HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TATA LAKSANA DIARE TANPA DEHIDRASI PADA BALITA DI DESA GUMULAN KECAMATAN KLATEN TENGAH ABSTRACT Fitriana Noor Khayati*
Background: Diarrhea is one of the infectious disease is still a public health problem in Indonesia. Health Profile Klaten (2013) found the highest coverage of diarrhea in infants in Klaten amounted to 93.33%. This proves that the diarrheal disease in children under five is still a health problem. Mother very important role in the incidence of diarrhea in infants. Improve maternal knowledge about the prevention and management of diarrhea in infants becomes very important given the age of the child or children are highly vulnerable to various diseases, especially diarrhea. Objective: This study aimed to determine the relationship with the mother's knowledge of governance diarrhea without dehydration in infants. Research methode : This type of research is analytic survey. The sample was all mothers who have children aged 1-5 years diarrhea by 51 mothers. The sampling technique using total sampling. The instrument used was a questionnaire. Bivariate statistical tests using Kendall Tau. The reult of research : On average respondents 30.90 years old, high school education (62.7%) and unemployed (41.2%), the level of knowledge of mothers about diarrhea is good at 62.7%, governance diarrhea without dehydration mom is good at 51.0%, Kendall Tau test results obtained p value of 0.038 (α = 0.05). Conclusions: There is a relationship with the mother's knowledge of governance diarrhea without dehydration in infants in the village of Klaten District of Central
Keywords: science, governance, diarrhea, dehydration, toddler. *
Dosen Keperawatan Stikes Muhammdiyah Klaten
Diare merupakan salah satu penyakit
LATAR BELAKANG Salah satu tujuan Millennium Devolment
menular yang hingga kini masih menjadi
Goals (MDGs) ke-4 adalah menurunkan
masalah kesehatan di Indonesia, karena
angka
23/1.000
tingginya angka kesakitan dan angka kematian
kelahiran hidup dalam kurun waktu 1990
yang disebabkan oleh bakteri, virus atau
sampai 2015. Pada kenyataanya diare masih
infeksi parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan,
menjadi penyebab utama kematian balita usia
dan sebab-sebab lainya (DepkesRI, 2010).
di bawah 5 tahun sekitar 41%
dan sudah
Kemenkes RI, 2012 diare yang disebabkan
tercapai 45% dari semua kematian (WHO,
oleh infeksi menduduki peringkat pertama
2014).
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di
kematian
balita
hingga
Indonesia tahun 2010 yaitu sebanyak 96.278
penyakit diare pada anak usia balita masih
kasus dengan angka kematian CFR sebesar
menjadi masalah kesehatan. Tingginya angka
1,92%. Laporan Riskesdas 2007 menunjukan
kesakitan
bahwa penyakit diare menduduki penyakit
dipengaruhi oleh banyak faktor
nomer satu pada balita sebesar 25,2%. Setiap
kondisi anak, lingkungan, tingkat sosial
tahun , sekitar 162 ribu balita meninggal atau
ekonomi,
sekitar 460 balita meninggal setiap harinya.
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai,
Angka kematian akibat diare pada balita
penatalaksanaan
sebanyak 75 per 100 ribu balita (Widiyino,
termasuk bidan sebagai pemberi pelayanan
2005).
terdekat. Angka kejadian diare di Puskesmas
Penyakit
diare
masih
diare
di
Kabupaten
pendidikan
oleh
Klaten
antara lain
ibu,
ketersediaan
petugas
kesehatan
merupakan
Klaten Tengah cukup tinggi yaitu 38% dari
permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2013 Dari 34 Puskesmas di Kabupaten
terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah
Klaten.
terjangkit diare. Pada tahun 2011, jumlah
Laporan data dari Puskesmas Klaten
kasus diare di kabupaten/kota di Jawa Tengah
Tengah menunjukan angka kejadian tertinggi
sebanyak
Dengan
di Desa Gumulan Kecamatan Klaten Tengah
penemuan penyakit diare sebesar 48,5%, data
pada tahun 2015 sebanyak dari 51 balita yang
lima
bahwa
mengalami diare. Dampak dari diare pada
cakupan penemuan diare masih di bawah
balita lebih berbahaya dari pada orang
target yang di harapkan yaitu sebesar 80%.
