Original Article Volume 2 Nomor 1:55-60 Februari 2017
Hubungan Perilaku Agresif Pasien dengan Stres Perawat Rumah Sakit Jiwa Aceh The Relationship Aggressive Behavior of Patients and Stress of Nurse in Aceh Mental Hospital Rauzia Azalia*, Juwita Saragih, Ratna Idayati Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh-Indonesia *Email:
[email protected]
ABSTRAK Perilaku agresif adalah perilaku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu. Pasien dengan gangguan kejiwaan dapat bertindak agresif. Perawat adalah orang yang sering ditargetkan dan dilibatkan dalam peristiwa perilaku agresif. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk terjadi stres pada perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional, pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan responden berjumlah 111 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang pernah mendapatkan perilaku agresif dari pasien adalah berjumlah 88 orang (79,3%) dan yang tidak pernah mendapatkan perilaku agresif dari pasien berjumlah 23 orang (20,7%). Perawat yang mengalami stres ringan sebanyak 56 orang (50,5%), stres sedang 22 orang (19,8%) dan yang tidak stres berjumlah 33 orang (29,7%). Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa perawat yang pernah mengalami perilaku agresif dari pasien berjumlah 88 orang. Dari 88 perawat yang pernah mengalami perilaku agresif, 48,9% mengalami stres ringan. Sedangkan perawat yang dikategorikan tidak pernah mengalami perilaku agresif dari pasien, 56,5% juga mengalami stres ringan. Hasil uji statistik Chi Square pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 menunjukkan p value 0,020 sehingga hipotesis penelitian diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan signifikan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Kata kunci: Perilaku Agresif, Pasien, Stres Perawat
ABSTRACT Aggressive behavior is a behavior that is carried out by individuals with the intent to hurt or harm another person with or without a specific purpose. Patients with psychiatric disorders can act aggressively. Nurses are often targeted and deal with aggressive behavior so that occurring stress on nurses is possible. The objective of this research was to determine the relationship between the aggressive behavior of patients and stress of nurses in Aceh Mental Hospital. This study is an observational analytic research with cross sectional design. The researcher collected 111 nurses as samples by using probability sampling technique. Results showed that there were 88 (79.3%) nurses who had dealt with the aggressive behavior of the patient and 23 nurses (20.7%) who had never dealt with the aggressive behavior of the patients. There were 56 (50.5%) nurses experiencing mild stress, 22 (19.8%) nurses experiencing stress and 33 nurses (29.7%) not experiencing stress. Based on the results of cross-tabulation, 88 nurses had dealt with the aggressive behavior of patients. Of the 88 nurses who had dealt with aggressive behavior, 48.9% of them experienced mild stress. Meanwhile, the nurses are categorized as never dealt with the aggressive behavior of patients, 56.5% of them also experienced mild stress. The results of the Chi-Square statistical test at the 95% confidence interval with a α-value of 0.05 indicated p-value = 0,020 so that the research hypothesis was accepted which meant that there was a significant relationship between aggressive behavior in patients with the stress of nurses in Aceh Mental Hospital. Keywords: Aggressive Behavior, Patients, Stress of Nurses
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
55
Azalia et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 55-60
PENDAHULUAN Gangguan jiwa merupakan sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan gejala suatu penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, dan biologik.(1) Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dinyatakan bahwa prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,7 permil dengan prevalensi tertinggi berada di Provinsi Aceh sebesar 2,7 permil.(2) Peningkatan angka penderita gangguan jiwa terjadi hampir di berbagai daerah di Provinsi Aceh. Bencana alam salah satunya tsunami dan konflik yang terjadi di Aceh dinilai sebagai penyebab utama terjadinya gangguan kejiwaan.(3) Pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Aceh terdiri dari berbagai jenis penyakit kejiwaan. Pada tahun 2015, penyakit yang paling banyak dirujuk adalah penyakit skizofrenia paranoid dengan jumlah 7.968 orang. Diikuti oleh penyakit skizofrenia tak terinci sebanyak 1.376 orang, dan sebesar 1.146 orang mengalami gangguan psikotik akut dan sementara.(4) Pasien skizofrenia jenis paranoid, hebefrenik, residual, dan akut biasanya memperlihatkan perilaku kekerasan. Pasien dapat melakukan kekerasan kepada orang lain, lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena pada jenis ini pasien seolah mendapat ancaman, tekanan psikologis, dan menganggap orang lain sebagai musuh. Masalah perilaku kekerasan pasien hampir selalu terjadi di ruang perawatan jiwa.(5)(6) Penelitian yang dilakukan The Nasional Alliance For The Mentality III (NAMI) dalam Ratnaningrum menyatakan bahwa 10,6% pasien dengan gangguan mental serius seperti skizofrenia paranoid melukai orang lain, dan 12,2% mengancam mencederai orang lain.(5) Berdasarkan penelitian Foster et al menunjukkan hasil bahwa dari 254 peristiwa agresi yang direkam, perawat adalah orang yang sering ditargetkan dan dilibatkan dalam peristiwa perilaku agresif, yaitu sebesar 57,1%.