HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI DASAR ANAK PRASEKOLAH DAN PERBEDAAN KETERLIBATAN DITINJAU DARI PENDIDIKAN FORMAL IBU
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh : RIA YULIANA F.100080148
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI DASAR ANAK PRASEKOLAH DAN PERBEDAAN KETERLIBATAN DITINJAU DARI PENDIDIKAN FORMAL IBU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Diajukan Oleh :
RIA YULIANA F.100080148
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI DASAR ANAK PRASEKOLAH DAN PERBEDAAN KETERLIBATAN DITINJAU DARI PENDIDIKAN FORMAL IBU
Ria Yuliana Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi dengan keterlibatan dan perbedaan keterlibatan ibu dalam pengembangan literasi dasar anak prasekolah berdasarkan pendidikan formal yang telah ditempuh ibu. Pada penelitian ini, pendidikan dibagi menjadi dua yaitu Perguruan Tinggi dan SMA. Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu dengan menggunakan skala sebagai alat ukur persepsi dan keterlibatan ibu dan analisis data menggunakan korelasi product moment dan uji t (t-test). Partisipan penelitian ini adalah ibu dari siswa/siswi peserta TK Aisyiyah Tunggulsari dan Al Azhar Syifa Budi Solo yang berjumlah 90 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan, ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi dengan keterlibatan ibu dalam pengembangan literasi dasar anak prasekolah dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterlibatan ibu yang berpendidikan Perguruan Tinggi dan SMA. Kata kunci: Literasi dasar, persepsi, keterlibatan, ibu, prasekolah.
bahwa tidak ada batasan usia untuk
PENGANTAR
mulai mengenalkan anak pada bacaLatar Belakang Masalah Literasi membaca,
tulis. Kesiapan membaca tidak harus
adalah menulis,
mendengarkan,
proses
ditunggu secara pasif, melainkan
berbicara,
dibutuhkan keterlibatan aktif dari
melihat
dan
orang
tua
untuk
terlibat
berpendapat (Kuder & Hasit, 2002).
mengembangkan kemampuan baca-
Kemampuan
tulis anak.
membaca
landasan
bagi
adalah
pertumbuhan
Persepsi adalah proses awal
intelektual (Hayat & Yusuf, 2010).
sebelum
Namun, berdasarkan hasil penelitian
tindakan
bertaraf international yang dilakukan
seseorang sering didasarkan pada
di Indonesia menunjukkan masih
persepsi mereka dibandingkan pada
rendahnya
kenyataan
kemampuan
membaca
seseorang secara
itu
melakukan
sadar.
sendiri.
Perilaku
Sehingga,
pada siswa di Indonesia (Hayat &
persepsi orang tua dapat menentukan
Yusuf, 2010).
cara orang tua dalam terlibat dalam
Masih banyak orang tua yang berpikir bahwa anak-anak dapat mulai belajar
ketika
ia
(Iswidharmanjaya, menunjukkan
2008).
bahwa
mempersepsikan
bersekolah
orang
anak
pengembangan literasi dasar anak. Keterlibatan orang tua juga seringkali dipengaruhi oleh keyakinan
Ini
mereka. Salah satu
tua
menyebabkan orang tua yakin pada
siap
kemampuan
mereka
faktor
untuk
yang
ikut
dikenalkan pada baca-tulis ketika
terlibat pada pengembangan baca-
anak telah bersekolah. Akan tetapi,
tulis anak adalah faktor pendidikan.
pada anak usia prasekolah, mereka
Penelitian yang dilakukan oleh Linch
telah
perkembangan
dkk (2006) menunjukkan bahwa ada
literasi dasar yang disebut dengan
perbedaan yang signifikan keyakinan
emergent
yang
orang tua ditinjau dari pendidikan
positif pada pengembangan literasi
mereka. Penelitian Weigel dkk (2006)
dasar anak mengarah pada konsep
juga melaporkan orang tua yang
emergent literacy yang memandang
berada pada level pendidikan yang
memasuki
literacy.
Persepsi
lebih tinggi memiliki keterlibatan
seseorang
yang tinggi pula serta lebih fasilitatif
kelompok yang menghendaki adanya
dibandingkan
kontribusi terhadap kepentingan dan
yang
berpendidikan
lebih rendah.
sebuah
situasi
tanggung jawab terhadap kelompok.
