HUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI – APRIL TAHUN 2011 Oleh Gita Kostania1) Desty Eka Purnamasari2) 1) Dosen Akademi Kebidanan Mamba’ul Ulum Surakarta
ABSTRAK Latar Belakang Masalah : Perdarahan merupakan penyebab terbesar kematian maternal. Pelepasan plasenta lebih lama akan menyebabkan perdarahan postpartum. Faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta salah satunya adalah paritas, terutama paritas lebih dari satu (multiparitas). Multiparitas memiliki resiko tinggi karena pada multiparitas uterus cenderung tidak efisien dalam semua kala persalinan, sehingga paritas mempengaruhi lamanya pelepasan plasenta. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011. Metode Penelitian : Penelitian analitik dengan pendekatan retrospektif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah rekam medik, analisis data yang digunakan adalah bivariat dengan uji chi square. Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah semua ibu bersalin yang bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011. Hasil Penelitian : Hasil penelitian didapatkan X2 hitung 12,198 > X2 tabel yaitu 3,841, dan koefisien kontingensi 0,400 > p value 0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin. Kata Kunci : paritas, lamanya pelepasan plasenta, ibu bersalin
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Masalah Angka kematian maternal merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.1 Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2003 Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
12
sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. AKI atau Maternal Mortality Rate (MMR), bukan saja merupakan indikator kesehatan wanita, tetapi juga menggambarkan tingkat akses, integritas dan efektivitas sektor kesehatan.2 Menurut definisi WHO penyebab kematian maternal antara lain disebabkan oleh perdarahan, infeksi, serta akibat langsung dari penyulit-penyulit pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada perdarahan antepartum disebabkan karena plasenta previa dan solusio plasenta. Sedangkan pada perdarahan postpartum disebabkan oleh retensio plasenta, atonia uteri, dan lain – lain. Pada kasus infeksi, diantaranya seperti sepsis puerpuralis, kemudian penyulit pada masa kehamilan dan persalinan seperti gestosis dan perlukaan kelahiran.3 Pelepasan plasenta lebih lama akan menyebabkan perdarahan postpartum sehingga hal inilah yang dikhawatirkan oleh tenaga kesehatan. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang. Sebab plasenta belum lahir, bisa oleh karena plasenta belum lepas dari dinding uterus dan plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan. Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan tidak adanya usaha untuk melahirkan, atau salah penanganan kala tiga, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta antara lain paritas, umur, kelainan dari uterus, dan kesalahan managemen kala III. Multiparitas memiliki resiko tinggi, hal ini karena pada multiparitas uterus cenderung tidak efisien dalam semua kala persalinan, sehingga mempengaruhi kecepatan lamanya pelepasan plasenta.5 Dari studi pendahuluan di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali, sepanjang tahun 2010 didapatkan 160 persalinan. Dari 160 persalinan, sebanyak149 (93,1%) merupakan persalinan fisiologis, dan 11 (6,9%) merupakan persalinan patologis. Dari 11 persalinan patologis (6,9%) semuanya merupakan persalinan dengan perdarahan postpartum. Penyebab perdarahan postpartum yang terjadi disebabkan oleh retensio placenta. Penatalaksanaan awal yang dilakukan sebelum dirujuk adalah pemberian oksitosin yang kedua pada 15 menit setelah kelahiran bayi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “hubungan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah, Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011.” 2.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, “apakah ada hubungan antara paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011?”. Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
13
3.
Tujuan Penelitian Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah 1)Untuk mengetahui paritas ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kaadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011. 2) Untuk mengetahui lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kaadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011. 3) Untuk menganalisa hubungan antara paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kaadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011. METODE PENELITIAN 1.
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan pendekatan retrospektif. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Pendekatan Retrospektif yaitu data yang dikumpulkan berasal dari data kejadian yang telah lalu. Cara ini disebut juga dengan metode dokumentory historical, yaitu mengumpulkan data dari berbagai catatan kebidanan pasien yang telah lalu. 2.
Variabel Penelitian Variabel bebas (variabel independent) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat atau dependent. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah paritas. Variabel terikat atau dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variable terikatnya adalah lamanya pelepasan plasenta. 3.
Definisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti, variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pengukuran atau pengamatan terhadap variabel bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur. a. Paritas : jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu. Dikategorikan menjadi dua, yaitu primipara (melahirkan 1) dan multipara (melahirkan ≥ 2). b. Lama pelepasan placenta : lamanya kala III dalam satuan menit (dari bayi lahir sampai semua bagian placenta lepas. Dikategorikan menjadi dua, yaitu cepat (≤15 menit dan lambat >15 menit). Skala data yang digunakan untuk kedua variable adalah skala data nominal, dan data diukur dengan Rekam Medik (RM) pasien. 4.
Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di BPS Sarwo, Endah,
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
14
Kadipaten, Andong, Boyolali sebanyak 64 responden pada bulan Januari – April tahun 2011. Subyek penelitian merupakan rangkaian langkah penetapan rancangan penelitian disamping kegiatan lain yaitu pemilihan jenis penelitian dan instrumentasi. Dalam istilah penetapan subyek penelitian setidak – tidaknya terkandung 3 penelitian yaitu penetapan populasi, penetapan cara pemilihan sampel dan penetapan besar sampel. Subyek dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di BPS Sarwo Endah, Kadipaten, Andong, Boyolali sebanyak 64 responden Januari – April tahun 2011. 5.
Alat dan Metode Pengumpulan Data a. Alat pengumpulan data Alat Pengumpulan data adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian dapat berupa kuesioner, formulir observasi,dan sebagainya. Instrument atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data dengan menggunakan rekam medic untuk memudahkan menggunakan master tabel. Master tabel yang digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis variabel yang diteliti. Kolom-kolom tersebut berisi nomor, nama, paritas, lamanya pelepasan plasenta. b. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari pihak lain. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi karena data diperoleh dengan mengambil data sekunder dari data BPS. Setelah mendapat ijin dari Pemilik BPS Sarwo Endah, Kadipaten, Andong, Boyolali peneliti mulai mengadakan penelitian, kemudian mengambil data dan mendokumentasikannya.
6.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data a. Metode pengolahan data 1) Penyuntingan (Editing) Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan, antara lain kesesuaian tindakan dan kelengkapan tindakan. Dalam penyuntingan tidak dilakukan penggantian atau penafsiran skor tindakan responden. 2) Pengkodean (Coding) Berupa pemberian nilai pada tindakan yaitu untuk observasi lamanya pelepasan plasenta. 3) Tabulasi (Tabulating) Tahap memasukkan hasil coding keadaan table yang dilakukan secara manual. Table adalah salah satu bentuk penyajian data dengan cara memasukkan angka – angka kedalam kotak bernomor. Data yang telah ditabulasi dapat diketahui angka komulatif masing – masing variable.
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
15
b.
Analisis data Analisis data yang digunakan adalah “analisa univariate” yaitu analisis yang dlakukan terhadap tiap – tiap varibel dengan cara memasukkan tiap – tiap variable ke dalam tabel distribusi frekuensi paritas dan lamanya pelepasan plasenta ibu bersalin dan “analisis bivariat” yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau beerkorelasi. Variabel yang dimaksud adalah paritas dengan lamanya pelepasan plasenta yang dihubungkan ke dalam tabel distribusi silang. Sedang uji statistik menggunakan “uji Chi Square” atau chi kuadrat yaitu dengan membuat tabulasi silang antara dua variabel yang diduga berhubungan. Alasan peneliti mengambil chi square adalah bahwa tehnik ini adalah cara yang paling sederhana untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana kedua variabel menggunakan skala nominal. Perhitungan analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical product and service solution) versi 15. Rumus chi kuadrat X2 X2 =
k
i 1
( Fo Fh) 2 Fh
Keterangan : X2 : Chi kuadrat Fo : frekuensi yang diobservasi Fh : frekuensi yang diharapkan Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai chi kuadrat (X2) hitung dengan nilai chi kuadrat (X2) table sesuai dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan. Perbandingan yang dimaksud adalah jika nilai chi kuadrat (X2) hitung “lebih besar” dari pada nilai chi kuadrat (X2) tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat dikatakan terdapat hubungan diantara kedua variabel yang diteliti dan sebaliknya adalah jika nilai chi kuadrat (X2) hitung “lebih kecil” dari pada nilai chi kuadrat (X2) tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan diantara kedua variabel yang diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Penelitian Penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara paritas dengan lamanya pelepasan plasenta dilakukan di BPS Sarwo Endah, Kadipaten, Andong, Boyolali pada bulan Mei 2011 dengan mengambil data wanita bersalin selama bulan Januari – April 2011. Didapatkan subyek penelitian sebanyak 64 responden. Untuk mengetahui data umum mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
16
a.
Paritas responden pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April 2011 Paritas Primipara Multipara Jumlah
b.
Jumlah 40 24 64
Persentase (%) 62,5 37,5 100,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah primipara (62,5 %). Lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April tahun 2011
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lamanya Pelepasan Plasenta di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011
c.