(7) Perilaku agresif menjadi ancaman bagi kesehatan fisik dan psikologis perawat. (8) Kondisi seperti ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi gangguan mental pada perawat yang akan mempengaruhi kinerja perawat seperti kehilangan motivasi, kejenuhan dan tidak mampu bekerja secara efektif sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap pelayanan kesehatan.(9)(10)(11) Beradasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningrum ada empat faktor penyebab stres perawat yaitu aktivitas dalam merawat pasien, peran atasan, hubungan interpersonal, dan masalah yang berhubungan dengan organisasi. Dari ke empat faktor tersebut, aktivitas dalam merawat pasien dan masalah yang berhubungan dengan organisasi menjadi penyebab stres perawat dengan tingkat stres sedang, sedangkan faktor lainnya menyebabkan stres ringan. Aktivitas dalam merawat pasien menjadi penyebab stres pada perawat karena perilaku kekerasan fisik yang dilakukan oleh pasien terhadap perawat. (5) Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dawkins et al dalam Olatunde and Odusanya yang melakukan penelitian di rumah sakit jiwa menyatakan bahwa ancaman kekerasan fisik merupakan situasi yang menyebabkan stres bagi perawat. (12) Hal senada juga disampaikan oleh Mc Grath at al dalam Ratnaningrum yang mengatakan bahwa salah satu kondisi yang menyebabkan stres pada perawat adalah merawat pasien dengan perilaku kekerasan dan meyerang.(5) Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Tujuan Penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku agresif pasien dan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres pada perawat Rumah Sakit Jiwa Aceh. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di ruang akut, subakut, kronik, Napza, Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan poliklinik Rumah Sakit Jiwa Aceh pada bulan Juni sampai Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa Aceh tahun 2016 yang berjumlah 154 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling menggunakan metode cluster random sampling. Berdasarkan perhitungan didapatkan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 111 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner perilaku agresif pasien dan kuesioner stres perawat yang telah dilakukan uji validitas sebelumnya. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi setiap variabel dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square untuk menguji hipotesis.
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
56
Azalia et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 55-60
HASIL Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016 di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Seluruh responden berjumlah 111 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 45 40,5 Perempuan 66 59,5 Umur 20 – 25 tahun 6 5,4 26 – 30 tahun 26 23,4 31 – 35 tahun 36 32,4 36 – 40 tahun 33 29,7 >40 tahun 10 9,0 Tingkat Pendidikan Akademi / DIII 77 69,4 S1 Keperawatan 17 15,3 Ners 17 15,3 Masa Kerja 0 – 2 tahun 7 6,3 3 – 5 tahun 7 6,3 6 – 10 tahun 60 54,1 > 10 tahun 37 33,3 Total 111 100 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66 orang (59,5%). Kategori usia responden terbanyak adalah 31 – 35 tahun yaitu 36 orang (32,4%) dan yang paling sedikit adalah kategori usia 20 - 25 tahun hanya 6 orang (5,4%). Tingkat pendidikan terbanyak adalah lulusan Akademi/DIII yaitu 77 orang (69,4) dan responden dengan lulusan ners dan S1 keperawatan masingmasing berjumlah 17 orang (15,3%). Mayoritas masa kerja responden adalah selama 6 – 10 tahun berjumlah 60 orang (54,1%) dan paling sedikit yaitu selama 0 – 2 tahun dan 3 – 5 tahun dengan jumlah masing – masing 7 orang (6,3%). Tabel 2 Distribusi Perilaku Agresif Pasien Perilaku Agresif Pasien Frekuensi (n) Persentase (%) Pernah 88 79,3 Tidak Pernah 23 20,7 Total 111 100 Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil dari 111 responden, yang pernah mendapatkan perilaku agresif dari pasien adalah sebanyak 88 orang (79,3%) dan yang tidak pernah sebanyak 23 orang (20,7%). Tabel 3 Distribusi Stres Perawat Stres Perawat Frekuensi (n) Persentase (%) Tidak Stres 33 29,7 Stres Ringan 56 50,5 Stres Sedang 22 19,8 Stres Berat 0 0 Total 111 100 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 111 responden, mayoritas responden mengalami stres ringan sebanyak 56 orang (50,5%), dan tidak ada yang mengalami stres berat. Tabel 4 Hubungan Perilaku Agresif Pasien dengan Stres Perawat Perilaku Stres Perawat Agresif Pasien Tidak Stres Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat Pernah Tidak Pernah Total
Total
N 23 10
% 26,1 43,5
N 43 13
% 48,9 56,5
n 22 0
% 25,0 0
n 0 0
% 0 0
n 88 23
% 100 100
33
29,7
56
50,5
22
19,8
0
0
111
100
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
P value
0,020
57
Azalia et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 55-60 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang pernah mengalami perilaku agresif berjumlah 88 responden. Dari 88 responden yang pernah mengalami perilaku agresif, 48,9% mengalami stres ringan. Sedangkan responden yang dikategorikan tidak pernah mengalami perilaku agresif, 56,5% juga mengalami stres ringan. Hasil uji statistik Chi Square pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 menunjukkan p value 0,020. Nilai signifikansi 0,020 < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh.