Figur orang tua yang paling dekat
dalam
dengan
anak
adalah
ibu.
Keterlibatan
menurut
Purwanto
(2010) adalah istilah yang luas yang
Iswidharmanjaya (2008), menyatakan
dapat
bahwa pada awalnya anak mencari
perilaku, sehingga keterlibatan orang
figur
objek
tua dapat diartikan sebagai partisipasi
sentralnya adalah ibunya, figur-figur
orang tua anak/ siswa dalam kegiatan
lain, seperti anggota keluarga lain,
sekolah.
sentral
dan
sebagai
dianggap tidak memiliki peranan
merujuk
pada
Faktor
berbagai
yang
dapat
penting. Oleh karena itu, penelitian
mempengaruhi keterlibatan orang tua
mengenai persepsi dan keterlibatan
adalah kosntruksi peran orang tua,
ibu ditinjau dari pendidikan formal
keyakinan orang tua untuk membantu
ibu, penting untuk dilakukan.
anak dalam belajar, dan persepsi orang
Landasan Teori Keterlibatan
ibu
dalam
pengembangan literasi dasar anak prasekolah Morrison (dalam Patmonodewa, 2000) mendefinisikan keterlibatan ibu adalah suatu proses dimana ibu menggunakan
segala
kemampuan
mereka, guna keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri. Sedangkan
Davis
(2000)
mendefinisikan keterlibatan orang tua sebagai sebuah partisipasi mental
tua
terhadap
undangan
keikutsertaan dari sekolah (Dempsey dalam Evanthia, 2005). Dempsey & Sandler (dalam Katenkamp 2009), menyatakan
tiga
faktor
yang
mempengaruhi keputusan orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak yaitu motivasi pribadi, ajakan untuk terlibat dari anak mereka dan sekolah anak serta konteks kehidupan. Aspek
keterlibatan
ibu
didasarkan pada pendapat Epstein (dalam
Katenkamp,
2009)
yaitu
parenting,
komunikasi,
volntering,
pengajar
di
pengambil
rumah,
keputusan, dan koordinasi dengan komunitas.
Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi persepsi yaitu faktor personal
dan
pengembangan literasi dasar anak
(Rahmat,
2003).
prasekolah
antara lain: pengalaman, motivasi dan
Persepsi
Ibu
terhadap
Dwiyani (2009) mendefinisikan persepsi
sebagai
seseorang
pola
terhadap
kepribadian.
faktor
situasional
Faktor
Sedangkan
personal
faktor
pandang
situasional berasal dari luar individu
sebuah
yang melakukan persepsi berbentuk
permasalahan.
Rahmat
(2003)
verbal maupun non verbal. Faktor
mengemukakan
bahwa
persepsi
fungsional berasal dari kebutuhan,
adalah pengalaman tentang objek,
pengalaman masa lalu dan hal-hal
peristiwa atau hubungan-hubungan
yang termasuk dalam faktor-faktor
yang
personal. Sedangkan faktor struktural
diperoleh
menyimpulkan
dengan
informasi
dan
menurut
Rahmat
(2003)
adalah
menafsirkan pesan. Persepsi meliputi
semata-mata dari sifat stimuli fisik
banyak
dan efek-efek saraf yang ditimbulkan
fenomena
psikologis
(Sternberg, 2008).
pada sistem saraf individu.
Aspek-aspek persepsi ibu dalam pengembangan literasi dasar anak
Pendidikan formal Tirtaraharja
prasekolah didasarkan pada konsep emergent literacy yang dikemukakan oleh Strickland & Morrow (2000); Labbo & Teale (dalam Strickland & Morrow, 2000); Isenberg (2003); Teale (dalam Kuder & Hasit, 2002); Whitehurst & Lonigan (dalam Kuder & Hasit, 2002), yang dikombinasikan yaitu tahapan pengajaran membaca dan menulis, instruksi, batasan usia anak untuk mulai belajar baca tulis, dan cara pembelajarannya.
