HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL 2010 Suwarsi
[email protected]
INTISARI
Latar belakang penelitian: Angka kekambuhan klien skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa frekuensi kekambuhan klien skizofrenia meningkat sekitar 75% dan peran serta keluarga dalam merawat klien skizofrenia kurang. Tujuan penelitian: Mengetahui bagaimana hubungan antara peran serta keluarga dengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia. Metode penelitian: Desain penelitian non eksperimental bersifat deskriptif dengan pendekatan crossectional yang merupakan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang diambil adalah keluarga yang pernah melakukan kunjungan ke Puskesmas Kasihan I Bantul untuk memeriksakan anggota keluarganya yang menderita skizofrenia, cara pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 30 responden dan dengan cara mengunjungi rumah keluarga. Variabel dalam penelitian ini adalah peran serta keluarga sebagai variabel bebas dan frekuensi kekambuhan sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner mengenai peran serta keluarga dan frekuensi kekambuhan. Hasil disajikan dengan skoring untuk analisa data menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian : Ada hubungan yang bermakna antara peran serta keluarga dengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul. Peran serta keluarga berdasarkan aspek melibatkan klien dalam kunjungan rutin ke Puskesmas sebanyak 50% (cukup), aspek keteraturan keluarga dalam mengontrol pengobatan sebanyak 50% (cukup), dan aspek memberikan dukungan mental-emosional sebanyak 70% (baik). Frekuensi kekambuhan klien skizofrenia sebanyak 73,3% jarang kambuh. Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara peran serta keluarga dengan frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul. Saran ditujukan untuk pihak Puskesmas Kasihan I Bantul agar memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga dan melalukan home visit atau kunjungan rumah sehingga dapat mengetahui keadaan sesungguhnya sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam perawatan selanjutnya secara optimal.
Kata kunci: Peran serta keluarga, kekambuhan, kunjungan rutin, kontrol pengobatan, dukungan mental-emosional.
anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh
Latar Belakang Skizofrenia
gangguan
sistem, sebaliknya disfungsi keluarga dapat
jiwa yang bersifat multifaktorial dan salah satu
pula merupakan salah satu penyebab terjadinya
penyebabnya
gangguan pada anggota.
menduduki
merupakan
adalah peringkat
otak.
Skizofrenia
keempat
disamping
Keluarga harus merawat anggota
depresi unipolar, alkoholik dan gangguan
keluarganya
bipolar.
diperkirakan
memberikan terapi secara holistik seperti
sepenuhnya akan mengalami serangan ulang,
kebutuhan fisiknya (makanan, istirahat, latihan
yaitu 95% pasien menjadi kronik dengan
fisik, medikasi dalam bentuk kontrol minum
gejala-gejala sepanjang hidupnya (Stuart dan
obat dan kunjungan ke pelayanan kesehatan
Sundeen, 1998).
atau puskesmas), mental-emosionalnya dan
Pasien
skizofrenia
Pasien dengan diagnosis skizofrenia
bimbingan
yang
sosial
sakit
(cara
dengan
bergaul,
cara
latihan
diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun
keterampilan sosial), serta lingkungan keluarga
pertama, 70% pada tahun kedua (Sullinger,
dan sosial yang mendukung.
1988 dalam Keliat, 1996) dan 100% pada
Hasil studi pendahuluan diketahui
tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit
bahwa di Puskesmas Kasihan 1 Bantul adalah
(Carson dan Ross, 1987 dalam Keliat, 1996).
satu-satunya Puskesmas di daerah Bantul yang
Menurut Sullinger (1988) dalam Keliat (1996)
memiliki pelayanan kesehatan jiwa yang baik,
faktor penyebab pasien kambuh dan perlu
ditandai dengan seringnya dokter spesialis jiwa
dirawat dirumah sakit yaitu pasien, dokter atau
yang melakukan kunjungan. Sehingga banyak
pemberi resep, penanggung jawab pasien atau
klien skizofrenia yang melakukan kunjungan
case
Keluarga
ke Puskesmas Kasihan 1. Selain itu didapatkan
merupakan salah satu faktor lingkungan yang
data bahwa pada tahun 2006 terdapat 37 klien
mempengaruhi
manager,
dan
keluarga.
perjalanan
penyakit,
skizofrenia yang mengalami kekambuhan dan
prognosisnya.