PEMBAHASAN 1.
2.
3.
Karakteristik Responden Berdasarkan hasil analisis data penelitian terhadap 111 orang responden didapatkan responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 66 orang (59,5%), sedangkan laki-laki berjumlah 45 orang (40,5%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan. Berdasarkan data perawat pelaksana rumah sakit jiwa Aceh jumlah perawat pelaksana perempuan lebih banyak dibandingkan dengan perawat pelaksana laki-laki. Menurut Robinson et al dalam penelitian mereka yang berjudul retaining the mental health nursing workforce menyatakan bahwa perawat wanita dari Inggris dan Irlandia cenderung memilih menjadi perawat jiwa dibandingkan dengan kelompok lain.(13) Ditinjau berdasarkan usia, maka usia responden terbanyak adalah 31 – 35 tahun yaitu berjumlah 36 orang (32,4%) yang termasuk dalam golongan dewasa awal. Menurut teori Erickson dalam Sacco fase dewasa dibagi menjadi tiga yaitu dewasa awal (20 – 40 tahun), dewasa tengah (41 – 65 tahun) dan dewasa akhir (> 65 tahun).(14) Masa dewasa awal merupakan waktu untuk membentuk hubungan akrab jangka panjang dengan orang lain, memilih suatu gaya hidup dan menyesuaikan diri dengannya, memutuskan tentang pekerjaan, mengurus rumah tangga dan keluarga. Semua perubahan ini menyebabkan perubahan dalam kehidupan dewasa muda yang dapat menjadi sumber potensial stres bagi mereka. Selama periode ini, kemampuan fisik bagi kebanyakan dewasa muda berada pada puncaknya, dan tubuh berada pada kapasitas fungsinya yang optimal.(15) Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusminar yang menyebutkan bahwa mayoritas perawat yang mengalami stres kerja pada kelompok umur dewasa awal, hal ini disebabkan karena umur berhubungan erat dengan maturitas atau tingkat kedewasaan.(16) Penelitian ini menunjukkan mayoritas perawat memiliki pendidikan akademi/DIII yang berjumlah 77 orang (69,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian Jannah bahwa mayoritas perawat memiliki tingkat pendidikan diploma.(17) Berdasarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, di pulau Sumatera jumlah perawat dengan pendidikan akademi/DIII keperawatan lebih banyak dibandingkan S1 keperawatan, hal ini diperkirakan karena tidak merata penyebaran institusi pendidikan dan distribusi lulusannya.(18) Dalam penelitian ini mayoritas perawat menjalani masa kerja selama 6 – 10 tahun yang berjumlah 60 orang (54,1%). Lama masa kerja perawat berhubungan dengan keanekaragaman pengalaman mereka dalam bekerja. Orang yang memiliki banyak pengalaman kerja lebih mampu untuk mengontrol emosi dan mampu menguasai keadaan ketika berinteraksi langsung dengan pasien jiwa.(19) Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar menunjukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka kondisi stres kerjanya akan semakin ringan karena orang tersebut sudah berpengalaman dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah-masalah pekerjaan.(20) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafitri yang memiliki responden dengan masa kerja 5 - 10 tahun yang menyatakan hubungan semakin lama seseorang bekerja maka tingkat stresnya akan semakin rendah.(21) Perilaku Agresif Pasien Berdasarkan penelitian ini didapatkan perawat yang pernah mendapatkan perilaku agresif dari pasien adalah sebanyak 88 orang (79,3%) dan yang tidak pernah sebanyak 23 orang (20,7%). Tingginya angka kejadian perilaku agresif pasien yang dialami perawat dikarenakan perawat adalah orang yang sering berhadapan dengan pasien untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan. Perawat dalam merawat pasien dengan risiko perilaku kekerasan memiliki risiko besar untuk mengalami tindakan kekerasan dari pasien yang disebabkan karena perawat adalah orang yang paling sering ditargetkan dan dilibatkan dalam peristiwa perilaku agresif pasien.(22) Hal ini sesuai dengan penelitian Foster et al yang menunjukkan hasil bahwa dari 254 peristiwa agresi yang direkam, perawat adalah orang yang sering ditargetkan dan dilibatkan dalam peristiwa perilaku agresif, yaitu sebesar 57,1%.