Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MA ATHORIYAH KECAMATAN CIKATOMAS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 (Meti Megawati, alamat surel:
[email protected]) Abstrak Hubungan Status Gizi dan Pengetahuan Remaja Putri MA Athoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 xi bagian awal +85 hal+ 26 tabel + 2 gambar + 10 lampiran Hasil studi pendahuluan diperoleh data sekunder dari laporan tahunan Program Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terjadi peningkatan angka kejadian anemia pada remaja putri. Data terakhir Tahun 2013,yaitu jumlah anemia tertinggi sebanyak 24 orang (40%) dari 60 orang siswi, terdapat di Sekolah MA Athoriyah Cikatomas dan SMA Serba Bakti Suryalaya Pagerageung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA Athoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Manfaat penelitian ini berkontribusi dalam keilmuan Gizi masyarakat dan Ilmu Perilaku dan menjadi dasar dalam penyusunan program perencanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode analitik, dan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh siswi putri pada Athoriyah Cikatomas kelas X dan XI. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling, yaitu sebanyak 41 orang. Instumen menggunakan kuesioner sebanyak 10 soal. Data diuji menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia (p = 0,054). Serta ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA At-Thariyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya (p = 0,021). Diharapkan MA At-Thariyah dan Puskesmas Wilayah Binaan Kecamatan Cikatomas lebih intensif memberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan tentang anemia kepada remaja putri, dan melakukan pemeriksaan rutin kadar hemoglobin dan intervensi pemberian tablet tambah darah (TTD) dan asam folat. Kata Kunci: Anemia, Pola Makan, Pola Menstruasi, Status Gizi, dan Pengetahuan.
pengantin
diperlukan
calon
membentuk
haemoglobin
yang
membiasakan
mengalami
peningkatan
dan
A. Latar Belakang Remaja pengantin
putri
harus
dan
untuk
mengkonsumsi aneka ragam makanan
mencegah anemia yang disebabkan
untuk memenuhi kebutuhan energi,
karena kehilangan zat besi selama
protein dan zat mikro (vitamin dan
menstruasi (Kemenkes, 2014).
mineral)
karena
digunakan
untuk
Data
Riskesdas
(2013)
pertumbuhan yang cepat, peningkatan
menunjukkan
volume
peningkatan
prevalensi anemia gizi pada kelompok
haemoglobin. Zat mikro penting yang
usia remaja (15-24 tahun) sebesar
dibutuhkan pada remaja putri adalah
18,4%. Selain itu, tingginya angka
zat besi dan asam folat. Kebutuhan zat
pernikahan
besi bagi remaja putri dan calon
menyumbangkan dampak yang tinggi
darah
dan
secara
dini/remaja
Nasional
(48%)
126
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
terhadap
kejadian
yang
ditarik ke hulu, yaitu pada kelompok
merupakan implikasi kehamilan dari
remaja dan dewasa muda untuk
remaja yang anemia yaitu sebanyak 48
memastikan individu dapat tumbuh
per
dan berkembang secara sehat dalam
1000
anemia
kehamilan.
Kehamilan
dengan anemia ini akan berdampak
mempersiapkan
diri
pada kematian ibu yang diakibatkan
kehamilan
sepanjang
oleh perdarahan pada saat persalinan.
reproduksinya.
Beberapa
saat siklus
yang
Berdasarkan studi pendahuluan
dilakukan di SMA oleh Puspitasari,
diperoleh data sekunder dari laporan
dan Listiowati, begitupun Handayani,
tahunan Program Kesehatan Keluarga
Novayelinda dan Jumaini, rata-rata
Dinas
siswi yang dilakukan pemeriksaan
Tasikmalaya,
kadar Hb ada dalam keadaan anemia.
kurun periode waktu 4 tahun terakhir
Berikut
Budiman
terjadi peningkatan angka kejadian
(1997), remaja putri SMU dan MAN
anemia pada remaja putri, yang
di enam daerah Kabupaten di Jawa
berkunjung
Barat menunjukkan prevalensi anemia
pemeriksaan hemolglobin pada 40
sebesar 41,54%. Diperoleh beberapa
Puskesmas
faktor
dengan
Kabupaten Tasikmalaya, yaitu: 1)
kejadian anemia pada remaja putri,
sebanyak 178 remaja putri pada tahun
yaitu asupan energi, protein, zat besi,
2012; 2) sebanyak 77 orang pada
Vitamin C, kebiasaan minum teh atau
tahun 2013; 3) sebanyak 65 orang
kopi, investasi cacing, pengetahuan,
pada
pendidikan
peningkatan drastis pada tahun 2015,
hasil
yang
penelitian
dan
pada
penelitian
berhubungan
dan
jenis
pekerjaan
orangtua, pendapatan keluarga dan
Kesehatan
menunjukkan
dan
di
tahun
dalam
terjaring
39
2014,
oleh
Kecamatan
serta
terjadi
yaitu sebanyak 155 orang
pola menstruasi.
