HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
YENNI FAJRI NIM 10010104
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’ BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
1
2
ABSTRAK Hubungan Pengetahuan Dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh BesarTahun 2013
Yenni Fajri1, Susanti2
ix + 44 halaman , 2 tabel, 2 gambar, 12 lampiran
Latar Belakang : Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah, merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertensi (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling menghubungkan (sani, 2008). Berdasarkan data awal yang didapatkan di desa Lamnga bahwa 50 orang yang menderita hipertensi. Tujuan Penelitian : Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Metode Penelitian : penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh masyarakat Desa Lamnga yang menderita Hipertensi, total sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Total populasi. Cara pegumpulan data adalah wawancara. Data di Analisa secara Univariat dan Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan ( 95% (α : 0.05). Hasil Penelitian : penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 s/d 14 juli 2013, dari hasil uji statistik antara kepercayaan dan penggunaan obat tradisional didapatkan nilai p value 0,000, jadi terdapat hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan obat. Sedangkan pada pengetahuan dengan penggunaan obat didapatkan nilai p value 0,72, jadi tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan obat. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan dengan penggunaan obat tradisional terdapat p value 0,000. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan obat tradisional p value 0,72. Diharapkan sebagai bahan masukan pada pelayanan kesehatan agar selalu memberi informasi tentang hipertensi kepada bapak-bapak atau ibu-ibu yang menderita hipertensi. Kata Kunci Sumber 1
: pengetahuan, kepercayaan, penggunaan obat hipertensi : 5 buku (2000-2012), 15 situs internet(2010-2013)
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
2
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiyah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013” telah dapat peneliti selesaikan, tidak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah dan memperbaiki akhlak umat manusia dipermukaan bumi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Banda Aceh. 2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKES U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Cut Efriana, SST, selaku Ketua Jurusan Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Susanti SKM M.kes selaku pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah 5. Dosen dan seluruh staf pendidikan Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh yang telah memberi ilmu dan bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan. 6. Kepada rekan seperjuangan yang telah banyak memberi bantuan dan dorongan peneliti selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4
7. Secara khusus, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta beserta keluarga yang telah memberikan motivasi kepada peneliti selama ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh karena itu kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi semua kalangan yang membacanya, Amin….
Banda Aceh,
Agustus 2013
Peneliti
5
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang .................................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan Penelitian ................................................................................ D. Manfaat Penelitian .............................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... A. Hipertensi ............................................................................................ B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi ................... C. HubunganPengetahuan dan Kepercayaa dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Menurut Lawrence Green (1980) .............. D. Kerangka Teoritis ................................................................................ BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ....................................... A. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... B. Definisi Operasional ............................................................................ C. Hipotesa penelitian .............................................................................. BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. A. Jenis Penelitian .................................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. C. Populasi dan Sampel ........................................................................... D. Instrument Penelitian .......................................................................... E. Pengumpulan Data .............................................................................. F. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... B. Hasil Penelitian ................................................................................... C. Pembahasan .........................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii ix 1 1 6 6 7 8 8 18 25 28 29 29 30 30 31 31 31 31 32 32 33 37 37 37 41
6
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran .................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA
44 44 44
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis ........................................................................
28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian .......................................................
29
8
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 .....
10
Table 3.1 Definisi Operasional ..................................................................
30
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Persetujuan Responden
Lampiran 2
Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3
Kuesioner
Lampiran 4
Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 5
Surat Balasan Seleai Pengambilan Data Awal
Lampiran 6
Surat Izin Peneitian
Lampiran 7
Surat Balasan Selesai Penelitian
Lampiran 8
Master Tabel
Lampiran 9
Output Data SPSS
Lampiran 10 Lembaran Konsul KTI Lampiran 11 Daftar Hadir Mengikuti Sidang KTI Lampiran 12 Biodata
10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah, merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertensi (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling menghubungkan (sani, 2008). Obat tradisional ini (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah kebawah dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatatn kesehatan (promotatif). Bahkan dari masa ke masa obat tradisional mengalami perkembangan yang terus meningkat, terlebih dengan munculnya isu kembali kealam (back to nature) (Katno, dkk, 2004). Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) menjadi tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat (herbal). Sebenarnya sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menanggulangi berbagai masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern menyentuh masyarakat. Selain lebih ekonomis efek samping ramuan herbal sangat kecil.
11
Karena itu pengguna obat herbal alami dengan formulasi yang tepat sangat penting dan tentunya lebih efektif (Redaksi Agromedia, 2008). Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin populer . Dari data didapatkan bahwa di Amerika, pasien yang menggunakan pengobatan alternatif lebih banyak dibandingkan dengan yang datang ke dokter umum sedangkan di Eropa penggunaannya bervariasi dari 23 % di Denmark dan 49 % di Prancis . Di Taiwan 90 % pasien mendapat terapi konvensional dikombinasikan dengan pengobatan tradisional Cina dan di Australia sekitar 48,5 % masyarakatnya menggunakan terapi alternative (Turana 2009). Menurut World Health Organizing (WHO), hingga 80% penduduk di negara berkembang dan 65% penduduk di negara maju telah menggunakan obat herbal. Disebutkan juga bahwa faktor pendorong terjadinya penggunaan obat herbal di negara maju antara lain adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronis meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu (seperti kanker), serta meluasnya akses informasi
mengenai
obat
herbal
di
seluruh
dunia.
