85 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 85 – 93 ANALISIS KEPADATAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTY TERHADAP KASUS DBD DI LHONG RAYA KECAMATAN BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 ANALYSIS OF DENSITY OF LARVAE OF AEDES AEGYPTI ON DENGUE FEVER IN LHONG RAYA, BANDA ACEH 2014 Nurul Fajri*, Marzuki**, Intan Liana*** Peminatan Kesling dan Peminatan Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univ. Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, 23245
[email protected]
Abstrak: Demam Berdarah di Indonesia pada Tahun 2009, terdapat 158.912 kasus dengan jumlah kematian 1.420 orang. Pada tahun 2009 di Provinsi Aceh yang terdiri dari 23 kabupaten/kota, angka Insiden Rate (IR) DBD sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan Case Fatility Rate (CFR) 1,90%. Berdasarkan laporan Puskesmas Tahun 2009 telah terjadi kasus DBD sebanyak 26 kasus di Kecamatan Banda Raya. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti ingin menganalisis hubungan antara Kepadatan Jentik nyamuk Aedes Aegypty terhadap Tersangka DBD di Gampong Lhong Raya Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Rumah yang ada di Gampong Lhong Raya Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh dengan jumlah populasi 429 rumah. Dengan sampel sebanyak 81 rumah, dan cara pengambilan sebagai responden dilakukan secara Proportional Sampling (proporsi) dengan menggunakan d metode Sistematik Random i Sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Juli sampai 11 Agustus 2014. Dari hasil .diperoleh c analisis menggunakan chi-square test dengan CI = 95%, dari semua variabel a . memiliki hubungan yang signifikan antara kepadatan nyamuk Aedes aegypty terhadap h jentikbebas e tersangka DBD di Gampong Lhong Raya yaitu, angka jentik (P Value = 0,025), c a kontainer indeks (P Value = 0,043), house s indeks (P Value = 0,018), dan breteau indeks e dengan (P Value = 0,022). Diharapkan kepada petugas kesehatan hendaknya dapat lebih giat k dengan a dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan masyarakat dalam hal pemberantasan w jentik nyamuk DBD, sehingga angkauterjangkitnya penyakit DBD dapat diminimalisasikan.
as
n aegypty Kata Kunci: Jentik, DBD, Aedes Abstract: In 2009, Indonesia had 158.912 cases of Dengue Fever (DF) and 1.420 deaths because of DF. In the same year, Aceh Province had Insiden Rate (IR) of DF 12,4/100.000 peoplewithCase Fatility Rate (CFR) 1,90%. Based on Health Center report in 2009, there have been a total of 26 cases of DF in the subdistrict of Banda Raya. Based on these conditions, the researchers want to analyze the relationship between the densities of larva of the Aedes aegypti for suspected DF in Lhong Raya village in subdistrict of Banda Raya. This study was a descriptive analytic with cross sectional design. The population in this study was the whole house in the Lhong Raya village with a population of 429 houses. There were 81 houses as samples, and the systematic random sampling method was used to take respondents. The research was conducted on July 30 until August 11, 2014. The results of the analysis using the chi-square test with CI = 95%, obtained from all the variables had a significant relationship between the density of larvae of Aedes aegypti for DF in Lhong Raya village: the number of free larvae (P Value = 0.025), the container index (P Value = 0.043), house index (P Value = 0,018), and the Breteau index (P Value = 0.022). The health workers should be able to be more active in socializing and approaching to society to eradicate dengue larvae, so the numbers of dengue cases can be minimized. Keywords: Larvae, dengue fever, Aedesaegypty
Analisis Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypty Terhadap Kasus DBD…..86
Control and Prevention) Amerika Serikat,
PENDAHULUAN Derajat
kesehatan
masyarakat
setiap tahun di seluruh dunia terjadi 50
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu
hingga 100 juta kasus Demam Dengue, dan
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
ratusan ribu kasus DBD. Asia Tenggara dan
dan keturunan (heriditer). Demam Berdarah
Pasifik
Dengue (DBD) merupakan salah satu
mengalami dampak paling serius akibat
penyakit menular yang berbasis lingkungan.
