HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN JUMP DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh : RAHMA FITRA NIM : 1111104000032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap
: Rahma Fitra
Tempat, Tanggal lahir
: Batusangkar, 3 Februari 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jorong Kumango Selatan, Kec.Sungai Tarab, Kab.Tanah Datar, Sumatera Barat.
Telepon
: 085778382179/ 081283052315
E-mail
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN : 1.
1998-1999
: TK AISIYAH Sungai Tarab, Kab.Tanah Datar.
2.
1999- 2005
: SDN 07 Sungai Tarab, Kab. TanahDatar.
3.
2005-2008
: MTsN Pasir Lawas
4.
2008-2011
: MAN 2 Batusangkar
5.
2011-2015
: S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
PENGALAMAN ORGANISASI : 1.
Ketua Osis MtsN Pasir Lawas (2007- 2008)
2.
Sekretaris PIK-KRR MAN 2 Batusangkar (2008 -2009)
3.
Ketua Divisi Humas dan Jurnalistik MAN 2 Batusangkar (2009-2010)
4.
Staf Divisi Kesejahteran Sosial BEMJ Ilmu Keperawatan (2011-2012)
5. Staf Divisi Perekonomian BEMJ Ilmu Keperawatan (2012-2014)
iii
SCHOOL OF NURSING FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2015
Rahma Fitra, NIM : 1111104000032 Relathionship Student Self-Esteem With Ability Self-Actualization in Learning Process Seven Jump Methods at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta Xviii + 72 pages + 8 tables + 1 charts + 12 attachments ABSTRACT The learning process is a matter that can not be separated from the academic life of the student, where the student is required to develop all the potential and talents as a form of self-actualization, but still found the students are passive. The purpose of this study was to determine the relationship of self-esteem of students with the ability to self-actualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The study used quantitative analytical design correlative study with crosssectional study (α=0.05). Respondents amounted to 103 people were taken using total sampling technique. The instrument used was a questionnaire, a questionnaire that is self-esteem (Rosenberg Self-esteem) and questionnaires for self-actualization (Peak Experiences Self-Actualization). Analysis of data using univariate and bivariate analysis (Spearman Rank Correlation test). The result showed a range of self-esteem score of 11-29, while for self-actualization below Averege self-actualization (28.2%), approachingself-actualization (25.2%), moderate self-actualization (28.2%), and high self-actualization (18.4% ). There is a strong relationship between self-esteem of students with the ability to selfactualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (p=0,000, r= +0,633). The results of this study indicate that methode seven jump is able to influence the students to hone their self-esteem and self-actualization. Keywords: Self-esteem, self-actualization, learning methods of seven jump Reference: 55 (years 2003-2015)
iv
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2015 Rahma Fitra, NIM : 1111104000032 Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta xiiiv + 72 halaman + 8 tabel + 1 bagan + 12 lampiran ABSTRAK Proses belajar merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan akademik mahasiswa, dimana mahasiswa dituntut untuk mampu mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki sebagai bentuk aktualisasi diri, namun masih ditemukan mahasiswa yang pasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian menggunakan desain correlative study dengan pendekatan crosssectional study (α=0,05). Responden berjumlah 103 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner harga diri (Rosenberg Self-esteem) dengan 10 item pernyataan dan kuesioner aktualisasi diri (Peak ExperiencesSelf-Actualization) dengan 28 item pernyataan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji Korelasi Spearman Rank). Hasil penelitian didapatkan nilai mean harga diri 19.89, standar deviasi 3,346 dan rentang nilai skor harga diri 11-29. Sedangkan untuk aktualisasi diri didapatkan aktualisasi diri rendah (28.2%), mendekati aktualisasi diri (25,2%), aktualisasi diri sedang (28.2%), dan aktualisasi diri tinggi (18.4%). Ada hubungan yang kuat antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (p =0,000, r= +0.633). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode seven jump mampu mempengaruhi harga diri mahasiswa untuk mengasah dan mencapai aktualisasi diri mahasiswa. Kata kunci
: Harga diri, Aktualisasi diri, proses belajar metode seven jump
Referensi
: 55 (Tahun 2003-2015)
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dankarunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupan materil, yang selalu memberikan semangat dan untaian do’a untuk kelancaran skripsi penulis. Penulis menyadari tidak akan mampu membalas jasa-jasa tersebut, semoga Allah azza wa jalla memberikan balasan yang dapat mengantarkan kesyurgaNya. Terkhusus kepada : 1. Bapak Dr.H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing pertama dan yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Ratna Pelawati, Skp, M.Biomed, selaku dosen pembimbing kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Ns. Nia damiati, S.kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, dan memberi motivasi selama empat tahun duduk di bangku kuliah. 6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 7. Mahasiswa Program Studi Imu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian, terkhususnya angkatan 2012, 2013, dan 2014. 8. Orang tuaku, Ayahanda Abdurrahim dan Ibunda Elvi Deswita, S.pd yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.
x
9. Teruntuk kakanda Fakhry Rahim yang selalu memberikan semangat, kembaranku Rahmi Fitri teman seiring seperjuangan sejak dalam kandungan, terima kasih atas semangat yang selalu engkau tularkan padaku, dan adikku tersayang Zilva Hayati adik kebangganku, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. 10. Teruntuk Alm.Kakekku tercinta Samsyuar Marahat, terima kasih atas nasehat, motivasi, dan pengalaman yang mengesankan bersamamu, hingga penulis memilih untuk mendalami Ilmu Keperawatan ini. 11. Teman-teman seangkatanku PSIK 2011 tanpa terkecuali yang telah membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam mencapai cita-cita 12. Sahabat-sahabati dalam naungan IKMM Ciputat (Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang) dan IKAMANDA Ciputat (Ikatan Keluarga MAN 2 Batusangkar) sebagai keluarga yang telahmemberikan semangat, inspirasi dan pengalaman yang tak ternilai harganya. Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Teriring do’a Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Achsanal Jaza’. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, Juli 2015
Rahma Fitra
xi
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN....................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. iii ABSTRACT............................................................................................... iv ABSTRAK.................................................................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................... vi LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR TABEL...................................................................................... xv DAFTAR BAGAN…….............................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii DAFTAR SINGKATAN........................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6 1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 7 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7 1.5 Manfaat Penelitan .................................................................... 8 1.6 Ruang Lingkup ........................................................................
9
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Harga Diri 2.1.1 Pengertian harga diri....................................................... 10 2.1.2 Aspek-aspek harga diri...................................................
11
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri........ ......... 11 2.2.4 Karakteristik individu berdasarkan tingkatan harga diri. 13 2.1.5 Pengukuran harga diri ...................................................
14
2.2 Aktualisasi Diri 2.2.1 Pengertian aktualisasi diri ............................................... 15 2.2.2 Teori Abraham Maslow tentang aktualisasi diri ............. 16
xii
2.2.3 Faktor penghambat dalam beraktualisasi diri ................. 18 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri ......... 19 2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri .......... 19 2.2.6 Pengukuran aktualisasi diri ............................................. 24 2.3 Metode pembelajaran problem base learning(PBL) ................ 25 2.4 Metode belajar seven jump 2.4.1 Pengertian metode belajar seven jump............................ 26 2.4.2 langkah-langkah metode belajar seven jump .................. 27 2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta..... 31 2.6 Kerangka teori .......................................................................... 32 BAB III KERANGKA KONSEP & DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep ..................................................................... 34 3.2 Defenisi operasional ................................................................ 34 3.3 Hipotesa .................................................................................. 37 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain penelitian ..................................................................... 38 4.2 Lokasi dan waktu penelitian ................................................... 39 4.3 Instrumen penelitian ............................................................... 39 4.4 Populasi .................................................................................. 41 4.5 Sampel ................................................................................... 42 4.6 Pengumpulan data .................................................................. 43 4.7 Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ................
44
4.8 Pengolahan data ..................................................................... 46 4.9 Teknik analisa data ................................................................ 48 4.10 Penyajian data ......................................................................
49
4.11 Etika penelitian ..................................................................... 50 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran umum tempat penelitian.....................................
51
5.2 Karakteristik Responden ....................................................
52
5.3 Hasil Uji Normalitas...........................................................
53
5.4 Hasil Analisa Univariat......................................................
54
xiii
5.4.1
Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta...........................................................
5.4.2
54
Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.................................................. 56
5.5
Hasil Analisa Bivariat........................................................... 59
5.5.1
Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta............................. 59
BAB VIPEMBAHASAN 6.1 Analisis Univariat 6.1.1 Karakteristik Harga Diri Mahasiswa dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..............................................................................
62
6.1.2 Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta................................................................................
65
6.2 Analisis Bivariat 6.2.1
Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar............................... 69
6.3 Keterbatasan Penelitian................................................................ 72 BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan.................................................................................
73
7.2 Saran............................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL halaman Tabel 5.1: Distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan berdasarkan angkatan............................................................... 51 Tabel 5.2:Hasil Uji Normalitas Data.........................................................
52
Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven Jump......................................................................................... 53 Tabel 5.4: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden.. 54 Tabel 5.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan Aktualisasi diri mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....................................................................................... 55 Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.................................. 56 Tabel 5.7: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri....................... 57 Tabel 5.8: Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump di PSIK UIN Jakarta................................................................. 59
xv
DAFTAR BAGAN halaman Bagan 2.1: Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow... 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 2
: Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 3
: Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4
: Kuesioner Harga Diri
Lampiran 5
: Kuesioner Aktualisasi Diri
Lampiran 6
: Jawaban responden pada item pernyataan Harga Diri
Lampiran 7
: Jawaban responden pada item pernyataan Aktualisasi Diri
Lampiran 8
: Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Harga Diri
Lampiran 9
: Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Aktualisasi Diri
Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 11 : Hasil Uji Analisis Univariat Lampiran 12 : Hasil Uji Analisis Bivariat
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AIPNI : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia PBL
: Problem Base Learning
PESAI : Peak Experiance Self-Aktualization Inventory PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan RSE
: Rosenberg Self-Esteem
SAI
: Self- Actualization Inventory
SCL
: Student Center Learning
SMA : Sekolah Menengah Atas UIN
: Universitas Islam Negeri
xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia pada tahun 2008 mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan sarjana keperawatan. Kurikulum berbasis kompetensi ini adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan keperawatan (AIPNI, 2010). Terdapat berbagai macam metode pembelajaran untuk kurikulum berbasis kompetensi, salah satunya adalah problem based learning (PBL). PBL
adalah
metode
belajar
dengan
memanfaatkan
masalah
dan
mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pencarian atau penggalian informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Ditjen Dikti Kemdikbud, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Nursalam (2008) mengatakan bahwa problem base learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dimana peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode konvensional, tetapi peserta didik diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan
1
2
mereka secara mandiri ketika diberikan suatu permasalahan dan aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber. Problem based learning ini telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi didunia, salah satunya yaitu berhasil digunakan di Fakultas Ilmu Kesehatan Maastrict University di Belanda pada bulan Maret 2005. Di Indonesia sendiri problem based learning juga sudah diterapkan pada Institusi Perguruan Tinggi Keperawatan, salah satunya yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada September 2012 (Pedoman Akademik UIN Jakarta, 2014). Problem based learning menggunakan prinsip student-centered learning (SCL). SCL adalah metode pembelajaran berpusat pada peserta didik yang menuntut mahasiswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar. Salah satu metode yang menggunakan prinsip student-centered learning yaitu metode seven jump, seven jump merupakan diskusi kelompok kecil yang menggunakan tujuh langkah untuk memecahkan masalah. Tahaptahap seven jump yaitu: tahap pertama: mengklaifikasi istilah asing, tahap kedua: defenisi masalah, tahap ketiga: curah pendapat, tahap keempat: menganalisis masalah, tahap kelima: merumuskan masalah, tahap keenam: belajar mandiri, dan tahap ketujuh: pelaporan (Achmadi 2007 dalam Arlan, 2012). Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran metode seven jump ini adalah adanya mahasiswa yang dominan dan pasif dalam berdiskusi. Menurut Nursalam (2008) mahasiswa yang mendominasi yaitu mahasiswa yang mampu mengemukakan pendapat-
3
pendapatnya dan mengembangkan potensinya, sedangkan mahasiswa yang pasif yaitu mahasiswa yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Emerald et al. (2013) menyatakan bahwa kekurangan dari metode problem based learning yaitu sebagian mahasiswa mendominasi sementara yang lain pasif dalam berdiskusi dan memakan waktu, sedangkan keuntungan dari metode problem based learning yaitu memotivasi mahasiswa
untuk
belajar
mandiri,
meningkatkan
penemuan
masalah
pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, dan meningkatkan dalam memperoleh informasi baru. Dalam pelaksanaan metode belajar seven jump di akademik mahasiswa hendaknya pandai beragumentasi, sehingga membentuk aktualisasi diri pada mahasiswa. Menurut Harsono (2005) menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut untuk beragumentasi dan menyampaikan pendapat sebagai bentuk aktualisasi diri dalam proses belajar. Aktualisasi diri adalah cara mengembangkan potensi diri dari hal yang bisa kita lakukan atau kerjakan. Menjalankan aktualisasi diri sama dengan mengembangkan kemampuan tanpa batas, sifat dasar manusia adalah mencapai aktualisasi diri atau mencapai perbaikan diri dan perubahan yang konstruktif. Manusia lahir memiliki kecenderungan alamiah untuk mencapai aktualisasi diri, orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya dapat meraih kebahagian dan merasa puas dibandikan orang yang tidak mengalami aktualisasi diri (Rogers 1965 dalam Videbeck , 2008).