Sehingga
15 keluarga dari klien yang rutin melakukan
keluarga mempunyai peranan yang penting di
kunjungan ke Puskesmas dan 22 keluarga
dalam pemeliharaan atau rehabilitasi anggota
lainnya
keluarga yang menderita gangguan jiwa.
Puskesmas. Kekambuhan yang terjadi pada
kekambuhan
dan
Keliat (1996) menyatakan bahwa pentingnya
peran
serta
keluarga
perawatan
klien
gangguan
tidak
melakukan
kunjungan
ke
klien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
dalam
Kasihan I Bantul pada tahun 2005 berjumlah
dapat
20 klien dan meningkat pada tahun 2006 yaitu
dipandang dari berbagai segi yaitu : keluarga
37 klien atau meningkat sebanyak 75%. Hal ini
merupakan tempat dimana individu memulai
disebabkan karena pada bulan Mei 2005 terjadi
hubungan
dengan
Gempa bumi tektonik yang menggakibatkan
lingkungannya, keluarga merupakan institusi
kerusakan pada rumah dan fasilitas-fasilitas
pendidikan utama bagi individu untuk belajar
yang ada serta ketakutan masyarakan akan
dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap
gempa susulan menyebabkan klien skizofrenia
dan perilaku (Clement dan Buchanan, 1982).
bertambah
Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem
kekambuhannya. Hasil wawancara dengan
maka gangguan yang terjadi pada salah satu
keluarga
interpersonal
jiwa
cemas
yang
sehingga
anggotanya
meningkatkan
menderita
skizofrenia menyebutkan bahwa ketika klien
skizofrenia
menunjukkan
Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
gejala-gejala
kekambuhan
di
wilayah
kerja
seperti marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau,
maka
hanya
Landasan Teori
memaksa klien untuk minum obat tanpa
1. Keluarga
terlebih
tindakan
dahulu
keluarga
mengetahui
apa
yang
a. Definisi Keluarga
menyebabkan klien menunjukkan gejala-gejala kekambuhan.
Departemen Kesehatan RI (1988)
Effendy
(1998)
mengatakan bahwa keluarga adalah
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
dalam
masalah
diatas,
peneliti
unit terkecil dari masyarakat yang
merumuskan masalah yaitu : “Bagaimana
terdiri atas kepala keluarga dan
hubungan antara peran serta keluarga dengan
beberapa orang yang berkumpul dan
frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di
tinggal di suatu tempat dibawah suatu
wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul?”
atap
dalam
saling
ketergantungan.
C. Tujuan
Keluarga adalah dua atau
1. Tujuan Umum
2.
keadaan
Untuk mengetahui bagaimana hubungan
lebih
antara
tergabung karena hubungan darah,
peran
serta
keluarga
dengan
dari
dua
individu
yang
frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di
hubungan
perkawinan
wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1
pengangkatan
dan
Bantul.
dalam
Tujuan Khusus
berinteraksi satu sama lain, dan
a.
Untuk mengetahui bagaimana peran
didalam
serta
dalam
menciptakan serta mempertahankan
mengikutsertakan klien skizofrenia
kebudayaan (Bailon dan Maglaya,
dalam kunjungan rutin ke Puskesmas
1989 dalam Effendy, 1998).
keluarga
suatu
dkk,
Untuk mengetahui bagaimana peran
mendefinisikan keluarga yaitu:
serta
1.
dalam mengontrol
klien
skizofrenia
di
tangga,
Friedman,
(1963) (1998)
Keluaga terdiri dari orang-orang yang
disatukan
oleh
ikatan
wilayah kerja Puskesmas Kasihan I
perkawinan, darah dan ikatan
Bantul.
adopsi.
Untuk mengetahui bagaimana peran
2.
Para anggota sebuah keluarga
serta keluarga dalam memberikan
biasanya
dukungan
klien
dalam satu rumah tangga, atau
kerja
jika
skizofrenia
mental-emotional di
wilayah
Puskesmas Kasihan I Bantul. d.