penyebaran penyakit DBD. Sebelum Tahun
Artinya kejadian dan penularan dipengaruhi
1970,
salah satunya oleh faktor lingkungan, maka
mengalami
perlu dilakukan upaya untuk memelihara
Dengue.
dan
jumlahnya meningkat empat kali lipat. 3
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat. 1
masalah
kesehatan
Namun
Demam
pada
yang
Berdarah
Tahun
1995,
i
sebesar 125.719 c. kasus, di Malaysia terdapat
a
demam
manifestasi
tinggi
mendadak ke
perdarahanu
wa
s
dan
45.165 h. kasus, di Laos terdapat 22.772
e ckasus, di Kamboja terdapat 12.347 kasus, a s
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty,
disertai
epidemi
negara
yang
Tahun 2010 didFilipina terdapat kasus DBD
bagi
infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan
ciri
sembilan
daerah
masih terdapat di banyak negara. Pada
masyarakat. Penyakit DBD adalah penyakit
dengan
hanya
adalah
Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyakit DBD sampai abad ini masih menjadi
Barat
dan di Singapura terdapat 5.185 kasus, serta di Australia terdapat 1.027 kasus.4
bertendensi menimbulkan renjatan na (shock)
Indonesia merupakan Negara kedua
dan kematian (Ditjen PPM&PL, 2001).
terbesar setelah Thailand dengan jumlah
Sampai sekarang penyakit DBD belum
penderita dan tingkat kematian yang tinggi
ditemukan
vaksinnya,
akibat Demam Berdarah (WHO (2004)
sehingga satu-satunya cara untuk mencegah
dalam Ginanjar (2008)). Untuk wilayah
terjadinya penyakit ini dengan memutuskan
Indonesia pada Tahun 2009, terdapat
rantai penularan yaitu dengan pengendalian
158.912 kasus dengan jumlah kematian
vektor.2
1.420 orang. Dengan demikian, Insiden
obat
maupun
Penyakit DBD pertama kali ditemukan
Rate (IR) DBD pada Tahun 2009 adalah
di Manila, Filipina Tahun 1953, selanjutnya
68,22 per 100.000 penduduk dan case
menyebar ke berbagai Negara. Dalam
fatality rate (CFR) sebesar 0,89%. Angka-
perkiraan
dan
angka tersebut mengalami peningkatan
Pencegahan Penyakit (Center For Diseases
dibandingkan Tahun 2008 dengan IR
Pusat
Pengendalian
87 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 85 – 93
sebesar 59,02 per 100.000 penduduk dan
penyakit DBD didapatkan ABJ dengan
CFR sebesar 0,86%. Meskipun CFR Tahun
kepadatan tinggi (>85%), sedangkan pada
2009 lebih tinggi dibandingkan tahun 2008,
daerah kontrol didapatkan 12 kelurahan
namun sejak Tahun 2005 sampai dengan
mempunyai ABJ dengan kepadatan tinggi
Tahun
adanya
dan sisanya 4 kelurahan mempunyai ABJ
kecenderungan penurunan CFR. Kecende-
dengan kepadatan rendah (<85%). Dengan
rungan penurunan tersebut tidak nampak
demikian
2008,
nampak
pada IR per 100.000 penduduk. Vektor
utama
4
penelitian
ini,
tidak
nampak peran kepadatan vektor nyamuk di
Aedes Aegypty terhadap KLB penyakit
Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegypty.
DBD (Fisher’s exact probability test,
Tempat
tempat
p>0,05). Tetapi apabila besar sampel
perindukannya adalah genangan air yang
diperbesar dan daerah penelitian diperluas
terdapat dalam wadah (kontainer) tempat
maka akan lebih nampak kepadatan vektor
penampungan air misalnya drum, bak
memiliki peran d dalam terjadinya KLB
yang
penyakit
dalam
disukai
DBD
sebagai
i
. Hal ini sesuai dengan hasil penyakitcDBD.