Dan
data
dari
sekretariat Convention on Biological Diversity (CBD) menunjukkan angka penjualan global obat herbal dapat menyentuh angka 60 miliar dollar AS setiap tahunnya. Berdasarkan data World Health Organizing (WHO) dari 50% penderita hipertensi yag diketahuinya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (Ruhayana,2007).
12
Persentase pertumbuhan obat herbal dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Sebagai perbandingan pada tahun 2003 pasar obat modern mencapai nilai Rp17 triliun, sedangkan obat herbal senilai Rp2 triliun. Di tahun 2005, pasar obat modern bertambah menjadi Rp21,3 triliun atau naik 25%, sementara obat herbal mencapai Rp2,9 triliun, atau tumbuh 45%. Pada 2009, pasar obat modern tumbuh 7% dibanding 2008 senilai Rp30 triliun, sedangkan obat herbal mampu tumbuh 20% menjadi Rp5,2 triliun. Di tahun 2010, pasar obat modern mencapai nilai Rp34,5 triliun atau tumbuh 15% dibanding tahun 2009, sedangkan obat herbal senilai Rp7,2 triliun atau tumbuh 38% dibanding 2009. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2001, 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, 31,7% menggunakan obat tradisional, dan 9,8 memilih cara pengobatan tradisional. Sedangkan pada tahun 2004 penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri meningkat menjadi 72,44% dimana 32,87% menggunakan obat tradisional. (www.gizikia.depkes.go.id/archives/artikel seberapa besar manfaat pengobatan alternative). Hasil
Survei
Sosial Ekonomi
Nasional
(SUSENAS) tahun
2007
menunjukkan ppenduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan sebelum survey 30,90%. Dari penduduk yang mengeluh sakit, 65,01% memilih pengobatan sendiri menggunakan obat dan atau obat tradisional. Pengertian obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
13
berdasarkan
pengalaman
(http://apoteker.com/ma/index.php?option=com.by
sudibyo Supardi,). Berdasarkan data Menteri Kesehatan (MENKES) hasil riset kesehatan dasar 2010, hampir setengah (49,53%) penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas, mengonsumsi jamu. Sekitar lima persen (4,36%) mengkonsumsi jamu setiap hari, sedangkan sisanya (45,17%) mengkonsumsi jamu sesekali. Proporsi jenis jamu yang banyak dipilih untuk dikonsumsi adalah jamu cair (55,16%); bubuk (43,99%); dan jamu seduh (20,43%). Sedangkan proporsi terkecil adalah jamu yang dikemas secara modern dalam bentuk kapsul/pil/tablet (11,58%). Selanjutnya, Menkes menyatakan, terdapat dua tantangan utama dalam penggunaan obat tradisional di Indonesia. Yang pertama, konsumen cenderung menganggap bahwa obat tradisional (herbal) selalu aman. Tantangan selanjutnya, yaitu mengenai izin praktek pengobatan tradisional dan kualifikasi praktisi kesehatan tradional.(http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1706integrasi-pengobatan-tradisional-dalam-sistem-kesehatan-nasional.html.) Sesuai dengan visi Departemen Kesehatan 2010 “masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” dari pernyataan visi tersebut dapat di fahami bahwa pemilihan kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah semata, tetapi di harapkan masyarakat dapat menjaga dan memelihara kesehatannya secara mandiri, namun tetap di bantu oleh pemerintah dari keadaan ini mengingat mahalnya biaya pengobatan secara medis di Rumah Sakit maupun pelayanan kesehtan lainnya. Maka banyak masyarakat yang secara ekonomi kurang memiliki kemampuan untuk berobat ke pelayanan kesehatan medik, akan beralih ke pengobatan
14
tradisional dan berbagai cara. Adapun pelayanan kesehatan yang banyak diminati masyarakat Indonesia saat ini adalah Pengobatan Alternatif. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2007 mencapai 30% dari populasi. 60% penderita hipertensi dari jumlah itu berakhir dengan stroke. 5,1% berakhir dengan penyakit jantung iskemik dan 4,6% penyakit jantung. Selanjutnya sisanya berupa gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal (Wahyuni,2000). Di Aceh prevalensi hipertensi tercatat sebesar 12,6% (Riskesdas, 2007). Hasil studi Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menyatakan bahwa hipertensi menempati urutan ke empat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus (Dinkes Provinsi Aceh, 2009). Data yang didapatkan peneliti pada kabupaten Aceh Besar tahun 2012 tercatat sebesar 30% yang menderita hipertensi. Data yang didapatkan peneliti pada Puskesmas Mesjid Raya Aceh Besar Tahun 2012 yang menderita hipertensi berjumlah 1.290 orang (Puskemas Mesjid Raya). Berdasarkan data awal yang didapat di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 jumlah penduduk adalah 1051 orang. Dengan diantaranya laki-laki 510 orang dan perempuan 541 orang terdiri dari 280 KK, dan yang menderita hipertensi berjumlah 50 orang ( Keuchik Desa Lamnga)
15
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan Latar Belakang di atas maka Rumusan Masalah penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013? 2. Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan
masyarakat
dengan
masyarakat
dengan
penggunaan obat pada penderita hipertensi b. Untuk
mengetahui
hubungan
Kepercayaan
penggunaan obat pada penderita hipertensi.
