HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) (Survei Pada Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya)
Maya Lestari Maharani1 Sri Maywati dan Yuldan Faturahman2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi (
[email protected])¹ Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi2
ABSTRAK Computer Vision Syndrome (CVS) adalah gangguan mata dan penglihatan kompleks yang berhubungan dengan pekerjaan yang dialami akibat penggunaan komputer yang dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor komputer. CVS sebenarnya bukan merupakan suatu sindrom yang mengancam nyawa dan mungkin dirasa tidak parah dan tidak mengganggu bagi sebagian orang. Namun jika sindrom ini tidak diatasi akan menyebabkan hambatan dalam aktivitas sehari-hari, penurunan produktivitas kerja, peningkatan tingkat kesalahan dalam bekerja, dan penurunan kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor resiko individu yang berhubungan dengan keluhan CVS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (explanatory reseach) dengan metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 32 orang dari populasi 37 orang secara purposive sampling dengan kriteria responden tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, konjungtivitas, serta tidak melakukan perjalanan dinas selama penelitian. Analisis faktor risiko individu terhadap keluhan CVS dengan menggunakan uji chy-square pada taraf α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara jenis kelamin (p value = 0,048 < 0,05), lama istirahat (p value = 0,029 < 0,05), durasi penggunaan komputer (p value = 0,029 < 0,05), serta jarak penglihatan (p value = 0,001 < 0,05) terhadap keluhan CVS. Saran bagi instansi yaitu dengan menyelenggarakan pemeriksaan secara berkala untuk para pegawai khususnya kesehatan mata pengguna computer. Kata Kunci Pustaka
: Computer Vision Syndrome, Faktor Risiko Individu : (1991 – 2012)
ABSTRACT
INDIVIDUAL RISK FACTORS RELATED TO COMPLAINTS COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) (Survey Employee Representative Office of Bank Indonesia Tasikmalaya) Computer Vision Syndrome (CVS) is complex eye and vision disorders associated with work suffered as a result of computer use are influenced by individual factors, environmental factors, and the computer. CVS is not a life-threatening syndrome, and may be considered not severe and do not bother for some people. However, if the syndrome is not treated will cause obstacles in their daily activities, decreased work productivity, increased error rate in work, and decreased job satisfaction. These impacts certainly detrimental because it can reduce the quality of life. This research is an analytical explanation (explanatory) and the method used is a cross-sectional survey. samples taken by 32 people in a purposive sampling criteria of respondents did not have a history of diabetes mellitus, hypertension, conjunctivitis, and not to travel during the study. Analysis of individual risk factors on musculoskeletal CVS using chy-square test at level α of 0.05, it can be concluded that there is a relationship between the sexes (p value = 0.048 <0.05), time to rest (p value = 0.029 <0.05 ), the duration of computer use (p value = 0.029 <0.05), and visibility (p value = 0.001 <0.05) on the complaint of CVS. Keywords References
:Computer Vision Syndrome, Individual Risk Factors : (2001 – 2012)
A. PENDAHULUAN Umumnya 80% pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam per hari Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa pemakaian komputer juga dapat menimbulkan masalah tersendiri, terutama bila bekerja dengan komputer dalam waktu yang lama dan terus-menerus (Hanum, 2008). Menurut Sheedy, 2004 sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer, dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah kelelahan mata yang merupakan gejala awal, mata terasa kering, mata terasa terbakar, pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, serta nyeri pada leher, bahu dan otot punggung. Rangkaian keluhan yang diawali dengan adanya keluhan kelelahan mata tersebut sering disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS). CVS adalah gangguan mata dan penglihatan kompleks yang berhubungan dengan pekerjaan yang dialami akibat penggunaan komputer. Menurut Adzkadina, 2010 CVS dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor komputer. CVS sebenarnya bukan merupakan suatu sindrom yang mengancam nyawa dan mungkin dirasa tidak parah dan tidak mengganggu bagi sebagian orang. Namun jika sindrom ini tidak diatasi akan menyebabkan hambatan dalam aktivitas seharihari, penurunan produktivitas kerja, peningkatan tingkat kesalahan dalam bekerja, dan penurunan kepuasan kerja. Dampak-dampak tersebut tentunya merugikan karena dapat menurunkan kualitas hidup seseorang (AOA, 2006). Penggunaan komputer merupakan keharusan untuk mengembangkan dan memajukan perbankan. Dalan dunia perbankan, selain untuk menjalankan kegiatankegiatan rutin kantor, sistem komputer dapat mambantu pelayan terhadap nasabah dengan baik (Novawinda, 2012).
