1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011 Oleh : Sri Yuniarti, Tri Setiowati, Siti Aisyah STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi
ABSTRAK Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun. Desa Ciwareng pada tahun 2009 jumlah wanita hamil di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 38 orang dan angka ini meningkat pada tahun 2010 yang mencapai 43 orang.Terdapat beberapa indikator yang berkaitan dengan tingginya angka kehamilan di usia dini pada remaja, dua diantaranya adalah pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengansikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten PurwakartaTahun 2011. Penelitian ini mengunakan metode analisis korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan jumlah sampel sebanyak 78orang dengan teknik proportionalrandom sampling. Pengumpulan data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan chi—square test. Hasil penelitian diketahui bahware maja putri di Desa Ciwareng setengahnya (44.9%) kurang mengetahui tentang kehamilan usia dini dan sebagian besar (52.6%) bersikap negatif terhadap kehamilan usia dini. Hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini (p = 0,0001). Disarankan bagi remaja putri agar dapat mengakses informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja terutama tantang kehamilan di usia dini dan berbagai risikonya, dan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan dan konseling yang bersifat mendidik dan persuasif agar remaja memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi dari usia dini. Kata kunci
: DeskriptifAnalitik, Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kehamilan usia dini
2 A. PENDAHULUAN Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, kondisi derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih memprihatinkan antara lain dengan masih tingginya AKI yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup. Target penurunan AKI tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target penurunan AKB tahun 2015 adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Di Jawa Barat pada AKI dan AKB melebihi rata-rata nasional yaitu AKI 284 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 26,9 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2007). Target penurunan AKI tahun 2015 adalah 118 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target AKB adalah 15 per 1000 kelahiran hidup. Data kasus kematian ibu di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2009 sebanyak 30 orang (0,15%) dari 19.412 persalinan dengan penyebab yaitu: perdarahan 11 (44%), eklampsi 6 (24%), infeksi 1 (4%), lain-lain 7 (28%). Sedangkan data kasus kematian bayinya sebanyak 160 orang (0,82%) dari 19.412 persalinan (Dinkes Purwakarta, 2009). Sedangkan pada tahun 2010 kasus kematian ibu sebanyak 26 orang (0,11 %) dari 22.628 persalinan, sedangkan jumlah kasus kematian bayinya 52 orang (0,22 %) dari 22.628 persalinan. (Dinkes Purwakarta, 2010) Penyebab kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001).Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%), Beberapa kelainan ibu memiliki resiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan dan persalinan yang menyebabkan kematian. Ibu dengan jarak kehamilan terlalu dekat kurang dari 24 bulan secara nasional di Indonesia angkanya mencapai 15,4% dari semua ibu hamil. Kelompok lain, ibu dengan kehamilan terlalu banyak atau telah megalami 4 atau lebih kehamilan sebesar 22%. Faktor risiko lainnya, kehamilan pada usia terlalu tua (lebih dari 35 tahun), juga terlalumuda (kurang dari 20 tahun) dengan presentasenya di Indonesia mencapai 11% dari semua ibu hamil (Haryono,2006) Salah satu upaya mempercepat penurunan AKI adalah Pada tahun 2000 pemerintah mencanangkan gerakan nasional kehamilan yang aman melalui program Making Pregnancy Safer (MPS), strategi MPS terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi. 3 pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga ksehatan terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat dan yang terakhir setiap Wanita Usia Subur
3 (WUS) mempunyai akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 4 strategi MPS dalah peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita ditingkat dasar dan rujukan, membangun kemitraan yang efektif, mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat serta meningkatkan sistim survilens, pembiayaan, monitoring dan informasi KIA. Komitment terakhir dari pemerintah adalah mendeklarasikan tujuan pembangunan millennium atau “Millenium Development Goals 2015” yang diantaranya bertujuan mendorong kesetaraan gender dalam memberdayakan perempuan dalam pendidikan kesehatan dasar, serta berkomitmen untuk menurunkan AKI sebesar 75% dari tahun 1990 menjadi sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun. Adapun resiko dari kehamilan usia dibawah 20 tahunantara lain :Resiko bagi ibunya padamasa kehamilan:Abortus/keguguran,
Anemia
kehamilan,
Keracunan
kehamilan,
pada
masa
persalinan :Partus lama, Perdarahan Postpartum, Persalinan Prematur, pada masa nifas :Infeksi Nifas, Sub involusi, adapun resiko pada bayi : Prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Kelainan bawaan, Kematian bayi (Manuaba, 2010).
