1
2
3
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA
Aswinda Miolo 841411052 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK ASWINDA MIOLO, 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan School Refusal Pada Anak Prasekolah di TK Damhil Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dian Saraswati S.pd,M.Kes, dan Pembimbing II Andi Mursyidah S.Kep, Ns. M.Kes. School refusal yaitu masalah emosional yang dimanifestasikan dengan ketidak inginan anak untuk menghadiri sekolah, disebabkan karena kecemasan berpisah dari orang terdekat. Anak prasekolah merupakan anak usia dini dimana anak sudah menginjak masa sekolah. Pada masa ini dibutuhkan dukungan dan pola asuh yang baik dari orang tua untuk mengembangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak. Adapun tujuan masalah yaitu apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan school refusal pada anak prasekolah di TK Damhil. Desain penelitian menggunakan Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini seluruh orang tua dan pengasuh yang ada di TK Damhil berjumlah 78 orang. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik Purposive Sampling di dapatkan 36 sampel. Hasil penelitian didapatkan pola asuh orang tua baik yaitu 55,6%, dan pola asuh cukup didapatkan 44,4%, Sedangkan perilaku school refusal pada prasekolah yaitu 33,3% dan yang tidak school refusal yaitu 66,7%. Dengan menggunakan uji chi-square di dapatkan p-value sebesar 0,000 (a>0,05) yang berarti adanya hubungan pola asuh orang tua dengan school refusal pada anak prasekolah di TK Damhil kota Gorontalo. Saran bagi orang tua hendaknya memperhatikan pola asuh yang diberikan kepada anak agar memperoleh Perilaku dan perkembangan anak yang tidak menyimpang. Kata kunci : Pola asuh orang tua, perilaku school refusal Daftar Pustaka : Jumlah 40 (2003 Sampai dengan tahun 2014)
4
Pendahuluan Anak pra sekolah adalah anak yang berumur 36-60 bulan, pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, dimana panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik, proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Dukungan kepada anak tercermin salah satunya melalui pola asuh. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sejak anak dilahirkan. Anak-anak akan banyak mendapatkan pengalaman di dalam keluarga untuk tumbuh dan berkembang demi masa depannya. Orang tua di dalam keluarga dapat memberikan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak.1 School refusal merupakan masalah emosional yang dimanifestasikan dengan ketidak inginan anak untuk menghadiri sekolah yang disebabkan karena kecemasan berpisah dari orang terdekat). Hasil penelitian menurut Berstei dan Ganfikel (dalam Rokhmayarti, Susanto 2010) 70% anak yang takut kesekolah mengalami depresi, kemudian 60% mengalami kecemasan bersekolah terutama kecemasan berpisah dengan orang terdekat.2 Didukung oleh penelitian yang dilakukan di Purwekerto tahun 2009 oleh Joko Trisuharsono menyatakan bahwa, apabila 80% orang tua menerapkan pola asuh yang tepat maka akan mempengaruhi kemampuan berinteraksi lingkungan sosialnya, membuat anak lebih percaya diri. Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan pada tanggal 26 maret 2015 di TK Damhil Kota Gorontalo didapatkan jumlah siswa yaitu 78 siswa dan peneliti mendapat dua orang tua siswa yang diwawancarai di dalam sekolah, dari hasil wawancara yang peneliti lakukan belum semua orang tua dan termasuk dua orang tua siswa ini yang belum memenuhi atau menerapkan tiga pola pengasuhan asah asih asuh, karena ibu S masih kurang memberikan kasih sayang seperti ibu S sering memarahi anaknya didepan temantemannya,Ibu L kurang memberikan kepercayaan kepada anaknya contoh anak selalu dijaga di dalam kelas pada saat jam pelajaran dimulai, dan anak ibu L saat jam istirahat hanya
1
Ari Sulistiawati. (2013). Deteksi Tumbuh kembang Anak. Jakarta; Salemba Medika
2
Ayu Winda Utami, dkk (2013). Perbedaan Kemandirian Berdasarkan Tipe Pola Asuh Pada Siswa Sekolah Dasar Di Jawa barat. Di akses pada tanggal 9 maret 2015
5
bersama ibu L tidak bermain bersama teman-temannya, menimbulkan perilaku yang tidak baik untuk anak. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian di TK Damhil kota Gorontalo dengan judul “ Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku School Refusal Pada Anak Prasekolah” Tujuan dalam penelitian ini adalah, mengetahui apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan school refusal pada anak pra sekolah di paud taman kanak kanak Damhil kota gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Damhil Kota Gorontalo pada tanggal 18 mei sampai 23 mei 2015.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara dua variabel, dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali .3Metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut dengan tehnik observasi dan kuesioner bedasarkan data pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua dan pengasuh anak dikelas paud TK damhil usia 3-5 tahun pada saat penelitian berjumlah 78 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu secara purposive sampling. Populasi pada saat penelitian berjumlah 78 anak Jumlah sampel sesuai dengan kriteria sampel berjumlah 36 sampel pada saat penelitian, Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi Responden yang hadir pada saat penelitian, yang bersedia menjadi responden, anak yang masih dijaga orang tua/pengasuh.Kriteria yang lebih banyak dari pengambilan sampel ini anak yang masih dijaga orang tuanya/pengasuh yaitu berjumlah 36 anak. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir.4
3
Fitriah. 2012. Perubahan pola asuh orang tua yang otoritero dala stimulasi perkembangan anak. Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2015.
