JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN
YENY PERWITOSARI 201001039
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO 2014
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto:
Nama
: YENY PERWITOSARI
NIM
: 201001039
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Setuju/tidak setuju*) naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan setelah arahan dari Pembimbing, dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Mojokerto,
Juni 2015
YENY PERWITOSARI NIM. 201001039
Pembimbing I
Sri Sudarsih, S.Kp, M.Kes
Pembimbing II
Fitria Wahyu, S.Kep., Ns
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN
YENY PERWITOSARI 201001039
Pembimbing I
Sri Sudarsih, S.Kp., M.Kes
Pembimbing II
Fitria Wahyu, S.Kep., Ns
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI S1 Keperawatan
[email protected] ABSTRAK Lansia merupakan periode akhir dari kehidupan, dan terjadi proses penuaan secara degeneratif yang berdampak pada perubahan diri manusia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan program pelayanan kesehatan posyandu lansia, untuk mendukung kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia dilakukan dengan cara pendekatan kepada keluarga karena keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik corelasional. Variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan keluarga, variabel dependennya adalah kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia datang ke posyandu lansia. Populasi sebanyak 380 responden dan digunakan sebanyak 50 responden yang diambil dengan accidental sampling. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data melalui editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian diuji statistik mc. nemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga sebagian besar tidak mendukung yaitu sebanyak 31 responden (62%). Kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia menunjukkan bahwa sebagian besar tidak patuh yaitu sebanyak 33 responden (66%). Hasil perhitungan uji statistik mc. nemar pada taraf signifikan α = 0,05 dengan jumlah responden 50 orang didaptkan tingkat probabilitas / Asym. Sig sebesar 0,049 < α (0,05) yang artinya ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia. Meskipun ada faktor penting di kepatuhan dipengaruhi dukungan keluarga yang perlu untuk dimotivasi yaitu keinginan lansia untuk datang ke posyandu lansia. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Posyandu Lansia PENDAHULUAN Lansia merupakan periode akhir dari kehidupan seseorang dan setiap individu akan mengalami proses penuaan dengan terjadinya perubahan pada berbagai aspek fisik, psikologis dan sosial (Maryam, 2008). Program layanan kesehatan dapat dijadikan sebagai wahana pelayanan bagi kaum lansia, yang dilakukam dari kaum usila yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan
1
preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative (Publichealth, 2014).Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam, 2008). Adapun salah satu cara untuk mempertahankan kesehatan lansia yaitu dengan cara mengadakan posyandu lansia. Namun, salah satu keberhasilan posyandu lansia disebabkan oleh kepatuhan lansia datang ke posyandu. Kepatuhan itu memang sangat sulit dan membutuhkan dukungan keluarga agar menjadi biasa dengan perubahan (Tambayong, 2004). Saat ini jumlah lansia tahun 2011 mencapai 23,99 juta jiwa atau 9,77% dari jumlah penduduk. Pada tahun 2011 jumlah lansia di Provinsi Jawa Timur sebesar 11,14 juta jiwa. Jumlah total lansia di Kabupaten Pasuruan (pra-usila dan usila) laki – laki sebesar 90.866 jiwa sedangkan jumlah wanita sebesar 117.837 – 208.703
jiwa
pada tahun 2012. Data yang ditemukan peneliti bahwa di
Kecamatan Kejayan jumlah total lansia (pra-usila dan usila) laki – laki sebanyak 3571 jiwa dan wanita sebesar 3718 jiwa, namun lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2013 185 jiwa laki – laki dan 195 jiwa wanita. Di posyandu lansia Desa Benerwojo pada tahun 2013, jumlah lansia yang datang ke Posyandu lansia pada bulan September ; laki – laki 72 jiwa dan wanita 82 jiwa, Oktober laki – laki 75 jiwa dan wanita 85 jiwa, November laki – laki 79 jiwa dan wanita 89 jiwa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan melalui wawancara pada 10 lansia di dapatkan data 7 lansia (70%) yang tidak patuh untuk datang ke Posyandu lansia karena kurangnya dukungan dari keluarga. Sedangkan 3 lansia yang patuh untuk datang ke Posyandu lansia sebab keluarga memberikan dukungan. Secara individu pada usia diatas 55 tahun akan terjadi proses penuaan, dan akan mengalami perubahan – perubahan secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
2
terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal atau ide baru (Noorkasiani, 2009). Salah satu wujud peran serta masyarakat dalam menanggulangi permasalah ini yaitu, dengan pembentukan posyandu lansia dan adanya
keberadaan posyandu lansia tersebut akan memberikan makna yang
sangat penting, makna yang dimaksud adalah peningkatan derajat kesehatan, pengetahuan tentang posyandu lansia (Azwar, 2003). Kurang aktifnya lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia, maka kondisi mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Maka diperlukan dukungan keluarga dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Dukungan dari keluarga tersebut, maka seseorang anggota keluarga akan timbul dalam dirinya motivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat (Diah, 2012). Apabila lansia tidak mengikuti posyandu lansia, beberapa kemungkinan buruk bisa terjadi seperti lansia menjadi terlantar, turunnya harga diri, dan merasa terasing sebab turunnya kemampuan fisik (Publichealth, 2014). Diharapkan para petugas posyandu untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kegiatan – kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh para lansia seperti : senam lansia, pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan tekanan darah, dan penyuluhan (Azwar, 2003). Untuk itu perawat memberikan bantuan atau pembinaan terhadap kegiatan posyandu lansia dengan memberikan promosi kesehatan, penyuluhan serta bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk menggerakkan lansia aktif datang ke posyandu lansia (Azizah, 2011). Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berkolaborasi dengan keluarga lansia agar memberikan motivasi kepada lansia agar mau ikut dalam Posyandu lansia. Dukungan keluarga merupakan tindakan yang paling penting dilakukan mengingat keluarga adalah orang dekat lansia yang biasa berinteraksi. Dukungan tersebut tentu akan memberikan stimulus bagi lansia untuk semakin giat mengikuti Posyandu Lansia.
