HUBUNGAN CARING PERAWAT DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN LAMA RAWAT INAP DI RSUD KOTA SALATIGA
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh: Ratna Nur Fadilah NIM ST 14051
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
BACHELOR OF NURSING PROGRAM SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Ratna Nur Fadilah
The Relationship between Nurse Caring Behaviors and Patients’ Length of Stay at Regional Public Hospital of Salatiga
Abstract There are still nurses having no caring behaviors, such as being less emphatic, giving less attention, etc. Nurse caring behaviors are highly required in nursing services. A nurse, therefore, is expected to have the caring behaviors when taking care of patients. The aim of the research is to find out the relationship between the nurse caring behaviors and patients’ length of stay. The present study belongs to quantitative research with descriptive correlational method and cross sectional approach. Samples of 26 nurses serving at Flamboyan 3 and 4 rooms of Regional Public Hospital of Salatiga were taken using total sampling technique. The observed variables included nurse caring behaviors and patients’ length of stay. Data were then analyzed using Pearson’s correlation, and nonparametric analysis applied Spearman’s rank correlation test. The research findings depict that there is a relationship between nurse caring behaviors and patients’ length of stay at Regional Public Hospital of Salatiga with p-value of 0.009 and positive correlation. Therefore a nurse has to get to know patients well and put patients’ interests before his/her own. Patients’ length of stay is influenced by several factors including types of disease, relocation of inpatient services, doctor’s recommendation to go home, and patient perceptions of the nurse caring behaviors. Keywords : nurse caring behavior, nursing services, length of stay Bibliography : 33 (2005-2015)
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Hubungan Caring Perawat dalam Pelayanan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap di RSUD Kota Salatiga". Dalam penyusunan ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa dukungan dan bimbingan maka proposal skripsi ini tak akan dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Ibu/Bapak: 1.
Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta, dan sebagai penguji.
2.
Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi S-I Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan dukungan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
dr. Agus Soenaryo, SpPD selaku Direktur RSUD Kota Salatiga beserta staff yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
6.
Seluruh dosen dan karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu penulis.
v
7.
Kepala Ruang Paviliun IV RSUD Kota Salatiga dan staff yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
8.
Kepala Ruang Flamboyan III dan IV yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9.
Kedua orang tua terkasih yang selalu menanamkan jiwa untuk berbuat baik.
10.
Suami dan keempat buah hati, yang selalu mendukung seluruh langkah penulis.
11.
Rekan-rekan program studi transfer S-1 Keperawatan StiKes Kusuma Husada Surakarta.
12.
Semua responden yang bersedia membantu penulis dalam proses penelitian.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharap saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat.
Salatiga, 7 Februari 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ..............................................................................
iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………..
ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..
x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..
xi
ABSTRAK……………………….………………………………………….
xii
BAB II. PENDAHULUAN.
1
1.1.
Latar Belakang ......................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ..................................................................
3
1.3.
Tujuan Penelitian ...................................................................
3
1.4.
Manfaat Penelitian ................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
2.2.
Tinjauan Teori ........................................................................
5
2.1.1.
Rumah Sakit .............................................................
5
2.2.1.
Lama Rawat inap .....................................................
7
2.3.1.
Pelayanan Keperawatan ..........................................
8
2.4.1.
Caring Perawat .........................................................
10
Keaslian Penelitian ................................................................
19
2.3. KerangkaTeori .....................................................................
20
vii
2.4.
Kerangka Konsep ..................................................................
20
2.5.
Hipotesis ................................................................................
20
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
22
3.1.
Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
22
3.2.
Populasi dan Sampel ..............................................................
23
3.2.1.Populasi ..........................................................................
23
3.2.2.Sampel
…………………………………………….
23
3.2.3.Teknik Sampling...........................................................
23
3.3.
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
24
3.4.
Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .........
24
3.5.
Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................
25
3.6.
Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................
29
3.7.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................
32
3.8.
EtikaPenelitian .....................................................................
34
BAB IV. HASIL PENELITIAN……………………………………………
36
4.1
Karakteristik responden …………………………………….
36
4.2
Analisis univariat ……………………………………………
37
4.3
Analisis bivariat ……………………………………………..
38
BAB V. PEMBAHASAN…………………………………………………
40
5.1
Karakteristik responden …………………………………….
40
5.2
Caring perawat dalam pelayanan keperawatan …………….
43
5.3
Lama rawat inap …………………………………………….
43
viii
5.4
Hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap …………………………………… 44
BAB VI. PENUTUP ……………………………………………………….
46
6.1
Kesimpulan …………………………………………………
46
6.2
Saran ………………………………………………………..
46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
48
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.2
Keaslian penelitian
19
3.4
Definisi operasional dan skala pengukuran variable
3.5
24
Kisi-kisi kuesioner caring perawat dalam pelayanan keperawatan
3.6
25
Kisi-kisi pernyataan caring perawat dalam pelayanan keperawatan
29
3.7
Kisi-kisi lama rawat inap
29
3.8
Pedoman kekuatan hubungan
34
4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur
36
4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin
4.3
36
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan
4.4
37
Karakteristik responden berdasarkan lama Masa kerja
37
4.6
Caring perawat dalam pelayanan keperawatan
38
4.7
Lama rawat inap
38
4.8
Korelasi rank Spearman
39
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
1
Permohonan ijin studi pendahuluan penelitian
2
Permohonan uji validitas dan reliabilitas
3
Ijin uji validitas dan reliabilitas
4
Permohonan ijin penelitian
5
Rekomendasi ijin penelitian
6
Ijin penelitian
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
GAmbar 2.3
Kerangka Teori
20
Gambar 2.4
Kerangka Konsep
20
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.2
Keaslian penelitian
3.4
Definisi operasional dan skala pengukuran
19
variable 3.5
24
Kisi-kisi kuesioner caring perawat dalam pelayanan keperawatan
3.6
25
Kisi-kisi pernyataan caring perawat dalam pelayanan keperawatan
29
3.7
Kisi-kisi lama rawat inap
29
3.8
Pedoman kekuatan hubungan
34
4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur
36
4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin
4.3
36
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan
4.4
37
Karakteristik responden berdasarkan lama Masa kerja
37
4.6
Caring perawat dalam pelayanan keperawatan
38
4.7
Lama rawat inap
38
4.8
Korelasi rank Spearman
