Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Noorhidayah1, Fadhiyah Noor Anisa2, Titin eka wati 1
STIKES Sari Mulia Banjarmasin
2AKBID Sari Mulia Banjarmasin
ISSN : 2086-3454
ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 % kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 % kematian anak. Berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2013 penderita balita sangat kurus tertinggi terdapat 144 kasus di Puskesmas Kelayan Timur. Tujuan: Mengetahui Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua dengan Status Gizi pada Balita. Sasaran penelitian ini adalah semua orang tua balita sebanyak 84 sampel. Metode : analitik dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil : diperoleh tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,978, α=0,05, tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,180, α=0,05, dan tidak ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi pada balita dengan nilai p=0,146, α=0,05. Kesimpulan: penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita dan tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan status gizi pada balita.
Kata Kunci : Pendapatan, Pendidikan, Status Gizi Balita
129
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan.... kurus diatas angka nasional, dengan urutan
Pendahuluan Salah satu permasalahan kesehatan di
dari prevalensi tertinggi, adalah: Kalimantan
Indonesia adalah kematian anak usia bawah
Barat, Maluku, Aceh, Riau, Nusa Tenggara
lima tahun (balita). Angka kematian balita di
Timur,
negara-negara berkembang khususnya
di
Bengkulu, Papua, Banten, Jambi, Kalimantan
Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu
Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
penyebab yang menonjol diantaranya karena
Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau dan
keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan
Maluku Utara (Riskesdes, 2013).
Papua
Barat,
Sumatera
Utara,
buruk. Kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh
rata lebih buruk dibanding gizi-gizi anak
banyak faktor yaitu faktor langsung dan
dunia meninggal dan bahkan juga anak-anak
faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa
dari Afrika tercatat satu dari anak dunia
asupan makanan itu sendiri dan kondisi
meninggal setiap tahun akibat buruknya
kesehatan anak misalnya infeksi. Faktor tidak
kualiatas
nutrisi.
riset
juga
langsung adalah pengetahuan ibu tentang gizi,
juta
anak
pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan
meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi
dan sosial budaya. Makanan dan minuman
serta buruknya kualitas makanan. Badan
dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi
kesehatan
memperkirakan
sebaliknya makanan dapat menjadi penyebab
bahwa 54 % kematian anak disebabkan oleh
menurunnya kesehatan seseorang dan status
keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah
gizi bahkan mendatangkan penyakit. Hal ini
gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80
sangat tergantung pada perilaku seseorang
% kematian anak (WHO,2013).
terhadap makanan tersebut (Notoadmojo,
menunjukkan
Sebuah
setidaknya
dunia
(WHO)
3,5
Persentase balita kurus berdasarkan
2012).
berat badan menurut tinggi badan (bb/tb).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Menurut Riskesdas tahun 2013 Angka ini
Kota Banjarmasin Tahun 2013 penderita
menurun dibandingkan tahun 2010 dengan
balita sangat kurus tertinggi terdapat di 144
persentase 13,3%. Prevalensi sangat kurus
kasus Puskesmas Kelayan Timur, 48 kasus di
secara nasional tahun 2013 masih cukup
Puskesmas
Basirih
tinggi yaitu 5,3 %, terdapat penurunan
Puskesmas
S.
dibandingkan tahun 2010 (6,0 %) dan tahun
Puskesmas Pekapuran Raya, dan 6 kasus di
2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan
Puskesmas Sungai Bilu.
prevalensi
kurus
sebesar
6,8
%
Baru,
39
kasus
di
Sparman,
32
kasus
di
juga
Berdasarkan studi pendahuluan yang
menunjukkan adanya penurunan dari 7,3
dilakukan dengan data sekunder di Puskesmas
persen (tahun 2010) dan 7,4 % (tahun 2007).