mandi, gentong, ember, dan sebagainya,
a
tempat penampungan air alamiah misalnya
penelitian h. yang dilakukan oleh para peneliti
e csebelumnya a s
lubang pohon, daun pisang, pelepah daun
yang
menyatakan
bahwa
ke ladi, lubang batu ataupun bukan tempat ke
semakin tinggi angka kepadatan vektor
penampungan air misalnya vas bunga, u ban
akan
wa
s bekas, botol bekas, tempat minum na burung
meningkatkan
penyakit DBD.
risiko
penularan
2
dan sebagainya (Soegijanto, 2004). Hasil
Provinsi Aceh yang terdiri dari 23
survei Departemen Kesehatan RI di 9 kota
kabupaten/kota, angka Insiden Rate (IR)
besar di Indonesia pada Tahun 1986-1987
DBD sebesar 12,4 per 100.000 penduduk
menunjukkan bahwa satu diantara tiga
dengan Case Fatility Rate (CFR) 1,90%.
rumah maupun tempat umum ditempati
Dari jumlah kabupaten/kota tersebut empat
2
jentik nyamuk Aedes Aegypty.
diantaranya yaitu Kota Lhokseumawe, Kota
Data kepadatan vektor nyamuk Aedes
Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Barat
Aegypty yang diukur dengan parameter
Daya merupakan daerah endemis dan tetap
Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh
terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya.
dari Dinas Kesehatan Kota Mataram,
Kota
menunjukkan bahwa pada 4 kelurahan
tertinggi kedua dengan 593 kasus (25%)
dengan
Kejadian
Luar
Biasa
(KLB)
Banda
Aceh
menempati
urutan
Analisis Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypty Terhadap Kasus DBD…..88
DBD
di
Provinsi
Lhokseumawe.
Aceh
setelah
rumah, dan cara pengambilan sebagai
5
responden dilakukan secara Proportional
Berdasarkan
data
dari
laporan
Sampling
(proporsi)
diambil
ketentuan
Puskesmas Banda Raya diperoleh informasi
bahwa
bahwa pada Tahun 2009 telah terjadi kasus
metode Sistematik Random Sampling dari
DBD sebanyak 26 kasus di Kecamatan
tiap-tiap dusun dan merupakan anggota
Banda Raya. Kejadian angka DBD tertinggi
masyarakat biasa serta berada di wilayah
di Gampong Lamlagang dengan jumlah
penelitian. Untuk menentukan rumah dari
angka kejadian 13 kasus, dan meningkat
masing-masing dusun yang akan diperiksa
mencapai 18 kasus (7%) pada Tahun 2010,
dilakukan dengan mencari nilai kelipatan,
sementara Gampong Lhong Raya terdapat 2
untuk dusun mulia, dusun sentosa, dusun
kasus pada Tahun 2009 dan meningkat
jaya serta dusun Banda masing-masing
hingga 14 kasus (14%) pada Tahun 2010.
menggunakan kelipatan 5.
Tingginya lonjakan kasus di Gampong
d i .
menggunakan
HASIL c DAN PEMBAHASAN
Lhong Raya menjadi landasan bagi peneliti
a
untuk mengadakan penelitian di Gampong
. hasil analisis univariat dapat hDari
e cdilihat a s
tersebut.6
e
k a w
sampel
dengan
dari 81 rumah yang diperiksa dan
dilihat kartu berobat pasien maka terdapat
u asDeskriptif
16 rumah yang terdapat penghuni menderita
Analitik dengan desain Cross Sectional,
jentik nyamuk Aedes Aegypty terdapat 43
dimana variabel independen dan variabel
rumah sebanyak (53,1%), terdapat dengan
dependen
kepadatan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
diteliti
bersifatn
pada
waktu
yang
bersamaan.
DBD sebanyak (19,8%), yang diperiksa ada
Aegyptynya
jentik rendah
nyamuk pada
Aedes container
Populasi pada penelitian ini adalah
sebanyak 35 (43,2%) rumah, terdapat 68
seluruh Rumah yang tinggal di Gampong
rumah (84,0%) yang rendah kepadatan
Lhong Raya Kecamatan Banda Raya Kota
jentik nyamuk Aedes Aegypty, dan terdapat
Banda Aceh dengan jumlah populasi 429
71 rumah (87,7%) dengan kepadatan jentik
rumah.
nyamuk Aedes Aegyptynya rendah yang
Dengan
menggunakan
rumus
slovins maka diperoleh sampel sebanyak 81
terdapat
pada
Breteau
Indeks.