39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
Gambar 2.3
Kerangka Teori
20
Gambar 2.4
Kerangka Konsep
20
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
7
Pernyataan pengajuan judul skripsi
8
Pergantian judul skripsi
9
Lembar oponent
10
Lembar audience
11
Permohonan ijin studi pendahuluan
12
Surat keterangan penelitian
13
Pengajuan uji validitas
14
Permohonan uji validitas dan reabilitas
15
Ijin uji validitas dan reabilitas
16
Bukti pembayaran uji validitas
17
Data tabulasi validitas
18
Hasil uji validitas
19
Hasil uji reabilitas
20
Pengajuan ijin penelitian
21
Permohonan ijin penelitian
22
Rekomendasi ijin penelitian
23
Surat keterangan penelitian
24
Formulir persetujuan menjadi responden
25
Lembar observasi
xv
26
Kuesioner
27
Data tabulasi caring perawat
28
Data tabulasi lama rawat inap
29
Hasil SPSS
30
Lembar konsultasi
31
Jadwal penelitian
xvi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Ratna Nur Fadilah Hubungan Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan Dengan Lama Rawat Inap di RSUD Kota Salatiga Abstrak
Masih adanya perawat yang belum caring dengan pasien dalam pelayanan keperawatan seperti kurang empati, kurang perhatian dll. Caring perawat sangat penting dalam proses pelayanan keperawatan. Diharapkan seorang perawat selalu berperilaku caring dalam merawat pasien kelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap. Penelitian kuantitatif ini, dengan metode descriptif correlationaldengan pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel memakai teknik total samplingpada 26 orang perawat. Tempat penelitian di ruang Flamboyan 3 dan 4 RSUD Kota Salatiga.Variabel yang diamati adalah caring perawat dalam pelayanan keperawatan dan lama rawat inap. Analisa data dengan koreksi Pearson, dan analisa non parametric dengan uji Rank Spearman. Seorang perawat harus mengenal pasiennya, mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan sendiri. Lama rawat inap dipengaruhi berbagai faktor antara lain jenis penyakit, pindah rawat rumah sakit lain, pulang atas petunjuk dokter, dan apakah pasien nyaman dengan caring perawat. Ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah hubungan positif. Simpulan : Ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap. Kata kunci :Caring Perawat, Pelayanan Keperawatan, Lama Rawat Inap Daftar pustaka : 33 ( 2005-2015 )
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan pusat penunjang medik dasar dan medik spesialis, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan (rawat jalan dan rawat inap), dan pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat (Depkes RI, 2005). Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilaksanakan oleh tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, penegakan diagnosa, serta pengobatan penyakit yang diderita pasien (American Hospital Association,2005). Menurut Undang-Undang no. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan keperawatan di rumah sakit harus mengacu pada aturan dan norma yang berlaku. Setiap tindakan harus berdasar pada SOP (Standar Operasional Prosedur). Salah satu fungsi rumah sakit adalah fungsi rawat inap. Oleh sebab itu, membutuhkan pelayanan keperawatan yang komprehensif dan paripurna.Kebutuhan pasien sebagai makhluk bio-psiko, sosio, kultural harus dipenuhi. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan
1
2
profesional
merupakan
pelayanan
yang
bersifat
humanistik
yang
dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat yang berorientasi kepada kebutuhan pasien, baik secara individu, keluarga, kelompok maupun komunitas yang dilandasi etika profesi keperawatan (Dwiyanti,2014). Salah satu instrumen yang tercakup dalam konsep keperawatan adalah caring perawat. Caring merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat, dan menghargai orang lain. Artinya memberikan perhatian yang lebih baik kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu bertindak. Caring merupakan perpaduan perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien yang dirawat. Pasien yang dirawat dengan caring , maka pasien tersebut akan merasa aman dan nyaman selama perawatan di rumah sakit (Dwidiyanti, 2014). Menurut studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juli 2015 di RSUD Kota Salatiga melalui observasi terhadap beberapa tenaga perawat mengenai caring perawat, dari 22 perawat yang diobservasi ada 17 perawat yang sudah berperilaku caring dengan pasien. Perawat sudah bersikap santun, sopan, tutur kata lemah lembut, terampil, penampilan rapi, dan penuh dedikasi dalam merawat pasien. Walaupun tidak dapat dipungkiri masih ada 5 perawat yang masih kurang perhatian, caringnya kurang dalam merawat pasien. Tentunya hal ini akan mencoreng citra rumah sakit terlebih citra perawat. Margaretha Mia Aji dalam penelitian pada Tahun 2014 yang berjudul "Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring
Perawat dalam Pelayanan
3
Keperawatan di Ruang Maranatha RS Mardi Rahayu Kudus" menemukan bahwa pelayanan keperawatan di ruang tersebut pada Bulan Juni 2009 menunjukkan 92,1% dari 32 responden mengatakan pelayanan keperawatan cukup baik. Ada beberapa kritik dan saran yang menyatakan kekurangpuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan perawat yang judes, ketus, kurang perhatian, atau kurang memuaskan saat menjawab pertanyaan. Melihat fenomena dan pemikiran tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang "Hubungan Caring
Perawat dalam
Pelayanan Keperawatan dengan Lama Rawat Inap di RSUD Kota Salatiga". 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah: "Adakah hubungan Caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga?" 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan caring perawat dalampelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden b. Mengidentifikasi gambaran caring
perawat dalam pelayanan
keperawatan. c. Mengidentifikasi lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
4
d. Menganalisa hubungan caring
perawat dalam pelayanan
keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan melalui asuhan keperawatan yang bermutu berdasarkan konsep caring. 1.4.2. Bagi institusi Pendidikan Sebagai bahan pertimbangan untuk memperkaya pengetahuan dan bahan ajar tentang konsep caring . 1.4.3. Bagi Peneliti Lain Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda. 1.4.4. Bagi Peneliti Dapat menjadi support bagi perawat untuk caring terhadap pasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan paripurna.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
perorangan
secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-undang RI No. 44, 2009).Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya diselenggarakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli lainnya (Haliman, 2012). 2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedang fungsi rumah sakit adalah penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit(Haliman,2012). 3. Jenis dan klasifikasi Rumah Sakit a. Jenis Pelayanan 1) Rumah Sakit Umum Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit, memiliki institusi
5
6
perawatan darurat 24 jam, pelayanan rawat inap, perawatan intensif, instalasi bedah, ruang bersalin, laboratorium, dan sarana prasarana lain. 2) Rumah Sakit Khusus Rumah sakit ini hanya melakukan perawatan kesehatan untuk bidang tertentu, misal rumah sakit untuk trauma, RS ibu dan anak, RS manusia lanjut, RS kanker, RS jantung, RS gigi dan mulut, RS mata, RS jiwa, dan lain-lain. 3) Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum yang terkait dengan kegiatan pendidikan dan penelitian di fakultas kedokteran pada suatu universitas atau lembaga pendidikan tinggi. b. Jenis Pengelolaan 1) Rumah Sakit Publik Adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah pusat, daerah, atau badan hukum yang bersifat nirlaba. 2) Rumah Sakit Privat Adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Pasien yang dirawat di rumah sakit, pasti ada masanya. Lama rawat inap pasien berbeda-beda. Tergantung kondisi
7