Burgess dalam
keluarga
hidup
masing-masing
Bantul.
pengobatan
c.
rumah
perannya
di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I
b.
mereka
atau
Untuk frekuensi
mengetahui
mereka
terpisah,
bagaimana
kekambuhan
hidup
klien
menganggap
bersama-sama
hidup mereka rumah
secara tetap tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
3.
Anggota keluarga berinteraksi
sumber-sumber
dan berkomunikasi satu sama lain
meningkatkan status kesehatan
dalam
keluarga.
peran-peran
sosial
keluarga sepeti suami-istri, ayah
4.
b.
5.
untuk
Fungsi perawatan kesehatan
dan ibu, anak laki-laki dan
Fungsi
perempuan, saudara dan saudari.
meliputi
tanggung
Keluarga
merawat
anggota
sama-sama
perawatan
penuh
kesehatan jawab keluarga
menggunakan kultur yang sama,
dengan
yaitu kultur yang diambil dari
identifikasi masalah kesehatan
masyarakat dengan beberapa ciri
keluarga,
unik tersendiri.
daya yang ada di masyarakat
Fungsi Keluarga
untuk
Fungsi keluarga menurut Friedman
keluarga.
kasih
sayang,
penggunaan
mengatasi
sumber
kesehatan
(1998) adalah: 1.
Fungsi afektif
C. Hipotesis
Fungsi afektif merupakan fungsi
Apakah ada hubungan antara peran
internal keluarga yang berbasis
serta keluarga terhadap frekuensi kekambuhan
pada kekuatan keluarga. Anggota
klien Skizofrenia?
keluarga
mengembangkan
konsep diri yang positif, saling
METODOLOGI PENELITIAN
mengasuh dan menerima, cinta
A. Desain Penelitian
kasih, mendukung, menghargai
2.
Penelitian ini menggunakan desain
sehingga kebutuhan psikososial
penelitian
keluarga terpenuhi.
deskriptif, dengan pendekatan crossectional
Fungsi sosial
yang merupakan penelitian kuantitatif.
Keluarga
merupakan
tempat
sosialisasi
dimana
anggota
3.
melalui
bersifat
1. Populasi Populasi
dari
penelitian
ini
adalah keluarga dari klien yang menderita
hubungan interaksi.
Skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Fungsi reproduksi
Kasihan I Bantul, pada bulan Februari
Fungsi reproduksi berguna untuk
sampai Maret 2007.
menjaga kelangsungan keturunan
2. Sampel
dan menambah sumber daya
4.
eksperimental
B. Subjek Penelitian
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
non
Sampel dari penelitian ini adalah
manusia.
keluarga dari klien skizofrenia yang
Fungsi ekonomi
pernah
Fungsi
ekonomi
berkaitan
melakukan
memeriksakan
klien
kunjungan ke
untuk
Puskesmas
dengan pemenuhan kebutuhan
Kasihan I Bantul, sebanyak 30 sampel
keluarga
dengan kriteria :
(sandang,
pangan,
papan) dan cara mendapatkan
a.
Keluarga
klien
yang
anggota
keluarga
mempunyai
yang
kembali
pernah
sakit
atau
gejala
setelah
dinyatakan sembuh dari sakit dalam
kambuh.
jangka waktu satu tahun, yang diperoleh
Keluarga klien yang tinggal serumah
dari hasil wawancara dengan keluarga
dengan klien.
yang
c.
Usia sampel 25 sampai 60 tahun.
skizofrenia, dengan skala ordinal, dan
d.
Keluarga
dengan penilaian sebagai berikut:
b.
yang
mengikuti
anggota
keluarganya
menderita
perkembangan klien selama sakit. Cara
pengambilan
sampel
a. Sering
dilakukan secara purposive sampling yaitu
≥dari 5x/tahun.
dengan cara memilih keluarga yang
b. Jarang
pernah
1-4 x/tahun.
melakukan
Puskesmas
kunjungan
untuk
ke
memeriksakan
jika
Variabel bebas, peran serta keluarga serta
hasil
instrumen
C. Definisi Operasional Variabel
Peran
keluarga
pengisian
gejala-gejala
adalah 3.