4
Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam metode belajar seven jump dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambilnya (Pajouhandeh, 2013). Menurut Dewi (2007) ciri-ciri positif orang yang teraktualisasi dirinya antara lain: jujur, terbuka, menjadi dirinya sendiri, mampu mengekspresikan pendapat berdasarkan pikiran dan emosi-emosi yang sebenarnya tanpa dipengaruhi orang lain. Mahasiswa dalam menyampaikan pendapat masih ditemukan pasif dalam berdiskusi, salah satu yang menyebabkan mahasiswa pasif dalam berdiskusi adalah kurangnya rasa percaya diri. Perasaan kurang percaya diri ini karena takut terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan, takut bahwa apa yang akan disampaikan tidak pantas untuk dikemukakan (Osborne 1992 dalam Wahyuni, 2014). Robbinson (1995 dalam Nasimah, 2009) mengatakan bahwa kepercayaan diri berhubungan dengan harga diri seseorang, seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan memiliki harga diri yang baik pula. Harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi, penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Penilaian tinggi terhadap diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian rendah
5
terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang (Rosenberg 1965 dalam Arif, 2010). Hasil studi pendahuluan melalui penyebaran angket sebanyak 10 pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2014 pada 20 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta tentang harga diri dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar dengan metode seven jump sebagai berikut: (i) 7 mahasiswa merasa tidak berguna saat memecahkan masalah karena tidak mendapatkan ide-ide kreatif dalam proses belajar. (ii) 12 mahasiswa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010) tentang hubungan antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1 Malang hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 ( P< 0,05). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2011) dengan diperoleh nilai p sebesar 0,00 (p<0,05) dan korelasi (r) = +0,646, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dengan obesitas di SMA Negeri Sei Bingai menunjukkan bahwa semakin rendah harga diri remaja putri dengan obesitas maka semakin rendah kemampuan aktualisasi diri mereka.
6
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti belum menemukan penelitian terkait hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Peneliti juga berpikir bahwa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri penting untuk diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih mendalam mengenai “Hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta”. 1.2
Rumusan Masalah Beberapa kekurangan dari metode belajar problem base learning yaitu terdapatnya mahasiswa yang dominan dan pasif dalam berdiskusi, pasif dalam berdiskusi artinya tidak mampu menyampaikan pendapat. Menyampaikan pendapat merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri dalam proses belajar, aktualisasi diri adalah mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa batas. Pasifnya seseorang dalam berdiskusi disebakan karena kurangnya rasa percaya diri mahasiswa terhadap kemampuan dirinya, padahal untuk mencapai aktualisasi diri seseorang harus memiliki kepercayaan diri yang baik. Kepercayaan diriberhubungan erat dengan harga diri seperti yang sudah dijelaskan dilatar belakang, sehingga harga diri juga akan menentukan pencapaian kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar menggunakan metode seven jump. Hasil studi pendahuluan tentang kemampuan beraktualisasi diri dalam proses belajar dengan metode seven jump menunjukkan : 7 mahasiswa merasa tidak berguna saat memecahkan masalah karena tidak mendapatkan ide-ide
7
kreatif
dalam
proses
belajar
dan
12
mahasiswa
tidak
mampu
mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 1.3
Pertanyaan Penelitan Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 1.3.2 Bagaimana gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 1.3.3 Apakah ada hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
1.4
Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
1.4.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Untuk mengetahui gambaran aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1.5
Manfaat Penelitian a.
Bagi Mahasiswa Keperawatan Memberikan sumber informasi terkait harga diri mahasiswa dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b.
Bagi Institusi Penelitian ini memaparkan hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak institusi untuk membantu meningkatkan harga diri dan kemampuan
9
aktualisasi diri mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berintegritas. c.
Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump dengan metode lain yang baru atau dengan variabel yang lain.
1.6
Ruang Lingkup Penelitian Keperawatan
ini
dilakukan
Fakultas
oleh
Kedokteran
mahasiswa dan
Ilmu
Program Kesehatan
Studi UIN
Ilmu Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Sarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari kuesioner Rosenberg SelfEsteem (RSE) yang dikembangkan oleh Resonberg (1965) dan Peak Experiences Self-Ectualization Inventory (PESAI) yang dikembangkan oleh Wilsow dan Kneisl (1983), yang kemudian diadopsi oleh peneliti. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012, 2013, dan 2014. Waktu penelitian
berkisar
dari
Maret
sampai
April
2015.
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1
HARGA DIRI
2.1.1 Pengertian harga diri Menurut Stuart & Sundeen (2010) harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri, sementara itu menurut Coopersmith (1967 dalam Guindon, 2010) harga diri merupakan evaluasi atau penilaian terhadap diri sendiri yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang berada disekitarnya serta dari penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu. Franzoi (2003 dalam Lubis, 2009) mengatakan harga diri melibatkan perasaan dalam menghargai diri sendiri dan kepercayaan diri. Baron dan Byerne ( 2005 dalam Dewi, 2013) mengungkapkan harga diri adalah sikap individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi rendah sampai tinggi. Selain itu Waitley (2012) juga menyatakan bahwa harga diri adalah adanya keyakinan pada kemampuan individu untuk menghadapi tantangan hidup, yang merupakan sebuah kepercayaan, bahwa individu layak dan berhak untuk sukses. Berdasarkan pengertian harga diri diatas, peneliti menyimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang tinggi sampai rendah yang dipengaruhi oleh interaksi orang lain
10
11
terhadap dirinya, serta menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu dan berharga. 2.1.2 Aspek aspek harga diri Menurut Rosenberg 1965 dimensi-dimensi harga diri (dalam Mruk, 2006) adalah sebagai berikut : a. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman harga diri sebagai fenomena atau sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan kebudayaan. b. Studi mengenai harga diri dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri, salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi diri lebih kompleks dari pada evaluasi objek-objek eksternal lain karena refleksitas self terlibat dalam mengevaluasi harga diri itu sendiri. c. Harga diri ini merupakan sikap yang menyangkut kebehargaan individu sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat penting dalam tingkah laku. 2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi harga Diri Menurut Coopersmith (1967 dalam Ghufron, 2010) menyatakan harga diri terbentuk dari hasil interaksi dengan lingkungan dan atas sejumlah penghargaan, penerimaan, dan pengertian orang lain terhadap dirinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri individu berasal dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi: jenis kelamin, intelegensi, dan kondisi fisik individu. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi: lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial.
12
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu sebagai berikut: a.
Faktor Internal 1) Faktor jenis kelamin Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pada pria, seperti: perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, dan merasa harus dilindungi. 2) Intelegensi Berkaitan erat dengan prestasi akademik, karena pengukuran intelegensi berdasarkan kemampuan akademik individu. Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi dari pada yang memiliki harga diri yang rendah, individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras. 3) Kondisi fisik Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri individu. Individu dengan kondisi fisik yang menarik, cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik.
13
b.
Faktor eksternal 1) Lingkungan Keluarga Peran keluarga sangat menentukan perkembangan harga diri anak. Berlaku adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik dengan demokratis akan membuat anak mendapatkan harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberikan hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga. 2) Lingkungan sosial Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya beharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.
2.1.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Tingkatan Harga diri Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014) karakteristik individu diklasifikasikan berdasarkan tingkat harga diri yaitu: a. Karakteristik individu dengan harga diri tinggi Seseorang yang memiliki harga diri tinggi, ia akan memiliki ciri-ciri seperti: 1.
Merasa bahwa dirinya berharga
2.
Merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki
3.
Merasa mampu dengan kemampuan yang dimiliki
4.
Dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya
14
5.
Tidak memiliki sikap sombong, melainkan memiliki sikap positif terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya dengan baik
6.
Merasa puas dengan diri sendiri
b. Karakteristik individu dengan harga diri rendah Seseorang yang memiliki harga diri rendah, ia akan memiliki ciri-ciri seperti : 1.
Menilai dirinya sendiri secara negatif
2.
Meragukan kemampuan dirinya
3.
Merasa tidak dihargai dan dihormati
4.
Merasa orang yang gagal
5.
Tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat dibanggakan
6.
Merasa tidak berguna
2.1.5 Pengukuran Harga Diri Rosenberg’s self-esteem scale (RSES) yang disusun oleh Rosenberg (1965 dalam Martin et al, 2007) reliabilitas internal RSES yaitu sebesar 0,92 dan telah banyak digunakan dalam penelitian diindonesia. Alat ukur ini berjumlah 10 item dengan penilaian menggunakan skala likert, yaitu pernyataan favourable apabila jawaban sangat setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0) terdapat pada item no 1, 3, 4, 7, & 10, sedangkan untuk penilaian unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0), setuju (1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3) terdapat pada item no 2,
15
5, 6, 8, & 9. Skala ini bersifat unidimensional yaitu hanya terdiri dari satu dimensi yaitu harga diri itu sendiri. Selain itu Coopersmith (1967 dalam Hills, Francis, & Jennings, 2011) juga merupakan salah satu tokoh yang ikut mengembangkan alat ukur harga diri yang dikenal dengan istilah self-esteeem inventory (SEI). Alat ukur ini terdiri dari 25 item yang berkaitan dengan tiga bidang yaitu harga diri secara umum, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya yang menggunakan skala guttman dengan jawaban “ YA” atau “ TIDAK”. Dari dua alat ukur yang telas dijelaskan diatas, dalam penelitian ini peneliti memilih untuk mengadopsi alat ukur harga diri yang mengacu kepada kuesioner Rosenberg self-esteem scale (RSES) karena skala ini bersifat unidimensional dan mengukur harga diri secara umum. 2.2 Aktualisasi Diri 2.2.1 Pengertian aktualisasi diri Menurut Maslow (1943 dalam Irmawati, 2013) aktualisasi diri merupakan puncak dari perwujudan segenap potensi yang dimiliki dan menjadi yang terbaik dalam akademik dan profesi, dimana individu yang mencapai aktualisasi diri hidupnya penuh gairah dinamis dan tanpa pamrih, konsentrasi penuh dan terserap secara total dalam mewujudkan manusia menjadi manusia yang utuh dan tidak tertekan oleh perasaan cemas, perasaan risau, perasaan takut, tidak aman, tidak terlindungi, dan sendirian.
16
Menurut Chaplin (2008) aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengembangkan bakat dan kapasitas diri sendiri. Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan aktualisasi diri yaitu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh individu, dimana dengan mengaktualisasikan diri seseorang akan lebih mengenal dirinya dan mengetahui bagaimana seharusnya memanfatkan potensi-potensi positif yang ia miliki, dan melihat kekurangan dan kelemahannya, kemudian akan berusaha untuk menjadi manusia yang seutuhnya. 2.2.2 Teori Abraham maslow tentang aktualisasi diri Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Ranking kebutuhan yang dikemukakan Maslow (1943 dalam Naisaban, 2004) sebagai berikut : 1)
Kebutuhan Fisiologis Adalah kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan makan, minum, oksigen, kegiatan, istirahat, seks, proteksi dari cuaca yang ekstrem, dan rangsangan-rangsangan sensoris.
2)
Kebutuhan rasa aman Adalah kebutuhan yang mendorong manusia untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.