Hasil penelitian Dariah (2010) menyebutkan tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan usia dini, terbukti dari hasil penelitian didapatkan berdasarkan pengetahuan remaja putri di Puskesmas Cipageran tahun 2010 yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang mempunyai sikap negatif (mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 19 orang (86,4%), sedangkan yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai sikap positif (tidak mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 16 orang (69,6%). Arsih (2009) dalam penelitiannya melaporkan bahwa para remaja tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensip mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Sikap negatif remaja (mendukung) terhadap kehamilan usia dini disebabkan karena pengetahuan yang kurang disebabkan informasi yang didapatkan tidak akurat serta tidak terpapar informasi mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta menunjukan wanita yang hamil pada usia yang beresiko tinggi yakni wanita hamil terlalu muda (<20 tahun) pada tahun 2009 berjumlah 1771 orang (7,1%) dari 24935 ibu hamil sedangkan pada tahun 2010 semakin tinggi menjadi 1861 orang (7,2%) dari 25740 ibu hamil (Dinkes Purwakarta , 2010). Di Puskesmas Mulya Mekar kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 3 wilayah desa binaan masih banyak ditemukan ibu hamil dengan umur kurang dari 20 tahun
4 pada tahun 2010 yaitu sebanyak 100 orang (62,3%) dari 472 ibu hamil yang ada. Data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara pada 10 orang remaja putri yang berkunjung ke Puskesmas MulyaMekar yang dilakukan pada tanggal 8 februari di peroleh informasi 6 orang remaja putri (60%) menyatakan tidak tahu tentang kehamilan usia dini ,usia yang aman untuk hamil dan melahirkan dan dampak atau risikonya terhadap kehamilan dan persalinan, dan 6 orang remaja putri ini bersikap negatif atau mendukung terhadap kehamilan usia dini. Dari 10 orang remaja putri tersebut hanya 4 orang yang pengetahuannya baik dan 4 remaja tersebut bersikap positif atau tidak mendukung terhadap kehamilan usia dini.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta Tahun 2011. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik yaitu merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menggali bagaimana dan mengapa fenomena terjadi, kemudian dilakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor terpapar (pengetahuan) maupun faktor efek (sikap terhadap kehamilan dini), dengan menggunakan pendekatan cross sectional karena penelitian variable independen (faktor resiko) dan variable dependen (efek) dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri usia 14 – 19 tahun di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Sebagai estimasi jumlah remaja putri pada bulan Maret tahun 2011 sebanyak 341 orang, dengan rincian sebagai berikut RW 01 sebanyak 44 orang, RW 02 77 orang, RW 03 56 orang , RW 04 28 orang, RW 05 52 orang, RW 06 84 orang. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan tekhnik proportionalrandom sampling dengan jumlah sampel 78 orang responden.Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi untuk univariat dan untuk analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square (kemaknaan 95% atau nilai α=0,05 (5%)).
5 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikaptentangkehamilan usia dini kepada 78 remaja putri di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta, selanjutnya hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap responden tentang risiko kehamilan usia dini, sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang risiko kehamilan usia dini. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kehamilan Usia Dini Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total Sumber : Data Primer Tahun 2011
Frekuensi 35 27 16 78
Presentase 44.9% 34.6% 20.5% 100%
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 78 responden, ternyata sebanyak 35 orang (44.9%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang kehamilan usia dini, 27 orang (34.6%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 16 orang (20.5%) memiliki pengetahuan yang baik. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Kehamilan Usia Dini Sikap Negatif Positif Total Sumber : Data Primer Tahun 2011
Frekuensi 41 37 78
Presentase 52.6% 47.4% 100%
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 78 responden, ternyata sebanyak 41 orang (52.6%) memiliki sikap yang negatif tentang kehamilan usia dini, dan 37 orang (47.4%) memiliki sikap yang positif.