16
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta menambah referensi buku di pendidikan khususnya mengenai penggunaan obat tradisional pada penderita hipertensi. 2. Bagi Lokasi Penelitian Sebagai bahan masukan bagi desa tentang informasi yang benar tentang penggunaan obat tradisional hipertensi. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang penelitian terkait pengobatan tradisional pada penderita hipertensi.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005). Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena temasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan gangguan pembuluh darah otak yang dikenal dengan stroke. Bila tekanan darah semakin tinggi maka harapan hidup semakin turun (Wardoyo,2006). Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002). Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit pembunuh paling dahsyat di dunia saat ini. Faktor utama penyakit hipertensi adalah usia, sehingga penyakit ini sering didapati pada usia lanjut. Dari tahun ke tahun penderita penyakit hipertensi semakin bertambah banyak, dan sebagian besar
18
dari mereka mencoba mengobati penyakit hipertensi atau obat penurun tensi dari bahan sintetis (farmasi / kimia). Tekanan darah manusia secara umum dapat digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut : a) Tekanan darah rendah (hipotensi) b) Tekanan darah normal (normotensi) c) Tekanan darah tinggi (hipertensi) Bukan berarti hipotensi bukan merupakan masalah kesehatan, tetapi hipertensi sering merupakan faktor resiko berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular, khususnya penyakit jantung koroner. WHO (World Health Organizing, 1992) membuat standar tekanan darah manusia, untuk berbagai tujuan, antara lain untuk kepentingan diagnosis serta penatalaksanaannya. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. 2. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan seventh report OF the joint nasional committee VII (JNC VII (puspitorini,2012).
19
Tabel 2.1 Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah
Derajat
Tekanan Sistolik
Tekanan
(mmHg)
Sistolik (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Parahipertensi
120 – 139
80 – 89
Hipertensi
> 140
> 90
Stadium 1
140 -159
90 – 99
Stadium 2
160 > 180
100 - > 110
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu : a) Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999)) b) Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005). 3. Etiologi hipertensi a. Keturunan b. Usia c. Garam
20
d. Kolesterol e. Obesitas / Kegemukan f. Rokok g. Alkohol h. Kurang Olahraga 4.
Patofisiologi hipertensi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001). Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
21
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin,2001). 5.
Tanda dan Gejala Hipertensi Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada
satu
sisi
(hemiplegia)
atau
gangguan
tajam
penglihatan
(Wijayakusuma,2000 ). Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial, Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
22
hipertensi, Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002). 6.
Faktor-faktor Resiko Hipertensi Faktor resiko hipertensi meliputi : a. Faktor usia Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005). b. Jenis kelamin Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, dan juga ketika seorang wanita mengalami menopause (
[email protected]). Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
23
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi(Astawan,200 ). c. Garam dapur Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000). Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004). Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan
24
yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi dibatasi (Wijayakusuma, 2000). d. Merokok Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh ( Astawan, 2002 ). Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ).
25
e. Stress Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress
yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001). 7.
Komplikasi Hipertensi Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis
dapat
melemah
sehingga
meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000). Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Santoso, 2006).
26
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000). Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma. Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002) 8. Cara Mencegah Hipertensi 1. Mengusahakan supaya berat badan tidak berlebih (obesitas) dengan cara melakukan diet sehat serta berolahraga secara teratur 2. Melakukan gaya hidup sehat dengan cara mengurangi atau bahkan hilangkan kebiasaan merokok, minum minuman yang mengandung alkohol dan kafein 3. Mengelola stress dengan tepat. Stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sehingga dengan mengelola stress dengan baik diharapkan tekanan darah kita menjadi tetap stabil 4. Apabila sudah terlanjur mengidap penyakit yang erat kaitannya dengan hipertensi seperti kencing manis, kolesterol berlebih, dan juga kelainan
27
jantung, kita harus bisa mengendalikan semua penyakit tersebut dengan cara mengkonsumsi obat secara teratur, menjaga pola makan, serta menghindari segala pantangan yang disarankan oleh dokter 5. Mengkonsumsi makanan sehat rendah lemak dan kaya sumber vitamin serta mineral alami seperti buah dan sayur 6. Tidur dengan kualitas yang baik dan waktu yang cukup yaitu selama minimal 8 jam dalam sehari B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi 1. Pengertian Pengobatan Tradisional Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Nurheti Yuliarti, 2009). Penggunaan kata “alternatif” untuk menyatakan pengobatan non barat yang merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternative merupakan keraarifan yang tidak berada pada posisi setara dengan ilmu pengobatan modern. Pada hakikatnya system pengobatan modern dan pengobatan alternative berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi, tetapi sering karena terjadi kegagalan dan keterbatasan pengobatan modern terjadi peralihan kepada sistem alternative ( Harmanto,2004). Menurut Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (dalam Notoatmodjo, 2007) Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
28
