HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES sp. DI LINGKUNGAN I KELURAHAN TELING ATAS, KECAMATAN WANEA KOTA MANADO RELATIONSHIP BETWEEN MEASURES ERADICATION MOSQUITO NEST (PSN) WITH EXISTENCE LARVAE MOSQUITO AEDES sp. IN ENVIRONMENTAL AREAS 1 TELING ATAS VILLAGE, DISTRICT OF WANEA MANADO CITY Aghnes T. Booroto¹, Woodford B. S. Joseph2, Ardiansa Tucunan3 Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, FakultasKesehatanMasyarakat, Universitas Sam Ratulangi Ringkasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan menyebar semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Manado jumlah kasus DBD tahun 2010 per Kecamatan berjumlah 998 termasuk Kecamatan Wanea wilayah kerja puskesmas Teling Atas 80 kasus, tahun 2011 jumlah kasus 408 meninggal 1 orang, wilayah kerja Puskesmas Teling Atas 10 kasus, tahun 2012 berjumlah 437 kasus, wilayah kerja Puskesmas Teling Atas 37 kasus. Data yang sudah ada menunjukkan bahwa perlu adanya upaya pemberantasan sarang nyamuk guna menekan perkembangbiakan nyamuk demi mencegah penyakit DBD. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional (potong melintang). Penelitan dilaksanakan di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala keluarga yang tinggal di Lingkungan I yang berjumlah 640 kepala Keluarga di Kelurahan Teling Atas. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus menurut Taro Yamane jumlah sampel minimum sebanyak 87 KK. Peneliti mengambil 100 KK sebagai responden, Sampel diambil secara systematic random sampling (teknik acak sistematis) dengan menggunakan nilai interval 7. Analisis bivariat kategori tidak baik dan positif jentik dirumahnya 38 orang, sedangkan tindakan tidak baik dan negatif jentik dirumahnya yaitu 16 orang. Hasil chi square test, nilai p didapatkan sebesar 0,037 nilai ini lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05), artinya ada hubungan antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk dan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. nilai OR (2,375) artinya responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk yang tidak baik memiliki peluang ada jentik nyamuk Aedes sp di rumahnya 2,37 kali lebih besar, daripada responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk baik, dan CI 1,044-5,402. Kata Kunci: Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp. Abstract Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the Indonesian public health problem that the number of sufferers is likely to increase and spread more widely.constitute of the prombel indonesian public health constitute the promblem in indonesian public health , which increased and spread more widely. Dengue disease is an infectious disease that primarily affects children. According to data from Manado City Health Department the number of dengue cases per district in 2010 amounted to 998 also including sub region Wanea, On the region of the community health centers Teling Atas 80 cases. on the year 2011 the number of cases 408 died 1, area working of community health centers Teling Atas 10 cases, in 2012 amounted to 437 cases, region working on community health centers Teling Atas 37 cases. Existing data suggest that there needs to be an effort to suppress the mosquito nest eradication of mosquito breeding in order to prevent dengue fever. The purpose of this study is to determine the relationship between Measures “PSN”in the presence of mosquito larvae Aedes sp. in Environment I Teling Atas Village, District Wanea Manado City. This study is an analytic survey with cross sectional design (cut crosswise). Research carried out in the Environment I Teling Upper Village, District Wanea Manado City. population in the study is entire patriarch who lived in the environmental areas 1 amounting to 640 patriarch in the Teling Atas Village. Determination of the amount samples using taro yamane formula to minimum amount of samples as many as 87 patriarch. Researchers took 100 patriarch as respondents, the sample is taken by systematic random sampling (systematic random technique) by using interval values 7. Bivariate analysis on categories action is not well and positive larvae his house 38 people, Whereas on a categories action is not well and negative larvae his house 16 people. Results of the chi square test, p-value of 0.037 obtained this value is smaller than 0.05 (p <0.05), there is relationship between the Measures “PSN” and existence larvae mosquito Aedes sp. have chance of presence the mosquito larvae Aedes sp at home 2.37 times greater than respondents with good Measures “PSN”, than respondents with good Measures “PSN”.and CI 1,044-5,402. Keyword: Eradication Mosquito Nest (PSN), Larvae Mosquito Aedes sp.
