ISSN 2338-4514 40
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur Indriasari* *
Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Problem Based Learning (PBL) is a method of student-centered learning. Students contributed a great deal in their own learning process that aims to develop the ability to solve the problem and to help students to acquire the necessary knowledge and skills. With the implementation of PBL method students are expected to be motivated. Objective: This study aims to determine the application of PBL learning model and learning motivation of students in STIKES Yogyakarta and learning model application PBL relationship with student learning motivation. Method: methods of research using cross sectional approach to sampling is determined by proportional stratified random sampling method. Data were analyzed using Pearson product moment correlation. Result: PBL learning model application in good enough category as many as 45 students (63.4%). Motivation of students in the high category as many as 42 students (59.2%). There is a significant correlation between the implementation of PBL learning method with learning motivation of students who demonstrated the value of p = 0.005 less than 0.01 (0.01> 0.005 ). Conclusion: The relationship between the application of PBL learning model with student learning motivation is significant.
Keywords: Problem Based Learning method, Motivation to learn
siswa agar memperoleh pengetahuan yang
PENDAHULUAN Problem
Based
Learning
(PBL)
dibutuhkan dan keterampilan1.
adalah sebuah metode pembelajaran yang
Pelaksanaan problem based learning
berpusat pada mahasiswa. Dalam PBL,
mahasiswa dimotivasi untuk menyelesaikan
mahasiswa berkontribusi besar dalam proses
masalah
melalui
pembelajaran mereka sendiri yang bertujuan
dengan
bimbingan
untuk
memulai proses pembelajaran, mahasiswa
mengembangkan
kemampuan
penyelesaian masalah dan untuk membantu
terlebih
pendekatan
dahulu
permasalahan.
Dalam
pengajar.
mengamati hal
ini
kooperatif Sebelum
suatu pengajar
ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
merangsang siswa
kritis
dari FK UGM juga telah menerapkan strategi
serta
pembelajaran berbasis masalah, Problem
bertanya,
Based Learning (PBL) secara penuh sejak
mengajukan pendapat, belajar menyelesaikan
2003. Program Studi Ilmu Keperawatan
suatu permasalahan dan menguasai konsep
(PSIK) Universitas Diponegoro Semarang
yang dipelajari. Problem based learning tidak
yang juga merupakan bagian dari FK UNDIP
dirancang
pengajar
adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi
memberikan informasi sebanyak-banyaknya
yang juga menerapkan program problem
kepada mahasiswa, akan tetapi problem based
based
learning dikembangkan untuk membantu
mengajarnya.
menyelesaikan
masalah
mengarahkan
berpikir
yang
ada
mahasiswa
untuk
mahasiswa
untuk
41
membantu
mengembangkan
learning
dalam
kegiatan
belajar
kemampuan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan
Yogyakarta sendiri yang berdiri sejak tahun
keterampilan intelektual melalui keterlibatan
2009,
mereka
atau
AIPNI 2010 masih menggunakan metode
simulasi, dan menjadi pembelajar yang
pembelajaran konvensional. Yang dimaksud
mandiri.
dengan pembelajaran konvensional adalah
dalam
pengalaman
nyata
Metode pembelajaran tersebut juga diterapkan
di
Keperawatan Indonesia.
Fakultas dibeberapa
Metoda
ini
Kedokteran
dan
Universitas sangat
di
cocok
dengan
menggunakan
kurikulum
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para pengajar dimana pengajar sebagai pusat belajar.
Umumnya
tertentu,
misalnya
memiliki lebih
kekhasan
mengutamakan
diaplikasikan untuk pendidikan keperawatan.
hapalan daripada pengertian, mengutamakan
Lulusan perawat akan senantiasa dihadapkan
proses
pada pasien dengan berbagai macam kasus
pengajar.
dan dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
dilakukan
sistematis untuk menganalisa sesuai penyakit
Yogyakarta,
yang diderita pasien. Mulai tahun akademik
wawancara dengan beberapa mahasiswa,
2005-2006, Fakultas Kedokteran Universitas
mereka mengatakan bahwa materi kuliah
Indonesia
mengimplementasikan.
lebih banyak didapatkan dari dosen dan tidak
Kurikulum Fakultas (KURFAK) 2005 yang
menambah literatur sendiri untuk bahan
menerapkan
belajar. Hal ini juga dibuktikan dengan
(FKUI)
beberapa
perubahan
yang
dan
pengajaran
berpusat
pada
Dari studi pendahuluan yang pada
mahasiswa
melalui
kunjungan
STIKES
observasi
mahasiwa
mendasar dalam pendidikan yang salah
jumlah
satunya merupakan problem based learning.