3
METODE Penelitian ini merupakan penelitian analitik corelasional. Variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan keluarga, variabel dependennya adalah kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia datang ke posyandu lansia. Populasi sebanyak 380 responden dan digunakan sebanyak 50 responden yang diambil dengan accidental sampling. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data melalui editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian diuji statistik mc. nemar. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Lansia Datang Ke Posyandu Lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan Tahun 2014 Patuh Jumlah Kepatuhan Tidak patuh No Dukungan keluarga f % f % f % 31 62 0 0 31 62 1 Tidak mendukung 2 4 17 34 19 38 2 Mendukung 33 66 17 34 50 100 Jumlah n = 50, α = 0.05 sig. 0,049 Berdasakan tabel 1 menunjukkan bahwa paling banyak responden adalah keluarga yang tidak mendukung, tidak patuh datang ke Posyandu Lansia yaitu sebanyak 31 responden (34%). Sedangkan paling sedikit adalah keluarga yang mendukung dan lansia tidak patuh yaitu sebanyak 2 responden (4%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik mc. nemar pada taraf signifikan = 0,05 dengan jumlah responden 50 orang didapatkan tingkat probabilitas / Asym.sig sebesar 0,049 < α (0.05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan. Pembahasan 1.
Dukungan Keluarga di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tidak mendukung yaitu sebanyak 31 responden (62%).
4
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendukung lansia agar patuh datang ke posyandu lansia. Hasil penelitian diatas dipengaruhi oleh faktor hubungan dengan keluarga (keluarga tinggal serumah) dari 31 lansia hubungan dengan keluarga adalah sebagai anak yaitu 8 anak (16%). Dimana hubungan dengan keluarga adalah anak tidak mendukung sebab anak telah membentuk keluarga sendiri dan sibuk mengurusi keluarganya, meskipun saat ini berkumpul dengan keluarga, orang tuanya bentuk dukungannya masih tidak terpenuhi. Usia dianggap mempengaruhi dukungan lansia. Terdapat 2 responden (4%) yang berumur < 20 tahun tidak memberikan dukungan. Usia < 20 tahun merupakan usia yang belum dewasa sehingga pengertian terhadap pentingnya memberikan bantuan untuk mengantarkan lansia ke Posyandu lansia tidak ada. Pekerjaan mempengaruhi dukungan keluarga. Terdapat 10 responden (20%) yang bekerja dan tidak memberikan dukungan. Hal ini disebabkan kesibukan dalam bekerja menyebabkan tidak adanya keluangan waktu yang dimiliki responden
untuk memberikan
dukungan
kepada
lansia. Pendidikan
memberikan pengaruh terhadap dukungan keluarga. Terdapat 10 responden (20%) yang tidak bersekolah dan tidak memberikan dukungan, karena tidak mengetahui pentingnya posyandu lansia bagi lansia. Keengganan mereka untuk memberikan dukungan sebab wacana mereka tentang pentingnya lansia mengikuti kegiatan Posyandu lansia masih minim. Kondisi inilah yang menyebabkan responden yang tidak bersekolah tidak memberikan dukungan. Disamping itu sifat malas yang mereka miliki juga menyebabkan tidak adanya dukungan kepada lansia. 2.
