HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Psikologi
Oleh : ISNA NURWAHYUNI S 300120007
PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITA MUHAMMADYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister Sains Psikologi Kakhususan Psikologi Pendidikan
Oleh : ISNA NURWAHYUNI S 300120007
PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITA MUHAMMADYAH SURAKARTA 2015
i
Halaman Persetujuan
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA
Diajukan oleh : ISNA NURWAHYUNI S 300120007
Telah Disetujui dan Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Telah disetujui oleh :
Surakarta, 9 Januari 2015
Pembimbing Utama
Dr. Taufik Kasturi
ii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT AND PEERS INTERACTION WITH ACADEMIC PROCRASTINATION STUDENT’
Isna Nurwahyuni
This research aim to know the relationship between self concept and peers interaction of academic procrastination student’. The subjek in this study are the student’ in eight semesters or being a thesis at the Muhammadiyah Universitas Surakarta as much as 114 respondents. The hipothesis tested was there is a connection between self concept and peer interaction with academic procrastination. The technique of sampling use incidental sampling. Data collection is carried out by three scales, is the scale of the academic procrastination, the self concept and peer interaction. The statistical analysis used in this study were multipel linier regression analysis. Statistical analysis result obtained that there is a significant relationship between self concept and peer interaction with academic procrastination. The effective contribution of the self concept and peer interaction agains academic procrastination is 15%. The result of this research showed there was a significant relationship between self concept and peer interaction with academic procrastination. The conclusion of relationship self concept and peer interaction are negatif toward academic procrastination. That is, if self concept and peer interaction is higher, so academic procrastination student’ will go down. The implication of this research in the field of education is an academic procrastination can be reduced by improving the self concept and peer interaction. Self concept give a framework of thinking that determine how to process the information abaut yourself is good from a physical aspect, psychic aspect, sosial aspects, moral and family aspects, so that student’ have the self motivation, emotional stability and trust on the capability of self finishing academic assignments. In addition the high peer interaction as a function of the information source and motivation can give good influence for student’ in finishing academic assignments. Keywords: academic procrastination, self concept, peer interaction
iii
1
PENDAHULUAN Sumber
Daya
Manusia
terjadi dikalangan mahasiswa yang
(SDM) yang unggul dan berkualitas
umumnya ditandai dengan adanya
tidak cukup hanya menyelesaikan
penundaan untuk memulai maupun
pendidikan
menyelesaikan
sampai
pada
tingkat
tugas
akademik
menengah atas saja, tetapi idealnya
karena kesenjangan waktu antara
melanjutkan sampai tingkat yang
rencana dan kinerja aktual, serta
lebih tinggi yaitu perguruan tinggi
melakukan
(Rohmatun,
Mahasiswa
dianggap lebih menyenangkan dari
sebagai subjek yang menuntut ilmu
pada melakukan tugas akademik
di
yang seharusnya dikerjakan.
2013).
perguruan
perubahan untuk
tinggi
sosial
dan
selalu
menunjukkan
agen
dituntut
peranannya
aktivitas
lain
Kecenderungan
yang
untuk
menunda-nunda
dalam
memulai
dalam kehidupan masyarakat serta
menyelesaikan
tugas
secara
dituntut untuk mampu berprestasi
keseluruhan
dengan optimal.
aktivitas
Disisi lain mahasiswa sering
untuk
lain
melakukan
sehingga
kinerja
menjadi terhambat ini disebut juga
kali dihadapkan permasalahan baik
dengan
akademik maupun non akademik
Ferrari (2007) prokrastinasi dapat
yang dapat menyebabkan kurangnya
digambarkan
konsentrasi
sehingga
mahasiswa
tugas-tugas
yang
terhadap
Prokrastinasi.
sebagai
banyak
Menurut
penundaan
waktu
yang
seharusnya
terbuang dengan sia-sia. Tugas-tugas
diselesaikan dalam waktu tertentu
menjadi terbengkalai, bahkan bila
sehingga menimbulkan penundaan
diselesaikan hasilnya menjadi tidak
atau keterlambatan dalam menger-
maksimal.
jakan tugas akademik. contoh
dalam
hal
Sebagai
mengerjakan
Berdasarkan
survey
yang
dilakukan Solomon dan Rothblum
skripsi, mahasiswa yang menunda-
(1988),
nunda dalam mengerjakan skripsi ini
penundaan pengerjaan tugas dan 27,6
berdampak tertundanya kelulusan.
% pelajar melakukan penundaan
Fenomena
belajar
prokrastinasi
sering
46%
pelajar
sebelum
ujian.
melakukan
Siaputra
2
(2012) menyatakan, skripsi adalah
Berdasarkan tabel 1 menun-
salah satu tugas akademik yang
jukkan
menjadi
mahasiswa
sarana
penyelesaian semua
penundaan
studi,
sebab
mahasiswa
tidak mampu
menyelesaikan skripsi tepat waktu. Permasalahan
prokrastinasi
bahwa
belum
sebanyak
angkatan
lulus,
2007
51%
39% yang
mahasiswa
angkatan 2008 yang belum lulus dan 89% mahasiswa angkatan 2009 yang belum lulus.