peminjaman
Ilmu Keperawatan yang merupakan bagian
masih sangat kurang. Kemudian fasilitasi
buku-buku
di
dan
dan
data
perpustakaan
ISSN 2338-4514 42
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
hotspot di kampus juga tidak digunakan
prosedur pembelajaran2. Skor yang diperoleh
sebagaimana
mencari
untuk data penerapan model pembelajaran
referensi kuliah atau jurnal-jurnal penelitian
PBL di PSIK STIKES Yogyakarta kemudian
tetapi untuk mengakses berbagai jejaring
dikategorisasikan menjadi baik, cukup baik,
sosial.
kurang baik dan tidak baik2. Kuesioner yang
mestinya
untuk
Dari hasil studi pendahuluan tersebut
kedua adalah kuesioner tentang motivasi
maka peneliti tertarik untuk mengetahui
belajar terdiri dari 24 soal. Komponen dari
bagaimana
mahasiswa
kuesioner motivasi belajar adalah motivasi
program studi ilmu keperawatan dengan
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
diterapkannya model pembelajaran problem
intrinsik meliputi motivasi untuk memperoleh
based learning di STIKES Yogyakarta.
pengetahuan
motivasi
belajar
dan
ketrampilan,
motivasi
intrinsik meliputi motivasi untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, motivasi untuk
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian korelasional
dengan
pendekatan
cross
mengikuti proses pembelajaran, dan motivasi untuk
berprestasi.
Motivasi
ekstrinsik
sectional, dengan populasi mahasiswa PSIK
meliputi motivasi yang berasal dari dosen,
STIKES Yogyakarta angkatan 2010, 2011
dari teman dan dari lingkungan. Data motivasi
dan 2012. Sampel penelitian ini ditentukan
belajar mahasiswa PSIK STIKES Yogyakarta
dengan
metode
dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan
random
sampling,
stratified sampel
proportional diambil
dari
masing-masing angkatan secara acak. Dengan
rendah3. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat.
kriteria inklusi : mahasiswa PSIK STIKES Yogyakarta
yang terdaftar dalam tahap
akademik,
bersedia
menjadi
responden
HASIL DAN PEMBAHASAN Mahasiswa
program
studi
Ilmu
sedangkan kriteria eksklusinya sedang dalam
Keperawatan STIKes Yogyakarta sebagian
masa cuti. Sampel yang didapatkan sejumlah
besar berasal dari wilayah Indonesia Timur,
71 mahasiswa.
karakteristik sebagain mahasiswa Program
Metode
data
yang
Studi Ilmu Keperawatan STIKes Yogyakarta
menggunakan
dua
berasal dari lingkungan masyarakat pedesaan,
kuesioner. Kuesioner pertama pembelajaran
sebagain lagi dari masyarakat perkotaan,
PBL terdiri dari 25 soal dan komponen-
dengan sebagian besar sumber pendapatan
komponen dari kuesioner pembelajaran PBL
keluarga
adalah peran dosen, peran mahasiswa, dan
pertanian,
digunakan
pengumpulan
adalah
bervariasi
dari
perdagangan,
bidang
jasa,
PNS
dan
ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
TNI/POLRI.
Kondisi
ini
mendekatkan
mahasiswa dengan masyarakat yang akan dilayaninya kelak. Melalui pola pengembangan proses belajar mengajar mahasiswa secara mandiri dan
menciptakan
kreativitas,
mahasiswa
program studi Ilmu Keperawatan STIKes Yogyakarta mampu mengembangkan diri secara akademik dengan IPK rata-rata diatas 2,75. Data karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik mahasiswa Stikes Yogyakarta 2013 Karakteristik Responden Frekuensi % 18-27 70 98,6 Usia 28-37 0 0 >38 1 1,4 Laki-laki 40 56,3 Jenis Kelamin Perempuan 31 43,7 Sumber : Data Primer
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penerapan Problem Based Learning di Yogyakarta
Belajar
No
Motivasi Belajar
Frekuensi
Presentase (%)
1. 2. 3.
Tinggi Sedang Rendah
42 29 0
59,2 40,8 0
Total
71
100
Sumber : Data Primer
Metode STIKes
No
Metode PBL
Frekuensi
Presentase (%)
1. 2. 3. 4.