pasien, dan jenis penyakitnya (Damayanti,2013). 2.1.2. Lama Rawat Inap Lama rawa tinap / Length of stay / LOS adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien. Lama rawat inap yang ideal menurut Departemen Kesehatan RI 2005 antara 6-9 hari. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosa tertentu untuk perawatan lebih lanjut (Depkes RI, 2005). Cara menentukan lama rawat inap adalah jumlah lama dirawat dibagi jumlah pasien keluar ( hidup atau meninggal ). Lama dirawat adalah lama seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien keluar atas persetujuan dokter, pulang paksa, melarikan diri, dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi, atau meninggal (Depkes RI, 2005). Rawat inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di rumah sakit atau puskesmas rawat inap. Dahulu ruang perawatan hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak pasien. Sekarang ruang rawat inap sudah seperti hotel dengan bermacam fasilitas yang akan menambah kenyamanan pasien (Anggraini, 2008). Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.Selama
8
dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasiennya (Anggraini,2008). Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masih sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk observasi, menegakkan
diagnosa,
pemberian
terapi,
pemberian
asuhan
keperawatan, rehabilitasi medik,dan pelayanan yang lain (Depkes RI, 2005). Lama rawat inap / LOS / Lenght of stay pasien di RSUD Kota Salatiga tahun 2014 adalah 4,31 hari, lama rawat inap di Flamboyan III adalah 5,10 hari dan Flamboyan IV adalah 4,98 hari. Sedangkan tingkat hunian atau BOR RSUD Kota Salatiga adalah 67,21 %, BOR Flamboyan III 67,88%, dan BOR Flamboyan IV 65,64% (Rekam Medik RSUD Kota Salatiga 2015). 2.1.3. Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari sebuah rumah sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama
24
jam
kepada
pasien
dan
pelayanan
kesehatan
membutuhkannya. Berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan lain yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu untuk ditingkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Diharapkan pelayanan rumah sakit akan meningkat kualitasnya (Ritizza,2013). Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran, dan fungsi dari manajemen pelayanan keperawatan, karena
9
manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer/pengelola keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta mengawasi sumbersumber yang ada baik sumber dana maupun sumber daya sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien kepada klien, keluarga, dan masyarakat (Dwidiyanti,2015) Pelayanan keperawatan merupakan sebuah bantuan karena adanya kelemahan fisik dan mental, adanya keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemampuan untuk menuju pada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.Pada hakikatnya kegiatan ataupun tindakan keperawatan bersifat membantu.Perawat dalam hal ini membantu klien atau pasien mengatasi efek-efek dan masalahmasalah sehat maupun sakit pada kehidupan sehari-harinya. Pelayanan keperawatan yang berada dalam kerangka pelayanan kesehatan ini dilakukan oleh perawat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tujuan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit / kecelakaan, dan rehabilitasi.Intinya adalah untuk mencapai derajat kesehatan bagi setiap manusia.Itulah pelayanan keperawatan yang tentunya dilaksanakan oleh perawat itusendiri. Adapun bentuk pelayanan keperawatan antara lain: 1. Fisiologis: Setiap pasien akan mengalami gangguan fisiologis karena pengaruh dari tiap-tiap penyakit yang menyerang pasien.
10
2. Psikologis: Setiap pasien akan mengalami trauma sehingga psikologis juga mengalami gangguan. Apabila ada masalah psikologis tidak segera ditangani dengan baik maka akan mempengaruhi lambatnya kesembuhan pasien itu sendiri. 3. Sosial
kultural:
Sosial
kultural
orang
yang
sakit
akan
mempengaruhi hubungan sosialnya. Perawat yang memberikan pelayanan keperawatan harus memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami, dan dipupuk untuk memperlihatkan kemampuan sebagai perawat yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, serta mampu belajar seumur hidup. Semua itu akan dicapai oleh perawat kalau mampu memahami apa itu caring. 2.1.4. Caring Perawat 1. Konsep Dasar Caring Caring adalah bentuk pemeliharaan hubungan yang menghargai orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab ( Swanson dalam Watson,2005 ). Caring
berkaitan dengan hubungan antar
manusia, kemampuan berdedikasi dengan orang lain, perasaan empati, perasaan sayang terhadap orang lain. Perawat diharuskan memiliki kemampuan untuk peduli terhadaporang lain. Hubungan antara perawat dan klien adalah hubungan memberi dan menerima yang terbentuk dari saling mengenal dan peduli antara perawat dan klien (Potter& Perry, 2010).
11
Caring adalah inti dari keperawatan, dan memberikan bentuk praktek keperawatan saat perawat membantu klien untuk pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengelola atau membangun kembali hubungan (Potter & Perry, 2010). Caring menekankan penghargaan terhadap harga dan individu, yang berarti dalam memberikan pelayanan keperawatan perawat senantiasa menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Theory of Human Care (Watson, 2005) menyatakan bahwa Caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia sehingga mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.Teori ini mengedepankan hubungan interpersonal perawatklien. 2. Perilaku Caring Perawat Perilaku Caring
perawat adalah pengetahuan, sikap dan
keterampilan seorang perawat dalam merawat pasien dan keluarga dengan memberikan dorongan positif, dukungan dan peningkatan pelayanan keperawatan. Caring tidak tumbuh dengan sendirinya di dalam diri seseorang, tetapi merupakan hasil dari budaya, nilai-nilai, pengalaman dan hubungan individu dengan orang lain (Potter & Perry, 2010). Hal itu membutuhkan peningkatan pengetahuan perawat tentang
manusia,
aspek
tumbuh
kembang,
respon
terhadap
12
lingkungan yang terus berubah, keterbatasan, kekuatan dan kebutuhan dasar manusia. Keterampilan dalam tindakan, sopan, sentuhan, memberi harapan dan selalu siap untuk pasien merupakan sikap perawat yang menunjukkan perilaku Caring (Potter & Perry, 2010). a. Caring menurut Watson Ada sepuluh faktor karatif yang disempurnakan kembali menjadi clinical caritas processes yang memberikan arahan bagi perawat dalarn menerapkan perilaku Caring
(Watson, 2005).
Kesepuluh faktor karatif itu adalah: 1) Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistic (Forming a Humanistic Altruistic) Dalam memberikan pelayanan keperawatan perawat sebaiknya menanamkan nilai-nilai humanistik dan altruistik. Hal in tercermin dari sikap perawat dalam menghormati dan menghargai pasien dengan memperhatikan nilai kebaikan, empati, cinta terhadap diri dan orang lain, menerapkan nilainilai cinta dan kebaikan serta ketenangan hati sesuai dengan harapan Caring untuk
mengenal
(Watson, 2005). Seorangperawat berusaha siapa
kliennya,memberikan
perhatian
terhadap pasien dan bagaimana seorang perawat berperilaku sesuai dengan keadaan (Alligood, 2010). Bentuk nyatanya adalah mengenali nama pasien, mengenali kelebihan dan karaktersitik pasien, memanggil nama dengan
13
nama yang disenangi, mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan pribadi, menyediakan waktu bagi pasien walaupun
sedang
sibuk,
mendengarkan
keluhan
dan
kebutuhan pasien, menghargai dan menghormati pendapat pasien, memberikan dukungan sosial untuk memenuhi kebutuhan
dan
meningkatkan
status
kesehatan
pasien
(Yuliawati, 2012). 2) Menanamkan kepercayaan dan harapan (Instilling Faith and hope). Seorang
perawat
harus
mampu
membangkitkan
kepercayaan serta optimisme pada klien sehingga mampu menyesuaikan diri dan optimis dengan keadaannya.Kehadiran seorang perawat yang memungkinkan dan mendukung sistem kepercayaan diri dan harapan seseorang (Watson, 2005). Bentuk
nyata
Caring
perawat
dalam
menanamkan
kepercayaan dan harapan yaitu selalu memberi harapan yang realistis terhadap kondisi kesehatan pasien, memotivasi pasien untuk menghadapi penyakitnya,mendorong pasien untuk menerima tindakan pengobatan dan perawatan, memotivasi dan mendorong pasien untuk mencari alternatif terapi secara rasional, memberi penjelasan bahwa takdir berbeda pada setiap orang, memberikan keyakinan bahwa kehidupan dan kematian sudah ditentukan sesuai takdir (Yuliawati, 2012).