Variabel
dan
a. Lingkungan
obat
kekambuhan
pengganggu
pengendaliannya
minum
pada
yang ditunjukkan oleh klien.
dalam mendukung mental-emosional klien mengontrol
kuesioner
terdapat minimal 5 gejala kekambuhan
bantuan yang diberikan oleh keluarga
serta
keteraturan dalam melakukan kunjungan
Sampel
merupakan
dan
orang
ke Puskesmas kepada anggota keluarga
yang bertempat tinggal di Kasihan I
yang sakit atau ketidakmampuan yang
Bantul.
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner
b.
Kesehatan
oleh keluarga klien yang dilakukan di
Sampel adalah klien yang
rumah keluarga klien dengan didampingi
hanya menderita skizofrenia dan tidak
peneliti dan disajikan dalam bentuk
menderita penyakit atau kecacatan
kriteria: kurang, cukup dan baik, dengan
fisik.
skala ordinal dengan penilaian sebagai berikut :
D. Definisi Peristilahan 1.
Keluarga adalah dua individu atau lebih
a. Baik : bila mencapai skore: 98-132
yang bergabung karena hubungan darah,
atau 76-100%
perkawinan
b. Cukup
: bila mencapai skore:
atau
pengangkatan
dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga
65-97 atau 56-75%
dan saling berinteraksi (Maglaya cit
c. Kurang
Effendi, 1995).
: bila mencapai skore:
30-64 atau <56% 2.
: bila kambuh
Klien dikatakan mengalami kekambuhan
keluarganya yang menderita skizofrenia.
1.
: bila kambuh
2.
Klien
adalah
seseorang
yang
Variabel terikat, frekuensi kekambuhan
memeriksakan diri di klinik rawat jalan,
klien skizofrenia
secara teratur dengan interval tertentu atau
Frekuensi
kekambuhan
klien
skizofrenia adalah jumlah berulangnya
yang dikunjungi di rumahnya sendiri oleh
3.
perawat atau yang dirawat inap di rumah
Puskesmas Kasihan I Bantul berdasarkan
sakit (Hinchliff, 1999).
aspek melibatkan klien dalam kunjungan
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang
rutin ke Puskesmas termasuk dalam
bersifat multifaktorial dan salah satu penyebabnya
adalah
gangguan
kriteria cukup.
otak
(Stuart dan Sundeen, 1998).
5.
Gambaran
Peran
Serta
Keluarga
Gambaran Umum Karakteristik Klien
Berdasarkan Aspek Keteraturan Dalam
Skizofrenia
Mengontrol Pengobatan Klien. Karakteristik klien skizofrenia di
wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul
Tabel 2 Gambaran Peran Serta Keluarga Berdasarkan
sebagian besar berusia 30-39 tahun yaitu
Aspek Keteraturan Dalam Mengontrol
sebanyak 12 responden atau 40 %,
Pengobatan Klien.
sedangkan berdasarkan jenis kelamin klien skizofrenia adalah sama banyak antara
Jumlah
Prosentase
Baik
10
33,3
responden berjenis kelamin laki-laki dan
Cukup
15
50
15
Kurang
5
16,7
Total
30
100
laki-laki
dan
perempuan
responden
berjenis
yaitu
Kriteria
15
kelamin
perempuan.
Sumber: Data diolah 4.
Gambaran
Peran
Serta
Keluarga
Berdasarkan Aspek Melibatkan Klien Dalam
Kunjungan
Rutin
Pada tabel 2 terlihat bahwa
Ke
terdapat 30 responden yang sebagian
Puskesmas.
besar, yaitu 15 responden atau 50% Tabel 1
menunjukkan bahwa peran serta keluarga
Gambaran Peran Serta Keluarga
pada klien skizofrenia di wilayah kerja
Berdasarkan Aspek Melibatkan Klien
Puskesmas Kasihan I Bantul berdasarkan
Dalam Kunjungan Rutin Ke Puskesmas.
aspek
keteraturan
dalam
mengontrol
pengobatan klien termasuk dalam kriteria Kriteria
Jumlah
Prosentase
Baik
8
26,7
Cukup
15
50
Kurang
7
23,3
Berdasarkan
Total
30
100
Dukungan
Sumber: Data diolah
cukup.
6.