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pengobatan tradisional atau alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standart pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran standart) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan (Turana, 2003). Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan dengan cara alternatif untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative) (Anwar, 2005). Pengobatan alternatif sudah dikenal jauh sebelum ilmu kedokteran modern berkembang dan pengobatan perdukunan/kebatinan cukup lama dilakukan dalam agama-agama suku. Penyembuhan perdukunan/kebatinan bergantung pada konsep yang beranggapan bahwa kesembuhan terjadi bila
29
kita hidup sesuai dengan roh-roh di alam baka (animisne, okultisme) atau hidup selaras dengan kekuatan semesta ( mistisime/phantheisme), kalau tidak sesuai akan celaka atau sakit ( Anwar, 2005 ). 2. Pengobatan Hipertensi Secara Tradisional 1. Ace Maxs
Ace Maxs merupakan Obat Herbal Multi Khasiat yang memiliki kandungan yang sangat efektif untuk mengatasi mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ace Maxs terbuat dari khasiat kulit manggis dan daun sirsak yang terbukti memiliki kandungan untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Diolah secara modern dengan perpaduan yang benarbenar alami sehingga dengan Obat Hipertensi Alami Ace maxs anda tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya, selain aman, efektif dan terjangkau juga tidak menimbulkan efek samping. Pada daun sirsak yang merupakan bahan utama Ace Maxs sebagai Obat Hipertensi Alami memiliki senyawa accetogeninns yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi, zat acetogeninns yang berkemampuan untuk melemahkan sel maupun zat yang merugikan bagi tubuh seperti zatzat penyebab penyempitan pembuluh darah. Selain itu daun sirsak juga sudah tebukti ampuh untuk pengobatan berbagai macam jenis kanker,
30
bahkan 10.000 kali lebih kuat dari kemoterapi. Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan tradisional di tanah air. Secara turun-temurun masyarakat mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh. Kandungan yang terdapat pada kulit manggis tidak kalah pentingnya dengan daun sirsak, karena kulit manggis yang memiliki zat antioksidan yang berguna untuk memperbaiki sistem metabolisme dalam tubuh juga dapat membuang zat racun seperti kolesterol, lemak, bahkan zat radikal bebas. zat xanthone sercra efektif mengontrol dan mengembalikan tekanan hipertensi sehingga kembali normal. Selain itu zat xanthone berfungsi sebagai anti peradangan dan anti mikroba sehingga dapat mendukung untuk mengobati penyakit darah tinggi. Zat xanthone dalam obat tradisional darah tinggi juga memberikan perlindungan lengkap pada organ tubuh yang sangat vital, seperti : jantung ,hati ,ginjal, usus.
a) Keunggulan Khasiat Daun Sirsak Dalam Obat Alami Hipertensi Ace Maxs, Diantaranya : 1) Konsumsi malam hari membuat tidur lebih nyenyak 2) Konsumsi pagi hari menambah energi dan vitalitas Membantu mencegah penuaan dini (anti aging) Membantu meningkatkan hormon pada pria dan wanita Membantu mengatasi penyakit degeneratif
(jantung,
kanker,
stroke,
diabetes,Alzheimer,
HIV/AIDS) dan berbagai penyakit lainnya. Fungsi pencegahan & pengobatan (preventive dan curative).
31
2. Bawang Merah Cuci bersih 1 siung bawang merah yang telah dikupas lalu dimakan Atau biasakan memakan bawang marab yang telah dicampur dalam acar timun. 3. Bawang Putih Kupas 1 atau 2 siung bawang putih lalu kunyah-kunyah sampai halus kemudian ditelan. Setelah itu minumlah 1 cangkir air hangat. Lakukan 3 kali dalam sehari. 4. Bayam Cuci bersih 1 potong akar bayam duri berikut bonggolnya lalu dipotong potong. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa setengahnya. Minum air rebusan sekaligus. 5. Belimbing Wuluh Masak 25 gr biji srigading yang telah dihaluskan dalam 4 gelas air, tambahkan 3 buah belimbing wuluh segar. Saring dan dinginkan lalu minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah belimbing wuluh yang sudah dipotong-potong dengan 3 gelas air, biarkan mendidih hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan dan saring, minum setelah makan pagi. 6. Daun Alpokat Rebus 5 lembar daun alpukat dengan 2 gelas air. Biarkan mendidih hingga airtersisa setengahnya. Saring lalu tambahkan gula dan aduk rata. Minum 2 kali sehari secara rutin.
32
7. Jeruk Nipis Cuci dan potong-potong 2 buah jeruk nipis, 20 kuntum bunga jeruk nipis dan 30 lembar daun jeruk nipis. Rebus dengan 3 gelas air, biarkan mendidih hingga air tersisa sebanyak2 1/4 gelas saja. Saring dan dinginkan lalu bagi menjadi 3 bagian. Tambahkan sedikit madu lalu minum setiap hari secara rutin. 8. Kemangi Rebus daun kemangi dan belimbing wuluh secukupnya dengan 2 gelas air hingga air tersisa 1 gelas. Minum sekaligus sampai habis. 9. Kunyit Parut rimpang kunyit seukuran 1/2 jari. Tambahkan 1 sdm madu lalu remas-remas. Peras dan saring. Minum 2 - 3 kali sehari. 10. Mengkudu Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan san buah mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil sarinya. Minum setengah gelas secara teratur setiap hari. 11. Mentimun Rebus 150 gr mentimun dengan air secukupnya lalu minum air rebusan tersebut secara teratur setiap hari Atau parut 2 buah mentimun yang sudah dicuci bersih. Lalu diperas dan disaring. Minum air perasan tersebut 2 - 3 kali dalam sehari. 12. Seledri Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu potong-
33
potong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15 gelas Bagi air rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri yang sudah direbus dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati menggunakan resep ini, karena dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis. 13. Semangka Manfaat buah semangka bisa menyegarkan pembuluh darah anda. Asam amino jenis arginin yang ada dalam buah semangka memproduksikan nutrisi penting yang dapat menguatkan sekaligus melebarkan dinding arteri. Cara membuat dengan cara di jus atau dimakan secara langsung. 14. Delima Buah delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun secara signifikan dengan mengkonsumsi buah delima. Buat delima bisa dibuat jus atau dimakan secara langsung. 15. Tomat Tomat mengandung 0 gr kalori dan itu berarti sayur ini sangat baik bagi yang menjalani diet bagi penderita hipertensi. Menurut dari sebuah hasil penelitian mengonsumsi ekstrak tomat menurunkan rata-rata 10 poin tekanan darah sistolik (saat jantung berkontraksi) dan rata-rata 4 poin tekanan darah diastolic (saat jantung berelaksasi). Buah tomat bisa dikonsumsi langsung juga di buat jus.