17
3)
Kebutuhan sosial suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun dalam kelompok masyarakat. Kebutuhan ini muncul dalam bentuk merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami rasa kekeluargaan, persahabatan, kekaguman, dan kepercayaan.
4)
Kebutuhan akan harga diri Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Pertama, penghargaan diri sendiri yang menyangkut hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian, dan kebebasan. Kedua, adalah penghargaan dari orang lain, yaitu pengakuan dari orang lain karena prestasi yang telah diraihnya dan kebutuhan untuk dihormati dan dihargai orang lain. Kebutuhan harga diri diikuti oleh kebutuhan berkompetensi,
kepercayaan
diri,
kekuatan
pribadi,
prestasi,
independensi, dan kebebasan. 5)
Kebutuhan aktualisasi diri Adalah kebutuhan yang muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi. Aktualisasi adalah kebutuhan manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.
18
2.2.3
Faktor Penghambat dalam Beraktualisasi Diri Maslow ( 1943 dalam Sari, 2011) mengemukakan beberapa hambatanhambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut: 1) Berasal dari diri sendiri Berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi itu tetap laten. 2) Berasal dari luar Berupa kecendrungan kepribadian individu terhadap sifat-sifat, bakat, atau potensi-potensi, dimana aktualisai diri hanya mungkin terjadi apabila kondisi lingkungan menunjangnya. 3) Berasal dari pengaruh negatif Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan untuk melakukan aktualisasi diri, seperti dalam hal mengeluarkan pendapat, mengambil resiko, membuat keputusan, melepaskan kebiasaan lama yang tidak konstruktif. Hal ini akan memberikan ketakutan pada individu yang tidak mampu melakukannya, hingga nantinya ketakutann itu akan mendorong individu-individu tersebut untuk bergerak mundur dalam pemuasaan kebutuhan. Jadi, disini individu dituntut untuk bersedia dan terbuka terhadap gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.
19
2.2.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri antara lain: 1) Pemeliharaan (maintenance) Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar seperti makan, udara dan keamanan, serta kecenderungan untuk menolak
perubahan
dan
mempertahankan
keadaan
sekarang.
Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman. 2) Peningkatan diri (enhancement) Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah. 3) Penerimaan positif dari diri sendiri ( self regard) Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan, dimana seseorang akan mampu menerima kelemahan dirinya namun tetap berusaha melakukan yang terbaik. Penerimaan positif dari diri sendiri merupakan bagian dari dimensi harga diri. 2.2.5
Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri, yaitu sebagai berikut :
20
1) Mampu melihat realita secara lebih efisien. Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam. Kemampuan melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan sikap tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan mendengar apa yang seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan atau ditakuti oleh orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat. 2) Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya. Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Ia akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan juga kesabaran yang tinggi didalam menerima diri sendiri dan lapang dada menerima kritikan, saran serta nasehat orang lain. 3) Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran. Inividu
yang
mengaktualisaikan
dirinya
dengan
benar
akan
memanifestasikannya disegala tindakan, prilaku, dan gagasan yang ia tunjukkan spontan, tidak dibuat-buat dan wajar. Sifat ini akan melahirkan sikap lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakat selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip utamanya. Akan tetapi, jika kebiasaan lingkungan/masyarakat sudah bertentangan dengan
21
prinsip yang diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya, misalnya : adat istiadat yang amoral, kebohongan, kehidupan sosial yang tidak manusiawi. 4) Terpusat pada persoalan. Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh pikiran, prilaku, dan gagasan individu berpusat pada persoalan yang tengah dihadapi umat manusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis. 5) Memisahkan diri : kebutuhan akan kesendirian. Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung memisahkan diri dari lingkungan, sikap ini didasarkan atas persepsinya mengenai sesuatu yang dianggap benar tanpa perlu menunjukkan sikap egois, dimana seorang individu merasa tidak bergantung atas pikiran orang lain, sikap yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam menghadapi hujatan dari orang lain. Individu ini senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi pengambilan keputusan, keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi orang lain, dan ia akan bertanggung jawab atas segala keputusan/kebijakan yang diambilnya. 6) Otonomi : kemandirian terhadap budaya dan lingkungan Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan dirinya pada lingkungan. Ia dapat melakukan apa saja, kapan saja, dimana saja, tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) disekitarnya.
22
Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri individu terhadap segala persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa apalagi sampai bunuh diri. 7) Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan. Pada individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan manifestasi rasa syukur atas segala potensi yang dimiliiki. Individu akan diliputi perasaan senang, kagum, yang tidak bosan terhadap apa yang ia miliki meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu akan mampu mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang dalam mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia yang serakah dan berprilaku melanggar hak asasi orang lain. 8) Kesadaran sosial. Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya cenderung memiliki perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain walaupun orang tersebut berprilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki rasa bermasyarakat. 9) Hubungan interpersonal. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Meskipun ia tidak cocok dengan prilaku orang-orang disekitarnya.
23
10) Demokratis. Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan prilaku yang tidak membedakan orang lain berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status, sosial-ekonomi, partai, dan lain-lain. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang mampu mengaktualisasikan diri tidak memiliki perasaan risih bergaul dengan orang lain, rendah hati, dan senantiasa menghormati orang lain. 11) Rasa humor yang bermakna dan etis. Rasa humor orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda dengan humor kebanyakan orang, ia tidak akan tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi memiliki makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan hakikat manusiawi-menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 12) Kreativitas. Kreatif merupakan karakteristik yang dimiliki oleh individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya. Kreativitas ini tanpa pengaruh dari pihak manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain. misalnya
yaitu
seseorang
mampu
memberikan
pendapat
dan
mengembangkan potensi yang ia miliki tanpa bantuan orang lain dan percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.
24
13) Kemandirian. Individu
yang
telah
mencapai
aktualisasi
diri
akan
mampu
mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan. 14) Pengalaman puncak. Individu yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan alam, ia merasa tidak ada batas atau sekat antara dirinya
dan
alam
semesta.
Artinya
individu
yang
mampu
mengaktualisasikan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat sekat lainnya. Dengan demikian, individu akan memilikki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter inilah yang mencerminkan seseorang berada pada pengalaman puncak. 2.2.6. Pengukuran aktualisasi diri Alat ukur untuk aktualisasi diri yaitu Peak ExperienceSelfActualization Inventory (PESAI) berdasarkan teori Maslow (1943) yang diadopsi oleh Wilsow dan Kneisl (1983). Alat ukur ini terdiri dari 28 item yang pernyataan menggunakan skala likert dengan scoring yang sudah ditetapakan oleh Wilsow dan Kneisl (1983), dimana item penilaian sangat sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16,17,18,19,20,22,26,&27, item penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-kadang (3), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28, item penilaian sangat sering
25
(15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25.Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada individu. 2.3
Metode Pembelajaran PBL Rukmini (2006 dalam Naila, 2014) mendefinisikan PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue atau pemecahan masalah dengan menggunakan problem atau kasus. Tujuan utama dari metode PBL menurut Wahyuningsing & Santoso (2013) adalah: a. Melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan mengembangkan kemampuan
berfikir
secara
sistematis
atau
mengembangkan
kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis. b. Menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenaiinformasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang barukaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik. c. Membantu mahasiswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi mahasiswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar mengajar.
26
Macam-Macam Tahap Kegiatan PBL: 1.
Menurut Wood (2003) terdapat “tujuh langkah” (“seven jump”) yang dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan diskusi totorial PBL.
2.
Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL. a.
Konsep dasar (basic concept)
b.
Pendefinisian masalah (defining the problem)
c.
Pembelajaran mandiri (self learning)
d.
Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge)
e.
Penilaian (assessment)
2.4 Metode belajar Seven Jump 2.4.1 Metode Belajar Seven Jump Metode Seven Jump adalah sebuah metode problem based learning (PBL) yang digunakan
dalam pembelajaran untuk menganalisa dan
memecahkan sebuah kasus. PBL adalah strategi belajar yang berpusat kepada pelajar (student-centered), kolaboratif, kontekstual, terpadu, diarahkan sendiri, dan reflektif. Desain dan pelaksanaan pembelajaran meliputi belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Mahasiswa bekerja sama dalam kelompokkelompok kecil untuk membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus masalah yang realistis untuk memicu proses belajar, metode ini terdiri atas 7 langkah penyelesaian kasus, yang dinamis tetapi tetap memerlukan keseimbangan dan keserasian agar tujuan belajar dapat tercapai (Gwee, 2009).
27
2.4.2 Langkah – langkah metode belajar seven jump Menurut Wood (2003) terdapat “Tujuh langkah” atau (seven jump) yang
dikembangkan
Universitas
Maastricht
(Belanda)
dalam
mengimplementasikan diskusi tutorial PBL. 1.
Langkah pertama yaitu mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam skenario. Nutulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.
2.
Langkah kedua yaitu mendefenisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Nutulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.
3.
Langkah ketiga yaitu sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna, notulen mencatat semua pokok diskusi.
4.
Langkah keempat yaitu kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasanpenjelasan menjadi solusi sementara, notulen menata penjelasanpenjelasan.
5.
Langkah kelima rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective), kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.
6.
Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran).
28
7.
Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan berbagai hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran dan menilai kriteria kelompok.
Menurut Patria (2011) tujuh langkah metode seven jump yaitu : 1. Mengklarifikasi istilah asing a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas. b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya. c. Kata-kata yang masih diperdebatkan dikelompok ditulis. 2. Mendefenisikan Masalah a. Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang kemudian didefenisikan oleh kelompok. b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberi pendapat dan argumen dalam diskusi. c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah. d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan horizon intelektual. e. Mencatat seluruh isu, argumen dan pendapat yang telah dijelaskan oleh kelompok. 3. Curah pendapat berdasarkan hipotesis a.
Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar / salah, atau sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.
29
b.
Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai kemungkinan yang sesuai dengan masalah.
c.
Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke halhal rinci.
d.
Mencatat seluruh hipotesis yang ada.
4. Menyusun hipotesa a.
Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.
b.
Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.
c.
Hasil diskusi berisi: pengorganisasian penjelasan terhadap masalah ditulis secara skematik, menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada.
5. Mendefenisikan tujuan belajar a.
Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.
b.
Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia.
c.
Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri (ekstra) karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri.
30
6. Belajar Mandiri a.
Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, literarure review, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada pakar, dsb.
b.
Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota kelompok
c.
Hasil tersebut didiskusikan pada langkah ketujuh.
7. Pelaporan a.
Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa literatur maupun sumber belajar lainnya.
b.
Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian mendiskusikan kembali.
c.
Mahasiswa bisa beragumen dan menyampaikan pendapat untuk menambahkan, menyanggah, bertanya, dan berkomentar terhadap referensi.
d.
Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan membuat laporan tertulis.
e.
Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan dalam diskusi dengan pakar / narasumber.
31
2.5
Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta Kurikulum di Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlaku saat ini terdiri dari 2 macam, yaitu kurikulum berbasis isi (kurikulum lama) dan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum lama berlaku sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, dimana kurikulum lama ini mengalami revisi dan perbaikan (PSIK UIN Jakarta, 2012). Pada tahun 2006, dilakukan peninjauan secara internal (Program Studi) yang menghasilkan perubahan distribusi mata kuliah. Kemudian pada Juni tahun 2007 dilakukan workshop pengembangan kurikulum dengan hasil berupa perubahan kurikulum pada semester I untuk seluruh program studi yang ada di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan dalam bentuk model integrasi yang bertujuan menyamakan kompetensi dasar mahasiswa Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada tahun 2009 kurikulum tersebut ditinjau kembali (PSIK UIN Jakarta, 2012). Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2012, kurikulum berbasis kompetensi
yang dikembangkan
Program Studi Ilmu Keperawatan pada tahun 2012 merujuk pada panduan yang dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia tahun 2009-2013 yang diterbitkan tahun 2010 (PSIK UIN Jakarta, 2012).
32
2.6 KERANGKA TEORI Aktualisasi Diri Metode belajar
Faktor penghambat
seven jump
Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri
Harga diri Aspek-aspek harga diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Karateristik harga diri
Sosial
Keamanan
Fisiologi Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow (1943) Sumber : Maslow 1943 (dalam Asmadi, 2008) ; Rosenberg 1965 (dalam Wahyuni, 2014).