14
3) Menumbuhkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain (Cultivating Sensitivity to one's self,). Perawat harus mampu merasakan dan memahami segala perubahan yang terjadi pada dirinya dan orang lain. Perawat bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi pasien,
ikut
merasakan
atau
prihatin
atas
ungkapan
penderitaan yang diungkapkan pasien serta siap membantu setiap saat, dapat mengendalikan perasaan ketika pasien bersikap kasar terhadap perawat dan mampu memenuhi keinginan pasien terhadap sesuatu yang logis (Yuliawati, 2012). 4) Mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu (Developing a helping -trust relation). Perawat membina hubungan saling percaya, jujur dan empati
dalam
terapeutik,
menjalin
dengan
lain.Hubungan
hubungan
tujuan
interpersonal
yang
menolong
orang
untuk
interpersonal
antara
pasien
dan
perawatmerupakan aktualisasi dalam hubungan manusia dalam proses caring (Watson, 2007). 5) Meningkatkan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan negatif (Expressing & feeling). Perawat
mendorong
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan. Membantu pasien untuk bersikap realistis terhadap
15
kondisi yang dihadapi (Watson, 2005). 6) Menggunakan proses pemecahan masalah yang sistematis (Using creative problem solving Caring process). Seorang perawat harus mampu mengambil keputusan secara kreatif dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistematis dalam menyelesaikan masalah pasien (Watson, 2005). 7) Meningkatkan
proses pembelajaran
(Promotinginterpersonal teaching learning) Perawat memberi pengajaran atau pendidikan kesehatan kepada klien dalam upaya promosi kesehatan.Perawat sebagai pendidik merupakan peran perawat yang dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga agar dapat meningkatkan kesehatan (Yuliawati, 2012). 8) Menyediakan lingkungan fisik, mental, sosial dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif. Perawat menciptakan lingkungan yang dapat mendukung peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien. Lingkungan yang mendukung proses penyembuhan dapat menyebabkan terciptanya kecantikan, kenyamanan, peningkatan martabat dan perdamaian (Watson.2005) 9) Membantu kebutuhan dasar manusia Membantu melalui berbagai bentuk intervensi yang
16
dilakukan dengan penuh keikhlasan, kehangatan, belas kasih dan kemurahan atau kebaikan hati. Perawat membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan secara fisik dan psikologis serta timbulnya semangat untuk sembuh (Watson.2005) 10) Menghargai
kekuatan
eksistensial,
fenomenologi,
dan
spiritual. Perawat
membukakan
dan
meningkatkan
dimensi
spiritual pasien. Perawat memberi kesempatan dan mendorong klien untuk menunjukkan kemampuan, kekuatan yang dimiliki, membawa pasien dalam menentukan coping yang efektif dalam menghadapi masalahnya serta menemukan warna kehidupannya (Yuliawati, 2005) b. Caring Menurut Watson 1) Knowing (mengetahui) Perawat berusaha mengerti kejadian yang berarti dalam kehidupan seseorang dengan cara menghindari asumsi terhadap pasien, mencari petunjuk untuk lebih mengenal pasien dan membangun hubungan yang terapeutik. 2) Being with (Melakukan bersama) Mengandung makna perawat hadir secara emosional bersama dengan pasien dalam menghadapi berbagai masalahnya.
17
3) Doing for (melakukan untuk) Perawat sebisa mungkin melakukan tindakan terhadap orang lain seperti melakukannya terhadap diri sendiri sehingga perawat dapat merasakan respon yang mungkin ditimbulkan dari tindakan tersebut. 4) Enabling (Kemampuan) Perawat
senantiasa
membantupasien
memiliki
dalam
mencari
kemampuan alternatif
untuk
pemecahan
masalah. 5) Maintaining believe (Mengatasi Kepercayaan) Perawat
menaruh
kepercayaan
terhadap
kemampuan
seseorang dalam menjalani hidup dan mempercayai pasien (Yuliawati, 2013). c. Caring Perawat Menurut Potter & Perry Potter & Perry (2010) menggambarkan caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap pasien adalah kehadiran, sentuhan, mendengarkan dan memahami klien. 3. Klasifikasi Caring perawat a. Afektif caring perawat Meliputi nilai kemanuasiaan, hormat, kepedulian, empati, dan hubungan saling percaya (Yuliawati, 2012). b. Instrumental caring perawat Menunjukkan keterampilan dan kemampuan perawat dalam
18
kognitif dan psikomotor seperti pemberian obat, perawatan kebersihan pasien, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan pendidikan kesehatan (Watson dalam Yuliati, 2013). 4. Faktor yang mempengaruhi caringperawat Banyak faktor yang mempengaruhi caring perawat antara lain beban kerja yang tinggi dan motivasi perawat. Perawat dan kepuasan kerja perawat memiliki hubungan yang positif dengan caring perawat, sedangkan stress, kejenuhan dan perasaan lelah memiliki hubungan yang negative dengan caring yang ditunjukkan oleh perawat. a. Beban kerja perawat Beban kerja yang tinggi menyebabkan tingginya stress yang terjadi pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat untuk melakukan caring. Beban kerja yang tinggi menyebabkan perawat memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memahami dan memberikan perhatian terhadap pasien secara emosional dan hanya fokus terhadap kegiatan yang bersifat rutinitas seperti memberikan obat, melakukan pemeriksaan penunjang atau menulis catatan perkembangan pasien ( Sobirin, 2006). b. Lingkungan kerja Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku caring seorang perawat. Lingkungan kerja yang baik dapat menciptakan tingginya perilaku caring dan meningkatkan
19
kualitas pelayanan kesehatan (Suryani, 2010). c. Pengetahuan dan pelatihan Caring
tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi timbul
berdasarkan nilai-nilai dan pengalaman menjalin hubungan dengan orang lain. Peningkatan pengetahuan dan pelatihan perilaku caring yang diberikan perawat dapat meningkatkan kesadaran perawat untuk caring sesuai dengan teori yang telah dikembangkan (Sutriyanti, 2009) 2.2.Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian tentang hubungan caring perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga selama ini belum pernah diteliti. Namun ada beberapa penelitian tentang caring perawat diantaranya adalah Tabel 2.2. Keaslian Penelitian Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang diajukan Bagus Setyo Hubungan Observasional Analitik Prabowo tingkat kognitif dengan pendekatan Anisah Ardiana perawat tentang Cross Sectional Dodiwijaya Caring dengan aplikasi praktek Caring di ruang rawat inap RSU H Koesnadi Bondowoso
Hasil Perawat yang memiliki tingkat kognitif tentang caring baik,akan berpeluang4,4 kali untuk berperilaku caring di banding dengan perawatyang memiliki tingkat kognitif kurang baik. Blacius Dedy Perilaku Caring Desain kualitas denganTujuh perilaku Setyowati Yati perawat pendekatan Groundedcaring (sikap Afianti (2011) pelaksana di Theory peduli, sebuah rumah bertanggung-
20
sakit di Bandung Study Grounded Theory
jawab, ramah, tenang dan sabar siap sedia, memberi motivasi dan empati
2.3. Kerangka Teori Pelayanan keperawatan 1. Perawat sopan 2. Perawat empati
cepat<5 hari Lama rawat inap lama>5 hari
Caring perawat Gambar 2.3. Kerangka Teori. (Sumber: Dwidiyanti, 2014 dan Damayanti, 2013).