& Sulo
(2005)
menyatakan bahwa pendidikan formal sering disebut sebagai persekolahan, berupa rangkaian jenjang yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani dkk (2004), menunjukkan yang
bahwa
faktor-faktor
mempengaruhi
tingkat
pendidikan adalah lamanya mengikuti pendidikan formal dalam lingkup keluarga
melalui
faktor
sosial
ekonomi keluarga. Aspek pendidikan
Solo yang berjumlah total 201 orang,
formal menurut Ihsan (2010), adalah
terdiri dari 123 ibu siswa-siswi TK Al
tujuan, pendidik, peserta didik, isi
Azhar Syifa Budi Solo dan 78 ibu
materi,
siswa-siswi
metode
pendidikan,
dan
situasi lingkungan.
Subjek pada penelitian ini
1. Ada hubungan antara persepsi dengan keterlibatan ibu dalam pengembangan literasi dasar anak prasekolah. 2. Ada perbedaan keterlibatan ibu
pengembangan
literasi
dasar anak prasekolah antara pendidikan ibu SMA dan PT, artinya ibu yang berpendidikan tinggi
Aisyiyah
Tunggulsari.
Hipotesis
dalam
TK
(mencapai
perguruan
lebih
terlibat
tinggi)
dibandingkan ibu lulusan SMA.
dipilih
menggunakan
teknik
purposive sampling, yaitu subjek dipilih berdasarkan karakteristik (1) merupakan ibu dari siswa/siswi TK Aisyiyah Tunggulsari dan TK AL Azhar Syifa Budi Solo, (2) memiliki pendidikan formal terakhir SMA atau Perguruan Tinggi. Jumlah subjek penelitian ini adalah 90 orang yang terdiri dari 51 ibu siswa-siswi TK Aisyiyah Tunggulsari dan 39 ibu siswa-siswi TK Al Azhar Syifa Budi Solo. Jumlah ibu yang berpendidikan SMA adalah 43 orang dan yang
METODE PENELITIAN
berpendidikan Perguruan Tinggi 47. Variabel penelitian Alat ukur Ada
tiga
variabel
pada
penelitian ini, yaitu persepsi ibu, pendidikan ibu (variabel bebas), dan keterlibatan ibu (variabel tergantung).
Alat
yang
digunakan
sebagai pengumpul data adalah skala persepsi
dan
keterlibatan
yang
disusun sendiri oleh peneliti. Skala persepsi
Subjek
ukur
berdasarkan
aspek-aspek
Populasi penelitian ini adalah
yang dikemukakan oleh Strickland &
ibu dari siswa-siswi TK Aisyiyah
Morrow (2000); Labbo & Teale
Tunggulsari dan Al Azhar Syifa Budi
(dalam Strickland & Morrow, 2000);
Isenberg (2003); Teale (dalam Kuder &
Hasit,
2002);
Whitehurst
Uji Asumsi
&
Hasil uji normalitas sebaran
Lonigan (dalam Kuder & Hasit, 2002)
dari variabel persepsi menunjukkan
yang
dikombinasikan.
Sedangkan
nilai Kolmogorov-Smirnov (KS-Z =
skala
keterlibatan
disusun
1,062 ; p = 0,209) sedangkan variabel
berdasarkan pendapat Epstein (dalam
keterlibatan
Katenkamp, 2009).
Kolmogorov-Smirnov (KS-Z = 0,775; p
Analisis data Analisis data penelitian ini dilakukan dengan korelasi product moment dan uji t (t-test) menggunakan SPSS 15.0 for Windows.
=
menunjukkan
0,585).
tersebut,
Berdasarkan
maka
kedua
hasil
variabel
mempunyai sebaran yang normal karena nilai p pada masing-masing variabel > 0,05. Hasil uji linearitas hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara persepsi dengan keterlibatan
Validitas dan reliabilitas
diperoleh nilai F sebesar 37,036
Uji
coba
alat
ukur
dalam
dengan p = 0,00 yang menunjukkan
penelitian ini menggunakan try out
bahwa
terpakai. Validitas dan reliabilitas
p<0,05.