4
Feri Widiyanti. 2012. Perkembangan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
6
Kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti kepada respoden dalam hal ini adalah ibu yang memiliki anak disekolah taman kanak-kanak daomhil. Kuesioner ini terdiri dari 25 pertanyaan untuk mengukur pola asuh orang tua yang memiliki anak di TK damhil dengan skor 1= STS 2=TS 3=S 4=SS, sedangkan untuk format school refusal yaitu akan dilakukan obsevasi pada anak HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur anak di Tk Damhil Kota gorontalo No Umur Anak Jumlah Persen 1 2 3
3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun Jumlah
20 10 6 36
55,6 27,8 16,7 100
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan Anak usia 3 tahun berjumlah 20 (55,6%), sedangkan yang usia 4 tahun berjumlah 10 (27,8%) anak, dan usia 5 tahun berjumlah 6 (16,7%) anak . Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin anak yang ada di kelas paud TK Damhil Kota Gorontalo No Jenis Jumlah Persen Kelamin 1 2
Laki-Laki Perempuan Jumlah
16
38,7
20 36
65,6
100 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan Anak Laki-laki berjumlah 16 anak (38,7%), dan anak perempuan berjumlah 20 anak (65,6%). 4.3 Analisis Univariat Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pola asuh orang tua di TK Damhil kota Gorontalo No
Pola asuh orang tua
Jumlah
Persen
1
Baik
20
55,6
2
Cukup 16
44,4
7
Jumlah
36
100
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4.3 Menunjukan Bahwa berdasarkan Pola asuh orang tua dengan kategori baik berjumlah 20 (55,9%) responden, kategori cukup 16 (37,8%) responden. Tabel 4.4 Distribusi Responden Gorontalo No Kategori school Jumlah refusal 1 School Refusal 12 2 Tidak school 24 refusal Jumlah 36 Sumber : Data Primer 2015
berdasarkan School Refusal di TK Damhil Kota Perse n 37,8 59,5 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa terdapat 12 (37,8%) siswa dalam kategori school refusal , dan dalam kategori yang tidak school refusal ada 24(59,5%) siswa di TK Damhil Kota Gorontalo. 4.4 Analisa Bivariat Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa variabel independen pada penelitian ini adalah pola pengasuhan orang tua sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah perilaku anak school refusal. Tabel 4.5 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku School Refusal Pada Anak Prasekolah di TK Damhil Kota Gorontalo Kategori school Pola asuh orang tua
refusal
X2 p Value
Jumlah
School refusal
Tidak school refusal
n
%
n
%
n
%
Baik
-
0
20
47,2
20
55,6
Cukup
12
33,3
4
11,1
16
44,4
8
0.00
Jumlah
12
33,3
24
66,7
36
100
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa, dari 20 responden yang dalam kategori pola asuh baik tidak ada yang mengalami school refusal (0%), dalam kategori pola asuh cukup dari 16 responden yang tidak school refusal ada 4(11,1%) dan yang mengalami school refusal ada 12 (33,3) anak. Hubungan variabel pola asuh dan perilaku school refusal di uji signifikansinya secara statistik dengan uji Chi-Square test. Akan tetapi tabel 3x2 ini tidak layak untuk diuji dengan Chi-Square test karena sel yang memiliki nilai expected kurang kurang dari lima ada 33,3% dari jumlah sel. Maka dilakukan penggabungan sel sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square test. Penggabungan sel dilakukan pada kelompok pola asuh kurang dan pola asuh cukup. Karena jumlah responden pola asuh kurang lebih sedikit yaitu ada 6 responden, dibandingkan dengan pola asuh kurang yang memiliki 10 responden. Sehingga digabungkan dengan pola asuh cukup dan diubah menjadi pola asuh cukup. Untuk tabel 2x2 ini ternyata layak untuk diuji dengan uji Chi-Square test karena sel yang nilai expected kurang dari lima yaitu 0% dari jumlah sel. Dari Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square test maka diperoleh nilai p = 0,000 atau < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku school refusal pada anak prasekolah di TK Damhil Kota Gorontalo. PEMBAHASAN 1. Pola Asuh orang Tua Pada Anak Prasekolah Di TK Damhil Kota Gorontalo Berdasarkan data pada tabel 4.3 bahwa sebagian besar orang tua di Tk Damhil memiliki pola asuh baik sebanyak 20 responden (45,9%) pola asuh orang tua baik dikarenakan orang tua sangat berperan penting bagi kehidupan anak karena dirumah selalu membimbing anaknya seperti pada apa yang peneliti teliti misalnya pada pola asuh orang tua seperti asuh kebutuhan emosi atau kasih sayang orang tua yang selalu memperhatikan
9