89 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 85 – 93
Tabel 1.
Distribusi responden menurut variabel dependen dan independen Variabel Independen Demam Berdarah Degue (DBD) Angka Bebas Jentik Kontainer Indeks (CI) Hubungan House Indeks (HI) Hubungan Breteau Indeks (BI)
Tabel 2.
Katagori
F
%
Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang
16 65 43 38 35 46 68 13 71 10
19,8 80,2 53,1 46,9 43,2 56,8 84,0 16,0 87,7 12,3
Hasil analisis Hubungan Antara Kontainer Indeks Dengan DBD DBD Variabel
Tidak DBD n %
DBD
Kontainer Indeks a. Rendah b. Sedang House Indeks a. Rendah b. Sedang Breteau Indek a. Rendah b. Sedang
n
%
11 5
31,4 10,9
24 41
d 68,6 i .
h e14,7 46,2 c a
58 7
85,3 53,8
15,5 50,0
60 5
84,5 50,0
10 6
es11 k a 5
w u s
c .a
89,1
OR (95% CI) 3,758 1,16512,122 0,201 0,0560,724 0,183 0,0450,741
Hubungan Antara Kontainer na Indeks
menderita DBD dan 30 (69,8%) yang
Dengan DBD.
penghuninya tidak pernah menderita DBD.
Hasil analisis dapat dilihat dari 81
Keberadaan
jentik
nyamuk
dapat
Rumah yang diperiksa terdapat 38 Rumah
dinilai dengan angka bebas jentik (ABJ).
yang ada jentik nyamuk Aedes Aegypty
ABJ adalah presentase rumah / bangunan
yang terdiri dari 3 Rumah (17,9%) yang
yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegypty,
penghuninya pernah menderita DBD dan 35
dengan cakupan ABJ yang diharapkan
Rumah (92,1%) yang penghuninya tidak
adalah ≥ 95%. Angka bebas jentik di
pernah menderita DBD sedangkan yang
gampong
tidak ada jentik nyamuk Aedes Aegypty
perhitungan diatas diperoleh nilai 46,9%,
terdapat 43 Rumah yang terdiri dari 13
angka ini menunjukan bahwa di gampong
Rumah (30,2%) yang penghuninya pernah
lhong raya belum bebas jentik, karna sesuai
lhong
raya
sesuai
dengan
dengan ketetapan depkes cakupan ABJ
Analisis Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypty Terhadap Kasus DBD…..90
yang diharapkan ≥ 95%. presentase ABJ didapatkan
dengan
jumlah
Hubungan Container Indeks dengan
rumah/
DBD.
bangunan dan tempat penampungan air
Dari hasil analisis ini dapat dilihat dari
yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegypty
81 Rumah yang diperiksa ada 35 rumah
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
dibagi
dengan
jumlah
yang kepadatan jentik nyamuk Aedes
rumah/
Aegyptynya rendah yang terdapat pada
bangunan/ tempat penampungan air yang
container yang diperiksa, yang terdiri dari
diperiksa disuatu wilayah kerja pada kurun
11 (31,4%) Rumah yang penghuninya
waktu yang sama dikalikan seratus persen.7
pernah menderita DBD dan 24 (68,6%)
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan
sebelumnya
oleh
yang
para
rumah yang penghuninya tidak pernah
peneliti
menyatakan
menderita DBD sedangkan pada kepadatan
bahwa
sedang terdapat 36 Rumah yang terdiri dari
semakin tinggi angka kepadatan vektor
5 Rumah (10,9%)
nyamuk Aedes Aegypty yang diukur dengan
pernah menderita DBD dan 41 rumah
d
(89,1%) yang .i penghuninya tidak pernah
parameter Angka Bebas Jentik (ABJ) yang
c
menderita .a DBD. Hasil uji statistik diperoleh
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
eh p value 0,043 > 0,05 berarti hipotesis nilai c a
Mataram menunjukkan bahwa kepadatan vektor memiliki peran dalam meningkatkan resiko penularan penyakit DBD. Penyakit
DBD
tidak
w
ditularkan su
a
n Penderita langsung dari orang ke orang. menjadi efektif bagi nyamuk pada saat
viremia, yaitu beberapa saat menjelang timbulnya demam hingga saat masa demam berakhir, biasanya berlangsung 3-5 hari. Nyamuk Aedes Aegypty menjadi efektif 812 hari sesudah menghisap darah penderita DBD sebelumnya. Selama periode ini, nyamuk Aedes yang telah terinfeksi oleh virus dengue ini akan tetap infektif selama hidupnya dan potensial menularkan virus dengue lainnya.