34
C. Hubugan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Menurut Lawrence Green (1980) 1. Pengetahuan a. pengertian Pengetahuan adalah menurut hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya, segala apa yang diketahui berdasarkan pengalamannya yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengetahuan juga merupakan mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Wahit (2011), pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.
35
b) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas. c) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. d) Analisis (analysis) Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut. e) Sinteris (synteris) Sinteris diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 2. Kepercayaan Kepercayaan adalah anggapan (keyakinan), sesuatu yang dipercayai (dianggap benar), harapan dan keyakinan (Poerwadarminta, 2005).
36
Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa dirinya boleh mengendalikan kehidupan dengan baik serta segala cobaan yang dihadapi dengan jayanya (Suhaimin, 2006). Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis, kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan dapat bersifat rasional atau irasional. Kepercayaan yang rasional apabila kepercayaan orang terhadap sesuatu tersebut masuk diakal. Sebaliknya seorang mempunyai kepercayaan irasional bila iya mempercayai air putih yang diberi mantera oleh seorang dukun bisa menyembuhkan penyakitnya (Notoatmodjo, 2010). Kepercayaan yang luar biasa terhadap keampuhan tanaman obat terkadang menjadi sesuatu kekuatan besar pendorong bagi kesembuhan penyakit tertentu. Secara umum, penyakit-penyakit yang relative mudah diatasi dan terbukti keberhasilannya secara empiris adalah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kulit, perut atau masalah pencernaan, luka dan kelahiran anak. Sementara tingkat kelahiran yang masih tinggi dibeberapa pedesaan dan tingkat kepercayaan terhadap dukun yang dapat digunakan untuk ibu-ibu sebelum maupun sesudah melahirkan (Hidayat, S, 2005). Efek samping negatif yang terkandung dalam obat tradisional sangat kecil jika dibandingkan dengan obat-obataan modern lainyan. Alasannya bahan baku pembuatannya berasal dari alam berbeda dengan obat modern yang berasal dari hasil sintetik kimiawi. Selama mengikuti takaran yang
37
dianjurkan, proses pembuatan yang higenis dan cara penyimpanan yang baik maka efek samping obat tradisonl dapat diperkecil (Redaksi Agromedia, 2003). D. Kerangka Teoritis Menurut Lawrence Green (1980)
Predisposing Factor
Pengetahuan kepercayaan
sikap keyakinan nilai-nilai
Enabiling Factor
Penggunaan Obat Hipertensi
Ketersediaan fasilitas Lingkungan fisik
Reinforcing Factor
Perilaku petugas kesehatan
Keterangan : variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
38
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri merupakan suatu perilaku kesehatan. Menurut Notoadmojo (2010) juga mengatakan mengikut teori Green (1980) perilaku ini dipengaruhi oleh 3 factor utama yaitu: (1) faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. (2) Faktor Pemungkin (Enabiling Factor), yang tewujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan. (3) Factor Pendorong atau penguat (Renforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan. Berdasarkan teori tersebut dan data yang tersedia, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen
variabel Dependen
pengetahuan
Penggunaan obat hipertensi kepercayaan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
39
B. Defenisi Operasional
No
Tabel 3.1 Definisi Operasional Definisi Variabel Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Dependen Pemakaian obat
Penggunaan 1.
obat Hipertensi
tradisional untuk
Ada Wawancara
Nominal
Kuesioner
hipertensi
Tidak
Independen
2.
Pengetahuan
Pemahaman
Tinggi :
responden tentang
Bila
penggunaan obat
Wawancara
Ordinal
Kuesioner
tradisional untuk
Kurang :
hipertensi
bila
Segala sesuatu
3.
Kepercayaan
yang diyakini atau
Percaya
dipercaya oleh
Bila
responden tentang
Wawancara
Kuesioner
manfaat/khasiat
Tidak percaya
obat tradisonal
Bila
untuk hipertensi
C. Hipotesa Penelitian 1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan Obat pada penderita hipertensi. 2. Ha : Ada hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan Obat pada penderita hipertensi.
Nominal
40
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar . 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 14 juli 2013 di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat yang menderita Hipertensi yang bertempat tinggal di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebanyak 50 orang.
41
2. Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total populasi yaitu seluruh populasi di jadikan sebagai sampel. D. Instrument Penelitian Instrument yang dilakukan untuk mendukung penelitian ini adalah kuesioner terdiri dari 21 soal yaitu 1 soal tentang ada atau tidak yang menggunakan pengobatan tradisional, 10 soal untuk variabel pengetahuan, dengan menggunakan skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas. Skala Guttman ini pada umumnya berbentuk checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0. 10 soal tentang kepercayaan yang menggunakan skala Likert, kategori yang digunakan yaitu : pernyataan positif, sangat setuju (SS)=5, setuju (S)=4, ragu-ragu (R)=3, tidak setuju (TS)= 2, sangat tidak setuju (STS)=1. Pernyatan negatif sangat setuju (SS)=1, setuju (S)=2, ragu-ragu (R)=3, tidak setuju (TS)=4, sangat tidak setuju (STS)=5, berbentuk cheklist dengan penilaian apabila skor 2 bila ya dan 1 bila tidak (Riduwan, 2009). E. Pengumpulan Data 1. Data primer Data primer dikumpulkan langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner tentang hubungan penegtahuan dan kepercayaan terhadap penggunaan Obat pada penderita Hipertensi
42
2. Data sekunder Data sekunder berupa data terkait penelitian yang didapatkan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar dan literature lainnya. F. Pengolahan dan Analisa data 1.