Kelayan Timur didapatkan angka kejadian
Terdapat 17 provinsi dimana prevalensi balita
status gizi buruk tahun 2014 menunjukkan 24 130
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
kasus. Sedangkan dengan data primer atau
suatu konsep pengertian tertentu, misal umur,
diskusi singkat yang dilakukan kepada 10
jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
orang yang balitanya mengalami gizi buruk
pekerjaan,
sebagai responden, didapatkan 7 orang tua
penyakit,
tersebut dengan pendapatan rendah, 3 orang
2010).
dengan pendapatan sedang. Dan 10 orang
independen adalah tingkat pendapatan dan
tersebut hanya menempuh pendidikan dasar.
pendidikan orang tua. Dalam penelitian
pengetahuan,
pendapatan,
sebagainya
(Notoadmojo,
penelitian
ini
dan Pada
variabel
variabel dependen ini adalah status gizi pada balita.
Tujuan Mengetahui
Hubungan
Tingkat
Populasi
adalah
keseluruhan
objek
Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua
penelitian atau objek yang diteliti tersebut
dengan Status Gizi pada Balita di Wilayah
(Notoadmojo,
Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
penelitan
ini
2010). adalah
Populasi seluruh
dalam
ibu
yang
memiliki anak balita di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin pada bulan Januari tahun
Metode Penelitian Penelitian menggunakan survey analitik yaitu penelitian yang menggali bagaimana
2015 sampai dengan bulan Maret tahun 2015 sebanyak 509 orang.
dan mengapa fenomena kesehatan terjadi (Notoadmojo,2010).
Rancangan
yang
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
digunakan adalah cross sectional yaitu suatu
dianggap
penelitian
(Notoadmojo, 2010). Teknik pengambilan
korelasi
untuk antara
mempelajari tingkat
dinamika
pendapatan
mewakili
seluruh
populasi
dan
sampel menggunakan accidental sampling,
pendidikan orang tua dengan status gizi pada
yaitu mengambil kasus atau responden yang
balita, dengan cara pendekatan, observasi,
kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
sesuai dengan konteks penelitian, dengan
saat (point time approach). Artinya setiap
jumlah 84 sampel.
objek penelitian hanya diteliti sekali saja
Analisis data meliputi langkah-langkah
dengan pengukuran dilakukan terhadap status
sebagai berikut: Penyusunan data, Klasifikasi
karakter atau variabel subjek pada saat
data, Pengolahan data, dan Teknik analisis
pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa
data.
semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoadmojo, 2010).
Hasil
variabel adalah sesuatu yang digunakan
Dari hasil penelitian dapat diperoleh
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimilki
gambaran umum mengenai objek penelitian
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
yang tersaji dalam tabe. 131
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015 1.
Gambaran karakteristik orang tua yang
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan.... Tabel 2 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
memiliki balita berdasarkan umur, dan pekerjaan di Wilayah Puskesmas Kelayan
No
Pekerjaan
Ibu
Timur Banjarmasin. a. Umur Berdasarkan
penelitian,
Ayah
n
%
n
%
1
Ibu rumah tangga
69
82,1
0
0
2
Swasta
15
17,9
84
100
3
PNS
0
0
0
0
Jumlah
84
100
84
100
dihasilkan
distribusi keluarga balita menurut umur sebagai berikut : Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
Berdasarkan Tabel 2 dari 84 sampel No
Usia
Ibu
Ayah
yang
menjadi
responden
kategori
ibu
n
%
n
%
sebanyak 69 responden (82,1 %) sebagai ibu
1
< 20 tahun
3
3,6
1
1,2
rumah tangga (tidak bekerja), sedangkan
2
20-35 tahun
67
79,8
56
66,7
untuk
3
>35 tahun
14
16,6
27
32,1
Jumlah
84
100
84
100
kategori
ayah
semua
responden
memiliki pekerjaan. 2.
Gambaran Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah
Puskesmas
Kelayan
Timur
Banjarmasin. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
Berdasarkan hasil penelitian Status
bahwa distribusi berdasarkan umur orang tua
Gizi Balita menurut BB/TB di Wilayah
yang memiliki balita dengan umur 20-35
Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin
tahun memiliki jumlah yang paling banyak,
adalah :
dari
kategori
umur
ibu
berjumlah
67
responden (79,8 %), sedangkan dari kategori
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
ayah berjumlah 56 responden (66,7 %). No
Status gizi
n
%
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
1
Gemuk
4
4,8
distribusi orang tua balita menurut tingkat
2
Normal
62
73,8
pekerjaan sebagai berikut :
3
Kurus
11
13,1
4
Sangat kurus
7
8,3
Jumlah
84
100
b. Pekerjaan
132
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
Berdasarkan Tabel diatas status gizi Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Orang Tua di
gemuk pada balita yaitu 4 sampel (4,8 %),
Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
sedangkan status gizi paling tinggi normal No
Pendidikan
Ibu
Ayah
yaitu 62 sampel (73,8 %). 3.
