 orang
mempunyai Standar Operasional Prosedur
bidan.
(SOP) dalam melakukan triage.
Pengumpulan
data
menggunakan
71
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
kuesioner dan lembar observasi. Analisis
Wates
data menggunakan uji Kendall Tau.
Keperawatan sebanyak 12 perawat (60%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di IGD RSUD Wates Jenis Frekuensi Persentase Kelamin (%) Laki-Laki 7 35 Perempuan 13 65 Jumlah 20 100
memiliki
jenis
pendidikan
D
III
Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja di IGD RSUD Wates Lama Kerja Frekuensi Persentase (tahun) (%) 1-10 15 75 11-20 2 10 >20 3 15 Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa sebagian besar petugas di IGD RSUD Wates memiliki masa kerja
1-10 tahun
yaitu sebanyak 15 petugas (75%). Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa sebagian besar petugas RSUD
di
IGD
Wates berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 13 petugas (65%). Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di IGD RSUD Wates Usia Frekuensi Persentase (%) 21-30 9 45 31-40 7 35 41-50 3 15 >50 1 5 Jumlah 20 100
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas Tentang Triage di IGD RSUD Wates Tingkat Frekuensi Persentase Pengetahuan (%) Baik 14 70 Cukup 5 25 Kurang 1 5 Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 petugas (70%).
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa sebagian besar petugas di IGD RSUD Wates berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 9 petugas (45%). Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan di iGD RSUD Wates Jenis Frekuensi Persentase Pendidikan (%) D III 12 60 Keperawatan D III 8 40 Kebidanan Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa sebagian besar petugas di IGD RSUD
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Dalam Pelaksanaaan Triage di IGD RSUD Wates Keterampilan Frekuensi Persentase (%) Baik 17 85 Buruk 3 15 Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai keterampilan yang baik yaitu sebanyak 17 petugas (85%).
72
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
Analisis Bivariat
yaitu sebesar (70%). Usia berpengaruh
Tabel 7. Tabel Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keterampilan Petugas dalam Pelaksanaan Triage di IGD RSUD Wates
terhadap
Tingkat Pengetahuan Triage Baik Cukup Kurang Total
Keterampilan dalam Pelaksanaan Triage Baik Buruk f % f % 14 70 0 0 3 15 2 10 0 0 1 5 17 85 3 15
tingkat
pengetahuan
petugas
tentang triage. Makin tua umur seseorang maka proses perkembangannya juga akan
Total f 14 5 1 20
% 70 25 5 100
baik,
akan
tetapi
pada
umur
tertentu
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Daya ingat seseorang, salah satunya
Berdasarkan tabel 7, menunjukkan
dipengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur
bahwa sebagian besar responden memiliki
seseorang
tingkat
pertambahan
pengetahuan
yang
baik
dengan
dapat
berpengaruh
pada
pengetahuan
yang
keterampilan dalam pelaksanaan triage baik
diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu
yaitu sebanyak 14 petugas (70%),
atau menjelang usia lanjut, kemampuan
Tabel 8. Tabel Perhitungan Statistik Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan dalam Pelaksanaan Triage di IGD RSUD Wates menggunakan Kendall Tau
untuk mengingat suatu pengetahuan akan
Variabel
Correlation Coefficient (T)
p-Value
Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan
0,025
0,450
diperoleh nilai koefisien Kendall Tau sebesar 0,450 dengan tingkat signifikansi 0,025 (sig < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
dengan
antara
tingkat
keterampilan
pengetahuan
petugas
dalam
pelaksanaan triage di IGD Wates dengan
Tingkat Pengetahuan tentang Triage IGD
masalah,
semakin
bertambahnya
seseorang,
pengalamannya
bertambah.7
Berdasarkan
umur
juga
akan
penelitian
ini,
sebagian besar petugas di IGD RSUD Wates
RSUD
Wates
hasil
petugas (45%) mempunyai pengetahuan baik (35%),
umur
31-40
tahun
mempunyai
pengetahuan baik (25%), umur 41-50 tahun mempunyai pengetahuan baik (5%) dan yang berumur >50 tahun mempunyai pengetahuan baik (5%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lusiana bahwa responden yang berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 12
keeratan hubungan yang sedang.
di
kematangan seseorang dalam menghadapi
dengan umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 9
Hasil perhitungan uji Kendall Tau
hubungan
berkurang. Selain itu, usia juga memengaruhi
penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas tentang triage di IGD RSUD Wates sebagian besar masuk dalam kategori baik
esponden
(85,7%)
memiliki
tingkat
pengetahuan baik.8 Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan.
Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan atau suatu proses pembelajaran
73
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
untuk mengembangkan atau meningkatkan
Hal ini merupakan salah satu faktor yang
kemampuan
memengaruhi
tertentu
sehingga
pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
sasaran 9
petugas,
Berdasarkan karakteristik responden
kurangnya
karena
memengaruhi
pengetahuan
pendidikan
seseorang
dapat
termasuk
juga
dapat dilihat bahwa jenis pendidikan petugas
perilaku seseorang akan pola hidup terutama
di IGD RSUD Wates sebagian besar adalah
memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
DIII Keperawatan, yaitu sebanyak 12 petugas
pembangunan.13
(60%) dan (40%) adalah DIII Kebidanan.
Masa kerja petugas juga berpengaruh
Dilihat dari peran masing-masing tidak jauh
terhadap
berbeda, perawat, dan bidan di IGD RSUD
tentang triage. Semakin banyak pengalaman
Wates saling berkolaborasi dalam bekerja.
seseorang,
Peran perawat secara umum adalah sebagai
pula.14
pemberi
memungkinkan
asuhan
keperawatan,
advokat
pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti.
10
tingkat
pengetahuan
pengetahuannya
Lamanya
petugas
akan
pengalaman
baik kerja
berkembangnya
pengetahuan perawat karena beragamnya
Sedangkan peran
kasus pasien yang ditemui selama bertahun-
bidan secara umum adalah sebagai pemberi
tahun disertai dengan peningkatan mutu
asuhan kebidanan, pelaksana, pengelola,
secara
pendidik, konselor dan kolaborator.
11
berkesinambungan.
Berdasarkan
Bidan
penelitian ini, sebagian besar petugas di IGD
mengikuti
RSUD Wates mempunyai masa kerja 1-10
pelatihan PPGD untuk bisa melakukan triage.
tahun yaitu sebanyak (75%) dan yang >20
Seluruh petugas IGD RSUD Wates
tahun yaitu sebanyak (15%), sedangkan
sudah mengikuti pelatihan PPGD. Hasil
berdasarkan penelitian sebelumnya yang
penelitian
yang
dilakukan Yuliastuti, menunjukkan bahwa
berpendidikan DIII Keperawatan memiliki
sebagian besar petugas mempunyai masa
tingkat pengetahuan baik (45%) dan yang
kerja >10 tahun yaitu sejumlah (56,8%).
berpendidikan
memiliki
Semakin lama masa kerja perawat, maka
tingkat pengetahuan baik (25%). Petugas
pengalamannya dalam menjalankan tugas di
yang memiliki kategori pengetahuan kurang
bidang
yang
(5%)
bekerja
di
IGD
menunjukkan
DIII
dengan
harus
petugas
Kebidanan
jenis
pendidikan
DIII
keperawatan
meningkat.
Keperawatan dengan masa kerja 3 tahun.
akan
semakin
15
Keterampilan
dalam
pelaksanaan
Pengetahuan seseorang diperoleh melalui
Triage di IGD RSUD Wates. Hasil penelitian
pengalaman kerja selama bertahun-tahun
menunjukkan bahwa sebagian besar petugas
sehingga
dalam
dapat
disimpulkan
bahwa
pelaksanaan baik
yaitu
triage sebesar
memiliki
pengetahuan seseorang dapat atau akan
keterampilan
(85%).
bertambah melalui pengalaman bekerja.12
Pengetahuan merupakan salah satu faktor
74
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
yang
sangat
penting
yang
dapat
bidan yang belum mengikuti pelatihan APN.19
memengaruhi keterampilan seseorang. Hasil
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
dan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat 14
Keterampilan dalam Pelaksanaan Triage di
petugas memiliki tingkat pengetahuan baik
IGD RSUDWates
(70%) dan memiliki keterampilan baik (85%).