PENDAHULUAN Penyakit DBD bersifat endemis, sering menyerang masyarakat dalam bentuk wabah dan disertai dengan angka kematian yang cukup tinggi, khususnya pada mereka yang berusia dibawah 15 tahun di mana angka kesakitan dan kematian tersebut digunakan sebagai indikator dalam menilai hasil pembangunan kesehatan dan sebagai akibatnya angka kesakitan dan kematian nasional selalu tinggi (Widiayanto,2007). Beberapa negara melaporkan kasus akibat dengue meningkat dari tiga sampai delapan kasus di tahun 2012, distribusi geografis dengue melibatkan 125 negara. penyebaran dari empat serotipe virus dengue di seluruh wilayah World Health Organization (WHO) seperti Afrika, Amerika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur merupakan ancaman pandemi, di samping itu penyakit ini dapat menimbulkan kekhawatiran kesehatan manusia dan ekonomi global. Penelitian sebelumnya di daerah rawan demam berdarah dengue Kota Dumai menyatakan bahwa jenis kontainer di dalam rumah yang paling banyak digunakan adalah ember yaitu sebanyak 102 dan ditemukan jentik vektor dengue (24,51%), drum/tanki sebanyak 93 dan ditemukan jentik vektor dengue (32,26%), bak mandi/WC sebanyak 42 dan ditemukan jentik vektor dengue (47,62%), tempayan/gentong sebanyak 26 dan ditemukan jentik vektor dengue sebanyak (23,08%), kaleng/botol bekas lemari es atau freezer 9 dan ditemukan (55,56%), paling banyak digunakan adalah drum/tanki yaitu 140 dan ditemukan jentik vektor dengue. Pada penelitian ini jentik vektor dengue banyak ditemukan pada kontainer yang berada di dalam rumah, oleh karena itu pemberantasan nyamuk penular DBD perlu memperhatikan tempat-tempat tersebut (Zulkarnain dkk 2009). Praktik tentang pencegahan penyakit DBD dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang buruk adalah faktor resiko kejadian penyakit DBD (Supryanto, 2011). METODE Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional (potong melintang). Penelitan dilaksanakan di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado pada bulan April-Juli 2013. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala keluarga yang tinggal di Lingkungan I yang berjumlah 640 kepala Keluarga di Kelurahan Teling Atas. Dalam penelitian ini peneliti menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus menurut Taro Yamane yaitu (Saryono 2011): n=
N 𝑁.𝑑 2 +1
dengan mengunakan rumus di atas maka jumlah sampel minimum sebanyak 87 kepala keluarga. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 100 kepala keluarga sebagai responden. Sampel diambil secara systematic random sampling (teknik acak sistematis) dengan menggunakan nilai interval 7 (Sandjaja, 2011). Variabel Independen Tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) meliputi: Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air (TPA), Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (TPA), Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang dapat menampung air hujan, Mengganti air vas bunga, Memasang kawat kasa Menggunakan kelambu, Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk dan variabel Dependen Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp. Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan lembar observasi, keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. diobservasi pada rumah beserta kontainer. Analisis Univariat Data variabel bebas dan variabel terikat, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan presentase. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp, dengan menggunkan ChiSquare test pada CI 95% dan α=0,05 dengan bantuan program SPSS versi 20. HASIL DAN PEMBAHASAN Suatu sikap belum otomatis terwujut dalam satu tindakan (over behaivior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata di perlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga di perlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain. misalnya pemerintah terhadap masyarakat dan orang tua atau anak dalam keluarga dalam melaksanakan 3M untuk memberantas sarang nyamuk penyebab penyakit DBD. (Notoatmodjo,2007). Hasil analisis bivariat terhadap tindakan PSN dan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. Di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado dapat dilihat bahwa responden dengan tindakan PSN tidak baik dan positif jentik lebih banyak 38 orang (38%) dibandingkan responden dengan tindakan PSN baik dan negatif jentik 23 orang (23%). Hal ini berarti masih banyak responden yang mengabaikan pentingnya tindakan PSN demi mencegah atau menekan perkembangbiakan jentik nyamuk. Hariani (2010), di Kelurahan Sawojajar Kota Malang tentang perilaku Beresiko DBD dengan kejadian DBD pada tabel hubungan antara perilaku dengan keberadaan jentik, terdapat hubungan antara perilaku dengan
keberadaan jentik yaitu dengan nilai siknifikansi sebesar 0,038. Dengan nilai OR sebesar 1,98 berarti rumah tangga yang berperilaku buruk akan beresiko terdapat jentik sebanyak 1,98 kali dibanding rumah tangga yang berperilaku baik.