Gambaran Frekuensi Tingkat Pendapatan
n
%
n
%
di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur
1
Dasar
61
72,6
62
73,8
Banjarmasin.
2
Menengah
23
27,4
22
26,2
3
Tinggi
0
0
0
0
Jumlah
84
100
84
100
Tingkat Pendapatan Orang Tua tentang Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel berkut :
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pendapatan Orang Tua Tentang Status
bahwa dari 84 sampel orang tua yang memilki
Gizi Balita Di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur
balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur
Banjarmasin.
Banjarmasin yang berpendidikan kategori No
Pendapatan orang tua
N
%
1
Rendah
26
31
2
Sedang
50
59,5
(73,8 %).
3
Tinggi
8
9,5
5. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua
Jumlah
84
100
dengan Status Gizi Balita di Wilayah
dasar merupakan frekuensi tertinggi dari ibu yaitu 61 sampel (72,6 %), dan ayah 62 sampel
Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan
6. Tabel 6 Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Status
bahwa pendapatan orang tua dengan status gizi balita di wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2015 dari kategori sedang memiliki frekuensi paling tinggi yaitu
Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Penda patan
Status gizi Gemuk
Normal
Jumlah
Kurus
Orang
Sangat kurus
Tua
N
%
n
%
n
%
n
%
N
%
Renda
2
7,7
17
65,4
3
11,
4
15,
26
100
2
4
40
80
5
10
3
6
50
100
Tinggi
0
0
5
62,5
3
37,
0
0
8
100
Jumla
4
84
100
50 sampel (59,5 %), sedangkan yang terendah kategori pendapatan tinggi sebanyak 8 sampel (9,5 %). 4.
Gambaran Wilayah
h Sedan
Frekuensi Puskesmas
Pendidikan Kelayan
di
5
g
5
Timur
Banjarmasin.
4
62
11
7
h
Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan distribusi orang tua balita menurut pendidikan sebagi berikut :
Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,978, α=0,05 yang berarti 133
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015 nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan.... Tabel 8 Hubungan Pendidikan Ayah dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin
hubungan yang bermakna antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita. 7.
Pendidika
Status gizi
n ayah
Gemu
Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan
Dasar
Tabel 7 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin
Pendidika
Status gizi
n
Gemu
Normal
Kurus
Dasar
Menenga
Sangat
Kurus
Menenga
Sangat kurus
n
%
n
%
n
%
n
%
N
%
4
6,
4
75,
5
8,1
6
9,
6
10
5
7
8
7
2
0
0
1
69,
4,
2
10
6
6
3
2
0
0
0
0
0
0
8
10
4
0
0
h Jumlah
k
Normal
k
Status Gizi Balita Di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin
Jumlah
Tinggi
0
Jumlah
4
0
kurus
6
26,
1
1 0
6
1
2
1
0
0 7
n
%
n
%
n
%
n
%
N
%
4
6,
4
75,
5
8,2
6
9,
6
10
6
6
4
8
1
0
0
1
69,
4,
2
10
6
6
3
3
0
0
0
0
0
0
hubungan yang bermakna antara pendidikan
8
10
ayah dengan status gizi pada balita.
4
0
0
h Tinggi
0
Jumlah
4
0
6
26,
1
1 0
6
1
2
1
0
0 7
Dari hasil uji statistik rank spearman didapatkan nilai p=0,146, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada
Pembahasan Dari hasil uji statistik rank spearman
Penelitian ini dilakukan untuk melihat
didapatkan nilai p=0,180, α=0,05 yang berarti
adanya Hubungan Tingkat Pendapatan dan
nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada
Pendidikan Orang Tua dengan Status Gizi
hubungan yang bermakna antara pendidikan
Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kelayan
ibu dengan status gizi pada balita.
Timur Banjarmasin Tahun 2015 dengan jumlah responden 84 sampel. 1.