2.4. Kerangka Konsep Variabel Independen Caring perawat dalam Pelayanan keperawatan
Variabel Dependen Lama rawat inap
Gambar 2.4. Kerangka Konsep 2.5. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah (Sugiyono, 2013). Hipotesis dalam penelitian adalah: 1. Hipotesis Alternatif (HA) Ada hubungan antara caring
perawat dalam pelayanan keperawatan
dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
21
2. Hipotesis Nol (HO) Tidak ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian dengan data yang berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono,
2015).Pendekatan
interensial
(dalam
rangka
kuantitatif pengujian
dilakukan
hipotesis)
pada
dan
penelitian
menyandarkan
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 2012). Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
rancangan
descriptif
correlational yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan tambahan atau manipulasi data yang sudah ada.Peneliti menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.Variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (Variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab (Variabel independen) (Nursalam, 2013).
22
23
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam penelitian (Saryono, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang Flamboyan III dan IV RSUD Kota Salatiga, yaitu sebanyak 26 orang perawat. 3.2.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas anggota populasi yang dipilih. Artinya ada beberapa dari populasi yang dipilih, tidak semua, dan elemen dari populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Sampel dalam penelitian adalah perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Salatiga yang ada di ruang Flamboyan III dan IV. 3.2.3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, karena teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Jadi sampel yang diambil adalah 26 perawat ruang Flamboyan 111 dan IV.Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2003). 1. Inklusi dalam penelitian mi adalah: a. Perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Salatiga Ruang Flamboyan III dan IV b. Bersedia menjadi responden
24
c. Minimal masa kerja 2 tahun d. Pendidikan minimal D3 keperawatan 2. Eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: a. Perawat ruang rawat inap yang sedang cuti melahirkan b. Perawat yang sedang tugas belajar dalam waktu lama (1 bulan /lebih) e. Perawat yang dinas luar dalam waktu lama (1 bulan/lebih) d. Perawat yang mendudukijabatan struktural. 3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah Ruang Flamboyan lantai 3 dan lantai 4 RSUD Kota Salatiga. 3.3.2. Waktu penelitian Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Januari 2016. 3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Variabel merupakan sesuatu yang bervariasi (Saryono, 2011).Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).Definisi operasional merupakan definisi variabel secara operasional yang diukur secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dengan menggunakan parameter tertentu (Hidayat, 2007).Komponen pada bagian ini meliputi variabel, definisi operasional, alat ukur, hasil ukur, dan
25
jenis data. Tabel 3.4.Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel. Definisi Operasional Variabel Independen Caring Caring perawat adalah dalam perilaku pelayanan perawat keperawat yang an penuh sopan santun, lemah lembut, perhatian, dan bertanggung jawabdan tanggung gugat Variabel Dependen Lama Lama rawat inap masa rawat dari pasien datang sampai pulang
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Kuesioner
Hasil kuesioner tentang Caring perawat dalam pelayanan keperawat an dengan skala likert
1. Kurang <56% 2. Cukup 56-76%
Ordinal
Lembar Hasil observa- observasi si
3. Baik 77100%
Lama >5 Ordinal hari cepat<5 hari
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1. Alat Penelitian 3.5.1. 1. Data Primer Data variabel independen (Caring perawat dalam pelayanan keperawatan dan lembaobservasi lama rawatinap) diperoleh
menggunakan
kuesioner tertutupdengan skala
26
Likertmeminta jawaban kepada responden. 3.5.1.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari suatu lembaga atau instrumen (Arikunto, 2006). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data literatur yang terkait dengan penelitian. Pengambilan subjek penelitian sebagai variabel dependen diambil dari RekamMedik RSUD Kota Salatiga. Tabel 3.5 Kisi-kisi
KuisionerCaring
perawat
dalam
pelayanan
keperawatan Pernyataan
Nomor Soal
Jumlah kisi
Positif (Favourable)
1,2,3,5,7,8,10,11,12,14,15,16
Negatif
4,6,9,13,17,18,20
12 7
(Unfavourable) Jumlah
19
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi lama rawat inap. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis
kuesioner yang jawaban atau isinya sudah ditentukan sehingga
27
subyek tidak diberikan respon-respon atau jawaban yang lain( Sugiyono,2013).
1. Kuesioner Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan Pengumpulan data untuk variabel caring
perawat dalam
pelayanan keperawatan didapat dengan cara melakukan penyebaran kuesioner terhadap perawat ruang Flamboyan III dan IV RSUDKota Salatiga dengan menggunakan skala ordinal. Skala ini memiliki respon jawaban dimana masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pertanyaan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan respondenyaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah dengan bentuk pernyataan positif/favourable dan pernyataan negatif / unfavourable. Untuk pernyataan favourable besar nilainya 4 sampai dengan 1 yaitu selalu dinilai 4, sering dinilai 3, kadangkadang dinilai 2, dan tidak pernah dinilai 1. Untuk pernyataan unfavourable nilainya kebalikan yaitu selalu dinilai 1, sering dinilai 2, kadang-kadang dinilai 3, dan tidak pernah dinilai 4.Skor akhir dengan menjumlahkan angka untuk tiap jawaban. Kemudian penilaian itu dihitung dan dikelompokkan.Apabila jawaban >76 % caring perawat dalam pelayanan keperawatan baik maka caring perawat dalam pelayanan keperawatan masuk kategori baik diberi kode 3. Jika jawaban antara 56-76 % setuju caring
28
perawat dalam pelayanan keperawatan baik maka masuk kategori cukup diberi kode 2, dan apabila yang jawaban< 56 % setuju caring perawat dalam pelayanankeperawatan maka caring perawat dalam pelayanan keperawatan masuk kategori kurang diberi kode 1. 2. Lama Rawat Inap Pengumpulan data untuk variabel lama rawat inap didapat dengan cara melakukan penyebaran lembar observasi lama rawat inap dengan menggunakan skala ordinal.Sedang untuk respon jawaban, skala ini memiliki 2 respon jawaban yang masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden.Kemudian dihitung apabila menjawab < dari 5 hari terhitung cepat, > 5 harilambat.Kemudian jawaban tersebut dihitung dan dikelompokkan. Apabila jawaban> 80% bahwa caring perawat dalam pelayanan keperawatan maka lama rawat inap pasien akan memendek , tapi jika jawaban < 80 % setuju caring perawat dalam pelayanan keperawatan maka lama rawat inap akan memanjang. 3.5.2. Cara Pengumpulan Data 3.5.2.1. Proposal Penelitian Dengan membawa surat pengantar dari Stikes Kusuma Husada, Peneliti mengajukan ijin untuk melakukan studi pendahuluan di RSUD Kota
Salatiga.