(7) Menurut Barlow et al menyatakan di beberapa ruang rawat inap jiwa di New South Wales ditemukan bahwa 13,7% pasien yang di rawat di pelayanan kesehatan jiwa mengalami perilaku kekerasan dan 47,4% perawat mengalami injuri akibat perilaku kekerasan tersebut.(23) Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohamed melalui penelitiannya menemukan bahwa 83,3% perawat yang bekerja di unit psikiatri di Riyadh juga mengalami perilaku kekerasan dari pasien.(24) Stres Perawat Hasil penelitian ini menunjukkan perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Aceh mayoritas mengalami stres ringan sebanyak 56 orang (50,5%), sedangkan 22 orang (19,8%) mengalami stres sedang dan 33 orang (29,7%) tidak mengalami stres. Pekerjaan seorang perawat merupakan pekerjaan yang memiliki
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
58
Azalia et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 55-60
4.
nilai stres yang tinggi. Hal ini terjadi karena dalam bekerja, seorang perawat berhubungan langsung dengan berbagai macam pasien dengan diagnosa penyakit dalam respon yang berbeda-beda.(25) Penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan di unit intensif psikiatri Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang menunjukkan hasil distribusi frekuensi stres perawat terbanyak adalah stres ringan (43,3%). (19) Penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningrum memaparkan bahwa secara umum perawat di ruang psikiatri intensif Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor juga mengalami tingkat stres rendah.(5) Penelitian tingkat stres lainnya juga dilakukan oleh Ulfah yang meneliti tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan hasil penelitian bahwa mayoritas perawat juga mengalami stres ringan (64,1%).(26) Hubungan Perilaku Agresif Pasien dengan Stres Perawat Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa perawat yang pernah mengalami perilaku agresif dari pasien berjumlah 88 orang. Dari 88 perawat yang pernah mengalami perilaku agresif, 48,9% mengalami stres ringan. Sedangkan perawat yang dikategorikan tidak pernah mengalami perilaku agresif dari pasien, 56,5% juga mengalami stres ringan. Menurut peneliti hal ini bisa terjadi karena dalam penelitian ini frekuensi perawat yang mengalami stres ringan mencapai lebih dari lima puluh persen yaitu 50,5%. Didukung lagi dengan setiap orang memiliki tingkat penyesuaian diri terhadap stres berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan masingmasing orang memiliki perbedaan dan tuntutan hidupnya sehari-hari sehingga kemampuan seseorang terhadap stres tergantung dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, emosi, kepribadian dan inteligensi. (25) Hasil uji statistik Chi Square pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 menghasilkan p value 0,020. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan yang menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan p value 0,01.(19) Perilaku agresif merupakan suatu ancaman baik bagi kesehatan fisik dan psikologis perawat. Perawat cenderung menjadi korban dalam perilaku kekerasan pasien. Perawat harus menghadapi kekerasan baik verbal maupun fisik yang terjadi hampir setiap hari. dampak yang dirasakan oleh perawat setelah menangani pasien dengan perilaku agresif dapat berupa dampak negatif sehingga diperlukan keterampilan profesional dalam mengelola pasien dengan perilaku agresif.(27) Tingginya angka kekerasan pasien dianggap sebagai penyebab tingginya tingkat stres perawat. Hal ini sesuai dengan temuan Taylor dan Baring dalam Elita, dalam sebuah penelitian kualitatif menyatakan salah satu sumber stres bagi perawat jiwa terjadi karena ketidaknyamanan lingkungan pekerjaan dan tingginya beban kerja.(6) Hasil penelitian Dawkins et al dalam Olatunde and Odusanya yang melakukan penelitian di rumah sakit jiwa menyatakan bahwa ancaman kekerasan fisik merupakan situasi yang menyebabkan stres bagi perawat.(12) Hal senada juga disampaikan oleh Grath et al yang mengatakan bahwa salah satu kondisi yang menyebabkan stres pada perawat adalah merawat pasien dengan perilaku kekerasan dan menyerang.(28)
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh.