Karakteristik Responden
a. Umur Pada
penelitian
ini
ada
beberapa
karakteristik responden, dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa berdasarkan umur orang tua yang memiliki balita dengan umur 20-35 tahun memiliki jumlah yang paling banyak, dari ibu berjumlah 67 responden (79,8 %), 134
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
sedangkan dari ayah berjumlah 56 responden
kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam
(66,7 %) dan yang paling sedikit pada umur <
memndapatkan informasi dan pengetahuan.
20 tahun.
b. Pekerjaan
Usia 20-35 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi
Berdasarkan hasil tabulasi data yang
seseorang untuk dapat
didapat dari Tabel 3 terdapat 84 sampel
memotivasi diri memperoleh pengetahuan
sebagian besar ibu balita memiliki pekerjaan
yang sebanyak-banyaknya. Usia adalah umur
sebagai ibu rumah tangga/ tidak bekerja dan
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
semua ayah dari sampel memiliki pekerjaan.
sampai saat berulang tahun, semakin cukup
Menurut hasil penelitan supriatin (2004)
umur tingkat kematangan dan kekuatan
pekerjaan orang tua mempengaruhi status gizi
seseorang maka akan lebih matang dalam
anak misalnya pada ibu yang tidak bekerja
berfkir logis (Nursalam dan Siti Pariani,
atau
2001).
meluangkan waktunya dirumah dan dapat Menurut hasil penelitian Himawan
ibu
memberikan
rumah
tangga
pengasuhan
lebih
yang
banyak
maksimal
(2006) usia sebagai salah satu faktor yang
terhadap anaknya. Sedangkan orang tua yang
mempengaruhi partisipasi sosial. Ibu dengan
bekerja memiliki waktu yang relatif banyak
usia dewasa muda lebih mudah menerima
diluar
instruksi sedangkan ibu dengan usia dewasa
pengasuhan yang maksimal terhadap anaknya,
tua
maka dari itu cenderung orang tua yang
lebih
berpengalaman
dalam
pola
pengasuhan balitanya.
rumah
bekerja status
Berdasarkan teori dan beberapa hasil penelitian, peneliti
dapat menyimpulkan
tidak
gizi
dapat
memberikan
pada balita kurang
terpenuhi. Berdasarkan teori dan beberapa hasil
bahwa tingkatan umur pada setiap individu
penelitian
mempengaruhi tingkat pengetahuan, daya
menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu
tangkap dan pola pikir sesorang, dengan
balita yang memiliki pekerjaan sebagai ibu
bertambahnya
semakin
rumah tangga/ tidak bekerja dikarenakan
berkembang pula daya tangkap dan pola
adanya faktor kesadaran tentang kesehatan
pikirnya,
yang
dan menentukan besarnya perhatian orang tua
diperoleh semakin membaik terhadap masalah
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
yang dihadapi, dimana pengalaman dan
makanan dan gizi pada balitanya.
kematangan
2. Status Gizi Balita
umur
sehingga
jiwa
akan
pengetahuan
seseorang
disebabkan
orang
lain,
peneliti
dapat
semakin cukupnya umur dan kedewasaan
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh sebagian
dalam berfikir dan bekerja. Dengan semakin
besar balita memiliki gizi normal yang
tua
berjumlah 62 orang, dan balita yang memiliki
umur
seseorang
maka
mempunyai
status gizi gemuk berjumlah 4 orang. 135
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015 Hal ini disebabkan karena orang tua
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan.... 4. Pendidikan
balita yang sudah mulai aktif membawa balitanya
ke
puskesmas/posyandu
untuk
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh sebagian besar orang tua balita dari 84 sampel yang
menimbang dan lebih sering orang tua balita
memilki
terpapar tentang pengetahuan status gizi
Kelayan
balitanya, makin bertambah usia balita maka
berpendidikan
makin bertambah pula kebutuhannya.
merupakan frekuensi tertinggi dari ibu yaitu
3. Pendapatan
61 sampel (72,6 %), dan ayah 62 sampel (73,8
Berdasarkan
Tabel
6
diperoleh
balita dari
kategori
di
Wilayah
Timur
Puskesmas
Banjarmasin
kategori
dasar
yang
(SD-SMP)
%).
