HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh : DWI HARTANTI NIM : ST13019
PROGRAM STUDIS-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Dwi Hartanti NIM
: ST13019
Dengan ini menyatakan bahwa : 1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lainnya. 2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim Penguji. 3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta, 28 Januari 2015 Yang membuat pernyataan,
( DWI HARTANTI ) NIM : ST13019 iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi”. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Kepala Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,NS.,M.Kep, selaku pembimbing I yang telah memberikan masukkan dan arahan selama penyusunan skripsi. 4. Ibu Ariyani, S.Kep.,NS, M.Kes, selaku pembimbing II yang juga telah memberikan masukkan dan arahan selama penyusunan skripsi. 5. Direktur RSUD Dr. Moewardi, yang telah memberikan ijin tempat dalam penelitian ini. 6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada
Surakarta,
yang
bimbingannya.
iv
telah
memberikan
ilmu
dan
7. Suami tercinta dan anak-anak tersayang yang selalu memberi semangat, dukungan, motivasi, do’a dan dorongan dalam menempuh pendidikan ini. 8. Teman-teman seangkatan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada angkatan 2013, yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini, dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pelayanan keperawatan.
Surakarta, 28 Januari 2015 Peneliti
( DWI HARTANTI ) NIM : ST13019
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ..........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
x
ABSTRAK .................................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................
3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori ..........................................................................................
6
2.1.1. Pengertian Pengetahuan ..............................................................
6
2.1.2. Perilaku .......................................................................................
9
2.1.3. Pneumonia ..................................................................................
12
2.2. Keaslian Penelitian ..................................................................................
18
2.3. Kerangka Teori ........................................................................................
19
vi
2.4. Kerangka Konsep ....................................................................................
20
2.5. Hipotesis .................................................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitan ...............................................................
21
3.2. Tempat dan Waktu Penelitan ..................................................................
21
3.3. Populasi dan Sampel ...............................................................................
21
3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ...........
25
3.5. Alat Penelitian dan cara pengumpulan Data ............................................
26
3.6. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data .....................................................
29
3.7. Etika Penelitian ........................................................................................
32
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Responden ........................................................................
34
4.2. Analisa Univariat ....................................................................................
35
4.3. Analisa Bivariat .......................................................................................
37
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .........................................
38
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................
38
5.3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia .............................................
39
5.4. Perilaku Pencegahan Pneumonia ...........................................................
40
5.5. Analisa Bivariat ......................................................................................
41
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan..............................................................................................
44
6.2. Saran ........................................................................................................
44
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.1.
Keaslian Penelitan
18
3.1.
Definisi Operasional
25
4.1.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur
34
4.2.
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
35
4.3.
Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia
35
4.4.
Perilaku Pencegahan Pneumonia
36
4.5
Uji Normalitas Data
37
4.6
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Pneumonia
37
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
2.1.
Kerangka Teori
19
2.2.
Kerangka Konsep
20
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Keterangan
1
Perijinan
2
Lembar Permintaan Menjadi Responden
3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4
Kuisioner
5
Pengolahan Data SPSS
6
Lembar Konsultasi
7
Jadwal Penelitian
x
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI S-1 TRANSFER KEPERAWATAN 2015 Dwi Hartanti
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. MOEWARDI Abstrak
Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada paru-paru dan dapat menyebabkan kematian.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.Perilaku ibu yang tidak baik dapat mempengaruhi terjadinya pneumonia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain studi korelasional yaitu mengkaji hubungan antar variabel. Populasi pada penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita sakit pneumonia di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi pada bulan Desember 2014 sejumlah 40 orang. Tehnik sampling dengan probability sampling dan didapatkan sampel 36 orang. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearmandidapatkan nilai p value = 0,003 dimana p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia.Kesimpulan penelitian ada hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi. Kata Kunci : Pneumonia, Pengetahuan, Perilaku Kepustakaan : 29 (2002-2014)
xi
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
Dwi Hartanti Correlation Between Knowledge of Toddler’s Mothers and Their Behavior on Pneumonia Disease Prevention at the Child Inpatient Room of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta ABSTRACT