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
59
Azalia et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia Vol.2 No. 1: 55-60
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2013. 7 p. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Kementeri Kesehat RI. 2013;125–7. Yurista D. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. 2013;2–3. Data Rumah Sakit Jiwa Aceh. Tidak Dipublikasi. 2015. Ratnaningrum C. Tingkat Stres Perawat di Ruang Psikiatri Akut Rumah Sakit dr. H Marzoeki Mahdi Bogor. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2012;1–64. Elita V. Persepsi Perawat tentang Perilaku Kekerasan yang Dilakukan Pasien di Ruang Rawat Inap Jiwa. J Ners Indones. 2011;1(2):31–40. Foster C, Bowers L, Nijman H. Aggressive Behaviour on Acute Psychiatric Ward: Prevalence, Severity and Management. J Adv Nurs. 2007;58(2):140–9. Ariwidiyanto D. Hubungan antara Persepsi Perawat tentang Perilaku Agresif dengan Sikap Perawat pada Pasien Skizofrenia di Ruang Akut RS Jiwa Daerah Surakarta. Stikes Kusuma Husada. 2014;1–63. Aji AB dan Ambarini TK. Coping Stress Perawat dalam Menghadapi Agresi Pasien di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Universitas Airlangga Surabaya. 2014;3(4):54–8. Yada H, Lu X, Omori H, Abe H, Matsuo H, Ishida Y, et al. Exploratory Study of Factors Influencing JobRelated Stress in Japanese Psychiatric Nurses. Nursing Research and Practice. 2015;2015:1–7. Prayogi GS. Pengaruh Agresifitas Pasien Terhadap Strategi Coping Stress Perawat Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda. 2014;1–10. Olatunde BE and Odusanya O. Job Satisfaction and Psychological wellbeing among mental Health Nurses. International Journal of Nursing Didactics. 2015;5(8):12–8. Robinson S, Murrells T, Smith. Retaining the Mental Health Nursing Workforce: Early Indicators of Retention and Attrition. Int J Ment Health Nurs. 2005;14(4):230–42. Sacco RG. Re-Envisaging the Eight Developmental Stage of Erik Erikson: The Fibonacci Life-Chart Method (FLCM). J Educ Dev Psychol. 2013;3(1):140–6. Bastable SB. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: EGC; 2002. 117 p. Jusminar. Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 2012. 11-39 p. Jannah R. Hubungan Kepribadian dengan Stres Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Intensif Rumah SAkit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2015. 41-42 p. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Potret Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga Perawat. Res Dev Team. 2011;6–7. Setiawan SN. Hubungan Perilaku Agresif pasien dengan Stres Perawat di Psikiatri Intensive Care Unit (PICU) RSJD Surakarta. Stikes Kusuma Husada. 2015;1–75. Zulfikar. Gambaran Stres Kerja Perawat yang Bekerja di Ruang Rawat Akut dan Instalasi Gawat Darurat Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh Tahun 2013. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala. 2013. 56 p. Syafitri ND. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Stres Kerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013. Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala; 2013. 91 p. Lisa M dan Indriati G. Pengalaman Perawat dalam Merawat Pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan (RPK). Universitas Riau. 2011;1–12. Barlow K, Grenyer B, Ilkiw-Lavalle O. Prevalence and Precipitants of Aggression in Psychiatric Inpatient Units. Aust N Z J Psychiatry. 2009;34(6):967–74. Mohamed A. Work Related Assaults on Nursing Staff in Riyadh, Saudi Arabia. Fam Community Med. 2002;9(3):51–6. Desima R. Tingkat Stres Kerja Perawat dengan Perilaku Caring Perawat. J Keperawatan. 2013;4(1):43– 55. Ulfah N. Tingkat Stres Kerja Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011. Medan: Fakuttas Kedikteran Universitas Sumatera Utara; 2011. 24-26 p. Cakrawedana F, Palandeng H, Karundeng M. Hubungan Persepsi Perawat dengan Tindakan Asersif pada klien Perilaku Agresif di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. ejournal Keperawatan. 2016;4(1):1–7. Grath AM, Reid N, Boore J. Occupational Stress in Nursing. Int J Nurs Stud. 2003;40(5):555–65.
http://jim.unsyiah.ac/medisia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Medisia
60