Hasil uji Kendall Tau hubungan antara
Penelitian yang dilakukan Paryanti (2007)
tingkat pengetahuan dengan keterampilan
tentang
dan
perawat dalam pelaksanaan triage diperoleh
keterampilan melaksanakan prosedur tetap
nilai koefisiensi Kendall Tau sebesar 0,450
isap lendir/suction sebagian besar tingkat
dengan signifikansi 0,025 (sig < 0,05). Hal ini
pengetahuan dalam kategori baik sebesar
sesuai
(68,2%) dan memiliki keterampilan baik yaitu
hubungan
sebesar
dengan keterampilan dalam pelaksanaan
tingkat
pengetahuan
(77,3%).
Semakin
baik
tingkat
pengetahuan seseorang,maka akan baik pula keterampilan seseorang tersebut.
pekerjaannya,
yang
dia
antara
tentang
akan
dapat
bahwa
tingkat
Berdasarkan
baik
maka
hipotesa
ada
pengetahuan
triage di IGD RSUD Wates.
16
Apabila petugas tersebut memiliki pengetahuan
dengan
hasil
menunjukkan bahwa
analisis
14 petugas (70%)
memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan keterampilan
dalam
pelaksanaan
triage
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan
dalam kategori baik sebanyak 17 petugas
baik, dan demikian sebaliknya.17 Petugas
(85%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan
yang melakukan triage adalah petugas yang
bahwa semakin baik tingkat pengetahuan
telah
maka
bersertifikat
pelatihan
PPGD
akan
semakin
terampil
dalam
(Penanggulangan Pasien Gawat Darurat)
pelaksanaan triage. Pengetahuan merupakan
atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life
aspek penting yang harus dimiliki seorang
Support).18
petugas
Hasil
penelitian
tersebut
karena
dapat
memengaruhi
menunjukkan bahwa petugas di IGD RSUD
keterampilan tertentu. Pengetahuan yang
Wates sudah memiliki keterampilan yang
tinggi seseorang akan mampu melaksanakan
baik, hal tersebut tidak terlepas dari adanya
semua tugas secara efektif dan efisien,
pelatihan PPGD yang sudah diikuti oleh
sehingga
semua petugas IGD. Hasil penelitian ini
Seseorang dengan tingkat pengetahuan yang
sejalan
yang
tinggi dapat mematuhi setiap tindakan yang
dilakukan oleh Widayati yang mendapatkan
dilakukannya.20 Hasil penelitian ini sejalan
kesimpulan
bahwa
sudah
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
mengikuti
pelatihan
memiliki
Paryanti menunjukkan bahwa ada hubungan
dengan
hasil
penelitian
bidan
yang
APN
kinerja
pengetahuan
semakin
perawat
membaik.
pengetahuan yang lebih baik tentang APN
antara
dengan
dalam menolong persalinan dibandingkan
keterampilan dalam melaksanakan prosedur
75
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
tetap isap lendir/suction (Pvalue=0,004).21
KEPUSTAKAAN
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
1. Kartikawati, D. 2011, Buku Ajar Dasar-
Lusiana
tentang
faktor-faktor
yang
memengaruhi perawat dalam pelaksanaan triage di RS Puri Indah Jakarta Barat menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara
pengetahuan
Medika,Jakarta 2. DepKes RI. 2005, PedomanPelayanan Keperawatan GawatDarurat, Jakarta
terhadap
3. Sheehy, SB. 2009, EmergencyNursing
pelaksanaan triage (P-value= 0,005) dan
Principles and Practice,Third Edition, New
keterampilan dalam pelaksanaan triage (P-
York, MosbyYear Book
value=0,024).