Pneumonia is an infection or inflammation of the lungs and can cause death. Knowledge is very important to form a behavior. The bad behavior of mothers can cause pneumonia. The objective of the research is to investigate the correlation between the knowledge of the toddlers’ mothers and their behavior on the pneumonia disease prevention at the Child Inpatient Room of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta The research used the non-experimental quantitative method with the correlational study design. Its population was 40 mothers of toddlers with pneumonia at the Child Inpatient Room of the hospital in the period of December 2014. The samples of research consisted of 36 respondents and were taken by using the probability sampling technique. The result of the bivariate analysis with the Spearman’s Rank Correlation shows that the p-value was 0.003 which was less than 0.05, meaning that H0 was rejected, but the H1 was verified. Thus, there was a correlation betewen the knowledge of the toddlers’ mothers and their behavior on the pneumonia disease prevention at the Child Inpatient Room of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta. Keywords References
: Pneumonia, knowledge, behavior : 29 (2002-2014)
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada saluran bawah yang dihubungkan dengan adanya gambaran perselubungan (opacity) pada foto dada. (Pediatri Gawat Darurat IDAI, 2010). Pneumonia dapat menyebabkan kematian khususnya pada balita di antara penyakit ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Atas) lainya yaitu sekitar 80-90% (Kemenkes RI 2013). Pada tahun 2012 sejumlah 1,1 juta anak balita meninggal karena pneumonia, dengan usia kurang dari 2 tahun dan 99% dari kematian itu berada di negara-negara berkembang dimana akses ke fasilitas kesehatan dan pengobatan di luar jangkauan bagi banyak anak ( WHO, 2013). Tahun 2013 angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 1,19% dan pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar 2,89% dan kelompok umur 1-4 tahun sebesar 0,20%. Presentase kejadian pneumonia tertinggi terjadi di Kebumen sejumlah 93,03% dan presentase cakupan terendah di Kabupaten Cilacap sebanyak 3,06%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Data di RSUD Dr. Moewardi, jumlah balita yang mengalami pneumonia pada tahun 2013 adalah 153 kasus. Pada bulan September 2014 kejadian pneumonia 32 kasus, pada bulan Oktober 2014 kejadian pneumonia meningkat 47 kasus. Berdasarkan data tersebut menunjukkan angka kejadian
1
2
pneumonia meningkat. Hal ini dapat disebabkan pengetahuan ibu yang kurang.(Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Peran ibu sangat berpengaruh dalam menjaga kesehatan seorang anak. Perilaku yang positif seperti kegiatan imunisasi dan pengaturan ventilasi dalam rumah membuat keadaan anak sehat dan kuat, sebaliknya perilaku yang negatif seperti jarang membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya dapat menyebabkan anak mudah sakit dan terserang penyakit. Perilaku ibu seperti pemberian makanan, perawatan balita yang tidak atau kurang baik dapat mempengaruhi terjadinya pneumonia.(Muchlis & Sherli, 2009). Hasil penelitian Muchlis Riza dan Sherli Shebur menyatakan tidak ada hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita. Hal ini menunjukkan bahwa semakin buruk tindakan ibu dalam aktivitas sehari-hari akan meningkatkan resiko kejadian pneumonia. (Muchlis & Sherli, 2009). Hasil wawancara dengan 8 ibu balita tentang pencegahan penyakit pneumonia, mengatakan anaknya menderita sakit pneumonia karena batuk dan segera memeriksakan anaknya, 1 orang ibu balita mengatakan keluarga yang serumah ada yang batuk dan pencegahan ibu dengan memakai masker, 5 orang mengatakan bahwa apabila anak batuk tidak segera diperiksakan dan hanya membeli obat di apotik. Hal tersebut menunjukkan ibu dalam melakukan
pencegahan
berbeda-beda
dan
dapat
berkaitan
pengetahuan ibu yang kurang tentang penyakit pneumonia.
2
dengan
3
Pengetahuan merupakan domain
yang sangat
penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan yang baik maka perilakunya akan baik juga. (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti akan meneliti tentang hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi.
1.2. Rumusan Masalah Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru dan dapat menyebabkan kematian. Hasil studi pedahuluan menunjukkan sebagian ibu tidak melakukan pencegahan dan sebagian melakukan tapi kurang maksimal. Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi.
3
4
1.3.2
Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran karakteristik responden. 2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi. 3. Mengetahui gambaran perilaku ibu balita dalam pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi. 4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan pneumonia di RSUD Dr. Moewardi.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat bagi rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya meningkatkan manajemen pengelolaan ibu balita tentang perilaku pencegahan penyakit pneumonia di RSUD Dr. Moewardi. 1.4.2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai pengetahuan ibu balita tentang perilaku penyakit pneumonia sehingga dapat sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.
4
5
1.4.3. Manfaat bagi Peneliti lain Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya terkait hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia dalam penelitian kualitatif. 1.4.4. Manfaat bagi Peneliti Menambah wawasan tentang penelitian ibu balita mengenai perilaku pencegahan penyakit pneumonia.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang.(Notoatmodjo, 2003). 1. Pengetahuan memiliki 6 tingkat, yaitu: a. Tahu Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b Memahami Adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut. c. Aplikasi Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real/sebenarnya. d. Analisis Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
6
7
e. Sintesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Faktor internal 1). Intelegensia Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. 2). Tingkat pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Pendidikan mempengaruhi proses belajar. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana seseorang dengan pendidikan tinggi akan semakin luas pengetahuannya.
7
8
3). Tempat tinggal Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari-hari. 4). Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 5). Tingkat ekonomi Tingkat ekonomi tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Makin tinggi tingkat ekonomi, maka akan semakin mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. b. Faktor eksternal 1). Faktor lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Ibu yang di daerahnya sering mendapat penyuluhan kesehatan, tentu saja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi daripada yang tidak pernah menerima penyuluhan kesehatan.
9
2). Kepercayaan/tradisi Kepercayaan/tradisi dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk 3). Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, termasuk penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan pengetahuan seseorang.