perkembangan anaknya baik disekolah maupun diluar sekolah, pada pola asih kebutuhan pemenuhan fisik orang tua yang selalu memberikan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan anak, dan pola asah pemenuhan stimulasi mental pada anak orang tua yang selalu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, mengasah kecerdasan anak atau melatih kemandirian anak. Sedangkan pola asuh yang kurang sebanyak 16 (23%) responden pola asuh yang kurang baik dikarenakan orang tua yang kurang baik menerapkan pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti asah asih asuh, seperti pada apa yang peneliti teliti orang tua yang membiasakan anaknya dijaga disekolah bahkan didalam kelas, menjadikan anak kurangnya kepercayaan diri, kurangnya pemenuhan nutrisi pada anak akan menyebabkan pertumbuhan tidak optimal.Menurut asumsi peneliti bahwa faktor yang menyebabkan kurang pemenuhan kebutuhan dasar anak adalah peran orang tua yang tidak baik, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa peran pola asuh orang tua sangat dibutuhkan oleh seorang anak dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak. 2.Perilaku School Refusal anak
prasekolah
Berdasarkan data pada tabel 4.4 bahwa sebagian besar anak diTK Damhil tidak berperilaku school refusal sebanyak 24 anak, karena sebagian besar orang tua menerapkan pola pengasuhan yang baik seperti terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dasar anak. Anak yang mengalami school refusal berjumlah 12 anak. Di lihat dari peneliti teliti bahwa anak yang mengalami school refusal pola pengasuhan orang tuanya masuk kategori pola asuh cukup. Menurut asumsi peneliti bahwa anak sangat mengharapkan peran orang tua untuk memenuhi segala pertumbuhan dan perkembangan anak. Dimana anak telah mengalami proses peningkatan fungsi organ tubuh, karena anak tidak hanya butuh perhatian saja tetapi anak juga membutuhkan kasih sayang, semakin baik pola pengasuhan orang tua semakin baik pula perkembangan dan perilaku anak usia prasekolah. Hal ini sesuai dengan teori Ashiabi mengemukakan bahwa anak usia dini memiliki pola perilaku yang khas. Apabila pada masa ini anak kurang pola asuh atau tidak seimbangnya pemberian pemenuhan kebutuhan dasar anak akan memiliki ketidak mampuan menyesuaikan diri yang ditujukan dengan kurang mampu dalam mengelola emosi dan sosial secara baik, maka dapat menstimulasi timbulnya perilaku negatif seperti perilaku school refusal, school fobia pada masa itu dan bisa melanjut pada masa berikutnya.5
5
Al Trido 2014. Anak Mogok Sekolah. Jakarta: Pt Alex Media Komputido
10
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku School Refusal Pada Anak Prasekolah Di Tk Damhil Kota Gorontalo. Hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square test maka diperoleh nilai p = 0,000 atau < 0,05. Sehingga dapat di katakan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku school refusal anak prasekolah di Tk Damhil kota gorontalo. Berdasarkan tabel 4.5 sebagian besar responden pola asuh baik sebanyak 20 responden , dalam pola asuh orang tua pemenuhan kebutuhan dasar anak berperan baik karena orang tua selalu menerapkan pola pengasuhan yang baik, dan selalu memenuhi kebutuhan dasar anak seperti asah, asih, asuh. Seperti yang telah peneliti teliti pada pola pengasuhan orang tua seperti asuh kebutuhan emosi atau kasih sayang orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan anaknya baik disekolah maupun diluar sekolah, pada pola asih kebutuhan pemenuhan fisik orang tua yang selalu memberikan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan anak, dan pola asah pemenuhan stimulasi mental pada anak orang tua yang selalu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, kecerdasan anak atau melatih kemandirian anak. Sedangkan perilaku school refusal pada anak prasekolah sebanyak 12 anak, dan yang tidak mengalami school refusal sebanyak 24 anak, dimana ada 20 responden pola asuh orang tua baik karena orang tua yang selalu memperhatikan kebutuhan dasar anak asah asih asuh sehingga yang tidak mengalami school refusal lebih banyak dengan jumlah 24 anak , kemudian yang mengalami school refusal 13 anak dengan pola pengasuhan Cukup 10 responden dan kurang 6 responden kemudian digabungkan pola pengasuhan kurang disatukan dengan pola pengasuhan cukup sehingga yang mengalami school refusal berjumlah 12 anak karena orang tua yang kurang memperhatikan anaknya, orang tua yang kurang memenuhi kebutuhan dasar anak , sehingga menyebabkan anak mengalami perilaku yang negatif seperti anak yang tidak ingin ke sekolah tanpa didampingi orang tuanya atau pengasuhnya, anak yang pada saat jam istirahat selalu bersama pengasuhnya tidak ingin berpisah dengan orang terdekat.6 Menurut asumsi peneliti bahwa Keluarga merupakan
6
Astuti, dkk (2010). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Anak Di TK Tabiyatul Athfal Penanggulan Kecamatan Pengandon Kab. Semarang. Diakses pada tanggal 21 februari 2015.