33
Keterangan : :
: Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti Kerangka teori dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teori motivasi
menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) yang mengatakan bahwa aktualisasi diri akan tercapai ketika kebutuhan harga diri, sosial, keamanan, dan kebutuhan fisiologi terpuaskan, sehingga teori ini dikenal dengan hierarki kebutuhan manusia atau piramida kebutuhan manusia. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar menggunakaan metode seven jump.
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA 3.1
Kerangka Konsep Penelitian ini meneliti tentang “Hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) agar mudah dipahami dan menjadi acuan dalam penelitian. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang disebabkan/dipengaruhi adanya variabel bebas (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini, variabel bebas (independen) adalah harga diri mahasiswa dan aktualisasi diri sebagai variabel terikatnya (dependen). Variabel dependen
Variabel independen
. Aktualisasi diri
Harga Diri
3.2
Defenisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel harga diri sebagai variabel independen dan aktualisasi diri sebagai variabel dependen.
34
35
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No
Variabel
Defenisi operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
1.
Harga diri
Penilaian seseorang
Item pernyataan dalam
Kuisioner
Semakin tinggi skor
Numerik
terhadap penerimaan dirinya kuesioner Rosenberg
semakin tinggi harga
kelemahan, kekuatan diri,
Self- Esteem (RSE) yang
diri
dan kepuasaan terhadap apa
dikembangkan oleh
yang dilakukanya serta
Rosenberg (1965) terdiri
usaha-usaha individu untuk
dari 10 item
mencapai prestasi.
pernyataanmenggunakan skala likert, dengan penilaian untuk pertanyaan sangat setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0)
36
No 2
Variabel
Defenisi Operasional
Cara ukur
Aktualisasi
Kebutuhan manusia untuk
Item pernyataan dalam
diri
menjadi orang yang sesuai
kuesioner aktualisasi diri
aktualisasi diri tinggi
dengan keinginan dan
Peak Experiences Self-
112 -149:
potensi yang dimiliki atau
Actualization inventori
aktualisasi diri sedang
hasrat dari individu untuk
(PASAI) yang
80 – 111:
menyempurnakan dirinya
dikembangkan oleh
mendekati aktualisasi
melalui pengungkapan
Wilsow and Kneisl
diri.
segenap potensi yang
(1983) sejumlah 28
0-79 :
dimilikinya.
pernyataan menggunakan
aktualisasi diri rendah
skala likert dengan
(Wilsow & Kneisl,
scoring yang berbeda
1983)
menurut Wilsow &Kneisl (1983).
Alat ukur Kuisioner
Hasil ukur 150 – 200 :
Skala Kategorik
37
3.3
Hipotesa Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang muncul adalah : Ha : Ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang digunakan. Diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data, dan analisa data yang digunakan, penyajian data, dan etika penelitian. 4.1
Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain correlative study dengan pendekatan crosssectional. Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan penelitian korelatif yaitu penelitian yang didesain untuk menguji hubungan antara dua atau lebih veriabel, sedangkan defenisi pendekatan
cross-sectional adalah suatu
pendekatan penelitian berupa observasi atau pengumpulan data yang dilakukan pada satu titik waktu atau selama satu periode pengumpulan data (Siswanto, 2013). Dalam penelitian ini, digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu.
38
39
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012, 2013 dan 2014. Waktu penelitian dilaksanakan setelah berlangsungnya seminar proposal, pada tanggal 6 April 2015.
4.3
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup, kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan dalam rangka wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden, daftar pertanyaan atau pernyataan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan (Siregar, 2013). Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu: a.
Kuesioner A, berisi mengenai pernyataan harga diri mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Rosenberg Self- Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965), terdiri dari 10 item pernyataan dan menggunakan skala Likert dengan penilaian untuk pertanyaan favourable apabila jawaban sangat setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0), dan penilaian untuk unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0), setuju (1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3). Kemudian peneliti
40
menguji validitas & reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/ b.
Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Peak Experience Self-Actualization Inventori (PESAI) yang dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl (1983) sejumlah 28 pernyataan, menggunakan skala likert dengan penilaian yang berbeda berdasarkan scoring yang sudah ditentukan Wilsow & Kneisl (1983). Kemudian peneliti
menguji
validitas
&
reliabelitas kuesioner,
didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/ Penilaian kuesioner A adalah menggunakan skala likert, yang mana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sujarweni, 2014) yang dalam penelitian ini berupa karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skala likert yang pemberian skoringnya dengan sangat setuju = 3, setuju = 2, tidak setuju = 1, sangat tidak setuju = 0. Sedangkan untuk penilaian kuesioner B, yaitu untuk melihat kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan skala likert yang pemberian skoringnya Yaitu sangat sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0)
41
terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 26, & 27, sedangkan item penilaian sangat sering (10), sering (7), kadangkadang (3), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28, dan item penilaian sangat sering (15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25. Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada individu. 4.5
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta angkatan 2014, 2013 dan 2012 yang telah menggunakan metode belajar seven jump. Mahasiswa yang menggunakan metode belajar seven jump di PSIK UIN Jakarta yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014. Peneliti mengambil 30 orang angkatan 2014 untuk dijadikan uji validitas dan reabilitas. Sedangkan untuk objek penelitian peneliti mengambil 18 orang angkatan 2014 yang merupakan sisa dari uji validitas karena angkatan 2014 terdiri atas 48 orang, 48 orang angkatan 2013, dan 37 orang angkatan 2012.
42
b. Sampel Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Imron & Munif, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi yang telah ditentukan peneliti, menurut Nursalam (2008) kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 103 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta yang sedang menjalani proses metode belajar seven jump, yaitu angkatan 2012 terdiri dari 37 orang, angkatan 2013 terdiri dari 48 orang, dan angkatan 2014 terdiri dari 18 orang. Kriteria inklusi sampel yang diambil dari populasi adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012, 2013, dan 2014 yang sedang menjalani proses belajar metode belajar seven jump. b. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan.
43
4.6
Pengumpulan Data Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu : 1. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah disetujui oleh penguji dan pembimbing setelah seminar proposal. 2. Setelah proposal penelitian dan uji validitas serta uji reliabilitas disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Setelah izin penelitian disetujui, peneliti mendatangi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti datang ke Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, dan 2014 kemudian koordinasi dengan pengurus kelas untuk mengumpulkan calon responden. Kemudian peneliti membagikan kuisioner sebagai data primer, kuesioner dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012, 48 mahasiswa angkatan 2013 dan 18 mahasiswa angkatan 2014. Total kuesioner yang dibagikan oleh peneliti adalah 103 kuesioner dengan jumlah pernyataan 38 item. 4. Menjelaskan
kepada
calon
responden terkait
penelitian, kemudian
memberikan lembar persetujuan (Informed consent) dan kuesioner dan menjelaskan prosedur pengisian kuesioner. 5. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ± 15 menit 6. Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi untuk diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah serta dianalisa oleh peneliti.
44
4.7
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 4.7.1 Hasil Uji Validitas Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masingmasing variabel dengan skor totalnya. Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment seperti berikut ini. (
√(
(
) (
)(
) (
)
)
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y N : Jumlah responden X : Jumlah skor tiap butir Y : Skor total seluruh butir Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software komputer menggunakan metode Pearson Correlation (Korelasi Product Moment) dengan menghitung r atau koefisien korelasi. Apabila r hitung ≥ r tabel (0,05), maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung ≤ r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada 21 April tahun 2015. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014. Menurut Siswanto (2013) jumlah responden untuk uji
45
coba minimal 30 orang. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba instrumen ini tidak termasuk dalam responden penelitian. Hasil korelasi tiaptiap item pernyataan kuisioner harga diri (Rosenberg Self- Esteem) berkisar antara 0,477 sampai 0,877. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan10 valid dan layak digunakan untuk penelitian. Sedangkan hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner aktualisasi diri (Peak Experience Self-Actualization Inventori) berkisar antara 0,369 sampai 0,779 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, & 28 ini valid dan layak digunakan untuk penelitian. 4.7.2
Hasil Reliabilitas Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Jenis pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah dengan Alpha Cronbach, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0.6 (Siregar, 2013).
46
Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner harga diri menghasilkan nilai a= 0,877 dan kuesioner aktualisasi diri menghasilkan nilai a= 0,919, angka tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0,6) sehingga instrumen ini dianggap reliabel dan dapat dipercaya. 4.8
Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap (Imron & Munif, 2010): a. Editing Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar peranyataan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam memeriksa data meliputi: 1. Perhitungan dan penjumlahan Menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. 2. Koreksi Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa kelengkapan
data,
memeriksa
kesinambungan
data,
memeriksa
keseragaman data. b. Coding Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan. Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian
47
adalah dengan memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, dalam memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah: 1) Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang diberikan oleh responden. 2) Jawaban dari pertanyaan terbuka Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang diberikan, kemudian dikelompokkan menurut kategori tertentu dan setelah itu tiap kategori diberikan simbol-simbol atau kode berupa angka. 3) Pemindahan data Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara mekanis, manual atau elektronis. c. Tabulating Tabulating, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelakasanaan tabulating dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronis.
48
4.9
Teknik Analisis data Setelah dilakukan proses pengolahan/manajemen data, langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data adalah agar data yang dikumpulkan memiliki arti/makna yang dapat berguna untuk mengatasi masalah kesehatan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: 1. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti (Arikunto, 2010). Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya melihat gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel (Arikunto, 2010). Dalam peneiltian ini untuk melihat hubungan variabel harga diri dengan aktualisasi diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Korelasi Spearman Rank (Rho). Menurut Sofyan (2013) uji Korelasi Spearman Rank (Rho) merupakan uji yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berskala ordinal dengan ordinal, dimana asumsi uji Korelasi Spearman Rank (Rho) adalah: (1) Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data diukur dalam skala Ordinal.
49
Pada uji Korelasi Spearman Rank (Rho) ini tingkat kemaknaan yang digunakan adalah α= 5% (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+) atau minus (-), yang mana jika korelasi positif (+) berarti jika variabel 1 mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif (-) berarti jika variabel 1 mengalami penurunan maka variabel 2 akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya, dan keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 0.00-0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah, 0.21-0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah, 0.41-0.70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat, 0.71-0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat, 0.91-0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali, dan 1 berarti korelasi sempurna (Sujarweni, 2014). 4.10
Penyajian Data Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
50
4.11
Etika Penelitian Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis (Siswanto, 2013), sebagai berikut: 1.
Memperlakukan partisipan secara terhormat. Proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa orang,
menjadi
partisipan
penelitian
adalah
suatu
hal
yang
menyenangkan, namun ada juga yang tidak suka terlibat dalam penelitian, baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, peneliti tidak boleh mengganggu kepentingan mereka sedikitpun. 2.
Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan. Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi yang diperoleh.
3.
Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka atau tertutup.
BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan. A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor:1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor:Dj.II/123/2005
tanggal
17
Mei
2005,
yang
diperpanjang
izin
penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya mendapat sebutan Ners (Ns). Pada tahun 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan kurikulum dari kurikulum conventional ke student center learning dengan menggunakan metode problem base learning, salah satu metode digunakan yaitu metode seven jump. Pada semester ganjil 2012/2013 PSIK
UIN Jakarta
melaksanakan implementasi perubahan kurikulum dengan metode pembelajaran sistem modul. Pada tahun 2014/2015 PSIK melaksanakan dua kurikulum dan
73
52
metode pembelajaran yang berbeda, dimana mahasiswa angkatan 2014, angkatan 2013, dan angkatan 2012 menggunakan kurikulum 2012 dengan metode pembelajaran modul yang berorientasi Student Centered Learning, sedangkan mahasiswa angkatan 2011 menggunakan kurikulum 2008 dengan metode pembelajaran conventional yang berorientasi Teacher Centered Learning. B. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada 103 mahasiswa, dengan jumlah responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014 sebanyak 18 orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30 orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang, kemudian angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37 orang. Jumlah ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling, data didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan berdasarkan angkatan Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan Berdasarkan Angkatan No
Angkatan
Frekuensi
Persentase
1
2012
37
35,9%
2
2013
48
46,6%
3
2014
18
17,5%
Total
103
100 %
53
Tabel 5.1 diatas menunjukkan angkatan 2013 merupakan responden yang paling banyak yaitu berjumlah 48 orang (46,6%). C. Hasil Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data terlebih dahulu diuji. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu sebaliknya. Tabel 5.2 berikut ini adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian: Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel
Kolmogorov Smirnov(KS)
Distribusi Data
Harga Diri
0.000
Tidak normal
Aktualisasi Diri
0.002
Tidak normal
Dari tabel 5.2 di atas, data dari semua variabel diasumsikan tidak berdistribusi normal karena KS<0.05 sehingga analisis selanjutnya menggunakan uji statistik non parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang dihubungkan adalah variabel aktualisasi diri (dependen) dan harga diri (independen). Kedua variabel tersebut merupakan data numerik dan kategorik sehingga uji nonparametrik yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Rank Spearmen.