akademik mahasiswa sering ditemui
Menurut Nugrasanti (2006)
di perguruan tinggi. Berdasarkan
lamanya masa studi yang harus
observasi
ditempuh mahasiswa dapat menjadi
awal
yang
dilakukan
dengan mengambil data dari Biro
indikasi
Administrasi Akademik Universitas
akademik mahasiswa. Burka dan
Muhammadiyah Surakarta (UMS) di
Yuen (2008) menyatakan terben-
Fakultas Psikologi tahun akademik
tuknya tingkah laku prokrastinasi
2012/1013 ditemukan bahwa
ada
dipengaruhi berbagai faktor, salah
beberapa mahasiswa yang belum
satunya yaitu konsep diri. Menurut
lulus tepat waktu atau melebihi
Sobur (2013) konsep diri adalah apa
standar kelulusan 8 semester. Data
yang terlintas dalam pikiran atau
mahasiswa semester delapan ke atas
gambaran diri ketika berfikir tentang
mulai dari angkatan 2007, 2008 dan
diri sendiri. Konsep diri merupakan
2009 tercantum pada tabel 1.
faktor
Tabel 1. Prosentase kelulusan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2012/2013
mempengaruhi
adanya
internal
prokrastinai
mahasiswa
yang
prokrastinasi
akademik Konsep diri
memberikan
kerangka acuan yang mempengaruhi
Tahun Angkatan
Jumlah Mahasiswa
Lulus
2007
200
122
61%
terhadap orang lain. Konsep diri
2008
205
102
49%
berpengaruh
2009
240
28
11%
berpikir, perasaan, keinginan, nilai
Persen
(Data diperoleh dari Biro Administrasi Akademik UMS)
manajemen diri terhadap situasi dan
terhadap
proses
maupun tujuan hidup seseorang. Tinggi
rendahnya
konsep
diri
3
mengacu pada cara menilai diri
diselesaikan pada waktu tertentu
sendiri
(Ferrary, 2007).
tentang
seberapa
besar
penghargaan terhadap diri sendiri.
Kebutuhan
agar
dapat
Individu dengan konsep diri
diterima oleh lingkungan bagi setiap
tinggi atau positif akan mampu
individu atau mahasiswa merupakan
menghargai dirinya dan melihat hal-
suatu hal yang sangat mutlak sebagai
hal positif yang dapat dilakukannya
makhluk
demi
permasalahan
keberhasilan
dan
prestasi.
sosial.
Berbagai
penyesuaian
sosial
Sebaliknya individu yang memiliki
akan muncul, diantaranya adalah
konsep diri rendah atau negatif
problematika
meyakini dan memandang bahwa
sebaya. Mahasiswa yang kurang
dirinya lemah, tidak dapat berbuat,
mampu
tidak
mengalami
kompeten,
menarik,
tidak
kehilangan
daya
hidup.
Individu
gagal,
tidak
disukai
dan
tarik akan
terhadap cenderung
penerimaan
menyesuaikan
teman menarik
diri
penolakan
sebaya
atau
terhadap
akan
diri
teman
cenderung
dari
lingkungan
sehingga mahasiswa tersebut kurang
bersikap pesimis terhadap kehidupan
dalam
dan kesempatan yang dihadapinya.
Penerimaan atau penolakan dalam
Kurangnya konsep diri mahasiswa
interaksi teman sebaya ini dapat
inilah yang menimbulkan rasa tidak
mempengaruhi
percaya diri terhadap kemampuan,
mahasiswa (Chairunnisa,2010)
keadaan fisik, maupun spikologis
interaksi
Menurut
teman
prestasi
sebaya.
akademik
Santrok
(2007)
sehingga menimbulkan rasa takut
teman sebaya merupakan salah satu
gagal
bentuk
dalam
mmelakukan
mengerjakan tugas,
atau
impulsif,
lingkungan
sosial
yang
mempunyai peranan penting bagi
perfeksionis, cenderung pasif dan
perkembangan
suka menunda. Rendahnya konsep
mahasiswa. Teman sebaya adalah
diri
kecen-
kelompok baru yang memiliki ciri,
terhadap
norma dan kebiasaan yang jauh
seharusnya
berbeda dengan apa yang ada di
ini
derungan tugas-tugas
berakibat
pada
prokrastinasi yang
kepribadian
lingkungan keluarganya. Interaksi
4
teman sebaya mempunyai pengaruh
motivasi
ektrinsik
yang
memicu
prokrastinasi
kuat
Disinilah
terhadap
perilaku.
seorang
mahasiswa
Sebagaimana
yang
dapat
akademik.
disebutkan
Santrok
dituntut untuk memiliki kemampuan
(2007) bahwa fungsi teman sebaya
dalam menyesuaikan diri dan dapat
sebagai sumber informasi tentang
dijadikan dasar dalam interaksi sosial
dunia dan sebagai perolehan umpan
sehingga dapat
balik
mengekspresikan
mengenai
perasaan, pikiran, memainkan peran
Kurangnya
dan mendapat pengakuan.
mahasiswa
Menurut
Papalia
dan
kemampuan.
konsep
diri
juga
pada dapat
mengakibatkan lemahnya tanggung
Feldman (2014) seseorang menda-
jawabnya
patkan keuntungan dari interaksi
lemahnya
teman
dapat
sehingga menimbulkan penundaan
mengembangkan ketrampilan yang
dalam menyelesaikan tugas sesuai
dibutuhkan dalam hubungan sosial
waktu yang telah diberikan (Ferrary,
dan intimasi serta mampu memupuk
2007). Dengan demikian penulis
rasa saling memiliki antar teman
menduga rendahnya konsep diri dan
sebaya. Selain itu interaksi teman
interaksi teman sebaya diindikasikan
sebaya dapat menjadi motivasi untuk
dapat
mencapai
akademik
sebaya,
serta
identitas. Chairunnisa
yaitu
memperoleh
Hasil
penelitian
(2010)
menyebutkan
bahwa penerimaan teman sebaya mempengaruhi
prestasi
terhadap
tugas
motivasi
menimbulkan
dan
instrinsik
prokrastinasi
mahasiswa
dalam
mengerjakan skripsi.