Sedangkan
Menyadari hal tersebut, agar
Kabupaten
Rekapitulasi
Cakupan
terakhir Penderita
kelak mempunyai keturunan yang
Anemia
sehat dan ibu melahirkan dengan
Terhadap Anak Sekolah Tahun 2013
selamat, maka setiap pasangan perlu
yang
perencanaan dalam kehamilan. Upaya
Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya,
meningkatkan derajat kesehatan ibu
diperoleh hasil pemeriksaan dengan
harus
secara
jumlah anemia tertinggi sebanyak 24
program
orang (40%) dari 60 orang siswi,
hanya
terdapat di Sekolah MA Athariyah
dilakukan di bagian hilir saja, yaitu
Cikatomas dan SMA Serba Bakti
pada ibu hamil, namun juga perlu
Suryalaya Pagerageung.
dilaksanakan
komprehensif. kesehatan
ibu,
Intervensi tidak
bisa
pada
data
Pemeriksaan
dilaksanakan
oleh
Hb
Dinas
127
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Menurut (2010),
penelitian
terdapat
penyebab
Nursari
faktor-faktor
yang
pada tahun ajaran 2015-2016, yaitu sebanyak 73 orang.
Besar sampel
mempengaruhi
pada penelitian ini diambil secara total
kejadian anemia antara lain asupan zat
sampling dari populasi dikarenakan
gizi, perilaku makan dan minum,
jumlah populasi relatif sedikit (< 100
kehilangan darah, sosial ekonomi, dan
orang). Dari seluruh jumlah populasi,
status
hanya
gizi.
Menurut
informasi
penyebab terjadinya anemia pada
satunya
adalah
belum
orang
yang
bersedia
dijadikan responden.
remaja putri di Kecamatan Cikatomas, salah
41
Instrumen untuk
yang
penelitian
digunakan
ini
adalah
dilaksanakannya program penyuluhan.
menggunakan kuesioner sebanyak 11
Penyuluhan merupakan pintu gerbang
soal. Kuesioner ini telah diuji validitas
pertama bagi remaja untuk membuka
di MA Darul Abror Kecamatan
cakrawala pengetahuan dan wawasan,
Cisayong, diambil sampel minimal
sehingga dapat merubah pengetahuan,
yaitu sebanyak 20 orang remaja putri
sikap
sehat
dari kelas X dan XI yang mempunyai
reproduksi
karakteristik objek dan tempat yang
dan
terhadap
perilaku kesehatan
hidup
disepanjang siklus kehidupannya.
sama
Tujuan penelitian ini adalah
dengan
Kecamatan
MA
Athoriyah
Cikatomas.
Diperoleh
untuk mengetahui hubungan status
hasil r hitung > r table (r hitung 0,93
gizi dan pengetahuan dengan kejadian
dan r table = 0,44) dan sehingga
anemia pada remaja putri di MA
diperoleh soal yang valid dan reliable
Athoriyah
sebanyak 10 soal.
Kecamatan
Cikatomas
Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016.
Selain
itu
penelitian
ini
memerlukan alat untuk melakukan B. Metode
pemeriksaan
Penelitian ini adalah kuantitatif
timbangan
berat berat
badan
badan
yaitu
(Camry),
menggunakan metode analitik dengan
pengukur tinggi badan (Microtoa),
rancangan cross sectional, yaitu untuk
dan
menganalisis faktor risiko pola makan,
hemoglobin
yaitu
pola menstruasi, status gizi, dan
menggunakan
Hemoglobinometer
pengetahuan tentang anemia pada
Easytouch.