Gambaran
Peran
Serta
Aspek
Keluarga
Memberikan
Mental-emotional
Pada
Klien. Tabel 3
Pada tabel 1 terlihat bahwa
Gambaran Peran Serta Keluarga Berdasarkan
terdapat 30 responden yang sebagian
Aspek Memberikan Dukungan Mental-
besar, yaitu 15 responden atau 50%
emotional Pada Klien.
menunjukkan bahwa peran serta keluarga pada klien skizofrenia di wilayah kerja
Kriteria
berdasarkan aspek melibatkan klien dalam
Jumlah
Prosentase
Baik
21
70
Cukup
8
26,7
keteraturan dalam mengontrol pengobatan
Kurang
1
3,3
klien dan memberikan dukungan mental-
Total
30
100
emotional, maka dapat diketahui bahwa
kunjungan
rutin
Puskesmas,
peran serta keluarga pada klien skizofrenia
Sumber: Data diolah
di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I
Pada tabel 3 terlihat bahwa
Bantul termasuk dalam kriteria baik.
terdapat 30 responden yang sebagian besar, yaitu 21 responden atau 70%
8.
Gambaran
Frekuensi
Kekambuhan
menunjukkan bahwa peran serta keluarga
Klien Skizofrenia Pertahun di Wilayah
pada klien skizofrenia di wilayah kerja
Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul.
Puskesmas Kasihan I Bantul berdasarkan
Tabel 5
aspek memberikan dukungan mental-
Gambaran Frekuensi Kekambuhan Klien
emotional pada klien termasuk dalam
Skizofrenia Pertahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul
kriteria baik.
Kriteria 7.
ke
Jumlah
Prosentase
Keluarga
Jarang
22
73,3
Berdasarkan Aspek Melibatkan Klien
Sering
8
26,7
Dalam Kunjungan Rutin, Keteraturan
Total
30
100
Dalam Mengontrol Pengobatan, dan
Sumber: Data diolah
Gambaran
Peran
Memberikan
Serta
Dukungan
Pada tabel 5 dapat diketahui
Mental-
emotional Pada Klien Skizofrenia Di
bahwa
Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I
responden yaitu 73,3 % atau 22 responden
Bantul, Klien.
menunjukkan Tabel 4
prosentase
terbesar
bahwa
dari
30
frekuensi
kekambuhan yang dialami oleh klien
Gambaran Peran Serta Keluarga Klien
skizofrenia pertahun di wilayah kerja
Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas
Kasihan I Bantul.
kriteria
Kasihan jarang
I
Bantul
yaitu
dalam
mengalami
kekambuhan 1-4 kali pertahun. Kriteria
Jumlah
Prosentase
Baik
16
53,3
Cukup
12
40
Keluarga
Dengan
Kurang
2
6,7
Kekambuhan
Klien
Total
30
100
Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I
9.
Gambaran
Hubungan
Peran
Serta
Frekuensi Skizofrenia
Di
Bantul.
Sumber: Data diolah
Tabel 6 Pada Tabel 4 terlihat bahwa
Gambaran Hubungan Antara Peran Serta
prosentase terbesar dari 30 responden
Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan
yaitu
53,3
%
atau
16
responden
menunjukkan bahwa secara umum, yaitu
Klien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul.
NO
Peran Serta Keluarga
Frekuensi Kekambuhan Jarang
Total
Sering
F
%
F
%
22
73,3
-
-
73,3
1
Baik
2
Cukup
-
-
-
-
-
3
Kurang
-
-
8
26,7
26,7
26,7
100
Total
73,3
Sumber : Data diolah Pada
melibatkan klien dalam kunjungan rutin ke
tabel
6
dapat
Puskesmas, dapat diketahui bahwa peran serta
diketahui bahwa peran serta keluarga
keluarga tersebut dalam kriteria cukup (50 %).
sebagian besar dalam kriteria baik dan
Penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga
mempunyai
dengan
jarang mengantar klien untuk kontrol rutin ke
frekuensi kekambuhan pada klien
Puskesmas dengan alasan bahwa keluarga
skizofrenia dalam kriteria jarang yaitu
merasa masih dapat menangani klien walau
22 responden atau 73, 3 %.
