1 HUBUNGAN EQ (Emotional Quotient) DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 Ali Sadikin Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi email:
[email protected] ABSTRACT Emotional intelligence (Emotional Quotient) is an extra skill of an individual to motivate him or herself, to survive from a failure, to control the emotion, to hold over the comfort state of life, and to manage his or her soul. So, one of the important factors that influence the students’ success in learning is the emotional intelligence. This descriptive-quantitative study was aimed to determine the relationship between emotional intelligence and the students’ learning outcomes at the Basic and Process of Biology Students 2 Course of odd semester in the academic year 2014/2015. The population of the study was the third semester students. The emotional intelligence data were collected through a questionnaire in the form of statements. Data analysis techniques to determine the relationship between emotional intelligence and learning outcomes were conducted through statistical testing using simple linear regression. The results showed that the average emotional intelligence of the students obtained was 2.84 with a scale range between 2.00 to 2.99 which means that the value is low, and the emotional intelligence data frequency distribution of the students were 18.4% higher, 66.23% moderate, and 15.37% lower. Moreover, the scores of the emotional intelligence questionnaire and the students’ learning outcomes formed a linear model Y=61. 03+0.133X. Further, the correlation analysis between the emotional intelligence and the learning outcomes showed that r count have a correlation between variables X and Y with the value of r count =0.177 and the scores of t count > t table or 2.318 > 1.96 at 95% of the confidence level were indicating a significant correlation between emotional intelligence and learning outcomes. Keyword: Emotional Intelligence and learning outcomes diketahui oleh pikiran kita. Hati adalah
PENDAHULUAN Kecerdasan emosional telah terbukti secara alamiah memegang peranan penting dalam
mencapai
keberhasilan
disegala
bidang, menurut Cooper dalam agustian
sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut pembelajaran,
suatu yang kita pikir menjadi suatu yang kita jalani. Hati mampu mengetahui hal-hal mana yang tidak boleh, atau tidak dapat Nomor 1
melakukan
menciptakan
Hati
nurani
pembimbing terhadap
kerjasama,
akan apa
menjadi yang harus
ditempuh dan apa yang harus diperbuat, dalam arti kata pada dasarnya manusia itu telah
memiliki
pembimbingnya. Jurnal BIODIK Volume I
untuk
memimpin serta melayani.
(2005:40) hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, menghubungkannya dari
kita
September 2015
radar
hati
Kemampuan
sebagai akademik,
2 nilai KHS, transkrip nilai, predikat kelulusan
Berdasarkan pada penelitian perilaku
tinggi tidak bisa menjadi tolok ukur
yang sangat luas, kecerdasan emosional
seberapa baik kinerja seseorang dalam
telah menunjukkan peranan yang sangat
pekerjaanya atau seberapa tinggi sukses
berarti dalam kehidupan mental kita, dan
yang mampu dicapai.
bahwa sebenarnya kita memiliki dua macam
Pada saat ini istilah “Emotional
pikiran yakni satu berfikir dan lainnya yang
Quotient” (EQ) atau kecerdasan emosional
merasakan. Menurut penelitian para ahli
sudah dikenal dimasyarakat seperti halnya
psikologi, mereka pada umumnya sepakat
“Intelegensi Quotient” (IQ) atau kecerdasan
bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20%
intelektual (Winarno dan Tri, 2001:1).
faktor-faktor
Tingkat kecerdasan intelektual ini menjadi
keberhasilan, sedangkan 80% lainnya adalah
relevan sebagai ukuran untuk melaksanakan
berasal dari faktor yang lain termasuk
seleksi di beberapa bidang pendidikan dan
kecerdasan emosional (Winarno dan Tri,
pekerjaan dan hanya yang mampu mencapai
2001:1).
yang
menentukan
suatu
skor tertentulah yang dapat diterima. Sangat
Hasil sebuah survei terhadap orang
mungkin kebijakan ini diambil bukan karena
tua dan guru membuktikan bahwa anak-anak
mendewakan kecerdasaran intelektual itu,
generasi sekarang lebih sering mengalami
melainkan karena cara itulah yang secara
masalah-masalah
sejarah kerap dilakukan dan paling mudah
generasi terdahulu. Rata-rata anak-anak
dilakukan (Niesser dkk dalam Danim,
sekarang tumbuh
2003:224).