remaja
putri
MA
Athoriyah
Cikatomas dengan kejadian anemia. Populasi
penelitian
alat
pemeriksaan
kadar dengan
Pengambilan data dilaksanakan dengan memberikan kuesioner kepada
ini
responden, melakukan pemeriksaan
adalah seluruh remaja putri pada MA
Hb dengan teknik Finger Prick yang
Athoriyah Cikatomas kelas X dan XI
dianalisis
menggunakan 128
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Hemoglobinometer Menimbang
berat
Easytouch, badan
dengan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap vaariabel. Sedangkan untuk
menggunakan timbangan Camry dan
menguji
Mengukur
gambaran hubungan status gizi dan
tinggi
badan
dengan
menggunakan Microtoa.
hipotesa
dan
melihat
pengetahuan dengan kejadian anemia data
pada remaja putri maka dapat dibuat
sekunder melalui studi dokumentasi,
dalam bentuk table silang. Uji statistik
wawancara dengan petugas kesehatan
yang digunakan sesuai dengan skala
dan pemegang program di Dinas
yang dipakai, yaitu uji Chi- Square.
Kesehatan Kabupaten, DTP Puskemas
Proses analisis data dibantu dengan
UPTD
Kepala
menggunakan program komputerisasi.
Sekolah MA Athoriyah Kecamatan
Hasil analisis data yang diperoleh,
Cikatomas.
yaitu
Selain
itu,
diperoleh
Cikatomas,
Analisis
data
dan
menggunakan
analisis univariat untuk menghasilkan
suatu
hipotesa
(Ha)
dapat
diterima apabila nilai α < p-value, yaitu derajat kesalahan yang bernilai 0,05 (Sugiyono, 2007).
C. Hasil penelitian 1. Status Gizi Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Status Gizi Remaja Putri di MAN At-Thoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 Status Gizi Normal Kurang Jumlah Total (N)
Frekuensi (f) 23 18 41
Persentase (%) 56,1 43,9 100
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa dari 41 orang responden, sebagian besar responden memiliki status gizi yang normal, yaitu sebanyak 23 orang (56,1%). 2. Pengetahuan tentang Anemia Remaja Putri di MAN At-Thoriyah Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Anemia pada Remaja Putri di MAN At-Thoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Total (N)
Frekuensi (f) 4 8 29 41
Persentase (%) 9,8 19,5 70,7 100
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa dari 41 orang responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang, yaitu sebanyak 29 orang (70,7%) 129
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
3. Status Gizi dan Kejadian Anemia Tabel 5.25 Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Status Gizi dan Kejadian Anemia di MAN At-Thoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia N % N % 8 34,8 15 65,2 1 5,6 17 94,4 9 100 32 100
Pola Makan Normal Kurang Jumlah
Total N 23 18 41
OR (95% CI)
% 56,1 43,9 100
P Value
9,067 1,013-81,153
Hasil tabulasi silang antara status
dapat
gizi
hubungan yang signifikan antara
dan
kejadian
anemia
disimpulkan
0,054
pola
orang
anemia. Hasil analisis diperoleh
dengan
remaja
status
gizi
putri kurang
pula
nilai
dengan
ada
diperoleh bahwa sebanyak 17 (94,4%)
makan
tidak
kejadian
OR=9,067,
artinya
mengalami anemia. Sedangkan
remaja putri dengan status gizi
remaja putri yang memiliki status
kurang memiliki
gizi makan normal sebanyak 8
kali
orang
dibandingkan dengan remaja putri
(34,82%)
anemia.
mengalami
Hasil
uji
statistik
peluang 9,067
mengalami
yang
pola
anemia
makannya
baik.
diperoleh nilai p=0,054 maka
4. Pengetahuan dan Kejadian anemia Tabel 5.26 Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Pengetahuan dan Kejadian Anemia di MAN At-Thoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia N % N % 3 33,3 1 3,1 2 22,2 6 18,8 4 44,4 25 78,1 9 100 32 100
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil
silang
N 4 8 29 41
P Value
% 9,8 19,5 70,7 100
0,021
antara
tidak mengalami anemia. Hasil uji
pengetahuan dan kejadian anemia
statistik diperoleh nilai p=0,021,
diperoleh bahwa remaja putri
artinya
yang
signifikan
kurang
tabulasi
Total
memiliki sebanyak
pengetahuan 25
orang
ada
hubungan
antara
yang
pengetahuan
dengan kejadian anemia.