Berdasarkan hasil survey awal di Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya terhadap 10 orang pegawai operator komputer mengeluhkan mata merah 4 (40%) orang, 3 orang (30%) berair, penglihatan ganda 5 orang (50%), penglihatan kabur 6 orang (60%) serta 7 orang (70%) sakit kepala. Setelah melakukan obseravsi secara subjektif yang dilakukan pada semua aspek yang mempengaruhi keluhan CVS diantarnya aspek individu, lingkungan serta komputer peneliti menyimpulkan bahwa faktor individu memberi konstribusi terhadap keluhan CVS pada pegawai operator komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (explanatory reseach) yaitu menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis, metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data tentang variabel bebas dan variabel terikat sebagai objek penelitian yang di observasi dan diukur dalam waktu bersamaan dengan satu periode tertentu (Notoadmodjo, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor risiko individu meliputi usia, jenis kelamin, penggunaan kacamata atau lensa kontak, masa kerja, lama istirahat, durasi penggunaan komputer, dan jarak penglihatan serta variabel terikat yaitu CVS. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai operator komputer sebanyak 37 orang dan sampel yang diambil sebanyak 32 orang secara purposive sampling dengan kriteria responden tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, konjungtivitas,
serta tidak melakukan perjalanan dinas selama
penelitian. Data keluhan CVS didapat menggunakan kuesioner serta dianalisis dengan menggunakan program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) for window Versi 16.0 dengan uji statistik Chy-square, untuk melihat perbedaan hubungan faktor risiko individu terhadap keluhn CVS dengan taraf signifikan α 0,05.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hubungan Faktor Risiko Individu Terhadap Keluhan CVS
Tabel Hubungan Faktor Risiko Individu Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrome Menggunakan Uji Chy-Square
No
Variabel Bebas
Variabel
p value
Keterangan
Terikat 1
Jenis Kelamin
CVS
0,048
Ada hubungan
2
Penggunaan Kacamata
CVS
0,712
Tidak ada hubungan
atau lensa kontak 3
Lama istirahat
CVS
0,029
Ada hubungan
4
Durasi penggunaan
CVS
0,029
Ada hubungan
CVS
0,001
Ada hubungan
komputer 5
Jarak penglihatan
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan hasil analisis faktor risiko individu terhadap keluhan CVS dengan menggunakan uji chy-square pada taraf α 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara jenis kelamin, lama istirahat, durasi penggunaan komputer dan jarak penglihatan terhadap keluhan CVS serta tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS. 2. Analisis Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,048 artinya ada hubungan jenis kelamin terhadap keluhan CVS. Hasil penelitian ini mendukung berbagai penelitian sebelumnya yang melaporkan angka kejadian CVS lebih tinggi pada perempuan meskipun tidak berhubungan secara signifikan (Blehm C et al, 2005). Perempuan lebih rentan mengalami kelelahan mata dibandingkan dengan laki-laki karena penurunan akomodasi yang dapat memperlemah mata yang memfokuskan bayangan pada retina (Fauzia, 2010). Penyebab lainnya yaitu akibat pengaruh hormonal. Sekresi komponen lipid oleh kelenjar Meibom dan Zeis antara lain dipengaruhi oleh hormon androgen seperti testosteron yang dapat meningkatkan sekresi, sedangkan hormon estrogen akan menekan sekresi
kelenjar tersebut sehingga perempuan lebih rentan terkena syndroma dry eye (Roestijawati, 2007) 3. Analisis Hubungan Penggunaan Kacamata atau Lensa Kontak Terhadap CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,712 artinya tidak ada hubungan penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adzkadina (2012) yang mendapatkan nilai p value 0,061. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adzkadina (2012) dkk pada pengguna komputer Bank Jateng, RSI Sultan Agung, dan RSUP dr. Kariadi Semarang yang mendapatkan nilai p value 0,061. Adanya cahaya ekstra pada pekerjaan akan meningkatkan ketajaman sehingga menyebabkan pupil berkontraksi, mengurangi celah-celah lensa dan mengubahnya menjadi lebih lebar untuk penyesuaiannya. Berkurangnya kemampuan akomodasi dan kekurangan-kekurangan lain pada mata dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata, tetapi gangguan ini kan berkembang lebih luas lagi dengan adanya kacamata. Oleh karena itu, penting untuk menguji penglihatan manusia yang bekerja karena penglihatan yang baik adalah hal yang penting (Ting, 2005). Jika operator komputer menggunakan lensa kontak, kelelahan mata akan lebih cepat. Hal ini dapat terjadi karena mata yang dalam keadaan memfokuskan layar monitor akan jarang berkedip, sehingga bola mata akan cepat menjadi kering (Nourmayanti, 2010). 4. Analisis Hubungan Lama Istirahat Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,029 artinya ada hubungan lama istirahat terhadap keluhan CVS. Hasil ini sesuai dengan teori dan penelitian sebelumnya oleh Ye et al. yang menyatakan bahwa istirahat selama 10-15 menit setelah penggunaan komputer merupakan faktor protektif terhadap munculnya keluhan CVS sedangkan tidak menyempatkan istirahat merupakan faktor risiko dengan odds ratio sebesar 5,1 (Ye Z et al, 2007). Menurut NIOSH dalam Nourmayanti (2010), disebutkan bahwa kondisi kerja sangat berperan terhadap gangguan kesehatan pekerja, dan dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja termasuk beban pekerja, waktu kerja yang lama dan kurangnya istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara bermakna pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja mereka tanpa menurunkan produktifitas kerja. Beristirahtlah sekitar 2-3 menit setiap 1520 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit, atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan seterusnya. 5. Analisis Hubungan Durasi Penggunaan Komputer Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,029 artinya ada hubungan durasi penggunaan komputer terhadap keluhan CVS. Peningkatan jam kerja di depan komputer tanpa diselingi oleh aktivitas lain dapat menurunkan kemampuan akomodasi sehingga akan memperberat gejala CVS pada pekerja pengguna komputer (Herman, 2001). Ye et al, 2007 dengan penelitiannya mengenai hubungan antara penggunaan visual display terminal (VDT) terhadap keadaan fisik dan mental pada pegawai administrasi di Jepang melaporkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada kejadian mata tegang terhadap bukan pengguna VDT, pengguna VDT yang bekerja kurang dari lima jam sehari, dan pengguna VDT yang bekerja lebih dari sama dengan lima jam sehari. Studi oleh Edema et al. mendapatkan bahwa 53,15% responden menggunakan komputer secara terus-menerus selama empat jam menyebabkan mereka lebih berisiko mengalami stress akibat penggunaan komputer.13 Studi sebelumnya oleh Sanchez-Roman et al. melaporkan bahwa bekerja secara terusmenerus selama empat jam di depan komputer tanpa diselingi istirahat berasosiasi secara signifikan dengan kejadian astenopia (Blehm C et al, 2005). 6. Analisis Hubungan Jarak Penglihatan Terhadap Keluhan CVS Hasil uji chi square didapat p value 0,001 artinya ada hubungan jarak penglihatan terhadap keluhan CVS. Apabila melihat objek pada jarak dekat maka mata akan menglami konvergensi. Konvergensi mata ini berusaha menempatkan bayangan pada daerah retina yang sama dikedua bola mata. Bila usaha ini gagal mepertahankan konvergensi maka bayangan pada dua tempat
yang berbeda pada retina. Bila diteruskan ke otak maka orang akan meliht dua objek. Penglihatan tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman ( Susila, 2001). Hasil penelitian ini tentang jarak penglihatan tidak sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti penelitian oleh Chiemeke et al. yang melaporkan bahwa keluhan adanya gangguan penglihatan lebih banyak pada pekerja dengan jarak penglihatan kurang dari 10 inci (25,4 cm). Studi oleh Taptagaporn et al. melaporkan bahwa jarak penglihatan yang direkomendasikan adalah 50-70 cm dan studi lain menyatakan bahwa semakin jauh monitor diletakkan (90-100 cm) maka dapat meminimalisasi timbulnya keluhan penglihatan. (Bhanderi, 2008).