depresi, lebih mudah marah dan lebih sulit
Pergeseran
dalam
dari
kesepian
pada
dan
yang
diatur, lebih gugup, cenderung cemas, serta
dikemukakan oleh Neisser dkk. Tersebut
lebih impulsif dan agresif (Goleman dalam
dinilai
Danim, 2003:224).
sebagai
membahayakan. intelektual
kecenderungan
emosional
paradoks Ketika
rerata
yang
kecerdasan
anak-anak
makin
meningkat alur perjalanan sejarah manusia berperadaban, bersamaan dengan itu pula kecerdasan cenderung
emosional menurun
Menurut
parahnya masalah spesifik berikut: 1. Menarik diri dari pergaulan atau
justru
masalah
(Goleman
dalam
menyendiri,
Jurnal BIODIK Volume I
(1999:2)
kemerosotan emosi tampak dalam semakin
mereka
Danim, 2003:224).
secapramana
sosial,
lebih
bersikap
suka
sembunyi-
sembunyi, banyak bermuram durja, Nomor 1
September 2015
3 kurang bersemangat, merasa tidak
dan kondisi kesehatan fisik. Kedua, faktor
bahagia, terlampau tergantung.
psikologis (Rohaniah) seperti kecerdasan
2. Cemas dan depresi, menyendiri, sering
takut
dan
cemas,
ingin
intelektual, kecerdasan emosional, kemauan, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal
sempurna, merasa tidak dicintai,
meliputi
merasa gugup atau sedih dan depresi.
sekolah, dan masyarakat serta waktu.
3. Memiliki
masalah
dalam
hal
faktor
lingkungan
keluarga,
Menurut Goleman (2007: 2) konsep
perhatian atau berpikir: tidak mampu
kecerdasan
memusatkan perhatian atau duduk
peningkatan
tenang, melamun, bertindak tanpa
kecerdasan emosional . kecerdasan emosi
berpikir, bersikap
tegang
merujuk
sering
perasaan kita sendiri dan perasaan orang
mendapat nilai buruk di sekolah,
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri
tidak
dan kemampuan mengelola emosi dengan
untuk
terlalu
berkonsentrasi,
mampu
membuat
pikiran
menjadi tenang.
pada
seseorang
kemampuan
yaitu
mengenali
lain.
anak-anak yang bermasalah, bohong menipu,
prestasi
mempengaruhi
baik pada diri sendiri maupun pada orang
4. Nakal atau agresif; bergaul dengan
dan
dapat
sering
Hasil wawancara penulis dengan
bertengkar,
mahasiswa di Program Studi Pendidikan
bersikap kasar terhadap orang lain,
Biologi FKIP Universitas Jambi tanggal 25
menuntut perhatian, merusak milik
November
orang lain, membandel disekolah dan
mahasiswa yang memiliki permasalahan
dirumah, keras kepala dan suasana
yang terkait dengan emosi yang ternyata hal
hatinya sering berubah-rubah, terlalu
itu berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
banyak bicara, sering mengolok-
Ketika seorang mahasiswa memperoleh nilai
olok, bertemperamen panas.
yang rendah, ia merasa sedih, terpukul,
Menurut Hakim (2004:11) bahwa faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari pertama, faktor biologis (jasmaniah) seperti kondisi fisik normal atau tidak cacat, Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
rendah
2011
diri
menemukan
sehingga
bahwa
menimbulkan
ketegangan atau kesedihan yang kemudian menghambat kemampuan belajar. Sebuah kasus
lain
mengalami
yaitu suatu
ketika
mahasiswa
permasalahan
yang
menyangkut pribadinya, kondisi hatinya
September 2015
4 sedang tidak nyaman, marah hal ini ternyata
kecerdasan
berpengaruh pada semangat belajarnya dan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
akhirnya berdampak pada menurunnya hasil
maka dilakukan penelitian dengan judul “
belajar mahasiswa tersebut.
Hubungan EQ (Emotional Quotient) dengan
Sesuai
dengan
uraian
tersebut
kecerdasan emosional mahasiswa diduga berpengaruh Kecerdasan
terhadap emosi
hasil
yang
emosional
mahasiswanya.
Hasil Belajar Mahasiswa Biologi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015.
belajar.
rendah
akan
menghambat kegiatan belajar mahasiswa itu
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
hanya
meneliti
sendiri karena ia tidak bisa memanajemen
Hubungan EQ (Emotional Quotient) dengan
perasaanya
dan
emosinya.