skala diukur menggunakan koefisien
korelasinya
Hasil
linear
uji
karena
homogenitas
alpha. Pada penelitian ini r tabel
menunjukkan nilai uji F pada variabel
bernilai 0,213 dengan taraf signikasi
persepsi sebesar 2,161 dengan nilai p
(0,05)
untuk
0,145 sedangkan nilai uji F variabel
menentukan aitem yang valid. Hasil
keterlibatan sebesar 0,796 dengan
pengujian menunjukkan dari 22 aitem
nilai p 0,375. Berdasarkan hasil
pada skala persepsi terdapat 19 aitem
tersebut,
yang valid dan dari 33 aitem skala
menunjukkan variansi yang homogen.
yang
digunakan
maka
kedua
variabel
keterlibatan terdapat 31 aitem yang valid. Koefisien reliabilitas skala persepsi sebesar 0,827 dan skala keterlibatan sebesar 0,887.
Uji hipotesis Analisis data korelasi
product
menggunakan moment
menunjukkan koefisien korelasi (r)
sebesar 0, 544 dengan p = 0,00 (p
semakin positif persepsinya maka
<0,01), artinya terdapat hubungan
keterlibatan
positif yang sangat signifikan antara
Persepsi yang positif menunjukkan
persepsi dengan keterlibatan. Persepsi
bahwa
pada
tergolong
pengembangan literasi adalah proses
tinggi ditunjukkan oleh nilai rerata
yang harus dipersiapkan sejak dini
empirik
dan tidak ditunggu secara pasif.
subjek
penelitian
59,12
dan
nilai
rerata
hipotetik sebesar 47,5.
ibu
semakin
ibu
tinggi.
memandang
Persepsi yang positif akan mendorong
Hasil analisis uji t pada variabel keterlibatan diperoleh nilai 0,431
ibu
untuk
terlibat
aktif
dalam
pengembangan literasi dasar anak.
dengan nilai p = 0,333 (p > 0,05),
Tingginya pada
signifikan
sebagian besar dari subjek penelitian
berpendidikan Tinggi
formal
dan
ibu
Perguruan
SMA.
Tingkat
ini
telah
penelitian
persepsi
berarti tidak ada perbedaan yang keterlibatan
subjek
tingkat
mampu
berarti
memandang
pengembangan literasi dasar secara
keterlibatan pada ibu berpendidikan
positif.
Perguruan Tinggi dan SMA sama-
menunjukkan
sama tinggi yaitu rerata empirik pada
tentang kebutuhan anak yang masih
ibu pendidikan Perguruan Tinggi
senang pada aktifitas bermain sambil
adalah 99,00 dan ibu pendidikan
belajar. Sehingga, ibu tidak saja
SMA 98,16 dengan
memberikan stimulasi yang langsung
nilai
rerata
hipotetik 77,5. Sumbangan
pada
tersebut
pemahaman
ketrampilan
juga mereka
membaca
dan
persepsi
menulis namun juga menggunakan
sebesar 29,5% terhadap keterlibatan
aktifitas yang menyenangkan agar
ibu,
anak senang dan mampu mengikuti
ditunjukkan
efektif
Hasil
oleh
koefisien
determinan (r2) = 0,295.
proses pengembangan kemampuan baca-tulisnya. Hal ini sesuai dengan
Pembahasan
pendapat Krech dkk (dalam Rahmat,
Ada hubungan positif yang sangat dengan
signifikan
antara
keterlibatan
ibu
persepsi berarti
2003), secara struktural objek yang dipersepsikan
dipandang
sebagai
sebuah keseluruhan yang dikenal
dengan teori Gestalt. Sehingga ibu
sebagai orang tua telah memiliki
juga
keinginan
mempertimbangkan
perkembangan
kondisi
anak
dalam
mengembangkan literasi dasar anak.
secara pribadi untuk
terlibat dalam pengembangan literasi anak
mereka.
Kesadaran
bahwa
Tidak adanya perbedaan yang
pengembangan literasi dasar anak
signifikan antara keterlibatan ibu
adalah tanggung jawab dari guru dan
yang berpendidikan Perguruan Tinggi
orang tua membuat orang tua mau
dan ibu yang berpendidikan SMA,
aktif
dan kedua kelompok ibu (Perguruan
pembelajaran anak pada baca-tulis.