2.1.2. Perilaku 1. Pengertian Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya. (Notoatmodjo, 2010). Perilaku Kesehatan berdasarkan batasan Perilaku dan skinner, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan
10
penyakit, system pelayanan , makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance) Adalah Perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut Perilaku pencarian pengobatan. c. Perilaku kesehatan lingkungan Adalah
bilamana
seseorang
merespon
lingkungan,
baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku : Menurut Lawrence green (1980) dalam (Notoatmodjo 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain : a. Faktor Predisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. b. Faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
11
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya : puskesmas, obat-obatan, obat steril dan sebagainya. c. Faktor pendorong (Reinforcing Factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, yang merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena 4 alasan pokok pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) yakni dalam bentuk : a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. b. Kepercayaan, Kepecayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. c. Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek. d. Orang penting sebagai referensi Perilaku orang, lebih-lebih Perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting.
12
e. Sumber-sumber daya Sumber daya disini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
di
dalam
suatu
masyarakat
akan
menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
2.1.3. Pneumonia 1. Pengertian Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.(IDAI, 2010). Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli clas eksidat(Juspiandi, 2014) 2. Penyebab Pneumonia Sebagian
besar
penyebab
pneumonia
mikroorganisme
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi). 3. Ada beberapa cara Pencegahan penyakit pneumonia. Untuk mencegah penyakir pneumonia perlu partispasi aktif dari masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam dan di luar
13
rumah.Pencegahan
pneumonia
bertujuan
untuk
menghindari
terjadinya penyakit pneumonia. Berikut adalah upaya mencegah terjadinya penyakit pneumonia : a. Perawatan selama masa kehamilan Untuk mencegah resiko bayi dengan berat badan lahir rendah perlu gizi ibu selama kehamilan dengan mengkonsumsi zatzat bergizi yang cukup bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan serta pencegahan terhadap hal-hal yang memungkinkan terkenanya infeksi selama kehamilan. b. Perbaikan gizi balita Untuk mencegah resiko pneumonia pada balita yang disebabkan karena malnutrisi sebaiknya dengan dilakukan pemberian ASI pada bayi resnatal sampai umur 2 tahun. Karena ASI terjamin kebersihannya, tidak terkontaminasi serta mengandung faktor-faktor antibody sehingga dapat memberikan perlindungan dan ketahanan terhadap infeksi virus dan bakteri. c. Memberikan imunisasi lengkap pada anak Untuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi yang memadai, yaitu imunisasi anak campak pada anak umur 9 bulan.Imunisasi DPT sebanyak 3 kali yaitu umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
14
d. Memeriksakan anak sendiri apabila terserang batuk Balita yang menderita batuk harus segera diberi pengobatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya penyakit batuk dan pilek menjadi batuk yang disertai dengan napas cepat/sesek . Untuk mencegah pneumonia disarankan agar kadar debu dan asap diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu dan lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap
rokok,
lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, dan perubahan
cuaca.
Sebagian
faktor
yang
memberi
kecenderungan untuk perkembangan penyakit pneumonia. e. Menjauhkan balita dari penderita batuk Balita sangat rentan terserang penyakit, terutama penyakit pada saluran pernapasan, karena itu jauhkanlah balita dari orang yang terserang penyakit batuk.
5.
Klasifikasi Pneumonia (berdasarkan WHO, IDAI, 2010), a. Bayi kurang dari 2 bulan : 1). Pneumonia berat : nafas cepat atau retraksi yang berat 2). Pneumonia sangat berat : tidak mau menetek atau minum, kejang, letargis, demam atau hipotermia, bradipnea atau pernapasan regular. b. Anak umur 2 bulan -5 tahun 1). Pneumonia ringan : napas cepat
15
2). Pneumonia berat : retraksi 3). Pneumonia sangat berat : tidak dapat minum atau makan, kejang, letargis, malnutisi.
6. Secara morfologis pneumonia digolongkan menjadi 3 (Buku ajar keperawatan pediatrik, 2008) : a. Pneumonia Lobaris Melibatkan semua atau segmen yang luas dari satu lobus paru atau lebih.Bila kedua paru terkena disebut pneumonia bilateral atau pneumonia ganda. b. Bronko Pneumonia Dimulai pada bronkiolus terminal yang tersumbat dengan eksudat mokopurulen
yang
membentuk bidang
yang
terkonsolidasi pada lobus-lobus yang didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis. c. Pneumonia Intertisial Proses inflamasi dengan batas-batas yang lebih atau kurang dalam dinding alveolus (interstisium) dari jaringan peribronkial dan interlobaris.
7. Tanda-tanda umum pneumonia (Donha et al, 2008) a. Demam Biasanya cukup tinggi
16
b. Pernapasan 1). Batuk
tidak produktif sampai produktif dengan sputur
berwarna keputihan. 2). Takipnea 3). Bunyi nafas ronki atau ranki kasar. 4). Pekak pada saat perkusi 5). Nyeri dada 6). Pernafasan cuping hidung 7). Pucat sampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan) c. Foto toraks menunjukkan infiltrasi difus atau bercak-bercak dengan distribusi peribronkial. d. Perilaku yang sensitif, gelisah, letargik. e. Gangguan Gastrointesinal antara lain anoreksia, muntah, diare, nyeri abdomen.