kepada
manusia
yang
s
e ak
2
rentan
yang penghuninya
nol
ditolak,
maka
disimpulkan
ada
hubungan antara kontainer indeks dengan tersangka
DBD.
Dari
hasil
analisis
diperoleh pula nilai OR = 3,758 artinya kontainer
dengan
kepadatan
sedang
berpeluang 3,758 kali untuk menderita DBD dibandingkan dengan container yang berkepadatan rendah. Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes Aegypty, karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes Aegyptynya. Semakin padat populasi nyamuk Aedes Aegypty, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD
91 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 85 – 93
dengan waktu penyebaran lebih cepat
dibagi dengan jumlah rumah keseluruhan
sehingga
cepat
akhirnya
meningkat
yang pada
(positif dan negatif). Apabila HI di suatu
mengakibatkan
terjadinya
wilayah lebih dari 5% maka wilayah
penyakit DBD.2
tersebut merupakan daerah potensial untuk terjadinya penularan DBD.8
Hubungan House Indeks dengan
Hubungan Breteau Indeks dengan
DBD.
DBD.
Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat
Dari Hasil analisis dapat dilihat dari
dari 81 Rumah yang diperiksa terdapat 68
81 Rumah yang diperiksa terdapat 71
Rumah dengan kepadatan rendah yang
rumah yang kepadatan jentik nyamuk Aedes
terdiri dari 10 Rumah (14,7%) yang
Aegyptynya rendah yang terdapat pada
penghuninya pernah menderita DBD dan 58
kontainer yang diperiksa, terdiri dari 11
Rumah (85,3%) yang penghuninya tidak
Rumah (15,5%) yang pengghuninya pernah
pernah menderita DBD sedangkan yang
menderita DBD dan 60 Rumah (84,5%)
d
yang penghuninya tidak pernah menderita .i
berkepadatan sedang terdapat 13 Rumah
c
DBD,.a sedangkan yang berkepadatan sedang
yang terdiri dari 6 Rumah (46,2%) yang
eh terdapat c a
penghuninya pernah menderita DBD dan 7 rumah (53,8%) yang penghuninya tidak
s
ke pernah menderita DBD. Hasil uji statistik a w u diperoleh nilai p value 0,018 > 0,05 berarti s na hipotesis nol ditolak, maka disimpulkan ada hubungan antara house indeks dengan tersangka
DBD.
Dari
hasil
analisis
diperoleh pula nilai OR = 0,2 artinya rumah yang
kepadatan
jentiknya
sedang
berpeluang 0,2 kali untuk menderita DBD dibandingkan
dengan
rumah
yang
kepadatan jentiknya rendah.