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak baik
25 45 1 0
35,2 63,4 1,4 0
Total
71
100
Sumber : Data Primer Tabel 4. Hubungan Antara Penerapan Metode PBL Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa di STIKes Yogyakarta PBL Motivasi Pearson 1 ,331** Correlation Sig. (2-tailed) ,005 N 71 71 Motivasi Pearson ,331** 1 Correlation Sig. (2-tailed) ,005 N 71 71 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). PBL
Tabel 5. Tabulasi silang Hubungan Penerapan Metode PBL Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa di Stikes Yogyakarta 2013 No
Motivasi Belajar PBL Baik Cukup Baik Kurang baik Tidak Baik
1. 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Motivasi Mahasiswa di STIKes Yogyakarta
43
3. 4. Jumlah
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
f 21
f 11
f 0
f 32
17
21
1
39
0
0
0
0
0
0
0
0
38
32
1
71
Sumber : Data Primer
Metode pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu metode pembelajaran mahasiswa
yang untuk
menantang
“belajar”,
bagi
bekerjasama
dalam kelompok untuk menemukan solusi atas masalah-masalah yang nyata dalam
ISSN 2338-4514 44
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
kehidupan mereka. Dalam PBL mahasiswa
nyata, mengembangkan minat mahasiswa
akan terlibat sebagai subjek pembelajaran dan
untuk secara terus menerus belajar sekalipun
akan mendorong rasa ingin tahu mahasiswa
belajar pada pendidikan formal telah berakhir
dalam proses pembelajaran.
dan
PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
mahasiswa
dalam
menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan 5
memudahkan
Berdasarkan
tabel
1
karakteristik
pengetahuan baru . Berdasarkan tabel 5 dari
responden bahwa sebagian besar dari 71
71 mahasiswa menganggap bahwa penerapan
responden berusia dalam rentang 18-27 tahun
metode PBL di Stikes Yogyakarta adalah
terdapat 70 mahasiswa (98,6%) dan berjenis
cukup baik sebanyak 45 mahasiswa (63,4%).
kelamin laki-laki sebanyak 40 mahasiswa
Hal ini sesuai dengan kelebihan penerapan
(56,3%). Rentang usia yang cukup lebar
metode PBL menurut Vygotskt, Dewey dan
dipengaruhi oleh input mahasiswa yang
teori pendidikan lainnya yaitu menantang
diterima tidak hanya dari program reguler
kemampuan mahasiswa serta memberikan
atau lulusan SMU tetapi juga lulusan D3. Hal
kepuasan untuk menemukan pengetahuan
ini
baru bagi mahasiswa, meningkatkan motivasi
keanekaragaman latar belakang pendidikan
dan
sehingga dapat saling berbagi ilmu dan
aktivitas
pembelajaran
mahasiswa,
membantu mahasiswa dalam mentransfer
dapat
memberikan
kontribusi
pengalaman diantara mahasiswa.
pengetahuan mahasiswa untuk memahami
Motivasi
dapat
diartikan
sebagai
masalah dunia nyata, membantu mahasiswa
kekuatan yang terdapat dalam diri individu
untuk mengembangkan pengetahuan barunya
yang
dan bertanggungjawab dalam pembelajaran
bertindak atau
yang mereka lakukan6. Disamping itu, PBL
diamati secara langsung tetapi dapat di
dapat mendorong siswa untuk melakukan
interpertasikan dalam tingkah lakunya, berupa
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
proses
mengembangkan
munculnya suatu tingkah laku4. Berdasarkan
kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis
tabel 2 didapatkan hasil dari 71 mahasiswa
dan mengembangkan kemampuan mereka
terdapat
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
kategori motivasi belajarnya tinggi. Hal ini
baru,
dipengaruhi
belajarnya,
memberikan
mahasiswa
untuk
kesempatan
bagi
mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
menyebabkan
42
mempengaruhi
individu
tersebut
berbuat. Motif tidak dapat
mahasiswa
oleh
dua
motivasi
(59,2%)
faktor yaitu
dalam
yang motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik,
ISSN 2338-4514 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
yaitu
motivasi
tidak
lebih termotivasi untuk belajar karena dengan
memerlukan rangsangan dari luar karena
metode ini mahasiswa merasa ditantang
memang telah ada dalam diri individu sendiri,
kemampuannya serta memberikan kepuasan
yang
untuk menemukan pengetahuan baru bagi
sesuai
yang
atau
timbulnya
45
sejalan
dengan
kebutuhannya, misalnya keinginan untuk maju
dan
berkembang
mahasiswa.
serta
Pernyataan diatas sesuai dengan hasil
motif
statistic pearson product moment untuk
ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan
mengetahui hubungan antara penerapan PBL
dari luar individu, seperti hasil adaptasi dari
dengan
lingkungan.
didapatkan nilai r hitung 0,331 dengan taraf
mengaktualisaikan diri. Yang kedua
Pada
umumnya
belajar
mahasiswa
akan
signifikansi (p) = 0,005 yang menunjukkan
memberikan respon yang positif bila mereka
nilai p= 0,005 lebih kecil dari 0,01 ( 0,01 >
mengalami keberhasilan. Memang terkadang
0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
ada mahasiswa yang justru bekerja keras
hubungan yang bermakna secara statistic
setelah
antara
mengalami
mahasiswa
motivasi
kegagalan,
namun
penerapan
metode
PBL
dengan
umumnya motivasi belajar lebih meningkat
motivasi belajar mahasiswa. Hal ini sesuai
berkat tumbuhnya rasa keberhasilan. Untuk
dengan hasil penelitian sebelumnya tentang
itu dosen hendaknya memberikan penguatan
hubungan penerapan metode student center
ekstra dan bimbingan agar mahasiswa mau
learning dengan motivasi belajar mahasiswa
belajar lebih keras dengan penuh perhatian
di PSIK FK UGM
melaksanakan tugas-tugas belajarnya.
hubungan positif yang agak rendah antara
Berdasarkan tabulasi silang tabel 5
penerapan
yang hasilnya ada
model
pembelajaran
student
dapat diketahui bahwa mahasiswa yang
centered learning dengan motivasi belajar
motivasi belajarnya dalam kategori tinggi
mahasiswa PSIK FK UGM1.
menggangap metode penerapan PBL baik sebanyak
21
belajar
(outcomes)
yang
Sedangkan
diperoleh siswa yang diajar dengan PBL
mahasiswa yang motivasi belajarnya dalam
yaitu: (1) inkuiri dan ketrampilan melakukan
kategori
pemecahan
sedang
mahasiswa.
Hasil
menggangap
metode
masalah,
model
peraturan
mahasiswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
behaviors), dan (3) ketrampilan belajar
mahasiswa menggangap metode pembelajaran
mandiri (skills for independent learning).
kebutuhan mereka dan menjadikan mereka
dewasa
belajar
penerapan PBL cukup baik sebanyak 21
PBL (Problem Based Learning) sesuai dengan
orang
(2)
(adult
role
ISSN 2338-4514 46
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa menganggap penerapan
1.
Peterson L Barbara and Young E
metode pembelajaran PBL (Problem Based
Lynne.
Learning)
Developing
di
Stikes
Yogyakarta
dalam
Teaching
Nursing
a
:
Student-Centered
kategori cukup baik sebanyak 45 mahasiswa
Learning Environment. Philadelphia:
(63,4%), motivasi belajar mahasiswa di Stikes
Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
Yogyakarta dalam kategori tinggi sebanyak
2.
Rahayu,
M.
Hubungan
42 mahasiswa (59,2%), terdapat hubungan
Penerapan
yang signifikan antara penerapan metode
Student Centered Learning Dengan
pembelajaran PBL dengan motivasi belajar
Motivasi Belajar Mahasiwa Program
mahasiswa yang ditunjukkan dengan nilai r
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
hitung 0,331 dengan taraf signifikansi (p) =
Kedokteran Universitas Gadjah Mada
0,005 yang menunjukkan nilai p= 0,005 lebih
Yogyakarta, Skripsi: FK UGM.2009.
kecil dari 0,01 ( 0,01 > 0,005).
3.
Model
Antara
Pembelajaran
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
SARAN 1.
Bagi
mahasiswa
Sebagai
variasi
S.
Psikologis.
untuk dapat meningkatkan motivasi
Cipta.2008. 5.
Pengukuran Jakarta
:
Skala Rineka
Suradijono. Problem Based Learning,
nilai dapat lebih baik dan memuaskan.
Makalah
Bagi institusi Untuk memfasilitasi
Inovasi
penerapan metode pembelajaran PBL
Pendekatan Problem Based Learning
seperti ruang diskusi, staf dosen dan
Berbasis
sumber
Communication
referensi
yang
dapat
digunakan mahasiswa untuk belajar. 3.
Azwar,
pengembangan metode pembelajaran
belajar sehingga diharapkan presentasi
2.
4.
Bagi penelitian selanjutnya Dapat
Seminar Sistem
ICT
Penumbuhan
Pembelajaran
(Information
:
and
Technology).
Yogyakarta.2004. 6.
Peterson L Barbara and Young E
dikembangkan lagi dengan metode
Lynne.
Teaching
penelitian yang berbeda dan menggali
Developing
lebih dalam pengetahuan dan motivasi
Learning Environment. Philadelphia:
belajar mahasiswa.
Lippincott Williams & Wilkins.2007.
a
Nursing
:
Student-Centered