8. Faktor
Resiko
meningkatkan
pneumonia, antara lain: a. Defek anatomi bawaan b. Defisit imunologi c. Polusi d. Gastroesophageal reflek e. Aspirasi f. Gisi buruk
resiko
kejadian
dan
derajat
17
g. Berat badan lahir rendah h. Tidak mendapatkan ASI i. Imunisasi tidak lengkap j. Adanya saudara serumah yang menderita batuk k. Kamar tidur yang terlalu padat penghuninya.
18
2.2. Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Keaslian Penelitian No.
1.
Peneliti/Judul penelitian Dhafika makoginto, Arsunan Arsin, Sidik Ris Factore seene pneumonia in toddlers in the work area puskesmas suding the city of Makasar.
Variabel/rujukan penelitian
Metode/ sampel
Untuk mengetahui besar resiko kejadian pneumonia pada anak balita diwilayah kerja puskesmas sudiang kota Makasar.
Case control dengan metode exhaustive sampling sebanyak 61 balita dan kelompok control dengan metode posive sampling sebanyak 61 balita dengan perbandingan 1:1.
Pemberian ASI eksklusif, jenis lantai, status gizi, ventilasi rumah, merupakan faktor resiko kejadian pneumonia pada anak balita
Untuk mengetahui yang faktor-faktor berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di ruang anak RSU Lubuang bayi Makasar Sulawesi Selatan.
Cross sectional tehnik sampling sehingga didapatkan 30 orang responden.
Ada hubungan antara kejadian pneumonia pada balita dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pneumonia. Keberadaan anggota keluarga yang menderita pneumonia dan BBLR.
2013
2.
Juspiandi La Ode Asfilaly Kejadian pneumonia pada balita 2013.
Hasil
19
2.3.Kerangka Teori
1. Faktor Predisposisi (Predisposing factor) - Pengetahuan - Sikap P - Kepercayaan - Keyakinan - Nilai-Nilai Perilaku Pencegahan Pneumonia
2. Faktor Pendukung (Enabling Factor) - Lingkungan Fisik - Sarana Kesehatan 3. Faktor Pendorong (Renforcing Factor) ling - Sikap dan Perilakupetugas kesehatan. - Perilaku masyarakat
Gambar 2.1. Kerangka Teori (Notoatmodjo, 2010)
20
2.4.Kerangka Konsep
Variabel Independen Pengetahuan Ibu Tentang pneumonia
Variabel Dependen Pencegahan pneumonia pada balita
Gambar 2.2. Kerangka Konsep (Notoatmodjo, 2010)
2.5.Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Ada 2 hipotesis adalah : 1. Ho :Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan pneumonia. 2. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan pneumonia.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian
kuantitatif
non
eksperimental dengan desain studi korelasional yaitu mengkaji hubungan antar variabel. Pendekatan yang digunakan cross sectional yaitu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran hanya satu kali pada satu saat. (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi pada bulan April - Juni 2015.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitan yang akan diteliti. (Notoatmodjo, 2010) Populasi pada penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita sakit pneumonia di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi pada bulan Desember 2014 sejumlah 40 orang.
21
22
3.3.2. Sampel Sampel
adalah
sebagian
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
(Notoatmodjo, 2010).Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita sakit pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi ruang PICU, Melati 2, Melati 3. Di dalam menentukan jumlah sampel diusahakan sampel yang representatif, maksudnya sampel yang dapat mewakili populasinya. Menurut Sloom, cara menghitung jumlah sampel adalah sebagai berikut (Sarwono, 2006) : N n=
N ( ݀ʹ ) + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel N = Populasi = 40 ibu balita ݀ʹ = derajat kebebasan missal 5 % Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah : 40 n=
40 ( ͲǡͲͷʹ ) + 1
= 36,36, dibulatkan 36 Berdasarkan penghitungan tersebut maka jumlah sampel adalah 36 orang.
23
3.3.3. Tehnik Sampling Tehnik sampling dengan probability sampling yaitutehnik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2014). Pengambilan sampel dengan proportionatestratified random sampling, yaitu populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2014). 1. Kriteria inklusi a. Ibu dari balita umur 1 bln – 5 thn yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b. Ibu tinggal serumah dengan anak c. Ibu balita dapat diwawancarai d. Ibu balita dengan diagnosa awal masuk rumah sakit dengan pneumonia. 2. Kriteria eksklusi a.
Ibu tidak bersedia menjadi responden.
b.
Ibu balita yang mempunyai anak menderita
pneumonia
karena VAP (Ventilator Associated Pneumonia). c.
Ibu balita yang mempunyai anak umur kurang 28 hari / > 5 tahun.