Tabel 1. Distribusi Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Tindakan
n
%
Baik
46
46
Tidak Baik Total
54 100
54 100
Bedasarkatn tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 46 orang (46%) memiliki tindakan pemberantasan sarang nyamuk baik, dan sebanyak 54 orang (54%) yang memiliki tindakan pemberantasan sarang nyamuk tidak baik. Tabel 2. Distribusi Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp Keberadaan Jentik Nyamuk
n
%
Positif
61
61
Negatif
39
39
Total
100
100
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebanyak 61 orang (61%) yang di temui positif jentik di rumah, sedangkan ada 39 orang (39%) yang ditemui negatif jentik di rumah. Tabel 3. Tabulasi Silang Tindakan Pemberantasan (PSN) dan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp Jentik Nyamuk Tindakan Tidak Baik Baik Total
Positif n
Negatif n
Total %
pValue
OR
CI 95%
38 23 61
16 23 39
54 46 100
0,037
2,375
1,0445,402
Data tabel 3 menunjukkan bahwa tindakan responden dengan kategori tidak baik dan positif jentik dirumahnya yaitu sejumlah 38 orang, sedangkan tindakan responden dengan kategori tidak baik dan negatif jentik dirumahnya yaitu juga 16 orang, responden yang berkategori tindakan baik dan positif jentik berjumlah 23 orang, pada tindakan pemberantasan baik dan negatif jentik sebanyak 23 orang. Hasil chi square test, nilai p
didapatkan sebesar 0,037 nilai ini lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05), artinya ada hubungan antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk dan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. nilai OR (2,375) artinya responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk yang tidak baik memiliki peluang ada jentik nyamuk Aedes sp di rumahnya 2,37 kali lebih besar, daripada responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk baik, dan CI 1,044-5,402. Penelitian Zulkarnain dkk (2008) menyatakan aspek sanitasi lingkungan yang paling dominan berhubungan dengan keberadaan jentik vektor dengue adalah praktik rumah tangga dalam PSN-DBD dengan p value 0,000 dengan kata lain faktor yang paling mempengaruhi atau dominan terhadap keberadaan jentik vektor dengue yaitu pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Penelitian Widagdo (2008) menyatakan ada hubungan bermakna PSN 3M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik dengan jumlah jentik di tempat penampungan air tersebut. Sesuai dengan wawancara dan observasi dilapangan ternyata ada banyak responden yang menjawab melaksanakan tindakan PSN menguras dan menyikat tempat penampungan sisa air dispenser dan penampungan sisa air kulkas namun dari hasil observasi pada tempat tersebut terdapat banyak jentik Aedes sp. Di samping tindakan PSN lain yang telah dilaksanakan. Responden seringkali hanya membersihkan tempat penampungan air yang dapat dijangkau saja padahal tindakan PSN membersihkan tempat penampungan sisa air dispenser dan penampungan sisa air kulkas merupakan suatu langkah yang mudah dilaksanakan untuk menekan perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. Apabila pelaksanaan PSN dilaksanakan pada kontainer tersebut dengan baik maka perbandingan keberadaan jentik yang tadinya tinggi dalam penlitian dapat terbalik menjadi sedikit yang terdapat jentik di rumahnya. Keberadaan dispenser dan kulkas yang berada di dalam rumah mengakibatkan perkembangbiakan jentik dan penularan DBD dapat terjadi karena perilaku menggigit nyamuk yang Aktivitas menggigit mencapai puncak saat perubahan intensitas cahaya tetapi bisa menggigit sepanjang hari dan tertinggi sebelum matahari terbenam yaitu pada pukul 08.00-12.00 an 15.00-17.00 pada jam tersebut merupak waktu berakrifitas bagi responden baik di dalam maupun di luar rumah. Apabila digigit nyamuk maka penularan virus dengue oleh nyamuk Aedes sp. dapat terjadi hal ini berbahaya bagi orang dewasa terutama anak-anak yang rentan terhadap virus dengue. Faktor keadaan lingkungan dan geografis wilayah Kelurahan Teling Atas khususnya Lingkungan I merupakan wilayah terluas dan masih banyak daerah terdapat kebun dan pepohonan yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagian besar responden yang melaksanakan tindakan pemberantasan nyamuk kategori tidak baik sebanyak 54% dan tindakan pemberantasan dnegan kategori baik sebanyak 46%. 2. Sebagian besar responden dengan positif jentik di rumah sebanyak 61% dan negatif jentik di rumah sebanyak 39%. 3. Terdapat hubungan antara tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado. Nilai OR 2,37 menunjukkan bahwa responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk yang tidak baik memiliki peluang ada jentik nyamuk Aedes sp di rumahnya 2,37 kali lebih besar, daripada responden dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk baik. SARAN 1.