54
D. Hasil Analisa Univariat Analisa univariat menjelaskan karakeristik harga diri dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Untuk harga diri ditampilkan dengan menghitung mean, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai maksimal. Sedangkan nilai aktualisasi diri dihitung dengan frekuensi dan persentasi. 1.
Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Distribusi skor karakteristik harga diri mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses belajar metode seven jump dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut; Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven Jump Responden
Mean
S. deviasi
Min- maks
Harga diri
19.89
3.346
11-29
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas maka diperoleh nilai mean 19.89, standar deviasi 3.346, dan nilai minimun 11, serta nilai maksimum 29. Persentase item pertanyaan harga diri yang dijawab oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.4:
55
Tabel 5.4 Persentase Jawaban Item PertanyaanHarga Diri Responden No 1 2 3 4 5 6
7 8
9
10
Item pernyataan
SS % Secara keseluruhan, saya merasa puas 21.4 dengan diri saya sendiri Kadang-kadang saya pikir saya orang yang 20.4 tidak baik sama sekali Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas 12.6 yang baik dari diri saya Saya mampu melakukan banyak hal, sebaik 15.5 sebagian besar yang dilakukan orang lain Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang 16.5 bisa saya banggakan pada diri saya Saya kadang-kadang merasa sangat tidak 10.7 berguna pada saat memecahkan masalah dalam proses belajar Saya merasa bahwa diri saya beharga, 32 setidaknya sama beharga dengan orang lain Saya merasa saya tidak dihargai dalam 2.9 proses belajar seven jump , saya berharap saya dapat lebih dihormati Secara umum, saya merasa saya orang yang 22.3 gagal dalam memecahkan masalah saat proses belajar metode seven jump Saya memiliki sikap yang positif terhadap 35 diri saya sendiri
S
TS
STS
64.1
14.6
0
56.3
22.3
1
80.6
6.8
0
73.8
10.7
0
69.9
13.6
0
69.9
19.4
0
60.2
7.8
0
27.2
52.4
17.5
68.9
7.8
1
60.2
3.9
1
Pada tabel 5.4 diatas terlihat pernyataan sangat setuju banyak dijawab oleh responden pada item no 7 sebesar 32 %, dan pernyataan setuju banyak dijawab oleh responden pada item no3 sebesar 80.6%.
56
2. Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri mahasiswa Keperawatan UIN Hasil ukur untuk aktualisasi diri yaitu berdasarkan nilai skor dalam kuesioner aktualisasi diri peak experience self-actualization inventory oleh Wilsow dan Kneisl (1983) yaitu jika nilai skor 0-79: Aktualisasi diri rendah, 80111: Mendekati aktualisasi diri, 112-149: Aktualisasi diri sedang, dan 150-200: Aktualisasi diri tinggi. Distibusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.5; Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Aktualisasi diri
Frekuensi (n) Persentase(%)
Aktualisasi diri rendah
29
28.2%
Mendekati Aktualisasi diri
26
25.2.0%
Aktualisasi diri sedang
29
28.2 %
Aktualisasi diri tinggi
19
18.4%
Total
103
100%
Data yang ada pada tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 103 responden, mayoritas responden memiliki kemampuan aktualisasi diri sedang yaitu sebanyak 29 orang (28.2%) dan memiliki kemampuan aktualisasi diri rendah berjumlah 29 orang (28.2%).
57
Karakteristik aktualisasi diri responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel 5.6 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Aktualisasidiri Rendah
Mendekati Sedang
Tinggi
Total
9
9
10
9
37
2013
15
12
14
7
48
2014
5
5
5
3
18
29
26
29
19
103
Angkatan 2012
Total
Berdasarkan tabel 5.6 diatas terlihat bahwa dari 103 responden, Angkatan yang memiliki aktualisasi diri tinggi terbanyak yaitu angkatan 2012. Selanjutnya persentase item pertanyaan aktualisasi diri yang dijawab oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.7; Tabel 5.7 Persentase Jawaban Item Pernyataan Aktualisasi Diri Responden No
Item Pernyataan
1
Menilai orang lain dengan akurat dalam proses belajar Mencari kesalahan orang lain dalam proses belajar Menerima ketidakpastian dalam proses belajar Mudah menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri
2 3 4
SS % 4.9
S
KK
TP
49.5
45.6
0
0
38.8
57.3
3.9
1
41.7
55.3
1.9
11.7
57.3
31.1
0
58
No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16
17 18 19 20
21 22
Item Pernyataan Menerima pendapat orang lain, meskipun tidak setuju dengan pendapatnya Memiliki ide-ide kreatif dalam proses belajar Menyukai melakukan kegiatan yang tidak terencana dan tidak dipersiapkan Melibatkan diri dalam masalah orang lain Mampu mengemukakan pendapat pendapat sendiri dan tidak tergantung pada orang lain Mampu berkata jujur dalam mengemukakan pendapat Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan tradisi lokal dalam proses belajar Mendapatkan dukungan dari teman sebelum membuat keputusan dalam proses belajar Mampu untuk membuat keputusan sendiri Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi memecahkan masalah dan bersosialisasi dengan orang lain dalam proses belajar Menyukai setiap proses pembelajaran dalam metode seven jump Merasa terinspirasi setelah melihat atau mendengar orang lain mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar metode seven jump Memiliki empati/ sikap tenggang rasa terhadap apa yang dirasakan orang lain Membantu orang lain untuk berkembang dan menjadi lebih baik Memiliki hubungan yang dalam dan bermakna dengan beberapa teman Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan kemampuan dan kompetensinya dalam proses belajar metode seven jump Melakukan hal-hal yang disukai Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting
SS 6.8
S 50.5
KK 41.7
TP 1
5.8 7.8
45.6 38.8
48.5 44.7
0 8.7
4.9 3.9
14.6 38.8
70.9 56.3
9.7 1
13.6
62.1
24.3
0
2.9
48.5
42.7
5.8
8.7
55.3
33
2.9
12.6 20.4
50.5 55.3
36.9 24.3
0 0
13.6
49.5
36.9
0
22.3
56.3
20.4
1
21.4
50.5
28.2
0
15.5
42.7
41.7
0
22.3
46.6
31.1
0
12.6
49.5
36.9
1
31.1 21.4
39.8 63.1
29.1 15.5
0 0
59
No
Item Pernyataan
SS
S
KK
TP
23
Mudah tertawa terhadap humor yang manusiawi, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Menantikan saat-saat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru Menyukai pengalaman puncak (pengalaman tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll) dan pengalaman yang tidak biasa Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar Percaya bahwa harus selalu berkata benar dalam proses belajar Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan yang tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan atau tujuan sosial
20.4
47.6
32
0
23.3
45.6
31.1
0
21.4
41.7
35.9
1
39.3
57.3
2.9
0
37.9
55.3
5.8
1
18.4
50.5
31.1
0
24 25
26 27 28
Pada tabel 5.7diatas terlihat pernyataan sangat sering banyak dijawab oleh responden pada item no 26 sebesar 39.3 %, pernyataan sering banyak dijawab oleh responden pada item no 22 sebesar 63,1 %. E. Hasil Analisa Bivariat 1.
Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini, analisis hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dapat dilihat pada tabel 5.8
60
Tabel 5.8 Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIK UINJakarta. Skor
Aktualisasi Diri
Harga
Rendah
Mendekati
Sedang
Tinggi
Total
P-
Diri
R
value
11-29
N
N
N
N
N
29
26
29
19
103
0.000
0.633
Berdasarkan tabel 5.8 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p-value= 0,000. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara variabel harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi dalam proses belajar metode seven jump (p< 0,05). Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan nilai r = 0,633, yang berarti hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang kuat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.41-0.70. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang sebanding, dimana jika variabel harga diri mengalami kenaikan maka variabel aktualisasi
diri
juga
akan
mengalami
kenaikan,
dan
begitu
sebaliknya.
BAB VI PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan intrepetasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Intrepetasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian. A. KarakteristikResponden Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 103 mahasiswa, dengan jumlah responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014 sebanyak 18 orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30 orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang, kemudian angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37 orang. Jumlah ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling, data didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden penelitian ini berkisar pada usia 18-22 tahun, dimana usia 18-22 tahun merupakan masa dewasa muda. Dewasa muda adalah masa dimana individu memiliki tanggung jawab atas tindakan, sikap, keinginan yang ia miliki dan tidak bergantung pada orang lain, pada tahapan perkembangan ini dewasa muda memiliki tugas utama yang harus diselesaikan seperti meninggalkan rumah, memilih dan mempersiapkan karir, membangun hubungan dekat seperti
73
62
persahabatan dan pernikahan dan mulai membentuk keluarga sendiri (Atwater & Duffy, 2005). B. Analisis Univariat 1.
Gambaran Tingkat Harga Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIK UIN Jakarta Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri individu. Intelegensi berkaitan erat dengan kemampuan akademik seseorang, kemampuan akademik seseorang dapat dilihat dalam proses belajar. biasanya individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras (Coopersmith 1967 dalam Ghufron, 2010). Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki skor harga diri dengan nilai minimun 11, nilai maksimum 29, rata-rata 19.89 dan standar deviasi 3.346. Hal ini menggambarkan bahwa dari 10 pernyataan dengan skor 30, didapatkan nilai skor harga diri tertinggi 29 dan nilai skor harga diri terendah 11 dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan jawaban item pernyataan responden terkait harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump pernyataan dengan skor tertinggi yang menjawab sangat setuju terdapat pada item pernyataan no 7 yaitu, ”Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain”sebanyak 32.0%, dan pernyataan dengan skor tertinggi yang
63
menyatakan setuju terdapat pada item no 3 yaitu, “Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” sebanyak 80.6 %, Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang responden terkait item pernyataan “Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain”, responden mengatakan dirinya dengan teman-temannya sama-sama memiliki kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru, dimana dengan merasa beharga mahasiswa akan lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat-pendapatnya. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan utama dari metode seven jump menurut wahuningsih (2013)yaitu menuntut setiap mahasiswa untuk actif sharing mengenai informasi yang diberikan. Sedangkan untuk item pernyataan “Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” responden mengatakan selalu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, menyiapkan pembelajaran, mampu untuk aktif berdiskusi, mampu menganalisis masalah secara kritis, mampu menyampaikan pendapat sendiri, kreatif, dan mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar, ini yang membuat mahasiswa merasa memiliki kualitas yang baik dari diri mereka, karena mereka tentu akan mempersiapkan diri sebaik mungkin ketika diskusi kelompok berlangsung. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan belajar seven jump menurut Wahuningsih (2013) yaitu proses belajar seven jump melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi, mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, mengembangkan kemampuan berpendapat, kemampuan mengatasi masalah secara kritis, menuntut mahasiswa untuk actif sharing, dan
64
membantu mahasiswa agar menjadi mandiri. Hal ini juga terdapat dalam langkah ketiga metode seven jump menurut Patria (2011) yaitu mahasiswa dituntut untuk mampu menyampaikan pendapat sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar atau salah. Setiap langkah-langkah metode seven jump mahasiswa dituntut untuk bisa menentukan target mencapai tujuan belajar sendiri dan target mencapai tujuan belajar dari skenario yang diberikan. Untuk memenuhi setiap tuntutan pada langkah-langkah metode seven jump ini akan membuat mahasiswa untuk berusaha memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi mahasiswa untuk menilai harga dirinya. Jika dia mampu memenuhi tuntutan itu dia akan menilai harga dirinya baik, namun jika mahasiswa tidak bisa memenuhi tuntutan itu, harga dirinya akan rendah karena merasa tidak bisa. Karakteristik harga diri dibagi menjadi dua yaitu harga diri tinggi dan harga diri rendah. Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014) karakteristik individu dengan harga diri tinggi yaitu: merasa bahwa dirinya berharga, merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki, merasa mampu dengan kemampuan yang dimiliki, dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya, tidak memiliki sikap sombong, memiliki sikap positif terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya dengan baik, dan merasa puas dengan dirinya sendiri, sedangkan karakteristik individu dengan harga diri rendah yaitu menilai dirinya sendiri secara negatif, meragukan kemampuan dirinya, merasa tidak dihargai dan dihormati, merasa orang yang gagal, tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat dibanggakan, serta merasa tidak berguna.
65
Penelitian tentang harga diri dalam belajar juga pernah diteliti oleh Dewi (2013) dalam penelitiannya yaitu “Hubungan antara harga diri dan motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri Surakarta” bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Surakarta. Dimana, siswa yang memiliki harga diri tinggi akan menilai dirinya secara positif, sehingga merekaakan merasa bahwa dirinya berharga, bernilai,dan berarti, serta mendapatkan penerimaan, dukungan, dan kasih sayang dariorang lain. Ketika hal tersebut didukung oleh adanya motivasi berprestasi tinggi yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk menetapkan tujuan, mampu mengambil keputusan secara mandiri, berorientasi ke masa depan, serta berusaha mencapai keberhasilan. 2.
Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktualisasi diri merupakan puncak dari perwujudan segenap potensi yang dimiliki dan menjadi yang terbaik dalam akademik, menjadi yang terbaik diakademik tentunya harus melewati proses belajar (Maslow 1943 dalam Irmawati, 2013). Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan
66
tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambilnya(Pajouhandeh, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 28.2 % responden memiliki kemampuan aktualisasi diri rendah, 25.2% responden memiliki aktualisasi diri mendekati, 28.2% responden memiliki aktualisasi diri sedang, dan 18.4% responden memiliki aktualisasi diri tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki aktualisasi diri yang rendah dan aktualisasi diri yang sedang dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan item pernyataan terkait aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump pernyataan dengan skor tertinggi yang menjawab sangat sering adalah ”Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar”sebanyak 39.3%, pernyataan dengan skor tertinggi yang menyatakan sering adalah “Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting” sebanyak 63.1%, pernyataan dengan skor tertinggi yang menyatakan kadang-kadang adalah “Mencari kesalahan orang lain dalam proses belajar” sebanyak 57,3%, dan pernyataan dengan skor tertinggi yang menyatakan tidak pernah adalah “Melibatkan diri dalam masalah orang lain” sebanyak 9.7%. Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang responden terkait item pernyataan “Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar” responden mengatakan dalam proses belajar metode seven jump
67
mahasiswa harus mengatakan secara jujur tentang apa yang belum diketahui, sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut. Hal ini terdapat dalam langkah pertama metode seven jump menurut Patria (2011) yaitu mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas dan mahasiswa mampu mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya. Sedangkan untuk item pernyataan “Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting”responden mengatakan menyampaikan pendapat dalam diskusi sangatlah penting, karena dengan menyampaikan pikiran, ide-ide, dan pandangan dalam diskusi terjadilah proses bertukar pikiran yang nantinya akan menemukan titik temu dari persoalan yang diberikan, contohnya saat memecahkan kasus-kasus penyakit. Hal ini terdapat dalam langkah ketiga metode seven jump menurut Patria(2011) yaitu mahasiswa dituntut untuk mampu menyampaikan pendapat sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar atau salah. Karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri yaitu: Mampu melihat realita secara lebih efisien, penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya, spontanitas, kesederhanaan, kewajaran, terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian), otonomi (kemandirian terhadap budaya dan lingkungan), kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan, memiliki kesadaran sosial, memiliki hubungan interpersonal, memiliki sifat yang demokratis, memiliki rasa humor yang bermakna dan etis, kreatif (mampu memberikan pendapat dan mengembangkan potensi yang ia miliki tanpa bantuan orang lain dan percaya diri pada kemampuan dirinya), mandiri, dan memiliki pengalaman puncak (memiliki sifat jujur, ikhlas,
68
bersahaja, tulus hati, sederhana, dan terbuka) (Maslow1943 dalam Asmadi, 2008). Karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri dalam metode seven jump menurut Patria (2011) berdasarkan tujuannya yaitu: Langkah pertama (mengklarifikasi istilah asing), mahasiswa dituntut untuk mampu mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya. Langkah kedua (mendefenisikan masalah) mahasiswa dituntut untuk mampu memberi argumen dalam mendefenisikan masalah. Langkah ketiga (curah pendapat) mahasiswa dituntut untuk menyampaikan pendapat dan mampu berfikir kritis. Langkah keempat (menyusun hipotesa) mahasiswa dituntut untuk mampu merinci masalah dan membandingkan dengan hipotesis. Langkah kelima (mendefenisikan tujuan belajar) mahasiswa dituntut untuk mampu merumuskan tujuan belajar kelompok maupun tujuan belajar sendiri. Langkah keenam (belajar mandiri) mahasiswa dituntut untuk mencari informasi dibuku, internet, litaratur review, jurnal, dan sumber yang lainnya yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
Langkah
ketujuh
(pelaporan)
mahasiswa
dituntut
untuk
mensintesis apa yang telah dipelajari kemudian didiskusikan kembali, dimana dilangkah ini mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis, kreatif, dan mandiri yaitu mampu menganalisis masalah dan menyampaikan argumen sendiri berdasarkan sumber yang dapat dipercaya.
69
Menurut Nursalam (2008) Kebutuhan akan aktualisasi diri sangat penting bagi perkembangan seorang individu karena dengan kemampuan aktualisasi diri yang baik individu dapat mengembangkan bakat serta potensinya secara optimal. maka ketika seorang individu memiliki kemampuan aktualisasi diri yang rendah, mereka akan mengalami hambatan dalam mengembangkan bakat serta potensinya secara optimal. C. Analisis Bivariat 1. Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Menurut Riwidikdow (2013) untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig> 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig< 0,05 maka Ho ditolak. Hasil penelitian ini didapatkan nilai pvalue= 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di PSIK UIN Jakarta. Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi atau nilai (r= 0,633). Hal itu berarti hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang kuat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.41- 0.70. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang sebanding,
70
dimana jika variabel harga diri mengalami kenaikan maka variabel aktualisasi diri juga akan mengalami kenaikan, dan begitu sebaliknya. Semakin tinggi skor harga diri semakin tinggi aktualisasi diri disebabkan karena dalam penelitian ini seseorang yang memiliki karakteristik harga diri tinggi, mereka memiliki skor yang tinggi pada item pernyataan no 3 dan n0 7“Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya, dan “Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain”, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi untuk mencapai aktualisasi diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers (dalam Ginting , 2011) mengatakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
aktualisasi
diri
yaitu
penerimaan positif dari diri sendiri (hargadiri), peningkatan, dan pemeliharaan. Pernyataan jawaban responden sangat setuju terbanyak pada item harga diri yaitu ”Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain” item ini menunjukkan mahasiswa ingin di sejajarkan dengan orang lain, artinya mahasiswa memiliki kepercayaan diri
untuk
mengembangkan eksistensinya dalam proses belajar metode seven jump, item ini dihubungkan dengan pernyataan jawaban responden sangat sering pada item aktualisasi diri aktualisasi diri yaitu “Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar” hubungannya yaitu seseorang yang merasa bahwa dirinya sama beharga dengan orang lain, memiliki kepercayaan diri. Kepercayaan diri itu penting sebagai modal untuk mencapai aktualisasi diri. Ini terlihat pada item aktualisasi diri bahwa 39,3% yakin bahwa jujur adalah sikap yang baik dalam proses belajar. Orang yang memiliki
71
kepercayaan diri yang baik akan mampu bersikap jujur, salah satunya yaitu mengatakan secara jujur tentang apa yang belum diketahui, sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010) tentang hubungan antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1 Malang hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 ( P < 0,05). Kemudian Jika dilihat dari jawaban responden “Setuju” terbanyak pada item harga diri dihubungkan dengan pernyataan jawaban responden “Sering” yaitu “Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” dihubungkan dengan “Saya merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting” dilihat dalam metode belajar seven jump di PSIK UIN Jakarta hubungannya yaitu seseorang dengan kualitas diri yang baik yaitu mampu menyiapkan dirinya dalam proses belajar metode seven jump akan mampu menyampaikan pendapat, mampu untuk aktif berdiskusi, mampu menganalisis masalah secara kritis, kreatif, dan mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar. Dalam hal ini pernyataan item harga diri jika dihubungkan dengan item pernyataan aktualisasi diri memiliki hubungan yang bermakna. Hal ini sejalan dengan teori hierarki kebutuhan manusia yang dijelaskan oleh Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) bahwa kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan
72
aktualisasi diri akan muncul apabila kebutuhan harga diri, sosial, keamanan, dan kebutuhan fisiologi terpuaskan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri akan ada ketika kebutuhan harga diri sudah terpuaskan. Penelitian tentang harga diri dan aktualisasi diri sebelumnya juga pernah diteliti Ginting (2011) dengan diperoleh nilai psebesar 0,00 (p<0,05) dan korelasi (r)= +0,646. menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dengan obesitas di SMA Negeri Sei Bingai. Perbedaannya, penelitian Ginting (2011) melihat harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri yang obesitas, sedangkan penelitian ini melihat harga diri mahasiswa dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta. D.
Keterbatasan Penelitian Keterpaparan metode seven jump tidak sama antara angkatan 2012, 2013, dan 2014. Dimana angkatan 2012 lebih lama terpapar dibandingkan angkatan 2013 dan 2014.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka berikut kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini: 1. Gambaran skor tingkat harga diri mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses belajar metode seven jump yaitu nilai mean 19.89, standar deviasi 3.346, nilai minimum 11, dan nilai maksimum 29. 2. Gambaran kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu mahasiswa yang memilki aktualisasi diri rendah sebanyak 29 orang (28.2%), mahasiswa yang memiliki mendekati aktualisasi diri sebanyak 26 orang (25,2%), mahasiswa yang memiliki aktualisasi diri sedang sebanyak 29 orang (28.2%), mahasiswa yang memiliki aktualisasi diri tinggi sebanyak 19 orang (18.4%). 3. Hasil uji statistik harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri diperoleh nilai p-value= 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di PSIK UIN Jakarta. Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi atau nilai (r = 0,633). Hal itu berarti hubungan antara
73
74
variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang kuat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.41-0.70. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang sebanding, dimana jika variabel harga diri mengalami kenaikan maka variabel aktualisasi diri juga akan mengalami kenaikan, dan begitu sebaliknya. 6.2
Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Metode belajar seven jump merupakan metode yang bagus untuk mencapai aktualisasi diri pada mahasiswa, namun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai aktualisasi diri yang lebih baik lagi, untuk meningkatkan aktualisasi diri ini institusi mungkin bisa memasukkan unsur penilaian “kejujuran” saat diskusi kelompok. 2. Bagi Penelti Selanjutnya a.
Diharapkan mampu melakukan penelitian tentang hubungan harga diri dan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump dengan membandingkannya bersama metode belajar lain.
b.
Diharapkan mampu melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA Atwater, E. & Duffy. Psychology for living: Adjusment, Growth, and behavior today. (8thEd). New Jersey : Prentice Hall, 2005. Arif,Honesman.Hubungan Self-Esteem dan Self-Control dengan cemburu kepada pasangan,Skripsi tidak dipublikasikan: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Arlan, dkk. Intensi Melaksanankan Self Study (Seven Jump : Step 6) dalam SmallGroup Discussion (SGD) pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.Skripsi. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran, Bandung-Jawa Barat, 2012. Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan.Editor.Jakarta:EGC, 2008. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). Kurikulum Pendidikan Ners : Implementasi KBK.Jakarta: AIPNI, 2010. Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemahh : Dr. Kartini Kartono, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Dewi, rani anggraeni. Menjadi Manusia Holistik Pribadi Humanis-Sufistik. Jakarta : Mizan Publika Anggota IKAPI, 2007. Dewi, dkk. Hubungan Antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Surakarta. Jurnal online, program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Sebelas Maret, 2013. Ditjen Dikti Kemdikbud. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Kesehatan: Sebuah Kajian Awal. Jakarta : Research and Development Team HPEQ Project, 2011. Emerald, N. M.. Aung, P. P., Han, T. Z., Yee, K. T., Myint, M. H., Soe, T. T., & Oo, S. S., Students’ Perception of Problem Based Learning Conducted in Phase 1 Medical Program, UCSI University, Malaysia. South East AsianJournal of Medical Education. 7(2), 45-48, 2013. Ghufron, M.N dan Rini Risnawita. Teori-Teori Psikologi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010.
Ginting, Melati Ramadani. Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Aktualisasi Diri Remaja Putri dengan Obesitas di SMA Negeri 1 Sei Bingai. Skripsi: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2011. Guindon, M.H. Self Esteem: a cross the lifespan. New York: Taylor & Francis Group, 2010 Gwee, M. Problem-based Learning: A Strategic Learning System Design for The Education of Healthcare Professionals in The 21st Century. The Kaohsiung Journal of Medical Science, 25 (5), 231-239, 2009. Harisanto. Hubungan antara Self Confidence dengan Aktualisasi Diri Siswa MAN 1 Malang. Skripsi: Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Malang, 2010. Harsono. Pengantar Problem-Based Learning. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM, 2005. Hastono, Sutanto P. & Sabri, Luknis. Statistik Kesehatan. Jakarta:Rajawali Pers, 2010. Hills, P.R., Francis, L. J., & Jennings, P. The School Short-Form Coopersmith selfesteem inventory: Revised and Improved. Canadian Journal Of School Psychology. 26 (1) 62-71, 2011. Imron, M.&Munif, A. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto, 2010. Irmawati, Nooryani. Motivasi Aktualisasi Diri Penyandang Tuna Netra. Skripsi: Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan komunikasi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, (2013). 2013. Kunaefi, T, D. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008. Lubis, Namora Lumongga & Hasnida. Dukungan Sosial Pada Pasien Kanker, Perlukah?. Medan: USU Press, 2009. Martin, J.A, Nunez, J.L, Navarro, J.G & Grijalvo, F. The Rosenberg Self-Esteem Scale: Translation and Validation in University Student. The Spanish Journal Of Psychology, 10 (2): 458-467, 2007. Moust, J., Roebertsen, Herma,.Savelberg, Hans., & De Rijk Angeliqu. Revitalising PBL Groups: Evaluating PBL With Study Teams, Faculty of Health Sciences,
Maastricht University. Juornal Education for Health, Vol. 18, No. 1, 62 – 73., 2005. Mruk, C, J. Self- Esteem Research Theory, and Practice: Toward a Positive Psychology of Self- Esteem. New York: Spring Publising Company, Inc, 2006. Naila fitriah. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) diuniversitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak dipublikasikan, 2006. Naisaban, Ladidlaus. Para Psikolog Termuka Dunia :Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya. Jakarta: PT. Grasindo. (276-282), 2004. Nasimah, Syaidati. Hubungan self esteem dengan orientasi masa depan pada remaja.Fakultas Psikologi, Universitas Islam Syarih Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak dipublikasikan, 2009. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Nursalam, & Efendi, F. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika, 2008. Maggi, savin-baden, & kay wilkie. Problem based learning online. USA : McGraw-Hill International: (P :45), 2006. Pajouhandeh, Ebtesam. Personal Development and Self-Actualization of Student in The New Environment. International Journal of Research In Social Sciences, Vol. 2. No.1, 2006. Patria, bhina. Problem-based learning graduates’ competencies and career success. A thesis submitted to the master in higher education research and development, university of Kassel. Germany in Partial Fulfilment of The Requirements for The Degree of Master of Art. Yogyakarta: Inparametric Press, 2011. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Riwidikdow, Handoko. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press, 2013. Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy.A. Perilaku Organisasi/ Stephen P.Robbins, Timothy A. Judge. Penerjemah : Diana Angelina, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba empat, (h:540), 2008.
Riyanto, Theo &Heru. Mau Bahagia ?.Editor :Rosalia Emmy. Jakarta, 2009. Sari, Yuni Amanda. Aktualisasi Diri Tokoh Utama Suguro dalam Novel Skandal Karya Shusaku Endo.Skripsi Universitas Sumatera Utara.Fakultas Ilmu Budaya., 2011. Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Siswanto, Susila, & Suyanto. Metodologi Kedokteran dan Kesehatan. Yogyakarta: Bursa Ilmu Karangkajen, 2013. Stuart &Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa/ Gail. W. Stuart : Alih Bahasa, Ramona P. Jakarta: EGC, 2007. Sudarman. Problem Base Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(2), 68-73, 2007. Sujarweni, V. Wiratna. Panduan Penelitian Keperawatan dengan SPSS.Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014. Sugiyono. Metode penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta, 2007. Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa/ Sheila L. Videbeck: alih bahasa, renata komalasari. Alfrina Hany :editor edisi bahasa indonesia , Pamilih Eko Karyuni, Jakarta : EGC, 2008. Vogler, Jonathan. Self-Actualization and Peak Experiences in Outdoor Recreation. All Theses. Paper 1485. Clemson University, jonathan.w.volgergmail.com, 2012. Wahyuni, Jihandewi. Pengaruh Harga diri, Academic locus of Control, dan Dukungan Sosial Terhadap Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi (Collage Adjusment) pada Mahasiswa Tahun Pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi tidak dipublikasikan: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Wahyuni, Sri. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi.eJournal Psikologi, 2014,2(1): 50-64, 2014. Wahyuningsih, I.S.& Santoso, A. Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Metode Pembelajaran Problem Base learning. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah, 2013.
Waitley, D. Psycology Of Succes, Developing Our Self-Esteem (3rd ed). New York: MCGraw-Hill, Inc, 2012. Wood, DF. ABC Of Learning and Teaching in Medicine Problem Based Learning. BMJ. 326, 328-330, 2003.
Lampiran 2 PENJELASAN TENTANG PENELITIAN HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN JUMP DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rahma Fitra Nim
: 1111104000032
Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Stufi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik harga diri mahasiswa dan gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar menggunakan metode seven jumpdi PSIK UIN Jakarta. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk Program Pendidikan S1 saya di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Besar harapan saya agar Anda bersedia menjadi responden dalampenelitian saya dan menjawab pertanyaan terkait penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang akan Anda berikan sebagai responden akan dijaga orisinalitas dan kerahasiannya. Atas ketersediannya, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, April 2015
Peneliti
Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan tentangpenelitian yang akan dilakukan, saya dapat memahami tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hakhak dan kerahasiaan saya sebagai responden. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun, saya bersedia menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden pada penelitian ini. Ciputat,
April 2015
Tanda Tangan Responden
Lampiran 4 Angkatan :
Kuesioner harga diri Beri tanda (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan yang anda rasakan. No 1.
Pernyataan Secara keseluruhan, saya merasa puas dengan diri saya sendiri. 2. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri saya tidak baik. 3. Saya merasa bahwa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya. 4. Saya mampu memecahkan masalah dalam proses belajar seperti yang dapat dilakukan orang lain. 5. Saya merasa tidak banyak yang dapat saya banggakan pada diri saya saat memecahkan masalah dengan kelompok dalam proses belajar. 6. Saya merasat tidak berguna pada saat memecahkan masalah dalam proses belajar. 7. Saya merasa bahwa diri saya cukup beharga, setidak-tidaknya sama dengan orang lain. 8. Saya berharap saya dapat lebih dihargai saat memecahkan masalah dengan kelompok. 9. Saya orang yang gagal dalam memecahkan masalah dalam proses belajar. 10. Saya menerima keadaan diri saya seperti apa adanya. Keterangan :
SS
S
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
STS
Lampiran 5 Kuesioner Aktualisasi Diri Beri tanda (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan penilaian anda terhadap kemampuan anda dalam proses belajar metode seven jump. NO Pernyataan SS 1. Menilai orang lain dengan akurat dalam proses belajar 2. Mencari kesalahan orang lain dalam proses belajar 3. Menerima ketidakpastian dalam proses belajar. 4 Mudah menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri 5 Menerima pendapat orang lain, meskipun tidak setuju dengan pendapatnya 6 Memiliki ide-ide kreatif dalam proses belajar 7 Menyukai melakukan kegiatan yang tidak terencana dan tidak dipersiapkan 8 Melibatkan diri dalam masalah orang lain 9 Mampu mengemukakan pendapat pendapat sendiri dan tidak tergantung pada orang lain 10 Mampu berkata jujur dalam mengemukakan pendapat 11 Mempertahankan kebiasaankebiasaan dan tradisi lokal dalam proses belajar 12 Mendapatkan dukungan dari teman sebelum membuat keputusan dalam proses belajar 13 Mampu untuk membuat keputusan sendiri 14 Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi memecahkan masalahdan bersosialisasi dengan orang lain dalam proses belajar 15 Menyukai setiap proses pembelajaran dalam metode seven jump
S
KK
TP
16
17
18 19 20
21 22
23
24 25
26 27 28
Merasa terinspirasi setelah melihat atau mendengar orang lain mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar metode seven jump Memiliki empati/ sikap teenggang rasa terhadap apa yang dirasakan orang lain Membantu orang lain untuk berkembang dan menjadi lebih baik Memiliki hubungan yang dalam dan bermakna dengan beberapa teman Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan kemampuan dan kompetensinya dalam proses belajar metode seven jump Melakukan hal-hal yang disukai Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting Mudah tertawa terhadap humor yangmanusiawi, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Menantikan saat-saat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru Menyukai pengalaman puncak (pengalaman tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll) dan pengalaman yang tidak biasa Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar Percaya bahwa harus selalu berkata benar dalam proses belajar Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan yang tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan atau tujuan sosial
Lampiran 6 Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden No
Item pernyataan
1
Secara keseluruhan, saya merasa puas dengan diri saya sendiri Kadang-kadang saya pikir saya orang yang tidak baik sama sekali Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya Saya mampu melakukan banyak hal, sebaik sebagian besar yang dilakukan orang lain Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang bisa saya banggakan pada diri saya Saya kadang-kadang merasa sangat tidak berguna pada saat memecahkan masalah dalam proses belajar Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain Saya merasa saya tidak dihargai dalam proses belajar seven jump , saya berharap saya dapat lebih dihormati Secara umum, saya merasa saya orang yang gagal dalam memecahkan masalah saat proses belajar metode seven jump Saya memiliki sikap yang positif terhadap diri saya sendiri
2 3 4 5 6
7 8
9
10
SS % 21.4
S
TS
STS
64.1
14.6
0.0
20.4
56.3
22.3
1.0
12.6
80.6
6.8
0.0
15.5
73.8
10.7
0.0
16.5
69.9
13.6
00
10.7
69.9
19.4
0.0
32.0
60.2
7.8
0.0
2.9
27.2
52.4
17.5
22.3
68.9
7.8
1.0
35.0
60.2
3.9
1.0
Lampiran 7 Persentase Jawaban Item Pertanyaan Aktualisasi Diri Responden No
Item pernyataan
1