Hasil Belajar Mahasiswa Biologi Semester
Sedangkan
mahasiswa
memiliki
Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 pada mata
kecerdasan
yang
menguasi yang
dapat
kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran
mengelola dan memanfaatkan emosinya
Biologi 2 di Prodi Pendidikan Biologi Juran
secara efektif. Ia dapat mengatasi kecemasan
PMIPA FKIP Universitas Jambi.
yang berlebihan, ketegangan atau kesedihan
Penelitian yang digunakan dalam penelitian
yang
kemampuan
ini adalah metode penelitian deskriptif
belajarnya. Kesukaran dan kesulitan dalam
kuantitatif yang bersifat korelasional yang
belajar tidak membuatnya frustasi dan
mencari hubungan antara dua variabel yakni
rendah diri tetapi membuatnya memperbaiki
kecerdasan
diri dan mencoba mengatasi kegagalan-
dengan hasil belajar biologi mahasiswa pada
kegagalan itu.
mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran
sering
tinggi
akan
menghambat
Kecerdasan
emosional
emosional
(EQ)
Metode
mahasiswa
bukanlkah
Biologi 2 semester ganjil tahun ajaran
sesuatu yang statis atau bersifat genetika
2014/2015 Prodi Pendidikan Biologi FKIP
seperti
Universitas Jambi.
intelegensi
dikembangkan
melainkan dan
dapat
ditingkatkan
Dalam penelitian ini terdapat dua
kapasitasnya. Para tenaga pendidik di
variabel yaitu variabel bebas dan variabel
sekolah maupun di perguruan tinggi dapat
terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian
menciptakan iklim yang kondusif agar
ini adalah kecerdasan emosional yang
kemampuan mahasiswa dalam belajar dapat
meliputi kesadaran diri, pengaturan diri,
dioptimalkan
kesadaran
melalui
Jurnal BIODIK Volume I
pengembangan Nomor 1
September 2015
sosial
dan
keahlian
sosial.
5 Sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y)
Penentuan skor dilakukan menurut skala
adalah hasil belajar biologi mahasiswa.
likert dengan kriteria selalu (skor 4), sering
Variabel
adalah
(skor 3), jarang (skor 20 dan tidak pernah
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
(skor 1). Setelah diperoleh jumlah nilai dari
biologi mahasiswa.
angket
yang
dikorelasikan
maka
dicari
rata-rata
yang
Populasi dalam penelitian ini adalah
menunjukkan hasil mengenai kecerdasan
seluruh mahasiswa biologi semester ganjil
emosional siswa, apakah tergolong sangat
2014/2015 yang mengontrak mata kuliah
tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan
Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi 2
sangat rendah. Digunakan statistik deskriptif
sebanyak 163 orang mahasiswa. Dalam
(Sudjana, 1992) sebagai berikut:
penelilitian ini yang ditetapkan menjadi sampel adalah seluruh mahasiswa biologi semester ganjil 2014/2015 yang mengontrak mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi 2 sebanyak 163 orang mahasiswa yang menjadi populasi atau disebut total sampling, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini adapun alat untuk mengumpulkan data adalah dalam bentuk angket. Angket yang diberikan menyoroti tentang kecerdasan emosional
mahasiswa.
Angket
yaitu angket dengan skala dan jenis jawaban
Data yang telah diperoleh dari angket mengenai kecerdasan emosional mahasiswa data
ditabulasi,
selanjutnya memberikan skor pada setiap dari
masing-masing
Jurnal BIODIK Volume I
Skala 1,00-1,99 = berarti sangat rendah Skala 2,00-2,99 = berarti rendah Skala 3,00-3,99 = berarti cukup tinggi Skala 4,00-4,99 = berarti tinggi Skala > 4,99 = berarti sangat tinggi Kemudian hubungan
untuk
variabel
bebas
mengetahui (X)
yaitu
variabel terikat (Y) hasil belajar mahasiswa
Teknik Analisis Data
item
Dengan rentangan nilai sebagai berikut :
kecerdasan emosional mahasiswa dengan
yang telah ditentukan.
Setelah
fi = Frekuensi jawaban Xi = Jumlah sampel
dalam
penelitian ini merupakan angket tertutup
ditabulasikan.
Keterangan : = Rata-rata jawabanF
deskriptor.