(78,1%), mengalami anemia dan sebanyak 3 orang (33,3%) remaja
D. Pembahasan
putri memiliki pengetahuan baik, 130
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Hasil penelitian pada variabel
Remaja putri telah menjawab
status gizi diperoleh sebagian besar
dari 10 soal kuesioner dengan hasil
informan memiliki status gizi yang
jawaban
normal sebanyak 23 orang (56,1%).
perhitungan
Jumlah ini menandakan bahwa status
diperoleh:
gizi pada remaja putri di MAN At-
1. Sebagian
yang
bervariasi.
dari
41
Hasil
responden,
besar
responden
Thoriyah bukan merupakan masalah
menjawab benar pada pertanyaan
karena dibandingkan dari 41 orang
tentang definisi anemia, yaitu
siswa sebagian besar status gizinya
sebanyak 25 orang (60,9%).
normal.
Angka
kejadian
ini
2. Semua
responden
menjawab
dipengaruhi oleh Indeks Masa Tubuh
benar pada pertanyaan tentang
(IMT) pada remaja putri sebagian
penyebab anemia, yaitu sebanyak
besar berada pada ambang batas
41 orang (100%).
normal
yang
ditentukan
oleh
3. Sebagian besar menjawab benar
Kemenkes (2011), yaitu -2 SD sampai
pada pertanyaan tentang alasan
dengan 1 SD.
terjadinya anemia pada remaja
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
putri, yaitu sebanyak 30 orang (73,2%).
variabel tertentu atau perwujudan dari
4. Sebagian besar menjawab benar
gizi dalam bentuk variabel tertentu.
pada pertanyaan tentang tanda
merupakan alat yang sederhana untuk
anemia, yaitu sebanyak 39 orang
memantau
(95,1%).
status
gizi
(Supariasa,
2002). IMT merupakan indeks berat
5. Semua
responden
menjawab
badan seseorang dalam hubungannya
benar pada pertanyaan tentang
dengan tinggi badan, yang ditentukan
remaja
dengan membagi berat badan dalam
anemia, yaitu sebanyak 41 orang
satu kilogram dengan kuadrat tinggi
(100%).
dalam satuan meter kuadrat.
silang
Sedangkan
hasil
antara
pengetahuan
putri
terkena
tabulasi dan
pada
pertanyaan tentang cara
mencegah anemia yaitu sebanyak 38 orang (92,7%).
memiliki
7. Sebagian besar menjawab benar
pengetahuan kurang sebanyak 25
pada pertanyaan tentang jenis
orang (78,1%), mengalami anemia
minuman
dan sebanyak 3 orang (33,3%) remaja
penyerapan
putri memiliki pengetahuan baik, tidak
sebanyak 38 orang (92,7%).
mengalami anemia.
yang
sering
6. Sebagian besar menjawab benar
kejadian anemia diperoleh bahwa remaja
yang
yang zat
menghambat besi,
yaitu
8. Sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan tentang penyakit 131
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
yang menyebabkan anemia, yaitu
menentukan
sebanyak 39 orang (95,1%).
pangan salah satunya didapat melalui
9. Sebagian besar menjawab salah pada
pertanyaan tentang cara
dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin
sebanyak 39 orang (95,1%).
pengetahuan
pada
konsumsi
jalur pendidikan gizi yang umumnya
mengetahui status anemia, yaitu
10. Sebagian besar menjawab salah
perilaku
untuk
menambah
dan
memperbaiki
kebiasaan konsumsi pangan.
pertanyaan tentang cara
Berdasarkan hasil penelitian
mengobati anemia, yaitu sebanyak
diperoleh sebanyak 17 orang (94,4%)
32 orang (78%).
remaja putri dengan status gizi kurang
Sesuai
dengan
hasil
mengalami anemia. Sedangkan remaja
3
putri yang memiliki pola makan
pertanyaan yang dominan dijawab
normal sebanyak 8 orang (34,82%)
salah yaitu pada pertanyaan tentang
mengalami anemia.
perhitungan,
masih
terdapat
penyakit yang mengakibatkan anemia,
Status gizi pada penelitian ini
cara mengetahui status anemia, dan
menunjukkan status gizi normal, hal
cara mengobati anemia.
ini
Ketidaktahuan
mungkin
disebabkan
oleh
seseorang
konsumsi makanan selingan yang
terhadap sesuatu hal dapat disebabkan
dikonsumsi remaja putri pada saat
karena
rendah,
mereka berada di luar rumah, yaitu
seseorang akan sulit menerima pesan
sekolah atau teman bermain. Akan
dan
yang disampaikan.