Pengolahan data Menurut Hidayat, (2009), pengolahan data melalui langkah – langkah sebagai berikut : a. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara teliti apakah semua pertanyaan telah terisi/ dijawab oleh responden seperti memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah cukup konsisten atau logis. Dari semua lembaran kuesioner yang dikumpulkan tidak ditemukan ketidak lengkapan pengisian, karena ketika melakukan pengumpulan data peneliti langsung memeriksa kuesioner ketika telah siap diisi. b. Coding Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga memudahkan pengolahan data. Kode yang digunakan pada penelitian ini adalah kode responden yang diawali dengan no 1 untuk responden pertama sampai 50 untuk responden terakhir.
43
c. Transfering Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang diteliti. d. Tabulating Pada tahap ini kegiatan yang peneliti lakukan adalah mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi sesuai dengan variabel yang diteliti. 2. Analisa data a. Analisa Univariat Analisa data univariat menggunakan teknik statistik deskriptif dalam bentuk persentase untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih dahulu menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian
ini,
dalam
mengkatagorikan
jenjang
ordinal
peneliti
menggunakan rumus pengukuran jenjang ordinal menurut Umar (2005), yaitu: ̅ Keterangan: ̅
= Nilai rata-rata hitung (mean)
∑x = Jumlah nilai responden n
= Jumlah responden
44
Data yang didapat dari pengisian kuesioner dianalisa secara deskriptif, kemudian menghitung persentase dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Budiarto (2002), yaitu sebagai berikut : P
fi x100% n
Keterangan : P
= Persentase
fi
= Frekwensi teramati
n
= Jumlah responden menjadi sampel
100% = Bilangan tetap b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan uji Chi – square test (x) pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Melalui perhitungan Chis – Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square menggunakan Program komputer sebagai berikut (Hartono, 2005) : 1.
Bila pada tabel contingensy 2 x 2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,maka uji yang digunakan adalah fisher axact tes.
45
2.
Bila pada tabel contigency 2 x 2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah contiuty correction.
3.
Bila pada tabel 2 x 2 masih juga terdapat frekuensi (harapan) e kurang dari 5, maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus yate’s correction continu.
4.
Pada uji chi-square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel.
46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, luas desa ± 480 hektar, dengan perbatasan : a. Sebelah Barat berbatasan dengan desa lambada b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lam Ujong c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Neuheun d. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Kondisi desa di kelilingi oleh sungai, jumlah penduduk adalah 1051 orang. Dengan diantranya laki – laki 510 orang dan perempuan 541 orang terdiri dari 280 KK, mata pencahariannya nelayan, petani, pedagang, dan pegawai. B. Hasil Penelitian Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan mulai tanggal 8 sampai dengan 14 Juli 2013 pada masyarakat yang menderita hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah sampel 50 orang diperoleh hasil sebagai berikut:
47
1. Analisa Univariat a. Penggunaan Obat tradisional Tabel : 5.1 Distribusi Frekuensi penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar No
Penggunaan obat tradisional
F
%
1
Ada
35
70
2
Tidak Ada Total
15
30
50
100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden mayoritas masyarakat desa lamnga menggunakan obat tradisional sebanyak 35 orang (70%). b. Pengetahuan Tabel : 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar No Pengetahuan F % 1 2
Tinggi Kurang Total
40 10
80 20
50
100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden yang mempunyai Pengetahuan tinggi sebanyak 40 orang (80%).
48
c. Kepercayaan Tabel : 5.3 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar No
Kepercayaan
f
%
1
Percaya
26
52
2
Tidak Percaya
24
48
50
100
Total Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 50 responden yang memiliki kepercayaan terhadap obat tradisional sebanyak 26 orang (52%). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Obat
No
Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Penggunaan Obat Total Ada Tidak Ada Pengetahuan F 27
1
Tinggi
2
Kurang
8
Total
35
% 67,5 80 70
F
%
13
32,5
2
20
15
30
F 40 10 50
%
P
100
0,72
100 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 40 responden yang mempunyai Pengetahuan tinggi ternyata Penggunaan Obatnya juga
49
tinggi yaitu 27 orang (67.5%). Dari 10 responden yang Pengetahuannya Kurang Tinggi ternyata 2 orang (20%) penggunaan obatnya tidak ada. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,72 berarti tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pengguanaan Obat Tradisional. b. Hubungan Kepercayaan Terhadap penggunaan Obat Tabel 5.5 Hubungan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Penggunaan Obat Total No Kepercayaan
Ada F
1
Percaya
2
Tidak Percaya Total
18 17 35
Uji Statistik
Tidak Ada %
F
%
F
69,2
8
30,8
26
70,8
7
29,2
24
70
15
30
50
% 100
0,000
100 100
Sumber Data Primer diolahTahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 26 responden yang mempunyai kepercayaan ternyata penggunaan obatnya juga tinggi yaitu 18 orang (69,2%). Dari 24 responden yang tidak percaya ternyata 17 orang (70,8%) ada menggunakan obat tradisional. hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 berarti ada hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan obat tradisional.