24
Ni Besar sampel tiap ruangan
ni =
x n N
Keterangan : ni
: jumlah sampel tiap ruangan
Ni
: jumlah populasi tiap ruangan
N
: jumlah populasi seluruh sampel
n
: jumlah sampel seluruhnya
Sampel tiap ruangan : Ni 1. PICU
=
x n N 13
=
x 36 40
= 12 Ni 2. Melati II
=
x n N 22
=
x 36 40
= 20 Ni 3. Melati III =
x n N 4
=
x 36 40
= 4
25
3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran. 3.4.1. Variabel Independen (Variabel bebas), adalah faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen pada studi ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang pneumonia. 3.4.2. Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah variable yang dipengaruhi variabel bebas. (Perason dan Tmothy, 2008). Varibel dependen pada penelitian ini adalah ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia. . Definsi Operasional memberikan pengertian dan pendefinisian suatu variable dan menggambarkan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mengukurnya (Broekopp dan Telsma, 2000)
Tabel 3.1 Definisi Operasional No. 1.
2.
Variabel
Definisi Operasional
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang Ibu balita pneumonia meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan.
Alat Parameter Skala ukur Kuisioner Jumlah item 15 : Ordinal - Skor tertinggi 60 - Skor terendah 15 Dikategorikan : - Baik (46-60) - Cukup (31-45) - Kurang (15-30)
Perilaku Pencegahan pneumonia
Kuisioner Jumlah item 15 : Ordinal - Skor tertinggi 60 - Skor terendah 15
Tindakan yang dilakukan ibu dalam upaya untuk mencegah balita tidak kambuh, antara lain :
26
- Perawatan selama masa kehamilan. - Perbaikan gizi balita. - Memberikan imunisasi lengkap pada anak. - Memeriksakan anak sendiri apabila terserang batuk. - Menjauhkan balita dari penderita batuk.
3.5.
Dikategorikan : - Baik (38-60) - Kurang baik (15-37)
Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1. Alat Penelitan Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan kuesioner.Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia ketahui. (Arikunto, 2012) Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan pneumonia adalah kuisioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2012) Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan sejumlah 15 soal favorable (positif) dengan skala likert. Pilihan jawaban sangat setuju diberikan skor 4, setuju diberikan skor 3, tidak setuju diberikan skor 2, dan sangat tidak setuju diberikan skor 1. Kuesioner untuk mengetahui perilaku sejumlah 15 soal favorable (positif), jawaban tidak pernah diberikan skor 1, kadang-kadang
27
diberikan skor 2, sering diberikan skor 3, dan selalu diberikan skor 4. 3.5.2. Cara pengumpulan data Cara pengumpulan data yaitu dengan meminta ijin dengan RSUD Dr. Moewardi, menjelaskan tentang penelitian dan tujuan penelitian kepada calon responden, menjelaskan tentang informed consent. Setelah responden memahami dan apabila setuju maka responden diminta untuk menandatangani informed consent tersebut. Membagikan kuesioner kepada responden, kuesioner terdiri 2, yaitu kuesioner tentang pegetahuan dan kuesioner tentang perilaku pencegahan pneumonia.Setiap kuisioner terdiri dari 15 pertanyaan, setelah diisi oleh responden, kuesioner dikumpulkan untuk dicek kelengkapnnya. 3.5.3. Pengujian instrument penelitian 1. Uji Validitas Tehnik yang digunakan untuk mengetahui validitas kuisioner menggunakan metode pearson correlation :
N (å XY ) - (å X )x(å Y )
[n å X
r=
2
][
- (å X ) n å Y 2 - (å Y ) 2
Keterangan : r
åX
: koefisien korelasi : jumlah skor pertanyaan
2
]
28
åY
: jumlah skor total
N
: jumlah responden
Apabila r hitung > r tabel, r tabel 0,361 (Sugiyono, 2014). Apabila r hitung > r tabel, maka dapat dikategorikan valid.Uji Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan jumlah sampel 30 orang ibu balita pada bulan Maret 2015. Hasil uji validitas dari 20 butir pertanyaan dengan menggunakan sistem SPSS uji Pearson Product Momentpada kuesioner Tingkat Pengetahuan didapatkan hasil kuesioner yang valid adalah no 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19 dan kuesioner yang tidak valid adalah no 5, 7, 9, 16, 20, dengan rentang nilai r 0,433 sampai r 0,770.Hasil uji validitas butir pertanyaan perilaku didapatkan hasil kuesioner yang valid adalah no 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 20 dan kuesioner yang tidak valid adalah no 2, 9, 14, 18, 19, dengan nilai r 0,390 sampai r 0,748. 2. Realibilitas Reabilitas adalah alat ukur yang penting untuk menjamin pengumpulan data yang akurat (Assaf, 2003) Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbaach :
ì k üì å a 2 b ü R11= í ýí1 - 2 ý a t þ î (k - 1)þî
29
Keterangan : R11
: realibilitas instrument
K
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å a 2b
: jumlah varians butir
a 2t
: varians total Jika nilai koefisien >0,7 maka instrument dikatakan
reliable (Arikunto, 2006). Hasil uji reliabilitas menggunakan sistem SPSS 18 dengan uji alpha cronbach pada kuesioner tingkat pengetahuan didapatkan hasil dengan jumlah 15 pertanyaan didapatkan nilai reliabilitas r hitung 0.859 sehingga r hitung > 0,7 maka 15 butir pertanyaan pengetahuan reliabel.Hasil uji reliabilitas butir pertanyaan perilaku dengan jumlah 15 pertanyaan didapatkan nilai reliabilitas r hitung 0.825 sehingga r hitung > 0,7 maka 15 butir pertanyaan perilaku reliabel.