hanya dengan menyuruh klien untuk minum
hubungan
obat, keadaan ini ditunjukkan bahwa ketika klien menunjukkan tanda-tanda kekambuhan
10. Hasil Uji Statistik Hasil uji statistik menunjukkan
maka keluarga hanya menyuruh klien untuk
bahwa data diasumsikan berdistribusi
minum obat dan ketika klien mengalami
normal, maka terlihat nilai expected untuk
kekambuhan yang sudah tidak dapat ditangani
baik = 10, cukup = 10, dan kurang = 10.
oleh
Nilai observed (nilai teramati) untuk baik
melakukan tindakan kekerasan maka keluarga
= 18, cukup = 4, dan kurang = 8. Nilai
akan
residual
antara
Fenomena seperti ini sering kali terjadi bahwa
expected dan observed, yaitu untuk baik =
sebagian besar masyarakat jarang melakukan
8,0 , cukup = -6,0 , dan kurang =.-2,0.
kontrol
adalah
Test
nilai
statistik
selisih
menunjukkan
bahwa: nilai Chi Square = 10.4, Df = 2
keluarga
membawa
Dapat
diketahui
bahwa
nilai
marah-marah
klien
kesehatan
ke
ke
atau
Puskesmas.
Puskesmas
dan
masyarakat hanya pergi ke Puskesmas jika untuk berobat saja.
(K– 1), Asymp. Sig (nilai probabilitas) = 0.006.
seperti
Melibatkan klien untuk melakukan kontrol secara rutin memiliki tujuan antara
probabilitas < 0.05 maka Ho di tolak atau
lain: pertama;
dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
menjaga agar kondisi tubuh atau jiwa tetap
yang bermakna antara peran serta keluarga
dalam keadaan sehat, kedua; psikofarmaka
dengan
klien
dengan tujuan untuk mengetahui apakah dosis
skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
obat yang dibutuhkan pada klien tetap dalam
Kasihan I Bantul.
dosis semula atau berubah sehingga manfaat
frekuensi
kekambuhan
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada peran serta keluarga khususnya pada aspek
sebagai
maintenance
atau
obat pada tubuh klien dapat bekerja secara optimal,
ketiga;
sebagai
kegiatan
untuk
memberikan healt education atau pendidikan
kesehatan bagi keluarga sesuai dengan kondisi
kekambuhan. Secara tidak langsung, orang
klien
dapat
yang hidup dalam kemiskinan sangat beresiko
melakukan tindakan pencegahan sekunder agar
untuk terancam kesehatannya sebab mereka
klien
Setelah
tidak mempunyai jaminan yang mampu untuk
pentingnya
mencukupi pembiayaan kesehatan anggota
mengikutsertakan klien dalam kontrol secara
keluarga yang menderita suatu penyakit.
rutin maka diharapkan budaya yang ada pada
Keadaan tersebut didukung oleh pendapat
masyarakat perlahan akan menghilang.
Effendy
yang
tidak
mengetahui
diharapkan
kambuh
keluarga
kembali.
bagaimana
(1998)
bahwa
fungsi
ekonomi
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
keluarga adalah mencari sumber penghasilan
bahwa jarak rumah dengan Puskesmas yang
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
jauh bukan suatu kendala bagi keluarga untuk
ekonomi yang baik akan menunjang status
melakukan kunjungan ke Puskesmas, hal ini
kesehatan keluarga tersebut.
didasari bahwa sebagian besar dari keluarga
Hasil
penelitian
keteraturan
hanya dengan jalan kaki atau naik sepeda
pengobatan klien diketahui bahwa peran serta
karena memang pekerjaan sehari-hari keluarga
keluarga termasuk dalam kriteria cukup (50%
adalah buruh yang banyak membutuhkan
responden), hal ini dipengaruhi karena tingkat
tenaga, sehingga dengan kebiasaan seperti ini
pendidikan keluarga yang rendah, yaitu SD
maka keluarga tidak pernah merasa lelah jika
sebanyak 70 % responden. Tingkat pendidikan
harus melakukan kunjungan ke Puskesmas.