11
lingkungan sosial pertama dan utama bagi anak sehingga memberi pengaruh terbesar bagi perkembangan anak. Keluarga terutama ayah dan ibu memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pola dan tingkah laku anak terhadap orang lain . artinya pola asah yaitu Kebutuhan
akan
stimulasi
mental
yang
mengembangkan
perkembangan
kecerdasan,kemandirian, kreativitas sedangkan untuk pola asih yaitu Kebutuhan emosi/kasih sayang, Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial anak.7 KESIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku School Refusal Pada Anak Prasekolah Di Tk Damhil Kota Gorontalo yang telah dilakukan oleh peneliti , maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 36 Responden didapatkan pola asuh baik sebanyak 20 responden (55,3%
pola asuh
cukup 16 responden (35,8%). 2. Dari 36 anak yang diteliti didapatkan perilaku Tidak school refusal sebanyak 24 (52,8%) anak, dan yang termasuk school refusal sebanyak 12 (47,2%) anak. 3. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square test Dan penggabungan sel di dapatkan nilai P = 0,000 Sehingga terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku school refusal pada anak prasekolah di TK Damhil Kota Gorontalo . 2. SARAN Adapun saran dalam penelitian ini adalah 1. Bagi orang tua
7
Ayu puspita, dkk (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Anak Prasekolah (3-5 tahun) Di TK IV Saraswati Denpasar. Diakses tanggal 21 Februari 205.
12
Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan pola asuh yang diberikan kepada anak agar perilaku school refusal tidak berkelanjutan, karena orang tua sangat berperan banyak dalam memperhatikan perkembangan anak, karena anak lebih banyak waktu dirumah dibandingkan disekolah 2. Bagi Sekolah Diharapkan sebaiknya guru menginformasikan kepada orang tua jika menemukan murid yang mengalami school refusal, dan guru segera mengajarkan pengembangan perilaku sosialnya yang sesuai dengan anak usia dini agar perilaku school refusal tidak berkelanjutan 3. Bagi peneliti lain Diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan memperhatikan variabel-variabel lain yang mempengaruhi pembentukan perilaku school refusal pada anak, dan juga faktor lain yang mempengaruhi pola asuh orang tua DAFTAR PUSTAKA Al Trido 2014. Anak Mogok Sekolah. Jakarta: Pt Alex Media Komputido Anita, Reni. (2004). Mendidik Anak-Anak Bermasalah. Jakarta: Inisiasi Press Astuti, dkk (2010). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Anak Di TK Tabiyatul Athfal Penanggulan Kecamatan Pengandon Kab. Semarang. Diakses pada tanggal 21 februari 2015. Ayu puspita, dkk (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Anak Prasekolah (3-5 tahun) Di TK IV Saraswati Denpasar. Diakses tanggal 21 Februari 205. Ayu Winda Utami, dkk (2013). Perbedaan Kemandirian Berdasarkan Tipe Pola Asuh Pada Siswa Sekolah Dasar Di Jawa barat. Di akses pada tanggal 9 maret 2015 Ari Sulistiawati. (2013). Deteksi Tumbuh kembang Anak. Jakarta; Salemba Medika Agus Rosidi, dkk (2013). Hubungan Antara pola asuh orang tua dengan school refusal pada anak sekolah dasar di jawa barat. Diakses pada tanggal 20 februari Devie Natalia 2008. Hubungan antara pola asuh otriter dengan kecemasan bersekolah. Di akses Pada Tanggal 8 maret 2015.
13
Fatimah, (2012) . Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Di Akses Pada Tanggal 8 Maret 2015. Feri Widiyanti. 2012. Perkembangan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Fitriah. 2012. Perubahan pola asuh orang tua yang otoritero dala stimulasi perkembangan anak. Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2015. Jannah , M. (2007). Phobia Sekolah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Lie, Anita, & Prasasti, S. (2004). 101 Cara membina kemandirian dan tanggung jawab anak. Jakarta: Elex Mdia Komputindo
14