3.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data yang meliputi : 3.6.1. Tehnik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan tujuan menyederhanakan data yang telah terkumpul, menyajikan dalam susunan yang baik kemudian di analisa.
30
Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi sebagai berikut : 1. Penyuntingan (Editing) Memeriksa data yang terkumpul untuk meneliti kelengkapan jawaban responden yang diberikan yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan yang diberikan dengan jawaban. 2. Pengkodean (Coding) Memberikan tanda pada alat peneliti untuk memudahan dalam analisa data. 3. Entri Data (Entry Data) Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi. 4. Tabulasi (Tabulating) Memasukkan data jawaban responden dalam tabel sesuai dengan skor jawaban, kemudian dimasukkan dalam master tabel yang telah ditetapkan. 3.6.2. Analisa Data 1. Analisa Univariat Penelitian analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskriptikan karakteristik setiap variabel penelitian seperti
31
umur, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi berdasarkan persentase dari tiap-tiap karakteristik variabel, mean, median dan modus. Guna mempermudah dalam menganalisa data dibutuhkan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) untuk mendistribusi frekuensi karakteristik responden sesuai dengan yang diinginkan peneliti. 2. Analisa Bivariat Analisa Bivariat adalah jenis analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (Notoatmodjo, 2012) yaitu pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi.Sebelum dilakukan analisa bivariat, dilakukan uji normalitas. Uji normalitas data yaitu cara untuk mengukur apakah data yang didapatkan sudah memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam stratistik parametrik (Nursalam, 2011). Uji normalitas dalam penelitian ini adalah dengan Saphiro-wilk dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Nilai asymp sig >0,05 berarti data berdistribusi normal, nilai asymp sig<0,05 berarti data berdistribusi tidak normal (Notoatmodjo, 2012).Hasil uji normalitas pada penelitian didapatkan hasil pengetahauan sig 0,499 dan perilaku sig 0,001, sehingga distribusi data tidak normal.
32
Data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal maka uji bivariat dengan menggunakan korelasi Rank Spearmankarena data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal dengan rumus : 2
rs = 1 -
6 å di n n2 -1
(
)
Keterangan : rs
di
: nilai korelasi rank spearman 2
: perbedaan ranking antara pasangan data
å
: notasi jumlah
n
: besarnya pasangan rank untuk spearman
Interprestasi hasil uji statistik bila : - Apabila p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara pengetahun ibu balita dengan perilaku pencegahan pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi. - Apabila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahun ibu balita dengan perilaku pencegahan pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi. 3.7.
Etika Penelitian . Menurut Hidayat (2007) etika dalam penelitian keperawatan sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
33
3.7.1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data responden telah menyatakan bersedia diteliti. Mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed consent). 3.7.2. Tanpa nama (Anomity) Untuk
menjaga
kerahasian
responden,
peneliti
tidak
mencamtumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, namun cukup diberi kode pada masing-masing lembar tersebut. 3.7.3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang akan dijadikan atau dilaporkan hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Responden 4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Umur Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, dan lama kerja. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36) Umur 26-35 Tahun (Dewasa awal) 36-45 Tahun (Dewasa akhir) 46-55 Tahun (Lansia awal) Jumlah
Jumlah 7
Presentase (%) 19%
20
56%
9
25%
36
100%
Hasil analisis pada Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah umur 36-45 tahun yaitu 20 orang (56%) dan paling sedikit umur 26-35 yaitu 7 orang (19%). Menurut DepKes (2008) menyatakan bahwa klasifikasi responden berdasarkan umur mengggunakan rentang 0-9 tahun, 10-19 tahun, 20-29 tahun, dan seterusnya sesuai kelipatan 10 tahun.
34
35
4.1.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan di RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36) Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Jumlah
Jumlah (n) 9 10 17 36
Presentase (%) 25% 28% 47% 100%
Hasil analisis pada Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (47%) dan yang paling sedikit SD yaitu 9 orang (25%).
4.2. Analisis Univariat 4.2.1. TingkatPengetahuan Ibu Tentang Pneumonia Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data tingkat pengetahuan responden tentang Pneumonia dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia di RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36) Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah
Frekuensi 0 3 33 36
Presentase (%) 0% 8% 92% 100%
36
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui tingkat pengetahuan responden tentang pneumonia yang paling banyak adalah baik sebanyak 33 responden (92%) dan paling sedikit adalah kurang sebanyak 0 orang (0%).
4.2.2. Perilaku Pencegahan Pneumonia Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data perilaku pencegah pneumonia dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perilaku Pencegahan Pneumonia di RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36) Perilaku Pencegahan Pneumonia Kurang Cukup Baik Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
0 4 32 36
0% 11% 89% 100%
Pada Tabel 4.5 diatas dapat diketahui perilaku pencegahan pneumonia yang paling banyak adalah baik sebanyak
32
responden (89%) dan yang paling sedikit adalah kurang sebanyak 0 responden (0%).