sebagian besar pendapatan orang tua dengan status gizi
balita
Menurut suhardjo (2003), pendidikan
sedang
merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi
memiliki frekuensi paling tinggi yaitu 49
rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya
sampel (58,3 %), sedangkan yang paling
dengan
rendah kategori pendapatan tinggi sebanyak 8
perawatan kesehatan, hygiene pemeriksaan
sampel (9,5 %).
kehamilan
Menurut Suhardjo (2003), umumnya
tingkat
dan
pengetahuan
pasca
terhadap
persalinan,
serta
kesadaran terhadap kesehatan dan gizi anak-
jika pendapatan naik, jumlah dan jenis
anak
makanan cenderung ikut membaik juga.
pendidikan berpengaruh pula pada faktor
Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis
sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan,
pangan apa yang akan dibeli dengan adanya
pekerjaan,
tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan,
perumahan, dan tempat tinggal. Tingkat
semakin
dari
pendidikan turut pula menentukan mudah
dipergunakan untuk
tidaknya seseorang menyerap dan memahami
membeli sayur, buah, dan berbagai jenis
pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari
bahan pangan lainnya. Jadi penghasilan
kepentingan keluarga, pendidikan diperlukan
merupakan faktor penting bagian kuantitas
agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya
dan kualitas.
masalah gizi didalam keluarga dan bisa
besar
pula
penghasilan tersebut
presentase
Berdasarkan teori dan penelitian dari
dan
keluarganya.
kebiasaan
Disamping
hidup,
itu
makanan,
mengambil tindakan secepatnya.
peneliti semua orang tua balita memiliki
Berdasarkan teori diatas, peneliti dapat
faktor kesadaran tentang kesehatan, apabila
menyimpulkan bahwa pendidikan sangat erat
pendapatan semakin tinggi maka makanan
berhubungan
yang akan dimakan keluarganya cenderung
dimiliki, karena dari pengetahuan lah kita bisa
membaik, karena dari pendapatan orang
menentukan daya tangkap seseorang dalam
tualah menyesuaikan jenis makanan yang
menerima dan memahami informasi yang
akan dibeli dan dimakan untuk keluarganya.
diperoleh dari bebrbagia sumber.
dengan
pengetahuan
yang
136
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015 5. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua Dengan Status Gizi Balita
gambaran Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas
membuat mereka tidak sempat menyiapkan makanan sendiri sehingga mereka sering
Berdasarkan Tabel 8 dapat diperoleh
Wilayah
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
Kelayan
Timur
membeli
makanan
yang siap saji
saja
sehingga status gizi anak tidak diperhatikan. Berdasarkan dari hasil penelitian orang lain, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Banjarmasin, dari 84 sampel yang terbanyak
pendapatan
adalah status gizi normal yaitu 40 balita dari
makanan yang dibeli oleh seseorang, tetapi
50
orang tua yang memiliki pendapatan tinggi
sampel
orang
tua
yang
memiliki
pendapatan sedang.
memang
mempengaruhi
dari
belum tentu membelikan makanan yang
Dari hasil uji statistik rank spearman
sesuai dengan gizi makanan yang dibutuhkan
didapatkan nilai p=0,978, α=0,05 yang berarti
oleh balitanya.
nilai p> α, maka Ha ditolak, artinya tidak ada
6. Hubungan Pendidikan Orang Tua Dengan
hubungan yang bermakna antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada balita.
Status Gizi Balita Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Menurut hasil penelitian Djola (2011)
84 responden di wilayah puskesmas kelayan
yang menyatakan bahwa pendapatan orang
timur banjarmasin tahun 2015 dan hasil
tua tidak mempengaruhi asupan dan status
distribusi frekuensi responden berdasarkan
gizi anak. Tingkat pendapatan menentukan
pendidikan orang tua dengan status gizi balita
makanan yang dibeli, dimana semakin tinggi
diperoleh
pendapatan keluarga maka gizi anak juga
berpendidikan dasar mempunyai presentase
akan tercukupi dan berpengaruh terhadap
paling tinggi sedangkan yang berpendidikan
status gizinya. Keluarga dengan pendapatan
tinggi (PT) tidak ada (0). Adapun kejadian
yang
memperbaiki
status gizi balita yang normal dengan orang
komposisi makanan sehingga belum tentu
tua yang berpendidikan dasar sebanyak 46/47
mutu makananya lebih baik. Hal ini sesuai
orang, orang tua yang berpendidikan dasar
dengan hasil penelitian dari Repi (2013)
dengan status gizi gemuk ada 4 orang, orang
mengatakan tingginya pendapatan jika tidak
tua yang berpendidikan dasar dengan status
diimbangi dengan pengetahuan yang cukup
gizi balita sangat kurus sebanyak 6 orang.