Sesudah
melakukan studi pendahuluan, penulis mengajukan ijin untuk
29
melakukan penelitian. 3.5.2.2. Penyusunan Skripsi Berbekal surat pengantar dari Stikes Kusuma Husada, penulis mengajukan ijin penelitian kepada Kepala Kesbangpolinmas Kota Salatiga dengan tembusan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Salatiga dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Surat permohonan ijin juga
ditujukan
untuk
kepada
Direktur
RSUD
Kota
Salatiga.Sesudah ijin keluar, penulis memohon ijin kepada Kepala ruang Flamboyan 3 dan 4 untuk melakukan penelitian di ruang tersebut. Pengumpulan data pada variabel independen dan dependen menggunakan kuesioner, dan lembar observasi. Kuesioner terdiri dari karakteristik responden dan caring perawat dalam pelayanan keperawatan, lembar observasi adalah lama rawat inap pasien. - Pernyataan caring perawat Pernyataan pengetahuan responden tentang caring perawat dalam pelayanan keperawatan terdiri dari 19 pernyataan dengan menggunakan skala ordinal. Gambaran kuesioner dapat dilihat dari tabel kisi-kisi pernyataan caring perawat dalam pelayanan keperawatan sebagai berikut:
30
Tabel 3.6. Kisi-kisi Pernyataan Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan.
-
No
Aspek
1. s/d 19.
Caring perawat (sopan, lemah lembut, terampil, penuh pengertian)
Jumlah Item 19
Nomor Dalam Kuesioner 123456 7 8 9 10 11 12 1314 15 16 17 18 19
Pernyataan lama rawat ianp
Pengumpulan data pada variabel lama rawat inapmenggunakan lembar observasi dengan skala ordinal. Lembar observasi tentang lama rawatinap terhadap 26 pasien. Gambaran lama rawat inap pasiendapat dilihat dari tabel kisi-kisi pernyataan lama rawat inap sebagai berikut: Tabel 3.7Kisi-kisi Lama Rawat inap No.
Aspek
1. s/d 26.
Nama pasien , tgl mulai rawat inap , dan pulang
Jumlah Item 26
Nomor Pasien 123456 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Agar hasil penelitian dapat dipercaya secara ilmiah, maka hasil penelitian harus menggambarkan kondisi sebenarnya tentang variabel yang diteliti.Oleh sebab itu instrumen penelitian harus teruji kemampuannya dalam mendapatkan data yang tepat dan akurat.Untuk menguji ketepatan dan keakuratan instrumen maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas
31
instrument (Dharma, 2011).Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap perawat ruang rawat inap RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dengan menyebar 30 kuesioner. Uji instrumen tersebut adalah sebagai berikut: 3.6.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010).Uji validitas
dilakukan
terhadap
masing-masing
butir
pernyataan
untukkesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara menyeluruh.Untuk mengetahui validitas
instrument, menghitung
koefisien validitas denganrumus product momentdari Karl Pearson, yaitu: =
∑ − (∑ )(∑ ) ∑ − (∑ ) ( ∑ − (∑ )
r x y= Angka indeks korelasi dan product moment N = Jumlah responden X Y= Jumlah perkalian antara skor X dan Y ∑ = Jumlah seluruh skor Y ∑ = Jumlah seluruh skor X Kemudian hasil dari r x y dikonsultasikan dengan kritis product moment (r tabel) apabila hasil yang diperoleh r hitung> r table yaitu pada taraf signifikansi 5%(0.05) dinyatakan valid, tetapi sebaliknya bila koefisien validitas atau rhitung kurang dari rtabel maka pernyataan tidak
valid
sehingga
pernyataan
itu
harus
dikeluarkan
dari
32
kuesioner(Arikunto, 2006). Dari 20 instrumen pernyataan tentang caring perawat dalam pelayanan keperawatan yang diujikan kepada 30 responden dengan menggunakan SPSS16.0,hasilnya terdapat 1 soal tidak valid no 19 dan 19 pernyataan valid yaitu soal no 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,20 dengan r hitung 0,380 sd 0,555sehingga r hitung>rtabel(0,361). 3.6.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Instrumen yang baik tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya/reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 k Σσb r11 = 1 − 2 σ t k − 1
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria
(0,60) (Ghozali, 2009). (Ghozali, 2009). Setelah dilakukan uji
33
reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,793> rkriteria (0,60), sehingga instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1. Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul pada tahap pengumpulan data perlu di olah terlebih dahulu. Tujuan dari pengolahan data tersebut adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul (Hidayat, 2007), yang meliputi: 1. Editing Dilakukan untuk meneliti apakah isian dalam lembar kuesioner sudah lengkap.Editing dilakukan di tempat pengumpulan data, sehinggajika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi. 2. Coding Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka.Selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran tabel kerja. Untuk caring
perawat dalam pelayanan
keperawatan : Baik diberi kode 3, cukupkode 2, dan kurang kode 1.Sedang untuk lama rawat inap jika cepat di beri kode 1, jika lama diberi kode 0. 3. Tabulating Adalah langkah memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel dengan menggunakan master table SPSS 16.0
34
3.7.2. Analisa Data Data yang telah diolah dengan bantuan komputerisasi kemudian dideskripsikan sehingga dapat diperoleh makna atau arti dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).Analisa data dalam penelitian ini melalui prosedur bertahap yaitu analisa univariat dan bivariat. 1. Analisa Univariat Dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan proporsi prosentasi untuk variabel caring perawat dalam pelayanan keperawatan dan lama rawat inap, jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, umur, dan lama masa kerja. 2. AnalisaBivariat Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2007), yaitu variabel bebas caring perawat dalam pelayanan keperawatan dan variabel terikat adalah lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. Pada penelitian ini digunakan uji statistik non parametrik dengan uji Rank Spearman. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 95% (0,05), jika nilai hasil penelitian dengan signifikan < 0,05 dikatakan ada hubungan antara caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. Menurut Sugiyono (2010), kekuatan koefisien korelasi, seperti pada tabel di bawah ini:
35
Tabel 3.4 Pedoman Kekuatan Hubungan Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat
3.8. Etika Penelitian Etika penelitian sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia (Hidayat, 2007). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta ijin kepada instansi terkait yaitu Badan Kesbangpollinmas Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Salatiga,dan tempat penelitian yaitu RSUD Kota Salatiga. Setelah mendapat ijin, peneliti memohon ijin kepada kepala ruang Flamboyan 3 dan 4 untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memakai : 3.8.1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Sebelum menjelaskan
responden maksud
diminta dan
menjadi
tujuan
responden,
penelitian
peneliti
yang
akan
dilakukan.Responden yang menyatakan bersedia diteliti, mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) tersebut. 3.8.2.Tanpa Nama (Anonimity) Peneliti
tidak
mencantumkan
nama
untuk
menjaga
kerahasiaanresponden, cukup diberi kode pada masing-masing lembar tersebut.