keluarga
yang
menyebabkan
dalam
aspek
klien sudah terbiasa bepergian jauh walau
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga
pada
rendah
mengontrol
inilah
keluarga
tidak
yang pernah
keluarga sering menunda untuk melakukan
mengontrol pengobatan yang diberikan pada
kunjungan ke Puskesmas sehingga akibatnya
klien,
klien juga harus menunda untuk minum obat
mempengaruhi
karena keluarga belum membeli obat dari
menjalani kehidupan
sebab
tingkat perilaku
pendidikan
dapat
seseorang
dalam
Puskesmas. Keadaan seperti ini terjadi karena
Peran keluarga tersebut juga sesuai
keadaan ekonomi sebagian besar keluarga
dengan firman Alloh dalam Al-Qur’an surat
klien adalah menengah kebawah dengan mata
An-nisaa’ ayat : 36 yang artinya : “Sembahlah
pencaharian sebagai buruh (70 % responden)
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
yang kadang memperoleh uang dan kadang
Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
tidak. Dampak dari keadaan ekonomi keluarga
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
yang
anak-anak
kurang
sering
menjadi
penyebab
yatim,
orang-orang
miskin,
kekambuhan klien, karena penyakit skizofrenia
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
adalah suatu penyakit gangguan jiwa yang
dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
seringkali menetap atau kronis, sehingga perlu
sahayamu.
terapi jangka lama. Sumber-sumber ekonomi
menyukai orang-orang yang sombong dan
yang kurang dan biaya terapi jangka lama
membangga-banggakan diri”. Ayat tersebut
merupakan problema-problema yang terkait
menunjukkan bahwa berbuat baik antar sesama
dengan skizofrenia, sehingga skizofrenia lama
anggota keluarga dengan klien skizofrenia
untuk disembuhkan dan sering mengalami
dapat membantu memulihkan kesehatan klien,
Sesungguhnya
Allah
tidak
hal ini juga sesuai dengan pendapat Clement
atau 21 responden termasuk dalam kriteria
dan Buchanan (1982) dalam Astuti (2005)
baik.
yang mengatakan bahwa keluarga sebagai
5.
Frekuensi kekambuhan klien skizofrenia
jembatan bagi klien untuk sembuh, karena
di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1
keluarga merupakan tempat dimana individu
Bantul,
memulai
responden
hubungan
interpersonal
dengan
prosentase
terbesar
dari
30
73,3%
atau
22
sebanyak
lingkungannya, keluarga merupakan institusi
responden termasuk dalam kriteria jarang
pendidikan utama bagi individu untuk belajar
kambuh atau kambuh sebanyak 1-4 kali
dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap
dalam tiap tahun.
dan perilaku.
B. Saran Berdasarkan hubungan
KESIMPULAN DAN SARAN
peran
hasil
serta
penelitian
keluarga
dengan
frekuensi kekambuhan klien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul,
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan
maka saran yang dapat disampaikan peneliti
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
adalah:
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
1.
2.
Ada hubungan yang bermakna antara
Kepada Puskesmas Kasihan I Bantul a.
keperawatan
yang berfokus pada keluarga sehingga
kekambuhan klien skizofrenia di wilayah
dapat
kerja Puskesmas Kasihan I Bantul.
merawat klien di rumah.
Peran serta keluarga berdasarkan aspek
b.
membantu
keluarga
dalam
Melakukan home visit atau kunjungan
melibatkan klien dalam kunjungan rutin ke
rumah sehingga dapat mengetahui
Puskesmas pada klien skizofrenia di
keadaan sesungguhnya dari perawatan
wilayah
I
yang dilakukan keluarga pada klien
prosentase terbesar dari 30
skizofrenia sehingga dapat menjadi
kerja
responden
Puskesmas
sebanyak
50%
Kasihan
atau
15
bahan
responden termasuk dalam kriteria cukup.
evaluasi
c.
pada
pengobatan pada klien skizofrenia di
keluarga
wilayah
kerja
skizofrenia
Bantul,
prosentase sebanyak
Kasihan
perawatan
Memberikan pendidikan kesehatan
keteraturan keluarga dalam mengontrol
Puskesmas
dalam
selanjutnya secara optimal.
Peran serta keluarga berdasarkan aspek
responden
I
keluarga dalam
mengenai
peran
merawat
klien
dirumah
sehingga
terbesar
dari
30
kekambuhan klien dapat keluarga
50%
atau
15
atasi dengan baik.
responden termasuk dalam kriteria cukup. 4.
asuhan
peran serta keluarga dengan frekuensi
Bantul,
3.