Menilai orang lain dengan akurat dalam proses belajar Mencari kesalahan orang lain dalam proses belajar Menerima ketidakpastian dalam proses belajar Mudah menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri Menerima pendapat orang lain, meskipun tidak setuju dengan pendapatnya Memiliki ide-ide kreatif dalam proses belajar. Menyukai melakukan kegiatan yang tidak terencana dan tidak dipersiapkan Melibatkan diri dalam masalah orang lain
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16
17
Mampu mengemukakan pendapat pendapat sendiri dan tidak tergantung pada orang lain Mampu berkata jujur dalam mengemukakan pendapat Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan tradisi lokal dalam proses belajar Mendapatkan dukungan dari teman sebelum membuat keputusan dalam proses belajar Mampu untuk membuat keputusan sendiri Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi memecahkan masalah dan bersosialisasi dengan orang lain dalam proses belajar Menyukai setiap proses pembelajaran dalam metode seven jump Merasa terinspirasi setelah melihat atau mendengar orang lain mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar metode seven jump Memiliki empati/ sikap tenggang rasa terhadap apa yang dirasakan orang lain
SS % 4.9
S
KK
TP
49.5
45.6
0.0
0.0
38.8
57.3
3.9
1
41.7
55.3
1.9
11.7
57.3
31.1
0
6.8
50.5
41.7
1.0
5.8
45.6
48.5
0.0
7.8
38.8
44.7
8.7
4.9
14.6
70.9
9.7
3.9
38.8
56.3
1.0
13.6
62.1
24.3
0.0
2.9
48.5
42.7
5.8
8.7
55.3
33.0
2.9
12.6 20.4
50.5 55.3
36.9 24.3
0.0 0.0
13.6
49.5
36.9
0.0
22.3
56.3
20.4
1.0
21.4
50.5
28.2
0.0
18 19 20
21 22 23
24 25
26 27 28
Membantu orang lain untuk berkembang dan menjadi lebih baik Memiliki hubungan yang dalam dan bermakna dengan beberapa teman Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan kemampuan dan kompetensinya dalam proses belajar metode seven jump Melakukan hal-hal yang disukai Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting Mudah tertawa terhadap humor yang manusiawi, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Menantikan saat-saat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru Menyukai pengalaman puncak (pengalaman tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll) dan pengalaman yang tidak biasa Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses belajar Percaya bahwa harus selalu berkata benar dalam proses belajar Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan yang tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan atau tujuan sosial
15.5
42.7
41.7
0.0
22.3
46.6
31.1
0.0
12.6
49.5
36.9
1.0
31.1 21.4
39.8 63.1
29.1 15.5
0.0 0.0
20.4
47.6
32.0
0.0
23.3
45.6
31.1
0.0
21.4
41.7
35.9
1.0
39.3
57.3
2.9
0.0
37.9
55.3
5.8
1.0
18.4
50.5
31.1
0.0
Lampiran 8 HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS HARGA DIRI Correlations p1 p1
p2
p3
Pearson Correlation 1
.179
Sig. (2-tailed) N p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
30
Pearson Correlation .179 Sig. (2-tailed)
.343
N
30
p6
p7
.716** .689** .393*
.313
.495** .702** .348
.755** .812**
.343
.000
.000
.032
.092
.005
.000
.059
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.394*
.275
.503** .243
.444*
-.010
.035
.268
.477**
.031
.141
.005
.196
.014
.959
.853
.152
.008
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.739** .482** .436*
.558** .592** .488** .617** .865**
.000
.007
.016
.001
.001
.006
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation .716** .394* Sig. (2-tailed)
.000
.031
N
30
30
30
p4
p5
p8
p9
p10
Ptotal
Pearson Correlation .689** .275
.739** 1
.456*
.397*
.544** .397*
.385*
.626** .787**
Sig. (2-tailed)
.000
.141
.000
.011
.030
.002
.030
.036
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.634** .414*
.145
.527** .286
.694**
.000
.023
.445
.003
.126
.000
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation .393*
.503** .482** .456*
Sig. (2-tailed)
.032
.005
.007
.011
N
30
30
30
30
30
Pearson Correlation .313
.243
.436*
.397*
.634** 1
.255
.131
.573** .414*
.621**
Sig. (2-tailed)
.092
.196
.016
.030
.000
.174
.489
.001
.023
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.240
.174
.567** .675**
.202
.356
.001
.000
30
30
Pearson Correlation .495** .444*
.558** .544** .414*
.255
Sig. (2-tailed)
.005
.014
.001
.002
.023
.174
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.489** .480** .617**
Pearson Correlation .702** -.010
.592** .397*
.145
.131
.240
Sig. (2-tailed)
.000
.959
.001
.030
.445
.489
.202
N
30
30
30
30
30
30
30
30
.006
.007
.000
30
30
30
p9
p10
Pearson Correlation .348
.035
.488** .385*
.527** .573** .174
.489** 1
.361*
.629**
Sig. (2-tailed)
.059
.853
.006
.036
.003
.001
.356
.006
.050
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.770**
30
Pearson Correlation .755** .268
.617** .626** .286
.414*
.567** .480** .361*
Sig. (2-tailed)
.000
.152
.000
.000
.126
.023
.001
.007
.050
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.000 30
30
Ptotal Pearson Correlation .812** .477** .865** .787** .694** .621** .675** .617** .629** .770** 1 Sig. (2-tailed)
.000
.008
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Reliability Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.877
10
30
Lampiran 9 HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS AKTUALISASI DIRI Correlations p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
P 10 P 11 P 12 P 13 P 14
p 15 P 16
Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N
p21 .371* .044 30 .091 .633 30 .258 .168 30 .215 .254 30 .064 .738 30 .344 .063 30 .169 .371 30 .459* .011 30 -.092 .629 30 .331 .074 30 .169 .371 30 .354 .055 30 .368* .045 30 .345 .062 30
p22 .286 .125 30 .336 .069 30 .000 1.000 30 .187 .323 30 .334 .071 30 .346 .061 30 .336 .070 30 .264 .158 30 .280 .134 30 .454* .012 30 .336 .070 30 .312 .093 30 .366* .047 30 .330 .075 30
p23 .334 .071 30 .292 .117 30 .324 .081 30 .240 .202 30 .215 .253 30 .327 .078 30 .098 .605 30 .443* .014 30 .150 .428 30 .239 .203 30 .098 .605 30 .262 .163 30 .253 .177 30 .627** .000 30
p24 .326 .079 30 .173 .360 30 .312 .093 30 .313 .093 30 .251 .181 30 .377* .040 30 .318 .087 30 .578** .001 30 .322 .083 30 .387* .035 30 .318 .087 30 .157 .406 30 .214 .255 30 .317 .088 30
p25 .300 .107 30 .238 .205 30 .386* .035 30 .368* .045 30 .303 .103 30 .339 .067 30 .160 .398 30 .630** .000 30 .294 .114 30 .514** .004 30 .263 .161 30 .396* 0.30 30 .448* .013 30 .410* .024 30
p26 .517** .003 30 .236 .210 30 .156 .411 30 .332 .073 30 .217 .248 30 .490** .006 30 .222 .239 30 .528** .003 30 .138 .467 30 .471** .009 30 .222 .239 30 .388* .034 30 .408* .025 30 .419* .021 30
p27 .467** .009 30 .176 .353 30 .139 .465 30 .180 .342 30 .301 .106 30 .475** .008 30 .380* .038 30 .573** .001 30 .224 .233 30 .591** .001 30 .380* .038 30 .381* .038 30 .447* .013 30 .074 .697 30
p28 .416** .022 30 .353 .056 30 .396* .30 30 .272 .145 30 .450* .013 30 .409* .022 30 .180 .342 30 .981** .000 30 .078 .681 30 .451* .012 30 .180 .342 30 .485** .007 30 .540** .002 30 .404* .027 30
Pttl .600** .000 30 .452* .012 30 .476** .008 30 .382* .037 30 .486** .006 30 .610** .000 30 .407* .026 30 .743** .000 30 .497** .005 30 .589** .001 30 .466** .010 30 .608** .000 30 .645** .000 30 .505** .004 30
Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N
.261 .163 30 .347 .060 30
.305 .101 30 .282 .130 30
.122 .520 30 .653** .000 30
.434* .017 .30 .400* .028 30
.316 .089 30 .349 .059 30
.370* .044 30 .366* 0.47 30
.429* .0183 0 .229 .224 30
.534** .002 30 .414* .023 30
.369* .045 30 .527** .003 30
P 17 P 18 P 19 P 20 P 21 P 22 P 23 P 24 P 25 P 26 P 27 P 28 P ttl
Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N Pearson correlation Sig. (2-tailed) N
.358 .052 30 .468** .009 30 .368* .045 30 .517** .003 30 1 30 .283 .130 30 .504** .004 30 .468** .009 30 .557** .001 30 .654** .000 30 448* .013 30 .475** .008 30 .614** .000 30
.196 .299 30 .250 .183 30 .231 .220 30 .354 .055 30 .283 .130 30 1 30 .300 .107 30 .460* .011 30 .417* .022 30 .559** .001 30 .504** .004 30 .233 .216 30 .522** .003 30
.550** .002 30 .359 .051 30 .253 .177 30 .403* .021 30 .504** .004 30 .300 .107 30 1 30 .662** .000 30 .565** .001 30 .523** .003 30 .283 .130 30 .478** .008 30 671** .000 30
.659** .000 30 .455* .011 30 .529** .003 30 .421* .020 30 .468** .009 30 .460* .011 30 .662** .000 30 1 30 .667** .000 30 .645** .000 30 .582** .001 30 .571** .001 30 .779** .000 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.919
28
.422* .020 30 .383* .036 30 .426* .019 30 .505** .004 30 .557** .001 30 .417* .022 30 .565** .001 30 .667** .000 30 1 30 .504** .005 30 .470** .009 30 .626** .000 30 .775** .000 30
.465** .010 30 .515** .004 30 .408* .025 30 .487** .006 30 .654** .000 30 .559** .001 30 .523** .003 30 .645** .000 30 .504** .005 30 1 30 .751** .000 30 .543** .002 30 .714** .000 30
.514** .004 30 .477** .008 30 .377* .040 30 .418* .022 30 .448* .013 30 .504** .004 30 .283 .130 30 .582** .001 30 .470** .009 30 .751** .000 30 1 30 .553** .002 30 .636** .000 30
.546** .00 30 .608** .000 30 .635** .000 30 .574**. 001 30 .475** .008 30 .233 .216 30 .478** .008 30 .571** .001 30 .626** .000 30 .543** .002 30 .553** .002 30 1 30 .756** .000 30
.682** .000 30 .723** .000 30 .710** .000 30 .685** .000 30 .614** .000 30 .522** .003 30 .671** .000 30 .779** .000 30 .775** .000 30 .714** .000 30 .636** .000 30 .756** .000 30 1 30
Lampiran 10 HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hargadiri N
103
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
.78
Std. Deviation
.418
Absolute
.480
Positive
.297
Negative
-.480
Kolmogorov-Smirnov Z
4.870
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Test distribution is Normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Aktualisasidiri N Normal Parametersa
Most Extreme Differences
103 Mean
2.37
Std. Deviation
1.085
Absolute
.186
Positive
.178
Negative
-.186
Kolmogorov-Smirnov Z
1.885
Asymp. Sig. (2-tailed)
.002
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 11 HASIL UJI ANALISIS UNIVARIAT Statistics Hargadiri N
Valid
103
Missing
0
Mean
19.89
Std. Deviation
3.346
Minimum
11
Maximum
29
Hargadiri
Valid
Frequency
Percent
Cumulative Valid Percent Percent
11
1
1.0
1.0
1.0
12
1
1.0
1.0
1.9
13
5
4.9
4.9
6.8
14
2
1.9
1.9
8.7
16
1
1.0
1.0
9.7
17
2
1.9
1.9
11.7
18
11
10.7
10.7
22.3
19
30
29.1
29.1
51.5
20
12
11.7
11.7
63.1
21
13
12.6
12.6
75.7
22
10
9.7
9.7
85.4
23
5
4.9
4.9
90.3
24
1
1.0
1.0
91.3
25
2
1.9
1.9
93.2
26
1
1.0
1.0
94.2
27
3
2.9
2.9
97.1
28
1
1.0
1.0
98.1
29
2
1.9
1.9
100.0
100.0
100.0
Total 103
Aktualisasidiri
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
29
28.2
28.2
28.2
Mendekati
26
25.2
25.2
53.4
Sedang
29
28.2
28.2
81.6
Tinggi
19
18.4
18.4
100.0
Total
103
100.0
100.0
Aktualisasidiri
Angkatan
Total
rendah
Mendekati
sedang
tinggi
Total
2012
9
9
10
9
37
2013
15
12
14
7
48
2014
5
5
5
3
18
29
26
29
19
103
Lampiran 12 HASIL UJI ANALISIS BIVARIAT
hargadiri * aktualisasidiri Crosstabulation Aktualisasidiri
hargadiri
Total
rendah
mendekati
sedang
Tinggi
Total
11
1
0
0
0
1
12
1
0
0
0
1
13
5
0
0
0
5
14
2
0
0
0
2
16
1
0
0
0
1
17
2
0
0
0
2
18
11
0
0
0
11
19
2
12
13
3
30
20
1
3
7
1
12
21
2
3
4
4
13
22
0
6
2
2
10
23
1
2
1
1
5
24
0
0
1
0
1
25
0
0
1
1
2
26
0
0
0
1
1
27
0
0
0
3
3
28
0
0
0
1
1
29
0
0
0
2
2
29
26
29
19
103
Case Processing Summary Cases Valid
hargadiri * aktualisasidiri
Missing
N
Percent
N
Percent
N
Percent
103
100.0%
0
.0%
103
100.0%
Nonparametric Correlations Correlations
Spearman's rho
hargadiri
Total
hargadiri
aktualisasidi ri
Correlation Coefficient
1.000
.633**
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
103
103
.633**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
103
103
aktualisasidi Correlation Coefficient ri
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).