50
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Tradisional. a. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Obat Hipertensi Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 40 responden yang mempunyai Pengetahuan tinggi ternyata Penggunaan Obatnya juga tinggi yaitu 27 orang (67.5%). Dari 10 responden yang Pengetahuannya Kurang Tinggi ternyata 2 orang (20%) penggunaan obatnya tidak ada. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,72 berarti tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pengguanaan Obat Tradisional. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (wordprees, 2013) Perilaku kadang lebih dipengaruhi oleh tekanan dari lingkungan sosial ketimbang oleh sikap pribadi. Kita semua pernah mengalami suatu situasi di mana kita mengerjakan sesuatu bukan karena keinginan pribadi kita, melainkan karena pengaruh sosial, kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Hasil penelitian(The Theory Of Reasoned-Action Model, 2010) menyatakan bahwa Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain: arah, intensitas, keluasan, konsistensi dankarakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung terhadap objek sikap dengan p value 0,002.
51
Menurut
asumsi
peneliti
tidak
adanya
hubungan
antara
pengetahuan terhadap penggunaan obat dipengaruhi karena kebudayaan yang di pegang oleh masyarakat, karena pengetahuan yang diterima bisa saja ditolak dengan kebudayaan sekitarnya. b. Hubungan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Hipertensi Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 26 responden yang mempunyai kepercayaan ternyata penggunaan obatnya juga tinggi yaitu 18 orang (69,2%), dari 24 responden yang tidak percaya ternyata (70,8%) ada menggunakan obat tradisional. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 berarti ada hubungan antara kepercayaan dengan penggunaan obat tradisional. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (Moorman, 2003) Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai. Hasil penelitian (Raphael, 2011) Kebudayaan mempunyai pengaruh
besar
terhadap
perilaku
dan
kepribadian
seseorang
dibandingkan dengan perkembangan pengetahuan, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
52
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Menurut asumsi peneliti adanya hubungan Kepercayaan dengan Pengguanaan Obat Tradisional dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal, atau sikap yang diambil oleh seorang individu sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan yang sangat didukung oleh kepercayaan tersebut.
53
BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. hasil uji statistik antara kepercayaan dan penggunaan obat didapatkan nilai p value 0,000, jadi ada hubungan kepercayaan dengan penggunaan obat tradisional. 2. Hasil uji statistik antara pengetahuan dan penggunaan obat didapatkan nilai p value 0,72, jadi tidak ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan obat tradisional. B. SARAN 1. Bagi Institusi pendidikan dapat menjadikan hasil penilitian ini sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan dan kepercayaan dengan penggunaan obat pada penderita hipertensi. 2. Bagi Lokasi Penelitian diharapkan bagi desa tersebut dapat mengetahui informasi yang benar tentang penggunaan obat tradisional untuk hipertensi. 3. Bagi Penulis diharapkan dapat memberikan pendidikan tentang hipertensi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan hipertensi sehingga angka kejadian hipertensi meurun.
54
DAFTAR PUSTKA Agromedia Redaksi, (2008), Buku Pintar Tanaman Obat, Jakarta, PT. Agromedia Pustaka. Idward, (2012), seberapa besar manfaat pengobatan alternative, www. gizikia. depkes.go.id,diakses tanggal 4 Oktober. Rasuna,(2011),integrasi-pengobatan-tradisional-dalam-sistem-kesehatannasional/ http://sehatnegeriku.com, diakses tanggal 2 November. Eudephorbia, (2010), hipertensi,http//blogspot.com, diakses tanggal 26 Desember. Karina, (2012), antihipertensi, http//blogspot.com, diakses tanggal 11 Desember. Bamz, (2013), pengobatan tradisional, http//blogspot.com, diakses tanggal 13 Februari. Bazahoteli, (2011), obat tradisional hipertensi, www.com, diakses tanggal 2 Agustus. Digital nature, (2012), Acemax-obat tradisional, www.com, diakses tanggal 23 Desember. Sheps, (2005), Mayo Klinik Hipertensi, Jakarta. Gunawan, (2001), Hipertensi dan Tekanan Darah Tinggi, Jakarta, Kanisiust. Yuliart. N, (2009), Sehat Cantik Dan Bugar Dengan Herbal dan Obat Tradisional, Yogyakarta, ANDI. Anies, (2006), Waspada Ancaman Penyakit tidak Menular, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo. Harmanto, (2012), pengertian obat medis, herbal dan jamu, http://rumah herbapsi.blogsot.com, diakses tanggal 16 Februari. Notoatmodjo, (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta; PT. Renika Cipta. (2005), Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Jakarta Edisi I, Rineka Cipta . ,( 2010), Ilmu Prilaku Kesehatan, Jakarta, PT. Renika Cipta.