tetapi karena keterbatasan peneliti
Makin baik pengetahuan seseorang,
pada variabel pola makan, peneliti
maka informasi dan pesan yang
tidak
disampaikan
aktivitas makanan tambahan (cemilan)
pendidikan
informasi
akan
yang
makin
mudah
diterima (Notoatmodjo, 2003). Selain
meneliti
pengetahuan
tentang
remaja.
pendidikan banyak factor lain yang mempengaruhi
frekuensi
Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,054
artinya
tidak
ada
seseorang, diantaranya adalah usia,
hubungan yang signifikan antara pola
pengalaman, keterpaparan informasi
makan dengan kejadian anemia. Hasil
dan media, lingkungan, sosial budaya
analisis
dan ekonomi.
OR=9,067,
diperoleh artinya
pula
nilai
remaja
putri
Pengetahuan tentang anemia
dengan status gizi kurang memiliki
dan gizi yang sehat bagi remaja putri
peluang 9,067 kali mengalami anemia
berperan dalam memberikan cara
dibandingkan dengan remaja putri
memilih pangan dengan baik sehingga
yang pola makannya baik.
dapat mencapai keadaan gizi yang
Hasil penelitian ini sejalan
cukup. Tingkat pengetahuan yang
dengan penelitian Handayani, dkk. 132
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
(2014), diperoleh hasil uji statistik p
dan Listiowati di SMA 1 Bantul
value = 0,512 > α (0,05) artinya tidak
Yogyakarta,
ada hubungan antara status gizi
hubungan tingkat pengetahuan tentang
dengan kejadian anemia pada remaja
gizi terhadap kejadian anemia pada
putri di SMA Negeri 8 Pekan baru.
remaja putri dengan nilai P = 0,029.
menunjukkan
ada
Diharapkan kepada sekolah bersama puskesmas dapat bersamasama
untuk
memberikan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan
E. Simpulan dan saran Simpulan 1. Sebagian
besar
responden
tentang gizi seimbang pada remaja,
memiliki status gizi yang normal,
dan pendekatan dalam bimbingan agar
yaitu sebanyak 23 orang (56,1%).
remaja lebih peduli terhadap status
2. Sebagian
gizi yang adekuat agar terhindar dari
memiliki
kejadian anemia.
kurang, yaitu sebanyak 29 orang
responden
pengetahuan
yang
(70,7%).
Hasil tabulasi silang antara pengetahuan dan kejadian anemia
besar
3. Tidak
ada
hubungan
diperoleh bahwa remaja putri yang
signifikan
memiliki
pengetahuan
kurang
dengan kejadian anemia pada
sebanyak
25
(78,1%),
remaja putri di MA At-Thariyah
mengalami anemia dan sebanyak 3
Kecamatan Cikatomas Kabupaten
orang (33,3%) remaja putri memiliki
Tasikmalaya dengan nilai p <
pengetahuan baik, tidak mengalami
0,05, yaitu p = 0,054.
orang
antara
yang
status
gizi
4. Ada hubungan yang signifikan
anemia. Berdasarkan
teori
antara
bahwa
pengetahuan
dengan
terhadap
kejadian anemia pada remaja putri
sesuatu hal dapat disebabkan karena
di MA At-Thariyah Kecamatan
pendidikan yang rendah, seseorang
Cikatomas
akan
Tasikmalaya dengan nilai p < 0,05
ketidaktahuan
sulit
seseorang
menerima
pesan
dan
yaitu p = 0,021.
informasi yang disampaikan. Makin baik pengetahuan seseorang, maka informasi disampaikan
dan akan
pesan
yang
makin
mudah
diterima (Notoatmodjo, 2003).
Kabupaten
Saran Diharapkan remaja putri memperbaiki perilaku hidup sehat, diantaranya:
Hasil uji statistik diperoleh
merubah pola makan yang sehat dan
nilai p=0,021, artinya ada hubungan
berkualitas, mencegah anemia pada
yang signifikan antara pengetahuan
saat
dengan kejadian anemia. Hal ini
mengkonsumsi tablet tambah darah,
sejalan dengan penelitian Puspitasari
dan
terjadi
mencari
menstruasi
informasi
dengan
terkait 133
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
penanggulangan
anemia
mempersiapkan
untuk kesehatan
6. Husaini, dkk. (1989). Nutritional Anemia
An
Assesment
of
Compilation
for
reproduksinya menjelang pernikahan
Information
dan proses kehamilan.