dari
pemeriksaan
Rumah (50,0%) yang penghuninya pernah menderita DBD dan 5 (50,0%) yang penghuninya tidak pernah menderita DBD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,022 > 0,05 berarti hipotesis nol ditolak, maka disimpulkan ada hubungan antara breteau indeks dengan tersangka DBD. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,183 artinya kontainer dengan kepadatan sedang
berpeluang
menderita
House Indeks adalah angka yang diperoleh
10 Rumah yang terdiri dari 5
tempat
penyimpanan air di rumah di lingkungan tertentu, yang dinyatakan dalam jumlah rumah yang ditemukan jentik (positif)
DBD
0,183
kali
dibandingkan
untuk dengan
kontainer yang berkepadatan rendah. Indeks Breteau merupakan salah satu indikator untuk menyatakan kepadatan jentik nyamuk, seperti halnya Pada saat terjadi wabah DBD di Bojonegoro, jawa
Analisis Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Aegypty Terhadap Kasus DBD…..92
timur, pada Tahun 1976, terdapat indeks
Banda Aceh agar dapat lebih giat lagi
breteau Tentang hubungan antara kepadatan
dalam
jentik
dan
pendekatan dengan masyarakat setempat
terdapatnya kasus DBD, dari penyelidikan
dalam hal pemberantasan jentik nyamuk
telah
kritis
DBD, dan Kepada perangkat desa/gampong
kepadatan Ae. Aegypti dan angka yang
disarankan agar dapat bekerjasama dengan
tersebut
masyarakat
nyamuk
Aedes
diperoleh
angka
Aegypty
ambang
merupakan
ancaman
akan
timbulnya penyakit DBD.
lainya
sosialisasi
dalam
dan
kebersihan
lingkungan/membersihkan sarang nyamuk (PSN DBD) yang ada di lingkungan tempat
KESIMPULAN
tinggal dan sekitarnya minimal 1 kali
Dapat disimpulkan dari penelitian ini
seminggu seperti menguras bak mandi,
bahwa terdapat hubungan antara Angka
tempayan, dan mengubur barang-brang
Bebas Jentik (ABJ) dengan tersangka DBD,
bekas
Container Indeks (CI) dengan tersangka
Breteau
Indeks
(BI)
agar
tidak
terjadinya
perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes
DBD, House Indeks (HI) dengan tersangka DBD,
melakukan
d i .
Aegypty.
dengan
c
tersangka DBD, dan ada hubungan yang
UCAPAN .a TERIMA KASIH
eh Ucapan c a
signifikan antara kepadatan jentik nyamuk
terima kasih disampaikan kepada
Aedes Aegypty terhadap tersangka DBD dies
Bapak
Gampong Lhong Raya
Masyarakat Muhammadiyah Banda Aceh
Raya kota Banda Aceh.
k a kecamatan Banda w u s na
SARAN Untuk itu disarankan kepada pihak
Dekan
Fakultas
Kesehatan
yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian, Geucik Gampong Lhong Raya Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh untuk
yang
dapat meningkatkan pengawasan terhadap
penelitian. Terima kasih kami ucapkan juga
masyarakat,
kepada
agar
masyarakat
semakin
membantu
Direktur
menyediakan
Politeknik
Lahan
Kesehatan
pentingnya
kementerian Kesehatan Aceh dan semua
pemberantasan jentik nyamuk DBD guna
pihak yang turut membantu kelancaran
meningkatkan derajat kesehatan, dalam
penelitian ini. Semoga bantuan yang telah
rangka meningkatkan angka bebas jentik,
diberikan mendapatkan imbalan dari Yang
disarankan
Maka Kuasa.
menyadari
bahwa
Kepada
petugas
kesehatan
khususnya bidang surveilens di Puskesmas Lhong Raya Kecamatan Banda Raya Kota
Daftar Pustaka
93 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 85 – 93
1.
2.
3. 4. 5.
Nurhasanah. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Keude Ulim kabupaten Pidie Jaya Tahun 2010. 2010. Ginanjar, Genis. Demam Berdarah, A Survival Guide. Yogyakarta: Bentang Pustaka; 2008. Hastono, Priyo Sutanto. Analisis Data Kesehatan. Jakarta: FKM UI; 2007. Dinas Kesehatan Kota. Profil Dinas Kesehatan. Banda Aceh; 2010. Kementrian Kesehatan RI. Penyelidikan Epidemiologi,
6.
Penanggulangan Fokus Dan Penanggulangan Vektor Pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Jakarta; 2005. Dinas Kesehatan Kota. Laporan Puskesmas Banda Raya. Banda Aceh; 2010. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Pelaksanaan Program PPM-PLP Melalui Pendekatan PKMD Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta; 1992. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
7.
8.
c
d i .
e
a . h
e
c a s
s na
u
k a w