Nomor 1
pada bidang studi biologi, dianalisis dengan menggunakan
regresi
linear
sederhana.
Adapun yang harus dipenuhi sebelum regresi digunakan adalah data berdistribusi normal dan berpola linier.
September 2015
6 a.
Uji Normalitas Uji
normalitas
digunakan
untuk
mengetahui apakah data angket dan data hasil belajar sampel penelitian berdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uji lilliefors.
Menurut
Langkah-langkah
Sudjana
uji
5. Harga mutlak dihitung dari selisih
(1992:466).
Lilliefors
F(
dan diambil dari harga
sebagai
berikut :
mutlak yang paling besar sebagai L-
1. Membuat tabulasi data.
hitung (
2. Mengadakan pengamatan terhadap
.
, 6. Dicari L-tabel (
, .......................
untuk sebanyak n
, untuk diubah
menjadi
angka
baku
..............
, dengan rumus :
,
dengan taraf nyata α = 0,05, dan
,
dibandingkan dengan
.
7. Pada taraf nyata α = 0,05, jika maka tabel terdistribusi normal dan jika Keterangan : = Angka baku
sebaliknya sampel terdistribusi tidak normal.
X = Rata-rata S = Simpangan Baku 3. Menentukan peluang F ( ) = P ≤ ( )
b. Uji Linieritas Uji linieritas regresi dilakukan untuk
berdasarkan daftar distribusi normal
mengetahui bentuk hubungan antara variabel
baku. 4. Selanjutnya dihitung proposi
,
,
X dengan variabel Y, apakah linier atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan
..............
, yang lebih kecil atau sama
persamaan sederhana sebagai berikut : Y = a + Bx
dengan Z. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (
dengan rumus :
Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
Dengan a=
September 2015
7 Untuk mengetahui apakah bentuk linear
b=
bentuk-bentuk cocok dengan keadaan atau Keterangan : Y = Variabel terikat berupa hasil belajar X = Variabel bebas berupa kecerdasan emosional a, b = koefisien regresi n = ukuran sampel (Sudjana, 1992:12).
tidak. Analisis varians yang dilakukan untuk menghitung jumlah kuadrat (JK) yang disebut sumber varians. Semua besaran yang diperoleh, disusun dalam daftar anava yang dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Setelah harga Y didapat, kemudian dilakukan uji linieritas dengan varians. Tabel 3.2 Analisis Varians untuk uji kelinieran regresi Sumber Varians Total
DK N
JK
Koefisien (a) Regresi (b/a) Residu
1 1 n-2
JK (a) JK (b/a) JKreg
Tuna cocok Galat
K-2 n-k
JK (TC) JK (E)
JKT
F
JK (a) reg = JK (b/a)
Sudjana (1992:32) Dari tabel 3.2 didapat dua hasil, yaitu : 1) F
=
res
untuk
Untuk menentukan uji linier, terima uji
kelayakan regresi. 2) F =
≤
model
(1-α)(k-2,n-k)
(Sudjana, 1992:332).
G untuk menentukan c. Uji Hipotesis
apakah data berpola linier atau tidak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan
antara
kecerdasan
emosional dengan hasil belajar mahasiswa Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
September 2015
8 semester IV tahun pelajaran 2011/2012.