Memberikan
Peran serta keluarga berdasarkan aspek
2.
Kepada peneliti selanjutnya a.
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
memberikan dukungan mental-emosional
mengenai
pentingnya
pada klien skizofrenia di wilayah kerja
lanjutan yang dilakukan keluarga
Puskesmas Kasihan I Bantul, prosentase
untuk
terbesar dari 30 responden sebanyak 70%
dirawat di rumah sakit.
mencegah
klien
perawatan
kembali
b.
Lembar pertanyaan atau kuesioner dilengkapi
dengan
check
Hawari, Dadang. (2003). Pendekatan Holistik Pada
list
Gangguan
Jiwa
Skizofrenia.
Balai
observasi, supaya hasil penelitian
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
lebih valid.
Indonesia. Jakarta.
Hidayat, Nur. (2004). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Frekuensi Kekambuhan
DAFTAR PUSTAKA
Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Grhasia Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian
Propinsi
Suatu Pendekatan Praktek. EGC. Jakarta.
DIY.
Skripsi
strata
satu,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Astuti, Leny. (2005). Kesiapan Keluarga Dalam Menerima Pasien Pulang ke Rumah
Hidayat, Teddy. (2002). Kewalahan Mengawasi
Dengan Gangguan Jiwa di Rumah Sakit
Kakak yang Selalu Ingin Bunuh Diri.
Grhasia
Pikiran
Propinsi
Yogyakarta.
Daerah
Skripsi
Istimewa
strata
satu.
Rakyat
Cyber
Media.
Dari
http://www.pikiran-rakyat.com/
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Kewalahan Mengawasi Kakak yang Selalu
Yogyakarta.
Ingin Bunuh Diri /2002.html
Departemen Agama Republik Indonesia. (1997).
Hoti, Fabian. (2004, 22 Juli). Family-based
Al-Quran dan Terjemahan. C.V Jaya
Clusters of Cognitive Test Performance in
Sakti. Surabaya.
Familial Schizophrenia. Research article, BMC Psychiatry. Diakses 25 Januari
Departemen
Kesehatan.
(2004).
Pembangunan
Visi
Misi
2007,
Kesehatan.
http://www.biomedcentral.com/1471-
http://www.depkes.go.id/
Effendy,
Nasrul.
(1998).
Keperawatan
Kesehatan
dari
244x/4/20.
Dasar-dasar Masyarakat
Kaplan,
Sadoct.
(1997).
Sinopsis
Psikiatri,
Terjemahan, Binarupa Aksara, Jakarta.
(edisi 3.). EGC. Jakarta. Katzung. (1998). Farmakologi dasar dan klinik Friedman, Marilyn. (1998). Keperawatan keluarga:
(edisi 6.). Jakarta: EGC.
teori dan praktik (edisi 3.). EGC. Jakarta. Keliat, Budi anna. (1996). Peran Serta Keluarga Hatmoko. (2006). Manajemen kesehatan : seri pedoman
kerja
Puskesmas.
[versi
dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC. Jakarta.
elektronik]. Jurnal Kesehatan Program Studi Kedokteran Umum, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Martinez,
Jose.
(2002).
Family
Intervention
Programme in Schizophrenia: Two–Year Follow-Up Of The Andalusia Study.
Psychology in Spain, 2002, Vol. 6. No 1, 56-60,
dari
http://www.Psychologyin
Spain.com/content/full/
2002/
Risdiana, Nurvita. (2005). Faktor-faktor yang
full.
Mempengaruhi Peran Serta Keluarga
asp?id=6004
Maslim, Rusdi. (2001). Buku Saku Diagnosis
dalam
Perawatan
Skripsi
strata
Klien
Skizofrenia.
satu,
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Gangguan Jiwa, PPDGJ III. Jakarta. Subekti, Notoatmodjo.
(2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Ari.
(2005).
Keluarga
Hubungan
dengan
Dukungan
Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Klien Skizofrenia. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah
Nurjannah, Intan. (2005). Pedoman penanganan
Yogyakarta, Yogyakarta.
pada gangguan jiwa : Manajemen, proses keperawatan
dan
hubungan
terapeutik
perawat-klien. Mocomedia.Yogyakarta.
Stuart, Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (edisi 3.). EGC. Jakarta.