dewasa, karena komposisi tubuh balita yang
Pada
penemuan
lebih banyak mengandung air dibanding orang
penanganan diare sebesar 42,66% (Dinkes
dewasa, jika terjadi diare balita lebih rentan
Prop Jateng 2013).
mengalami dehidrasi
839.555
tahun
tahun
terakhir
2012
penderita.
menunjukan
cakupan
dan kompikasi lainya
Laporan Sistem Surveilans Terpadu (SST)
yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten pada
kematian, dampak lain yaitu kegagalan dalam
tahun 2011 menunjukan penderita diare
pertumbuhan (Kumala, 2013). Diare dapat
berdasarkan kelompok umur kelompok umur
menyebabkan dehidrasi sedang dan berat.
banyak pada usia 1 tahun yaitu 18% dan usia
Sementara itu dehidrasi dapat menyebabkan
1
kematian
–
4
tahun
sebanyak
17%.
Apabila
padahal
berbagai
upaya
telah
dibandingkan dengan golongan umur yang di
dilakukan untuk menurunkan kejadian diare
atas 4 tahun terdapat perbedaan yang cukup
(Malikah,
tinggi dibandingkan dengan rata-rata angka
masyarakat dalam melaksanakan tatalaksana
kesakitan nasional hasil dari Riskesdas tahun
diare khususnya oralit antara lain karena
2007 di usia yang sama yang hanya 16,7%.
perbedaan konsep antara pekerja kesehatan
Profil Kesehatan Klaten (2013) menemukan
dan masyarkat (Mahalanabis, 2005).
cakupan diare tertinggi di Klaten sebesar 93,33%. Hal ini
membuktikan bahwa
2011).
Kekurang
berhasilan
Petugas kesehatan menganggap oralit adalah obat diare, sehingga saat ibu-ibu
melihat bahwa oralit tidak menghentikan diare
diare balita diberi oralit, untuk
ibu-ibu juga berhenti menggunakan oralit.
zinc mulai tercatat pada tahun 2010 meskipun
Selain itu masalah kurangnya pengetahuan
terjadi kenaikan namun cakupannya
masyarakat, ketidaktepatan konsentrasi larutan
rendah. Ibu sangat berperan penting dalam
dan tidak tersedianya sumber informasi yang
kejadian diare pada balita, ibu adalah sosok
jelas dan manfaat oralit kurang bermakna
yang paling dekat dengan balita. Jika balita
untuk diare ini. Fakta di atas menunjukan
terserang diare maka tindakan-tindakan yang
masih banyak yang harus dipelajari dalam
ibu
penanganan diare di masyarakat. Mengingat
penyakitnya.
dampak diare bermakna pada keadaan gizi dan
ambil
akan
pemberian
menentukan
masih
perjalanan
Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
kesehatan bahkan kelangsungan hidup bayi
mengenai
dan
cara
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan
penanggulangan diare yang cepat dan tepat
penanganan yang tepat dari penyait diare pada
oleh masyarakat. Kata tepat disini berarti
balita berperan penting dalam penurunan
bahwa penanggulangan diare yang mujarab,
angka kematian dan pencegahan kejadian
baik
diare serta kekurangan nutrisi pada anak
anak,
untuk
perlu
pengobatan
diterapkan
maupun
untuk
pencegahan diterapkan dalam lingkungan
diare
meliputi
pengertian,
(Kumala, 2013).
sosial budaya setempat (Mahalanabis, 2005). Program Pemerintah untuk mengatasi diare
TUJUAN
salah satunya dengan mengadakan (Lintas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Diare) Lima Langkah Tuntas Diare, yang
hubungan pengetahuan ibu dengan perawatan
terdiri dari pemberian oralit osmolaritas
diare tanpa dehidrasi pada balita.
rendah untuk mencegah terjadinya dehidrasi, pemberian zinc untuk mengurangi lama dan
METODE PENELITIAN
tingkat keparahan diare, pemberian ASI yang
Metode penelitian ini adalah survey
bertujuan untuk memberikan makanan yang
analitik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
kaya nutrisi pada anak dengan diare cair agar
Gumulan Kecamatan Klaten Tengah. Populasi
mendapatkan kembali nafsu makan anak
dalam
setelah
pemberian
mempunyai balita diare usia 1-5 tahun di Desa
antibiotika hanya atas indikasi, pemberian
Gumulan Kecamatan Klaten Tengah pada 6
nasihat kepada ibu atau keluarga sangat
bulan terakhir yang berkunjung di PKD Desa
diperlukan (Kemenkes RI, 2011).