LANDASAN TEORI
akademik
Prokrastinasi
merupakan
mahasiswa sebesar 24.4%. Semakin
penundaan yang sering terjadi dalam
tinggi penerimaan kelompok teman
ranah akademik (Senecal & Vallerad,
sebaya maka semakin tinggi pula
1995).
prestasi akademik mahasiswa.
prokrastinasi didefinisikan sebagai
Rendahnya interaksi teman
prilaku
Menurut
penundaan
Ferrari
yang
(2007)
sis-sia
sebaya dapat menimbulkan kurang-
terhadap tugas yang melebihi batas
nya
waktu.
informasi-informasi
dan
Perilaku
spesifik,
yang
5
meliputi unsur penundaan baik untuk
sesuatu
memulai
kesenangan
suatu
maupun tugas
menyelesaikan
atau
aktivitas,
yang
Seseorang
mendatangkan bagi
yang
dirinya. menghadapi
menghasilkan akibat-akibat lain yang
tugas yang sulit, akan menilai
lebih jauh, misalnya keterlambatan
dirinya tidak mampu dan dengan
menyelesaikan
maupun
mudah beralih pada aktivitas
kegagalan dalam mengerjakan tugas,
yang mendatangkan kesenangan
hal ini berdampak pada keadaan
baginya, tanpa melihat akibat
emosional
dari penundaan yang dilakukan,
tugas
yang
tidak
menye-
nangkan, misalnya perasaan cemas,
contohnya
perasaan bersalah, marah, panik, dan
pada waktu belajar.
sebagainya.
Rachmana
menyatakan
ciri-ciri
(2002)
prokrastinasi
menonton
c. Perfeksionis
berarti
televisi
seseorang
melakukan prokrastinasi karena
akademik adalah:
ingin melengkapi tugas agar
a. Takut gagal (fear of failure)
sempurna.
merupakan
suatu
bentuk
d. Pasif
yaitu
keinginan
untuk
kekhawatiran individu terhadap
mencapai kesempurnaan dalam
sesuatu
yaitu
menyelesaikan tugas pada diri
kegagalan itu sendiri. Munculnya
prokrastinator seringkali tidak
gambaran akan kegagalan itu
diimbangi dengan usaha yang
membuat
nyata,
yang
buruk
individu
khawatir,
sehingga dari pada menghadapi kegagalan,
maka
individu
pada
akhirnya
bersikap pasif terhadap tugas itu. e. Menunda hingga melebihi batas
tersebut memilih untuk menunda
waktu.
Perilaku
penyelesaian tugas.
nampak
pada
b. Kurang
berhati-hati
ini
yang dengan berbagai alasan selalu
kurang
penyelesaian tugasnya.
menahan
keinginannya, tidak tahan dalam situasi
yang
cenderung
menekan lebih
sangat
prokrastinator,
(impulsiveness) berarti individu mampu
hanya
menunda-nunda
Perilaku
dalam
prokrastinasi
dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor
menyukai
antara lain: konsep diri, tanggung
6
jawab, keyakinan diri dan kecemasan
Menurut Berzonsky (1981) aspek
terhadap
konsep diri meliputi:
evaluasi
diberikan,
yang
akan
kesulitan
dalam
a. Aspek fisik, yaitu bagaimana
mengambil keputusan, pemberon-
penilaian
takan terhadap kontrol dari figur
segala
otoritas, kurangnya tuntutan dari
secara fisik yang dimilikinya
tugas dan standar yang terlalu tinggi
seperti tubuh, kesehatan, pakaian
mengenai
penampilan.
kemampuan
individu
(Burka dan Yuen, 2008). Menurut
individu
sesuatu
terhadap
yang
terlihat
b. Aspek sosial, yaitu bagaimana
Woolfolk
(2008)
peranan sosial yang diperankan
self concept generally refers to
individu
individuals knowledge and beliefs
antara individu dengan keluarga
about
dan individu dengan lingkungan.
themselves,
their
ideas,
feelings, attitudes and expectations.
c.
mencakup
hubungan
Aspek moral, merupakan nilai
Konsep diri umumnya mengacu pada
dan prinsip yang memberi arti
pengetahuan dan keyakinan individu
dan
tentang
individu dan memandang nilai
diri
sendiri,
ide-ide,
arah
dalam
perasaan, sikap dan harapan yang
etika
dimilik
kejujuran, tanggungjawab atas
individu.
Sobur
(2013)
moral
kehidupan
dirinya
menyatakan bahwa self concept is a
kegagalan
collection of perception of every
religiusitas serta perilaku.
aspect
of
your
bring,
yang
seperti
dialaminya,
your
d. Aspek psikis, meliputi pikiran,
appearance, physical and mental
perasaan dan sikap yang dimiliki
capabilities
individu terhadap dirinya sendiri.
vocational
potential,
size, strength and so forth. Konsep diri
diartikan
sebagai
kumpulan
e. Aspek
Keluarga,
aspek
mencerminkan perasaan berarti
persepsi setiap aspek yang ada pada
dan berharga
diri, penampilan, kemampuan fisik
sebagai anggota keluarga
dan
mental
kejuruan
potensial,
ukuran, kekuatan dan sebagainya.
ini
Hasil
dalam kapasitas
penelitian
Andreas
(2007) menyatakan bahwa konsep diri memilki hubungan signifikan
7
dan bernilai negatif dengan prokras-
yang berbeda untuk memahami satu
tinasi akademik. Prokrastinasi dapat
sama
dikatakan sebagai salah satu perilaku
pendapat.
yang
tidak
efisien
dalam
lainnya
dengan
bertukar
teman
sebaya
Interaksi
menggunakan waktu, dan adanya
mempunyai
kecenderungan untuk tidak segera
kehidupan seseorang, seperti yang
memulai
suatu
arti
penting
bagi
pekerjaan
ketika
diungkapkan Piaget dan Sullivan
menghadapi
suatu
tugas.
bahwa
Prokrastinasi
akademik
banyak
sebaya seseorang belajar tentang
berakibat negatif bagi mahasiswa.
timbal balik yang semetris. Selain itu
Karena
adanya
melakukan
penundaan,
melalui
interaksi
interaksi
teman
teman
sebaya,
banyak waktu terbuang dengan sia-
seeorang mempelajari prinsip-prinsip
sia. Tugas menjadi terbengkalai,
kejujuran dan keadilan serta dapat
bahkan bila diselesaikan hasilnya
mempelajari
menjadi tidak maksimal.
kepentingan-kepentingan perspektif
Selain
foktor
intern
secara
aktif
teman sebaya (Desmita, 2010)
prokrastinasi juga dipengarui pleh
Ender dan Newton (2000)
faktor ekstern yaitu teman sebaya.
menyatakan bahwa teman sebaya
Feldman (2007) menyatakan bawa
dapat menjadi sumber dukungan
teman sebaya merupakan tempat
sosial dan agen sosialisasi bagi
dimana
mendapatkan
mahasiswa, sehingga dengan adanya
sebagian besar dukungan sosial yang
interaksi teman sebaya mahasiswa
dibutuhkan.
memperoleh sumber informasi dan
seseorang
Menurut
Pierre
(2005)
referensi
sebaya
adalah
menyelesaikan
suatu
akademiknya.
Dengan
kelompok kecil dengan rata-rata usia
keterbukaan,
kerjasama
yang hampir sama atau sepadan.
frekuensi untuk saling berinteraksi
Masing-masing individu mempunyai
tukar
tingkatan kemampuan yang berbeda
dukungan
dan menggunakan beberapa cara
interaksi
interaksi hubungan
teman
individu
pada
serta
dukungan
untuk
tugas-tugas
informasi dapat teman
dan
adanya dan
memberi
meningkatkan sebaya
yang
8
berkualitas dan menurunkan tingkat
berbicara dalam hubungan yang
prokrastinasi akademik mahasiswa
erat
untuk tidak melakukan penundan
c. Frekuensi
dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini
kelompok
didukung dengan hasil penelitian
individu dalam bertemu dengan
Fatimah (2010) meyatakan bahwa
anggota kelompoknya dan saling
dukungan sosial interaksi teman
berbicara dalam hubungan yang
sebaya memiliki hubungan negatif
erat
signifikan dengan prokrastinasi pada mahasiswa skripsi.
dalam
Artinya
menyelesaikan semakin
individu yaitu
dalam Interaksi
Berdasarkan teori yang telah diuraian,
maka
hipotesis
dalam
tinggi
penelitian ini adalah Ada hubungan
dukungan sosial atau interaksi teman
konsep diri dan interaksi teman
sebaya maka akan semakin rendah
sebaya
prokrastinasi dan sebaliknya semakin
akademik. Artinya, semakin tinggi
rendah dukungan sosial maka akan
konsep diri dan interaksi teman
semakin tinggi prokrastinasi
sebaya, maka prokrastinasi akademik
Partowisastro (1983) meru-
dengan
prokrastinasi
semakin rendah. Hipotesis minornya
muskan aspek-aspek interaksi teman
yaitu:
sebaya sebagai berikut:
1. Ada hubungan negatif konsep
a. Keterbukaan
Individu
kelompok
yaitu
kehadiran
dalam
penerimaan
individu
dalam
diri
dengan
akademik. tinggi
prokrastinasi
Artinya,
konsep
diri,
semakin maka
kelompoknya atau keterbukaan
prokrastinasi akademik makin
individu
rendah.
terhadap
kelompok
untuk saling bersosialisasi. b. Kerjasama
individu
kelompok
yaitu
individu
dalam
kelompoknya
dalam
keterlibatan
dan
2. Ada hubungan negatif interaksi teman
sebaya
dengan
kegiatan
prokrastinasi akademik. Artinya,
mau
semakin tinggi interaksi teman
memberikan ide bagi kemajuan
sebaya,
kelompoknya
akademik makin rendah
serta
saling
maka
prokrastinasi
9
independennya yaitu konsep diri dan
METODE PENELITIAN Variabel
dependen
dalam
interaksi
teman
sebaya.
Sampel
penelitian ini adalah prokrastinasi
dalam penelitian ini berjumlah 114
akademik,
responden diambil dari mahasiswa
sedangkan
Fakultas
Psikologi
variabel Universitas
Muhammadiya Surakarta.
skala
interaksi
Analisis
Teknik pengambilan sam-
data
bantuan
teman
sebaya.
dilakukan
program
dengan
Statistical
pel dalam penelitian ini mengguna-
Packages for Social Science (SPSS)
kan insidental. Sampling insidental
Versi 17.0.
merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
HASIL PENELITIAN
saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan
peneliti,
bila
Karakteristik responden
pada
demografi penelitian
ini
dipandang orang yang kebetulan
dibedakan menurut jenis kelamin dan
ditemui itu cocok sebagai sumber
tahun angkatan. Jumlah responden
data
sampel.
perempuan lebih banyak yaitu 6:5
diperoleh
dari jumlah keseluruhan sebanyak
digunakan
Kriteria
sebagai
sampel
diharapkan
yang
benar-benar
sesuai
114
reponden.
Terdapat
dengan penelitian tentang “hubungan
responden
konsep diri dan interaksi teman
responden perempuan.
sebaya
terhadap
prokrastinasi dari
yaitu
responden
yang
sedang
dan
54%
Berdasarkan tahun angkatan
akademik mahasiswa” kriterianya mahasiswa
laki-laki
46%
114
responden tahun
2009
2010
menempuh skripsi dan atau lebih dari
sebesar
semester 8.
20,18%, 2008 sebesar 7,02%, 2007
Penelitian ini menggunakan
64,91%,
angkatan
jumlah
sebesar
sebesar 5,26% dan tahun angkatan
metode pengumpulan data dengan
2006
kuesioner,
instrumen
analisis data dengan menggunakan
dalam penelitian ini menggunakan 3
SPSS Versi 17.0 dapat dirangkum
skala,
pada tabel 2.
sedangkan
yaitu;
skala
prokrastinasi
akademik, skala konsep diri dan
sebesar
2,63%.Berdasarkan
10
Tabel.2. Rangkuman Hasil Analisis Data. Analisis Hasil Anareg
Sumbangan efektif
Variabel Prokrastinasi akademik dengan konsep diri dan interaksi teman sebaya.
Nilai Koefisien R=0,388 (p=0.000;p<0,01) R2 =0,150 (15 %)
Konsep diri dengan prokrastinasi akademik
Koofisien rx1y= -0,335 (p=0,000; p<0,01)
Interaksi teman sebaya dengan prokrastinasi akademik X1 dan Y X2 dan Y
Koofisien rx2y= -0,344 (p=0,000; p<0,01)
Ada korelasi negatif signifikan
SE X1 = 7.35% SE X2 = 7.65%
Sumbangan efektif total 15% Kategori sedang
Kategorisasi X1
Interpretasi Ada korelasi signifikan
Ada korelasi negatif signifikan
Rerata Empirik = 89.4825 Rerata Hipotetik = 95
Rerata Empirik = 135.7632 Rerata Hipotetik = 112.5 Kategori tinggi
X2 Y
Rerata Empirik = 69.9649 Rerata Hipotetik = 57.5
Kategori tinggi
Hasil analisis antara konsep
pada mahasiswa. Dan hasil analisis
diri dengan prokrastinasi akademik
hubungan interaksi teman sebaya
yaitu
negatif
dengan prokrastinasi akademik yaitu
signifikan antara konsep diri dengan
ada hubungan negatif signifikan
prokrastinasi akademik. Makin tinggi
antara interaksi teman sebaya dengan
konsep diri mahasiswa, maka makin
prokrastinasi akademik. Makin tinggi
rendah prokrastinasi akademik pada
interaksi teman sebaya, maka makin
mahasiswa. Dengan demikian, upaya
rendah prokrastinasi akademik pada
peningkatan
mahasiswa.
ada
hubungan
konsep
diri
dapat
mengurangi prokrastinasi akademik
Peningkatan
interaksi
teman sebaya dapat mengurangi
11
prokrastinasi
akademik
pada
teman sebaya, maka semakin
mahasiswa.
rendah prokrastinasi akademik.
Sumbangan variabel
efektif
konsep
diri
dari tersebut
menunjukkan
prokrastinasi akademik adalah 7.35%
hipotesis
yang
sedangkan
hubungan antara konsep diri dengan
sumbangan
terhadap
Berdasarkan hasil analisis
efektif
interaksi teman sebaya terhadap prokrastinasi
akademik
bahwa “ada
berbunyi
prokrastinasi akademik” diterima.
adalah
Hasil penelitian ini sejalan
sebesar 7.65%. Jadi total sumbangan
dengan penelitian terdahulu Ferari
efektif dari variabel konsep diri dan
(2007) menunjukkan bahwa konsep
interaksi teman sebaya terhadap
diri
prokrastinasi
prokrastinasi
akademik
adalah
sebesar 15%.
mahasiswa
mempengaruhi
akademiknya
dalam
menyelesaikan tugas. Konsep diri mempunyai
nilai
rerata
empirik
sebesar 135.7632 dan rerata hipotetik
PEMBAHASAN Hasil analisis data penelitian
sebesar
112,5
serta
sumbangan
menunjukkan:
efektif sebesar 7.35 %. Konsep diri
1. Ada hubungan antara konsep diri
subjek penelitian tergolong kategori
dan
interaksi
teman
sebaya
dengan prokrastinasi akademik. 2. Ada hubungan negatif signifikan antara
konsep
memilki dalam
artinya
subjek
karakteristik aspek-aspek
penelitian yang
ada
konsep
diri,
dengan
antara lain : (1) Aspek Fisik, subjek
prokrastinasi akademik. Artinya
memiliki penilaian positif terhadap
semakin
konsep
segala sesuatu yang dimiliki seperti
semakin
tubuh, penampilan dan kesehatan. (2)
mahasiswa,
diri
tinggi,
tinggi maka
rendah prokrastinasi akademik
Aspek
sosial,
subjek
mampu
pada mahasiswa.
menjalin hubungan sosial drngan
3. Ada hubungan negatif signifikan
lingkungan. (3) Aspek moral, subjek
antara interaksi teman sebaya
memiliki nilai-nilai etika moral yang
dengan prokrastinasi akademik.
baik seperti kejujuran, tanggung
Artinya semakin tinggi interaksi
jawab, religiusitas dan perilaku. (4)
12
Aspek
psikis,
subjek
memilki
termasuk
motivasi,
keadaan
penilaian yang baik terhadap pikiran,
emosional, kemampuan, evaluasi diri
perasaan dan sikap terhadap diri
dan banyak hal lainnya. Dengan
sendiri. (5) Aspek keluarga, subjek
demikian konsep diri sangat penting
memiliki
bagi
perasaan
berarti
dan
beharga dalam kapasitas eluarganya. Konsep diri tidak muncul
seseorang
sini
dapat
dikatakan
rendahnya
melainkan
menghambat
berdasarkan
menuju
kesuksesan atau keberhasilan. Dari
begitu saja pada diri seseorang terbentuk
untuk
konsep
bahwa
diri
seseorang
akan untuk
persepsi tentang sikap orang lain
mewujudkan harapannya. Konsep
terhadap dirinya. Menurut Sobur
diri
(2013) konsep diri pada dasarnya
mahasiswa kurang percaya diri, ragu,
terdiri atas beberapa tahapan, antara
rendah diri, kurang bertanggung
lain;
jawab dan gejala psikis lainnya yang
1. Konsep diri primer, yaitu konsep
menghambat
yang
terbentuk
atas
dasar
yang
rendah
membuat
seseorang
untuk
melakukan sesuatu.
pengalaman terhadap lingkungan
Sadhwani (2012) menyatakan
terdekat, yaitu lingkungan rumah
bahwa konsep diri adalah atribut
sendiri.
penting
2. Konsep
diri
sekunder
yaitu
dari
memprediksikan
pemahaman
dan
prilaku,
serta
terbentuk dari lingkungan diluar
merupakan
keluarga, pengalaman didalam
terhadap
menjalani
aspek
seseorang merasa nyaman dengan
kehidupan. Konsep diri skunder
dirinya sendiri dalam hal apapun,
ini
baik penampilan fisik, cinta, prestasi,
sangat
berbagai
dipengaruhi
oleh
konsep diri primer.
konsep
sendiri.
Ketika
merasa lebih ceria, energik, toleran,
memberikan
pemaaf dan peduli. Sebaliknya, jika
sebuah kerangka berfikir yang dapat
seseorang melihat dirinya rendah,
menentukan bagaimana mengolah
maka akan cenderung merasa rendah
informasi
diri
diri
seseorang
status ekonomi, maka seseorang akan
Menurut Baron dan Byrne (2004)
gambaran
tentang
diri
sendiri,
13
diri, bersalah dan merasa tidak aman
empirik sebesar 89.4825, dan rerata
atau minder
hipotetik sebesar 95. Artinya subjek
Hasil analisis korelasi antara
dalam penelitian ini tidak terlalu
konsep diri dengan prokrastinasi
sering menunda mengerjakan tugas
akademik
akademiknya,
dalam
penelitian
ini
waktu
yang
menunjukkan nilai rx1y sebesar -
direncanakan dengan pelaksanaan
0,335; p=0,000 (p<0,05). Hubungan
tugasnya tidak begitu lama jaraknya,
tersebut bersifat negatif signifikan.
dan subjek hanya kadang-kadang
Artinya, semakin tinggi konsep diri,
melakukan aktivitas lain yang lebih
maka prokrastinasi akademik pada
menyenangkan
mahasiswa
semakin
mengerjakan
Tingginya
konsep
mahasiswa
mampu
menurun. diri
daripada tugas
akademiknya.
ini,
Interaksi teman sebaya memberikan
bertanggung
andil dalam mengatasi hambatan-
jawab dan yakin akan kemampuan
hambatan
diri
mengerjakan tugas akademik atau
sehingga
termotivasi
untuk
segera mengerjakan tugas akademik
mahasiswa
dalam
skripsi.
dan tidak menunda-nunda. Desmita
Variabel
teman
(2010) menyatakan bahwa konsep
sebaya
diri mempengaruhi prilaku peserta
mempunyai
didik dan memiliki hubungan yang
sebesar 69.9649 dan rerata hipotetik
sangat
sebesar 57,5 dengan sumbangan
menentukan
proses
dalam
interaksi
nilai
rerata
empirik
efektif
Peserta
mengalami
Interaksi teman sebaya pada subjek
permasalan disekolah pada umumnya
penelitian tergolong kategori tinggi.
menunjukkan tingkat konsep diri
Dalam
yang rendah.
sebayanya, mahasiswa akan banyak
yang
Prokrastinasi akademik pada subjek
penelitian
ini
tergolong
proses
7,65%.
ini
pendidikan serta prestasi belajar. didik
sebesar
penelitian
interaksi
Artinya,
teman
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, dalam banyak situasi,
sedang. Hal ini ditunjukkan dari hasil
interaksi
teman
analisis bahwa variabel prokrastinasi
“ladang latihan” (training grounds)
akademik mempunyai nilai rerata
bagi
hubungan
sebaya
sebagai
interpersonal,
14
menyiapkan individu mempelajari
perkuliahan dan
tentang hubungan timbal balik dan
suatu hal.
kedekatan
(intimacy).
Andarini
persepsi terhadap
Hasil
penelitan
ini
(2013) menyatakan bahwa dukungan
menunjukan adanya hubungan yang
sosial
signifikan antara konsep diri dan
memberikan
perasaan
”berguna” pada diri individu, karena
interaksi
individu merasa dirinya dicintai dan
prokrastinasi akademik mahasiswa.
diterima.
Artinya, variabel konsep diri dan
Hasil analisis korelasi antara interaksi
teman
sebaya
dengan
interaksi
teman
sebaya
teman
dijadikan
dengan
sebaya
dapat
prediktor
untuk
prokrastinasi akademik menunjukkan
memprediksi
nilai sebesar rx1y sebesar -0,344;
prokrastinasi
p=0,000 (p<0,05). Hubungan bersifat
koefisien determinasi didapat nilai
negatif signifikan. Artinya, semakin
R2 = 0,150 atau memilki sumbangan
tinggi interaksi teman sebaya, maka
efektif sebesar 15%), sedangkan
prokrastinasi
pada
sisanya (85%) dapat dipengaruhi
mahasiswa semakin menurun. Hasil
oleh variable lain diluar konsep diri
penelitian ini sama dengan hasil
dan interaksi teman sebaya.
akademik
kecenderungan akademik
dengan
penelitian Andriani (2013) yang menunjukkan bahwa dukungan sosial
KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki hubungan negatif yang
Berdasarkan
hasil
analisis
signifikan
dengan
prokrastinasi
data dan pembahasan dari penelitian
akademik.
Menurut
Chairunnisa
ini, maka dapat disimpulkan bahwa
(2010)
Interaksi
sebaya
hipotesis
mayor
merupakan faktor non intelektual
diterima.
Ada
yang
signifikan antara konsep diri dan
cukup
terhadap
teman
besar
pengaruhnya
pencapaian
prestasi
interaksi
teman
yang
diajukan
hubungan
sebaya
yang
dengan
mahasiswa, karena interaksi teman
prokrastinasi akademik mahasiswa.
sebaya akan mempengaruhi tingkah
Semakin tinggi konsep diri dan
laku, keterlibatan dalam kegiatan
interaksi teman sebaya, maka makin rendah
prokrastinasi
akademik
15
mahasiswa. Hal ini berarti konsep
Sumbangan
efektif
diri dan interaksi teman sebaya
variabel
secara
prokrastinasi akademik adalah 7.35%
bersama-sama
prediktor
bagi
menjadi
prokrastinasi
akademik.
konsep
sedangkan
diri
dari
terhadap
sumbangan
efektif
interaksi teman sebaya terhadap
Hipotesis
minor
pertama
prokrastinasi
akademik
adalah
yang diajukan dalam penelitian ini
sebesar 7.65%. Jadi total sumbangan
diterima,
hubungan
efektif dari variabel konsep diri dan
negatif signifikan antara konsep diri
interaksi teman sebaya terhadap
dengan
prokrastinasi
bahwa
ada
prokrastinasi
Semakin
tinggi
akademik. diri
sebesar 15%.
mahasiswa, maka semakin rendah
Hasil
prokrastinasi
konsep
akademik
akademik
pada
diharapkan
adalah
penelitian mampu
memberikan
mahasiswa. Dengan demikian, upaya
kontribusi
peningkatan
dapat
universitas. Mahasiswa diharapkan
mengurangi prokrastinasi akademik
memiliki konsep diri dan interaksi
pada mahasiswa.
teman sebaya yang positif agar
konsep
diri
Hipotesis minor kedua yang
bagi
ini
mahasiswa
dan
mengurangi prokrastinasi akademik
diajukan dalam penelitian ini juga
sehingga
diterima, bahwa hubungan negatif
tugas-tugas akademik secara tepat
signifikan antara interaksi teman
waktu. Berbekal konsep diri positif
sebaya
prokrastinasi
inilah mahasiswa mampu memiliki
akademik. Semakin tinggi interaksi
keyakinan terhadap kemampuan diri
teman sebaya, maka makin rendah
dan memiliki rasa tanggung jawab
prokrastinasi
untuk
mahasiswa.
dengan
akademik Peningkatan
pada
mampu
menyelesaikan
menyelesaikan
tugas-tugas
interaksi
akademik. Interaksi teman sebaya
teman sebaya sebagai fungsi sumber
dapat dipertahankan dengan cara
informasi dan kerja sama dapat
bersikap terbuka dan mampu bekerja
mengurangi prokrastinasi akademik
sama dengan sesama teman serta
pada mahasiswa.
saling
memberi
informasi
dan
motivasi dalam menyelesaikan tugas
16
sehingga tidak terjadi kecenderungan prokrastinasi akademik. Universitas diharapkan dapat membangun antusiasme mahasiswa dalam menyelesaikan tugas dan lebih dapat berperan aktif mengurangi kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa dengan cara
Al-Atiyyah, A. (2010). Academic Procrastination and Its Relation to Motivation and Self-Efficacy: The Case Of Qatari Primary School Student. Academic Journal, International Journal of learning, 17 (8), 173-186. Ali,
M dan Asrori,M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
mengevaluasi dan mengembangkan setiap kebijakan dan aturan-aturan yang ada untuk menekan tingkat prokrastinasi
akademik
dalam
menyelesaikan skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Agustiani. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri & penyesuaian diri pada remaja. Jakarta: Grasindo. Andarini, S.R & Fatma. (2013). Hubungan antara distress dan dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dalam menyusun skripsi. Talenta Psikologi, 11(2), 159-179. Andreas, PP. (2007). Hubungan konsep diri akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. (Skripsi tidak dipublikasikan) Universitas Indonesia.
Anggraeni, P.D. (2007). Prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Depok: Universitas Gunadarma. Arikunto,S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asrori,
A . (2009). Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian sosial pada siswa kelas VII Program Akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. (Skripsi tidak dipublikasikan). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, A. R., Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jilid 1. (terjemahan Ratna Djuwita, dkk). Jakarta: Erlangga.
17
Berzonky, M.D. 1981, Adolescent Development. New york: Mac Milan Publising. Co inc.
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Cetakan ke2. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Burka, J.B. & Yuen, L.M. (2008). Procrastination: Why you do it and what to do about it Now. USA : Perseus Book Group.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
Burns, RB. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta: Penerbit Arcan.