Jumlah Persentase (%) Lamanya Pelepasan Plasenta 34 53,1 ≤ 15 menit 30 46,9 >15 menit 64 100,0 Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari total responden (64 orang), sebagian besar mengalami pelepasan placenta kurang dari 15 menit (53,1 %). Hubungan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April 2011
Tabel 4.3 Tabel Silang Hubungan Paritas dengan Lamanya Pelepasan Plasenta pada Ibu Bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011 Paritas
Primipara Multipara Jumlah
Lamanya Pelepasan plasenta ≤15 menit >15 menit n % n % 28 43,8 12 18,8 6 9,4 18 28,1 34 53,1 30 46,9
X2 Hitung
Total N 40 24 100
% 62,5 37,5 100,0
12,198
Hasil cross tabulasi pada tabel 4.3 diketahui bahwa dari total responden (64 orang), sebagian besar merupakan primipara (62,5%), dan sebagian besar responden mengalami pelepasan placenta kurang dari 15 menit (43,8%). Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
17
Hasil perhitungan analisis Chi Square, disapatkan hasil X2=12,198. Adapun nilai df (derajat kepercayaan) yaitu 1 dengan Confident Interval 95 %, dan didapatkan Chi Squere tabel 3,841. Sehingga X2 hitung > X2 tabel (12,198 > 3,841). Kesimpulan: Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan SPSS diketahui hasil koefisien kontingensi adalah 0,400 sehingga koefisien kontingensi > p value (0,400 > 0,001). Hal ini berarti paritas mempunyai hubungan yang signifikan terhadap lamanya pelepasan plasenta. Kemudian peluang kejadian lamanya pelepasan plasenta yaitu OR = 7 artinya ibu primipara berpeluang plasentanya lepas 7 kali lebih cepat dibandingkan multipara. 2.
Pembahasan Dari hasil penelitian pada tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 64 paritas ibu bersalin di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali terdapat paritas primipara sebanyak 40 (62,5 %) responden, sedangkan pada multipara sebanyak 24 (37,5 %) responden. Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Pada penelitian ini paritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu primipara dan multipara. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup didunia luar, sedangkan multipara adalah seorang yang telah melahirkan lebih dari seorang anak.8 Menurut Hakimi (2003) paritas merupakan salah satu factor penyebab lamanya pelepasan plasenta. Pada paritas multipara memiliki waktu lebih lama dalam pelepasan plasenta karena pada multipara uterus cenderung bekerja kurang efisien pada semua kala persalinan dimana lepasnya plasenta merupakan kala III yang termasuk dalam kala persalinan.5 Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa lama pelepasan plasenta yang cepat atau kurang dari sama dengan 15 menit sebanyak 34 (53,1 %) responden, sedangkan lama pelepasan plasenta yang lambat atau lebih dari 15 menit sebanyak 30 (46,9 %) responden. Kala III adalah kala uri atau kala pengeluaran plasenta, Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his plasenta dan pengeluaran uri. Sesuai dengan management aktif kala III, maka lama pelepasan plasenta yang normal terjadi dalam waktu 15 menit setelah bayi lahir.10 Dari hasil analisis hubungan paritas dengan lama pelepasan plasenta, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, ditunjukkan dengan hasil X2 hitung=12,198 > X2 tabel=3,841 (df=1, CI=95%), dengan C= 0,400 > 0,001. Lamanya kala III/ lamanya pelepasan plasenta dipengaruhi oleh faktor – faktor yang mendukung proses pelepasan plasenta, antara lain gizi ibu sudah terpenuhi, dukungan suami atau keluarga, kondisi ibu baik, dan tidak ada kelainan selama kehamilan.1 Hasil penelitian ini mendukung pernyataan sebelumnya yang terdapat dalam definisi kematian maternal menurut WHO, bahwa penyebab kematian maternal antara lain disebabkan karena perdarahan, retensio plasenta, infeksi, serta akibat langsung dari penyulit – penyulit pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Semua responden pada penelitian ini dilakukan manajemen aktif kala III untuk menghindari terjadinya perdarahan yaitu dengan cara klem tali pusat Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
18
sedini mungkin, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali dan juga masase fundus tetapi perdarahan juga masih bisa terjadi walaupun telah dilakukan manajemen aktif kala III karena pelepasan plasenta lebih lama juga akan menyebabkan perdarahan postpartum sehingga itu yang di khawatirkan oleh tenaga kesehatan. Menurut Varney (2006), menyebutkan bahwa faktor – faktor predisposisi retensio plasenta salah satunya adalah paritas dan umur. Paritas Ibu pada multipara akan terjadi kemunduran dan cacat pada endometrium yang mengakibatkan terjadinya fibrosis pada bekas implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya, sehingga vaskularisasi menjadi berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan janin, plasenta akan mengadakan perluasan implantasi dan vili khorialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesiva sampai perkreta. Angka kejadian tertinggi retensio plasenta pada multipara. Selanjutnya yaitu