Gumulan Kecamatan Klaten Tengah yaitu
dehidrasi
diperbaiki,
Dari hasil laporan tahunan yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dari tahun 2009 terjadi kenaikan jumlah kasus
penelitian
ini
adalah
ibu
yang
sebanyak 51 Ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total samping. Instrumen
yang
digunakan
dalam
diare pada anak balita, untuk pemberian oralit
penelitian ini adalah kuesioner. Prosedur
terjadi kenaikan meskipun belum semua kasus
pengumpulan data
dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner pada ibu dengan balita
Kurang baik
diare usia 1-5 tahun di Desa Gumulan Klaten
Jumlah
25
49,0
51
100
Tengah. Penelitian dilakukan dengan cara door to door. Analisa bivariat pada penelitian
Tabel di atas diketahui bahwa sebagian
ini menggunakan uji Kendall Tau dengan nilai
besar
kemaknaan 0,05 dan interval
sebanyak 20 responden (39,2%) dan sebagian
kepercayaan
95%.
responden
berumur
31-35
tahun
kecil berumur 41-45 tahun sebanyak 2 responden (3,9%). Sebagian besar pendidikan
HASIL
responden pada penelitian ini adalah SMA
A. Analisis Univariat
sebanyak 32 orang (62,7%) dan sebagian kecil
Tabel 1 Analisis Univariat Variabel
Frekuensi
adalah %
Umur
responden
yang
berpendidikan
Perguruan Tinggi yaitu hanya 8 orang (15,7%). Berdasarkan pekerjaan responden
21-25 tahun
6
11,8
diketahui bahwa sebagian besar responden
26-30 tahun
17
33,3
pada penelitian ini tidak bekerja sebanyak 21
31-35 tahun
20
39,2
orang (41,2%) dan sebagian kecil adalah PNS
36-40 tahun
6
11,8
sebanyak 3 orang (5,9%).
41-45 tahun
2
3,9
Pendidikan
Berdasarkan
tingkat
pengetahuan
responden tentang diare diketahui bahwa
SD
0
0
SMP
11
21,6
pengetahuan baik sebanyak 32 orang (62,7%)
SMA
32
62,7
dan sebagian kecil responden berpengetahuan
Perguruan
8
15,7
kurang yaitu sebanyak 6 orang (11,8%). Tata
Tinggi
sebagian
besar
responden
memiliki
laksana diare tanpa dehidrasi pada responden sebagian besar adalah baik sebanyak 26 orang
Pekerjaan Buruh
17
33,3
(51,0%) dan sebagian kecil adalah kurang
PNS
3
5,9
baik sebanyak 25 orang (49,0%).
Tidak bekerja
21
41,2
Wiraswasta
10
19,6
B. Analisis Bivariat Tabel 2
Pengetahuan
Hubungan antara Pengetahuan Ibu
32
62,7
dengan Tata laksana Diare tanpa
Baik
13
25,5
Dehidrasi Pada Balita
Cukup
6
11,8
tentang diare
No
Penget
Tata laksana
ahuan
Kurang
Baik
p
Kurang baik
Tatalaksana diare tanpa dehidrasi Baik
Total
f 26
51,0
1. Baik
%
f
%
f
%
19 37,3 13 25,5 32 62,7 0,268 0,038
2. Cukup
7 13,7 6 11,8 13 25,5
matang dalam berfikir serta memperoleh
3. Kurang
0
6 11,8 6 11,8
pengetahuan mengenai diare sehingga
26 51,0 16 31,4 51 100
memiliki tata laksana yang baik dalam
Jumlah
0
mengatasi diare tanpa dehidrasi. Erfandi Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
(2009), juga menjelaskan bahwa usia
baik
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
cenderung melakukan tata laksana diare tanpa
seseorang. Semakin bertambahnya usia
dehidrasi dengan baik sebanyak 19 orang
maka semakin berkembang pula daya
(37,3%)
yang
tangkap dan pola pikirnya, sehingga
berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden
pengetahuan yang diperoleh semakin baik.
(11,8%) seluruhnya tata laksana diare juga
Penelitian mengenai umur responden
responden
yang
berpengetahuan
sedangkan
responden
diperoleh hasil bahwa sebagian besar
kurang. Hasil analisis bivariat diketahui bahwa p
responden berumur 31-35 tahun sebanyak
value sebesar 0,038 berarti p < 0,05 sehingga
20 responden (39,2%). Usia ini merupakan
ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan
usia reproduktif dan usia matang pada
tata laksana diare tanpa dehidrasi pada balita
seseorang dalam berfikir dan bertindak
di
Gumulan
sehingga menyebabkan pengetahuannya
Kecamatan Klaten Tengah. Nilai Kendall tau
menjadi baik, semakin bertambah usia
diperoleh 0,268 berarti terdapat hubungan
maka akan semakin baik pengetahuan
yang sedang antara pengetahuan tentang diare
seseorang.
dengan tata laksana diare tanpa dehidrasi
penelitian Kurniati (2013), menunjukkan
sehingga semakin baik pengetahuan maka
bahwa dari 81 responden, sebagian besar
semakin baik juga tata laksana diare tanpa
berada pada kelompok umur 26-30 tahun
dehidrasi.
yaitu 24 orang (29,6%). Hasil analisis
Desa
Gumulan
di
Desa
Hasil
ini
didukung
oleh
hubungan antara usia ibu dengan upaya PEMBAHASAN
penanganan diare pada anak balita dari 81
1. Karakteristik Responden
responden
a. Umur
responden (82,7%) yang memiliki upaya
Umur merupakan usia pada seseorang
diperoleh
sebanyak
67
positif dalam penanganan diare.
yang terhitung sejak lahir hingga saat kehidupannya
saat
ini.
mempengaruhi
pengetahuan
Soekanto
(2007),
semakin
meningkatnya
kematangan dalam matang,
dan
Usia
seseorang.
menjelaskan umur
kekuatan
dapat
ibu
akan
Pendidikan
merupakan
pendidikan
tingkat
responden dan ditandai dengan perolehan
seseorang
semakin
ijazah.
formal
Pendidikan
yang
riwayat
bahwa
berfikir dan bekerja akan lebih sehingga
b. Pendidikan
ditempuh
responden
dapat
mempengaruhi pengetahuan responden. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan
yang tinggi maka seseorang akan lebih
memiliki
mudah mendapatkan dan mencerna sebuah
dibandingkan
informasi
meningkatkan
Seseorang yang tidak bekerja akan lebih
pengetahuannya. Wawan dan Dwi (2010),
banyak memiliki waktu luang untuk
menjelaskan bahwa pendidikan diperlukan
melakukan interaksi sosial keluar rumah
untuk mendapatkan informasi misalnya,
dalam
hal-hal
informasi
sehingga
yang
menunjang
kesehatan
rutinitas
yang
yang
lebih
tidak
menambah
sibuk bekerja.
pengalaman
sehingga
dan
mempengaruhi
sehingga dapat meningkatkan kualitas
pengetahuan. Human (2005), menjelaskan
hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi
bahwa interaksi sosial dan budaya sangat
seseorang
perilaku
erat dengan proses pertukaran informasi.
seseorang akan pola hidup terutama dalam
Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
motivasi untuk sikap berperan serta dalam
tingkat pengetahuan seseorang.
termasuk
juga
perkembangan, pada umumnya makin
Seorang yang tidak bekerja juga akan
tinggi pendidikan seseorang makin mudah
lebih
menerima informasi.
pengalaman
Hasil
penelitian
bahwa
sebagian
ini
leluasa
dalam di
mencari
dunia
luar
sebuah dengan
menunjukkan
berinteraksi dengan banyak orang. Hal ini
responden
berarti bahwa dengan pengalaman maka
besar
berpendidikan SMA sebanyak 32 orang
akan
(62,7%). Hasil ini membuktikan bahwa
Notoatmodjo (2010), menjelaskan bahwa
banyaknya responden berpengetahuan baik
pengalaman
dikarenakan tingkat pendidikan responden
upaya memperoleh pengetahuan, hal ini
sebagian besar adalah SMA sehingga lebih
dilakukan dengan cara mengulang kembali
mudah dalam menerima informasi dan
pengalaman
meningkatkan pengetahuannya. Hasil ini
memecahkan masalah yang dihadapi pada
didukung oleh Kurniati (2013), untuk
masa lalu.
variabel tingkat pendidikan responden paling
banyak
berada
pada
meningkatkan
dapat
yang
pengetahuan.