bisa
menjadi
Dari hasil uji rank spearman didapatkan nilai
konsumtif dikarenakan pemilihan makanan
p=0,180, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka
bukan didasarkan dari aspek gizi melainkan
Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang
dari aspek selera makan. Hal ini membuat
bermakna antara pendidikan ibu
sebagian besar orang yang berpenghasilan
status gizi pada balita, dan Dari hasil uji
tinggi dan memiliki aktifitas yang padat
statistik rank spearman didapatkan nilai
tinggi
belum
menyebabkan
tentu
seseorang
data
bahwa
orang
tua
yang
dengan
137
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
p=0,146, α=0,05 yang berarti nilai p> α, maka
Daftar pustaka
Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang
Akademi
bermakna antara pendidikan ayah
dengan
status gizi pada balita.
Kebidanan
Sari
Mulia.
2014.
Panduan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Banjarmasin : Akademi Kebidanan
Hal ini sesuai dengan pendapat suhaimi
Sari Mulia.
(2008), bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang belum menjamin tingginya tingkat
Djola R. 2011. Hubungan antara Tingkat
pengetahuan pangan dan gizi, namun status
Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh
gizi ditentukan oleh konsumsi makanan dan
dengan Status Gizi Anak Balita di
kemampuan tubuh menggunakan zat-zat gizi.
Desa Bongkudai Kecamatan Modayag
Berdasarkan
data
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa pendidikan orang tua
Barat
[skripsi].
Universitas
Sam
Ratulangi.
sebagian besar tergolong sedang, namun status gizi balita cenderung normal walaupun
Hamsinah. 2013. Hubungan Pengetahuan
masih banyak sebagian status gizi balita yang
Dan Pendidikan Ibu Dengan Status
kurus.
Gizi
Hal ini dikarenakan adanya faktor
Pada Balita Di Puskesmas
Gadang
Hanyar
Banjarmasin.
kesadaran tentang kesehatan dan menentukan
Banjarmasin : Akademi Kebidanan
besarnya perhatian orang tua terhadap hal-hal
Sari Mulia.
yang berkaitan dengan makanan dan gizi. Pendidikan orang tua bukan merupakan faktor
Himawan AW. 2006. Hubungan antara
utama yang mempengaruhi status gizi balita
Karakteristik Ibu dengan Status Gizi
namun
Balita
banyak
faktor
yang
mungkin
di
Kelurahan
Sekaran
mempengaruhi status gizi balita diantaranya
Kecamatan Gunung Pati Semarang
faktor sosial, budaya, dan ekonomi.
[skripsi].
Universitas
Negeri
Semarang. Ucapan terima kasih Saya sangat berterima kasih kepada
Notoatmojo, Soekitdjo. 2010. Metodologi
Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka
yang telah memberikan kesempatan untuk
Cipta.
melakukan penelitian dan ucapan terima kasih kepada
Puskesmas
Kelayan
Timur
Repi, A. (2013). Hubungan antara Status
Banjarmasin yang telah memberikan izin serta
Sosial Ekonomi dengan Status Gizi
tempat untuk penelitian.
Anak Sekolah Dasar Kelas 4 dan Kelas 5 SDN 1 Tounelet DANSD 138
Dinamika Kesehatan Vol. 13 No. 15 Juli 2015 Katolik
St.Monica
Norhidayah et al.,Hubungan Pendapatan....
Kecamatan
Langowan Barat. (Skripsi) Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Suhaimi, Ahamda. 2008. Ketahanan Pangan. Banjarmasin: UNLAM.
Riskesdes.2013.(http://www.depkes.go.id/res ources/download/pusdatin/profilkesehatan-indonesia/profil-kesehatanindonesia-2013.pdf. diakses 09 maret 2015)
139