55
Riduwan, (2009), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung, Alkabeta. Mubarak, Wahit, I. 2011, Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Jakarta Salemba Medika . Hidayat, A. (2009), Metode penelitian kebidanan dan tekhnik analisa data, Jakarta Salemba Medika. Umar, (2005), Metodelogi Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta Rajawali Pers. Puspitorini, (2012), klasifikasi hipertensi, http://priscaaja.blogspot.com, diakses tanggal 16 Desember . Dhofir, (2013), Data hipertensi Dinkes Provinsi Aceh, http://www.google.com/ diakses tanggal 25 maret. Wordpress, (2013), Skripsi Masyarakat, www.infosos.Wordprees.com, diakses tanggal 12 Agustus 2013 Raaphael, (2011), Kebudayaan, www.iosrjurnals.org/iors. Diakses tanggal 12 Agustus 2013 Reason
Action, (2010), Hubungan Sikap dengan Pengetahuan, www.neila.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 19 Agustus 2013
Moorman, (2003), Kepercayaan, www.satyaariyono.wordpress.com, diakses tanggal 17 Agustus 2013
56
Lampiran 1
LEMBARAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di,Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yenni Fajri Nim
: 10010104
Adalah mahasiswi akademi kebidanan STIKes U’Budiyah yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ahli madya kebidanan. Adapun penelitian yang dimaksud berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kec Mesjid Raya Kab Aceh Besar Tahun 2013 ” Untuk maksud tersebut saya memerlukan data atau informasi yang nyata dan akurat dari ibu melalui pengisian observasi yang saya lampirkan dalam surat ini. Ibu berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian penelitian ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Ibu setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang disediakan. Kesediaan ibu menjadi responden sangat saya harapkan, atas kerja sama nya saya ucapkan terima kasih.
Diploma III Kebidanan U’Budiyah Peneliti,
(Yenni Fajri )
57
Lampiran 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah bersedia menjadi responden yang akan dilakukan oleh mahasiswi akademi STIKes U’Budyah Banda Aceh : Nama : Yenni Fajri Nim : 10010104 Judul : “ Hubungan Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Obat Pada Penderita Hipertensi di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ” Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi pengembangan Kebidanan di Indonesia dan Aceh Khusus nya. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden bagi saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh,
Agustus 2013
Responden
(..........................)
58
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 I. DATA UMUM Tanggal/Hari Nomor Responden Nama Umur
: : : :
II. PETUNJUK PENGISIAN Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar. A. Penggunaan Obat Tradisional 1. Obat apa yang biasa digunakan selama ini untuk mencegah hipertensi? B. Pengetahuan tentang Hipertensi 1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi? a. Tekanan darah lebih dari 140 mmHg b. Tekanan darah lebih rendah dari 120 mmHg c. Tekanan darah normal 2. Tanda /gejala yang paling banyak dirasakan dari hipertensi adalah? a. Sakit perut b. Sakit kepala,pusing c. Sesak 3. Berikut ini adalah penyebab hipertensi, kecuali? a. Alcohol b. Banyak istirahat c. Kurang olah raga 4. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi adalah? a. Stroke b. Asam urat
59
c. Rematik 5. Salah satu penyebab dari hipertensi adalah ? a. Merokok b. Sering tidur c. Banyak mengkonsumsi gula 6. Berikut ini adalah cara mencegah hipertensi, kecuali? a. Melakukan gaya hidup sehat dan mengurangi kebiasaan merokok b. Diet rendah garam c. Timbang berat badan 7. Obat tradisional apakah yang digunakan untuk mencegah hipertensi? a. Anggur b. Salak c. Mentimun 8. Salah satu obat tradisional yang mencegah hipertensi adalah? a. Jeruk b. Manggis c. Kelapa 9. Salah satu tekanan darah yang bisa dikatakan dengan tekanan darah tinggi adalah? a. 100/60 mmHg b. 150/90 mmhg c. 110/70 mmHg 10. Stress,banyak pikiran dapat menyebabkan ? a. Diabetes b. Hipertensi c. Batuk
60
C. Kepercayaan Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada item jawaban anda anggap benar.(S.S = sangat setuju, S = setuju RR = ragu-ragu, T.S = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju). No 1.
2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
10.
Pertanyaan SS Apakah dengan membaca mantra oleh dukun setempat dapat mengurangi darah tinggi Buah semangka dapat menurunkan darah tinggi Buah delima dapat menurunkan darah tinggi Melakukan gaya hidup sehat dan mengurangi kebiasaan merokok dapat mencegah hipertensi Diet rendah garam tidak dapat mencegah darah tinggi Mengkonsumsi makanan berlemak dapat menyebabkan darah tinggi Banyak istirahat dapat menyebabkan darah tinggi Sering berolah raga dapat menyebabkan darah tinggi 9 Selediri (daun sop) tidak dapat d menurunkan darah tinggi. Mengkonsumsi jus tomat dapat menyebabkan darah tinggi
S
RR
TS
STS
61
KUNCI JAWABAN
B. Pengetahuan Tentang Hipertensi 1. 2. 3. 4. 5.
A B B A A
C. Kepercayaan 1. Sangat Tidak Setuju ( - ) 2. Sangat Setuju ( + ) 3. Sangat Setuju ( + ) 4. Sangat Setuju ( + ) 5. Sangat Tidak Setuju ( - ) 6. Sangat Setuju ( + ) 7. Sangat Tidak Setuju ( - ) 8. Sangat Tidak Setuju ( - ) 9. Sangat Tidak Setuju ( - ) 10. Sangat Tidak Setuju ( - )
6. C 7. C 8. B 9. B 10. B
62
Tabel Skore Bobot Scoring No kuesioner A B C Pengetahuan 1 1 0 0 2 0 1 0 3 0 1 0 4 1 0 0 5 1 0 0 6 0 0 1 7 0 0 1 8 0 1 0 9 0 1 0 10 0 1 0 No Variabel SS S RR Kuisoner Kepercayaan 1 1 2 3 Variabel
2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 5 5 1 5 1 1 1 1
4 4 4 2 4 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kategori Tinggi, bila x > 8.56 Kurang, bila x ≤ 8.56
TS STS 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4
5 1 1 1 5 1 5 5 5 5
Percaya Bila T.Percaya Bila