37
4.3. Analisis Bivariat Hasil uji normalitas mengunakan shapiro wilk dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk
Pengetahuan Perilaku
Statistic
df
Sig.
,973
36
,499
,879
36
,001
Hasil uji normalitas data menggunakan shapiro wilk didapatkan hasil untuk pengetahuan nilai p value = 0,499 sehingga data tidak terdistribusi normal sedangkan perilaku nilai p value = 0,001 maka data terdistribusi normal. Data pengetahuan tidak terdistribusi normal sehingga uji bivariat menggunakan Rank Spearman. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
didapatkan
hasil
hubungan
pengetahuan ibu tentang pneumonia dengan perilaku pencegahan pneumonia yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Pneumonia di RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36) Variabel Tingkat Pengetahuan Perilaku
p value 0,003
Hasil analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearmandidapatkan nilai p value = 0,003 dimana p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia.
38
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden paling banyak adalah umur 36-45 tahun yaitu 20 orang (56%). Hurlock dalam Marini (2012) usia ibu berada dalam rentang 20-35 tahun yang termasuk dalam rentang usia dewasa dini dimana pada masa ini merupakan masa penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru, harapan-harapan sosial baru dan cara hidup baru.
5.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (47%).Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Marini (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah 44 responden (55%). Hasil penelitian Risa & Shobur (2009) menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu 18 responden (45%).Hasil penelitian Sari (2012) menunjukkan karakteristil responden berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah SMA sebanyak 44 responden (55%).
39
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuaanya (Notoatmojo, 2003).
5.3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tentang pneumonia yaitu baik sebanyak 33 responden (92%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahim (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah baik yaitu sebanyak 76 responden dari 102 responden. Pengetahuan tentang penyakit pneumonia tidak hanya dilakukan secara klinis tetapi juga dilakukan dengan memperhatikan lingkungan tempat tinggal.Mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan penularan penyakit pneumonia. Semua hal tersebut dapat diketahui jika seseorang sudah mengetahui semua teorinya (Rahim, 2013).. Pendidikan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung antara lain pendidikan. Pendidikan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan pengetahuan pada seseorang (Rahim, 2013). Hasil penelitian Wardhani, dkk (2010) menunjukkan pengetahuan yang baik tentang sebuah hal sangat dipengaruhioleh multifaktor seperti tingkat pendidikan, peran penyuluh kesehatan, aksesinformasi yang tersedia dan keinginan untuk mencari informasi dari berbagai media. Pengetahuan yang
40
baik tentang pneumonia pada responden penelitian dapat dipengaruhi karena sudah pernah adanya sebuah penyuluhan tentang pneumonia sehingga hasil penelitian menunjukkan semua responden memiliki pengetahuan baik tentang pneumonia (100%).Hasil penelitian Azizah, Fahrurazi, & Qoriaty (2014) menunjukkan responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pneumonia sebanayak 15 responden (86,5%).
5.4. Perilaku Pencegahan Pneumonia Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan pneumonia yang paling banyak adalah baik yaitu 32 responden (89%). Hasil kuesioner yang sering dijawab setuju adalah rokok merupakan salah satu faktor yang meningkatkan terjadinya pneumonia sebanyak 28 responden dan kuesioner perilaku saya akan membersihkan tempat tidur agar terbebas dari debu yang bisa menyebabkan pneumonia sebanyak 27 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitan Rahim (2013) yang menunjukkan bahwa perilaku ibu yang paling banyak adalah baik yaitu sebanyak 76 responden. Perilaku yang baik yag dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh adanya pengetahuan yang baik pula pada hal tersebut. Pengetahuan yang baik pada ibu tentang pencegahan pneumonia pada anak dapat membuat perilaku ibu menjadi lebih baik pula dalam melakukan pencegahan atau perawatan pada anak. Ibu dapat melakukan pencegahan pneumonia dengan baik, Hal ini dimungkinkankarena rumah tangga dengan status ekonomi yang lebihtinggi
41
dapat memiliki kemampuan lebih baik dalampemenuhan kebutuhannya, termasuk pemeliharaan kesehatan(meningkatkan akses terhadappelayanan kesehatandan ibu yang berpendidikan lebih tinggi diharapkanmempunyai informasidan wawasan yang lebih baiktermasukdalam pemecahan masalah kesehatan (Anwar & Dharmayanti,2014). Hasil ini sesuai dengan pendapat Mahmud (2006), semakin banyak pengetahuan ibu tentang pneumonia, semakin rendah angka kesakitan dan kematian pneumonia pada balita. Sedangkan ibu yang tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang pneumonia, akan menganggap remeh dan bahkan tidak mendukung upaya pencegahan penyakit pneumonia, sehingga menyebabkan semakin tinggi angka kesakitan dan kematian pneumonia pada balita. Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan tentang pneumonia, lebih mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang pneumonia tersebut.
5.5. Analisis Bivariat Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
adanya
hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia dengan nilai p value = 0,003.Teori dari WHO menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan.Sama halnya yang dikemukakan teori Lawrence Green bahwa perilaku seseorang ditentukan salah satunya yaitu perilaku.Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya dikarenakan orang tersebut tidak tau atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (Rahim, 2013).