digunakan
di
peroleh
sebagai
dalam
Hasil penelitian mengenai pekerjaan
tingkat
diketahui bahwa sebagian besar besar
pendidikan SMA sebanyak 35 orang
responden pada penelitian ini tidak bekerja
(43,2%), dari 81 responden sebanyak 67
sebanyak 21 orang (41,2%). Hasil ini
responden (82,7%) yang memiliki upaya
didukung oleh Dwiningsih (2012), dengan
positif dalam penanganan diare.
hasil bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32
c. Pekerjaan
responden (51%)
Pekerjaan merupakan segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam mencukupi kebutuhan hidup. Responden yang bekerja akan
2. Pengetahuan tentang Diare Soekanto
(2009)
menjelaskan
pengetahuan adalah kesan dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca
tentang pencegahan diare dalam kategori
indera,
baik yaitu terdapat 71 responden (80,68
bukan dari kepercayaan atau
takhayul.
Notoatmodjo
juga
%). Keadaan ini dikarenakan responden
pengetahuan
telah memiliki informasi yang cukup
merupakan hasil tahu yang berasal dari
tentang diare, karena dengan banyaknya
proses penginderaan manusia terhadap
informasi yang diperoleh maka seseorang
obyek tertentu, dengan pengetahuan yang
akan memiliki pengetahuan.
menjelaskan
baik
(2010),
bahwa
seseorang
mudah
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner,
yang
pengetahuan baik tentang diare diperoleh
mempunyai sumber informasi yang lebih
ibu yaitu dalam hal pemberian ASI
banyak akan memberikan pengetahuan
ekslusif hingga usia 4-6 bulan dapat
yang lebih jelas (Harry, 2005).
mencegah kejadian diare pada anak dan
menerima
akan
informasi.
Pengetahuan
lebih Seseorang
seseorang
anak yang menderita diare harus diberi
didukung oleh karakteristik responden
minum oralit. Menurut Depkes RI (2011),
yaitu rata-rata responden telah memasuki
prinsip tatalaksana diare adalah Lintas
usia
matang,
Diare, yang terdiri atas berikan oralit,
berpendidikan SMA dan tidak bekerja.
berikan zinc selama 10 hari ber turut-turut,
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
teruskan ASI dan pemberian makan,
menurut Notoatmodjo (2007), diantaranya
berikan antibiotik secara selektif dan
yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan.
berikan nasihat pada ibu atau pengasuh.
dewasa
baik
dan
pada
telah
Semakin bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga
pengetahuan
3. Tata laksana Diare tanpa Dehidrasi
yang
Depkes RI (2011), bahwa balita yang
diperoleh semakin baik (Erfandi, 2009).
mengalami diare dapat diberikan oralit
Semakin tinggi pendidikan maka semakin
segera sampai diare berhenti. Oralit dapat
baik pengetahuannya karena lebih mudah
di
dalam mencerna informasi (Wawan dan
puskesmas pembantu, puskesmas, rumah
Dwi, 2010). Ibu yang tidak bekerja akan
sakit, atau di tempat – tempat pelayanan
memperoleh pengetahuan dari berinteraksi
kesehatan lainya. Selain itu ASI juga harus
sosial (Human, 2005).
tetap diberikan karena ASI bermanfaat
peroleh
di
posyandu,
polindes,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
untuk mencegah diare dan meningkatkan
dilakukan di Desa Gumulan Kecamatan
sistem imunitas bayi. Jika anak menderita
Klaten
diare maka harus diteruskan pemberian
Tengah
menunjukkan
bahwa
tingkat pengetahuan responden tentang
ASI
diare
Pemberian makanan selama anak diare
sebanyak
32
orang
(62,7%)
sebanyak
harus
yang
anak
ditingkatkan
inginkan.
berpengetahuan baik. Hasil ini didukung
juga
selama
dua
oleh Malikhah (2011), bahwa pengetahuan
minggu setelah anak berhenti diare, karena
lebih banyak makan akan membantu
tentang diare dan 63% responden memiliki
mempercepat penyembuhan, pemulihan
tingkat
dan mencegah malnutrisi.
pencegahan dan penatalaksanaan diare.
pengetahuan
tinggi
tentang
Anak yang berusia kurang dari dua tahun, dianjurkan untuk mengurangi susu formula dan menggantinya dengan ASI sedangkan untuk anak yang berusia lebih dari
dua
tahun
dianjurkan
4. Hubungan
Pengetahuan
dengan
Tata
laksana Diare tanpa Dehidrasi Pada Balita Hasil analisis bivariat hubungan tingkat
untuk
pengetahuan ibu tentang diare dengan tata
memberikan susu formula dan dipastikan
laksana diare tanpa dehidrasi di Desa
agar anak mendapat oralit dan air matang.
