Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta
Dini Amalia Ulfah 12512192 Dr. Intaglia Harsanti
BAB 1: Latar Belakang Jatuh cinta berhubungan dengan patah hati atau putus cinta
Masa remaja adalah masa dimana individu mulai menyukai lawan jenis dan jatuh cinta Kematangan emosi yang baik akan memicu kebahagiaan sehingga mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan
Sebelum berpacaran sebaiknya remaja memiliki kematangan emosi yang baik
Data statistik menunjukkan bahwa penyebab utama remaja bunuh diri adalah karena masalah percintaan
• Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kematangan emosi dan kebahagiaan pada remaja yang mengalai putus cinta
BAB II: LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Surbakti (2010) kebahagiaan adalah pengalaman subjektif pada individu yang berkaitan dengan kemampuannya dalam mengelola perasaan-perasaan positif, seperti ketenangan, kedamaian, dan perasaanperasaan negatif individu, seperti kesedihan, kegetiran, kemarahan, kekhawatiran atau stress
Menurut Carr (2004) kebahagiaan terdiri dari 2 aspek: a. Aspek Afektif b. Aspek Kognitif
2. Kematangan Emosi Menurut Bandura (1997), efikasi diri adalah penilaian individu terhadap kemampuan diri yang disesuaikan dengan hasil yang dicapai. Dimensi Efikasi Diri Magnitude: kemampuan untuk menguasai permasalahan yang sulit Generality: kemampuan untuk bertindak dalam banyak situasi. Strengh: kekuatan efikasi diri yang tinggi sangat yakin dengan kemampuan dirinya.
HIPOTESIS: Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka dapat ditarik hipotesis yaitu, adanya hubungan yang positif antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa, dimana mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi, akan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sedangkan, mahasiswa yang mempunyai efikasi diri yang rendah akan mempunyai motivasi belajar yang rendah pula.
BAB III • • • • •
Dalam penelitian ini, beberapa variable yang diuji adalah: Variable terikat : kebahagiaan Variable bebas : kematangan emosi Populasi penelitian ini adalah remaja usia 17-21 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 17 sampai 21 tahun yang pernah mengalami putus cinta maksimal 2 tahun lalu sebanyak 84 orang • Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling • Skala ini disusun menggunakan skala likert
1.
2.
3.
4.
Validitas Validitas di konsepsikan sebagai tes yang mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2012). Daya Deskriminasi Item Menurut Azwar (2012) daya diskriminasi item atau daya beda adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Reliabilitas Azwar (2012), mengartikan bahwa konsep reliabitas sebagai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Penelitian ini menggunakan teknik uji korelasi Bivariate Product Moment Pearson sebagai uji hubungan untuk menganalisa hubungan efikasi diri sebagai variable prediktor (X) dan motivasi belajar sebagai variable kriterium (Y).
BAB IV 1. Persiapan Menyiapkan alat ukur penetapan subjek. 2. Validitas Menggunakan validitas isi 3. Deskriminasi item a. Kematangan emosi: aitem yang berjumlah 34 aitem mendapatkan hasil yaitu 20 aitem yang dinyatakan valid dan 14 aitem yang dinyatakan gugur. b. Kebahagiaan: aitem yang berjumlah 20 aitem mendapatkan hasil yaitu 17 aitem yang dinyatakan valid 3 aitem yang dinyatakan gugur.
4. Reliabilitas a. Efikasi diri hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,933 b. Motivasi belajar koefisien reliabilitas sebesar 0,929 5. Uji Normalitas Variabel
KolmogorovSmirnov
p
Keterangan
Kematangan emosi
0,200
>0,05
Normal
kebahagiaan
0,003
<0,05
Tidak Normal
6. Uji Linearitas Variabel Kematang an emosi dan kebahagia an
F
88,995
Nilai p hitung
0,000
p
<0,05
Keterangan
Linear
7. Uji hipotesis Variabel
R
Nilai P Hitung
P
Hubungan kematangan emosi dan kebahagiaan
Keterangan Hubungan positif
0,721
0,000
≤ 0,05
antara Efikasi diri dan Motivasi Belajar
BAB V • Kesimpulan • Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dan kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kematangan emosi maka semakin tinggi pula kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta. Hasil uji korelasi antara kematangan emosi dan kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta sebesar 0,721 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05). • Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi searah, artinya semakin tinggi kematangan emosi, semakin tinggi pula kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta. Atau sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi semakin rendah kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Terima Kasih