6 Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap responden tentang Kehamilan Usia Dini Sikap tentang Kehamilan Usia Dini Negatif Positif n % n %
n
Kurang
3 3
94 .3
2
5. 7
3 5
Cukup
7
25 .9
2 0
74 .1
2 7
Pengetahuan
Total
Baik
1
6. 3
1 5
93 .7
1 6
Jumlah
4 1
52 .6
3 7
47 .4
7 8
% 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
p value
0.000 1
Sumber : Data Primer Tahun 2011 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya kurang, ternyata hampir seluruhnya (94.3%) bersikap negatif, responden yang tingkat pengetahuannya cukup sebagian besar (74.1%) bersikap positif, dan responden yang tingkat pengetahuannya baik ternyata hampir seluruhnya (93.7%) bersikap positif tentang kehamilan usia dini. Hasil uji statistik chi—square diperoleh nilai p = 0,0001, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan proporsi antara responden yang berpengetahuan kurang, baik, maupun yang baik terhadap sikap tentang kehamilan usia dini. Pada taraf signifikansi 95% dengan nilai alpha 0,05, maka secara statistik Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya kurang, ternyata hampir seluruhnya (94.3%) bersikap negatif, responden yang tingkat pengetahuannya cukup sebagian besar (74.1%) bersikap positif, dan responden yang tingkat pengetahuannya baik ternyata hampir seluruhnya (93.7%) bersikap positif tentang kehamilan usia dini.Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar0,0001, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini. Penelitian ini sejalan dengan penelitianDariah (2010) diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan usia dini. Arsih (2009) dalam penelitiannya melaporkan bahwa para remaja tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensip mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Sikap negatif remaja (mendukung) terhadap kehamilan usia dini disebabkan
7 karena pengetahuan yang kurang disebabkan informasi yang didapatkan tidak akurat serta tidak terpapar informasi mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Berkaitan dengan penelitan ini maka remaja yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang kehamilan usia dini maka akan timbul suatu pemahaman dan sikap yang positif mengenai berbadai risiko atau bahaya dari kehamilan usia dinibaik itu risiko bagi kehamilan, persalinan, maupun bagi bayi yang dilahirkannya sehingga dengan pemahaman dan sikap tersebut remaja akan lebih hati-hati terhadap pergaulan yang cenderung berkaitan dengan penyalahgunaan fungsi seksual yang dapat menyebabkan kehamilan pada usia dini.
Kaitannya dengan remaja bahwa remaja putri yang menjadi responden dalam penelitian ini termasuk pada tahap perkembangan masa remaja awal dimana masa remaja merupakan masa transisi yang unik yang salah satu cirinya adalah dorongan rasa ingin tahu terhadap sesuatu sangat tinggi termasuk rasa ingin tahu terhadap permasalahan seksual dan bahkan mencobacoba untuk memfungsikan organ seksualnya karena pada masa ini terjadi merupakan periode pematangan organ reproduksi yang sering disebut dengan pubertas. Pada individu tertentu perubahan fisik terjadi secara cepat dan terkadang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja. Oleh karena itu remaja memerlukan pengertian, perhatian, bimbingan dan dukungan agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi dewasa yang sehat baik jasmani maupun mental psikososial. Selain itu, remaja pada usia ini perlu diberikan pendidikan kesehatan terutama tentang informasi mengenai reproduksi remaja sehingga remaja terhindar dari penyalahgunaan fungsi seksual yang daapt menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan di usia dini (Depkes RI, 2005). Masih banyaknya remaja putri yang memiliki pengetahuan yang kurang dan bersikap negatif tentang kehamilan usia dini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap informasi kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi. Berdasarkan fakta di lapangan bahwa di desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta belum pernah melaksanakan berbagai penyuluhan atau memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sehingga informasi atau pengetahuan yang mereka dapatkan hanya sebatas dari keluarga, tetangga atau lingkungan pergaulan teman sebaya yang tidak diketahui dari mana asal atau sumbernya.
8 D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dimana p-value (p = 0,0001). 2. Saran a. Sebagai upaya promotif dalam pendidikan kesehatan reproduksi dan upaya preventif terhadap pencegahan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan dan kejadian aborsi pada remaja maka disarankan untuk lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan dan konseling yang bersifat mendidik dan persuasif agar remaja memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi dari usia dini b. Mengadakan tukar informasi, diskusi/seminar antara tokoh-tokoh masyarakat, orang tua, lembaga hukum, dan lembaga yang ada hubungannya dengan permasalahan remaja. c. Diharapkan agar menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian yang melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap.
9 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2005).Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arsih (2009).Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Bahaya Kehamilan Usia Dini di SMAN I Haur Geulis Kab. Bandung Tahun 2009. BPS Jabar (2008). AKI & AKB di Indonesia. Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Tersedia di http://bpsindonesia.ac.id, diperoleh tanggal 20 Februari 2011. Dinkes Jabar (2007). Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2006. Februari 2010:http://www.diskes.jabarprov.go.id/.
Diakses tanggal
5
Dinkes Jabar (2008). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2007. Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Dinkes Jabar (2009). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2007. Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Dariah (2010) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kehamilan Remaja Di Desa Cipageran Cimahi Utara Tahun 2010. Hasan Bisri, (1995).Remaja Berkualitas. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Nugroho K. (2007).Pernikahan Dini tingkatkan Resiko Kanker Servic.Semarang: Kelud Raya. Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. Rohsiswatmo (2009). Penerapan Millenium Development Goals 4, tersedia di http://renstraindonesia.go.id, diperoleh tanggal 25 Februari 2011 Sarwono, SW. (2005). Psikologi Remaja.Jakarta: Radja Grafindo Persada.