42
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia (Efendi, 2009). Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Menurut Syahrani, Santoso dan Sayono (2012) pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu, sehingga seseorang yang memiliki aspek pengetahuan baik akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap perilaku untuk memelihara atau menjaga kesehatannya. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut. Menurut
Maramis,
Ismanto
pengetahuan dapat mendorong
&
Babakal
(2013)
menunjukkan
seseorang untuk berusaha memperoleh
informasi lebih banyak mengenai sesuatu yang dianggap perlu dipahami lebih lanjut atau dianggap penting. Ibu sebagai pemegang peran pengasuh bagi anak wajib mengetahui segala keperluan dan kekurangan yang belum terpenuhi pada anak.Hal
ini mendorong orang tua (ibu) untuk
mengembangkan sikap yang menuntun pada tindakan sebagai hasil atau output dari pengetahuan terhadap hal – hal yang berhak diperoleh anak salah satunya adalah perawatan. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Kurniasih (2009), bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan upaya perawatan terhadap balita dengan ISPA. Hal ini diperkuat oleh pendapat
43
Notosiswoyo dalam Syahrani, Santoso & Sayono (2012) bahwa rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan keluarga terutama ibu menjadi salah satu pemicu terjadinya ISPA pada balita. Sebagian besar keluarga yang mempunyai balita ISPA dirumah adalah ibu yang tidak mengetahui cara mencegah ISPA.
BAB VI PENUTUP
6.1.Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi yaitu baik sebanyak 33 responden (92%). 2. Perilaku ibu balita tentang pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi yang paling banyak adalah baik sebanyak 32 responden (89%) 3. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia dengan p value = 0,003.
6.2.Saran 1. Bagi rumah sakit Manajemen Rumah Sakit diharapkan dapat mengadakan program untuk meningkatkan pelayanan sehingga dapat mengurangi kejadian pneumonia pada anak balita. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai pengetahuan ibu balita tentang perilaku penyakit pneumonia sehingga dapat sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.
44
45
3. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang pneumonia. 4. Bagi Peneliti Peneliti lebih mengetahui tentang perilaku pencegahan pneumonia sehingga peneliti lebih memahami serta dapat memberikan penyuluhan tentang perilaku pencegahan pneumonia kepada masayarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Athena& Dharmayanti, Ika.2014. Pneumonia among Children Under Five Years of Age in Indonesia. Artikel Penelitian.Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Arikunto, S, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharismi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta Brockopp.D .Y. dan Tolsma, M, (2000), Dasar-Dasar Riset Keperawatan , Jakarta : EGC Dhefika Makoginto, Arsinan Arsin, Dian Sidik, (2012), Faktor Resiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Suding Makasar, Bagian Epidermiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin. Dinkes Jateng (2013), Profil Kesehatan Prop. Jawa Tengah Th. 2012, BAB III, Situasi Derajat Kesehatan, Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah PP 18 DonhaL.Wong, Marlyn Hockenberry Eaton, David Wilson, Marly L Winkelstein Patricia Schwartz, (20, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC Efendi (2009).Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan.Jakarta : Salemba Medika IDAI (2010), Pedoman Pelayanan Medis, Jakarta Imam Ghozali, (2010 ), Aplikasi Analisa Dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Juspiandi, La Ode Asfilalyly, (2014), Kejadian Pneumonia Pada Balita, Journal of Pediatre Nursing Vol. 1(2), PD.081-086. Kurniasih (2009).Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan upaya perawatan terhadap balita dengan ISPA di puskesmas pangean kabupaten kuantan singingi. Diunduh dari http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.ph p?p=show_detail&id=20820 (30 Juli 2015)
Maramis,Paramitha Anjanata, Ismanto,Amatus Yudi &Babakal,Abram.2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu TentangIspa Dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita Ispa Pada Balita Di Puskesmas Bahu Kota Manado.ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor Marini, Pita Sari.2012.Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Pneumonia Ringan Pada Balita Di Rumah Di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor.Artikel Ilmiah.Bandung.Universitas Padjadjaran. Notoatmodjo, (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta : Asdi Mahasatya Notoatmodjo, S, (2010), Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta : Rineke Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineke Cipta. Nursalam (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika Nursalam (2011), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Istrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika Rahim, Rita.2013.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu.Artikel Ilmiah.Jambi.Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehata Jambi. Sugiyono, (2014), Kuantitatif dan R dan Metode Penelitian D, Bandung : Alfabeta Sugiyono, (2014), Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta Supriyanto, dt,SP,p,Mars,et, al (2014), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, BAB 6. Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Kementrian Kesehatan RI PP 139 -140. Syahrani, Santoso, & Sayono.(2012).Pengaruh pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan ISPA terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu merawat balita ISPA dirumah. Diunduh darihttp://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/ view/44/83 (30 Juli 2015)
Wardani, dkk.2010.Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial-Ekonomi, Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Insfeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Kelurahan Cicadas Kota Bandung. Prosiding :Seminar Nasional Sains & Teknologi – III. Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa