ISSN : 2443—1141
PENELITIAN
Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik dan Tindakan PSN Masyarakat Dengan Container Index Jentik Ae. aegypti di Wilayah Buffer Bandara Temindung Samarinda Andi Anwar1*, Ade Rahmat2 Abstract The high dengue cases in Indonesia is very closely linked to environmental conditions. There are still many people who do not understand the environmental conditions that can lead to the spread of dengue disease. Environmental conditions are conditions that could affect the development of larvae of Aedes aegypti. Breeding and resting places of dengue vectors such as containers containing water, humidity, lighting and air temperature can be a big threat for the spread of dengue disease. In addition to the environmental conditions, actions / practices mosquito nest eradication (PSN) community is still very necessary in the note to prevent dengue disease. The working area Temindung dengue cases in the Village of service in 2012 there were 5 cases of dengue fever patients, and increased cases in the year 2013 as many as 6 cases. This study aims to determine the relationship Knowing the physical environment and the actions PSN community with Container Index (CI) Aedes aegypti in the buffer area Temindung Samarinda in 2014. This type of research is analytic survey method with cross sectional approach. Samples are 112 respondents by observation, observation and measurement. The results showed no relationship between the humidity of the Container Index with sig value of 0.001 (sig> α), there is a relationship between the lighting of the Container Index with sig value of 0.001 (sig <α), There is a relationship between air temperature of the Container Index with sig 0,001 (sig <α), and there is a relationship between the PSN to the Container Index (CI) with a value of 0.001 ρ (ρ value <α). Based on the results of this study are expected to provide input into PSN and abatisasi program so as to minimize the Flick Ae. aegypti in the region Buffer Temindung Samarinda. Keywords : Container Index, Physical Environment, PSN Pendahuluan
yang bisa mempengaruhi perkembangan jentik nya-
Tingginya kasus DBD di Indonesia sangat
muk Aedes aegypti. Tempat perkembangbiakan dan
berkaitan erat dengan kondisi lingkungan. Masih
peristirahatan vektor DBD seperti kontainer yang
banyak masyarakat yang belum paham dengan kon-
berisi air, kelembapan, pencahayaan dan suhu
disi lingkungan yang bisa memicu penyebaran pen-
udara bisa menjadi ancaman yang besar bagi
yakit DBD. Kondisi lingkungan merupakan kondisi
penyebaran penyakit DBD. Selain kondisi lingkungan, tindakan/praktek pemberantasan sarang
* Korespondensi :
[email protected] 1,2 Bagian Kesehatan Lingkungan Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
nyamuk (PSN) masyarakat juga menjadi suatu hal yang masih sangat perlu di perhatikan dalam mencegah penyakit DBD.
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
117
HIG IEN E
Dalam penelitian Novitasari (2014) di Ke-
DBD di Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai
lurahan Sendangguwo Kota Semarang menujukkan
Pinang Samarinda yang merupkan Wilayah Kerja
adanya hubungan yang signifikan antara tindakan
Puskesmas Remaja menujukkan peningkatan kasus
PSN masyarakat dengan keberadaan jentik Aedes
setiap tahunya. Adapun kasus DBD di Kelurahan
aegypti dengan hasil p value 0,025 < 0,05.
Bandara tahun 2012 terdapat 5 kasus penderita
Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian sebe-
DBD, dan mengalami peningkatan kasus di tahun
lumnya yang dilakukan Nugraha (2010) yang me-
2013 sebanyak 6 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi
nyebutkan bahwa adanya hubungan bermakna
Kaltim, 2013).
antara praktek PSN dengan keberadaan jentik pen-
Berdasarkan latar belakang di atas maka
ular DBD di wilayah kerja Puskesmas Kuta Utara
perlu dilakukan penelitian tentang hubungan ling-
dengan nilai p value = 0,0001.
kungan fisik dan tindakan PSN masyarakat dengan
Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi dengan kasus DBD tinggi di Indonesia.
Container Index (CI) jentik Aedes aegypti di wilayah buffer Bandara Temindung Samarinda tahun 2014.
Jumlah kasus DBD di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2011 sebanyak 1.416 kasus dengan kasus
Metode Penelitian
meninggal sebanyak 13 kasus (CFR = 0,92%) dan IR
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei
38,41 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2012).
analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu
Jumlah kabupaten/kota di Provinsi Kaliman-
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
tan Timur sebanyak 14 Kabupaten/Kota dan se-
antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
luruh Kab/Kota terjangkit penyakit DBD. Jumlah
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
Kab/Kota yang terjangkit penyakit DBD dari tahun
sekaligus pada suatu saat (point time approach)
2008 s.d 2011 fluktuatif. Tahun 2008 sebanyak 14
(Notoatmodjo, 2012).Waktu penelitian dimulai
Kab/Kota, tahun 2009 sebanyak 13 kab/Kota, 2010
sejak bulan September hingga Nopember tahun
sebanyak 14 kab/Kota dan tahun 2011 sebanyak 14
2014. Lokasi pada penelitian ini dilaksanakan di
Kab/Kota. Incidence rate (IR) DBD Provinsi Kaltim
wilayah buffer Bandara Temindung Samarinda.
tahun 2011 sebesar 76,7% (Dinas Kesehatan
Dalam penelitian ini besar sampel adalah 112
Provinsi Kaltim, 2012).
responden.
Hasil perhitungan indeks jentik di wilayah
Variabel
terikat
penelitian ini adalah
(dependen)
dari
Container Index (CI) dan
buffer Bandara Temindung Samarinda untuk bulan
variabel bebas (independen) adalah kelembapan
januari 2014 adalah CI (22,6%), HI (35,5%), dan
udara, pencahayaan, suhu udara dan tindakan PSN
mengalami penurunan pada bulan februari 2014
masyarakat. Uji statistik yang digunakan dalam
dengan nilai CI (19,1%), HI (32%), dan dan kembali
penelitian ini adalah uji
mengalami peningkatan pada bulan maret tahun
mengetahui nilai sig dan ρvalue antara dua
2014 dengan nilai CI (40,3%), HI (44,4%). (Kantor
variabel. Bila nilai sig dan ρvalue< nilai α (0,05)
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda, 2014)
maka ada hubungan yang signifikan antara variabel
Selain tingginya indeks jentik, data kasus
Spearman Rank untuk
bebas dan variabel terikat.
Hasil Tabel 1. Hubungan antara Kelembapan Udara dengan Container Index (CI) di Wilayah Buffer Bandara Temindung Samarinda
Kelembapan Udara
r ρ n
Container Index (CI) 0,638 0,001 112
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Buffer Bandara Temindung Samarinda dengan uji alternatif menggunakan analisis korelasi Rank spearman menunjukkan adanya hubungan antara kelembapan udara dengan container Index yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan sebesar 0,638 yang artinya kekuatan hubungan yang kuat. Hubungan yang kuat antara kelembapan dengan container index yaitu jika kelembapan ruangan tempat container berada tinggi maka container index tinggi juga. Demikian juga sebaliknya jika kelembapan rendah maka container index rendah juga. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Buffer Bandara Temindung Samarinda dengan uji alternatif menggunakan analisis korelasi
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
119
HIG IEN E
(2014) pada Kelurahan Sendangguwo Semarang
yang bermakna antara pencahayaan ruangan
yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
dengan kejadian DBD (ρ=0,013) dimana Salawati
yang
dengan
(2010) menyatakan bahwa intensitas cahaya meru-
keberadaan jentik nyamuk penular DBD dengan
pakan faktor terbesar yang mempengaruhi aktifitas
nilai ρ value = 0,001, namun yang membedakan
terbang nyamuk dan cahaya yang rendah merupa-
dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat
kan kondisi yang baik bagi nyamuk. Selain itu
dan situasi yang berbeda. Sehingga dapat disim-
penelitian serupa yang dilakukan oleh Nugroho
pukan bahwa kelembapan berhubungan dengan
(2010) yang melakukan penelitian di wilayah Pusk-
keberdaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Wilayah
esmas Pandanaran, Karangayu dan Bandarharjo
Bandara Temindung Samarinda. Hal ini terjadi kare-
Kota Semarang juga menunjukkan adanya hub-
na kondisi yang didapatkan di lapangan yaitu re-
ungan yang bermakna antara intensitas pencaha-
sponden memiliki rumah yang sangat berdekatan
yaan alam kurang 50 lux dengan infeksi dengue
antara rumah yang satu dengan yang lainya sehing-
(ρ=0,029).
signifikan
antara
kelembapan
ga sinar matahari yang masuk ke dalam rumah ku-
Penelitian lainnya dilakukan oleh Sholihah
rang, yang menyebabkan kelembapan tinggi dan
(2014) tentang pengaruh kondisi sanitasi ling-
potensial menjadi tempat perkembangbiakan jentik
kungan terhadap kejadian DBD di Kelurahan Lontar
nyamuk Aedes aegypti.
Kecamatan Sambikereb Kota Surabaya di ketahui
Uji
alternatif
kolerasi
Rank
spearman
bahwa antara pencahayaan dengan jentik DBD di
didapatkan hubungan antara pencahayaan dengan
Kelurahan Lontar memiliki pengaruh yang signifikan
Container Index dengan ρ<α yaitu sebesar 0,001.
dengan hasil p < a (0,05 < 0,05), Ada hubungan an-
Hasil uji diperoleh korelasi yang menunjukkan ting-
tara pencahayaan dengan jentik DBD di Kelurahan
kat keeratan hubungan sebesar 0,690 dan hal ter-
Lontar.
sebut menunjukkan kekuatan hubungan yang kuat.
penelitian ini adalah terletak pada tempat dan
Hubungan yang kuat antara pencahayaan dengan
situasi yang berbeda. Dari penelitian yang dil-
container index tersebut diartikan jika pencahayaan
akukan dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya
ruangan tempat container berada sesuai dengan
yang kurang pada lokasi penelitian merupakan sa-
perkembangan jentik nyamuk Ae. aegypti di dalam
lah
rumah maka container index tinggi juga. Demikian
mempengaruhi tingginya index jentik nyamuk Ae-
juga sebaliknya jika pencahayaan tidak sesuai
des aegypti di Wilayah Bandara Temindung Sa-
dengan perkembangan jentik nyamuk Ae. aegypti
marinda.
di dalam rumah maka container index rendah.
Namun
satu
yang
variabel
membedakan
lingkungan
fisik
dengan
yang
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji al-
Pada lokasi penelitian didapatkan kondisi
ternatif menggunakan analisis korelasi Rank spear-
rumah responden yang saling berdekatan sehingga
man didapatkan hubungan antara Suhu udara
menghalangi sinar/cahaya matahari masuk ke da-
dengan Container Index menunjukkan tingkat
lam rumah. Sebagaimana diketahui bahwa jentik
keeratan hubungan sebesar 0,517 menunjukkan
dari nyamuk Aedes aegypti dapat bertahan lebih
kekuatan hubungan yang sedang. Hubungan yang
baik di ruangan dalam kontainer yang gelap dan
sedang antara suhu udara dengan container index
menarik nyamuk betina untuk meletakkan telurnya.
yaitu jika suhu udara tempat container berada
Di dalam kontainer yang beritensitas cahaya ren-
mendekati suhu rata-rata maka container index
dah atau gelap rata-rata berisi larva lebih banyak
tinggi. Demikian juga sebaliknya jika suhu udara
dari kontainer yang intensitas cahayanya besar
semakin jauh dari suhu rata-rata maka container
atau terang (WHO, 2005).
index rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sala-
Suhu merupakan salah satu faktor ling-
wati (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan
kungan yang mempengaruhi perkembangbiakan
120
HIG IEN E
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
jentik nyamuk Aedes aegypti. Rata-rata suhu opti-
antara Tindakan PSN
mum untuk perkembangbiakan vektor berkisar an-
dengan ρ<α adalah 0,001, sehingga Ho ditolak se-
tara 25-270C, dan memerlukan rata-rata selama 12
dangkan Ha diterima yang artinya ada hubungan
0
dengan Container Index
hari. Pada suhu di atas suhu optimum (32-35 C) si-
antara Tindakan PSN dengan Container Index di
klus hidup nyamuk untuk Aedes aegypty menjadi
wilayah Buffer Bandara Temindung Samarinda. Ko-
lebih pendek rata-rata 7 hari. Potensi frekuensi
relasi menunjukkan tingkat keeratan hubungan
feedingnya lebih sering, ukuran tubuh nyamuk men-
sebesar 0,813 menunjukkan kekuatan hubungan
jadi lebih kecil dari ukuran normal sehingga perge-
yang Sangat kuat dan bertanda negatif artinya
rakan nyamuk menjadi agresif. Perubahan tersebut
berhubungan terbalik. Hubungan yang sangat kuat
menimbulkan risiko penularan menjadi 3 kali lipat
dan terbalik antara tindakan PSN dengan container
0
lebih tinggi. Pada suhu ekstrem yaitu 10 C atau 0
index yaitu jika tindakan PSN dilakukan oleh re-
lebih dari 40 C perkembangan nyamuk terhenti
sponden maka container index akan rendah.
(mati). Toleransi terhadap suhu
Demikian juga sebaliknya jika tindakan PSN tidak
tergantung
sepesies nyamuk (Kepmenkes RI, 2012). Berdasar-
dilakukan maka container index akan tinggi.
kan Kepmenkes RI No. 035 Tahun 2012 Tentang
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 112
Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat
rumah yang diperiksa terdapat 87 rumah dengan
Perubahan Iklim disebutkan bahwa suhu yang baik
positif container index. Dan hasil kuesioner dapat
0
bagi perkembangan jentik Ae. aegypti (25-27 C).
diketahui apa saja yang kurang dipahami dan
Dari hasil analisis diketahui rata-rata suhu 27,99 dan
diketahui oleh responden. Kuesioner terdiri dari 7
median
pertanyaan tentang PSN dan hasil penelitian yang
27,00
sehingga
suhu
ini
baik
bagi
perkembangan jentik Ae. Aegypti. Hasil
dengan
berapa kali menguras tampat penampungan air
penelitian yang dilakukan oleh Arifin dkk (2013) di
yang menjawab benar sebanyak 23 rumah (20,5%),
wilayah endemis DBD Kelurahan Kassi-Kassi Kota
apa yang dilakukan bila mendapati barang-barang
Makassar yang membuktikan bahwa suhu udara
bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nya-
menjadi faktor risiko lingkungan dalam peningkatan
muk yang menjawab benar
kasus DBD di wilayah endemis tersebut. Sedangkan
(15,2%), seberapa sering menaburkan bubuk abate
penelitian Novitasari (2014) menunjukan hasil yang
pada tempat penampungan air
berbeda, dimana tidak ada hubungan yang sig-
benar sebanyak 13 rumah (11,5%), adapun meng-
nifikan antara suhu udara dengan keberadaan jentik
ganti air pada tempat minum burung, Vas bunga,
di RW 01 Kelurahan Sendangguwo Semarang
dan pot tanaman air yang ada dirumah hanya yang
dengan ρ=0,597. Demikian juga dengan hasil
menjawab benar sebanyak 27 rumah (24,2%) ini
penelitian Ridha (2012) yang menyebutkan bahwa
dikarenakan tidak memilikinya namun dari yang
tidak ada hubungan antara suhu udara dengan
memiliki yang menjawab seberapa sering mengganti
keberadaan jentik di Kota Banjar Baru dengan nilai
air yang menjawab benar sebanyak 5 rumah (4,5%)
ρ=0,101.
penelitian
Namun
yang
ini
kurang dipahami yaitu pada tindakan PSN tentang sejalan
membedakan
sebanyak 17 rumah yang menjawab
dengan
Hasil penelitian responden yang menguras
penelitian ini adalah terletak pada tempat dan
tempat penampungan air yang menjawab benar
situasi yang berbeda. Dari penelitian yang dilakukan
banyak yaitu 61,6% tapi seberapa sering menguras
dapat disimpulkan bahwa suhu udara pada lokasi
penampunga air hanya sedikit yang menjawab
penelitian mendekati suhu optimum bagi perkem-
benar ini disebabkan karena responden dalam meja-
bangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti yang
wab pertanyaan selalu menjawab hal-hal yang baik
merupakan salah satu variabel lingkungan fisik yang
saja. Sikap responden untuk menguras tempat pen-
mempengaruhi tingginya index jentik nyamuk Aedes
ampungan air ti dak disertai kesadaran sebagai tin-
aegypti di Wilayah Bandara Temindung Samarinda.
dakan menghilangkan jentik nyamuk Aedes aegypti
Hasil analisis kolerasi spearman didapatkan
tapilebih mengarah kepada kondisi fisik air yang
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
kurang baik dan
dikarenakan susahnya untuk
mendapatkan air bersih
121
HIG IEN E
lain yang digunakan selain cara fisik, juga bisa dil-
pada masyarakat yang
akukan dengan cara kimia yaitu menaburkan bubuk
menggunakan sumber air bersih PDAM dengan
abate pada tempat penampungan air dengan
harga yang dirasakan relatif mahal ada keengganan
tujuan membunuh jentik nyamuk aedes aegypti.
untuk melakukan pengurasan TPA karena akan ada
Penaburan bubuk abate kedalam penampungan air
air yang terbuang percuma. Diketahui Pengurasan
dengan ukuran 1 gram abate untuk 10 liter air, dan
tempat-tempat penampungan air perlu dilakukan
memiliki efek residu selama 3 bulan.
secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali
Responden yang memiliki peliharaan burung
agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tem-
dan vas bunga yang dapat menampung air bersih
pat itu. Hasil penelitian mengenai kejadian DBD
hanya sedikit yang sering menganti air pada tempat
dengan frekuensi pengurasan penampungan air
minum burung
menunjukkan
pengurasan
diketahui nyamuk aedes aegypti dapat berkembang
mempunyai hubungan terhadap kejadian DBD. Hal
biak di tempat penampungan air bersih yang tidak
ini bisa jadi disebabkan karena secara umum nya-
berasalkan tanah seperti tempat minum burung
muk meletakkan telurnya pada dinding tempat
dan pot tanaman. Keberadaan pot tanaman hias di
penampungan air, oleh karena itu pada waktu pen-
rumah responden khususnya tanaman hias yang
gurasan atau pembersihan tempat penampungan
menggunakan media air sebagai pertumbuhan pa-
air dianjurkan menggosok atau menyikat dinding-
da kenyataannya terdapat genangan air. Genangan
dindingnya (Sutaryo, 2005).
air ini dijadikan sebagai tempat perindukan nyamuk
bahwa
frekuensi
dan pot tanaman ini, dimana
Kurangnya peran serta masyarakat dalam
Aedes aegypti. Upaya PSN dengan memperhatikan
PSN juga terlihat masih banyak responden yang
kebersihan pot tanaman hias hendaknya terus dil-
tidak mengubur barang bekas sebanyak 84,8 %.
akukan oleh masyarakat. Tindakan ini akan dapat
Barang-barang bekas tersebut dapat dapat menjadi
mengurangi kemungkinan pot tanaman hias men-
tempat perindukan nyamuk. Hal tersebut dikare-
jadi sarang nyamuk. Dengan upaya PSN yang dil-
nakan responden tidak terbiasa mengubur barang-
akukan oleh masyarakat diharapkan dapat penu-
barang bekas dan hanya berharap petugas kebersi-
laran penyakit DBD.
han yang membersihakan. Sehingga dari hasil ob-
Hasil observasi responden yang masih tidak
servasi yang dilakukan di lingkungan rumah re-
menutup rapat-rapat tempat penampungan air
sponden masih terdapat barang-barang bekas sep-
sebanyak 60,7%, dengan keterbatasan tutup pada
erti gelas plastik, kaleng-kaleng dan ban yang tidak
penamupngan air menunjukkan bahwa ada hub-
terpakai yang berpotensi menjadi tempat perkem-
ungan antara ketersediaan tutup pada kontainer
bangan jentik nyamuk Aedes aegypti.
dengan
keberadaan
jentik
Aedes
aegypti.
Responden dengan tindakan PSN menabur
Pentingnya menutup tempat penampungan air
bubuk abate yang menjawab benar sebanyak
sangat mutlak diperlukan untuk menekan jumlah
53,6% namun sikap responden yang mengetahui
nyamuk yang hinggap pada tempat penampungan
seberapa sering sebaiknya menaburkan bubuk
air, dimana tempat tersebut menjadi media
abate pada tempat penampungan air yang menja-
berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Apabi-
wab benar mengetahui hanya sedikit responden,
la semua masyarakat telah menyadari pentingnya
ini karena tidak adanya bubuk abate dan tidak ta-
penutup tempat penampungan air, diharapkan
han dengan aroma abate sehingga sebagian
keberadaan nyamuk dapat diberantas, namun kon-
masyarakat enggan menaburkan abate pada tem-
disi ini tampaknya belum dilaksanakan secara
pat penampungan air. Sesuai dengan teori dalam
maksimal dikarenakan masih kurangnya kesadaran
buku panduan pencegahan dan pemberantasan
masyarakat setempat dalam mencegah positifnya
demam berdarah dengue di Indonesia, bahwa cara
Container index salah satunya pemberikan tutup
122
HIG IEN E
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
pada tempat penampungan air.
jalan secara optimal sehingga mempengaruhi ting-
Hasil observasi terhadap Pemakaian kawat
ginya index jentik nyamuk Aedes aegypti di wilayah
kasa pada ventilasi udara di dalam rumah sebagian
tersebut. jika tindakan PSN dilakukan oleh respond-
responden telah memasang kawat kasa dan yang
en maka container index akan rendah. Demikian
tidak memasang sebanyak 52,7%. Pemakaian kawat
juga sebaliknya jika tindakan PSN tidak dilakukan
kasa pada setiap lubang ventilasi yang ada di dalam
maka container index akan tinggi.
rumah bertujuan agar nyamuk tidak masuk ke dalam
rumah
dan
menggigit
host
(pejamu).
Penggunaan kawat kasa pada ventilasi rumah
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
sebenarnya adalah salah satu pengendalian penya-
antara Kelembapan
kit DBD secara mekanik. Rumah dengan kondisi ven-
dengan nilai sig sebesar 0,001 (sig > α), ada hub-
tilasi tidak terpasang kasa nyamuk/strimin, akan
ungan antara Pencahayaan terhadap Container In-
memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah
dex dengan nilai sig sebesar 0,001 (sig < α), Ada
untuk menggigit manusia dan untuk beristirahat.
hubungan antara Suhu Udara terhadap Container
terhadap Container Index
Adapun hasil observasi terhadap kebiasaan
Index dengan nilai sig sebesar 0,001 (sig < α), Dan
menggantung pakaian sebagian besar tesponden
ada hubungan antara PSN terhadap Container Index
masih menggantung pakaian yaitu 60,7% ini dikare-
(CI) dengan nilai ρ value sebesar 0,001 (ρ value < α).
nakan adanya kebiasaan responden menggantung
Saran yang dapat diberikan kepada masyara-
pakaian yang habis dipakai dikarenakan kotor. Hasil
kat melakukan kegiatan PSN (Pemberantasan Sa-
penelitian Arman (2005) juga menunjukkan adanya
rang Nyamuk) secara rutin satu kali seminggu. Saran
hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian
yang dapat diberikan bagi instansi yaitu melakukan
dengan endemisitas demam berdarah dengue.
promosi kesehatan tentang pentingnya upaya
Kegiatan PSN dengan cara 3M ditambah dengan
pemebersantasan sarang nyamuk (PSN) dan moni-
cara menghindari kebiasaan menggantung pakaian
toring dan evaluasi kegiatan pengamatan dan pen-
didalam kamar merupakan kegiatan yang baik dil-
gendalian jentik secara berkala dan berkesinambun-
akukan untuk mengendalikan populasi nyamuk Ae-
gan. Serta Saran yang dapat diberikan bagi peneliti
des aegypti, sehingga penularan penyakit DBD dapat
selanjutnya adalah agar dapat menambahkan varia-
dicegah dan dikurangi.
bel penelitian yaitu terkait variabel-variabel yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
mempengaruhi perilaku pemberantasan sarang nya-
yang dilakukan oleh Novitasari (2014) di RW 01 Ke-
muk (PSN) sehingga penelitian-penelitian selanjut-
lurahan Sendangguwo Semarang yang menyebutkan
nya lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat terutama
bahwa ada hubungan yang signifikan antara praktik
di wilayah pelabuhan.
PSN dengan keberadaan jentik Aedes aegypti dengan nilai ρ value = 0,025. Demikian juga dengan
Daftar Pustaka
hasil penelitian Nugraha (2010) yang menyebutkan
Arifin, Asrianti, dkk. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Endemis DBD Di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makasssar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Makassar: UNHAS.
bahwa ada ada hubungan antara praktik PSN dengan keberadaan jentik penular DBD di wilayah kerja Puskesmas Kuta Utara dengan nilai ρ = 0,0001. namun yang membedakan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat dan situasi yang berbeda. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Tindakan PSN Masyarakat di Wilayah Bandara Temindung Samarinda masih belum ber-
Fauziah, Nur Fakhmi. 2012. Karakteristik Sumur Gali Dan Keberadaan Jentik Aedes Aeygpti. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Semarang: Pusat Layanan Kesehatan Unnes.
V O LU M E 1 , N O. 2, M EI — AG U ST U S 2 0 1 5
Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2007. Pedomon Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan Di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Maria, Ita. Dkk. 2013. Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Makassar Tahun 2013. Makassar: FKM UNHAS. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Novitasari, ika, dkk. 2014. Hubungan Suhu, Kelembapan Rumah Dan Perilaku Masyarakat Tentang PSN Dan Larvasidasi Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue di RW 01 Kelurahan Sendangguwo Semarang. Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2010. Pengendalian Vektor. Direktorat Jenderal PP & PL, Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.356. 2008. Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kementerian Kesehatan, Jakarta. Ridha, Rasyid, dkk. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Dan Kontainer Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah Endemis DBD Kota Banjarbaru. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Banjarmasin: Balai Litbang P2B2.
HIG IEN E
123
Rahayu, Dian K, dkk. 2014. Pemodelan Pengaruh IklimTerhadap Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Surabaya. Surabaya: Fakultas MIPA ITS. Sholihah, Qoriatus. 2014. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan, Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kejadian Demam Bardarah Dengue Di kelurahan Lontar Kecamatan Sambikereb Kota Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Surabaya. UNESA. Winarsih, Sri. 2013.Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Dan Prilaku PSN Dengan Kejadian DBD. Semarang: UNNES. Widagdo, Laksmono, dkk. 2008. Kepadatan Jentik Aedes Aegypty Sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus) Di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Semarang: FKM UNDIP. Yudhastuti, Riri, dkk. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah Endemis DBD Kota Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Surabaya: FKM UNAIR.