Kepatuhan Lansia Datang Ke Posyandu Lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tidak patuh yaitu sebanyak 33 responden (66%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagain besar responden tidak patuh untuk datang ke posyandu lansia. Ketidakpatuhan ini dilihat dari frekuensi kunjungan lansia yang secara rutin mengikuti kegiatan Posyandu kurang dari 4 kali berturut-turut dalam 5 bulan terakhir. Ketidakpatuhan ini
5
menyebabkan kesehatan lansia sulit terlayani. Hal ini karena salah satu pusat pemberian pelayanan kesehatan pada lansia adalah posyandu lansia. Sebagaimana diketahui bahwa Posyandu lansia bertujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia yang mencakup peningkatan kualitas kesehatan lansia agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara mandiri dan bijaksana dalam menyongsong hari tua dan juga meningkatkan peran keluarga dalam memberikan kepedulian terhadap lansia. Hasil penelitian menunjukkan 33 responden tidak patuh karena faktor tersebut 31 responden tidak mendapatkan dukungan dan terdapat 2 lansia yang tidak patuh mengikuti kegiatan padahal telah mendapat dukungan keluarga. Hal ini kemungkinan dikarenakan lansia mengatakan orangnya malas datang ke posyandu lansia, dan tidak mau diarahkan agar ikut kegiatan Posyandu lansia. Hal inilah yang menyebabkan meskipun keluarga telah memberikan dukungan tetapi lansia tetap tidak ingin ikut Posyandu lansia. 3.
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Lansia Datang Ke Posyandu Lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak adalah keluarga yang tidak mendukung dan lansia tidak patuh datang ke Posyandu Lansia yaitu sebanyak 31 responden (34%). Sedangkan paling sedikit adalah keluarga yang mendukung dan lansia tidak patuh yaitu sebanyak 2 responden (4%). Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik mc. nemar
pada taraf
signifikan = 0,05 dengan jumlah responden 50 orang didapatkan tingkat probabilitas / Asym.sig sebesar 0,049 < α (0.05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia. Hal ini sesuai teori Maryam (2008) yang mengatakan bahwa keluarga merupakan orang yang paling sering memberikan dukungan secara terus menerus agar
6
lansia tetap berupaya mempertahankan kesehatannya salah satunya dengan cara ikut kegiatan Posyandu lansia secara rutin. Intervensi psikologis yang bisa diberikan keluarga menyebabkan lansia termotivasi dan patuh untuk ikut kegiatan Posyandu lansia secara rutin. Dengan demikian dukungan keluarga sangat penting bagi lansia agar patuh dalam mengunjungi posyandu lansia. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Tambayong (2004) bahwa dukungan keluarga bisa menyebabkan lansia untuk patuh mengikuti Posyandu lansia. Dengan demikian terdapat kesesuaian antara opini dan teori yaitu bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia di Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari penelitian ini didapatkan dukungan keluarga Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan bahwa sebagian besar tidak mendukung yaitu sebanyak 31 responden (62%), kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan bahwa sebagian besar tidak patuh yaitu sebanyak 33 responden (66%) dan ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia Desa Benerwojo Wilayah Kerja Puskesmas Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan ada hubungan dengan sig. 0.049. Saran bagi peneliti sebagai acuan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan (health education) tentang pentingnya posyandu lansia terhadap kepatuhan lansia datang ke posyandu lansia, bagi teoritis supaya digunakan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan di desa khususnya koordinator posyandu lansia untuk memberikan HE (healt education) pada keluarga supaya termotivasi untuk memberikan dukungan kepada lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia, dan bagi praktis agar digunakan sebagai referensi bagi masyarakat khususnya keluarga dalam memberikan dukungan pada lansia sehingga lansia untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia.
7
DAFTAR PUSTAKA Admin. (2014). Dukungan Sosial Pekerja Sosial Terhadap Depresi Penyandang Disabilitas Tubuh. http://www.soeharso.kemsos.go.id. Diakses tanggal 09 Februari 2014. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arisman. (2007). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Bandiyah, Siti. (2009). Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika. Carpenito, Lynda Juall. (2001). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Fallen. R, Budi Dwi K. (2010). Catatan Kuliah. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Hastuti, Ningsih. (2014). Dukungan Keluarga Terhadap Lansia. http://www.midewifehomes-mine.blogspot.com. Diakses taggal 09 Februari 2014. Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Kuntjoro, Zainudin Sri. (2002). Dukungan Sosial Pada Lansia. http://www.epsikologi.com. Diakses tanggal 09 Februari 2014. Maryam, R Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Genrontik. Jakarta : EGC. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rustanto, Bambang. (2014). Dukungan sosial Keluarga. http://www.bambangrustanto.blogspot.com. Diakses tanggal 09 Februari 2014. Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga, Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC Syakira, Ghana. (2014). Konsep Kepatuhan. http://www.syakirablog.blogspot.com. Diakses tanggal 09 Februari 2014.
8