variabel Y dapat ditentukan dengan rumus
Untuk menguji hipotesis ini digunakan
koefesien determinan (R) sebagai berikut :
rumus korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : R = koefisien determinasi r = koefisien korelasi Untuk mencari makna hubungan Keterangan : r = Koefesien korelasi n = Jumlah sampel X = Jumlah skor dalam variabel bebas (X) Y = Jumlah skor dalam variabel terikat (Y)
variabel X terhadap variabel Y, maka hasil korelasi PPM diuji dengan uji signifikansi dengan rumus sebagai berikut :
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ 0 ≤ +1). Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti
Keterangan : = nilai T R = Nilai koefisien korelasi N = Jumlah sampel (Ridwan, 2004: 137)
harga r akan dikonsultasikan dengan tabel HASIL DAN PEMBAHASAN
interprestasi nilai r sebagai berikut :
Dari hasil penyebaran angket, setelah
Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Indeks
data ditabulasi dan dianalisis denga statistic
Korelasi (r) Besar
Tingkat hubungan
deskriptif, maka diketahui bahwa kecerdasan
0,00-0,199
Sangat rendah
emosional (EQ) mahasiswa semester Ganjil
0,20-0,399
Rendah
2014/2015 yang mengontrak mata kuliah
0,40-0,599
Sedang
Dasar dan Proses Pembelajran Biologi 2
0,60-0,799
Kuat
rata-rata 2,84 tergolong rendah. Skala
0,80-1,000
Sangat kuat
rentangan
nilai
antara
2,00-2,99
yang
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional Selanjutnya untuk menyatakan besar
mahasiswa rendah. Meskipun ada beberapa
kecilnya sumbangan variabel X terhadap
mahasiswa yang menunjukkan kecerdasan emosional yang cukup tinggi, namun secara
Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
September 2015
9 keseluruhan tergolong rendah. Hal ini tentu masih
perlu
ditingkatkan
agar
siswa
mempunyai kecerdasan emosional yang
Dari hasil perhitungan normalitas data variabel Y (Hasil belajar biologi mahasiswa) diperoleh nilai
= 0,0645
tinggi. Menurut Patto dalam Uno (2006:70) tinggi rendahnya kecerdasan emosional
dengan n = 163 dalam daftar kritis untuk uji
seseorang dapat disempurnakan dengan
liliefors pada taraf kepercayaan 95% di
kesungguhan, pelatihan dan kemauan. Dari
dapat
163 orang mahasiswa 30 orang mahasiswa (18,4%) memiliki kecerdasan emosional
25 orang mahasiswa (15,37%) memiliki kecerdasan emosional rendah.
(21,47%) memiliki hasil belajar biologi yang 98
orang mahasiswa
(60,12%)
memiliki hasil belajar biologi sedang, dan 30 orang mahasiswa (18,41) memiliki hasil belajar yang rendah. Dari hasil perhitungan data variabel x (kecerdasan emosional mahasiswa) diperoleh nilai
. Dengan
Y berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara variabel X dan Y linear atau tidak, dilakukan dengan uji linieritas. Dalam penelitian ini digunakan persamaan
Dari 163 orang mahasiswa 35 orang
tinggi,
<
demikian dapat dikatakan data skor variabel
tingggi, 108 orang mahasiswa (66,23%) memiliki kecerdasan emosional sedang dan
= 0,0694 maka
=0,0540
regresi
sederhana
dilakukan a=61,03 persamaan
Y=a+bX.
perhitungan dan
nilai
Setelah
diperoleh
b=0,133,
regresinya
nila
sehingga menjadi
Y=61,03+0,133X. setelah harga Y didapat, maka dilakukan uji lineiritas dengan varians, untuk mengetahui apakah betuk linier batulbetul cocok dengan keadaan atau tidak.
dengan n=163 dalam daftar nilai kritis untuk
Analisis
uji liliefors pada taraf kepercayaan 95%,
menghitung jumlah kuadrat (JK) yang
diperoleh
disebut dengan sumber variansi. Semua
= 0,0694, maka
<
.
varians
dilakukan
untuk
besaran yang diperoleh disusun dalam daftar Dengan demikian dapat dikatakan data skor
anava yang dapat dilihat pada table berikut:
variabel X berdistribusi normal.
Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
September 2015
10 Sumber varians
Derajat kebebasan (dk)
Jumlah kuadrat (JK)
Rata-rata jumlah Kuadrat (RJK)
962734,53 444,299 13634,171 4822,715 8811,456
962734,53 444,299 84,68 98,42 78,67
diperoleh
dengan hasil belajar biologi mahasiswa.
=1,25 dengan α=0,05 dk pembilang
Menurut Slameto (1987:114) kecerdasan
Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Galat
163 1 1 161 49 112
Dari
table
ternyata
5,24
3,91
1,25
1,48
emosional akan berpengaruh terhadap hasil 49
dan
dk
penyebut
112
diperoleh
=1,48. Jadi
atau
belajar. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan
mengenali,
dan
mengelola
emosi, memotivasi diri, mengenali emosi 1,25 < 1,48. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa persamaan regresi variabel X dan Y mempunyai model yang linier. Setelah diperoleh data yang berpola linier selanjutnya dilakukan uji kelayakan regresi. yang diperoleh adalah sebesar 5,24. Sementara dari table distribusi F untuk α=0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut
161
diperoleh
=3,91.
orang lain serta melakukan suatu hubungan yang baik. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasi dan menguasai diri sendiri, keberhasilan didasarkan
pencapaian pada
demikian
maka
kemapuan
juga
emosional
sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal (Hidayah:2003). Dari
Dengan
prestasi
hasil
pengujian
hipotesis
memperlihatkan korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional mahasiswa
persamaan yang dikemukakan berarti. Berdasaran
analisis
yang
dengan hasil belajar biologi pada mata telah
dilakukan, dari hasil uji linieritas dan keberartian regresi yang terbentuk, ternyata
kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi
2.