2.
3.
Saran bagi masyarakat yang tinggal di Lingkungan I Kelurahan Teling Atas untuk melaksanakan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada tempat penampungan air terutama yang tidak terjangkau oleh penglihatan seperti tempat penampungan sisa air dispenser dan kulkas , penampungan dan tempat-tempat penampungan sekitar rumah, hendaknya masyarakat juga rutin membersihkan halaman rumah. Tindakan PSN sebaiknya dilakukan serentak oleh warga masyarakat karena akan percuma apabila hanya berberapa keluarga atau warga saja yang melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Saran bagi pemerintah setempat untuk melaksanakan promosi kesehatan dalam hal ini tindakan PSN, kerja bakti atau pun program yang sejenis dilingkungan rumah ataupun lingkungan Kelurahan, bagi para warganya secara berkala. Saran bagi Dinas yang terkait agar mengaktifkan kembali fungsi kader-kader Jumantik di Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado. DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Manado.2013. Data Kasus DBD per Kecamatan Januari-Februari. Kabupaten/Kota Manado
Dinas Kesehatan Kota Manado. 2013. Tabel 10 HIV/AIDS ditangani, IMS diobati, DBD, ditangani, Diare pada balita ditangani 2010. Kabupaten/Kota Manado. Dinas Kesehatan Kota Manado.2013. Tabel 23 Jumlah Kasus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Manado 2011 Fitiani. 2011. Promisi Kesehatan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hariani, D. 2010. Hubungan Perilaku Beresiko Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Artikel tugas akhir fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jurnal_0710713011 Nomitasari, D. 2012. Perbedaan Praktik PSN 3M Plus Di Kelurahan Percontohan Dan Non Percontohan Program Pemantauan Jentik Rutin Kota Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Vol. 9 No. 1, 32-3. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta. Nugrahaningsih, Putra, Aryanta. 2010. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Utara. Vol. 05 No. 2. Nuryakin. 2008. Kaitan Antara Pengetahuan Dan Tindakan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kepadatan Larva Aedes Spp (Studi Di Rw 28 Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak). E2A206051 Purnama, Baskoro. 2012. Maya index dan kepadatan Aedes Aegypti Terhadap infeksi dengue. Makara, kesehatan, vol. 16, no. 2. Putra. 2012. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Di Kelurahan Sawojajar Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Artikel tugas akhir fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jurnal_09107101104. Rahadian, D. 2012. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Endemis Dan Non Endemis. Program pendidikan sarjana kedokteran Fakultas kedokteran Universitas diponegoro. Skripsi_G2A008060 Salawati, T, Wardani, R. 2008. Identifikasi Peranan Kader Dalam Pencegahan Dbd Di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Proseding
Seminar Nasional Unimus. Http: // Jurnal.Unimus.Ac.Id Sandjaja, B, Heriyanto, A. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta. Prestasi Pustakaraya. Saryono. 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan (Penuntun Praktis Bagi Pemula). Yogyakarta. Mitra Cindikia Press. Supriyanto, H. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Praktik Keluarga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi_G2A007092 Wahyudi, Ginanjar, Sarswati. 2013. Pengamatan Keberadaan Jentik Aedes Sp Pada Tempat Perkembangbiakan Dan Psn Dbd Di Kelurahan Ketapang (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang Dua). Jurnal kesehatan masyarakat 2013, volume 2, nomor 2. WHO. 2012. Sustaining the drive to overcome the global impact of neglected tropical diseases Second WHO report on neglected tropical diseases. Geneva. Department of Control of Neglected Tropical Diseases. Widagdo, Husodo, Bhinuri. 2008. Kepadatan Jentik Aedes Aegypti Sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan SarangNyamuk (3m Plus): Di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Makara, Kesehatan, Vol. 12, No. 1. Widiyanto, T. 2007. Kajian manajemen lingkungan Terhadap kejadian Demam berdarah dengue (dbd) Di kota purwokerto Jawa – tengah. Universitas Diponegoro semarang magister kesehatan lingkungan. Skripsi_E4B005063 Zulkarnaini, Siregar, Dameria. 2009. Hubungan kondisi sanitasi lingkungan rumah Tangga dengan keberadaan jentik vektor Dengue di daerah rawan demam berdarah Dengue kota dumai. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau. Jurnal_ISSN 1978-5283