Gumulan
Penelitian Admin (2011) menyimpulkan
menunjukkan
terdapat hubungan antara pemberian ASI
bermakna dengan nilai p = 0,038 berarti p
ekslekusif dengan kejadian diare pada bayi
< 0,05. Jadi dalam hal ini hipotesis kerja
yang diberi ASI ekslekusif dan yang tidak
diterima, yang berarti bahwa pengetahuan
diberi
untuk
mempengaruhi ibu dalam tata laksana
mmengalami diare lima kali lebih besar
diare tanpa dehidrasi pada balita. Jadi,
dari pada bayi yang diberi ASI ekslekusif.
semakin baik pengetahuan ibu maka
Pemberian ASI memiliki efek proktektif
semakin baik pula tata laksana diare yang
untuk mencegah diare pada bayi.
dilakukan oleh ibu kepada balita.
mengalami
resiko
Hasil penelitian ini diperoleh cara tata
Kecamatan ada
Klaten
Tengah
hubungan
yang
Hasil ini didukung oleh penelitian
laksana diare tanpa dehidrasi sebagian
Adhiwijaya
besar
yaitu
responden dengan pengetahuan cukup
sebanyak 26 orang (51,0%). Hasil ini
yaitu 18 (58,1%), responden mengalami
menunjukkan bahwa tata laksana diare
diare tanpa dehidrasi 3 (9,7%) responden
tanpa dehidrasi yang dilakukan responden
mengalami diare dehidrasi 10 (32,3%)
sudah baik dan sudah memenuhi standar
sedangkan
dalam tata laksana diare pada anak, dimana
pengetahuan kurang 2 (6,5%) responden
berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner
mengalami diare tanpa dehidrasi dari hasil
tata laksana yang paling banyak dilakukan
analisis SPPS dengan menggunakan uji
ibu adalah memberikan oralit pada anak
statistik Chi-square koreksi fisher’s exact-
yang diare dan tetap memberikan ASI
test, diperoleh p (0,000) < α (0,051) yang
kepada balita yang mengalami diare agar
menunjukan penolakan terhadap hipotesis
dapat menggantikan cairan tubuh yang
nol (Hο) dan penerimaan alternatif (Ha)
hilang.
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
responden
adalah
baik
Hasil penelitian ini didukung oleh
(2013),
10
bahwa
responden
dari
31
dengan
hubungan antara perilaku ibu dengan
Dwiningsih (2012), bahwa sebanyak 19%
dengan
derajad
responden memiliki pengetahuan tinggi
Puskesmas
kejadiaan
Pattalassang
diare
di
Kabupaten
Takalar pada tahun 2013. Penelitian lain
ibu, kecemasan dan ketakutan. Masalah
juga telah dilakukan oleh Dwiningsih
kurang pengetahuan ibu pada anak dengan
(2012), dengan hasil bahwa terdapat 162
diare ini dapat disebabkan oleh karena
ribu ibu yang memiliki balita di Desa
informasi yang kurang atau budaya yang
Bawuran dan terdapat 62 responden yang
menyebabkan tidak mementingkan pola
tersebar di Desa tersebut. Hasil penelitian
hidup yang sehat. Sehingga rasa ingin tahu
dari 62 ibu yang memiliki balita sebanyak
masih
12 orang (19%) dengan pengetahuan tinggi
penanganan diare. Rencana yang dilakukan
dan 46 orang (74%) tingkat pengetahuan
adalah mengatasi agar ibu memahami atau
ibu sedang.
mengetahui cara mengatasi masalah diare.