umur, makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperlukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas. Diungkapkan juga pada oleh Hakimi (2003), yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pelepasan plasenta antara lain paritas, umur, kelainan dari uterus, dan kesalahan managemen kala III. Multiparitas memiliki resiko tinggi, hal ini karena pada multiparitas uterus cenderung tidak efisien dalam semua kala persalinan, sehingga mempengaruhi kecepatan lepasnya plasenta.5 Faktor umur merupakan faktor penyulit atau salah satu faktor yang mempengaruhi prognosa persalinan, terutama pada wanita kelompok umur lebih dari 35 tahun, jika persalinan tidak normal maka kontraksi rahim juga tidak normal sehingga akan mempengaruhi proses pelepasan plasenta. Pada wanita yang bersalin pada usia produktif pada umumnya persalinan berlangsung seperti biasa atau normal.5 Kelainan dari uterus sendiri yaitu anomaly dari uterus atau cervik, kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus, kontraksi yang tertarik dari uterus serta pembentukan contriction ring, hal ini juga salah satu yang mempengaruhi lamanya pelepasan plasenta.5 Kelainan dari plasenta dan sifat perlekatan plasenta pada uterus, plasenta yang belum terlepas dari dinding rahim setelah bayi lahir disebabkan oleh plasenta yang tumbuh melekat lebih dalam pada desidua endometrium (miometrium) dalam bentuk plasenta adhesive, akreta, inkreta, perkreta.7 Kesalahan managemen kala III persalinan seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan plasenta menyebabkan kontriksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktu dapat menyebabkan servik kontraksi dan menahan plasenta serta pemberian anestesi yang melemahkan kontraksi uterus.6
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu bersalin tentang Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta Di BPS Sarwo Endah Kadipaten, Andong, Boyolali Januari – April Tahun 2011 dapat ditarik
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
19
simpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan lamanya pelepasan plasenta Hal ini berdasarkan hasil pengujian menggunakan analisis Chi Squere yaitu X2 hitung=12,198 > X2 tabel=3,841 (df=1, CI=95%), dengan C= 0,400 > 0,001. Paritas berhubungan dengan lamanya pelepasan plasenta pada semua persalinan baik menggunakan manajemen aktif kala III maupun tidak. Ibu primipara berpeluang plasentanya lepas 7 kali lebih cepat dibandingkan multipara. 2.
Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disarankan : a. Bagi ibu bersalin Kepada ibu bersalin diharapkan lebih kooperatif dalam proses persalinan, sehingga dapat membantu lancarnya proses persalinan. b. Bagi bidan Pada paritas multipara harus mendapatkan penanganan lebih lanjut pada semua proses persalinan khususnya penanganan kelahiran plasenta untuk mengurangi resiko perdarahan. Oxytosin kedua segera dimasukkan ulang jika 15 menit plasenta belum lahir. c. Bagi penelitian selanjutnya Dari hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap lama pelepasan plasenta.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Winkjosastro, H. Ilmu kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2002. Hal: 7-200
2.
Ajiecandra. Pengendalian Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) pada tahun 2011. http://ajiecandra.blogspot.com. Diakses tanggal 28 februari 2011 pukul 15.25 WIB. 2010
3.
Winkjosastro, H. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005.Hal: 8-18
4.
Akhyar, Y. Perdarahan Postpartum (Post Partum Hemorrhagic). http://belibis-a17.com. Diakses 28 februari 2011 pukul 16.00 WIB. 2008
5.
Hakimi. M. Ilmu kebidanan patologidan fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esensial Medika. 2003. Hal: 412-649
6.
Anonim.
perdarahan
pasca
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
persalinan. 20
http://www.scribd.com/doc/8649214/pendarahan -pasca-persalinan. Diakses tanggal 28 februari 2011 pukul 16.25 WIB. 2011 7.
Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. 2006. Hal: 36-39
8.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. Hal: 10-14
9.
Yono. hubungan paritas dengan retensio plasenta. http://www.yonokomputer.com/2011/02/hubungan-paritas-dengankejadian_25.html. diakses tanggal 28 februari 2011 pukul 17.05 WIB. 2011
10. Biran Effendi. Asuhan Persalinan Normal dan inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JPNKKR – POGI. 2008. Hal: 123-128 11. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. 2005. Hal: 70-81 12. Sugiyono. Statistik untuk penelitian. Jilid ke 2. Bandung: CV. Alfabeta. 2003. Hal: 42-45 13. Notoatmojo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 Hal: 70-74 14. Watik, A. Dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta. PT Raja grafindo persada. 2003. Hal: 50-53 15. Wahyuni, E. Hubungan Manajemen Aktif kala III dengan Lamanya Persalinan Kala III. http://www.scribd.com/doc/58795045/Hubunganmanajemen aktif kala III-Dengan-lamanya-Persalinan-kala III. Diakses tanggal 28 februari 2011 jam 15.15 Wib. 2011
Hubungan Paritas Dengan Lamanya Pelepasan Plasenta (G.Kostania dan D.Eka Purnamasari)
21