36
3.8.3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan dijamin peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden Penelitian mengambil judul hubungan caring
perawat dalam
pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga dengan 26 responden. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut: 4.1.1 Umur responden Hasil karakteristik umur responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No Umur f % 1 25 – 33 tahun 19 73,1 2 34 – 42 tahun 6 23,1 3 43 – 51 tahun 1 3,8 Total 26 100 Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur dapat diketahui sebagian besar
berumur 25 - 33 tahun yaitu sebanyak 19
Responden (73,1%). 4.1.2 Jenis Kelamin Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin f % 1 Laki-laki 11 42,3 2 Perempuan 15 57,7 Total 26 100 Sumber: Data Primer (2015)
37
38
Hasil tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 15 responden (57,7%). 4.1.3 Pendidikan Responden Hasil karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Pendidikan f % D3 20 76,9 S1 5 19,2 S1 Ners 1 3,9 Total 26 100 Sumber: Data Primer (2015) No 1 2 3
Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar
responden dengan tingkat
pendidikan D3 keperawatan yaitu sebanyak 20 responden (76,9%). 4.1.4
Lama Kerja
Hasil karakteristik pekerjaan responden berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Karateristik responden berdasarkan lama masa kerja No 1 2 3
Lama Kerja 3 – 12 tahun 13 – 22 tahun 23 – 32 tahun Total Sumber: Data Primer (2015)
f 23 2 1 26
% 88,5 7,7 3,8 100
Berdasarkan tabel 4.4 pekerjaan responden dapat diketahui sebagian besar bekerja selama 3 – 12 tahun yaitu sebanyak 23 responden (88,5%). 4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Caring Perawat dalam pelayanan keperawatan Berdasarkan hasil penelitian caring perawat dalam pelayanan
39
keperawatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6Caring Perawat dalam Pelayanan Keperawatan No 1 2
Tingkat Caring Baik Cukup Total Sumber: Data Primer (2015)
F 4 22 26
Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar
% 15,4 84,6 100
caring perawat dalam
perawatan yaitu cukup sebanyak 22 responden (84,6%) . 4.2.2
Lama rawat inap Hasil observasi tentang lama rawat inap pasien dapat dilihat pada
tabel di bawah ini: Tabel 4.7. Lama Rawat Inap Kinerja F Cepat 22 Lambat 4 Total 26 Sumber: Data Primer (2015) No 1 2
% 7,8 57,8 100
Berdasarkan tabel 4.6 lama rawat pasien sebagian besar cepat dalam perawatan yaitu sebanyak 22 responden (84,6%). 4.3 AnalisisBivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yaitu hubungan caring
perawat dalam pelayanankeperawatan dengan lama rawat inap di
RSUD Kota Salatiga. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi Rank Spearman dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
40
Tabel 4.6 Korelasi Rank Spearman Caring Perawat Spearman's rho Caring Perawat Correlation Coefficient 1.000 Sig. (2-tailed) . N 26 Lama Perawatan Correlation Coefficient .501** Sig. (2-tailed) .009 N 26
Lama Perawatan .501** .009 26 1.000 . 26
Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah hubungan positif sebesar 0,501 sehingga menunjukkan hubungan yang sedang antara hubungan caring perawat dalam pelayanankeperawatan dengan lama rawat inap.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab V atau pembahasan berisi tentang hasil penelitian yang didapat oleh peneliti yang dibandingkan dengan teori serta peneliti-peneliti sebelumnya yang meliputi kesenjangan atau kesamaan teori yang ada atau mendukung penelitian terdahulu. 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1.Karakteristik berdasar umur Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur dapat diketahui mayoritas berumur 25 - 33 tahun yaitu sebanyak 19 responden (73,1%). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini merupakan bagian dari pengalaman dan kematangan jiwa. Caring
tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi timbul berdasarkan
nilai-nilai dan pengalaman menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Basmala, Wiku, Adi Sasmito dalam Hubungan karakteristik perawat, isi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Gunung Jati Cirebon 2005.
41
42
Menyimpulkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kematangan cara berfikir dan bertindak. Semakin dewasa usia perawat akan semakin matang pola berfikir dan mengambil tindakan dalam pelayanan keperawatan. 5.1.2. Karakteristik berdasar tingkat pendidikan Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 20 responden (76,9%). Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Peningkatan pengetahuan dan pelatihan perilaku caring yang diberikan perawat dapat meningkatkan kesadaran perawat untuk caring
sesuai dengan teori yang telah
dikembangkan . Menurut hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Azlika,Adisti,Febi dalam penelitian berjudul Hubungan antara mutu pelayanan perawat dan tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien peserta BPJS di ruang rawat inap RSI Sitti Maryam Manado menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien peserta BPJS. Menurut analisa peneliti banyak faktor yang mempengaruhinya.Seperti beban kerja yang tinggi, tidak imbangnya antara jumlah pasien di Flamboyan 3 dan 4 dengan perawat yang bertugas. Dengan jumlah pasien 30 orang tentu membuat kerepotan bagi 2 orang perawat yang
43
bertugas. Perawat pasti menekankan pada rutinitas seperti pemberian terapi, sementara untuk berperilaku caring tidak banyak waktu yang tersedia. 5.1.3.Karakteristik berdasar lama pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian lama pekerjaan responden dapat diketahui sebagian besar mempunyai masa kerja antara 3 – 12 tahun yaitu sebanyak 23 responden (88,5%). Beban kerja yang tinggi menyebabkan tingginya stres yang terjadi pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat untuk melakukan caring . Beban kerja yang tinggi menyebabkan perawat memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memahami dan memberikan perhatian terhadap pasien secara emosional dan hanya fokus terhadap kegiatan yang bersifat rutinitas seperti memberikan obat, melakukan pemeriksaan penunjang atau menulis catatan perkembangan pasien. Menurut Qalbia dkk dalam sebuah penelitian berjudul Hubungan motivasi dan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan patient safety
di ruang rawat inap RS Universitas
Hasanudin 2013 menyebutkan bahwa lama masa kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat. Menurut analisa peneliti, hal ini berkaitan erat dengan
banyaknya
pengalaman
dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan. Perawat akan lebih dapat memahami dan memberikan perhatian kepada pasien dibandingkan perawat yang masih minim pengalaman kerja.
44
5.2 .Caring Perawat dalam Pelayanan Keperawatan Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar
perawat yang caring dalam
memberikan pelayanan keperawatan masuk katagori cukup sebanyak 22 responden (84,6%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bagus Setyo Prabowo, dkk yang berjudul hubungan tingkat kognitif perawat tentang caring perawat dengan aplikasi caring di ruang rawat inap RSU H Koesnadi Bondowoso menyebutkan perawat yang memiliki tingkat kognitif tentang caring baik,akan berpeluang4,4 kali untuk berperilaku caring dibanding dengan perawat yang memiliki tingkat kognitif kurang baik. Menurut analisa peneliti banyak faktor yang memberi hasil bahwa perawat ruang Flamboyan 3 dan 4 masuk kategori cukup perawat dengan caring ke pasien. Antara lain beban kerja yang berat, jumlah perawat tidak imbang dengan jumlah pasien, jenis kasus yang ada di ruang itu yang bermacam-macam sehingga membuat perawat yang bertugas di ruang itu belum dapat optimal dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan perilaku caring. 5.3 Lama Rawat Inap Berdasarkan hasil penelitian lama rawat inap pasien sebagian besar masuk kategori cepat dalam perawatan yaitu sebanyak 22 responden (84,6%). Lama rawat inap adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien. Lama rawat inap yang ideal menurut Departemen Kesehatan RI 2005 antara 6-9 hari. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosa tertentu untuk perawatan lebih lanjut.