Penelitian lain juga pernah dilakukan
kurang,
Penyakit
diare
khususnya
apabila
dalam
tidak
segera
oleh Kurniati (2013), bahwa terdapat
ditangani dapat menimbulkan beberapa
hubungan antara pengetahuan (P = 0,027).
komplikasi diantaranya yaitu terjadinya
Hal ini sesuai dengan dengan pendapat
dehedrasi,
Blum yang dikutip oleh Notoadmodjo
hipokalamia, intolerasi laktosa sekunder,
yang mengatakan bahwa tindakan seorang
kejang dan kurang energi protein serta
individu
dapat menyebabkan kematian (Hidayat,
termaksud
kemandirian
dan
tanggung jawabnya dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh domain kognitif atau
pengetahuan.
tercakup
pengetahuan
dalam
domain
yang
renjatan
hipovolemik,
2006). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu mengenai
diare
meliputi
pengertian,
kognitif
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan
mempunyai enam tingkatan yaitu tahu,
dan penanganan yang tepat dari penyait
memahami, aplikasi, analisis, sintesisi dan
diare pada balita berperan penting dalam
evaluasi. Tindakan kemandirian setiap
penurunan
individu yang lebih nyata akan lebih
pencegahan
langgeng dan bertahan apabila hal ini
kekurangan nutrisi pada anak (Kumala,
didasari oleh pengetahuan yang kuat.
2013). Tata laksana diare tanpa dehidrasi
Adanya pengetahuan akan menimbulkan
pada balita membutuhkan pengetahuan ibu
kesadaran
akhirnya
karena dengan pengetahuan yang baik
sesuai
maka ibu akan melakukan tata laksana
dengan pengetahuan yang dimilikinya
diare dengan menggunakan program lintas
tersebut (Notoatmodjo, 2010).
diare yang diadakan pemerintah. Program
seseorang
yang
untuk
berprilaku
memicunya
Anak diare merupakan masalah yang
angka kejadian
kematian diare
dan serta
Pemerintah untuk mengatasi diare salah
kompleks, masalah yang sering timbul
satunya
akibat
Diare) Lima Langkah Tuntas Diare, yang
cairan,
diare
seperti kurangnya volume
kurangnya
nutrisi,
gangguan
intergritas kulit, kurangnya pengetahuan
dengan
mengadakan
(Lintas
terdiri dari pemberian oralit osmolaritas rendah
untuk
mencegah
terjadinya
dehidrasi,
pemberian
zinc
untuk
Keperawatan,
mengurangi lama dan tingkat keparahan
Fakultas
diare, pemberian ASI yang bertujuan untuk
Gorontalo.
memberikan makanan yang kaya nutrisi
Jurusan
Kesehatan
3. Adhiwijaya.
Keperawatan
Universitas Negri
Hubungan
2013.
agar
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu
mendapatkan kembali nafsu makan anak
Terhadap Derajat Kejadian Diare Pada
setelah dehidrasi di perbaiki,pemberian
Balita
antibiotika hanya atas indikasi, pemberian
Kabupaten Takalar.
pada
anak
dengan
diare
cair
nasihat kepada ibu atau ibu sangat
di
Puskesmas
4. Arianigrum.
Pemanfaatan
2010.
Tumbuhan
diperlukan(Kemenkes RI, 2011).
Sebagai
Pattalasang
Obat
Tradisional
Diare Akut 5. Arikunto,
KESIMPULAN 1. Karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagian besar berumur 31-35 tahun sebanyak 20 responden (39,2%),
Penelitian
Suatu
Metode
Pendekatan
Praktik.
Rineka Cipta : Jakarta 6. Asnil.
2003.
berpendidikan SMA (62,7%) dan tidak
Lingkungan.
bekerja (41,2%).
Komputindo
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang diare
2010.
Suharsini.
7. Daniarti.
D.
Mewaspadai Jakarta
2010.
:
Penyakit
Elex
Q&A
Media
(Question
&Answer) Baby And Child Health Dari
adalah baik sebesar 62,7%. 3. Tata laksana diare tanpa dehidrasi yang
Lahir Hingga Usia 5 Tahun : Yogyakarta
dilakukan ibu adalah baik sebesar 51,0%.
:G-medan
4. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan
8. Dikirismanto.
2009.
Penyakit
Diare.
tata laksana diare tanpa dehidrasi pada
Mediapenunjamgmedis. Diakses 28 April
balita di Desa Gumulan Kecamatan Klaten
2010
Tengah dengan p value 0,038 (p < 0,05).
9. Dinkes Provinsi Jateng, 2013. Provil Kesehatan Jawa Tengah 10. Dwiningsih. 2012. Gambaran Tingkat
DAFTAR PUSTAKA 1. Achyar.
2012.