De Roma. (2003). Procrastination and Student Performance on Immediate and Delayed Quizzes. Journal of Education, Fall (58-70). Djing,
Chairunnisa. (2010). Hubungan Antara Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8(2), 105-118. Chaplin, J.S. (2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Clemes,
H., Bean, R. (2001). Membangkitkan Harga Diri Anak. Alih bahasa: Anton Adiwiyoto. Jakarta: Mitra Utama.
Devina. (2012). “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi. (Skripsi tidak dipublikasikan)Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
S.T. (2006). Apakah Prokrastinasi Menurunkan Prestasi? Sebuah MetaAnalisis. Anima, Indonesian Psychological Journal. 22(2), 17-25.
Ender, S.C & Newton, F.B (2000). Student Helping Student ; a guide for peer educators on college campuses. California: Jossey-Bass, Inc. Fatimah, FN. (2010). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi. (Skripsi tidak dipublikasikan) Universitas Guna Dharma. Ferrari, J.R., & Scher, S.J. (2000). Toward and understanding of academic and non academic tasks procrastinated by students. The Use of Dailiy Logs. Psychology in the schools, 37(4), 359-366.
18
Ferrari, J.R., & Fransisco J. (2007). Perceptions of Self-Concept and Self Presentation by Procrastinators: Further Evidence. The Spanish Journal of Psychology, 10(1), 91–96. Freidman, H.S, Schustack, M. W. (2008). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. (ed.3). Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga. Gafni, R.& Geri, N. (2010). Time Management : Procrastination Tendency in Individual and Collaborative Tasks. Interdisiplinary Journal of Information, Knowlage and Managemen, 5, 115-125. Gerungan, W.A. (2003). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco. Hadi.S, (2000). Metodologi Research Jilid1. Yogyakarta: Andi Offset. Handayani, S.W.R. (2012). Konsep Diri, Stres, dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Universitas Wisnu Wardana Malang. Jurnal Psikologi Indonesia.1(2), 114-121. Hayyinah, (2004). Religius dan prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika, No.17 Th.IX Januari 2014.
Hurlock,E. (2006). Perkembangan. Erlangga.
Psikologi Jakarta;
Hurlock,E. (2012). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi lima. Jakarta: Erlangga. LaForge, M. (2008). Applying explanatory style to academic procrastination. Journal of Clemson University, 16 (2), 418-529. Maria, U. (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri teradap Kecenderungan Kenakalan Remaja, (Tesis tidak dipublikasikan), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Nugrasanti, R. (2006). Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Journal Provitae, 2(1), 2533. Nurhasanah. (2012). hubungan antara kohesifitas peer group dengan prestasi belajar pada mahasiswa (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma. Papalia,
D.E., Olds, S.E., & Feldman, R.D. (2007). Human development (ed.10). New York: McGraw-Hill.
Papalia,
D.E., Olds, S.E., & Feldman, R.D. (2014).
19
Menyelami Perkembangan Manusia (ed.12). Salemba Humanika: Jakarta. Partowisastro, K. (1983). Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Pierre, F. (2005). Peer Interaction in The Haitian Public School Context. Thesis. Rachmana. R.S. (2002). Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Psikodimensia. 2(3), 132137. Reynolds, K. Desember (2012). Factor Influence SelfConcept. Diunduh dari https://prezi.com/ixxsjf5fyx1 6/factors-influencing-selfconcept/ 1 Desember 2014. Rahmawati, D.A. (2011). Hubungan Antara Konsep Diri Akademik dan Dukungan Sosial Teman dengan Prokrastinasi Akademik Penulisan Skripsi pada Mahasiswa. (Tesis tidak dipublikasikan) Universitas Gajah Mada, Yogjakarta. Rohmatun, (2013). Hubungan Self Efficacy dan Pola Asuh Otoriter dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. (Tesis tidak dipublikasikan). Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari
Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(2), 37-48. Sadhwani. (2012). Effect of SelfConcept on Adolescent Depression. Journal of Psychosocial Research 7(1), 147-152. Santrock, J W. (2007). Adolescence. Perkembangan Remaja. (ed.6) (alih bahasa : Shinto B, Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarwono,S & Meinarno,E. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Senecal,C, Koestner,R & Vallerand,RJ. (1995). SelfRegulation and Academic Procrastination, Journal Of Social Psychology, 135(5), 607-619. Seo, E.H. (2008). Self-Efficacy as a Mediator In The Relationship between SelfOriented Perfectionism and Academic Procrastination. Journal International Social Behavior and Personality, 36(6), 753-763. Siaputra, I.P, (2012). Akselerasi Penyelesaian Skripsi. Dalam Prawitasari, J.E. Psikologi Terapan Melintas Batas
20
Disiplin Ilmu. Erlangga.
Jakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Yogjakarta.
Slamet Santoso. (2004). Dinamika Kelompok Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif.Bandung: Alfabeta.
Slavin, R.E. (2004). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks. Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali.
Taylor, S. (2006). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Predana Media. Tondok, Ristyadi & Kartika. (2008). Prokrastinasi akademik dan niat membeli skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal, 24(1), 76-87.
Steel, P. (2005). The Nature of Procrastination: A MetaAnalytic and Theoretical Review of Self-Regulatory Failure. Canada: University of Calgary, 12 (8), 117-121.
Walgito, B. (2008). Psikologi Keompok. Yogyakarta: Andi.
Sugiarto. (2012). Pengaruh Konsep Diri dan Efikasi Diri terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. (Tesis tidak dipublikasikan).
Woolfolk, A. (2008). Educational Psychology. United States of America: Pearson Education, inc.
Wirawan, S. (2001). Sosial. Jakarta:Rajawali.
Psikologi