45
Menurut penelitian Multaza yang berjudul Hubungan lama rawat inap dengan tingkat kecemasan anak usia 8-11 tahun di bangsal anak RSU Dr Zainal Abidin RN Banda Aceh menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan antara lama rawat inap dengan tingkat kecemasan anak. Menurut asumsi peneliti, lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga tergolong cepat. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis penyakit, cara pasien pulang apakah pulang paksa, atas petunjuk dokter, pindah rawat rumah sakit lain, atau meninggal, pasien kerasan atau tidak, nyaman atau tidak, perawat yang bertugas caring atau tidak dll. Pasien stroke non hemoragic tentu akan beda lama rawat inapnya dengan pasien demam tipoid, pasien operasi laparatomi tentu beda dengan pasien gagal ginjal, dll. 5.4 Hubungan Caring
Perawat DalamPelayanan Keperawatan Terhadap
Lama Rawat Inap Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga ditunjukkan dengan signifikan 0,009 dengan arah hubungan positif sebesar 0,501 sehingga menunjukkan hubungan dengan kategori sedang antara hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap. Seorang
perawat
berusaha
untuk
mengenal
siapa
kliennya,
memberikan perhatian terhadap pasien dan bagaimana seorang perawat berperilaku sesuai dengan keadaan . Bentuk nyatanya adalah mengenali nama pasien, mengenali kelebihan dan karaktersitik pasien, memanggil nama
46
dengan nama yang disenangi, mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan pribadi, menyediakan waktu bagi pasien walaupun sedang sibuk, mendengarkan keluhan dan kebutuhan pasien, menghargai dan menghormati pendapat pasien, memberikan dukungan sosial untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan status kesehatan pasien. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prabowo dan Dodiwijaya yaitu Hubungan tingkat kognitif perawat tentang caringd engan aplikasi praktek caring di ruang rawat inap RSU H Koesnadi Bondowoso dengan hasil perawat yang memiliki tingkat kognitif tentang caring
baik, akan
berpeluang 4,4 kali untuk berperilaku caring dibanding dengan perawat yang memiliki tingkat kognitif kurang baik.
BAB VI PENUTUP
Hasil penelitian hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan dengan lama rawat inap dapat disimpulkan sebagai berikut: 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Karakteristik responden sebagian besar berumur 25 - 33 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan D3 keperawatan, dan memiliki masa kerja antara 3 – 12 tahun. 6.1.2 Caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga sebagian besar masuk kategori cukup. 6.1.3 Lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga sebagian besar masuk kategori cepat dalam perawatan. 6.1.4 Ada hubungan caring perawat dalam pelayanan keperawatan terhadap lama rawat inap di RSUD Kota Salatiga. 6.2 Saran 6.2.1 Bagi Rumah Sakit -Diharapkan pihak manajemen rumah sakit untuk selalu memotivasi karyawan terutama perawat untuk selalu berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan terhadap pasien kelolaannya. -Menambah tenaga keperawatan. -Mengadakan kegiatan pelatihan excellent servise yang dapat menambah semangat tenaga keperawatan untuk selalu caring dengan pasien.
47
48
6.2.2 Tenaga Kesehatan Diharapkan perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan serta memahami konsep caring
dan mampu menanamkan dalam hati,
disirami, dan dipupuk untuk memperlihatkan kemampuan sebagai perawat yaitu empati, bertanggung jawab, dan tanggung gugat. 6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi untuk memperkaya literatur-literatur terkait tentang konsep caring sehingga tercapai kualitas pendidikan sehingga diharapkan mampu mencetak perawat yang selalu berperilaku caring. 6.2.4 Bagi Peneliti Lain Diharapkan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang berbeda seperti status kepegawaian PNS atau honorer, suku bangsa dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,Ariyanti,Elly. (2013). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit.pasca.unhas.ac.id Alligood. (2010). Nursing Theory. Utilization and Aplication. Missouri:Mosby Elsevier Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azlika M Alamri, Adisti, Febi K Kolibu. (2015). Hubungan Antara Mutu Pelayanan Perawat Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kepuasan Pasien Peserta BPJS Kesehatan di Ruang Rawat Inap RSI Sitti Maryam Manado. ejournal.unsrat.ac.id Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bagus,Anisah,Dodi . (2009). Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring Perawat Dengan Aplikasi Praktek Caring di Ruang Rawat Inap RSU H Koesnadi Bondowoso.unej.ac.id Bagus Setyo Prabowo, Anisah Ardiana, Dodi Wijaya, (2013). Hubungan Antara Sikap Caring Perawat Dalam Pemberian Obat.jks.fikes.unsoed.ac.id Blacius,Setyowati,Yati.(2011). Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung: Study Grounded Theory.jki.ui.ac.id Dewi Basmala,Wiku, Adi (2005). Hubungan Karakteristik Perawat, Isi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. www.perpus.stikep.ppnijabar.ac.id Damayanti, Denidya, (2013). Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktik Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Mantra Book Dahlan, Sopiyudin. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Depkes RI .(2005). Profil Kesehatan Indonesia 2004: Jakarta Dwidiyanti . (2007). Caring Kunci Sukses Perawat/ Ners. Semarang: Hasani Haliman, Wulandari, (2012). Cerdas Memilih Rumah Sakit. Yogyakarta: Andi Offset Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
49
50
Data. Jakarta: Salemba Medika Lutfiyati,Niken,Muslim.(2013). Hubungan Caring Perawat Pelaksana dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr Soewondo Kendal. pmb.stikestelogorejo.ac.id Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). llmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Margaretha.(2009). Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan di Ruang Maranatha RS Mardi Rahayu Kudus.eprints.undip.ac.id Potter Perry.(2010). Fundamental of Nursing. Canada: Elsevier Qalbia,H.Noer,Bahry,Irwandy.(2013). Hubungan Motivasi dan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Patient Safety di Ruang Rawat Inap RS Univ Hasanudin . Ratizza .(20I2). Manajemen Keperawatan. http://academia.edu/4750548/manajemen keperawatan;by;ratizza;s.kep.diakses pada 7Agustus 2015. Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Undang-undang Indonesia No 44 tentang Rumah Sakit Sobirin.(2006). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi Dengan Penerapan Perilaku Caring Perawat Pelaksana BPRSUD Unit Swadana Kab. Subang.Program pasca sarjana FIK UI. Suryani.(2010). Tesis :Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Perilaku Caring Perawat di RS PGJ Jakarta. Program pasca sarjana FIK UI Sutriyanti.(2009). Tesis: Pengaruh Pelatihan Perilaku Caring Perawat Terhadap Kepuasan Pasien dan Keluarga di Ruang Rawat Inap RSUD Curup Bengkulu. Pogram pasca sarjana P1K UI. Undang-undang RI No 44. (2009). Kebijakan Rumah Sakit.Jakarta Watson.(2005). Theory of Human Caring. Canada: Mosby Company
Lampiran 0