Tinggi dan SMA) sama-sama masuk
Kegiatan yang dilakukan oleh pihak
dalam kategori keterlibatan
yang
sekolah yang mengundang para orang
tinggi, menunjukkan bahwa terlepas
tua dapat menjadi motivasi yang
dari latar belakang pendidikan formal,
berasal dari orang lain yang dapat
ibu khususnya yang menjadi subjek
mempengaruhi kesadaran orang tua
penelitian
untuk terlibat dalam pengembangan
ini
telah
memiliki
kesadaran yang tinggi untuk terlibat dalam pengembangan baca-tulis anak.
terlibat
dalam
proses
literasi dasar anak. Penemuan
tidak
adanya
Hal ini menunjukkan bahwa ibu telah
perbedaan
keterlibatan
ibu
menyadari perannya sebagai orang
berdasarkan
pendidikan
juga
tua sesuai dengan pendapat Dempsey
ditemukan
& Sandler (dalam Evanthia, 2005)
Vellymalay
keterlibatan
penelitiannya
dipengaruhi
oleh
pada
hasil
penelitian
(2010).
Subjek
adalah
orang
tua
konstruksi peran orang tua untuk
sekolah National Medium Tamil di
terlibat.
Malaysia.
Vellymalay
(2010),
Tingginya tingkat keterlibatan
menyebutkan ada dua kemungkinan
ibu juga dapat dikarenakan adanya
yang dapat menjelaskan tidak adanya
motivasi pribadi dan motivasi dari
perbedaan
orang lain (Dempsey & Sandler,
berdasarkan
dalam Katenkamp, 2009). Ini berarti
Pertama, letak sekolah yang dekat
bahwa
berpendidikan
dengan rumah, sehingga orang tua
Perguruan Tinggi maupun SMA,
dapat lebih mudah bekerja sama
ibu
yang
keterlibatan
orang tua
level
pendidikan.
dengan sekolah. Kedua, orang tua
lainnya
yang
dapat
berpengaruh
merasakan pentingnya keterlibatan
keterlibatan ibu misalnya konstruksi
mereka meskipun tingkat pendidikan
peran, penghasilan, dan pekerjaan.
orang tua tidak tinggi. Kemungkinan orang tua mempunyai aspirasi yang tinggi terhadap anak mereka. Kelemahan
Berdasarkan analisis data dan
penelitian
ini
adalah hanya mengukur pendidikan sebagai
komponen
status
keterlibatan ibu dalam pengembangan literasi dasar. Masih ada aspek lain yang menyusun status sosial ekonomi pendapatan,
pekerjaan
dan
teknis,
kelemahan
penelitian ini adalah peneliti tidak dapat
bertemu
secara
langsung
dengan ibu yang menjadi subjek penelitian
karena
kesulitan
mengumpulkan ibu dari siswa-siswi TK yang menjadi populasi penelitian yang mayoritas memiliki kesibukan
dari
hasil
penelitian ini terbatas pada populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian. Perlu adanya penelitian lain dalam penerapan yang lebih luas. Serta perlu adanya penelitian dengan mempertimbangkan
disimpulkan
sebagai berikut: 1. Hasil
hubungan
yang
sangat
signifikan antara persepsi dengan keterlibatan
yang
oleh
koefisien
nilai
ditunjukkan korelasi
sebesar 0,544 dengan p= 0,00 (p<
persepsi maka semakin tinggi pula tingkat keterlibatan dan semakin rendah persepsi maka semakin rendah pula keterlibatan ibu dalam pengembangan literasi dasar anak prasekolah. Persepsi memberikan konstribusi sebesar 29,5%
terhadap
keterlibatan.
Artinya, masih ada 70,5% faktor
bekerja. Generalisasi
dapat
0,01) sehingga semakin tinggi
gengsi yang dimiliki seseorang. Secara
pembahasan,
sosial
ekonomi yang dapat membedakan
yaitu
KESIMPULAN
faktor-faktor
lainnya yang dapat memberikan kontribusi terhadap keterlibatan selain faktor persepsi. Faktor lainnya yang dapat berkontribusi pada
keterlibatan
konstruksi
peran
antara
lain
orang
tua,
motivasi pribadi dan motivasi
dari orang lain yang diberikan
yang
kepada
bermanfaat
ibu
atau
orang tua,
penghasilan serta pekerjaan. 2. Tidak ada perbedaan keterlibatan ibu
terhadap
pengembangan
tergolong
tinggi
dalam
dapat
kerjasama
orang tua dan sekolah dalam mengembangkan
memampuan
baca tulis anak. Pihak sekolah
literasi dasar anak prasekolah
dapat
ditinjau dari pendidikan formal
mengenai cara-cara yang efektif
ibu yang ditunjukkan dengan
dan
hasil
mengembangkan
uji
t
pada
variabel
keterlibatan yaitu sebesar 0,431 dengan nilai p = 0,333 (p > 0,05).