Supporting
Sedangkan bagi sekolah MA At-
National Policy and Program,
Thariyah
Direktorat Bina Gizi Masyarakat
dapat
dan
Puskesmas
and
setempat lebih intensif memberikan
dan
pendidikan
Pengembangan Gizi, Depkes RI,
kesehatan/penyuluhan
tentang anemia kepada remaja putri, dan melakukan pemeriksaan rutin kadar
hemoglobin,
bekerjasama
Pusat
Formulating
Penelitian
dan
Jakarta. 7. Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik
dengan tenaga kesehatan atau instansi
Indonesia Nomor 41 Tahun 2014
pelayanan kesehatan setempat.
Tentang Pedoman Gizi Seimbang, Kementerian Kesehatan Republik
F. Referensi
Indonesia, Jakarta.
1. Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2. Arikunto,
Suharsimi.
(2006).
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek,
Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. 4. Arumsari,
E.
(2008).
Faktor
Peserta Program Pencegahan dan Anemia
Gizi
Besi (PPAGB) Di Kota Bekasi, Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. 5. Anonymaous. (2013) Perdarahan Berlebih Saat Menstruasi. Dalam situs
Dalam
situs
URL:http://
[email protected] om. Diakses 14 April 2016 9. Niken. (2013). Menstruasi Tidak Normal, Waspada Anemia. Dalam
URL:http://okehealth/detailhealth update/29/03/2013). Diakses 14 April 2016
Risiko Anemia pada Remaja Putri
Penanggulanagn
Menstruasi.
situs
3. Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan,
8. Megabohari. (2011). Anemia Saat
URL:http://Wanita-Dunia-
Wanita/Perdarahan/Berlebih/Saat/ Menstruasi. Diakses 5 Mei 2016.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 11. Nursyahidah,
Imran.
(2014).
Pengetahuan Dan Sikap Tentang Anemia
Dengan
Status
Hemoglobin Remaja Putri Di SMA Negeri 10 Makasar, Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas
Hasanudin, Makasar. 12. Permaesih, dkk. (2005). Faktorfaktor
Yang
Mempengaruhi 134
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Anemia pada Remaja, Buletin
Anemia Gizi Besi pada Remaja
Penelitian Kesehatan, Volume 33,
Putri
No.4, 2005:162-171, Jakarta.
Kesehatan Masyarakat Andalas,
13. Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia
Kehamilan,
Penerbit
Nuha Medika, Yogyakarta. 14. Puspitasari,
Listiowati
Kota
Bengkulu.
Tidak
Ana.
Mengeluarkan
dan
situs
tentang
Gizi
(2012).
Berhenti
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perilaku
Jurnal
Volume 10, No.1, 2016: 11-18,
19. Tardiana, (2013).
Bengkulu,
Haid
Dan
Banyak
Darah.
Dalam
URL:http://ana-
terhadap Kejadian Anemia pada
tardiana.blogspot.com/diberdayak
Remaja
an.oleh.bloger. Diakses 5 Mei
Putri,
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY: Yogyakarta.
20. World
15. Sadikin. (2001). Biokimia Darah, Penerbit Widya Medika, Jakarta. 16. Sediaoetomo. (2006). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
Gizi,
Organization.
(2001). Iron deficiency, anemia, prevention, and control, A guide for programme managers, WHO, Geneva. Health
Organization.
(2008). Wolrdwide Prevalence of
Buku
Anemia 1993-2005, WHO Global
Kedokteran EGC, Jakarta. Stang,
Database on Anaemia, WHO,
Jamie. and Story, Mary. (2005).
Geneva.
Guidelines Nutriton
Penerbit
Health
21. World
17. Supariasa, dkk. (2002) Penilaian Status
2016.
for Services.
Leadership,
Adolescent Center
Education,
for and
Training in Maternal and Child Nutrition,
Division
Epidemiology and
of
Community
22. Wirakusumah E.S. (2010). Sehat Cara
Al-Qur’an
dan
Hadits,
Penerbit Hikmah, Jakarta. 23. Zen. (2013). Penyebab Anemia dan Faktor Resikonya. Dalam situs
Health, School of Public Health,
URL:http://zonakesehatan.wordpr
University of Minnesota.
ess.com/2013/01/17/penyebab-
18. Suryani,
Hafiani
dan
Junita
(2016). Analisis Pola MAkan dan
anemia-dan-faktor-resikonya. Diakses 5 Mei 2016
135