D. PENUTUP 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor risiko individu yang berhubungan terhadap keluhan CVS, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat hubungan antara jenis kelamin (p value = 0,048 < 0,05), lama istirahat (p value = 0,029 < 0,05), durasi penggunaan komputer (p value = 0,029 < 0,05), serta jarak penglihatan (p value = 0,001 < 0,05) terhadap keluhan CVS pada pegawai pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya Terdapat hubungan antara terhadap keluhan CVS pada pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya b. Tidak ada hubungan antara penggunaan kacamata atau lensa kontak terhadap keluhan CVS pada pengguna komputer Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya (p value = 0,712 > 0,05) 2. SARAN a. Bagi Instansi Menyelenggaraan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk para pegawai khususnya kesehatan mata pengguna computer b. Bagi Pegawai Pegawai pengguna komputer yang telah mengetahui dan mengenali faktorfaktor risiko yang dimiliki, hendaknya melakukan tindakan pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan terutama untuk faktor risiko yang berpengaruh
dalam peneltian ini, yaitu jenis kelamin, lama istirahat, durasi penggunaan komputer serta jarak penglihatan yaitu dengan cara : 1. Letakkan monitor 40-60 cm dari mata, tergantung kenyamanan. Duduk tegak santai dengan membuncitkan perut. 2. Monitor sebaiknya dipasang 10 - 20 cm lebih rendah dari mata, jadi dapat melihat lebih ke bawah. Layar monitor sebaiknya dimiringkan sedikit ke atas, seperti ketika sedang membaca sebuah buku atau majalah. Dengan melihat ke arah bawah, mata lebih tertutup sehingga penguapan air mata dari permukaan yang tersingkap lebih sedikit 3. Tempatkan sumber cahaya pada bidang tegak lurus terhadap komputer, sehingga cahayanya tidak menyilaukan mata dan tidak terlihat pantulannya pada layar monitor. Jika mempunyai masalah kesilauan yang disebabkan oleh pemantulan, pertimbangkan untuk memasang sebuah filter monitor atau pasang sebuah penutup bersisi tiga pada komputer. 4. Gunakan jenis huruf yang cukup besar. Cobalah menggunakan berbagai jenis huruf dan warna latar belakang yang berbeda untuk menemukan kombinasi mana yang lebih mudah yang dapat dibaca. 5. Atur monitor pada kontras yang dirasakan paling nyaman. 6. Berusahalah untuk berkedip lebih sering. 7. Seringlah mengistirahatkan mata sejenak yaitu dengan tidak melihat ke layar monitor atau tutuplah mata secara berkala selama beberapa detik/menit.Setelah bekerja dengan komputer selama dua jam pejamkan mata atau melihat ke tak terhingga selama tiga menit. 8. Orang yang berusia lebih dari 40 tahun yang menggunakan kacamata bifokal mungkin membutuhkan kacamata khusus untuk memakai komputer.
E. DAFTAR PUSTAKA American Optometric Assosciation. Computer Vision Syndrome [Internet]. 2011 diakses http://www.aoa.org/x5374.xml 2 Oktober 2013 AC, Guyton. Fisiologi Kedokteran II. EGC Buku Kedokteran. 1991. Azkadina, Amira. Hubungan Antara Faktor Risiko Individual dan Komputer Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome. Jurnal Media Medika Muda. Universitas Diponegoro. Semarang. 2012. Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW. Computer vision syndrome: a review. J Surv Ophthal. 2005; 50(3) : 253-262. Bhanderi DJ, Choudhary S, Doshi VG. A community-based study of asthenopia in computer users. Indian J Ophthalmol. 2008; 56(1) : 51-55. Hanum, Iis Faizah. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT Indosat NSR. Tesis. Medan: USU, 2008 Herman Miller Inc. Vision and the computerized office. [Internet]. 2001 diakses www.hermanmiller.fr. 23 Oktober 2014. http://novawinda.wordpress.com/2012/06/29/abstaksi/ diakses 3 Juni 2014 Nourmayanti, Dian. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009. Roestijawati, Nendyah. Sindrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display Terminal (VDT). Cermin Dunia Kedokteran, 154 : 32-3. 2007 Sheedy EJ. Computer Vision Syndrome: American concerned about vision problemsfrom computer use. Health & Medicine Week. Atlanta. 2004: 197. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=518513061. Diakses 12 Januari 2014 Susila, I.G.N. Computer Vision Syndrome: Strategi, Ergonomi untuk Mengatasi. Jurnal Egonomi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Juni 2001 Ting, Y.H.,.The Greatest Scientific Invention of the 20th Century. 2005 diakses www.cskms.edu.hk/kui_shing/kui_shing3/193-194.pdf 15 Desember 2013