melakukan
variatif
kemampuan
2. Bagi ibu atau orang tua Orang
pendidikan
mengoptimalkan
Perguruan
dalam
literasi dasar anak prasekolah.
Ibu yang memiliki latar belakang formal
pengarahan
tua
diharapkan potensi
dapat yang
Tinggi maupun SMA sama-sama
mereka miliki yaitu persepsi yang
memiliki keterlibatan yang tinggi
positif terhadap pengembangan
dalam
literasi
pengembangan
literasi
dasar anak prasekolah.
dasar
dan
juga
keterlibatan yang tinggi dalam pengembangan literasi dasar anak
SARAN
prasekolah. Orang tua disarankan
1. Bagi penyelenggara pendidikan
agar meningkatkan ketrampilan
anak usia dini diharapkan mampu
mereka dalam mengenalkan dan
memberikan pemahaman kepada
mengajarkan baca tulis kepada
orang tua agar memiliki persepsi
anak.
yang
positif
terhadap
3. Bagi peneliti selanjutnya
pengembangan literasi dasar anak
Peneliti yang selanjutnya yang
agar keterlibatan orang tua juga
memiliki keinginan melanjutkan
dapat lebih maksimal. Selain itu
ataupun
sekolah juga diharapkan dapat
yang serupa, dapat melakukan
mengarahkan potensi positif yang
penelitian mengenai hubungan
ada pada ibu, sehingga tingkat
persepsi dan keterlibatan orang
persepsi dan keterlibatan ibu
tua dengan kemampuan baca tulis
melakukan
penelitian
anak. Sehingga dapat diketahui
telah
dimiliki
ibu
kontribusi persepsi yang positif
kemampuan anak mereka dalam
dan keterlibatan yang tinggi yang
membaca
dan
terhadap
menulis.
DAFTAR PUSTAKA Dwiyani. (2009). Jika Aku Harus Mengasuh Anakku Seorang Diri. Jakarta: PT Alex Media Komputindo Hayat, B. & Yusuf, S. (2010). Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Ihsan, F. (2010). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Isenberg, J. P. & Jalongo, M. R. (2003). Major Trends and Issues in Early Childhood Education: Challenges, Controversies, and insight. New York:Teachers College Press Iswidharmanjaya, D., Svastiningrum, B. S. & Agency, B. (2008). Bila Anak Usia Dini Bersekolah. Jakarta: Alex Media Komputindo Katencamp, A. M. (2008). The Relation Between Parents Involvement Belifs And Behaviors And Teachers Perception of Parents’ Beliefs and Behaviors. University of Mayland: Batimore Country Kuder, S. Jay., Hasit, C. (2002). Enhancing Literacy for All Student. USA: Pearson Education Inc. Linch, J., Anderson, J., Anderson, A.& Shapiro, J. (2006). Parents’ Beliefs About Young Children’s Literacy Development and Parents’ Literacy Behaviors. Reading Psychology, 27,1-20 Rakhmat, J.(2003). Psikologi komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sternberg, R. J. (2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Strickland, D. S. & Morrow, L. M. (2000). Beginning Reading and Writing. New York: TeachersCollege Press Suryani, N. (2004). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Cidesindo Tirtarahardja, U., & Sulo, S. L. L. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Vellymalay, S. K. (2010). Parental Involvement in Children’s Education: Does Parents’ Education Level Really Matters. European Jurnal of Social Sciences. 16 (3) 430-440 Whitehurs, & Lonigan. (2001). Emergent Literacy: Development from prereaders to readers Handbook of early literacy research. New York: Guilford Press