=2,318
Dengan sedangkan
perolehan
nilai dengan
berbentuk linier, hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai hubungan Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
n=163-2 untuk α=0,05 adalah 1,96 dengan
September 2015
11 demikian
>
atau 2,318>1,96
umum.
Sedangkan
variabel
kognitif
psikologi termasuk
meliputi
didalamnya
maka dapat disimpulkan terdapat korelasi
adalah kemampuan khusus atau bakat dan
yang signifikan antara kecerdasan emosional
kemampuan
mahasiswa dengan hasil belajar biologi pada
Variabel kognitif adalah minat, motivasi,
mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran
dan variabel kepribadian. Factor eksternal
Biologi, dimana semakin tinggi kecerdasan
meliputi
emosional maka semakin tinggi hasil belajar
belajar, sarana dan perlengkapan belajar,
biologi mahasiswa.
materi pelajaran dan kondisi lingkungan.
umum
aspek
atau
social,
intelegensi.
kondisi
tempat
Untuk melihat persentase hubungan
Menurut Hakim (2004:11) bahwa factor
antara variabel X terhadap variabel Y
yang mempengaruhi belajar adalah factor
digunakan rumus determinasi (R) dimana
internal yang meliputi factor biologis, factor
. Harga r yang dimaksud
psikologis (intelegensi, kemauan, bakat, motivasi, dan daya ingat). Factor eksternal
adalah
=0,177, maka akan diperoleh
harga R=3,13%. Harga R yang diperoleh
meliputi
lingkungan
keluarga,
sekolah,
masyarakat, dan waktu).
menunjukkan bahwa hasil belajar biologi mempunyai hubungan dengan kecerdasan emosional
sebesar
3,13%.
Kontribusi
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar biologi
adalah
3,13%.
Angka
ini
menunjukkan bahwa 3,13% dari variasi nilai biologi
dipengaruhi
oleh
kecerdasan
emosional sedangkan 96,87% dipengaruhi oleh factor lain yang mempunyai hubungan dengan hasil belajar mahasiswa yang tidak diukur dalam penelitian ini. Menurut Altaria (2007:1) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak factor yang bersumber dari dalam diri maupun dari luar diri individu. Factor internal meliputi keadaan fisik secara Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan tentang kecerdasan emosional dan hubungannya dengan hasil belajar biologi pada mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran
Biologi
2
maka
dapat
disimpulkan bahwa: 1. Tingkat
kecerdasan
mahasiswa
semester
emosional Ganjil
2014/2015 Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi termasuk kategori rendah. 2. Terdapat korelasi yang signifikan antara
September 2015
kecerdasan
emosional
12 (EQ/Emotioanl hasil
belajar
Quotient) biologi
dengan
mahasiswa
semester Ganjil 2014/2015 Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. 3. Kontribusi
kecerdasan
emosional
(Variabel X) terhadap hasil belajar biologi (Variabel Y) sebesar 3,13%. Angka
ini
menunjukkan
bahwa
3,13% dari variasi nilai dipengaruhi oleh
kecerdasan
emosional
sedangkan 96,87% dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Baik yang berasal ari dalam diri (internal) mahasiswa maupun yang berasal dari luar (eksternal) diri mahasiswa.
Jurnal BIODIK Volume I
Nomor 1
DAFTAR RUJUKAN Agustian, A. G. 2005, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. Jakrta : Arga. Altaria, V. 2007. Intelegensi Vs Prestasi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Goleman, D. 2002. Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hakim, T. 2004. Belajar Secara Efektif. Jakrta : Puspa Swara. Hariwijaya, M. 2005. Tes Kecerdasan Emosional (EQ). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mu’tadin, Z. 2002. Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung ; Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung : Alfabeta. Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Uno, H.B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Winarno dan Tri, S. 2001. Kecerdasan Emosional Bahan Ajar DIKLATPIM Tingkat IV. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara RI.
September 2015