Pengetahuan
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Tentang
Hygiene
Pencegahan
Ibu
Ibu
Muda
Tentang
Makanan Dengan Kejadian Diare Pada
11. Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-
Balita di Puskesmas Lubuk Buaya Padang.
Faktor yang mempengaruhi : tersedia
Akademi Keperawatan Aisyah Padang.
dalam:
2. Adam.
2012.
Pengaruh
KesehatanTterhadap
Penyuluhan
Pengetahuan
Ibu
Tentang Penanganan Penyakit Diare Pada Balita
di
Gorontalo.
Wilayah
Kerja
Program
Puskesmas
Studi
Ilmu
http://forbetterhealth.ordpress.com/2009/0 4/19.
pengetahuan.dan.faktor-
faktor.yang.mempengaruhi
12. Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik. EGC :
Henggarmanah
Ilmu
Keperawatan Fakultas Padjajaran Bandung 23. Nasution. S. 2006. Didaktik Azaz-Azaz
Jakarta 13. Harry. 2005. Ketahanan Sosial : Konsep,
Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara 24. Ngastiyah .2003. Perawatan Anak Sakit.
Kontruks dan Indikator 14. Hidayat. Aziz. A. 2009. Metode Penelitian
EGC, Jakarta
Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
25. Notoatmodjo. Perilaku
Medika Salemba : Jakarta. 15. Keraf
Jatinagor.
dan
Mikhael.
Ilmu
2005.
Pengetahuan. Kanisius : 2001
Kesehatan.
Pendidikan Cetakan
dan kedua.
Rineka Cipta. Jakarta . 26. Nury.
16. Kirani, 2011. Pencegahan dan Pengobatan
2010.
2009.
Tentang
Pengaruh
Program
Persepsi
Ibu
Pemberantasan
Diaren pada Anak di Rumah. http://kirani
Penyakit Diare Pada Balita di Kelurahan
kirani.word
Pasar Belakang Kota Sibolga. Skripsi.
press.com/2011/11/22
pencegahan dan pengobatan diare pada
Medan
anak dirumah
Masyarakat.Universitas Sumatra Utara.
17. KemenkesRI,
2011.
Buku
Pedoman
Pengendalian Penyakit Diare
Tentang
Kesehatan
27. Paramitha. 2010. Perilaku Pengguna Botol Susu Dengan Kejadian Diare Pada Balita.
18. __________, 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan
:Fakultas
Lima
Langkah
Tuntaskan Diare (Lintas Diare).
Makara Kesehatan: vol :14 28. Qauliyah.
2010.
Patofisiologi,
19. Green, Lawrence W., Marchel W Kreuter
Artikel
Gejala
Kedokteran: Klinik
dan
Penatalaksanaan Diare
2005. Health Promoting Planning an
29. R. Fallen dan R. Budi Dwik. 2010.
educational and environmental aproach.
Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.
Second
Yogyakarta
Edition.
Mayfield
Publishing
Company: Mountain View. 2015 20. Maglaya 2009. Family Health Nursing : The
Proses.Argonauta
Corporation:
Nangka Marinka City. 21. Mahalanabis 2005. Persepsi Masyarakat Tentang
Diare
Pengobatannya
Dan Di
Dua
Pencarian Desa
Di
Kabupaten Boyolali. 22. Malikah dan Fatimah. 2011. Gambaran Pengetahuan
dan
Sikap
Ibu
Dalam
Pencegahan dan Penanggulangan Secara Dini Kejadian Diare Pada Balita di Desa
30. Saryono.
2011.
Kesehatan
:
Metode
Pemutun
Penelitian
Praktis
Bagi
Pemula. Mitra Cendikia Prss :Yogyakarta 31. Soekanto.
Sosiologi
2009.
Suatu
Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta 32. Sugiyono.
2012.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Alfabeta : Bandung 33. Suharyono. 2008. Diare Akut. Jakarta : Balai penerbit FKUI. 34. Sunoto, 2003. Buku Ajar Diare. DepkesRI. Jakarta. 35. Soemirat, 2002. Kesehatan Lingkungan, Cetakan ke Lima, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 36. Wawan dan Dwi. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Jogjakata Muha Medika 37. Wong.
2009. Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik, Jakarta: Buku Kedokteran EGC 38. WHO.2005. The Treatment Of Diarrhoea. A Manual For Physicians and other Senior Health Workes.