perawat
Dasar Keperawatan Darurat, Salemba
22
4. Rosyadi, I. 2003, Peran Perawatdalam Pelaksanaan Triase di UnitGawat Darurat
KESIMPULAN
RS
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
disimpulkan
pengetahuan
dan
bahwa:
Tingkat
keterampilan
petugas
dalam pelaksanaan triage di IGD RSUD
Banyumas,Universitas
Gadjah
Mada,Yogyakarta 5. Oman, KS., Jane, KM. & Linda, JS. 2008, Panduan
Belajar
Keperawatan
Emergency, EGC, Jakarta
Wates sebagian besar masuk dalam kategori
6. Hidayat, AAA. 2007, MetodePenelitian
baik. Hasil uji Kendall Tau diperoleh nilai
Keperawatan dan Teknik Analisa Data,
koefisiensi
Salemba Medika, Jakarta
Kendall
Tau
sebesar
0,450
dengan signifikansi 0,025 (sig < 0,05). Petugas
IGD
RSUD
mempertahankan pelaksanaan diharapkan
triage
Wates
diharapkan
keterampilan dan
mengadakan
dalam
Bagian
diklat
refressing
bagi
7. Notoadmodjo,
S.
2007a,
Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta 8. Lusiana, L. 2011, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Perawat
Dalam
petugas IGD seperti pelatihan, preconferens,
Pelaksanaan Triage di UGD RS Puri
dan analisis kasus seputar triage untuk
Indah Jakarta, Universitas Esa Unggul,
meningkatkan
Jakarta
pengetahuan
dan
keterampilan triage. Diharapkan peneliti lain
9. Notoadmodjo,
S.
2007,
Kesehatan
melakukan penelitian dengan menggunakan
Masyarakat Ilmu danSeni, Rineka Cipta,
variabel-variabel lain agar dapat mengetahui
Jakarta
variabel
variabel
lain
yang
dapat
10. Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi Dan
memengaruhi pelaksanaan triage, dengan
Praktik Keperawatan Profesional, EGC,
jumlah sampel yang besar dan dalam
Jakarta
mengobservasi dilakukan lebih dari sekali.
11. Syafrudin & Hamidah, 2009, Kebidanan Komunitas, EGC, Jakarta
76
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015
12. Noviyani, P & Bandi. 2002, Pengaruh Pengalaman
dan
Pelatihan
terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan,
Jurnal Universitas Negeri
Surakarta. Surakarta
Cilacap, STIKES Al- Irsyad Al-Islamiyyah, Cilacap 20. Zuhriana.
2012,
Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Bula Kabupaten
13. Wawan, A & Dewi, M. 2011, Teori dan
Seram
Bagian
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Univeritas
Perilaku
Makassar
Manusia,
Nuha
Medika,
Yogyakarta
Timur,
Jurnal
Hasanuddin
FKM
Makassar,
21. Paryanti, S. 2007, Hubungan Tingkat
14. Notoadmodjo,
S.
2007,
Kesehatan
Pengetahuan
Perawat
dengan
Masyarakat Ilmu danSeni, Rineka Cipta,
Ketrampilan
Jakarta
Tetap Isap Lendir / Suction Di Ruang ICU
15. Yuliastuti,
I.
2007,
Pengaruh
RSUD
Prof.
Melaksanakan
Dr.
Margono
Soekarjo
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
Purwokerto,
terhadap
Soedirman (TheSoedirman Journal of
Kinerja
Perawat
dalam
Penatalaksanaan Kasus Flu Burung di Rumah
Sakit
Adam
Malik
Medan,
Diakses 19 April 2014 16. Notoadmodjo,
S.
Keperawatan
Nursing),Vol 2, No (1) 22. Lusiana, L. 2011, Faktor Faktor Yang Memengaruhi
2007,
Jurnal
Prosedur
Perawat
Dalam
Kesehatan
Pelaksanaan Triage di UGD RS Puri
Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Indah Jakarta,Universitas Esa Unggul,
Jakarta
Jakarta.
17. Gibson, JL, Ivancevich & Donnely. 1997, Organization,
Edisi
Kelima,
Cetakan
Kedelapan, Erlangga, Jakarta 18. DepKes RI. 2005, Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta 19. Widayati, T. 2006, Gambaran tingkat pengetahuan tentang asuhan persalinan normal pada bidan yang sudah dan belum mendapatkan pelatihan asuhan persalinan
normal
di
wilayah
distrik